Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Sipil Statik Vol.4 No.

4 April 2016 (241-252) ISSN: 2337-6732

PERENCANAAN BIAYA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


(K3) PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN
(STUDI KASUS: SEKOLAH ST.URSULA KOTAMOBAGU)
Thresia Deisy Rawis
Jermias Tjakra, Tisano Tj. Arsjad
Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Sam Ratulangi Manado
email: theresiarawis@gmail.com

ABSTRAK
Masalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) secara umum di Indonesia masih sering terabaikan.
Hal ini ditunjukkan dengan masih tingginya angka kecelakaan kerja. Masalah umum mengenai K3 ini
juga terjadi pada penyelenggaraan konstruksi. Sektor jasa konstruksi adalah salah satu sektor yang
paling berisiko terhadap kecelakaan kerja. Kerugian jiwa, material, uang dan waktu merupakan
akibat-akibat yang tentu saja akan menghambat secara langsung pelaksanaan proyek konstruksi.
Keselamatan dan kesehatan kerja bertujuan untuk menciptakan kondisi yang mendukung kenyamanan
kerja bagi tenaga kerja.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) sering diabaikan, karena dianggap hanya membuang waktu
saja, terlebih lagi mengeluarkan biaya yang cukup besar untuk (K3). Oleh karena itu harus
dibutuhkan Perencanaan Biaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Proyek Konstruksi
Bangunan.
Pada penelitian ini akan diteliti mengenai Perencanaan Biaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3) pada Pembangunan Gedung Sekolah St. Ursula Kotamobagu. Pembangunan Gedung Sekolah
St. Ursula Kotamobagu, tidak diterapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), karena biaya (K3)
dianggap terlalu besar/mahal. Pada saat pelaksanaan penelitian melakukan pengamatan langsung di
lapangan, wawancara dan pengambilan dokumentasi di lapangan.
Dalam penelitian ini akan diolah dengan bantuan Microsoft Office Excell,untuk mengetahui besarnya
biaya (K3) apabila Proyek Pembangunan Gedung Sekolah St. Ursula Kotamobagu menggunakan
(K3).
Dari penelitian ini diperoleh untuk biaya (K3) Rp 147,367,556.96 dan untuk biaya Kontrak adalah Rp
6,988,500,000.00 jadi untuk presentasinya adalah 2.109 %. Biaya K3 tidak berpengaruh besar pada
biaya proyek secara keseluruhan jika di hitung secara terperinci, justru dengan adanya perhitungan
pembiayaan K3 akan lebih muda bagi perusahaan untuk mengetahui biaya K3 yang akan di pakai
untuk proyek pembangunan Gedung Sekolah SMP/SMA St. Ursula Kotamobagu.

Kata kunci : Perencanaan Biaya K3, Alat Pelindung Diri, Pemerintah, Perusahaan, Pekerja.

PENDAHULUAN terjamin. Namun berbagai kegagalan pelak-


sanaan suatu proyek konstruksi seringkali terjadi,
Dewasa ini indonesia pada umumnya dan dimana tolak ukur utamanya merupakan
Sulawesi Utara pada khususnya sedang kebalikan dari keempat faktor diatas.
mengalami pembangunan di segala bidang, Keselamatan dan kesehatan kerja merupa-
diantaranya pembangunan fisik kota. Sejalan kan hal yang penting bagi perusahaan, karena
dengan pembangunan ini, maka diperlukan dampak kecelakaan dan penyakit kerja tidak
berbagai faktor pendukung dalam rangka hanya merugikan karyawan, tetapi juga
menunjang hal tersebut di atas. Setiap perusahaan baik secara langsung maupun tidak
pelaksanaan proyek konstruksi tentunya langsung. Dalam masa sekarang ini seringkali
mengharapkan agar proyek tersebut dapat hal-hal seperti alat Keselamatan dan Kesehatan
terlaksana dengan baik, dimana tingkat Kerja (K3) sering diabaikan dengan berbagai
kesuksesan suatu proyek dapat di lihat dari alasan seperti tidak merasa nyaman dalam
proyek yang selesai memenuhi spesifikasi yang bekerja, Keselamatan dan Kesehatan Kerja
diinginkan, proyek dapat selesai tepat waktu, sering di sepelekan karena dianggap hanya
effisiensi biaya, keamanan dan kesehatan kerja membuang waktu dan uang. Oleh karena itu

241
Jurnal Sipil Statik Vol.4 No.4 April 2016 (241-252) ISSN: 2337-6732

perlu adanya Perencanaan Biaya Keselamatan Warna Hijau. Gambar tersebut sesungguhnya
Kerja pada Proyek Bangunan. memiliki arti dan makna yang mendasar, yaitu
Adanya paradigma tentang safety Lambang dan Makna Palang yang berarti bebas
contruction yang dianggap hanya membuat dari kecelakaan dan sakit akibat kerja. Roda gigi
mahal nilai proyek yang tidak sepenuhnya memiliki makna bekerja dengan kesegaran
betul,jika diteliti lebih jauh sebab biaya yang jasmani dan rohani. Warna Putih yang digunakan
harus dikeluarkan untuk satu kecelakaan nilainya berarti bersih, Suci. Warna Hijau yang di
jauh lebih fantastis dibandingkan biaya yang gunakan memiliki makna Selamat, Sehat dan
harus dikeluarkan untuk pengadaan peralatan Sejahtera. Sedangkan sebelas gerigi roda adalah
safety tersebut. unsur-unsur 11 Bab dalam Undang-undang
Berdasarkan hal tersebut maka dilakukan Keselamatan Kerja (UU/No.1/Th.1970).
studi Perencanaan Biaya Keselamatan dan Adapun ketentuan-ketentuan lain mengenai
Kesehatan Kerja (K3) pada Pelaksanaan detail dimensi bendera, logo dan lain sebagainya
Konstruksi. dapat dilihat pada Keputusan Menteri Tenaga
Kerja Republik Indonesia (No: KEP.1135/MEN/
1987) Tentang Bendera Keselamatan Dan
LANDASAN TEORI Kesehatan Kerja Lihat gambar 1.

Keselamatan dan Kesehatan Kerja Peran manajemen


Setiap pekerjaan atau usaha selalu Manajemen perlu meninjau semua program
mengandung potensi resiko berbahaya dalam keselamatan sebagai bagian dari rencana kese-
bentuk kecelakaan kerja atau penyakit kerja. luruhan perusahaan dan harus memperlakukan-
Besarnya potensi kecelakaan dan penyakit kerja nya sama seperti program-program tpenting
tersebut tergantung dari jenis produksi, teknologi lainnya. Manajemen harus mengatur proses
yang terpakai, bahan yang di gunakan, tataruang secara efisien, manajemen juga harus
dan lingkungan bangunan serta kualitas memandang keselamatan bukan sebagai proses
manajemen dan tenaga-tenaga pelaksana. tambahan saja tetapi sebagai bagian dari proses
Kasus-kasus kecelakaan dan penyakit kerja itu sendiri. Manajemen wajib menjamin tidak
di seluruh dunia termasuk di Indonesia masih terjadi kondisi tak aman dan tindakan tak aman.
cukup besar, baik di kota maupun di desa, baik Peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja
sektor industri, konstruksi maupun juga di sektor dalam pekerjaan adalah sebuah fungsi penting
pertanian. Kecelakaan dan penyakit kerja dari manajemen yang baik. Peningkatan
tersebut mengakibatkan banyak pekerj keselamatan dan kesehatan kerja bukan hanya
meninggal, cacat dan mengidap penyakit kronis sebuah fungsi dari manajemen yang baik, tetapi
sehingga tidak mampu lagi bekerja. Dengan harus menjadi fungsi normal.
kondisi fisik yang menurun atau menjadi tidak
mampu lagi untuk bekerja, penghasilan pun akan
berkurang atau menjadi tidak ada.Oleh sebab itu
perlu pemberian kompensasi akibat kecelakaan
dan penyakit kerja.

Lambang dan makna logo K3


Para Praktisi K3 di Indonesia tentunya
sudah tidak asing lagi mengenal dan melihat logo
atau lambang K3 di Indonesia, namun tahukah
anda bahwa logo K3 tersebut sesungguhnya
memiliki makna-makna yang terkandung
didalamnya. Makna dan arti dari logo K3
tersebut diatur didalam Keputusan Menteri
Tenaga Kerja Republik Indonesia (No: Gambar 1. Logo Keselamatan dan Kesehatan Kerja
KEP.1135/MEN/1987) Tentang Bendera
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja. Banyak perusahaan konstruksi memandang
Gambar yang terdapat pada logo K3 kecelakaan sebagai hal kebetulan, tak terduga
tersebut merupakan Palang Berwarna Hijau yang dan daerah itu tidak termasuk dalam manajemen.
dilingkari dengan Roda Bergigi Sebelas dengan Jarang yang nampak menjalankan upaya

242
Jurnal Sipil Statik Vol.4 No.4 April 2016 (241-252) ISSN: 2337-6732

bersungguh-sungguh mengatasi masalah total, Manajemen dalam pengertian sebagai Ilmu


mencari latar belakang penyebab atau adalah karena Manajemen bisa dipelajari sama
menghitung kerugiannya. Sedikit sekali yang seperti ilmu pengetahuan lain umumnya,
memakai teknik diagnosa dan penaksiran seperti Manajemen dalam pengertian sebagai Seni
sampling keselamat, analisa bahaya atau audit karena Manajemen bersifat abstrak dimana
keselamatan dimana setiap aspek dalam pengembangan ketrampilan manajemen hanya
organisasi tempat kerja dan operasi di dasarkan dimungkinkan dari bakat, kemampuan dan
pada survey keselamatan yang terencana dan pengalaman dalam mengembangkan Seni
menyeluruh atau proses pencegahan yang Manajemen
sistematis seperti clearance. Namun hasil yang terbaik akan diperoleh bila
Perusahaan konstruksi yang ingin mencegah Ilmu dan Seni dalam manajemen itu bertindak
kecelakaan di kemudian hari, untuk mengurangi saling melengkapi (complementary). Jadi
kerugian dan kerusakan dan untuk meningkatkan pengertian manajemen dalam hal ini adalah seni
efisiensi, harus memandang secara sistematis mengelola kegiatan-kegiatan untuk mencapai
pada pola total kejadian kecelakaan, terlepas sasaran yang optimal.
apakah mereka menyebabkan luka dan kerusakan Proyek adalah suatu kegiatan berkesinam-
atau tidak. bungan yang dilakukan oleh sekelompok orang
Hal ini nampaknya hanya sekedar akal sehat untuk mencapai sasaran yang ditentukan dengan
saja, namun sering dalam pelaksanaannya, waktu dan sumber daya yang terbatas di suatu
tindakan pencegahan biasanya cenderung lokasi tertentu.
dilakukan hanya sesaat saja dan setelah peristiwa
kecelakaan terjadi. Jadi perusahaan harus Pemenuhan Peraturan Perundangan-unda-
merumuskan secara jelas kebijakan dalam ngan, Standar dan Pedoman K3
perusahaan. Kedua, mereka harus menunjukan Semua peraturan perundangan-undangan,
siapa yang bertanggung jawab dalam struktur standar dan pedoman yang terkait K3 pekerjaan
manajemen untuk menjalankan kebijaksanaan pada umumnya dan yang terkait jenis pekerjaan
tersebut. konstruksi pada khususnya, wajib dilaksanakan
sebagaimana mestinya.
Manajemen biaya
Manajemen biaya proyek merupakan salah Tujuan Keselamatan Kerja
satu hal yang menentukan keberhasilan suatu Adapun tujuan diselenggarakannya
proyek. Ketika manajemen biaya diintegrasikan keselamatan kerja adalah Melindungi tenaga
dengan manajemen kualitas dan manajemen kerja atas keselamatannya dalam melakukan
waktu, maka ketiganya akan membentuk suatu pekerjaan konstruksi, Menjamin keselamatan
sasaran proyek. Manajemen biaya berperan setiap orang yang berada ditempat kerja, Sumber
dalam seluruh fase proyek, dimana manajemen produksi dipelihara dan dipergunakan secara
biaya terdiri dari perencanaan biaya (cost aman dan efisien.
planning) dan pengendalian biaya (cost control).
Tahap konseptual merupakan tahap paling Syarat-syarat Keselamatan Kerja
pertama dimana manajemen biaya berperan Guna memenuhi sasaran keselamatan kerja
dalam mengestimasi biaya proyek. Pada tahap haruslah memenuhi syarat-syarat keselamatan
ini, hasil estimasi biaya koseptual, faktor-faktor kerja, sebagaimana diatur dalam Undang-Undang
yang mempengaruhi biaya konstruksi pada pem- Nomor 1 Tahun 1970 pasal 3 ayat 1, yaitu
bangunan gedung. Mencegah dan mengurangi kecelakaan,
Mencegah, mengurangi dan memadamkan
Manajemen Proyek Konstruksi kebakaran, Mencegah dan mengurangi bahaya
Manajemen Proyek Konstruksi dapat peledakan, Memberi kesempatan atau jalan
dipisahkan menjadi 3 (tiga) kata yaitu menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau
Manajemen, Proyek dan Konstruksi. Manajemen kejadian-kejadian lain yang berbahaya, Memberi
dapat diartikan sebagai kemampuan untuk pertolongan pada kecelakaan, Memberi alat-alat
mengelola pekerjaan dalam rangka pencapaian perlindungan diri pada para pekerja, Mencegah
tujuan melalui kegiatan sekelompok orang. dan mengendalikan timbul atau menyebarluasnya
Secara umum Manajemen dapat artikan sebagai suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas,
suatu Ilmu dan Seni. hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara
dan getaran, Mencegah dan mengendalikan

243
Jurnal Sipil Statik Vol.4 No.4 April 2016 (241-252) ISSN: 2337-6732

timbulnya penyakit akibat kerja, baik fisik dapat menimbulkan kecelakaan, kebakaran atau
maupun psikis, peracunan, infeksi dan penularan, peledakan dibuat, diolah, dipakai, dipergunakan,
Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai, diperdagangkan, diangkut atau disimpan bahan
Menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang atau barang yang dapat meledak, mudah
baik, Menyelenggarakan penyegaran udara yang terbakar, menggigit, beracun, menimbulkan
cukup, Memelihara kebersihan, kesehatan dan infeksi, bersuhu tinggi
ketertiban, Memperoleh keserasian antara tenaga Dikerjakan pembangunan, perbaikan,
kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan proses perawatan, pembersihan atau pembongkaran
kerjanya, Mengamankan dan memperlancar rumah, gedung atau bangunan lainnya, termasuk
pengangkutan orang, binatang, tanaman atau bangunan pengairan,saluran atau terowongan di
barang, Mengamankan dan memelihara segala bawah tanah dan sebagainya, atau dimana
jenis bangunan, Mengamankan dan dilakukan pekerjaan persiapan;
memperlancar pekerjaan bongkar-muat, Dilakukan usaha pertanian, perkebunan,
perlakuan dan penyimpanan barang, Mencegah pembukaan hutan, pengerjaan hutan, pengolahan
terkena aliran listrik yang berbahaya, kayu atau hasil hutan lainnya, peternakan,
Menyesuaikan dan menyempurnakan perikanan dan lapangan kesehatan;
pengamanan pada pekerjaan yang bahaya Dilakukan usaha pertambangan dan
kecelakaannya menjadi bertambah tinggi. pengolahan emas, perak, logam atau bijih logam
lainnya, batu-batuan,gas, minyak atau mineral
Kesehatan Kerja lainnya, baik di permukaan atau di dalam bumi,
Kesehatan kerja adalah suatu keadaan atau maupun di dasar perairan; Dilakukan
kondisi badan/tubuh yang terlindungi dari segala pengangkutan barang, binatang atau manusia,
macam penyakit atau gangguan yang diakibatkan baik di daratan, melalui terowongan, di
oleh pekerjaan yang dilaksanakan. Dalam dunia permukaan air, dalam air maupun di udara;
pekerjaan segala kendala kerja harus dihindari, Dikerjakan bongkar-muat barang muatan di
sementara produktivitas yang optimal merupakan kapal, perahu, dermaga, dok, stasiun atau
keinginan setiap pengusaha konstruksi, dengan gudang; Dilakukan penyelaman, pengambilan
demikian sasaran keuntungan akan dapat dicapai. benda dan pekerjaan lain di dalam air; Dilakukan
Salah satu kendala dalam proses kerja adalah pekerjaan dalam ketinggian di atas permukaan
penyakit kerja. Penyakit kerja membawa dampak tanah atau perairan; Dilakukan pekerjaan di
kerugian bagi perusahaan berupa pengurangan bawah tekanan udara atau suhu yang tinggi atau
waktu kerja dan biaya untuk mengatasi penyakit rendah; Dilakukan pekerjaan yang mengandung
kerja tersebut.Sehingga bagi pengusaha bahaya tertimbun tanah, kejatuhan, terkena
konstruksi, pencegahan jauh lebih meng- pelantingan benda, terjatuh atau terperosok,
untungkan daripada penanggulangannya. hanyut atau terpelanting;Dilakukan pekerjaan
Dengan melihat pengertian masing-masing dalam tangki, sumur atau lobang;Terdapat atau
dari keselamatan kerja dan kesehatan kerja, maka menyebar suhu, kelembaban, debu, kotoran, api,
keselamatan dan kesehatan kerja dapat diartikan asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar atau
sebagai kondisi dan faktor-faktor yang radiasi, suara atau getaran; Dilakukan
berdampak pada kesehatan karyawan, pekerja pembuangan atau pemusnahan sampah atau
kontrak, personel kontraktor, tamu dan orang lain limbah; Dilakukan pemancaran, penyiaran atau
di tempat kerja. penerimaan radio, radar, televisi atau telepon;
Dilakukan pendidikan, pembinaan, percobaan,
Tempat Kerja penyelidikan atau riset (penelitian) yang
Tempat kerja adalah tipe ruangan, lapangan, menggunakan alat teknis; Dibangkitkan, dirubah,
tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap, dimana dikumpulkan, disimpan, dibagi-bagikan atau
tenaga kerja bekerja atau sering dimasuki tenaga disalurkan listrik, gas, minyak atau air; Diputar
kerja untuk keperluan suatu usaha dan dimana film, dipertunjukkan sandiwara atau
terdapat sumber-sumber bahaya sebagaimana diselenggarakan rekreasi lainnya yang memakai
diperinci dalam UU No 1 Tahun 1970 pasal 2 peralatan, instalasi listrik atau atau mekanik
ayat 2 yang memberikan perincian tempat kerja
sebagai berikut Kecelakaan Kerja
Dibuat, dicoba, dipakai atau dipergunakan Menurut Sulaksmono (1997) kecelakaan
mesin, pesawat, alat, mekanik, perkakas, adalah suatu kejadian tak diduga dan tidak
peralatan atau instalasi yang berbahaya atau dikehendaki yang mengacaukan suatu aktivitas

244
Jurnal Sipil Statik Vol.4 No.4 April 2016 (241-252) ISSN: 2337-6732

yang telah diatur.Tidak terduga oleh karena latar kerisauan bagi tenaga kerja dan mempengaruhi
belakang peristiwa itu tidak terdapat adanya ketenaga kerjaan sewaktu masih bekerja, teruma
unsur kesengajaan, terlebih dalam bentuk bagi mereka yang penghasilannya rendah.
perencanaan.Peristiwa kecelakaan disertai Jaminan hari tua memberikan kepastian
kerugian material ataupun penderitaan dari yang penerimaan yang dibayarkan sekaligus dan atau
paling ringan sampai pada yang paling berat. berkala pada saat tenaga kerja mencapai usia 55
Kecelakaan akibat kerja adalah kecelakaan (lima puluh lima) tahun atau memenuhi
yang ada hubungannya dengan pekerjaan, bahwa persyaratan tersebut.
kecelakaan terjadi dikarenakan oleh pekerjaan
atau pada waktu melaksanakan pekerjaan, Jaminan pemeliharaan kesehatan
termasuk kecelakaan yang terjadi dalam Pemeliharaan kesehatan dimaksudkan unutk
perjalanan dari rumah menuju tempat kerja meningkatkan produktivitas tenaga kerja
ataupun sebaliknya. Maka dalam hal ini, terdapat sehingga dapat melaksankan rugas sebaik-
dua permasalahan penting, yaitu Kecelakaan baiknya dan merupakan upaya kesehatan
adalah akibat langsung pekerjaan, atau dibidang penyembuhan (kuratif).
Kecelakaan terjadi pada saat pekerjaan sedang
dilakukan. Estimasi Biaya
Kecelakaan menyebabkan 5 jenis kerugian, Estimasi biaya adalah suatu proses
yaitu Kerusakan, Kekacauan organisasi, Keluhan penentuan atau tentang biaya-biaya yang terlibat
dan kesedihan, Kelainan dan cacat, Kematian. untuk suatu konstruksi untuk setiap proyek yang
ada. Menurut National Estimating Society-USA,
Jaminan Sosial Tenaga Kerja estimasi adalah seni memperkirakan
Dalam pasal 1 angka 2 Undang-Undang No. kemungkinan jumlah biaya yang di perlukan
13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan untuk suatu kegiatan yang didasarkan atas
disebutkan bahwa tenaga kerja adalah setiap informasi yang tersedia pada waktu itu. Estimasi
orang yang mampu melakukan pekerjaan baik di biaya juga dapat didefinisikan sebagai evaluasi
dalam maupun di luar hubungan kerja, guna biaya dari seluruh elemen proyek yang
menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi perhitungannya berdasarkan lingkup pekerjaan
kebutuhan sendiri maupun masyarakat. yang telah disetujui (Phaobunjong, 2002).
Estimasi yang dilakukan pada berbagai tahap
Jenis–Jenis Jaminan Sosial Tenaga Kerja proyek memiliki tingkat yang bervariasi.
Jaminan Kecelakaan Kerja Berbagai tipe dan cara dalam mengestimasi biaya
Kecelakaan Kerja maupun penyakit akibat akan tergantung pada data atau informasi yang
kerja maerupakan resiko yang dihadapi oleh tersedia dalam mengestimasi biaya akan
tenaga kerja yang melakukan pekerjaan. Untuk tergantung pada data atau informasi yang
menanggulangi hilangnya sebagian atau seluruh tersedia, batas waktu, dan tujuan dari estimasi
penghasilannya yang diakibatkan oleh kematian tersebut.
atau cacat karena kecelakaan kerja baik fisik
maupun mental, maka perlu adanya jaminan Proyek Konstruksi
kecelakaan kerja. Proyek Konstruksi adalah suatu rangkaian
kegiatan yang berkaitan dengan upaya
Jaminan Kematian pembangunan sesuatu bangunan, mencakup
Tenaga kerja yang meninggal dunia bukan pekerjaan pokok dalam bidang teknik sipil dan
akibat kecelakaan kerja akan mengakibatkan arsitektur, meskipun tidak jarang juga melibatkan
terputusnya penghasilan, dan sangat berpengaruh disiplin lain seperti teknik industri, mesin,
pada kehidupan sosial ekonomi bagi keluarga elektro, geoteknik, maupun lansekap.
yang ditinggalkan. Oleh karena itu, diperlukan
jaminan kematian dalam upaya meringankan Pihak Pihak yang Terlibat dalam Proyek
beban keluarga baik dalam bentuk biaya Konstruksi
pemakaman maupun santunan berupa uang. Dalam kegiatan proyek konstruksi terdapat
suatu proses yang mengolah sumber daya proyek
Jaminan hari Tua menjadi suatu hasil kegiatan berupa bangunan.
Hari tua dapat mengkibatkan terputusnya Proses yang terjadi dalam rangkaian kegiatan
upah karena tidak lagi mapu bekerja. Akibat tersebut tentunya melibatkan pihak-pihak yang
terputusnya upah tersebut dapat menimbulkan terkait, baik secara langsung maupun tidak

245
Jurnal Sipil Statik Vol.4 No.4 April 2016 (241-252) ISSN: 2337-6732

langsung. Manajemen proyek mempunyai Substitusi/Substitution


kewajiban untuk mengkoordinasi semua pihak Metode pengendalian ini bertujuan untuk
yang terlibat dalam proyek konstruksi tersebut, mengganti bahan, proses, operasi ataupun
sehingga tujuan proyek konstruksi tersebut dapat peralatan dari yang berbahaya menjadi lebih
tercapai dengan baik dan semua pihak secara tidak berbahaya. Dengan pengendalian ini
optimal mendapatkan hal-hal yang menjadi menurunkan bahaya dan resiko minimal melalui
sasaran mereka untuk terlibat dalam proyek disain sistem ataupun desain ulang. Beberapa
tersebut. contoh aplikasi substitusi misalnya: Sistem
Orang/badan yang membiayai, merencana- otomatisasi pada mesin untuk mengurangi
kan, dan melaksanakan bangunan tersebut interaksi mesin-mesin berbahaya dengan
disebut unsur-unsur pelaksana pembangunan. operator, menggunakan bahan pembersih kimia
Masing-masing unsur tersebut mempunyai tugas, yang kurang berbahaya, mengurangi kecepatan,
kewajiban, tanggung jawab, dan wewenang kekuatan serta arus listrik, mengganti bahan baku
sesuai dengan posisinya masing-masing. Dalam padat yang menimbulkan debu menjadi bahan
melaksanakan kegiatan perwujudan bangunan, yang cair atau basah.
masing-masing pihak (sesuai dengan posisinya)
saling berinteraksi satu sama lain sesuai dengan Pengendalian Teknik/Enginnering Control
hubungan kerja yang telah ditetapkan. Pengendalian ini dilakukan bertujuan untuk
Koordinasi dari berbagai pihak yang terlibat memisahkan bahaya dengan pekerja serta untuk
dalam perencanaan, pelaksanaan proyek mencegah terjadinya kesalahan manusia.
konstruksi merupakan kunci utama untuk meraih Pengendalian ini terpasang dalam suatu unit
kesuksesan sesuai dengan tujuannya. sistem mesin atau peralatan. Contoh-contoh
implementasi metode ini misal adalah adanya
Hirarki Pengendalian penutup mesin/machine guard, circuit breaker,
Pada kegiatan pengkajian resiko (risk interlock system, start-up alarm, ventilation
assesment), hirarki pengendalian (hierarchy of system, automatic sensor.
control) merupakan salah satu hal yang sangat
diperhatikan. Pemilihan hirarki pengendalian Pengendalian Administratif/Administratif
memberikan manfaat secara efektifitas dan Control
efesiensi sehingga resiko menurun dan menjadi Kontrol administratif ditujukan pengenda-
resiko yang biasa diterima (acceptable risk) bagi lian dari sisi orang yang akan melakukan
suatu organisasi. Secara efektifitas, hirarki pekerjaan, dengan dikendalikan metode kerja
kontrol pertama diyakini memberikan efektifitas diharapkan orang akan mematuhi, memiliki
yang lebih tinggi dibandingkan hirarki yang kemampuan dan keahlian cukup untuk
kedua. Hirarki pengendalian ini memiliki dua menyelesaikan pekerjaan secara aman. Jenis
dasar pemikiran dalam menurunkan resiko yaitu pengendalian ini antara lain seleksi karyawan,
melaui menurunkan probabilitas kecelakaan atau adanya standar operasi baku (SOP), pelatihan,
paparan serta menurunkan tingkat keparahan pengawasan, modifikasi prilaku, jadwal kerja,
suatu kecelakaan atau paparan, Lihat gambar 2 rotasi kerja, pemeliharaan, manajemen
perubahan, jadwal istirahat, investigasi dll.
Eliminasi/Elimination
Hirarki teratas yaitu eliminasi/meng- Alat Pelindung Diri (APD)
hilangkan suatu bahan/tahapan berbahaya, Pemilihan dan penggunaan alat pelindung
dilakukan pada saat desain, tujuannya adalah diri merupakan merupakan hal yang perlu
untuk menghilangkan kemungkinan kesalahan diperhatikan dalam pengendalian bahaya. APD
manusia dalam menjalankan suatu sistem karena berfungsi untuk mengurangi risiko dari dampak
adanya kekurangan pada desain. Penghilangan bahaya. Karena sifatnya hanya mengurangi, perlu
bahaya merupakan metode yang paling efektif dihindari ketergantungan hanya menggandalkan
sehingga tidak hanya mengandalkan prilaku alat pelindung diri dalam menyelesaikan setiap
pekerja dalam menghindari resiko, namun pekerjaan. Namun, bukan berarti penggunaan
demikian, penghapusan benar-benar terhadap Alat Pelindung Diri dapat diabaikan. Alat
bahaya tidak selalu praktis dan ekonomis. pelindung diri antara lain: Topi keselamtan
Contoh-contoh eliminasi bahaya yang dapat (Safety Helmet), kacamata keselamatan (safety
dilakukan misalnya: bahaya jatuh, bahaya ruang glasses/goggles), masker, sarung tangan,
terbatas, bahaya bising, bahaya kimia. pelindung telinga (earplug), pakaian (uniform)

246
Jurnal Sipil Statik Vol.4 No.4 April 2016 (241-252) ISSN: 2337-6732

dan sepatu keselamatan (safety shoes). Dan APD mengendalikan sumbernya seketat mungkin.
yang lain yang dibutuhkan untuk kondisi khusus, Perlindungan perorangan harus di anggap
yang membutuhkan perlindungan lebih misalnya: sebagai garis pertahanan terakhir, karena sering
faceshield, respirator, body harness, dll. peralatan ini tidak praktis untuk dipakai dan
menghambat gerakan. Karenanya tidak
Pengertian Peralatan Perlindungan Diri mengherankan bila kadangkala dikesampingkan
Kesehatan dan keselamatan kerja adalah dua oleh pekerja. Pada masa sekarang ini, alat
hal yang sangat penting. Oleh karenanya, semua pelindung diri telah dirancang sedemikian rupa
perusahaan kontraktor berkewajiban menyedia- agar bisa dipakai sesuai dengan fungsinya. Alat
kan semua keperluan peralatan/perlengkapan pelindung diri terdiri dari beberapa jenis
perlindungan diri atau Personal Protective berdasarkan fungsinya, antara lain:
Equipment (Ervianto, 2005, hal 199).
Kontrol manajemen konstruksi dapat Pelindung mata (safety glasses/goggles)
mengurangi ataupun mengeliminasi kondisi Kacamata pengaman digunakan untuk
rawan kecelakaan. Walaupun teknik manajemen melindungi mata dari debu kayu, batu, serpihan
dapat menjamin keselamatan, tetapi akan lebih besi yang beterbangan ditiup angina, mengingat
aman jika digunakan Alat Perlindungan Diri partikel-partikel debu berukuran sangat kecil
(APD). Jika kecelakaan tetap terjadi setelah yang terkadang tidak terlihat/kasat oleh
kontrol manajemen konstruksi diterapkan, yang mata.Tidak semua jenis pekerjaan membutuhkan
harus diperhatikan adalah mengkaji kelengkapan kacamata kerja.Namun pekerjaan yang mutlak
keamanan dan keselamatan. Peralatan keamanan membutuhkan perlindungan mata adalah
menyediakan keamanan dalam bekerja, jika mengelas. Goggles memberikan
peralatan ini tidak berfungsi dengan baik, maka perlindungan yang lebih baik dibandingkan
resiko terjadi kecelakaan pada safety glasses sebab lebih menempel pada wajah,
pekerja besar (Charles, 1999, hal 401). lihat gambar 3.
Beberapa bentuk dari peralatan
perlindungan diri telah memiliki standar di Sarung tangan pengaman
proyek konstruksi dan tersedia di pabrik ataupun Tujuan utama penggunaan sarung tangan
industri konstruksi. Helm pelindung dan sepatu adalah melindungi tangan dari benda-benda keras
merupakan peralatan perlindungan diri yang dan tajam selama menjalankan pekerjaan. Jenis
secara umum digunakan para pekerja untuk pekerjaan yang memerlukan sarung tangan
melindungi diri dari benda keras. Di beberapa adalah pekerjaan pembesian, pekerjaan kayu dan
industri, kacamata pelindung dibutuhkan. pekerjaan-pekerjaan yang memerlukan pegangan
Kelengkapan peralatan perlindungan diri yang keras, lihat gambar 4.
membantu pekerja melindungi dari kecelakaan
dan luka-luka, (Charles,1999, hal 401).

Gambar 3. Pelindung Mata

Gambar 2. Hirarki Pengendalian Risiko

.Jenis Alat Pelindung Diri (APD)


Cara terbaik mencegah kecelakaan adalah
dengan menghilangkan resikonya atau
Gambar 4. Sarung tangan Pengaman

247
Jurnal Sipil Statik Vol.4 No.4 April 2016 (241-252) ISSN: 2337-6732

Gambar 5.Sepatu Pengaman Gambar 7. Pelindung telinga

Gambar 8. Masker

Tali Pengaman & Sabuk Keselamatan (safety


Gambar 6. Topi Pengaman belt)
Banyak sekali terjadi kecelakaan kerja
karena jatuh dari ketinggian. Pencegahan utama
Masker ialah tersedianya jaring pengaman. Tetapi untuk
Pelindung bagi pernapasan sangat penting keamanan individu perlu Ikat Pinggang
untuk pekerjaan konstruksi, karena itu diperlukan Pengaman atau Sabuk Pengaman ( Safety Belt ).
masker. Berbagai material konstruksi berukuran Yang wajib digunakan untuk mencegah cidera
besar sampai sangat kecil yang merupakan sisa yang lebih parah pada pekerja yang bekerja
dari suatu pekerjaan konstruksi, misalnya serbuk diketinggian ( > 2 M tinggi ), lihat gambar 11.
kayu dan besi sisa dari kegiatan memotong,
mengamplas, dan debu-debu bahan bangunan, Tali Kaitan (Life Line)
lihat gambar 8. Tempat Kaitan (Anchor Point)
Tali Pengikat (Lanyard)
Jas Hujan Pengencang Tali Kaitan (Refracting Life Lines)
Perlindungan terhadap cuaca terutama hujan
bagi pekerja pada saat bekerja adalah dengan
mengunakan jas hujan. Pada tahap konstruksi,
terutama awal pekerjaan umumnya masih berupa
lahan terbuka dan tidak terlindungi dari pengaruh
cuaca, misalnya pada saat pelaksanaan pekerjaan
pondasi. Pelaksanaan kegiatan diproyek selalu
bersinggungan langsung dengan panas matahari
ataupun hujan karena dilaksanakan di ruang
terbuka. Tujuan utama pemakaian jas hujan tidak
lain untuk kesehatan pekerja. Perlu diingat Gambar 9. Jas Hujan
pemakaian Jas hujan tidak diperkenankan
digunakan bagi pekerja yang bekerja
diketinggian karena dapat mengganggu
pekerjaan, lihat gambar 9.

Pelindung wajah (face shield)


Pelindung wajah untuk melindungi wajah
dari percikan benda asing saat bekerja (misalnya
pekerjaan menggerinda), lihat gambar 10. Gambar 10. Tali pengaman dan Sabut Keselamatan

248
Jurnal Sipil Statik Vol.4 No.4 April 2016 (241-252) ISSN: 2337-6732

METODOLOGI PENELITIAN yang baru supaya dapat menampung siswa/siswi,


agar dapat melaksanakan pembelajaran dengan
Tempat dan Waktu Penelitian baik.
Adapun identitas dari proyek tersebut
sebagai berikut :
Nama Proyek : Kompleks Persekolahan
SMP/SMA ST. THEODORUS
Lokasi : Jln. Diponegoro Kotamobagu -
SULUT
Kontractor : PT. Cakra Buana Megah
Total Luas Bangunan : 2.956,93 m2

Metode Pelaksanaan Penelitian


Metodologi penelitian yang digunakan
sebagai berikut : Observasi/pengamatan di
lapangan Mengadakan wawancara dan
pengamatan langsung di lapangan,
Mengumpulkan data-data yang diperlukan
Melakukan studi kepustakaan :
Mempelajari tentang keselamatan dan kesehatan
kerja berdasarkan studi literatur dan buku-buku
acuan yang mendukung penulisan ini. Analisis
Data, Tahap-tahap pengolahan data hasil
penelitian ini adalah sebagai berikut :
Menghitung Persentase Data dengan bantuan
Microsoft Office Excell.
Laporan/dokumentasi Dikumpulkan semua
Gambar 11. Diagram Alir
keterangan tambahan yang diperlukan dan hasil
yang diperoleh dibuat kesimpulan dan saran.
Melihat kondisi diatas maka dari pihak
Diagram Pelaksanaan Penelitian sekolah merasa perlu membangun gedung kelas
Untuk Perencanaan Biaya Keselamatan dan yang baru yang lebih besar karena akan
Kesehatan Kerja, maka dibuatlah suatu bagan alir diperuntukan sebagai tempat belajar para
proses penelitian dan diperoleh suatu siswa/siswi.
kesimpulan. Untuk lebih jelasnya tentang Pekerjaan pembangunan ini dimulai dari tahap
diagram alir pelaksanaan penelitian ini dapat perencanaan serta lokasi tempat pembangunan
dilihat pada bagan alir berikut ini, lihat gambar proyek tersebut. Perencanaan fisik yang meliputi
11. gambar denah, pandangan atau dampak,
potongan, detail termasuk perhitungan
konstruksi, mencakup peraturan dan persyaratan
PEMBAHASAN teknis administrasi. Kemudian dilanjutkan
dengan pelaksanaan konstruksi di lapangan serta
Pelaksanaan Pembangunan Proyek Gedung pengawasan terhadap pekerjaan.
Sekolah Melihat konstruksi yang akan dibangun
Perkembangan pembangunan di Sulawesi merupakan tempat menuntun ilmu/persekolahan
Utara sangat pesat perkembangannya dimana maka pembangunan konstruksinya membutuhkan
saat ini sedang giat-giatnya membangun sarana cara-cara khusus dan tidak seperti pembangunan
dan prasarana untuk kebutuhan publik terlebih bangunan pada umumnya, karena membutuhkan
pembangunan tempat pembelajaran atau tingkat pekerjaan yang teliti dan orang-orang
menuntun ilmu, hal ini memberikan dampak berpengalaman untuk membangun proyek
positif terutama di bidang konstruksi baik dalam tersebut, oleh sebab itu penulis merasa tertarik
pembangunan gedung persekolahan. Karena pada untuk meneliti pembangunan proyek Gedung
lokasi tersebut sudah di bangun gedung sekolah Sekolah terlebih dalam hal Perencanaan Biaya
tetapi pada tahun ke tahun sering bertambahnya Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada Proyek
siswa/siswi, maka di butuhkan gedung sekolah Konstruksi Bangunan.

249
Jurnal Sipil Statik Vol.4 No.4 April 2016 (241-252) ISSN: 2337-6732

Perencanaan Biaya Keselamatan Kesehatan Dapat dilihat pada tabel berikut ini sesuai
Kerja (K3) pada Proyek Konstruksi dengan data wawancara/pengamatan langsung di
Bangunan proyek. Melalui data-data pengamatan yang
Perencanaan Biaya K3 pada konstruksi diperoleh dilapangan, perusahaan berusaha
bangunan Pembangunan Gedung Sekolah mengikuti standart mengenai persyaratan umum
mungkin sudah direncanakan oleh PT. Cakra K3 tetapi tidak mengikuti sistemnya.
Buana Megah selaku pihak Kontraktor. Ini
terbukti dengan hasil wawancara/pengamatan Data Perhitungan Pembiayaan K3
langsung di lokasi proyek. Dari hasil wawancara Data Perhitungan ini di hitung melalui
langsung diketahui bahwa untuk pembiayaan K3 pengamatan langsung di lapangan dan data-data
sudah direncanakan tetapi di karenakan ada yang di berikan oleh Perusahaan. Perhitungan ini
sesuatu dan lain hal maka tidak di terapkan di buat dalam bentuk RAB (Rencana Anggaran
sistem K3 tersebut. Walaupun masih ada Biaya).
kekurangan namun dari segi safety di sediakan Rencana anggaran K3 untuk beberapa
beberapa Alat Pelindung Diri (APD) untuk para peralatan standar seperti Helm Safety dihitung
pekerja. untuk 3 kali pergantian 60 pekerja x 3 = 180
Alat pelindung diri merupakan suatu Helm, untuk Sepatu Safety dihitung 2 kali
keharusan /kewajiban bagi penyelenggara pergantian 60 pekerja x 2 = 120 Sepatu , dan
pekerjaan konstruksi (Kontraktor) untuk untuk Sarung Tangan Safety dihitung 2 kali
mematuhinya karena menyangkut tentang pergantian 60 pekerja x 2 = 120 Sarung Tangan.
keselamatan dan kesehatan karena menurut UU Alasannya dihitung seperti itu karena mengingat
No 18 tahun 1999 tentang jasa konstruksi pasal para pekerja sering lalai menggunakan Alat
23 ayat 4 bahwa: Penyelenggaraan pekerjaan Pelindung Diri (APD), dikarenakan Alat yang
konstruksi wajib memenuhi ketentuan tentang rusak, alat yang dibawa pulang dan tidak
keteknikan, keamanan, keselamatan dan dikembalikan, dan hal-hal lainnya
kesehatan kerja, perlindungan tenaga kerja, serta
tata lingkungan setempat untuk menjamin Tabel 1. Rencana Anggaran Biaya K3
terwujudnya tertib penyelenggaraan pekerjaan
RENCANA ANGGARAN BIAYA K3
konstruksi. PT. Cakra Buana Megah
PROYEK : Pembangunan Gedung Sekolah SMP/SMA St. Theodorus Kotamobagu

Hasil Wawancara/Pengamatan Langsung di NO. URAIAN PEKERJAAN BAHAN/UPAH

Proyek A. FASILITAS PENDUKUNG & UMUM Rp 45,557,034.96

Dari hasil jawaban Wawancara/Pengamatan B. FASILITAS SAFETY Rp 82,110,522.00

langsung, dihitung masing-masing jawaban C. Kegiatan Pelatihan dan pendukung sistim manajemen K3 Rp 19,700,000.00
berdasarkan point sebagai berikut:
Rp 147,367,556.96
 A = Dilaksanakan
TOTAL SARANA PENDUKUNG & SAFETY
TOTAL Rp 147,367,556.96

 B = Tidak Dilaksanakan Sepenuhnya * Nilai Kontrak + PPN Rp 7,687,350,000.00


 C = Tidak Dilaksanakan * PPn 10% Rp 698,850,000.00
* Nilai Kontrak - PPN Rp 6,988,500,000.00
* RAB K-3 147,367,556.96
Elemen-Elemen Point Keterangan Rp 2.109 %
No
Penerapan K3 A B C
1 Persyaratan Umum K3 √ √ Staf kantor
√ Staf Kantor No Bagian Jumlah Orang
2 Penerapan k3
dan Pekerja 1 Pekerja Lapangan 60 orang
Persyaratan Hukum √
3 dan Persyaratan Staf kantor 2 Pengawas Lapangan 4 orang
Lainnya 3 Staf Kantor & Administrasi 3 orang
Program Manajemen √ Staf Kantor
4 4 Bagian Gudang 1 orang
K3 dan Pekerja
5 Penerapan dan Operasi √ Staf kantor 5 Satuan Pengamanan 1 orang
Struktur dan √ Jumlah : 69 orang
6 Staf kantor
Tanggung Jawab
Konsultasi dan √ Staf Kantor
7
Komuniksi dan Pekerja
8 Dokumentasi √ Staf kantor Jadi untuk total anggaran biaya yang
Kesiagaan dan √ Staf Kantor
9
Tangkap Darurat dan Pekerja diperlukan untuk Pembangunan Gedung Sekolah
10 Audit SMK3 √ Staf kantor SMP/SMA St. Ursula Kotamobagu adalah
11 Tinjauan Manajemen √ Staf kantor

250
Jurnal Sipil Statik Vol.4 No.4 April 2016 (241-252) ISSN: 2337-6732

Rp 147,367,556.96 dan untuk menghitung pelaksanaan K3 secara baik di perusahaan.


presentasinya adalah : Perusahaan mengakui dana yang dikeluarkan
untuk penyediaan APD cukup besar apalagi jika
= 2.109 % harus di tambah K3 maka perusahaan akan
dari Nilai Kontrak. mengalami pembengkakkan dana yang bisa
berakibat perusahaan mengalami kerugian.
Pentingnya Keselamatan dan Kesehatan
Kerja pada Proyek
Tidak adanya Bugdet yang di sediakan PENUTUP
perusahaan untuk K3 sehingga tidak menerapkan
K3 pada proyek tersebut, hal ini tidak benar Kesimpulan
karena bagaimanapun para pekerja mempunyai Berdasarkan pengolahan data dalam
hak untuk bekerja dalam kondisi yang aman dan penelitian ini, maka diperoleh kesimpulan
perusahaan wajib memenuhinya karena jika sebagai berikut:
terjadi kecelakaan kerja maka resikonya juga Untuk besarnya anggaran biaya K3 yang di
turut di tanggung oleh perusahaan. Beberapa perlukan untuk Pembangunan Gedung Sekolah
perusahaan melakukan kebijakan tersendiri SMP/SMA St. Ursula Kotamobagu adalah 2.109
tentang K3, perusahaan hanya menyediakan % dari Biaya Kontrak.
peralatan pelindung diri yang standart, bahkan di Dari pihak Kontraktor telah mengajukan
beberapa perusahaan peralatan pelindung diri biaya untuk K3 kepada pihak Owner, tetapi dari
masih di bawah standart dan sangat minim. Jika pihak owner tidak menyetujuinya, di sebabkan
terjadi kecelakaan kerja, perusahaan yang biaya K3 terlalu mahal dan bisa mengeluarkan
mengikutsertakan perusahaannya dalam asuransi biaya yang cukup besar.
kecelakaan akan bisa mengurus klaim tapi Padahal jika tidak menggunakan K3 justru
sebagian besar perusahaan lain lebih memilih lebih banyak mengeluarkan anggaran biaya
untuk memberikan intensif bagi pekerja yang apabila terjadi kecelakaan kerja maka resiko dan
mengalami kecelakaan kerja. Tiap-tiap biaya turut di tanggung oleh perusahaan/owner
perusahaan konstruksi memiliki kebijakan dan akan lebih besar dan lebih merugikan
pandangan tersendiri tentang K3, perusahaan perusahaan/owner.
lebih memilih menerapkn kebijakan perusahaan Biaya K3 tidak berpengaruh besar pada
tentang K3 yang lebih ekonomis demi biaya proyek secara keseluruhan jika di hitung
mendapatkan untung yang sebesar-besarnya dan secara terperinci, justru dengan adanya
menekan biaya yang harus keluar untuk K3. perhitungan pembiayaan K3 akan lebih muda
Walaupun perusahaan merencanakan Biaya bagi perusahaan untuk mengetahui biaya K3
K3 dan Menerapkannya seperti memberikan alat yang akan di pakai untuk proyek pembangunan
yang standart seperti APD kepada para Gedung Sekolah SMP/SMA St. Ursula
pekerjanya tetapi tidak didukung dengan Kotamobagu.
memberikan pelatihan khusus tentang pentingnya
APD, bagaimana cara memakai dan merawatnya Saran
maka usaha perusahaan dalam menyediakan Perlu adanya perhitungan Perencanaan
APD akan sia-sia karena kondisi yang sering Biaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada
terjadi di lapangan banyak APD yang cepat rusak Pembangunan secara terperinci agar dapat
karena tidak terawat dengan baik. Tidak adanya mengetahui pengaruh Biaya Keselamatan dan
tenaga profesional yang bertanggung jawab Kesehatan Kerja pada Biaya Proyek secara
secara penuh terhadap penerapan dan Keseluruhan apabila menggunakan K3.

DAFTAR PUSTAKA

Diphohusodo, Istimawan., 1996. Manajemen Proyek dan Konstruksi. Jilid 1 dan 2, Penerbit
Karnisius, Yogyakarta.

Pramana, Tony., 2011. Manajemen Risiko Bisnis, Penerbit Sinar Ilmu, Jakarta.

251
Jurnal Sipil Statik Vol.4 No.4 April 2016 (241-252) ISSN: 2337-6732

http://www.infotekniksipil.com. Manajemen Proyek Konstruksi

http://www.starinside.co.id/news/jaminan-sosial-tenaga-kerja/. Jaminan Sosial Tenaga Kerja

Keputusan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia No: kep. 1135/men/1987, Tentang Bendera
Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

Robert S. Persyaratan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Untuk Pekerjaan Konstruksi.

Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan-LP2K3
A2K4-Indonesia.

252

Anda mungkin juga menyukai