Disusun Oleh :
Claudia Agape Via Dolorosa Nugroho
201010026
Pembimbing :
dr. Budi Santoso, Sp.S
LATAR BELAKANG
Tumor berasal dari bahasa Latin, yang artinya “bengkak”. Namun tidak
semua pembengkakan merupakan tumor. Dalam perkembangannya, tumor
didefinisikan sebagai suatu populasi dari sel-sel abnormal yang ditandai oleh
lama pertumbuhan yang tidak terbatas dan kemampuannya untuk bertumbuh dari
minimal 3 kompartemen jaringan berbeda: kompartemen asli, jaringan
mesenkim dari lokasi primer(invasi tumor), dan jaringan mesenkim jauh
(metastasis tumor).1
. Tumor otak primer merupakan massa yang terdiri dari sel-sel yang tidak
dibutuhkan, yang kemudian berkembang di dalam otak. Tumor tersebut tumbuh
langsung dari jaringan intrakranial, baik dari otak itu sendiri, central nervous
system, maupun selaput pembungkus otak (selaput meningen). 2 Sedangkan
tumor otak metastasis merupakan sel kanker yang pada awalnya bertumbuh di
bagian lain pada tubuh lalu menyebar dan bermetastasis ke otak. Contohnya,
kanker paru, payudara, kolon, dan kulit (melanoma) sering menyebar ke otak
melalui aliran darah. Tumor otak metastasis yang bersifat ganas dapat disebut
sebagai kanker otak.2
Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan medulla spinalis. Rata-rata berat
otak orang dewasa 1400 gr atau sekitar 2% dari seluruh berat badan. Otak terdiri
dari 3 struktur utama: serebrum, batang otak, dan serebelum. Otak dilapisi oleh
tiga selaput yang dikenal sebagai selaput otak (meningens). Susunan dari otak ke
arah luar meningens adalah piameter, arachnoid, dan durameter. Arteri dan vena
utama yang mendarahi otak berhubungan dengan selaput otak.7
Serebrum.
Serebrum atau forebrain merupakan bagian terbesar dari otak manusia
dan terletak pada bagian konkaf yang dibentuk oleh tengkorak. Serebrum terdiri
dari diensefalon dan telensefalon. Diensefalon terdiri dari third ventricle,
talamus, korpus mamilare, hipotalamus, kiasma optikum, dan tubersinereum
Telensefalon terdiri dari hemisfer-hemisfer serebri yang tersusun secara
bilateral dan simetris, dipisahkan oleh fisura sagitalis dan dihubungkan oleh
serabut-serabut dari korpus kalosum. Hemisfer serebri terdiri dari ventrikel
lateral, white matter, dan gray matter (ganglion basalis dan korteks).
Serebrum terbagi menjadi beberapa lobus, yaitu lobus frontalis,
temporalis, parietalis, oksipitalis, dan limbik. Lobus frontalis dan lobus
temporalis dipisahkan oleh sulkus lateralis (Sylvian fissure). Lobus frontalis dan
lobus parietalis dipisahkan oleh sulkus sentralis (Rolandic fissure) sedangkan
lobus parietalis dan lobus osipitalis dipisahkan oleh sulkus parieto- occciptal.
Gambaran dari hemisfer serebri beserta lobus dan area-area nya dapat dilihat
pada gambar dibawah ini.
5
Gambar 2.1
TUMOR OTAK
Defenisi Tumor Otak Metastasis
Tumor otak sekunder (tumor otak metastasis) merupakan tumor yang berasal
dari sel-sel kanker di organ tubuh lain yang menyebar sampai ke otak. Tumor otak
metastasis merupakan lesi yang paling umum di otak.9
Epidemiologi
Tumor otak sekunder atau metastasis otak adalah neoplasma intrakranial yang berasal
dari tumor ganas organ di luar otak. Metastasis otak terjadi paling sering pada orang dewasa
dan terjadi pada 20-40% tumor ganas. Diperkirakan 100.000 -170.000 orang mengalami
metastasis otak per tahun di Amerika Serikat. Metastasis otak terjadi 5–10 kali lebih sering
daripada tumor primer otak.(319) Kira-kira 50% dari semua metastasis otak berasal dari tumor
ganas paru primer, 20% dari tumor ganas payudara, 15% dari melanoma, dan 5–10% dari
tumor ganas primer yang tidak diketahui; sekitar 5-10% berasal dari karsinoma sel ginjal,
tumor ganas kolorektal, tumor ganas ginekologi, dan tumor ganas lainnya
Gejala Klinis
Manifestasi Klinis gejala yang timbul pada pasien dengan kanker otak tergantung dari
lokasi dan tingkat pertumbuhan tumor. Kombinasi gejala yang sering ditemukan adalah
peningkatan tekanan intrakranial (sakit kepala hebat disertai muntah proyektil), defisit
neurologis yang progresif, kejang, penurunan fungsi kognitif. Pada glioma derajat rendah
gejala yang biasa ditemui adalah kejang, sementara glioma derajat tinggi lebih sering
menimbulkan gejala defisit neurologis progresif dan tekanan intrakranial meningkat.
Beberapa dari tanda neurologis yang timbul berdasarkan lokasi dari tumornya:
7
metastasis otak sangat penting, karena dapat mengarah pada pengembangan terapi
yang lebih efisien untuk memerangi pertumbuhan tumor otak atau mungkin membuat
SSP menjadi lingkungan yang tidak diinginkan untuk perkembangan tumor.
Diagnosis
CT-Scan otak dapat menjadi bagian dari proses screening awal ketika kanker
primer didiagnosis, atau CT-Scan dapat dilakukan jika seseorang yang hidup dengan
riwayat kanker atau memiliki gejala tumor otak atau sumsum tulang belakang. Tumor
metastatik didiagnosis menggunakan kombinasi pemeriksaan neurologis dan teknik
pencitraan (juga disebut pemindaian).
Seorang dokter dapat menggunakan lebih dari satu jenis pemindaian untuk
membuat diagnosis. MRI atau CT adalah yang paling umum tersedia dan penggunaan
kontras membuat tumor lebih mudah dilihat. Magnetic resonance spectrometry (MRS)
digunakan untuk mengukur kandungan kimia di otak. Pemindaian PET (position
emission tomography) mengumpulkan informasi terperinci tentang metabolisme
glukosa (gula), dan dapat membantu membedakan antara jaringan sehat, sel kanker,
jaringan penyakit mati, dan pembengkakan. Pemindaian PET seluruh tubuh dapat
membantu dalam mengidentifikasi lokasi kanker primer ketika metastasis otak
ditemukan pertama kali. Dokter Anda akan menentukan jenis pencitraan yang paling
tepat untuk Anda.
Gambaran yang akan tampak:
• Ukuran dan jumlah tumor
• Lokasi tumor yang tepat di dalam otak atau tulang belakang
• Dampak pada struktur terdekat
Meskipun pemindaian memberikan diagnosis "kemungkinan" kepada dokter,
pemeriksaan sampel jaringan tumor di bawah mikroskop memastikan diagnosis
patologis yang tepat. Sampel jaringan dapat diperoleh selama operasi untuk
mengangkat tumor, atau selama biopsi.
Biopsi adalah prosedur pembedahan untuk mengangkat sejumlah kecil tumor
untuk diagnosis.10
Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik
Dari anamnesis dan pemeriksaan fisik, dapat dijumpai tanda dan gejala seperti pada
tumor otak primer, yang dapat berupa tanda peningkatan tekanan intrakranial, sakit kepala,
9
Radiasi Eksterna.
Whole Brain Radiotherapy (WBRT).
WBRT dapat diberikan sebagai terapi utama, kombinasi dengan SRS, atau setelah
operasi. WBRT dapat diberikan dengan teknik konvensional 2D lapangan opposing lateral
atau dengan radioeterapi konformal 3D. Lapangan radiasi harus mencakup keseluruhan isi
intrakranial. Pastikan bahwa fossa kranii anterior, fossa kranii media, dan basis kranii masuk
ke dalam lapangan.13
Stereotactic Radiosurgery (SRS).
Stereotacticradiosurgery (SRS) dapat dilakukan sebagai terapi tunggal atau sebagai
terapi kombinasi dengan wholebrainradiotherapy (WBRT), dengan atau tanpa operasi.13
Prognosis.
Sebagian besar penelitian terdahulu menunjukkan bahwa median survival time
penderita dengan tumor otak metastase <12 bulan. Status fungsional penderita, status
tumor premier dan jumlah lesi merupakan variabel-variabel yang harus diperhitungkan
sebagai faktor prognosis. Evaluasi awal terhadap faktor prognosis penderita
merupakan hal yang sangat penting dalam penentuan modalitas terapi bagi penderita
dan pemberian informasi yang adekuat.14
Tabel 2.3 Prognosis penderita tumor otak metastasis berdasarkan terapi yang diberikan
13
Laporan Kasus
Budi Santoso₂
1. Kepanitraan Klinik UHKBPN di Murni Teguh Memorial Hospital Medan
2. Supervasior Kepanitraan Klinik UHKBPN di Murni Teguh Memorial Hospital Medan
Ringkasan.
Pada laporan kasus ini dilaporkan seorang perempuan usia 63 tahun dibawa oleh
keluarganya ke Rumah Sakit Murni Teguh Memorial Hospital dengan keluahan lemah
anggota gerak kanan di sertai penurunan kesadaran. Pasien memiliki riwayat
hipertensi dan brain metastase.
Pendahuluan.
Istilah “tumor otak” merujuk pada berbagai grup neoplasma yang berasal dari
jaringan intrakranial, termasuk meningen (contoh : meningioma) dengan berbagai
derajat keganasan, dimulai dari yang jinak hingga ganas atau agresif. Setiap jenis
tumor memiliki gambaran biologi, tatalaksana, serta prognosis tersendiri yang
biasanya disebabkan oleh berbagai faktor risiko. Prognosis pada tumor otak sangat
bergantung pada lokasi, sifat infiltratif dan biologis tumor. Berdasarkan asal
jaringannya, tumor otak dibagi ke dalam dua kelompok besar, yaitu tumor otak primer
dan tumor otak sekunder atau metastasis. Tumor otak primer berasal dari berbagai
jaringan intrakranial termasuk neuron, sel glia, astrosit dan termasuk meningen.
Tumor otak sekunder merupakan metastasis dari tumor primer di tempat lain, biasanya
berasal dari tumor primer ganas solid, seperti kanker paru, payudara, melanoma dan
ginjal, maupun keganasan hematologi, seperti limfoma dan leukemia. Metastasis ini
dapat menyerang parenkim otak, leptomeningen maupun duramater.
Tumor otak metastasis merupakan permasalahan yang paling umum dalam
bidang neuro-onkologi. Insidensi tumor otak terus mengalami peningkatan setiap
tahunnya, dimana jumlah dari tumor otak metastasis dapat mencapai 4 kali melebihi
jumlah tumor otak primer. Tumor otak metastasis juga merupakan tumor otak yang
paling sering dijumpai. Diperkirakan terdapat 98.000 – 170.000 kasus baru tumor otak
metastais setiap tahunnya.NSumber metastasis utama adalah kanker paru, namun
14
terdapat sekitar 15% dari kasus yang tidak diketahui sumber primernya. Penyebaran
dari sel tumor biasanya secara hematogen, melalui sirkulasi arteri. Metastasis sering
didapati pada daerah dibawah grey – white matter junction. Sekitar 85% metastasis
berada pada hemisfer serebri. Tumor otak metastasis dapat menimbulkan gejala klinis,
namun dapat juga bersifat asimtomatis.
Laporan Kasus.
Pada tanggal 14 Agustus 2021 Seorang perempuan usia 63 tahun dibawa oleh
keluarganya ke Rumah Sakit Murni Teguh Memorial Hospital dengan keluahan lemah
anggota gerak kanan dan penurunan kesadaran. Pasien memiliki riwayat penyakit
berupa hipertensi dan brain metastase. BAK dan BAB tidak ada keluhan.kesadaran
apatis. Tanda-tanda vital tekanan darah 126/87 mmHg, HR: 98x/i, RR: 21x/i, T:
36,9°C. Sp.O2: 93%.. Pasien dikonsul dengan lemas dan nyeri perut lalu Diberikan
injeksi Dexamethasone 10mg, injeksi omeprazole 40mg.
Ada tabggal 15 Agustus 2021 pasien dengan kesadaran kompos mentis
mengalami kejang dan diberikan injeksi Valisanbe 5mg. Pasien didiagnosa Malignant
neoplasm of brain. Kesadaran menurun disertai pemeriksaan tanda vital TD:
185/37mmHg, HR: 58x/i, TM: 36,0°C, RR: 26x/i. Diberikan injeksi Valisanbe K/P
dengan kejang terkonfirmasi, omeprazole 40mg/12jam. BAB dan BAK dalam batas
normal. Pasien melakukan swab PCR dengan hasil negatif.
Pada tanggal 16 Agustus 2021 pasien mengeluhkan lemas, dengan kesadaran
samnolen. Tanda vital TD: 120/80mmHg, HR: 82x/i, RR: 20x/i, T:36,5°C, SPO2:
99%. BAB dan BAK dalam batas normal. Pasien diberikan phenytoin 100mg/8jam,
bamgetol 200mg 3x1.
Pada tanggal 17 Agustus 2021 keadaan pasien lemas. Kesadaran somnolen.
Tanda-tanda vital TD: 134/71mmHg, HR: 78x/i, RR: 20x/i, T:36°C, SPO2:
100%.Pasien diberikan diazepam 3x1.
Pada tanggal 18 Agustus 2021 pasien dengan kesadaran somnolen. Tanda-tanda
vital TD: 136/88mmHg, RR: 20x/i. HR: 85x/i, T: 36°C, SPO2: 100%. Stop diazepam,
ganti dengan phenobarbital 30mg 3x1. BAB dan BAK dalam batal normal.
Pada tanggal 19 agustus 2021 kesadaran pasien somnolen. Tanda-tanda vital TD:
139/89mmHg, HR: 80x/i, RR: 22x/i, T: 36,6°C, SPO2:99%.BAB dan BAK dalam
batas normal. Pemberian farmakologi berupa diazepam 2 ampul setiap ganti infus.
Pada tanggal 20 agustus 2021 pasien dengan tingkat kesadaran apatis. Tanda-
15
tanda vital TD: 125/79mmHg, HR: 81x/i, RR:20x/i, T:36°C, SPO2: 100%. BAB dan
BAK dalam batas normal. Dengan dosis amlodipine naik menjadi 5mg.
Pemeriksaan Penunjang.
Diskusi.
16
DAFTAR PUSTAKA