Anda di halaman 1dari 12

Prosiding Seminar Nasional Industri Kerajinan dan Batik 2020

eISSN 2715-7814
Yogyakarta, 6 Oktober 2020

PEMANFAATAN SOFTWARE APLIKASI DESAIN GRAFIS CORELDRAW SEBAGAI


MEDIA PEMBELAJARAN PEMBUATAN MOTIF DASAR BATIK BERBASIS DIGITAL
PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

Okta Purnawirawan
SMK Ibu Kartini Semarang, Jawa Tengah, Indonesia

Korenspondesi Penulis
Email : okta.purnawirawan@gmail.com

Kata kunci: Coreldraw, Batik, SMK


Keywords: Coreldraw, Batik, SMK

ABSTRAK
Batik merupakan warisan kemanusiaan untuk budaya lisan dan nonbendawi dunia dari Bangsa
Indonesia yang sudah diakui oleh United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization
(UNESCO) sejak 30 SeptemberOktober 2009. Sebagai penerus generasi selanjutnya, siswa seyogyanya
mampu mengenali dan mempelajari bagaimana proses batik dibuat. Pembelajaran sejak dini tentang
pengenalan batik pada siswa sangatlah tepat dilakukan agar batik tidak dilupakan. Pembelajaran
pembuatan motif dasar batik pada siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan bentuk
kegiatan konservatif batik pada anak. Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan dari 72 responden
bahwa minat remaja dalam pemakaian batik terhadap pelestarian batik dilihat dari variabel minat
diperoleh presentase 84% sedangkan variabel pelestarian 82,5 %. Data hasil penelitian tersebut
menunjukkan bahwa peluang sangat tinggi mengadakan pembelajaran sejak dini pada siswa untuk
mengenalkan pembuatan mitif batik. Pembelajaran pada siswa SMK mengenai pembuatan motif batik
sangat tepat karena untuk membekali keterampilan hardskills tambahan ketika sudah lulus nanti
sebagai salah satu pelung kerja dan menjadi wirausaha. Software aplikasi desain grafis coreldraw
merupakan salah satu software aplikasi komputer yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran
dalam pembuatan motif dasar batik berbasis digital. Siswa SMK dapat mengkreasikan berbagai jenis
motif dasar batik menggunakan software aplikasi tersebut. Tools-tools atau menu yang terdapat di
dalam software aplikasi desain grafis coreldraw mampu membantu siswa dalam membuat desain
dasar motif batik. Hasil penelitian menunjukan efektifitasan penggunaan software aplikasi desain
grafis coreldraw pada pembelajaran dasar desain grafis kelas sepuluh kompetensi keahlian RPL dalam
membuat motif dasar batik berbasis digital sebesar 81,09%.

ABSTRACT

Batik is a human heritage for the world's oral and non-material culture from the Indonesian nation
which has been recognized by the United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization
(UNESCO) since October 2, 2009. As the successor to the next generation, students should be able to
recognize and learn how the batik process is made. Early learning about the introduction of batik to
students is very appropriate so that batik is not forgotten. Learning the making of basic batik motifs in
vocational high school (SMK) students is a form of batik conservative activity for children. The results
of previous research indicated that from 72 respondents that the interest of adolescents in the use of
batik towards batik preservation, seen from the interest variable, the percentage was 84% while the
preservation variable was 82.5%. The data from the research results indicate that there is a very high
chance of conducting early learning for students to introduce batik making. Vocational school
students' learning about making batik motifs is very appropriate because it is to provide additional
Dinamika Kerajinan dan Batik: Majalah Ilmiah. Vol. 36 No. 1, Juni 2019

hard skills skills when they graduate as one of the opportunities for work and become entrepreneurs.
CorelDraw graphic design application software is a computer application software that can be used as
a learning medium in making digital-based batik motifs. SMK students can create various types of
basic batik motifs using this application software. The tools or menus contained in the CorelDraw
graphic design application software are able to assist students in making basic designs of batik motifs.
The results showed the effectiveness of the use of graphic design application software Coreldraw in
the tenth grade basic learning of graphic design with RPL expertise in making digital-based batik
motifs by 81.09%

Sukaya,Y, Eskak, E. Salma, I Penambahan Nilai Guna pada Kreasi Baru Produk Boneka Batik Kayu Krebet Bantul 2
Prosiding Seminar Nasional Industri Kerajinan dan Batik 2020
eISSN 2715-7814
Yogyakarta, 6 Oktober 2020

PENDAHULUAN
Batik merupakan suatu hasil kerajinan dari kain putih yang digambar corak yang
diinginkan oleh pembuatnya. Dengan beberapa proses khusus maka kain batik memiliki
berbagai motif dan warna. Menurut Asti dan Arini (Asti 2011) berdasarkan etimologi dan
terminologinya, batik merupakan rangkaian kata mbat dan tik. Mbat dalam bahasa Jawa
dapat diartikan sebagai ngembat atau melempar berkali-kali, sedangkan tik berasal dari kata
titik. Jadi, membatik artinya melempar titik berkali-kali pada kain. Adapula yang mengatakan
bahwa kata batik berasal dari kata amba yang berarti kain yang lebar dan kata titik. Artinya
batik merupakan titik-titik yang digambar pada media kain yang lebar sedemikian sehingga
menghasilkan pola-pola yang indah.
Batik merupakan suatu produk kerajinan dengan nilai seni tinggi dan telah menjadi
bagian dari budaya Negara Indonesia, khususnya di Pulau Jawa sejak lama. Pada dahulu
perempuan-perempuan Jawa menjadikan keterampilan membatik dengan cara menuliskan
langsung pada selembar kain kosong secara langsung dan dengan adanya perkembangan
teknologi informasi pembuatan batik dapat menggunakan teknik cap/komputer. Lisbijanto
(Lisbijanto, 2013) memaparkan bahwa ada tiga jenis batik menurut teknik pembuatannya,
yaitu: (1) batik tulis; (2) batik cap; dan (3) batik lukis. Batik tulis dibuat secara manual
menggunakan tangan dengan alat bantu canting untuk menerakan malam pada corak batik.
Batik cap dibuat dengan menggunakan cap atau semacam stempel motif batik yang terbuat
dari tembaga. Batik lukis dibuat dengan melukiskan motif menggunakan malam pada kain
putih. Batik tulis adalah salah satu teknik pembatikan yang memiliki proses pembatikan
(batik tulis) keterampilan dalam mendesain motif gambar, apabila dalam oleh peserta didik
maka proses pembatikan (batik tulis) tidak akan terlaksana dengan baik. Di dalam
pembuatan batik tulis sangat diperlukan keahlian serta pengalaman, ketelitian, kesabaran,
dan juga waktu yang lama dalam pengerjaannya, (Chairullah, 2018).
Batik merupakan warisan kemanusiaan untuk budaya lisan dan nonbendawi dunia dari
Bangsa Indonesia yang sudah diakui oleh United Nations Educational, Scientific and Cultural
Organization (UNESCO) sejak 30 September 2009. Sebagai penerus generasi selanjutnya,
siswa seyogyanya mampu mengenali dan mempelajari bagaimana proses batik dibuat.
Menurut Handayani, (Handyani, 2016) dalam penelitiannya yang berjudul pengaruh minat
remaja dalam pemakaian batik terhadap pelestarian batik kudus menyatakan bahwa dari 72
responden bahwa minat remaja dalam pemakaian batik terhadap pelestarian batik dilihat
dari variabel minat diperoleh presentase 84 % sedangkan variabel pelestarian 82,5 %. Data
tersebut menunjukkan bahwa respon pemakaian dalam bentuk minat dan pelestarian batik
pada golongan remaja saat ini sangat baik. Akan tetapi menurut Suliyanto (suliyanto, et al.,
2015) menyatakan bahwa generasi muda tidak mau menjadi pengrajin membatik karena
penghasilannya tidak pasti, tidak memiliki cita rasa seni, dan tidak punya cukup modal. Hal
tersebut juga merupakan kendala-kendala yang harus segera diatasi sehingga batik tidak
dikesampingkan dan akan lenyap pada masa mendatang.

3
Prosiding Seminar Nasional Industri Kerajinan dan Batik 2020
eISSN 2715-7814
Yogyakarta, 6 Oktober 2020

Generasi muda atau yang saat ini sebagai kaum milenial seyogyanya bisa menjadi
generasi penerus bangsa yang mampu untuk melestarikan batik sebagai warisan budaya
Bangsa Indonesia. Menurut Nurcahyanti, (Nurcahyanti, 2019) menyatakan bahwa metode
pendekatan pada generasi milenial terhadap batik ada dua yaitu pendekatan langsung
melalui sosialisasi media sosial dan aplikasi digital serta pendekatan tidak langsung melalui
keterlibatan aktif para generasi milenial dalam berbagai bentuk kegiatan yang melibatkan
batik sebagai topik dan elemen pendukung. Batik dapat meningkatkan rasa cinta tanah air
pada generasi muda karena mereka merasa memiliki dan bangga akan warisan budaya dari
negeri sendiri. Suryaningsum (Suryaningsum, et al.,2019) menyatakan bahwa penanaman
rasa cinta kepada batik nusantara mengandung juga unsur bela negara, perbatikan
nusantara merupakan salah satu kekuatan bela negara sehingga menjadi hal penting bagi
kehidupan bernegara. Menurut Damayanti, (Damayanti, 2018) menyatakan bahwa kegiatan
membatik dapat meningkatkan kreativitas seni anak. Nilai kreativitas akan meningkat ketika
anak mulai dengan membuat pola tau motif batik sesuai dengan yang diinginkan. Anak akan
mencoba mengambar beberapa pola atau motif yang diinginkan.
Suatu batik ada tidak lepas dari proses pembuatan batik itu sendiri. Pengrajin batik
harus mempunyai Sumber Daya Manusia (SDM) sehingga mampu menghasilkan batik yang
berkualitas. Menurut Widiastuti (Widiastuti, et al., 2019) untuk mencapai SDM pengrajin batik
yang berkualitas maka diperlukan motivasi, peningkatan kompetensi, sertifikasi keterampilan,
best practice dan pameran. Generasi muda atau yang sering disebut dengan kaum milenial
saat ini perlunya wawasan pengenalan bagaimana membuat motif batik guna peningkatan
SDM dan melestarikan budaya batik pada generasi muda. Sekolah selaku lembaga
pendidikan mempunyai stategi dan peran penting terhadap pelestarian batik pada generasi
muda. Sekolah sebagai rumah kedua untuk menimba ilmu perluanya kegiatan akademik dan
non akademik berbasis pelestarian batik. Pembelajaran batik tetes lilin ini dapat dijadikan
sebagai alternatif pembelajaran membatik sederhana. Batik tetes lilin adalah teknik
membatik pada kain dengan menggunakan media tetesan lilin sebagai perintang warna dan
media untuk menghasilkan motif pengganti canting (Prayitno, 2019).
Pembelajaran Dasar Desain Grafis pada Kompetensi Keahlian Rekayasa Perangkat Lunak
(RPL) SMK kelas sepuluh, guru selaku pendidik dapat memanfaatkan kegiatan pembelajaran
sekaligus mengenalkan dan melestarikan batik pada siswa. Pada pembelajaran Dasar Desain
Grafis siswa di tuntut untuk dapat menggunakan software aplikasi Desain Garfis untuk
menciptakan desain berbasis digital. Keterampilan batik tradisional dapat diberikan pada
siswa dengan memberikan wawasan komputer grafis dalam membuat motif batik, software
aplikasi desain grafis photoshop dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran yang
dapat mempermudah sekaligus memanfaatkan teknologi informasi dalam meningkatkan
kreativitas siswa (Ernawati, 2015).
Menurut Suhud dan Firtiansyah, (Suhud & Fitriansyah, 2017) menyatakan bahwa dengan
memanfaatkan software aplikasi desain grafis Photoshop dan Adobe Flash Professional

4
Prosiding Seminar Nasional Industri Kerajinan dan Batik 2020
eISSN 2715-7814
Yogyakarta, 6 Oktober 2020

dapat membuat media pembelajaran berbasis multimedia pada pembelajaran batik banten.
Perkembangan teknologi dan informasi seyogyanya mampu mempermudah dalam
pembuatan motif-motif batik secara digital. Di era revolusi industi 4.0 sangat tepat
manfaatkan teknologi dan informasi sebagai media pendukung pembuatan motif batik.
Pengembangan aplikasi D’Batik mampu meningkatkan produktifitas pembuatan motif batik
bagi pelaku IKM Batik Semarang. Aplikasi D’Batik memiliki fitur-fitur yang mempermudah
proses pembuatan motif batik, diantaranya pembuatan garis, kurva, dan motif pengulangan,
refleksi, serta diamond drop pattern, (Wibawanto, W. & Nugrahani, R., 2018). Selain itu juga,
media pembelajaran batik berupa komik edukasi dengan unsur cerita, ilustrasi, materi dan
gaya bahasa untuk siswa SMP sekaligus mengandung nilai sikap, pengetahuan dan
keterampilan mengenai batik yang dibutuhkan siswa SMP (Permatasari, 2015).
Proses pembelajaran membatik dengan menggunakan software aplikasi desain grafis
mempermudah siswa dalam membuat motif batik. Akan tetapi bimbingan, arahan dan
motivasi pada siswa sangatlah penting diberikan oleh guru pada Kegiatan Belajar Mengajar
(KBM) di kelas, (Sunaryo & Rahmawati, 2012). Selain siswa dapat menggunakan software
aplikasi pada kegiatan praktikum arahan dan bimbingan diperlukan agar kreatifitas membuat
motif pada siswa bisa tumbuh dan berkembang. Pada kegiatan KBM tentunya diperlukan
model pembelajaran yang efektif dan efisien sehingga siswa dapat menerima materi yang
diberikan guru. Pada pembelajaran membatik tentunya guru harus mempunyai model
pembelajaran yang baik sehingga siswa mampu memiliki keterampilan dalam membuat
motif batik. Model pembelajaran direct instruction memiliki efektif untuk meningkatkan
keterampilan membatik, model pembelajaran direct instruction dapat menjadi alternative
dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan siswa karena sifatnya yang
mudah diaplikasikan dan sistematis (Ma’arif, 2020).
Berdasarkan latarbelakang tersebut disini penulis memanfaatkan software aplikasi desain
grafis Coreldraw sebagai media pembelajaran pembuatan motif dasar batik berbasis digital
pada sekolah menengah kejuruan. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui
efektifitas penggunaan software aplikasi desain grafis Coreldraw pada pembelajaran dasar
desain grafis kelas sepuluh kompetensi keahlian RPL, serta untuk mengetahui HASIL
keterampilan siswa dalam menggunakan software aplikasi desain grafis Coreldraw khususnya
pada bidang mendesain motif batik berbasis digital.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
yang terdiri dari tahapan perencanaan, pelaksanaan, praktikum dan evaluasi. Penelitian ini
dilakukan di SMK Ibu Kartini Semarang pada Kompetensi Keahlian RPL Mata Pelajaran Dasar
Desain Grafis. Periode penelitian dilaksanakan pada Semester Genap Tahun Ajaran 2019-
2020 Bulan Januari sampai dengan April Tahun 2020. Subyek penelitiannya yaitu siswa kelas
10 (sepuluh) pada kelas RPL 1 dan RPL 2 sebanyak 55 siswa/responden. Objek yang diamati

5
Prosiding Seminar Nasional Industri Kerajinan dan Batik 2020
eISSN 2715-7814
Yogyakarta, 6 Oktober 2020

berupa keterampilan psikomotorik dalam membatik berbasis digital, sehingga alat yang
digunakan berupa perangkat komputer atau laptop yang sudah terinstal oleh software
aplikasi desain grafis Coreldraw.
Terdapat dua instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1) Perangkat
pembelajaran yang terdiri dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), modul/jobsheet,
dan lembar kerja siswa; dan 2) Instrumen pengumpulan data terdiri dari tes keterampilan
psikomotorik dan lembar pengamatan. Data yang peneliti peroleh yaitu berupa aktivitas
siswa dalam proses membatik dengan menggunakan software aplikasi desain grafis
Coreldraw.
1. Tes Keterampilan Membatik
Tes keterampilam membatik dilakukan melalui evalusi hasil membatik yang dilakukan 2
(dua) kali berdasarkan indikator yang telah ditentukan.
2. Pengamatan
Pengamatan dilakukan dilakukan untuk mengetahui proses pembelajaran telah berjalan
sesuai dengan yang telah direncanakan, dengan demikian pada pengamatan peneliti
menyiapkan lembar observasi untuk siswa. Lembar observasi tersebut telah peneliti
sesuaikan dengan RPP yang telah dibuat. Selanjutnya, hasil data yang diperoleh peneliti
analisis secara deskriptif.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Deskkripsi Hasil Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMK Ibu Kartini Semarang Kompetensi Keahlian RPL Kelas
Sepuluh RPL 1 dan RPL 2 Tahun Ajaran 2019-2020 sebanyak 55 siswa/responden. Periode
penelitian pada Bulan Januari sampai April Tahun 2020, berikut pembahasannya:
a. Tahap Perencanaan
Kegiatan ini berisi pemaparan guru kepada siswa untuk sosialisasi terkait isi
modul/jobsheet yang akan dikerjakan. Siswa diminta mempersiapkan peralatan
praktikum seperti seperangkat komputer/laptop yang sudah terinstal aplikasi desain
grafis coreldraw.
b. Tahap Pelaksanaan Praktikum
Kegiatan ini berisi aktivitas praktikum siswa, siswa melakukan praktikum sesuai instruksi
dan materi yang ada di dalam modul/jobsheet yang sudah disediakan oleh guru. Siswa
menggunakan seperangkat komputer/laptop yang sudah terinstal aplikasi desain grafis
coreldraw untuk membuat motif batik secara digital.
c. Tahab Observasi
Kegiatan ini berisi pengamatan guru selama praktikum dan selesai praktikum. Kegiatan
praktikum sudah ada di dalam modul/jobsheet yang sudah disediakan oleh guru. Guru
mengamati berdasarkan lembar observasi yang sebelumnya.

6
Prosiding Seminar Nasional Industri Kerajinan dan Batik 2020
eISSN 2715-7814
Yogyakarta, 6 Oktober 2020

d. Tahap Evaluasi
Kegiatan ini berisi menilai hasil akhir desain motiv batik berbasis digital yang sudah
dibuat siswa. Guru memberikan evaluasi penilaian berdasarkan lembar penilaian yang
sudah dibuat sebelumnya. Hasil evaluasi penilaian digunakan sebagai acuan untuk
menilai keefektifitasan software aplikasi desain grafis coreldraw sebagai media
pembelajaran dalam membuat motif dasar batik berbasis digital.

Analisis Hasil Penelitian


Berdasarkan modul/jobsheet yang dibuat guru siswa membuat lima macam motif dasar
batik dengan menggunakan software aplikasi desain grafis coreldraw. Lima macam motif
dasar batik pada gambar satu sampai dengan gambar lima dibawah ini.

Gambar 1. Motif Dasar Batik Pertama

Gambar 2. Motif Dasar Batik Kedua

7
Prosiding Seminar Nasional Industri Kerajinan dan Batik 2020
eISSN 2715-7814
Yogyakarta, 6 Oktober 2020

Gambar 3. Motif Dasar Batik Ketiga

Gambar 4. Motif Dasar Batik Keempat

Gambar 5. Motif Dasar Batik Kelima

Berdasarkan kelima motif dasar batik berbasis digital tersebut, semua siswa kelas
sepuluh RPL 1 dan RPL 2 SMK Ibu Kartini Semarang yang berjumlah 55 siswa dapat
membuat menggunakan software aplikasi desain grafis coreldraw pada laptop/komputer
masing-masing, akan tetapi ada yang termasuk dalam kategori sangat baik, baik, cukup baik
dan kurang baik. Hasil praktikum membuat motif dasar batik berbasis digital yang dilakukan
55 siswa RPL didapatkan hasil sesuai dengan tabel 1.

8
Prosiding Seminar Nasional Industri Kerajinan dan Batik 2020
eISSN 2715-7814
Yogyakarta, 6 Oktober 2020

Tabel 1. Hasil praktikum membuat motif batik berbasis digital


Kategori Penilaian
Jenis Motif
Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik
Batik ke-satu 25 siswa 10 siswa 5 siswa 15 siswa
Batik ke-dua 38 siswa 10 siswa 5 siswa 2 siswa
Batik ke-tiga 18 siswa 15 siswa 2 siswa 20 siswa
Batik ke-empat 20 siswa 8 siswa 15 siswa 12 siswa
Batik ke-lima 27 siswa 20 siswa 5 siswa 3 siswa

Berdasarkan tabel 1 dapat dianalisis bahwa jumlah siswa tertinggi yang dapat
membuat desain dasar motif batik berbasis digital kategori sangat baik pada jenis motif ke-
dua, kemudian kategori baik pada motif batik jenis ke-lima, kategori cukup baik pada motif
batik ke-empat dan kategori kurang baik pada jenis motif ke-tiga. Sedangkan jumlah siswa
terendah yang dapat membuat desain dasar motif batik berbasis digital kategori sangat baik
pada jenis motif ke-tiga, kemudian kategori baik pada motif batik jenis ke-empat, kategori
cukup baik pada motif batik ke-tiga dan kategori kurang baik pada jenis motif ke-dua.
Berdasarkan uji tingkat keefektifan dinyatakan efektifitas penggunaan software aplikasi
desain grafis Coreldraw pada pembelajaran dasar desain grafis kelas sepuluh kompetensi
keahlian RPL dalam membuat motif dasar batik berbasis digital sebesar 81,09%. Pernyataan
tersebut berdasarkan perhitungan sebagai berikut:

𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑆𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑇𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠


𝑃𝐾 (𝑥) = 𝑋 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑖𝑠𝑤𝑎
40
𝑃𝐾(𝑚𝑜𝑡𝑖𝑓 𝑘𝑒 − 1) = 𝑋 100% = 72,73 %
55
53
𝑃𝐾(𝑚𝑜𝑡𝑖𝑓 𝑘𝑒 − 2) = 𝑋 100% = 96,36 %
55
35
𝑃𝐾(𝑚𝑜𝑡𝑖𝑓 𝑘𝑒 − 3) = 𝑋 100% = 63,63 %
55
43
𝑃𝐾(𝑚𝑜𝑡𝑖𝑓 𝑘𝑒 − 4) = 𝑋 100% = 78,18 %
55
52
𝑃𝐾(𝑚𝑜𝑡𝑖𝑓 𝑘𝑒 − 5) = 𝑋 100% = 94,54 %
55
72,73 + 96,36 + 63,63 + 78,18 + 94,54
𝑃𝐾(𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎) = = 81,09 %
5

9
Prosiding Seminar Nasional Industri Kerajinan dan Batik 2020
eISSN 2715-7814
Yogyakarta, 6 Oktober 2020

Pembahasan
Berdasarkan Tabel 1 dapat dijelaskan bahwa siswa kelas sepuluh RPL 1 dan RPL 2 SMK
Ibu Kartini Semarang Tahun Ajaran 2019-2020 bisa membuat motif dasar batik berbasis
digital dengan menggunakan software aplikasi desain grafis coreldraw. Akan tetapi
berdasarkan pengamatan dan evaluasi akhir dikelompokkan menjadi empat jenis yaitu
sangat baik, baik, cukup baik dan kurang baik. coreldraw salah satu software aplikasi desain
grafis membantu siswa dalam membuat desain motif batik berbasis digital. Pada software
aplikasi coreldraw terdapat beberapa tools-tools yang digunakan untuk membuat garis, titik
dan lain-lain berfungsi untuk membuat isen-isen batik. selain itu terdapat beberapa perintah
di dalam software aplikasi coreldraw yang mempermudah menggandakan beberapa motif
sehingga siswa tidak membuat secara berulang-ulang. Siswa hanya membuat satu motif saja
kemudian dapat diperbanyak dengan mudah dan cepat.
Beberapa siswa yang sudah pernah menggunakan software aplikasi coreldraw tidak
mengalami kesulitan dalam membuat desain motif dasar batik dikarenakan sudah
mengetahui beberapa nama dan fungsi tools-tools di dalam aplikasi tersebut. Siswa yang
baru pertama menggunakan mengalami kendala belum mengetahui nama-nama dan fungsi
tools di dalam aplikasi. Dampaknya siswa membutuhkan waktu yang cukup lama untuk
menuntaskan dalam membuat desain dasar batik. Tingkat kreatifitas anak juga
mempengaruhi hasil macam-macam kreasi motif dasar batik yang dihasilkan. Karena siswa
bisa mekreasi bentuk-bentuk dan penggunaan unsur warna di dalam desain motif dasar
batik.
Adanya modul/jobsheet yang sudah disediakan oleh guru mempermudah siswa dalam
memahami tools-tools di dalam software aplikasi coreldraw. Pada modul/jobsheet diberikan
materi-materi dasar penggunaan aplikasi tersebut. Selain itu, ada langkah-langkah petunjuk
menggunakan tools. Tingkat efektifitasan penggunaan software aplikasi coreldraw
berdasarkan rata-rata efektifitas sebesar 81,09%. Artinya bawah software aplikasi coreldraw
efektif dalam menunjang siswa membuat motif dasar batik berbasis digital.

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
Siswa kelas sepuluh RPL 1 dan RPL 2 SMK Ibu Kartini Semarang Tahun Ajaran 2019-2020
bisa membuat motif dasar batik berbasis digital dengan menggunakan software aplikasi
desain grafis coreldraw. Jumlah siswa tertinggi yang dapat membuat desain dasar motif batik
berbasis digital kategori sangat baik pada jenis motif ke-dua, kemudian kategori baik pada
motif batik jenis ke-lima, kategori cukup baik pada motif batik ke-empat dan kategori
kurang baik pada jenis motif ke-tiga. Sedangkan jumlah siswa terendah yang dapat
membuat desain dasar motif batik berbasis digital kategori sangat baik pada jenis motif ke-
tiga, kemudian kategori baik pada motif batik jenis ke-empat, kategori cukup baik pada
motif batik ke-tiga dan kategori kurang baik pada jenis motif ke-dua. Tingkat efektifitasan

10
Prosiding Seminar Nasional Industri Kerajinan dan Batik 2020
eISSN 2715-7814
Yogyakarta, 6 Oktober 2020

penggunaan software aplikasi coreldraw berdasarkan rata-rata efektifitas sebesar 81,09%.


Artinya bawah software aplikasi coreldraw efektif dalam menunjang siswa membuat motif
dasar batik berbasis digital.

Saran
Penelitian ini dapat dikembangakan dengan membuat motif-motif batik yang lain, dan
dapat diterapkan pada siswa SMK Kompetensi Keahlian Tata Busana sebagai siswa yang
bergerak dalam bidang model fashion.

KONTRIBUSI PENULIS
Okta Purnawirawan selaku penulis pertama adalah kontributor utama dalam penulisan
ini.

UCAPAN TERIMA KASIH


Artikel ilmiah ini merupakan hasik dari Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sehingga penulis
mengucapkan terimakasih kepada Kepala SMK Ibu Kartini Semarang Dra. Sri Utami yang
memberikan ijin untuk melakukan penelitian, siswa kelas Sepuluh RPL 1 dan RPL 2 Tahun
Ajaran 2019-2020 yang bisa berkerjasama dalam penelitian ini dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA
Asti, Musman & Arini B,Ambar. (2011). Warisan Adiluhung Nusantara. Yogyakarta: ANDI.
Chairullah, Achmad. (2018). Pelaksanaan Pembelajaran Batik Tulis di SMK Negeri 8 Padang. E- Jurnal
Seni Rupa FBS Universitas Negeri Padang. 2(1), 1-11.
Damayanti, (2018). Peningkatan Kreativitas Seni Melalui Kegiatan Membatik (Pendidikan Pusaka
Membangun Karakter Anak Usia Dini). Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Era Revolusi
“Membangun Sinergitas dalam Penguatan Pendidikan Karakter pada Era IR 4.0” . (pp. 79 – 88).
Jakarta.
Ernawati (2015). Batik Design Training Sebagai Upaya Pembekalan Soft Skill di Bidang Desain Grafis
Terhadap Siswa-Siswi SMK Negeri 5 Kota Bengkulu. Jurnal Rekursif. 3(1). 54-60.
Handayani, Retno Astuti. (2016). Pengaruh Minat Remaja Dalam Pemakaian Batik Terhadap Pelestarian
Batik Kudus. Skripsi. Fakultas Teknik. Universitas Negeri Semarang.
Lisbijanto, Herry. (2013). Batik. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Ma’arif, Minhatul. (2020). Effectiveness of Direct Instruction for Learning Models Improving Batik Skills
in Basic School Students in Sanggar Batik Cikadu. Jurnal PAJAR (Pendidikan dan Pengajaran) . 4(1),
151 – 158.
Nurcahyanti dkk. (2019). Metode Pendekatan Pada Generasi Milenial Untuk Keberlanjutan dan
Ketahanan Batik Nasional. In A. Editor (Ed.), Prosiding Seminar Nasional Industri Kerajinan dan
Batik 2019. (pp. A4-1 - A4-16). Yogyakarta.
Permatasari, Intan. (2015). Penciptaan Media Pembelajaran Batik Bagi Siswa Smp Melalui Media Komik
Edukasi. Jurnal Pendidikan Seni Rupa. 11(1), 1-11.

11
Prosiding Seminar Nasional Industri Kerajinan dan Batik 2020
eISSN 2715-7814
Yogyakarta, 6 Oktober 2020

Prayitno. (2019). Pembelajaran Batik Tetes Lilin Sebagai Alternatif Teknik Membatik Sederhana Pada
Mahasiswa PAUD. Jurnal Pendidikan Anak. 8(1), 38-47.
Suhud dan Firtiansyah. (2017). Perancangan Media Pembelajaran Pembuatan Batik Banten Pada PT.
Batik Banten Mukarnas Berbasis Multimedia. Jurnal PROSISKO. 4(1), 48-52.
Suliyanto, dkk. (2015). Persepsi Generasi Muda Terhadap Profesi Pengrajin Batik Tulis Di Purbalingga.
Jurnal Ekonomi dan Bisnis. 18(1), 135-144.
Sunaryo dan Kartika Nurlaila Rahmawati. (2012). Pembelajaran Keterampilan Membatik pada Siswa
Tunarungu Jenjang SMALB di SLB B Negeri Cicendo Kota Bandung. Jurnal Jassi_Anakku. 11(1), 10-
17.
Suryaningsum, dkk. (2019). Roadmap Perbatikan Nusantara dalam Revolusi Industri 4.0. Editor (Ed.),
Prosiding Seminar Nasional Industri Kerajinan dan Batik 2019. (pp. A2-1 – A2-12). Yogyakarta.
Wibawanto, Wandah dan Rahina Nugrahani. (2018). Inovasi Pengembangan Motif Batik Digital Bagi
IKM Batik Semarang. Indonesian Journal of Conservation. 7(2), 111-118.
Widiastuti dkk. (2019). Strategi Peningkatan Sumber Daya Manusia Kreatif dan Inovatif Pada UKM
Batik Semarangan (Studi Di Kampung Batik Semarang). Jurnal Riptek. 13(2), 124-130.

12

Anda mungkin juga menyukai