Disusun Oleh:
Hairu Nisa (1986201001)
Nurhasanah (1986201005)
Siti Mahmudah (1986201006)
Dosen Pengampu:
May Dana Izati, M.Pd
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan tugas makalah
yang berjudul “Konsep Tes Bakat” tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
ibu May Dana Izati, M.Pd pada mata kuliah Asesmen Psikologi Teknik Tes.
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan pembaca tentang
konsep tes bakat.
Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun serta mendukung dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bakat merupakan sesuatu talenta yang banyak sekali yang dapat mencapai
sebanyak manusia melakukan kegiatan atau suatu perbuatan individu. Dalam
perkembangan yang semakin modern, definisi bakat sendiri semakin
berkembang. Bakat diartikan sebagai kemampuan atau sesuatu yang dapat
dilakukan seseorang sehingga ia dapat mencapai suatu keberhasilan di masa
yang akan mendatang. Seiring perkembangan zaman hal ini kemudian di
defenisikan sebagai kemampuan seseorang yang dapat melakukan suatu
pekerjaan tertentu tanpa harus banyak dibantu oleh orang lain dengan upaya
pendidikan dan juga latihan. Bakat dipercayai merupakan suatu kemampuan
atau suatu potensi yang belum terpengaruh oleh pengalaman atau apapun yang
masih menyangkut pada bagaimana kemungkinan untuk menguasai suatu
dalam aspek kehidupan tertentu.
Dari pendapat para ahli, bakat dipengaruhi oleh 3 komponen, yaitu
intelektual, perseptual, dan psikomotor. Pada setiap komponen ini terdiri lagi
atas beberapa aspek yang merupakan hal penting dalam pembentukan suatu
bakat. Tingkat tinggi dan juga rendahnya bakat seseorang tidak ditentukan
dengan hanya melihat pada bagaimana keberadaan tiga komponen yang
menjadi pengaruh besar pembentuk bakat, namun melihat pada bagaimana
keterpaduan dan juga kualitas antara aspek-aspek tersebut. Selain itu, ada cara
untuk mengetahui bagaimana tingkat bakat seseorang, yaitu dengan
menggunakan tes bakat. Tes bakat ini pada umumnya merupakan tes baku yang
disusun oleh para ahli pengukuran (Psychometrist). Ada beberapa tes bakat
yang banyak digunakan dan terkenal di kalangan para ilmuan maupun
masyarakat yaitu DAT, MT, MAT, dan lain sebagainya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian bakat menurut para ahli?
2. Apa saja jenis-jenis bakat?
1
3. Bagaimana cara pengukuran bakat?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari bakat.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis bakat.
3. Untuk mengetahui cara pengukuran bakat.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Dimensi perseptual meliputi kemampuan dalam mengadakan persepsi,
yaitu faktor-faktor yang antara lain berupa kepekaan indera, perhatian,
orientasi ruang, orientasi waktu, luasnya daerah persepsi, kecepatan persepsi
dan lain sebagainya.
2. Dimensi Psikomotor
Dimensi psikomotor mencakup 6 faktor, yaitu faktor kekuatan, faktor
impuls, faktor kecepatan gerak, faktor ketelitian, faktor koordinasi dan
faktor keluwesan (flexibility).
3. Dimensi Intelektual
Dari ketiga dimensi, dimensi inilah yang mempunyai implikasi yang
sangat luas. Dimensi ini meliputi lima faktor yaitu:
a. Faktor ingatan, yang mencakup faktor ingatan mengenai substansi, faktor
ingatan mengenai relasi, faktor ingatan mengenai sistem.
b. Faktor pengenalan, yang mencakup pengenalan terhadap keseluruhan
infomasi, golongan (kelas), hubungan-hubungan, bentuk atau struktur,
dan kesimpulan.
c. Faktor evaluatif, yang mencakup evaluasi mengenai identitas, relasi-
relasi, sistem dan evaluasi terhadap penting tidaknya problem (kepekaan
terhadap problem yang dihadapi).
d. Faktor berpikir divergen, yang meliputi faktor untuk menghasilkan unit-
unit, faktor untuk pengalihan kelas-kelas secara spontan, faktor
kelancaran dalam menghasilkan hubungan-hubungan, faktor untuk
menghasilkan sistem, faktor untuk transformasi divergen, faktor untuk
menyusun bagian-bagian menjadi garis besar atau kerangka.
B. Jenis-Jenis Bakat
Bakat berarti kemampuan bawaan berupa potensi khusus dan jika
memperoleh kesempatan berkembang dengan baik, akan muncul sebagai
kemampuan khusus dalam bidang tertentu sesuai potensinya.
Mengklasifikasikan jenis-jenis bakat khusus, baik yang masih berupa potensi
maupun yang sudah terwujud menjadi lima bidang [ CITATION Uyu21 \l 1057
], yaitu:
4
1. Bakat akademik khusus, misalnya bakat untuk memahami konsep yang
berkaitan dengan angka-angka (numeric), logika bahasa (verbal), dan
sejenisnya.
2. Bakat kreatif-produktif, artinya bakat dalam hal menciptakan sesuatu yang
baru, misalnya menghasilkan program komputer terbaru, arsitektur terbaru,
dan sejenisnya.
3. Bakat seni, misalnya mampu mengaransemen musik yang digemari banyak
orang, menciptakan lagu dalam waktu yang singkat, dan mampu melukis
dengan indah dalam waktu yang relatif singkat.
4. Bakat psikomotorik, antara lain sepak bola dan bulu tangkis.
5. Bakat sosial, antara lain mahir melakukan negosiasi, menawarkan suatu
produk, berkomunikasi dalam organisasi, dan mahir dalam kepemimpinan.
C. Cara Pengukuran Bakat
Para ahli banyak menggunakan seperangkat tes bakat untuk
mengungkapkan bakat-bakat yang dimiliki oleh peserta didik. Dalam
pengukuran bakat, tes bakat yang biasanya digunakan adalah Tes Bakum (Tes
Bakat Umum) dan DAT (Differential Aptitude Test) [ CITATION Rah191 \l
1057 ].
1. Tes Bakum (Bakat Umum)
Tes Bakum (Bakat Umum) disebut juga TKD (Tes Kemampuan
Diferensial) atau Tintum 69 (Tes Inteligensi Umum) merupakan
serangkaian tes kemampuan diferensial yang praktis untuk mengetahui
serangkaian bakat individu. Tes Bakum disusun atas dasar teori multiple
factor yang dipelopori oleh Thurstone, L.L., & Thurstone, T.G.
Thurstone mengemukakan tujuh faktor kemampuan mental primer, yaitu:
a. Verbal Comprehension (kemampuan verbal) atau faktor verbal,
merupakan kemampuan menggunakan bahasa.
b. Word Fluency (kefasihan kata-kata), yaitu faktor kelancaran atau
kefasihan menggunakan kata-kata.
c. Number Facility atau faktor bilangan, yaitu kemampuan untuk bekerja
dengan bilangan (kecakapan menghitung).
5
d. Space Relation (penguasaan ruang), yaitu kemampuan untuk
mengadakan orientasi tempat dan ruang, khususnya persepsi dan
visualisasi dalam tiga dimensi.
e. Assosiative Memory atau faktor ingatan, yaitu kemampuan untuk
mengingat.
f. Perceptual Speed atau kecepatan persepsi, yaitu faktor kemampuan untuk
mengamati (persepsi) dengan cepat, cermat, dan teliti.
g. Reasoning (faktor penalaran), yaitu kemampuan untuk berpikir logis.
2. DAT
Tes DAT dapat memberikan gambaran tentang keseluruhan bakat
seseorang secara maksimal dan terperinci. Tes DAT banyak digunakan
untuk penjurusan di SMU dan SMK dan akhir-akhir ini sering kali
digunakan dalam konseling pendidikan dan pekerjaan bagi para remaja yang
memasuki dunia kerja dan seleksi lamaran kerja.
Tes DAT terdiri dari 8 subtes, yaitu untuk mengukur:
a. Verbal Reasoning (Penalaran Verbal=VR) akan mengungkap bagaimana
baiknya seseorang untuk dapat memahami ide-ide yang diekspresikan
secara verbal, dan dapat berpikir serta menalar dengan kata-kata.
b. Numerical Ability (Kemampuan Angka=NA) akan mengungkapkan
kepada seseorang bagaimana sebaiknya mereka memahami ide-ide yang
diekspresikan dalam angka-angka, dan bagaimana jelasnya mereka untuk
dapat berpikir serta mengadakan penalaran dengan angka angka.
c. Abstract Reasoning (Penalaran Abstrak=AR) dapat mengungkapkan
bagaimana sebaiknya seseorang untuk memahami ide-ide yang tidak
dinyatakan dengan kata-kata atau angka-angka, antara lain diagram,
potongan-potongan gambar, serta posisi.
d. Space Relations (Tilikan Ruang=SR) dapat mengungkapkan bagaimana
sebaiknya seseorang dalam membayangkan, membentuk gambar-gambar
dari objek-objek padat dengan hanya melihat rencana di atas kertas yang
rata, serta bagaimana sebaiknya seseorang untuk berpikir dalam tiga
dimensi.
6
e. Mechanical Reasoning (Penalaran Mekanis=MR) dapat mengungkapkan
bagaimana dengan mudahnya seseorang dalam menangkap prinsip
sehari-hari, serta pemahaman seseorang terhadap hukum yang mendasari
alat-alat, mesin dan gerakan yang sederhana.
f. Clerical Speed and Accuracy (Kecepatan dan Ketelitian Klerikal=CSA)
mengukur bagaimana kecepatan dan ketelitian seseorang dalam
membandingkan dan memperhatikan daftar tertulis seperti nama-nama
atau angka-angka.
g. Language Usage: Spelling and Grammar (Pemakaian Bahasa: Mengeja
dan Tata Bahasa) terdiri dari dua tes prestasi belajar yang singkat yang
mengukur kemampuan penting yang perlu dipertimbangkan oleh
seseorang bersama dengan tes bakat lainnya dalam DAT. Spelling
(mengeja) dapat mengukur bagaimana baiknya seseorang untuk mengeja
kata-kata umum dalam bahasa Indonesia (Inggris), sedangkan subtes tata
bahasa (grammar) dapat mengukur bagaimana baiknya seseorang untuk
dapat memahamai kesalahan-kesalahan tata bahasa, tanda baca, dan
pemakaian kata-kata dalam kalimat-kalimat yang mudah.
h. Scholastic Aptitude (Bakat Skolastik=VR+NA) merupakan kombinasi
dari skor Verbal Reasoning dan Numerical Ability akan mengungkapkan
kemampuan skolastik seseorang, dan merupakan suatu estimasi yang
baik tentang bakat skolastik, yaitu suatu kemampuan untuk
menyelesaikan bidang studi-bidang studi atau program studi persiapan
untuk memasuki perguruan tinggi di sekolah, dan keberhasilan di
perguruan tinggi.
7
BAB III
SIMPULAN
8
DAFTAR PUSTAKA
Rahardjo, S., & Zamroni, E. (2019). Teori dan Praktik Pemahaman Individu
Teknik Testing. Jakarta: Prenadamedia Group.
Uyun, M., & Warsah, I. (2021). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Deepublish.