NIM : 2010111110003 Kelas : A1 Mata Kuliah : Sejarah Nusantara Era Kolonialisme Dan Imperialisme Tugas : Riview Bahan Bacaan
Tujuan penulis untuk membuat jurnal yang mengangkat materi tentang
Hegamoni kolonialisme terhadap kekuasaan di nusantara yakni mengenai Strategi politik Daendels meruntuhkan kesultananan banten pada tahun 18808-1811 di sini penulis bertujuan untuk menyampaikan mengenai berbagai kebijakan politik praktis Herman Willem Daendels kepada kesultanan Banten saat masa lemah nya kekuasaan politik banten. Disini juga penulis ingin mengangkat lebih mendalam mengenai Hegamoni Kolonialisme terhadap kekuasaan agar para pembaca dapat mengetahui penyebab keruntuhan kesultanan banten serta tujuan lain dari penulis adalah untuk mengetahui berbagai nilai seperti keberanian, heroisme, pantang menyerah sampai kekuatan terakhir, sikap melindungi rakyat, kehati-hatian mengambil keputusan, serta bertahan dari intervensi asing lengkap di tulis disini yang didapatkan pada jejak historis berupa catatan sejarah ataupun sumber sejarah monumental, dapat menjadi pelajaran bagi kedaulatan bangsa serta strategi menghadapi dominasi dan intervensi bangsa asing serta memberikan penjelasan (eksplanasi) mengenai bagaimana runtuhnya kesultanan Banten serta urgensi membangun kekuatan militer dan teknologi bagi kedaulatan bangsa sebagai bagian tidak terpisahkan bagi para penguasa politik di berbagai zaman. Isi dari jurnal ini memuat tentang Runtuhnya kekuasaan Banten di Jawa, merupakan awal dari intervensi politik Belanda pada Kesultanan di Nusantara, pasca dibubarkannya Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC),Pasca VOC dibubarkan 31 Desember 1799, kekuasaannya diambil alih oleh Pemerintah Kerajaan Belanda dengan membentuk Hindia Belanda di Nusantara. Gubernur.Jenderal pertama yang diangkat yaitu Herman Willem Daendels (1762 – 1818), seorang politikus yang dipilih Belanda untuk memerintah Hindia Belanda pada 1808-1811.di masa Daendels lah mengusunng mega proyek Grote Postweg, jalan raya Anyer-Panarukan serta pelabuhan perang (militer) di Selat Sunda, Ujung Kulon di mana proyek jalan raya anyer-penarukan ini banyak memakan korban jiwa berupa para pekerja yang meninggal karena membuat jalan tersebut dan terserang penyakit akibat dari pembukaaan rawa-rawa sebagai jalan Di bawah pimpinan Daendels maka kesultananan banten jatuh dan di paksa untuk turun tahta dan memperlakukan keluarga kesultanan secara tidak hormat hal ini bermula setelah peristiwa de puy. Dua hari setelah kematian Du Puy, Daendels sendiri yang langsung memimpin pasukan menuju Banten. Perjalanan dari Batavia ke Serang dan Banten ini memakan waktu kurang lebih 20 jam. Banten diserang dengan mengerahkan pasukan infanteri 1.000 orang beserta empat meriam yang diarahkan ke Keraton (Velderhof, 1901). Daendels melaporkan bahwa benteng Kesultanan dikepung selama tiga hari, dan dipertahankan oleh 3.000 pasukan, akhirnya jatuh ke tangan Belanda (Daendels, 1814).kemudian mengangkat utra Mahkota Pangerang Ratoe Aliadien, di bawah kekuasan kolonial, diberi otoritas yang melebihi Bupati Bumiputera namun tidak sekuat Sultan. Tindakan-tindakan ini menunjukkan Daendels melakukan intervensi dan tindakan sesuka hati terhadap penguasa tradisional.serta memcah belah kesultanan banten karena sultan baru itu sama saja seperti tanpa kuasa karena semuanya di kendalikan oleh Daendels. Yang kemudian Pada tanggal 11 September 1811, pemerintah Inggris dinyatakan sebagai penguasa tertinggi di Jawa, melalui deklarasi yang ditandatangani oleh Earl of Minto, Gubernur Jenderal Benggala (Raffles, 1830). Pada tanggal 17 September 1811, semua kekuasaan Belanda di Hindia Timur secara de facto jatuh ke tangan Inggris Raya yang dalam beberapa tahun kemudian dikembalikan pada Belanda. Hasil telaah saya yakni sejak kedatangan Daendels di tanah jawa ia sudah menyadari tentang betapa pentingnya wilayah kesultanan banten sehingga ia sudah menyusun strategi politik untuk meruntuhkan pengaruh dari kekuasaan kesultanan banten. Daendels membawa dua tugas yang di bebaankan kepadanya yakni Tugas pertama mempertahankan Pulau Jawa agar tidak jatuh dan ditaklukan Inggris. Hal ini Adapun tugas kedua, adalah melakukan perbaikan sistem administrasi negara jajahan di Jawa. Hal tersebut penting dilakukan mengingat evaluasi atas hancurnya VOC dikarenakan manajerial organisasi yang korup dan kacau sehingga perlu perombakan radikal.Kemudian Daendels ini memiliki pola pikir yang sangat bagus karena ia mampu membuat proyek jalan anyer-panarukan unuk mempermudah kekuasaan nya serta hegamoni kolonialisme karena jalan baru anyer-penarukan ini mempersingkat waktu perjalanan yang biasa di lakukan satu bulan kini menjadi8 hari perjalanan saja. Akan tetapi proyek pembangunan jalan ini banyak memakan korban jiwa baik dari kaum pribumi maupun pihak belanda baik karena kerasnya intes kerja membuka jalan dan juga karena tertular penyakit. Akibat dari berkurang nya pekerja yang membangun jalan maka dari itu Daendels mengultimantum kesultanan banten dengan tuntututan yang harus di penuhi dan salah satunya adalah menyediakan pekerja dan sultan banten tidak mengiyakan permintaan Daendels tadi sehingga membuat Daendels marah dan di tambah dengan kematian Du Puy, ini yang menyebabkan kemarahan Daendels memuncak dan menyerang kesultanan banten dan berhasil menguasai dan mengasingkan kesultanan bantet juga Daendels menyebarteror kepada masyarakat berupa hukum mati yang di mana jasad di buang kelaut agar rakyat pribumi tunduk dan patuh kepada kebijakan Daendels. Sehingga ia mengganti sultan banten dengan sultan yang ia pilih secara langsung akan tetapi ini hanya boneka saja karena menurut yang saya baca adalah tetap kendali utsma ada di Daendels sehingga politik inilah yang membuat kesultanan bantet semakin runtuh.