ABSTRAK
Masalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) secara umum di Indonesia masih sering terabaikan.
Hal ini ditunjukkan dengan masih tingginya angka kecelakaan kerja. Masalah umum mengenai K3 ini
juga terjadi pada penyelenggaraan konstruksi. Sektor jasa konstruksi adalah salah satu sektor yang
paling berisiko terhadap kecelakaan kerja. Kerugian jiwa, material, uang dan waktu merupakan
akibat-akibat yang tentu saja akan menghambat secara langsung pelaksanaan proyek konstruksi.
Keselamatan dan kesehatan kerja bertujuan untuk menciptakan kondisi yang mendukung kenyamanan
kerja bagi tenaga kerja.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) sering diabaikan, karena dianggap hanya membuang waktu
saja, terlebih lagi mengeluarkan biaya yang cukup besar untuk (K3). Oleh karena itu harus
dibutuhkan Perencanaan Biaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Proyek Konstruksi
Bangunan.
Pada penelitian ini akan diteliti mengenai Perencanaan Biaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3) pada Pembangunan Gedung Sekolah St. Ursula Kotamobagu. Pembangunan Gedung Sekolah
St. Ursula Kotamobagu, tidak diterapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), karena biaya (K3)
dianggap terlalu besar/mahal. Pada saat pelaksanaan penelitian melakukan pengamatan langsung di
lapangan, wawancara dan pengambilan dokumentasi di lapangan.
Dalam penelitian ini akan diolah dengan bantuan Microsoft Office Excell,untuk mengetahui besarnya
biaya (K3) apabila Proyek Pembangunan Gedung Sekolah St. Ursula Kotamobagu menggunakan
(K3).
Dari penelitian ini diperoleh untuk biaya (K3) Rp 147,367,556.96 dan untuk biaya Kontrak adalah Rp
6,988,500,000.00 jadi untuk presentasinya adalah 2.109 %. Biaya K3 tidak berpengaruh besar pada
biaya proyek secara keseluruhan jika di hitung secara terperinci, justru dengan adanya perhitungan
pembiayaan K3 akan lebih muda bagi perusahaan untuk mengetahui biaya K3 yang akan di pakai
untuk proyek pembangunan Gedung Sekolah SMP/SMA St. Ursula Kotamobagu.
Kata kunci : Perencanaan Biaya K3, Alat Pelindung Diri, Pemerintah, Perusahaan, Pekerja.
241
Jurnal Sipil Statik Vol.4 No.4 April 2016 (241-252) ISSN: 2337-6732
perlu adanya Perencanaan Biaya Keselamatan Warna Hijau. Gambar tersebut sesungguhnya
Kerja pada Proyek Bangunan. memiliki arti dan makna yang mendasar, yaitu
Adanya paradigma tentang safety Lambang dan Makna Palang yang berarti bebas
contruction yang dianggap hanya membuat dari kecelakaan dan sakit akibat kerja. Roda gigi
mahal nilai proyek yang tidak sepenuhnya memiliki makna bekerja dengan kesegaran
betul,jika diteliti lebih jauh sebab biaya yang jasmani dan rohani. Warna Putih yang digunakan
harus dikeluarkan untuk satu kecelakaan nilainya berarti bersih, Suci. Warna Hijau yang di
jauh lebih fantastis dibandingkan biaya yang gunakan memiliki makna Selamat, Sehat dan
harus dikeluarkan untuk pengadaan peralatan Sejahtera. Sedangkan sebelas gerigi roda adalah
safety tersebut. unsur-unsur 11 Bab dalam Undang-undang
Berdasarkan hal tersebut maka dilakukan Keselamatan Kerja (UU/No.1/Th.1970).
studi Perencanaan Biaya Keselamatan dan Adapun ketentuan-ketentuan lain mengenai
Kesehatan Kerja (K3) pada Pelaksanaan detail dimensi bendera, logo dan lain sebagainya
Konstruksi. dapat dilihat pada Keputusan Menteri Tenaga
Kerja Republik Indonesia (No: KEP.1135/MEN/
1987) Tentang Bendera Keselamatan Dan
LANDASAN TEORI Kesehatan Kerja Lihat gambar 1.
242
Jurnal Sipil Statik Vol.4 No.4 April 2016 (241-252) ISSN: 2337-6732
243
Jurnal Sipil Statik Vol.4 No.4 April 2016 (241-252) ISSN: 2337-6732
timbulnya penyakit akibat kerja, baik fisik dapat menimbulkan kecelakaan, kebakaran atau
maupun psikis, peracunan, infeksi dan penularan, peledakan dibuat, diolah, dipakai, dipergunakan,
Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai, diperdagangkan, diangkut atau disimpan bahan
Menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang atau barang yang dapat meledak, mudah
baik, Menyelenggarakan penyegaran udara yang terbakar, menggigit, beracun, menimbulkan
cukup, Memelihara kebersihan, kesehatan dan infeksi, bersuhu tinggi
ketertiban, Memperoleh keserasian antara tenaga Dikerjakan pembangunan, perbaikan,
kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan proses perawatan, pembersihan atau pembongkaran
kerjanya, Mengamankan dan memperlancar rumah, gedung atau bangunan lainnya, termasuk
pengangkutan orang, binatang, tanaman atau bangunan pengairan,saluran atau terowongan di
barang, Mengamankan dan memelihara segala bawah tanah dan sebagainya, atau dimana
jenis bangunan, Mengamankan dan dilakukan pekerjaan persiapan;
memperlancar pekerjaan bongkar-muat, Dilakukan usaha pertanian, perkebunan,
perlakuan dan penyimpanan barang, Mencegah pembukaan hutan, pengerjaan hutan, pengolahan
terkena aliran listrik yang berbahaya, kayu atau hasil hutan lainnya, peternakan,
Menyesuaikan dan menyempurnakan perikanan dan lapangan kesehatan;
pengamanan pada pekerjaan yang bahaya Dilakukan usaha pertambangan dan
kecelakaannya menjadi bertambah tinggi. pengolahan emas, perak, logam atau bijih logam
lainnya, batu-batuan,gas, minyak atau mineral
Kesehatan Kerja lainnya, baik di permukaan atau di dalam bumi,
Kesehatan kerja adalah suatu keadaan atau maupun di dasar perairan; Dilakukan
kondisi badan/tubuh yang terlindungi dari segala pengangkutan barang, binatang atau manusia,
macam penyakit atau gangguan yang diakibatkan baik di daratan, melalui terowongan, di
oleh pekerjaan yang dilaksanakan. Dalam dunia permukaan air, dalam air maupun di udara;
pekerjaan segala kendala kerja harus dihindari, Dikerjakan bongkar-muat barang muatan di
sementara produktivitas yang optimal merupakan kapal, perahu, dermaga, dok, stasiun atau
keinginan setiap pengusaha konstruksi, dengan gudang; Dilakukan penyelaman, pengambilan
demikian sasaran keuntungan akan dapat dicapai. benda dan pekerjaan lain di dalam air; Dilakukan
Salah satu kendala dalam proses kerja adalah pekerjaan dalam ketinggian di atas permukaan
penyakit kerja. Penyakit kerja membawa dampak tanah atau perairan; Dilakukan pekerjaan di
kerugian bagi perusahaan berupa pengurangan bawah tekanan udara atau suhu yang tinggi atau
waktu kerja dan biaya untuk mengatasi penyakit rendah; Dilakukan pekerjaan yang mengandung
kerja tersebut.Sehingga bagi pengusaha bahaya tertimbun tanah, kejatuhan, terkena
konstruksi, pencegahan jauh lebih meng- pelantingan benda, terjatuh atau terperosok,
untungkan daripada penanggulangannya. hanyut atau terpelanting;Dilakukan pekerjaan
Dengan melihat pengertian masing-masing dalam tangki, sumur atau lobang;Terdapat atau
dari keselamatan kerja dan kesehatan kerja, maka menyebar suhu, kelembaban, debu, kotoran, api,
keselamatan dan kesehatan kerja dapat diartikan asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar atau
sebagai kondisi dan faktor-faktor yang radiasi, suara atau getaran; Dilakukan
berdampak pada kesehatan karyawan, pekerja pembuangan atau pemusnahan sampah atau
kontrak, personel kontraktor, tamu dan orang lain limbah; Dilakukan pemancaran, penyiaran atau
di tempat kerja. penerimaan radio, radar, televisi atau telepon;
Dilakukan pendidikan, pembinaan, percobaan,
Tempat Kerja penyelidikan atau riset (penelitian) yang
Tempat kerja adalah tipe ruangan, lapangan, menggunakan alat teknis; Dibangkitkan, dirubah,
tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap, dimana dikumpulkan, disimpan, dibagi-bagikan atau
tenaga kerja bekerja atau sering dimasuki tenaga disalurkan listrik, gas, minyak atau air; Diputar
kerja untuk keperluan suatu usaha dan dimana film, dipertunjukkan sandiwara atau
terdapat sumber-sumber bahaya sebagaimana diselenggarakan rekreasi lainnya yang memakai
diperinci dalam UU No 1 Tahun 1970 pasal 2 peralatan, instalasi listrik atau atau mekanik
ayat 2 yang memberikan perincian tempat kerja
sebagai berikut Kecelakaan Kerja
Dibuat, dicoba, dipakai atau dipergunakan Menurut Sulaksmono (1997) kecelakaan
mesin, pesawat, alat, mekanik, perkakas, adalah suatu kejadian tak diduga dan tidak
peralatan atau instalasi yang berbahaya atau dikehendaki yang mengacaukan suatu aktivitas
244
Jurnal Sipil Statik Vol.4 No.4 April 2016 (241-252) ISSN: 2337-6732
yang telah diatur.Tidak terduga oleh karena latar kerisauan bagi tenaga kerja dan mempengaruhi
belakang peristiwa itu tidak terdapat adanya ketenaga kerjaan sewaktu masih bekerja, teruma
unsur kesengajaan, terlebih dalam bentuk bagi mereka yang penghasilannya rendah.
perencanaan.Peristiwa kecelakaan disertai Jaminan hari tua memberikan kepastian
kerugian material ataupun penderitaan dari yang penerimaan yang dibayarkan sekaligus dan atau
paling ringan sampai pada yang paling berat. berkala pada saat tenaga kerja mencapai usia 55
Kecelakaan akibat kerja adalah kecelakaan (lima puluh lima) tahun atau memenuhi
yang ada hubungannya dengan pekerjaan, bahwa persyaratan tersebut.
kecelakaan terjadi dikarenakan oleh pekerjaan
atau pada waktu melaksanakan pekerjaan, Jaminan pemeliharaan kesehatan
termasuk kecelakaan yang terjadi dalam Pemeliharaan kesehatan dimaksudkan unutk
perjalanan dari rumah menuju tempat kerja meningkatkan produktivitas tenaga kerja
ataupun sebaliknya. Maka dalam hal ini, terdapat sehingga dapat melaksankan rugas sebaik-
dua permasalahan penting, yaitu Kecelakaan baiknya dan merupakan upaya kesehatan
adalah akibat langsung pekerjaan, atau dibidang penyembuhan (kuratif).
Kecelakaan terjadi pada saat pekerjaan sedang
dilakukan. Estimasi Biaya
Kecelakaan menyebabkan 5 jenis kerugian, Estimasi biaya adalah suatu proses
yaitu Kerusakan, Kekacauan organisasi, Keluhan penentuan atau tentang biaya-biaya yang terlibat
dan kesedihan, Kelainan dan cacat, Kematian. untuk suatu konstruksi untuk setiap proyek yang
ada. Menurut National Estimating Society-USA,
Jaminan Sosial Tenaga Kerja estimasi adalah seni memperkirakan
Dalam pasal 1 angka 2 Undang-Undang No. kemungkinan jumlah biaya yang di perlukan
13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan untuk suatu kegiatan yang didasarkan atas
disebutkan bahwa tenaga kerja adalah setiap informasi yang tersedia pada waktu itu. Estimasi
orang yang mampu melakukan pekerjaan baik di biaya juga dapat didefinisikan sebagai evaluasi
dalam maupun di luar hubungan kerja, guna biaya dari seluruh elemen proyek yang
menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi perhitungannya berdasarkan lingkup pekerjaan
kebutuhan sendiri maupun masyarakat. yang telah disetujui (Phaobunjong, 2002).
Estimasi yang dilakukan pada berbagai tahap
Jenis–Jenis Jaminan Sosial Tenaga Kerja proyek memiliki tingkat yang bervariasi.
Jaminan Kecelakaan Kerja Berbagai tipe dan cara dalam mengestimasi biaya
Kecelakaan Kerja maupun penyakit akibat akan tergantung pada data atau informasi yang
kerja maerupakan resiko yang dihadapi oleh tersedia dalam mengestimasi biaya akan
tenaga kerja yang melakukan pekerjaan. Untuk tergantung pada data atau informasi yang
menanggulangi hilangnya sebagian atau seluruh tersedia, batas waktu, dan tujuan dari estimasi
penghasilannya yang diakibatkan oleh kematian tersebut.
atau cacat karena kecelakaan kerja baik fisik
maupun mental, maka perlu adanya jaminan Proyek Konstruksi
kecelakaan kerja. Proyek Konstruksi adalah suatu rangkaian
kegiatan yang berkaitan dengan upaya
Jaminan Kematian pembangunan sesuatu bangunan, mencakup
Tenaga kerja yang meninggal dunia bukan pekerjaan pokok dalam bidang teknik sipil dan
akibat kecelakaan kerja akan mengakibatkan arsitektur, meskipun tidak jarang juga melibatkan
terputusnya penghasilan, dan sangat berpengaruh disiplin lain seperti teknik industri, mesin,
pada kehidupan sosial ekonomi bagi keluarga elektro, geoteknik, maupun lansekap.
yang ditinggalkan. Oleh karena itu, diperlukan
jaminan kematian dalam upaya meringankan Pihak Pihak yang Terlibat dalam Proyek
beban keluarga baik dalam bentuk biaya Konstruksi
pemakaman maupun santunan berupa uang. Dalam kegiatan proyek konstruksi terdapat
suatu proses yang mengolah sumber daya proyek
Jaminan hari Tua menjadi suatu hasil kegiatan berupa bangunan.
Hari tua dapat mengkibatkan terputusnya Proses yang terjadi dalam rangkaian kegiatan
upah karena tidak lagi mapu bekerja. Akibat tersebut tentunya melibatkan pihak-pihak yang
terputusnya upah tersebut dapat menimbulkan terkait, baik secara langsung maupun tidak
245
Jurnal Sipil Statik Vol.4 No.4 April 2016 (241-252) ISSN: 2337-6732
246
Jurnal Sipil Statik Vol.4 No.4 April 2016 (241-252) ISSN: 2337-6732
dan sepatu keselamatan (safety shoes). Dan APD mengendalikan sumbernya seketat mungkin.
yang lain yang dibutuhkan untuk kondisi khusus, Perlindungan perorangan harus di anggap
yang membutuhkan perlindungan lebih misalnya: sebagai garis pertahanan terakhir, karena sering
faceshield, respirator, body harness, dll. peralatan ini tidak praktis untuk dipakai dan
menghambat gerakan. Karenanya tidak
Pengertian Peralatan Perlindungan Diri mengherankan bila kadangkala dikesampingkan
Kesehatan dan keselamatan kerja adalah dua oleh pekerja. Pada masa sekarang ini, alat
hal yang sangat penting. Oleh karenanya, semua pelindung diri telah dirancang sedemikian rupa
perusahaan kontraktor berkewajiban menyedia- agar bisa dipakai sesuai dengan fungsinya. Alat
kan semua keperluan peralatan/perlengkapan pelindung diri terdiri dari beberapa jenis
perlindungan diri atau Personal Protective berdasarkan fungsinya, antara lain:
Equipment (Ervianto, 2005, hal 199).
Kontrol manajemen konstruksi dapat Pelindung mata (safety glasses/goggles)
mengurangi ataupun mengeliminasi kondisi Kacamata pengaman digunakan untuk
rawan kecelakaan. Walaupun teknik manajemen melindungi mata dari debu kayu, batu, serpihan
dapat menjamin keselamatan, tetapi akan lebih besi yang beterbangan ditiup angina, mengingat
aman jika digunakan Alat Perlindungan Diri partikel-partikel debu berukuran sangat kecil
(APD). Jika kecelakaan tetap terjadi setelah yang terkadang tidak terlihat/kasat oleh
kontrol manajemen konstruksi diterapkan, yang mata.Tidak semua jenis pekerjaan membutuhkan
harus diperhatikan adalah mengkaji kelengkapan kacamata kerja.Namun pekerjaan yang mutlak
keamanan dan keselamatan. Peralatan keamanan membutuhkan perlindungan mata adalah
menyediakan keamanan dalam bekerja, jika mengelas. Goggles memberikan
peralatan ini tidak berfungsi dengan baik, maka perlindungan yang lebih baik dibandingkan
resiko terjadi kecelakaan pada safety glasses sebab lebih menempel pada wajah,
pekerja besar (Charles, 1999, hal 401). lihat gambar 3.
Beberapa bentuk dari peralatan
perlindungan diri telah memiliki standar di Sarung tangan pengaman
proyek konstruksi dan tersedia di pabrik ataupun Tujuan utama penggunaan sarung tangan
industri konstruksi. Helm pelindung dan sepatu adalah melindungi tangan dari benda-benda keras
merupakan peralatan perlindungan diri yang dan tajam selama menjalankan pekerjaan. Jenis
secara umum digunakan para pekerja untuk pekerjaan yang memerlukan sarung tangan
melindungi diri dari benda keras. Di beberapa adalah pekerjaan pembesian, pekerjaan kayu dan
industri, kacamata pelindung dibutuhkan. pekerjaan-pekerjaan yang memerlukan pegangan
Kelengkapan peralatan perlindungan diri yang keras, lihat gambar 4.
membantu pekerja melindungi dari kecelakaan
dan luka-luka, (Charles,1999, hal 401).
247
Jurnal Sipil Statik Vol.4 No.4 April 2016 (241-252) ISSN: 2337-6732
Gambar 8. Masker
248
Jurnal Sipil Statik Vol.4 No.4 April 2016 (241-252) ISSN: 2337-6732
249
Jurnal Sipil Statik Vol.4 No.4 April 2016 (241-252) ISSN: 2337-6732
Perencanaan Biaya Keselamatan Kesehatan Dapat dilihat pada tabel berikut ini sesuai
Kerja (K3) pada Proyek Konstruksi dengan data wawancara/pengamatan langsung di
Bangunan proyek. Melalui data-data pengamatan yang
Perencanaan Biaya K3 pada konstruksi diperoleh dilapangan, perusahaan berusaha
bangunan Pembangunan Gedung Sekolah mengikuti standart mengenai persyaratan umum
mungkin sudah direncanakan oleh PT. Cakra K3 tetapi tidak mengikuti sistemnya.
Buana Megah selaku pihak Kontraktor. Ini
terbukti dengan hasil wawancara/pengamatan Data Perhitungan Pembiayaan K3
langsung di lokasi proyek. Dari hasil wawancara Data Perhitungan ini di hitung melalui
langsung diketahui bahwa untuk pembiayaan K3 pengamatan langsung di lapangan dan data-data
sudah direncanakan tetapi di karenakan ada yang di berikan oleh Perusahaan. Perhitungan ini
sesuatu dan lain hal maka tidak di terapkan di buat dalam bentuk RAB (Rencana Anggaran
sistem K3 tersebut. Walaupun masih ada Biaya).
kekurangan namun dari segi safety di sediakan Rencana anggaran K3 untuk beberapa
beberapa Alat Pelindung Diri (APD) untuk para peralatan standar seperti Helm Safety dihitung
pekerja. untuk 3 kali pergantian 60 pekerja x 3 = 180
Alat pelindung diri merupakan suatu Helm, untuk Sepatu Safety dihitung 2 kali
keharusan /kewajiban bagi penyelenggara pergantian 60 pekerja x 2 = 120 Sepatu , dan
pekerjaan konstruksi (Kontraktor) untuk untuk Sarung Tangan Safety dihitung 2 kali
mematuhinya karena menyangkut tentang pergantian 60 pekerja x 2 = 120 Sarung Tangan.
keselamatan dan kesehatan karena menurut UU Alasannya dihitung seperti itu karena mengingat
No 18 tahun 1999 tentang jasa konstruksi pasal para pekerja sering lalai menggunakan Alat
23 ayat 4 bahwa: Penyelenggaraan pekerjaan Pelindung Diri (APD), dikarenakan Alat yang
konstruksi wajib memenuhi ketentuan tentang rusak, alat yang dibawa pulang dan tidak
keteknikan, keamanan, keselamatan dan dikembalikan, dan hal-hal lainnya
kesehatan kerja, perlindungan tenaga kerja, serta
tata lingkungan setempat untuk menjamin Tabel 1. Rencana Anggaran Biaya K3
terwujudnya tertib penyelenggaraan pekerjaan
RENCANA ANGGARAN BIAYA K3
konstruksi. PT. Cakra Buana Megah
PROYEK : Pembangunan Gedung Sekolah SMP/SMA St. Theodorus Kotamobagu
langsung, dihitung masing-masing jawaban C. Kegiatan Pelatihan dan pendukung sistim manajemen K3 Rp 19,700,000.00
berdasarkan point sebagai berikut:
Rp 147,367,556.96
A = Dilaksanakan
TOTAL SARANA PENDUKUNG & SAFETY
TOTAL Rp 147,367,556.96
250
Jurnal Sipil Statik Vol.4 No.4 April 2016 (241-252) ISSN: 2337-6732
DAFTAR PUSTAKA
Diphohusodo, Istimawan., 1996. Manajemen Proyek dan Konstruksi. Jilid 1 dan 2, Penerbit
Karnisius, Yogyakarta.
Pramana, Tony., 2011. Manajemen Risiko Bisnis, Penerbit Sinar Ilmu, Jakarta.
251
Jurnal Sipil Statik Vol.4 No.4 April 2016 (241-252) ISSN: 2337-6732
Keputusan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia No: kep. 1135/men/1987, Tentang Bendera
Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Robert S. Persyaratan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Untuk Pekerjaan Konstruksi.
Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan-LP2K3
A2K4-Indonesia.
252