BAB I
PENDAHULUAN
1.1.1. Tujuan
Tujuan penyusunan dokumen UKL-UPL rencana pengeboran eksplorasi panas
bumi di WKP Arjuno Welirang antara lain adalah sebagai berikut:
a. Merumuskan upaya-upaya pencegahan, penanggulangan dan pengendalian
dampak lingkungan yang timbul akibat kegiatan pengeboran eksplorasi panas
bumi;
b. Merumuskan upaya-upaya untuk pengembangan dampak positif sebagai akibat
adanya kegiatan pengeboran eksplorasi panas bumi;
c. Melakukan penambahan kajian mengenai mitigasi isu konservasi lingkungan yang
menjadi konsen dari stakeholder lokal.
d. Menetapkan institusi dan pejabat yang berwenang melaksanakan, mengawasi dan
menerima laporan pelaksanaan pengelolaan lingkungan hidup pada proyek
pengeboran eksplorasi panas bumi.
I -1-
Kajian UKL-UPL dan Isu Konservasi Lingkungan
WKP Arjuno Welirang
PENDAHULUAN
I -2-
Kajian UKL-UPL dan Isu Konservasi Lingkungan
WKP Arjuno Welirang
PENDAHULUAN
kegiatan pemboran. Kegiatan ini akan dilakukan oleh tim kecil dari surveyor tanah dan rig
pemboran geosains. Aktivitas survei geosains ditujukan untuk mengumpulkan data
geosains terkait dengan estimasi parameter-parameter utama dari reservoir (suhu,
kedalaman, jangkauan, dll) sebelum dilakukan pemboran eksplorasi. Survei-survei ini
diawali dengan pengumpulan contoh dan data dari manifestasi permukaan yang sudah
ada, kemudian dilanjutkan dengan survei permukaan dan bawah permukaan
menggunakan metode geologi, geokimia dan geofisika. Survei-survei lainnya akan terus
dilakukan termasuk survei terkait kajian lingkungan hidup dan sosial.
c. Pengadaan lahan.
Pengadaan lahan meliputi kegiatan peminjaman dan pembelian lahan hingga
pembukaan lahan yang dilaksanakan berdasarkan peraturan yang berlaku. Sebelum
melaksanakan pembebasan lahan, pengembang perlu memperoleh seluruh izin yang
dipersyaratkan. Sehubungan dengan area of interest kegiatan eksplorasi yang berada
pada Taman Hutan Raya serta pedesaan, sehingga pada daerah yang tercakup di dalam
Taman Hutan Raya, pengembang perlu memperoleh IPJLPB. Sedangkan pada daerah
pedesaan, kegiatan pembebasan lahan didahului dengan sosialisasi dan negosiasi
dengan masyarakat. Apabila telah diperoleh IPJLPB dan telah tercapai kesepakatan
dengan masyarakat, maka pembukaan lahan dapat dilakukan sesuai dengan kaidah dan
mitigasi yang disyaratkan pada UKL/UPL. Luas lahan yang dibebaskan meliputi daerah
wellpad, jalan, dan infrastruktur yang diperlukan seperti stockyard, kantor, dan basecamp.
Pada tahap pengadaan lahan, diperlukan proses pengukuran topografi yang tidak
hanya terbatas pada pemasangan patok-patok, pengukuran titik kontrol horizontal, dan
pengukuran titik kontrol vertikal. Namun juga meliputi, peninjauan kondisi lapangan untuk
memastikan, bahwa lokasi well pad yang dipetakkan relatif datar dan memudahkan
kendaraan yang membawa logistik untuk keluar masuk area. Penentuan titik ikat sebagai
titik acuan (reference point) terhadap nilai koordinat dan elevasi BM yang ada di
lapangan. Selain itu, juga bisa dilakukan dengan menggunakan pengukuran poligon
utama dan cabang untuk menentukan arah dan posisi suatu titik dan juga melakukan
pengukuran detail yang laetaknya lebih jauh dari poligon utama.
d. Penerimaan tenaga kerja.
Rencana Kegiatan Eksplorasi Panas Bumi Arjuno Welirang memerlukan tenaga
terampil yang berpengalaman serta staf pendukung untuk memastikan keamanan dan
kelancaran operasi. Oleh karena itu, kegiatan ini membuka kesempatan/peluang kerja
bagi masyarakat setempat maupun di luar daerah tersebut. Kebutuhan tenaga kerja dapat
dibagi menjadi kebutuhan tenaga kerja dari sisi pemrakarsa maupun tenaga kerja kontrak
selama tahap konstruksi dan operasi.
I -3-
Kajian UKL-UPL dan Isu Konservasi Lingkungan
WKP Arjuno Welirang
PENDAHULUAN
Gambar 1. 1. Peta lokasi wellpad-sumur eksplorasi Arjuno-Welirang dan jalan akses yang
direncanakan berdasarkan hasil survey pendahuluan dan saran pengelola Tahura R Suryo
I -4-
Kajian UKL-UPL dan Isu Konservasi Lingkungan
WKP Arjuno Welirang
PENDAHULUAN
I -5-
Kajian UKL-UPL dan Isu Konservasi Lingkungan
WKP Arjuno Welirang
PENDAHULUAN
sungai, debit air sungai juga cukup besar mencapai 100 liter/det atau 6 m 3/min. Sumber
air ini berada pada koordinat 7o42’05,0” lintang dan 112o33’00,2” bujur. Alternatif lainnya
adalah sumber air dari Coban Watu Ondo yang berada pada koordinat 7 o43’31,4” lintang
dan 112o31’58,7” bujur.
I -6-
Kajian UKL-UPL dan Isu Konservasi Lingkungan
WKP Arjuno Welirang
PENDAHULUAN
I -8-