Anda di halaman 1dari 7

Vol. 6, No.

3 ISSN: 2302 – 3341

TINJAUAN PENERAPAN K3 OLEH MAHASISWA JURUSAN TEKNIK SIPIL DALAM


PELAKSANAAN PRAKTEK LAPANGAN INDUSTRI JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG

Andre Alfarid1), Yuwalitas Gusmareta 1), Fitra Rifwan1)


.
Fakultas Teknik, Universitas Negeri Padang
boby.marley11@gmail.com

Abstrak- Penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) mengalami kendala dalam pelaksanaan
Praktek Lapangan Industri (PLI). Kendala itu berupa mahasiswa yang belum menerapkan kaidah K3 pada
pelaksanaan PLI. Hal ini menjadi suatu masalah dan perlu ditanya dalam suatu penelitian guna
mengungkap tingkat pemahaman mahasiswa tersebut akan K3. Mengukur tingkat pemahaman yang
dimaksud dalam penelitian ini dengan menyebarkan angket ke sampel yaitu, mahasiswa yang
melaksanakan PLI tahun 2018. Angket yang disebarkan tersebut merupakan data primer, disamping data
sekunder, yaitu mahasiswa Teknik Sipil dan Bangunan Jurusan Teknik Sipil FT-UNP yang telah
didapatkan. Analisis data menggunakan teknik deskriptif dengan cara perhitungan persentase. Derajat
Pencapaian (DP) yang didapatkan dari hasil tersebut menunjukkan pada indikator K3 terhadap Diri
didapatkan gambaran persentase 85,64%, K3 terhadap bahan/material didapatkan gambaran persentase
77,53%, K3 terhadap Keselamatan Alat didapatkan gambaran persentase 80,76%, K3 Terhadap Proses/Cara
kerja didapatkan gambaran persentase 85,64%, K3 terhadap Lingkungan atau Tempat Kerja didapatkan
gambaran persentase 88,19%. Dapat disimpulkan penerapan K3 oleh mahasiswa dalam pelaksanaan PLI
Jurusan Teknik Sipil FT-UNP terlaksana dengan baik dan perlu untuk ditingkatkan guna mengurangi resiko
terjadinya kecelakaan kerja.

Kata kunci: Penerapan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja

The Implementation of Occupational Health and Safety (K3) encountered obstacles in the implementation
of Industrial Field Practices (PLI). The constraint is in the form of students who have not applied K3 rules
to the implementation of PLI. This is a problem and needs to be asked in a study to reveal the level of
understanding of the student to K3. Measuring the level of understanding referred to in this study by
distributing questionnaires to a sample that is, students who implement PLI in 2018. The questionnaire
distributed is primary data, in addition to secondary data, namely Civil Engineering students and Civil
Engineering Department Building FT-UNP that has been obtained. Data analysis using descriptive
techniques by calculating percentages. Degree of Achievement (DP) obtained from these results shows that
the K3 indicator for Self obtained a percentage of 85.64%, K3 for the material/material obtained a
percentage of 77.53%, K3 for Safety Equipment obtained a percentage of 80.76%, K3 With regard to the
Process / Work method, a percentage of 85.64% is obtained, K3 on the environment or the Workplace is
obtained a percentage of 88.19%. It can be concluded that the application of K3 by students in the
implementation of the PLI Department of Civil Engineering FT-UNP is well implemented and needs to be
improved to reduce the risk of work accidents.

Keywords: Application, Occupational Health and Safety

I. PENDAHULUAN S1 dan teknik Sipil Bangunan Gedung D3. Jurusan


Teknik Sipil terdapat Mata Kuliah Keahlian
Universitas Negeri Padang (UNP) merupakan Berkarya (MKB) salah satunya Praktek Lapangan
lembaga pendidikan tinggi yang bertanggung jawab Industri (PLI). Kegiatan PLI merupakan mata kuliah
dalam pengembangan ilmu dan sumber daya wajib ditempuh oleh Mahasiswa di Jurusan Teknik
manusia untuk menyukseskan program pemerintah Sipil baik pada program studi kependidikan maupun
dalam bidang pendidikan. UNP terdiri dari beberapa non kependidikan, mata kuliah yang berhubungan
Fakultas, salah satunya adalah Fakultas Teknik, yang dengan PLI adalah Mata Kuliah Perilaku Berkarya
terdiri dari beberapa Jurusan, Jurusan Teknik Sipil (MPB) salah satunya Kesehatan dan Keselamatan
merupakan salah satu Jurusan yang ada di Fakultas Kerja (K3). Mata kuliah K3 merupakan mata kuliah
Teknik, terdiri dari tiga Program Studi (Prodi) , yang wajib ditempuh oleh Mahasiswa Teknik Sipil
yakni Pendidikan Teknik Bangunan S1, Teknik Sipil

TINJAUAN PENERAPAN K3... (Andre Alfarid)


CIVED ISSN 2302-3341

dan Bangunan FT-UNP sebelum mengambil mata Dari data di atas dikhawatirkan terjadi kecelakaan
kuliah PLI dan harus lulus. kerja baik kecil, sedang maupun besar akan dialami
PLI di Jurusan Teknik Sipil FT-UNP adalah oleh Mahasiswa. Kecelakaan-kecelakaan kerja yang
praktek kerja yang dikerjakan Mahasiswa secara pernah terjadi di lokasi tempat PLI seperti
kelompok (antara 2 sampai 4 orang Mahasiswa) terjatuhnya besi dari atas dan menimpa kepala
untuk meningkatkan pengalaman praktis penerapan pekerja yang berada di bawahnya, terjatuh dari
bidang keahlian dengan mempelajari suatu sistem ketinggian karena tidak memakai body harness yang
pada suatu perusahaan/lembaga/industri serta mengakibatkan cedera parah dan ada berbenturan
memberikan alternatif solusi atas permasalahan yang dengan alat berat karena tidak memakai rompi
ada dan melaporkannya dalam bentuk karya ilmiah. safety. Dalam pelaksanaan PLI, kecelakaan-
Kegiatan PLI dilaksanakan di perusahaan, industri kecelakaan kerja yang dialami oleh Mahasiswa
berdasarkan kriteria yang ditentukan oleh seperti kepala Mahasiswa terbentur dengan
Jurusan/Program Studi. Tujuan yang hendak dicapai scaffolding karena tidak memakai helm safety, paku
setelah pelaksanaan PLI adalah agar Mahasiswa yang menembus kaki karena tidak memakai sepatu
dapat mempelajari aspek-aspek yang terkait dengan safety dan iritasi mata kena percikan beton karena
industri yang ditempati, salah satunya mengenai K3. tidak memakai kaca mata. Kecelakaan kerja terjadi
K3 adalah “segala kegiatan untuk menjamin dan karena banyak faktor, salah satunya karena sistim
melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja K3 yang tidak diterapkan.
melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja dan Untuk menghindari kecelakaan kerja di lokasi
penyakit akibat kerja”.[1] PLI, maka faktor K3 sangat perlu menjadi perhatian
Setiap tahun kecelakaan kerja di tempat Mahasiswa. Tanpa adanya penerapan tentang K3
pekerjaan yang menimbulkan luka ringan, luka berat maka segala bentuk aktivitas yang berhubungan
maupun kematian sering terjadi, oleh karena itu dengan pekerjaan akan terganggu.
Mahasiswa juga dibekali dengan pengenalan dan Pelaksanaan program K3 di lokasi PLI masih
pemahaman K3 saat berada di lokasi PLI. Dalam mengalami banyak hambatan, masih ada Mahasiswa
dunia industri, perusahaan sangat mengutamakan K3 yang belum menerapkan dan mematuhi kaidah K3
agar proses pekerjaan dapat terlaksana dengan baik. disaat PLI, maka dari itu peneliti tertarik untuk
Oleh sebab itu perusahaan tempat dilaksanakannya meneliti dengan judul "Tinjauan Penerapan K3 oleh
PLI memiliki peraturan atau tata tertib baik berupa Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil dalam Pelaksanaan
gambar-gambar atau slogan-slogan pada perusahaan, Praktek Lapangan Industri Jurusan Teknik Sipil FT-
yang mana peraturan atau tata tertib ini berisi unsur- UNP".
unsur penting seperti: larangan, perintah, anjuran
dan petunjuk-petunjuk. II. STUDI PUSTAKA
Berdasarkan wawancara yang peneliti lakukan
mengenai penerapan K3 pada hari senin, tanggal 17 A. Penerapan
September 2018 terhadap Mahasiswa Jurusan Penerapan adalah suatu usaha yang dilakukan
Teknik Sipil FT-UNP yang melaksanakan PLI pada perorangan atau organisasi yang dilakukan
periode Januari - Juni dan Juli - Desember 2018 dengan cara-cara yang telah disepakati demi
berjumlah empat belas (14) orang yaitu: 1) Adanya mencapai hasil dan tujuan tertentu.[2]
Mahasiswa yang tidak memakai Alat Pelindung Diri B. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
(APD), 2) Mahasiswa tidak ada melakukan cek 1. Pengertian K3
kesehatan sebelum PLI, 3) Sebelum pelaksanaan PLI "Manajemen K3 adalah suatu strategi
Mahasiswa tidak mengikuti pelatihan K3 yang pengaturan proses dan prosedur kerja,
diselenggarakan oleh perusahaan, 4) Adanya sehingga pekerjaan yang dilakukan oleh
Mahasiswa yang belum mengerti fungsi dari APD, seseorang pekerja dapat memberikan
5) Mahasiswa yang belum mengetahui kontrol keselamatan, baik secara fisik atau non fisik
lingkungan kerja seperti pemeriksaan kondisi Alat (lingkungannya)”. [3] “K3 adalah kondisi atau
Pemadam Api Ringan (APAR), pemeriksaan faktor yang mempengaruhi atau dapat
penyediaan kotak Pertolongan Pertama Pada mempengaruhi kesehatan dan keselamatan
Kecelakaan (P3K) serta kontrol sumber resiko di pekerja atau pekerja lain (termasuk pekerja
tempat kerja dan lingkungan, 6) Mahasiswa sementara dan kontraktor), pengunjung atau
mengetahui fungsi dari APD tetapi tidak setiap orang di tempat kerja”.[4]
mengaplikasikannya, 7) Adanya Mahasiswa yang K3 adalah:
tidak mengindahkan dan tidak mengetahui fungsi “1) Promosi dan memelihara derajat
rambu-rambu K3. tertinggi semua pekerja baik secara fisik,
mental dan kesejahteraan social disemua
jenis pekerjaan. 2) Untuk mencegah
CIVED JURUSAN TEKNIK SIPIL. Vol. 6. No. 3, September 2019
CIVED ISSN 2302-3341

penurunan kesehatan pekerja yang 3) Meningkatkan kesejahteraan pekerja dan


disebabkan oleh kondisi pekerjaan mereka. keluarga”.[3]
3) Melindungi pekerja dalam setiap Tujuan K3 yaitu, “untuk menjaga dan
pekerjaan dari resiko yang timbul dari meningkatkan status kesehatan pekerja pada
faktor-faktor yang dapat mengganggu tingkat yang tinggi dan terbebas dari faktor-
kesehatan. 4) Penempatan dan memelihara faktor dilingkungan kerja yang dapat
pekerja dilingkungan kerja yang sesuai menyebabkan terjadinya gangguan
dengan kondisi fisikologis dan psikologis kesehatan”.[5]
pekerja dan untuk menciptakan kesesuaian Dari pendapat di atas dapat disimpulkan
antara pekerjaan dengan pekerja dan setiap tujuan K3, yaitu memberi perlindungan dalam
orang dengan tugasnya”.[5] pekerjaan dan perlengkapan pekerjaan dapat
Pada hakikatnya keselamatan kerja ialah digunakan dengan baik serta terbebas dari
usaha manusia untuk melindungihidupnya dan faktor yang menyebabkan terjadinya
yang berhubungan dengan itu, dengan gangguan kesehatan.
melakukan tindakan yang preventif dan 3. Alat Pelindung Diri (APD)
pengamanan terhadap terjadinya kecelakaan Agar memberikan kenyamanan dan merasa
kerja ketika kita sedang bekerja.[6] aman dalam bekerja maka karyawan/pekerja
Dari berbagai pendapat di atas menunjukan harus menggunakan APD. Alat pelindung diri
bahwa K3 adalah suatu upaya untuk menjamin adalah “suatu alat yang dipakai untuk
kesehatan dan keselamatan pekerja dalam melindungi diri atau tubuh terhadap bahaya-
setiap pekerjaannya dari resiko-resiko akibat bahaya kecelakaan kerja”.[9]
faktor yang merugikan kesehatan dan Dalam penggunaan APD, instansi harus
keselamatan. secara hati-hati menyediakannya, syarat APD
2. Tujuan Penerapan K3 yaitu:
K3 pada dasarnya mencari dan 1) APD memberikan perlindungan yang kuat
mengungkapkan kelemahan yang mungkin terhadap bahaya.
akan terjadi kecelakaan. Fungsi ini dapat 2) APD harus seringan mungkin, tidak
dilakukan dengan dua cara, yaitu menyebabkan rasa tidak nyaman yang
mengungkapkan sebab akibat suatu berlebihan.
kecelakaan dan meneliti apakah pengendalian 3) APD harus fleksibel.
cermat dilakukan atau tidak. Tujuan dari K3 4) Bentuknya menarik.
adalah mencegah terjadinya kecelakaan dan 5) APD harus tahan untuk pemakaian lama.
sakit dikarenakan pekerjaan.[7] Selain itu, K3 6) APD tidak menimbulkan bahaya
juga berfungsi untuk melindungi semua tambahan.
sumber produksi agar dapat digunakan secara 7) Alat memenuhi standar.
efektif. 8) Alat tidak membatasi gerakan dalam
Ada tiga tujuan dari sistem manajemen K3 pemakaian
yaitu sebagai berikut: 9) Suku cadang harus mudah didapat.[10]
1) Sebagai alat mencapai derajat kesehatan Disetiap instansi pastinya menyediakan
tenaga kerja yang setinggi-tingginya. sejumlah besar APD untuk para
2) Sebagai upaya mencegah dan memberantas karyawan/pekerjanya, adapun jenis alat yang
penyakit dan kecelakaan akibat kerja, wajib disediakan yaitu sebagai berikut:
memelihara dan meningkatkan kesehatan 1) Pelindung Kepala
dan gizi tenaga kerja, merawat dan Berupa helm.
meningkatkan efisiensi dan daya 2) Pelindung Telinga
produktivitas tenaga manusia, Berupa penutup dan penyumbat telinga.
memberantas kelelahan kerja dan melipat 3) Pelindung Mata
gandakan gairah serta kenikmatan bekerja. Berupa kacamata pelindung dan
3) Memberi perlindungan bagi masyarakat pelindung wajah kusus.
sekitar perusahaan.[8] 4) Pelindung Paru-paru
Tujuan manajemen K3 adalah: Berupa masker.
“1) Mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan 5) Pelindung Tangan
penyakit akibat kerja, sehingga dengan Berupa sarung tangan.
demikian perusahaan dapat : 6) Pelindung Kaki
2) Menghindari kemungkinan terhambatnya Berupa sepatu pengaman.
proses produksi serta baik secara langsung 7) Pelindung Kulit
atau tidak langsung hal itu akan dapat: Berupa krim pelindung.
TINJAUAN PENERAPAN K3... (Andre Alfarid)
CIVED ISSN 2302-3341

8) Pelindung Seluruh Tubuh potensi bahaya akan mempengaruhi


Berupa pakaian bertekanan udara, tali- perilaku pekerja secara positif.[5]
temali pelindung, baju/rompi yang terlihat Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian
dikegelapan, baju pelindung khusus, baju yang selalu mempunyai sebab dan selalu
tahan panas dan baju untuk segala berakibat kerugian, beberapa sebab yang
cuaca.[11] memungkinkan terjadinya kecelakaan kerja
Selain alat pelindung diri, sikap dalam yaitu:
bekerja juga menentukan terhadap 1) Keadaan tempat lingkungan kerja.
pelaksanaan K3. Sikap kerja yang benar Memperhitungkan penyusunan dan
adalah bekerja sesuai dengan prosedur kerja penyimpanan barang, penataan ruang dan
dan disiplin dalam bekerja.[12] pembuangan limbah.
4. Penyebab Utama Timbulnya Kecelakaan 2) Pengaturan udara
Kerja Pergantian udara di ruang kerja yang
Indikator penyebab kecelakaan kerja tidak baik dan tidak mengkondisikan suhu
adalah: udara.
“1. Keadaan tempat lingkungan kerja, yang 3) Pengaturan penerangan
meliputi: a) Penyusunan dan penyimpanan Sumber cahaya yang kurang tepat dan
barang-barang yang berbahaya yang kurang ruang kerja yang kurang cahaya.
diperhitungkan keamanannya. b) Ruang 4) Pemakaian peralatan kerja.
kerja yang terlalu padat dan sesak. c) Peralatan kerja yang sudah rusak dan
Pembuangan kotoran dan limbah yang tidak penggunaan mesin, alat tanpa pengaman
pada tempatnya. 2. Pemakaian peralatan yang baik.
kerja, yang meliputi: a) Pengamanan 5) Kondisi fisik dan mental pegawai.
peralatan kerja yang sudah usang atau rusak. Alat indra yang rusak serta fisik yang
b) Penggunaan mesin, alat elektronik tanpa tidak stabil, dan kurang pengetahuan dalam
pengamanan yang baik pengaturan penggunaan fasilitas kerja yang membawa
penerangan”.[13] resiko bahaya.[14]
Indikator penyebab kecelakaan kerja yaitu: Penyebab kecelakan kerja dikategorikan
1) Sebab dasar atau asal mula yang meliputi menjadi empat faktor, yaitu:
faktor: 1) Faktor Manusia
(a) Manusia atau para pekerjanya sendiri. Kurangnya keterampilan atau
(b) Kondisi tempat kerja, sarana kerja. kurangnya pengetahuan, salah penempatan.
(c) Lingkungan kerja. 2) Faktor Material/Bahan/Peralatan
2) Sebab utama yang meliputi faktor: Misalnya bahan yang terbuat dari besi,
(a) Faktor manusia akan tetapi supaya lebih murah dibuat dari
(b) Faktor lingkungan, yaitu kondisi tidak bahan lainnya sehinggah dengan mudah
aman dari mesin, peralatan, lingkungan dapat menimbulkan kecelakaan.
dan tempat kerja, proses kerja, sifat 3) Faktor Bahaya/Sumber Bahaya
pekerjaan dan sistem kerja (a) Perbuatan Berbahaya, karena metode
(c) Interaksi manusia dan sarana kerja yang salah, keletihan, sikap kerja
pendukung kerja. yang tidak sempurna dan sebagainya.
3) Komponen peralatan kerja (b) Kondisi/Keadaan Berbahaya, keadayan
Pengendalian potensi bahaya dapat yang tidak aman dari mesin/peralatan,
dipengaruhi oleh bentuk peralatan, ukuran, lingkungan, proses dan sifat pekerjaan.
berat ringannya peralatan, kenyamanan 4) Faktor yang Dihadapi
operator dan kekuatan untuk menggunakan Kurang pemeliharaan/perawatan mesin-
atau mengoperasikan peralatan kerja dan mesin sehingga tidak bisa bekerja dengan
mesin-mesin. sempurna.[15]
4) Komponen lingkungan kerja Sebagaimana yang kita ketahui K3
Komponen lingkungan kerja seperti merupakan hal yang penting bagi suatu
layout atau tata letak ruang, kebersihan, perusahaan karena dampak terjadinya suatu
intensitas penerangan, suhu, kelembaban, kecelakaan kerja yang tidak hanya merugikan
kebisingan, vibrasi, ventilasi dan lain-lain. karyawan tetapi juga perusahaan secara
5) Organisasi kerja langsung. Oleh karena itu penanganan
Struktur organisasi yang masalah K3 di dalam sebuah perusahaan harus
mempromosikan kerja sama antara pekerja secara serius oleh seluruh komponen pelaku
untuk pengenalan dan pengendalian usaha dan pelaksanaan K3 yang terorganisir
CIVED JURUSAN TEKNIK SIPIL. Vol. 6. No. 3, September 2019
CIVED ISSN 2302-3341

dengan baik tentunya akan mengurangi Tabel 1. Jumlah Mahasiswa PLI Jurusan Teknik
terjadinya kecelakaan kerja. Yang dimaksud Sipil UNP 2018
dengan terorganisir dengan baik disini adalah Prodi Semester Jumlah
terpenuhinya semua aspek syarat-syarat Mahasiswa
K3.[7] Terpenuhinya lingkungan kerja yang Teknik Sipil Januari-Juni 2018 49 orang
sehat dengan terbebas dari penyakit akibat dan Juli-Desember 41 orang
kerja baik dari golongan fisik, golongan Bangunan 2018
kimia, golongan biologis, golongan Total Mahasiswa 90 orang
fisikologis, dan golongan psikologi. Sumber: Koordinator PLI Jurusan Teknik Sipil FT
5. Pencegahan Kecelakaan Kerja UNP 2018.
Beberapa instansi melakukan pencegahan
kecelakaan kerja, adapun langkah-langkah Teknik pengambilan sampel yang digunakan
pencegahan kecelakaan kerja sebagai berikut: pada penelitian ini menggunakan teknik
1) Teknik (Engineering) proportional stratified random sampling, yaitu
Pihak manajemen harus melengkapi teknik pengambilan sampel dari populasi
semua perkakas, mesin-mesin dan dilakukan dengan memperhatikan strata yang ada
peralatan kerja yang digunakan oleh para dalam populasi itu. Untuk menentukan banyak
karyawan dengan alat-alat atau sampel yang akan digunakan pada penelitian ini,
perlengkapan yang dapat mencegah atau peneliti menggunakan rumus Taro Yamane.[17]
menghentikan kecelakaan dan gangguan Rumus yang dimaksud adalah sebagai berikut:
keamanan kerja.
2) Pendidikan (Education)
Pihak manajemen perusahaan (1)
memberikan pendidikan dan pelatihan
kepada para pekerjanya untuk Keterangan:
menanamkan kebiasaan bekerja dan cara n = Jumlah sampel
bekerja yang aman guna mencapai hasil N= Jumlah populasi
yang maksimum secara aman. d²= Presisi yang ditetapkan
3) Pelaksanaan (Enforcement)
Kegiatan perusahaan untuk memberikan Populasi pada penelitian ini berjumlah 90
jaminan bahwa peraturan pengendalian orang mahasiswa dan tingkat presisi yang
kecelakaan atau program Kesehatan dan ditetapkan sebesar 10%. Berdasarkan data
Keselamatan Kerja (K3) dapat tersebut jumlah sampel yang digunkan pada
dijalankan.[16] penelitian ini adalah:

III. METODE PENELITIAN


(1)
A. Deskripsi Data
Jenis Penelitian ini adalah penelitian Sampel yang digunakan pada penelitian ini
deskriptif. Penelitian deskriptif adalah salah satu berjumlah 47,36 orang mahasiswa, maka
penelitian yang tujuannya untuk menyajikan digenapkan menjadi 47 orang mahasiswa. Sampel
gambaran lengkap mengenai seting sosial atau untuk periode diambil dengan menggunakan
dimaksudkan untuk eksplorasi dan klarifikasi teknik proportional stratified random sampling
mengenai suatu fenomena atau kenyataan sosial, sebagai berikut:
Populasi penelitian ini adalah Mahasiswa
Jurusan Teknik Sipil Program Studi Teknik Sipil
dan Bangunan yang mengambil matakuliah (2)
Praktek Industri tahun 2018.
Keterangan:
nᵢ = Jumlah sampel menurut stratum
n = Jumlah sampel seluruhnya
Nᵢ = Jumlah populasi menurut stratum
N = Jumlah populasi seluruhnya

Sampel penelitian ini dapat dilihat pada tabel


berikut :

TINJAUAN PENERAPAN K3... (Andre Alfarid)


CIVED ISSN 2302-3341

Tabel 2. Sampel Penelitian IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


Prodi Semester Rumus Sampel
Teknik Januari-Juni 25,58 A. Hasil Penelitian
Sipil dan 2018 1. Penerapan K3 tehadap diri
Bangunan Juli- 21,41 Derajat Pencapaian (DP) dilihat dari hasil
Desember perhitungan berikut:
2018 DP = x 100%
Jumlah sampel 47
orang DP = 85,64% (kategori baik)
2. Penerapan K3 Terhadap Bahan/Material
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini Derajat Pencapaian (DP) dilihat dari hasil
yaitu berupa angket yang di berikan kepada perhitungan berikut:
responden. “Angket atau kuesioner merupakan
teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan DP = x 100%
cara memberi seperangkat pertanyaan atau
DP = 77,53% (kategori cukup)
pernyataan tertulis kepada responden untuk
3. Penerapan K3 Terhadap Keselamatan Alat
dijawabnya”.[18]
Derajat Pencapaian (DP) dilihat dari hasil
Teknik ini digunakan untuk mendapatkan
perhitungan berikut:
informasi tentang penerapan K3 oleh mahasiswa
oleh Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil dalam PLI DP = x 100%
Jurusan Teknik Sipil FT-UNP
B. Teknik Analisis Data DP = 80,76% (kategori baik)
Pada penelitian ini teknik analisis data yang 4. Penerapan K3 Terhadap Proses/Cara Kerja
digunakan adalah teknik analisis deskriptif Derajat Pencapaian (DP) dilihat dari hasil
dengan cara perhitungan persentase. Analisis perhitungan berikut:
dilakukan dengan program SPSS versi 17.00.
DP = x 100%
Untuk menjawab pertanyaan penelitian,
dilakukan dengan menghitung frekuensi jawaban DP = 85,64% (kategori baik)
seluruh responden pada setiap indikator 5. Penerapan K3 Terhadap Lingkungan atau
penelitian. Tempat Kerja
Rumus yang dipakai untuk menganalisis data Derajat Pencapaian (DP) dilihat dari hasil
adalah Derajat Pencapaian (DP) sebagai berikut: perhitungan berikut:
DP = x 100%
DP = x 100% (3)
DP = 88,19% (kategori baik)
B. Pembahasan
Keterangan: Penelitian yang telah peneliti lakukan
DP = Derajat Pencapaian (persentase) bertujuan untuk mengetahui penerapan K3 oleh
N = Jumlah Sampel Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil dalam
∑χ = Total Skor Pelaksanaan Praktek Lapangan Industri pada
∑item = Jumlah Item Pertanyaan.[19] semester Januari-Juni 2018 dan Juli-Desember
2018 Penelitian ini dilakukan pada Mahasiswa
Setelah melakukan perhitungan maka akan sebanyak 47 orang responden. Angket yang
diperoleh hasil berupa persentase DP setiap digunakan untuk penelitian ini terdiri dari 24
indikator. Persentase yang diperoleh dari nilai DP pernyataan mengenai Penerapan K3 oleh
ditafsirkan menggunakan model penafsiran dapat
Mahasiswa Teknik Sipil dalam Pelaksanaan
dilihat pada tabel berikut: Praktek Lapangan Industri.
Tabel 3. Kategori DP[19] Dalam penelitian ini terdapat lima indikator
No %Pencapaian Kategori yaitu Penerapan K3 Terhadap Diri, Penerapan K3
Terhadap Keselamatan Alat, Penerapan K3
1 90-100% Sangat baik
Terhadap Lingkungan atau Tempat Kerja,
2 80-89% Baik
Penerapan K3 Terhadap Bahan/Material dan
3 65-79% Cukup
Penerapan K3 Terhadap Proses/Cara Kerja.
4 55-64% Kurang
Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat
5 0-54% Tidak baik penerapan K3 oleh Mahasiswa dalam
pelaksanaan Praktek Lapangan Industri Jurusan
CIVED JURUSAN TEKNIK SIPIL. Vol. 6. No. 3, September 2019
CIVED ISSN 2302-3341

Teknik Sipil FT-UNP termasuk dalam kategori Manajemen Pegawai Negeri Sipil.
baik, dengan lima indikator yaitu penerapan K3 Bandung : PT. Refika Aditama.
terhadap diri DP sebesar 85,64%, penerapan K3
terhadap Bahan/Mterial DP sebesar 77,53%, [9] Suma’mur. (2009). Hiegiene Perusahaan dan
penerapan K3 terhadap Keselamatan Alat DP Keselamatan Kerja. Jakarta : CV Sagung
sebesar 80,76%, penerapan K3 terhadap Seto.
Proses/Cara Kerja DP sebesar 85,64% dan
penerapan K3 terhadap Lingkungan/Tempat kerja [10] Cahyono, A.B. (2004). Keselamatan Kerja
DP sebesar 88,19%. Bahan Kimia Di Industri. Yogyakarta :
Gadjah Mada University Press.
V. KESIMPULAN [11] Ridley, John. (2008). Kesehatan dan
Keselamatan Kerja … Ikhtisar. Jakarta :
Berdasarkan penelitian diperoleh hasil Penerbit Erlangga.
penerapan K3 oleh Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil
dalam Pelaksanaan Praktek Lapangan Industri [12] Kurnia, Zamrud. 2016. Tinjauan Pemahaman
Jurusan Teknik Sipil FT-UNP dikategorikan baik. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
Namun perlu ditngkatkan lagi guna mengurangi dan Prestasi Mata Pelajaran K3 dengan
resiko terjadinya kecelakaan kerja. Kesiapan Kerja Siswa Pada Praktek Kerja
Kayu Siswa Kelas XI dan XII Program
DAFTAR PUSTAKA Keahlian Teknik Bangunan Kompetensi
Keahlian Teknik Konstruksi Kayu SMK N 2
[1] Undang-undang Peraturan Pemerintah Republik Sawahlunto. CIVED ISSN 2302-3341
Indonesia Nomor 50 Tahun 2012 tentang (Vol. 4, No. 1).
Penerapan Sistim Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja [13] Anwar, Prabu Mangkunegara. (2002).
Manajemen Sumberdaya Manusia.
[2] BayuPriadi. 2018. Penerapan Keselamatan Dan Bandung : PT. Remaja Rosda Karya.
Kesehatan Kerja Mahasiswa Di Workshop
Kayu Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik [14] Anwar, Prabu Mangkunegara. (2011).
Universitas Negeri Padang. CIVED ISSN Manajemen Sumber Daya Manusia
2302-3341 (Vol. 5, No. 1). Perusahaan. Bandung : PT. Remaja Rosda
Karya.
[3] Abdullah, Rijal. (2009). Keselamatandan
Kesehatan Kerja Pada Pertambangan Batu [15] Husni, Lalu. (2010). Pengantar Hukum
Bara Bawah Tanah. Padang: UNP Press. Ketenagakerjaan Indonesia. Jakarta :
Rajawali Pers.
[4] Soehatman, Ramli. (2013). Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja OSHAS [16] Sayuti, Abdul Jalaludin. (2013). Manajemen
18001. Jakarta : PT. Dian Rakyat. Kantor Praktis. Bandung : Alfabeta.

[5] Irzal. (2016). Dasar-dasar Kesehatan dan [17] Ridwan. (2005). Metode dan Teknik
Keselamatan Kerja. Jakarta : Kencana Penyusunan Tesis. Bandung : CV Alfa
Beta
[6] Adi Rama Prasetyo. 2018. Persepsi Siswa
Tentang Penerapan Kesehatan Dan [18] Sugiyono. (2012). Metode Penelitian
Keselamatan Kerja Pada Praktek Batu Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung :
Dan Beton Siswa Kelas X Jurusan Alfabeta.
Konstruksi Batu Dan Beton Smk Negeri 1
Pariaman. CIVED ISSN 2302-3341 (Vol. [19] Lubis, Syahron. (2011). Metodologi Penelitian
5, No. 1). Pendidikan. Padang : Sukabina Press
Grasindo.
[7] Undang-undang Republik Indonesia Nomor 1
Tahun 1970 tentang Keselamatan dan Biodata Penulis
Kesehatan Kerja
Andre Alfarid. Lahir di Solok, 16 November 1992.
[8] Sedermayati. (2011). Manajemen Sumber Daya Menyelesaikan S1 Sarjana Pendidikan di Jurusan
Manusia, Reformasi Birokrasi dan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Negeri
Padang tahun 2019.
TINJAUAN PENERAPAN K3... (Andre Alfarid)

Anda mungkin juga menyukai