Laporan Kinerja Instansi Pemerintahan
Laporan Kinerja Instansi Pemerintahan
LAMPIRAN
KEPALA DINAS
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL SEKRETARIAT
UPT
Tabel 1.1 Jumlah Tenaga Kesehatan di Fasilitas Kesehatan Kota Tangerang Selatan
No Tenaga Kesehatan UPT RSUD RS Swasta Lainnya Total
1 Dokter Umum 135 32 363 173 703
2 Dokter Spesialis 0 43 884 79 1.006
3 Dokter Gigi 54 4 72 76 206
4 Dokter Gigi Spesialis 0 3 90 3 96
5 Perawat 195 195 2142 99 2.631
6 Bidan 268 54 380 132 834
7 Kesehatan Masyarakat 38 0 11 5 54
8 Kesehatan Lingkungan 30 1 14 14 59
9 Gizi 38 6 69 1 114
10 Ahli Laboratorium Medik 32 27 143 21 223
11 Tenaga Teknik Biomedika Lainnya 0 16 127 4 147
12 Keterapian Fisik 12 4 82 1 99
13 Keteknisian Medis 40 24 82 21 167
14 Tenaga Teknik Kefarmasian 26 25 312 43 406
15 Apoteker 32 9 126 25 192
Jumlah 900 443 4.897 697 6.937
Rumah Sakit
1 Rumah Sakit Umum 1 18 19
Rumah Sakit Khusus
2 10 10
Dari isu-isu tersebut maka langkah-langkah yang harus diambil antara lain :
1. Meningkatkan kompetensi petugas kesehatan melalui peningkatan kompetensi
kegawatdaruratan ibu hamil, bersalin dan nifas serta bayi baru lahir melalui pelatihan,
bimtek dan OJT adalah upaya yang dilakukan oleh dinas kesehatan dalam rangka
menekan angka kematian ibu.
2. Meningkatkan penyebarluasan informasi melalui media penyuluhan tentang tanda-
tanda bahaya pada bayi (0-11 bulan) kepada masyarakat
3. Upaya pembinaan gizi yang bertujuan untuk meningkatkan mutu gizi perseorangan
dan masyarakat, antara lain melalui perbaikan pola konsumsi makanan, perbaikan
perilaku sadar gizi, dan peningkatan akses dan mutu pelayanan gizi dan kesehatan
sesuai dengan kemajuan ilmu dan teknologi
4. Peningkatan ketrampilan petugas kesehatan dalam penanggulangan HIV dan TB baik
promotif, preventif maupun kuratif dan rehabilitatif
5. Peningkatan ketrampilan petugas kesehatan dalam penanggulangan Hipertensi,
Diabetes Melitus dan Gangguang Jiwa baik promotif, preventif maupun kuratif dan
rehabilitatif
6. Penurunan penambahan kasus harian, penurunan angka kesakitan dan kematian serta
peningkatan recovery rate akibat covid 19
7. Peningkatan sarana dan prasarana Unit Pelayanan Terpadu, peningkatan kualitas
pelayanan kesehatan sesuai standar mutu, peningkatan kualitas pengelolaan keuangan
dan peningkatan soft skill dan mental health kepada petugas kesehatan.
2.1.1 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Dinas Kesehatan Tangerang Selatan
Sebagai penjabaran dari Misi Walikota Tangerang Selatan yaitu misi pertama
maka Dinas Kesehatan memiliki tujuan yang akan dicapai berdasarkan perubahan Renstra
Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan, yaitu:
1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Dengan sasaran yang akan dicapai sebagai berikut:
a. Meningkatnya derajat kesehatan keluarga
b. Meningkatnya mutu layanan kesehatan
Pembangunan kesehatan yang berhasil guna dan berdaya guna dapat dicapai
melalui pembinaan, pengembangan dan pelaksanaan serta pemantapan fungsi-fungsi
administrasi kesehatan yang didukung oleh sistem informasi kesehatan, ilmu pengetahuan
dan teknologi kesehatan serta hukum kesehatan.
Fungsi-fungsi kesehatan tersebut, terdiri dari perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian
serta pertanggung-jawaban penyelenggaraan pembangunan kesehatan.
Total Rp 309.728.447.146
Sumber : lampiran II LKIP Dinkes Tangsel Tahun 2020
sedangkan indikator kinerja utama pada anggaran perubahan tahun 2020, dapat
dilihat pada tabel berikut:
sedangkan indikator kinerja utama pada anggaran perubahan tahun 2020, dapat
dilihat pada tabel berikut:
Pencapaian sasaran strategis ke-1 dapat dilihat dengan 3 indikator kinerja seperti
tabel dibawah ini:
Tabel 3.5 Analisis Pencapaian Sasaran Strategis 1
Meningkatnya Derajat Kesehatan Masyarakat
Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan Tahun 2020
2020
Target Capaian
Capaian Akhir s/d 2020
No Sasaran Indikator Capaian
Th. 2019 Target Realisasi Renstra terhadap
(%) (2021) 2021 (%)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Salah satu indikator untuk mengukur Indek Pembangunan Manusia (IPM) adalah
dengan mengetahui Indek Kesehatan. Indek Kesehatan perhitungnya didapat dari Angka
Harapan Hidup (AHH), AHH Maksimum (nilai standar Badan Pusat Statistik (BPS) yaitu
85) dan AHH Minimum (nilai standar BPS yaitu 20). Sedangkan Angka Harapan Hidup
sendiri digunakan untuk mengukur kualitas Derajat Kesehatan Masyarakat Kota
Tangerang Selatan.
Rumusan indek kesehatan adalah: (AHH – AHH min)/ (AHH maks – AHH min)
Maka untuk mengetahui indek kesehatan, dihitung dengan cara sebagai berikut: ( 72,47 –
20 ) / ( 85 - 20 ) = 0,8072
Angka Harapan Hidup adalah rata-rata estimasi lamanya tahun yang dapat dilalui oleh
seseorang selama hidup. Angka Harapan Hidup dihitung melalui pendekatan tidak
langsung, yaitu dengan menggunakan pendekatan data Angka Lahir Hidup (ALH) dan
Angka Masih Hidup (AMH). Perhitungan Angka Harapan Hidup tidak dapat kami hitung
sendiri karena memerlukan program dan metode tertentu dalam perhitungnya sehingga
kami bersurat ke BPS Kota Tangerang Selatan untuk mendapatkan data tersebut.
Angka harapan hidup dari tahun ke tahun mengalami peningkatan capaian hal ini terlihat
dari capaian tahun 2017 yaitu 100,0% menjadi 100,2% di tahun 2018, begitu pula tahun
2019 mengalami kenaikan capaian sebesar 0,2% dari tahun sebelumnya yaitu 100,4%.
Grafik 3.1 Perbandingan Angka Harapan Hidup target, realisasi 2016 s.d 2020
72,5
72,4
72,3
usia
72,2
72,1
72
71,9
2016 2017 2018 2019 2020 2021
Target 72,129 72,131 72,132 72,133 72,135 72,137
Realisasi 72,13 72,14 72,26 72,42 72,47
Angka Harapan Hidup Provinsi Banten pada tahun 2020 yang tercantum dalam
peraturan gubernur nomor 31 tahun 2020 tentang rencana kerja pemerintah daerah
provinsi banten tahun 2021 yaitu diproyeksikan 71,47 untuk Nasional sedangkan untuk
provinsi banten diangka 70,36. Bila dibandingkan dengan kedua proyeksi tersebut Angka
Harapan Hidup Kota Tangerang Selatan diatas kedua proyeksi tersebut yaitu 72,47 di
tahun 2020 dan meningkat dari tahun sebelumnya sebesar 0,05 dari angka 72,42.
Pencapaian tujuan Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat dapat dilihat dari
pencapaian Sasaran Strategis pada tabel dibawah ini:
Pencapaian sasaran strategis ke-1 dapat dilihat dengan 3 indikator kinerja seperti
tabel dibawah ini:
Tabel 3.5 Analisis Pencapaian Sasaran Strategis 1
Meningkatnya Derajat Kesehatan Masyarakat
Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan Tahun 2020
2020
Target Capaian
Capaian Akhir s/d 2020
No Sasaran Indikator Capaian
Th. 2019 Target Realisasi Renstra terhadap
(%) (2021) 2021 (%)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Angka Kematian Ibu (AKI) atau Maternal Mortality Rate (MMR) berguna
untuk menggambarkan tingkat kesadaran perilaku hidup sehat, status gizi dan
kesehatan ibu, kondisi lingkungan, tingkat pelayanan kesehatan terutama untuk ibu
hamil, pelayanan kesehatan waktu melahirkan dan masa nifas. Dengan demikian
angka kematian ibu merupakan tolok ukur yang sensitif dari semua upaya intervensi
yang dilakukan oleh pemerintah khususnya di bidang kesehatan.
Angka Kematian ibu (Maternal Mortality Rate) adalah angka yang
menunjukan banyaknya kematian wanita dalam masa kehamilan, persalinan dan
dalam masa 42 hari (6 minggu) setelah berakhirnya kehamilan tanpa memandang usia
kehamilan maupun tempat melekatnya janin, oleh sebab apa pun yang berkaitan
dengan atau diperberat oleh kehamilan atau pengelolaannya, bukan akibat
kecelakaan.
Cara Perhitungan Angka Kematian Ibu adalah Jumlah kematian ibu akibat dari
proses kehamilan, persalinan dan paska persalinan dalam wilayah dan periode
tertentu dibandingkan dengan jumlah lahir hidup dalam waktu dan periode yang sama
dikali 100.000 kelahiran hidup.
Tabel 3.6 Perbandingan AKI Capaian Tahun 2019, 2020 dan s/d 2021
Angka Kematian
1.1 Ibu per 1.000 102,86% 34 32 106,3% 32 100,0%
Kelahiran Hidup
Grafik 3.2 Perbandingan AKI Target, Realisasi dan Capaian Tahun 2016 s.d 2020
Hal yang sama bila dibandingkan dengan target Kementerian Kesehatan yakni
sebesar 306/100.000 Kelahiran Hidup, Tangerang Selatan masih rendah untuk Angka
Kematian Ibu dan bila dibandingkan dengan AKI tahun 2017 dan tahun 2019
Tangerang Selatan mengalami penurunan AKI. Ukuran keberhasilan indikator ini
adalah jika realisasinya ada dibawah target.
2 Serpong 3.449 0 0
Jumlah 31.173 10 32
PERDRH; 1
COVID-19; 3
HIPERTENSI DLM
KEHAMILAN; 3
GGN METABOLIK; 1
GGN SISTEM
PEREDARAN DARAH
(JANTUNG, STROKE, INFEKSI; 1
DLL); 1
Berdasarkan diagram 3.4 tersebut jumlah kematian ibu di Kota Tangerang Selatann
sebanyak 10 orang (dalam angka mencapai 32/100.000 KH) dari 31.173 kelahiran
hidup. Penyebab kematian terbanyak adalah karena Hipertensi dalam Kehamilan dan
Covid- 19 masing-masing sebanyak 3 kasus, gangguan metabolic 1, perdarahan 1,
gangguan system peredaran darah 1 dan infeksi 1.
Adapun faktor pendorong dari agregat-agregat yang telah mencapai/ melebihi target
adalah sebagai berikut :
Tabel 3.8 Perbandingan AKB Capaian Tahun 2019, 2020 dan s/d 2021
Angka Kematian
1.2 Bayi per 1.000 73% 1 0,6 166,7% 1 166,7%
Kelahiran Hidup
Untuk Indikator kinerja Angka kematian Bayi realisasinya 0.6/1.000 kelahiran hidup
dari target 1 per 1.000 kelahiran hidup, angka ini menunjukan bahwa capaiannya
sudah 166.7% yang berarti sudah mencapai target. Ukuran keberhasilan indikator ini
adalah jika realisasinya ada dibawah target.
Grafik 3.5 Perbandingan AKB Target, Realisasi dan Capaian Tahun 2016 s.d
2020
Sepsis; 2
Tetanus
Neonatrum; 0
Asfiksia; 10
Berdasarkan diagram 3.7 tersebut jumlah kematian ibu di Kota Tangerang Selatann
sebanyak 19 orang (dalam angka mencapai 0.6/1.000 KH) dari 31.173 kelahiran
hidup. Penyebab kematian bayi terbanyak adalah disebabkan asfiksia sebanyak 10
kasus, BBLR 3 kasus, Sepsis 2 kasus, kelainan bawaan 2 kasus, saluran cerna 1
kasus, lainnya 1 kasus.
Gambar 3.2 Pelayanan Kesehatan Bayi Baru Lahir dan Kunjungan Bidan ke Rumah
Pasien
Tabel 3.10 Perbandingan Angka Kesakitan Penyakit Tertentu Capaian Tahun 2020
dan 2021
2020 Target Capaian
Capaian Akhir s/d 2020
No Indikator Kinerja
Th. 2019 Renstra terhadap
Target Realisasi Capaian (2021) 2021
1 2 3 4 5 6 7 8
Angka Kesakitan
Menurut Penyakit
1.3 - 20 8,26 242,3% 20 242,3%
Tertentu per 100
Penduduk
Untuk Indikator kinerja Angka Kesakitan Menurut Penyakit Tertentu per 100
Penduduk realisasinya 8,26 dari target 20 per 100 penduduk, angka 8,26 ini didapat
dari total jumlah penduduk yang sakit karena penyakit tertentu sebanyak 108.036
kasus dibagi jumlah penduduk pertengahan yang didapat dari jumlah penduduk tahun
2019 sebanyak 1.279.052 penduduk (data dukcapil) ditambah tahun 2020 sebanyak
1.338.387 penduduk (data dukcapil) dibagi 2 yang hasilnya sebanyak 1.308.270
Gambar 3.3 Screening PTM dan Rapat Evaluasi Program TB (foto kanan diambil
sebelum pandemi)
Pada tabel tersebut dari jumlah balita 150.256, dinas kesehatan telah melakukan
pelayanan kesehatan terhadap 149.805 balita atau 99,7% dimana pelayanan terbesar
ada dikecamatan pondok aren yaitu 99,8%.
96
95
2017 2018 2019
Berikut grafik 3.11 cakupan pelayanan kesehatan anak balita di Kota Tangerang
Selatan menunjukan bahwa:
a. Target pada tahun 2017-2020 sama sebesar 97%.
b. Capaian pelayanan kesehatan anak balita mengalami peningkatan capaian dari
tahun 2017 sampai tahun 2020.
88,33
99,8 98,9 99,49 99,5
68,33
48,33
28,33
8,33
TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 TAHUN 2020
Melihat grafik diatas, cakupan pelayanan kesehatan ibu hamil selama 4 tahun
terakhir ada pada 99%.
Jumlah Puskesmas 30 29 32
5 dengan Pelayanan 90,63% Puskes puskesma 96,67% Puskesm 90,63%
Santun Lansia mas s as
Jumlah 29
Untuk Indikator kinerja persentase pelayanan kesehatan ibu hamil sesuai standar
tahun 2020 realisasinya adalah 99,5% dari target nasional yakni 100%, realisasi ini
menunjukan bahwa capaiannya belum mencapai 100% yang berarti belum mencapai
target. Ukuran keberhasilan indikator ini adalah jika realisasinya ada diatas atau
sama dengan target.
Pada tabel tersebut dari jumlah bayi baru lahir usia 0–28 hari adalah 31.156, dinas
kesehatan telah melakukan pelayanan terhadap 31.156 bayi baru lahir sesuai standar
atau 100%. Seluruh bayi baru lahir dilakukan pelayanan sesuai standar selain bayi
yang IUFD dan meninggal pada usia 0–28 hari.
Cakupan 2020
Target Nasional
0 20 40 60 80 100 120
Berikut grafik 3.10 cakupan bayi mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar
di Kota Tangerang Selatan menunjukan bahwa:
a. Persamaan target antara nasional dan kota Tangerang Selatan sesuai SPM dan
Renstra kota Tangerang Selatan.
b. Cakupan Kunjungan bayi mendapatkan pelayanan sesuai standar mencapai
100%, sudah mencapai target Nasional atau target Kota Tangerang Selatan.
Cara perhitungan jumlah ibu hamil KEK yang mendapat Pemberian Makan
Tambahan (PMT) di suatu wilayah dibagi jumlah seluruh ibu hamil yang ada
disuatu wilayah dikali 100.
Tabel 3.29 Analisis Pencapaian Persentase Ibu Hamil KEK Mendapat Makanan
Tambahan Sesuai Standar
2020 Target Capaian
Capaian Akhir s/d 2020
No Indikator Kinerja
Th. 2019 Renstra terhadap
Target Realisasi Capaian
(2021) 2021
Persentase Ibu Hamil
KEK Mendapat
8 100,69% 95% 99,76% 104,2% 95% 104,2%
Makanan Tambahan
Sesuai Standar
Untuk Indikator kinerja persentase ibu hamil KEK mendapat makanan tambahan
disetiap puskesmas realisasinya sudah 99,76% dari target 95%, realisasi ini
menunjukan bahwa capaiannya sudah mencapai 104,2% yang berarti sudah
melebihi target. Bila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2019 yaitu
100,69% terjadi kenaikan capaian dan bila diukur perbandinganya terhadap target
tahun 2021 besarannya yaitu 104,2%. Ukuran keberhasilan indikator ini adalah jika
realisasinya ada diatas atau sama dengan target.
Untuk Indikator kinerja Persentase pelayanan kesehatan anak balita sesuai standar
realisasinya yaitu 99,7% dari target 97%, realisasi ini menunjukan bahwa
capaiannya sudah mencapai 102,78% yang berarti sudah mencapai target. Ukuran
keberhasilan indikator ini adalah jika realisasinya sama atau diatas target.
Grafik 3.12 Penjaringan Sekolah dan Siswa Kelas 1 Tahun Ajaran 2019/2020
Kota Tangerang Selatan
PENJARINGAN PESERTA DIDIK SEKOLAH
DASAR TAHUN AJARAN 2019/2020
25.989
410
JUMLAH SEKOLAH DI JARING JUMLAH MURID DI JARING
Tabel 3.22 Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2020 dengan Standar Nasional
Gambar 3.7 Pelayanan kesehatan anak sekolah (sebelum pandemi Covid 19)
Kelompok usia remaja merupakan kelompok yang cukup besar dan kelompok
ini merupakan asset atau modal utama sumber daya manusia bagi pembangunan
bangsa di masa yang akan datang. Kelompok remaja yang berkualitas memegang
peranan penting didalam mencapai kelangsungan serta keberhasilan Tujuan
Pembangunan Nasional. Sejalan dengan derasnya arus globalisasi yang melanda
berbagai sektor, berkembang pula masalah Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR)
yang terjadi. Masalah tersebut baik fisik, psikis dan psikososial yang mencakup
perilaku sosial seperti kehamilan usia muda, penyakit akibat hubungan seksual dan
aborsi, maupun masalah akibat pemakaian narkotik, zat adiktif, alkohol dan
merokok. Masalah tersebut apabila tidak ditanggulangi dengan sebaik-baiknya,
Persentase Pelayanan
105,25
6 Kesehatan Remaja 104.8% 80% 84,20% 105,25% 80%
%
Sesuai Standar
Remaja
No Kecamatan
Jumlah Terlayani %
1 Sepong Utara 22.397 19.765 88,2
2 Serpong 25.088 20.724 82,6
3 setu 13.191 10.884 82,5
4 Pamulang 46.144 38.874 84,2
5 Ciputat 32.089 26.966 84,0
6 Ciputat timur 23.703 19.960 84,2
7 Pondok Aren 42.806 35.856 83,8
Jumlah 205.418 173.029 84,2
Pada table terebut dari jumlah remaja 205.418, dinas kesehatan telah melakukan
pelayanan terhadap 173.029 remaja sesuai standar atau 84,2% dimana pelayanan
terbesar ada dikecamatan serpong utara yaitu 88.2% dari jumlah remaja yang ada
pada kecamatan tersebut.
Grafik 3.12 cakupan kunjungan remaja dari tahun 2018 sampai tahun 2020, dengan
keterangan sebagai berikut:
a. Target pada tahun 2018-2020 sama sebesar 80%
b. Capaian pelayanan kesehatan remaja dari tahun ketahunnya dan meningkat
pada setiap tahunnya.
Tabel 3.27 Analisis Pencapaian Persentase Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan
Untuk Indikator kinerja persentase balita gizi buruk mendapat perawatan disetiap
puskesmas sudah 100% dari target 100% capaian kinerja
tahun 2020 ini sama dengan capaian tahun lalu dan sama terhadap target tahun
2021, presentase ini menunjukan bahwa capaiannya sudah mencapai 100% yang
berarti sudah mencapai target. Ukuran keberhasilan indikator ini adalah jika
realisasinya ada diatas atau sama dengan target.
Grafik 3.13 Balita Gizi Buruk yang mendapat perawatan 2017 s/d 2020
120% 2017; 2018; 2019; 2020; 120,00% 2017; 2018; 2019; 2020;
100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00 100,00 100,00 100,00
100% 100,00% % % % %
80% 80,00%
60% 60,00%
40% 40,00%
20% 20,00%
100% 100% 100% 100%
0% 0,00%
2017 2018 2019 2020 2017 2018 2019 2020
Pada tabel diatas Jumlah Balita Gizi Buruk Yang mendapat Perawatan sebanyak
100% dari jumlah Balita Gizi buruk yang ditemukan pada tahun 2020. Program
perawatan bagi balita gizi buruk yang ditemukan adalah pemberian susu khusus
untuka balita gizi buruk, pemberian PMT atau makanan tambahan dan pemberian
rujukan ke RSUD Tangerang Selatan dan dilakukan pemantauan secara berkala
baik melalui kunjungan rumah ataupun secara virtual.
Cara perhitungan jumlah ibu hamil KEK yang mendapat Pemberian Makan
Tambahan (PMT) di suatu wilayah dibagi jumlah seluruh ibu hamil yang ada
disuatu wilayah dikali 100.
Tabel 3.29 Analisis Pencapaian Persentase Ibu Hamil KEK Mendapat Makanan
Tambahan Sesuai Standar
2020 Target Capaian
Capaian Akhir s/d 2020
No Indikator Kinerja
Th. 2019 Renstra terhadap
Target Realisasi Capaian
(2021) 2021
Persentase Ibu Hamil
KEK Mendapat
8 100,69% 95% 99,76% 104,2% 95% 104,2%
Makanan Tambahan
Sesuai Standar
Untuk Indikator kinerja persentase ibu hamil KEK mendapat makanan tambahan
disetiap puskesmas realisasinya sudah 99,76% dari target 95%, realisasi ini
menunjukan bahwa capaiannya sudah mencapai 104,2% yang berarti sudah
melebihi target. Bila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2019 yaitu
100,69% terjadi kenaikan capaian dan bila diukur perbandinganya terhadap target
tahun 2021 besarannya yaitu 104,2%. Ukuran keberhasilan indikator ini adalah jika
realisasinya ada diatas atau sama dengan target.
Dari setiap tahunnya jumlah ibu hamil KEK mendapat makanan tambahan
mengalami peningkatan capaian sebesar 95,19% pada tahun 2018, sebesar 95,66%
pada tahun 2019, dan 99,7% pada tahun 2020. Jumlah ini mengalami peningkatan
target setiap tahunnya untuk ibu hamil kek mendapat PMT.
Tabel 2.30 Ibu Hamil KEK mendapat Makanan Tambahan
Hamil KEK Mendapat Makanan Tambahan
Jumlah Ibu
No Kecamatan Hamil KEK
Jumlah Ibu Hamil
Mendapat %
KEK
Makanan
Tambahan
1 Ciputat 236 235 99,4
2 Ciputat Timur 104 104 100
3 Pamulang 206 206 100
4 Pondok Aren 223 223 100
5 Serpong 207 205 98,95
6 Serpong Utara 86 86 100
7 Setu 72 72 100
Jumlah 1.125 1.122 99,7
Pada tabel diatas Pemberian Makanan Tambahan untuk Ibu Hamil dengan KEK
sudah mencapai 1.122 ibu hamil atau 99,7 % dari jumlah seluruh ibu hamil KEK
ditahun 2020. Pemberian diberikan ketika ibu dilakukan pengukuran LILA dan
ditemukan nilai lingkar lengan atas < 23,5 cm. Pemberian PMT minimal selama 3
bulan dan akan dilanjutkan jika belum ada perbaikan Lila ibu hamil.
Tabel 3.46 Capaian Tempat Umum yang Memenuhi Syarat Kesehatan Tahun
2019, 2020 dan s/d 2021
Target Capaian
2020
Indikator Capaian Akhir s/d 2020
No
Kinerja Th. 2019 Renstra terhadap
Target Realisasi Capaian (2021) 2021
Persentase
Tempat Umum
7 yang Memenuhi 145% 60% 45% 74,50% 62% 72%
Syarat Kesehatan
Untuk capaian tempat umum yang memenuhi syarat kesehatan realisasinya yaitu
45% dari target 60%, realisasi ini menunjukan bahwa capaiannya sudah mencapai
74,5% di tahun 2020. Bila dibandingkan dengan capaian tahun 2019 yaitu 145%
terjadi penurunan capaian. Ukuran keberhasilan indikator ini adalah jika
realisasinya sama atau ada diatas target.
Pada tabel tersebut dapat diketahui bahwa TTU yang memenuhi syarat tertinggi di
Kecamatan Pondok Aren sebesar 58,9% dari jumlah TTU yang ada pada kecamatan
tersebut. Sedangkan TTU memenuhi syarat paling rendah di Kecamatan Setu
Untuk dindikator kinerja Persentase Remaja putri yang mendapat Tablet Tambah
Darah (TTD) pada tahun 2020 belum mencapai target (35%) yaitu realisasinya
sebesar 30,34%. Realisasi ini menunjukkan bahwa capaian pemberian TTD Remaja
Putri di Kota Tangerang Selatan tahun 2020 baru mencapai 86,34%. Hal ini
dipengaruhi oleh pandemi Covid-19. Pada akhir bulan februari sekolah mulai
diliburkan, dan distribusi TTD ke siswi SMP dan SMA dari sekolah terhambat.
Mulai bulan Agustus TTD remaja putri dibagikan melalui kader untuk remaja putri
di wilayah Kota Tangerang Selatan.
Pada tabel diatas pemberian Tablet Tambah Darah remaja putri sudah terdistribusi
sebanyak 30,34%. Pemberian tablet tambah darah dilakukan secara rutin melalu
pihak sekolah setiap satu kali dalam seminggu yang dilakukan sebanyak 52 minggu
dalam satu tahun. Tetapi karena terkendala oleh Liburnya Sekolah atau yang
dilanjutkan dengan sekolah secara daring karena pandemik Covid 19, maka pada
tahun ini distribusi TTD tidak berjalan optimal. Tetapi sejak Bulan Agustus
distribusi TTD Remaja Kembali berjalan melalui Kader Kesehatan di masing
masing wilayah kerja puskesmas, sehingga remaja putri di wilayah Kota Tangerang
Selatan tetap mendapat tablet tambah darah.
Pencapaian persentase remaja putri yang mendapat tablet tambah darah (TTD)
didukung kegiatan pelayanan gizi masyarakat dengan keluaran berikut:
1) Terpenuhinya Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah
Rincian cakupan kelurahan sehat atau kelurahan siaga aktif dapat dilihat pada tabel
dibawah ini:
Tabel 3.35 Jumah Kelurahan yang Melaksanakan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat
Kota Tangerang Selatan Tahun 2020
Jml.
No Kecamatan Kelurahan Siaga Aktif
Kelurahan
1 Ciputat 7 Cipayung, Ciputat, Jombang, Sawah Baru, Sawah Lama,
Serua, Serua Indah
2 Ciputat Timur 6 Rengas, Rempoa, Cireundeu, Pondok Ranji, Cempaka
Putih, Pisangan
3 Pamulang 8 Bambu Apus, Kedaung, Pondok Benda, Pamulang Barat,
Pamulang Timur, Benda Baru, Pondok Cabe Ilir, Pondok
Cabe Udik
4 Pondok Aren 11 Jurang Mangu Barat, Jurang Mangu Timur, Pondok
Kacang Timur, Pondok Kacang Bara,t Perigi Lama, Perigi
Baru, Pondok Aren, Pondok Karya, Pondok Jaya, Pondok
Betung, Pondok Pucung
5 Serpong 9 Buaran, Ciater, Cilenggang, Lengkong, Gudang Lengkong
Gudang Timur, Lengkong Wetan, Rawa Buntu, Rawa
Mekar Jaya, Serpong
Gambar 3.22 Tracing Kontak Erat Kasus Covid-19 dan Pertemuan Koordinasi
Kesiapsiagaan dalam Penanggulangan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang
Berpotensi Wabah (Foto kanan diambil sebelum pandemi)
Tabel 3.56 Capaian Anak Usia 0 sampai 11 Bulan di Imunisasi Dasar Tahun 2019,
2020 dan s/d 2021
Target Capaian
2020
Indikator Capaian Akhir s/d 2020
No
Kinerja Th. 2019 Renstra terhadap
Target Realisasi Capaian (2021) 2021
Persentase Anak
Usia 0 sampai 11
4 Bulan di 97,6% 93,5% 89,8% 96,04% 94% 95,5%
Imunisasi Dasar
Lengkap
Untuk capaian anak usia 0 sampai 11 bulan di imunisasi dasar realisasinya yaitu
89,8% dari target 93,5%, realisasi ini menunjukan bahwa capaiannya belum
mencapai target yaitu 96,04% di tahun 2020. Bila dibandingkan dengan capaian
tahun 2019 yaitu 97,6% maka capainnya mengalami penurunan, begitu pula dengan
capaian terhadap akhir renstra yang belum mencapai target yaitu 95,5%. Hal ini
dikarenakan banyaknya sasaran yang pulang kampung dan hilangnya pekerjaan
serta mata pencaharian karena covid 19. Ukuran keberhasilan indikator ini adalah
jika realisasinya sama atau ada diatas target.
Pada tabel tersebut terlihat dari jumlah sasaran anak usia 0 sampai 11 bulan
sebanyak 29.746 anak, dinas kesehatan telah melakukan pelayanan terhadap 26.707
Persentase Organisasi
Kemasyarakatan
2 yang Memanfaatkan 100%
100% 100% 100% 100% 100%
Sumber Dayanya
untuk Mendukung
Kesehatan
Tabel 3.37 Jumlah Organisasi Kemasyarakatan yang Bekerja Sama dalam Kegiatan
Kesehatan di Kota Tangerang Selatan Tahun 2020
No Organisasi Kemasyarakatan
1 Aisyiah
2 Nahdlatul Ulama
3 Saka Bakti Husada
4 Forum Kader Posyandu
5 Forum Kota Sehat
6 Dewan Masjid Indonesia
7 FOPKIA
8 Karang Taruna
9 KNPI
10 PKK
11 Forum komunikasi Pondok Pesantren
12 Al Hidayah
13 Muhammadiyah
Selain Pola Hidup Bersih dan Sehat, kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh
kondisi lingkungan atau kondisi rumah, menurut Keputusan Kementerian Kesehatan
No.: 829/Menkes/SK/VII/1999 menjelaskan tentang bagaimana rumah tinggal
sebaiknya dibangun untuk menjaga kesehatan penghuninya.
Pada table tersebut dapat diketahui bahwa rumah yang memenuhi syarat sehat
paling tinggi di Kecamatan Ciputat Timur sebesar 91,1% dari jumlah rumah yang
ada pada kecamatan tersebut. Sedangkan rumah yang memenuhi syarat sehat paling
rendah di Kecamatan Pamulang diangka 64,0%. Sedangkan secara keseluruhan dari
total 361.438 rumah, sebesar 80,9% atau 292.484 rumah telah memenuhi syarat
rumah sehat.
Tabel 3.40 Capaian Rumah Sakit yang Melakukan Pengelolaan Limbah Medis
Tahun 2019, 2020 dan s/d 2021
Target Capaian
2020
Indikator Capaian Akhir s/d 2020
No
Kinerja Th. 2019 Renstra terhadap
Target Realisasi Capaian (2021) 2021
Persentase RS
yang Melakukan
4 Pengelolaan 105,26% 100% 100% 100,00% 100% 100%
Limbah Medis
Sesuai Standar
Untuk capaian Rumah Sakit yang melakukan pengelolaan limbah medis realisasinya
yaitu 100% dari target 100%, realisasi ini menunjukan bahwa capaiannya sudah
mencapai 100% yang berarti sudah mencapai target. Realisasi ini berasal dari
seluruh jumlah rumah sakit di Kota Tangerang Selatan sebanyak 29 rumah sakit
telah melaksanakan pengolahan limbah medis sesuai standar. Namun bila
dibandingkan dengan capaian tahun 2019 yaitu 105,26% terjadi penurunan capaian.
Ukuran keberhasilan indikator ini adalah jika realisasinya sama atau ada diatas
target.
Air minum yang berkualitas (layak) adalah air minum yang terlindung
meliputi air ledeng (keran), keran umum, hydrant umum, terminal air, penampungan
air hujan (PAH) atau mata air dan sumur terlindung, sumur bor atau sumur pompa,
yang jaraknya minimal 10 m dari pembuangan kotoran, penampungan limbah dan
pembuangan sampah. Tidak termasuk air kemasan, air dari penjual keliling, air yang
dijual melalui tanki, air sumur dan mata air tidak terlindung. Proporsi rumah tangga
dengan akses berkelanjutan terhadap air minum layak adalah perbandingan antara
rumah tangga dengan akses terhadap sumber air minum berkualitas (layak) dengan
rumah tangga seluruhnya, dinyatakan dalam persentase.
Menyambut mandat RPJMN 2020-2024, Bappenas menyesuaikan standar
peningkatan kualitas air minum, permukiman, dan sanitasi nasional sesuai dengan
standar SDGs (Sustainable Development Goals). Pencapaian akses "layak" tidak
lagi cukup, digantikan dengan penekanan pada pencapaian target "aman". "Aman"
sesuai standar SDGs, terjadi ketika suatu fasilitas dapat diakses secara
berkelanjutan. Dengan pengalihan standar ini, serta merta terdapat gap besar yang
harus perlu dikerja oleh pemerintah pusat dan daerah.
Cara perhitungannya adalah jumlah penduduk yang mendapatkan akses
terhadap air minum berkualitas dibagi jumlah sasaran penduduk dalam kurun waktu
yang sama dikali 100%.
Tabel 3.44 Capaian Penduduk Memiliki Akses Air Minum Berkualitas Tahun
2019, 2020 dan s/d 2021
Target Capaian
2020
Indikator Capaian Akhir s/d 2020
No
Kinerja Th. 2019 Renstra terhadap
Target Realisasi Capaian (2021) 2021
Persentase
Penduduk yang
Memiliki Akses
6 terhadap Air
188% 55% 81,2% 147,64% 60% 135%
Minum
Berkualitas
Pada table tersebut dapat diketahui bahwa akses air minum berkualitas paling tinggi
di Kecamatan Setu sebesar 97,4% dari jumlah sasaran penduduk yang ada pada
kecamatan tersebut. Sedangkan akses paling rendah di Kecamatan Pamulang
diangka 66,0%. Sedangkan secara keseluruhan dari total sasaran 385.592 penduduk,
sebesar 81,2% atau 312.926 penduduk telah memiliki akses air minum yang
berkualitas.
Selama tahun 2020, Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan telah memberikan
pelayanan klaim kantong darah sebanyak 1.195 dari Total permintaan kantong darah
Warga Kota Tangerang Selatan, menurun di banding tahun sebelumnya yaitu
sebanyak 1.690 kantong darah.
1 2 4 5 6 7 8
Program Pencegahan dan
Penanggulangan Penyakit Menular dan
Tidak Menular
1 Persentase Capaian Pengendalian
dan Pencegahan Penyakit Menular 100,00% 100% 100% 100,00% 100% 100%
Sesuai Tahapan Nasional
2 Persentase Capaian Pengendalian
dan Pencegahan Penyakit Tidak 100% 100% 100% 100,00% 100% 100%
Menular Sesuai Tahapan Nasional
3 Persentase Sinyal Kewaspadaan
Dini yang Direspon 111,11% 92% 100% 108,70% 92% 109%
4 Persentase Anak Usia 0 Sampai 11
Bulan di Imunisasi Dasar Lengkap 97,6% 93,5% 89,8% 96,04% 94% 96%
Pada tabel tersebut dapat diketahui bahwa terdapat 294.394 pasien yang ditangani
selama tahun 2020, pasien terbanyak ada pada program POPM Kecacingan
sebanyak 245.993 orang sedangkan Eliminasi Filaria tidak terdapat pasien.
Adapun faktor pendorong dari agregat- agregat yang telah mencapai maupun
yang melebihi target adalah sebagai berikut :
a. Peningkatan kolaborasi penjaringan TB dengan kader kesehatan
1 2 4 5 6 7 8
Program Pengembangan Pelayanan
Kesehatan
1 Jumlah Puskesmas
Terreakreditasi 100% 11 pkm 0 pkm 0,0% 54 pkm 67%
2 Jumlah Laboratorium Daerah
Re-akreditasi 100% 1 unit 0 unit 0,0% 1 unit 100%
Untuk capaian pengendalian dan pencegahan penyakit tidak menular sesuai tahapan
nasional realisasinya yaitu 100% dari target 100%, realisasi ini menunjukan bahwa
capaiannya sudah mencapai 100% di tahun 2020. Bila dibandingkan dengan capaian
tahun 2019 yaitu 100% maka capainnya sama, begitu pula dengan capaian terhadap
akhir renstra yang sama diangka 100%. Ukuran keberhasilan indikator ini adalah
jika realisasinya sama atau ada diatas target.
Pada tabel tersebut dapat diketahui bahwa terdapat 148.195 pasien yang ditangani
selama tahun 2020, pasien terbanyak ada pada penderita penyakit hipertensi yaitu
Tabel 3.53 Capaian sinyal kewaspadaan dini yang direspon tahun 2019, 2020 dan
s/d 2021
Target Capaian
2020
Indikator Capaian Akhir s/d 2020
No
Kinerja Th. 2019 Renstra terhadap
Target Realisasi Capaian (2021) 2021
Persentase Sinyal
Kewaspadaan
3 Dini yang 111,11% 92% 100% 108,70% 92% 108,7%
Direspon
Untuk capaian sinyal kewaspadaan dini yang direspon realisasinya yaitu 100% dari
target 92%, realisasi ini menunjukan bahwa capaiannya sudah mencapai 108,70% di
tahun 2020. Bila dibandingkan dengan capaian tahun 2019 yaitu 111,11%, maka
capainnya mengalami penurunan akibat perbedaan target namun secara realisasi
sama, begitu pula dengan capaian terhadap akhir renstra yang sama dengan tahun
2020 yaitu 108,7%. Ukuran keberhasilan indikator ini adalah jika realisasinya sama
atau ada diatas target.
Gambar 3.22 Tracing Kontak Erat Kasus Covid-19 dan Pertemuan Koordinasi
Kesiapsiagaan dalam Penanggulangan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang
Berpotensi Wabah (Foto kanan diambil sebelum pandemi)
Tabel 3.56 Capaian Anak Usia 0 sampai 11 Bulan di Imunisasi Dasar Tahun 2019,
2020 dan s/d 2021
Target Capaian
2020
Indikator Capaian Akhir s/d 2020
No
Kinerja Th. 2019 Renstra terhadap
Target Realisasi Capaian (2021) 2021
Persentase Anak
Usia 0 sampai 11
4 Bulan di 97,6% 93,5% 89,8% 96,04% 94% 95,5%
Imunisasi Dasar
Lengkap
Untuk capaian anak usia 0 sampai 11 bulan di imunisasi dasar realisasinya yaitu
89,8% dari target 93,5%, realisasi ini menunjukan bahwa capaiannya belum
mencapai target yaitu 96,04% di tahun 2020. Bila dibandingkan dengan capaian
tahun 2019 yaitu 97,6% maka capainnya mengalami penurunan, begitu pula dengan
capaian terhadap akhir renstra yang belum mencapai target yaitu 95,5%. Hal ini
dikarenakan banyaknya sasaran yang pulang kampung dan hilangnya pekerjaan
serta mata pencaharian karena covid 19. Ukuran keberhasilan indikator ini adalah
jika realisasinya sama atau ada diatas target.
Pada tabel tersebut terlihat dari jumlah sasaran anak usia 0 sampai 11 bulan
sebanyak 29.746 anak, dinas kesehatan telah melakukan pelayanan terhadap 26.707
Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang
digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan
patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan,
peningkatan kesehatan dan kontrasepsi, untuk manusia.
Peningkatan kinerja pelayanan kesehatan dasar yang ada di puskesmas salah
satunya dilakukan dengan penyediaan obat dan Perbekalan Kesehatan berdasarkan
standar yang telah ditetapkan di dalam Formularium Nasional, hal ini bertujuan
untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Formularium Nasional merupakan daftar obat terpilih yang dibutuhkan dan
digunakan sebagai acuan penulisan resep pada pelaksanaan pelayanan kesehatan
dalam penyelenggaraan program jaminan kesehatan.
Dalam upaya penanganan Covid-19 Tahun 2020 dilakukan refocusing anggaran
yang digunakan untuk pembelian Vitamin C tablet, APD Set, Cairan Desinfektan,
Masker N95, Masker 3 Ply, dan Sarung tangan.
Cara perhitungan Jumlah item Obat dan Perbekalan Kesehatan yang tersedia
dibagi jumlah item Obat dan Perbekalan Kesehatan yang harus dipenuhi sesuai
standar dikali 100.
Tabel 3.92 Capaian Ketersediaan Obat dan Perbekalan Kesehatan Sesuai Standar
Tahun 2019, 2020 dan s/d 2021
Target Capaian
2020
Indikator Capaian Akhir s/d 2020
No
Kinerja Th. 2019 Renstra terhadap
Target Realisasi Capaian (2021) 2021
Persentase
Ketersediaan
Obat dan
4 Perbekalan
103,1% 98% 100% 102,04% 99% 101,0%
Kesehatan
Sesuai Standar
Dari grafik 3.15 diatas dapat diketahui bahwa realisasi dan capaian nilai indeks
kepuasan masyarakat tergantung pada hasil peningkatan dan penurunan terhadap
indikator survey.
90
87.5
85
82.5
80
77.5
75 REALISASI
TARGET
72.5
70
67.5
65
62.5
60
2018 2019 2020
b. Koordinator lintas sektor antara puskesmas dengan dinas kesehatan dan lintas
program internal puskesmas
1 2 4 5 6 7 8
Program Penyelenggaraan Pelayanan
Kesehatan Dasar, Rujukan dan
Komplementer
1 Persentase Penyelenggaraan
Pelayanan Kesehatan Dasar di UPT 100% 100% 100% 100,00% 100% 100%
Sesuai Standar
2 Persentase Penyelenggaraan
Pelayanan Kesehatan Tradisional 100% 72% 65,5% 91,16% 72% 91%
Dan Komplementer
3 Persentase Pelayanan Kesehatan
Rujukan yang Ditangani 125% 80% 80% 100,00% 80% 100%
4 Persentase Warga Kota Tangerang
Selatan yang Mendapatkan
133% 80% 100% 125,00% 85% 118%
Pelayanan Pengelolaan Darah yang
Tidak di Tanggung BPJS
5 Persentase Pelayanan Kesehatan
Masyarakat Miskin dan Kurang
Mampu Serta Masyarakat yang
128,88% 77% 77,78% 101,02% 77% 101%
Beresiko Berdampak Sosial yang
Memiliki Jaminan Asuransi
Kesehatan
6 Persentase Pelayanan Kesehatan
Dasar Bagi Penduduk Miskin dan
Kurang Mampu serta Masyarakat
Yang Beresiko Berdampak Sosial 231,31% 38% 78,23% 205,86% 40% 196%
yang Mendapatkan Pelayanan
Kesehatan di Faslititas Kesehatan
Tk.I dan Rujukan
Capaian Rata – Rata 136,42% 120,51% 117,54%
Gambar 3.25 Kegiatan Pertemuan Atasi Stres di Masa Covid 19 dengan Kesehatan
Tradisional secara Mandiri dan Pertemuan Peningkatan Kapasitas Keluarga Binaan
dalam Pemanfaatan dan Cara Pengolahan TOGA
Untuk capaian pelayanan kesehatan rujukan yang ditangani realisasinya yaitu 80%
dari target 80%, realisasi ini menunjukan bahwa capaiannya sudah mencapai 100%
di tahun 2020. Bila dibandingkan dengan capaian tahun 2019 yaitu 125% maka
capaiannya menurun dikarenakan pandemic covid-19 yang mempengaruhi jumlah
pasien yang dirawat dan dirujuk di fasilitas pelayanan kesehatan, namun capaiannya
sama dengan capaian terhadap akhir renstra karena mempunyai target yang sama.
Ukuran keberhasilan indikator ini adalah jika realisasinya sama atau ada diatas
target.
Jumlah seluruh pasien rujukan sebanyak 1.595 pasien yang berasal dari SISRUTE
sebanyak 611 pasien melalui Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama dan Rujukan
Faskes 984 pasien melalui PSC (Public Safety Center), sedangkan pasien rujukan
yang tertangani di strata 2 dan 3 dengan sebanyak 1.276 pasien. Dengan berjalannya
sistem rujukan terintegrasi fasilitasi kasus rujukan mencapai target yang telah
ditentukan.
Jumlah pasien rujukan yang tertangani di strata 2 dan 3 yaitu:
x 100 = 80 %
Tabel 3.68 Jumlah Pasien Rujukan dari Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama pada
Tahun 2020
No. Faskes Asal Jumlah
1 PKM Bakti Jaya 62
2 PKM Jombang 60
3 PKM Benda Baru 55
4 PKM Pondok Benda 55
5 PKM Pondok Aren 42
Sebanyak 611 pasien rujukan melalui aplikasi SISRUTE yang berasal dari 27
puskesmas dan 1 klinik. Dimana rujukan pasien terbanyak dengan jumlah 62 pasien
dilakukan oleh Puskesmas Bakti Jaya sedangkan rujukan terendah oleh Puskesmas
Serpong II sebanyak 1 pasien.
Public Service Center (PSC) 119 merupakan pelayanan kesehatan untuk kasus
kegawatdaruratan medis dengan metode layanan terintegrasi secara nasional melalui
call center 119.
Dari jumlah 4.107 pelayanan yang dilakukan oleh PSC 119 selama tahun 2020
terbagi menjadi 15 kriteria layanan. Sebanyak 984 layanan ditujukan untuk rujukan
pasien ke fasilitas kesehatan tingkat lanjut. Sedangkan sisanya tersebar pada layanan
lainnya.
Sebanyak 1.276 pasien selama tahun 2020 telah dirujuk ke 13 rumah sakit, baik itu
yang berada di Kota Tangerang Selatan maupun diluar kota. Dari jumlah tersebut
tujuan rujukan tertinggi sebanyak 565 pasien ditujukan ke RSUD Kota Tangerang
Selatan sisanya tersebar rumah sakit lainnya.
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa indikator kinerja pada tahun 2020 ini
realisasinya telah mencapai/melebihi target yaitu 100% dari target 80%, namun
capaian kinerja indikator ini mengalami penurunan capaian kinerja dari tahun
sebelumnya dari 133% menjadi 125%. Hal ini disebabkan oleh adanya pandemic
covid-19 dimana masyarakat tidak pergi ke rumah sakit apabila tidak mengalami
sakit yang serius, sehingga terjadi adanya penurunan jumlah pasien di rumah sakit
dan jumlah permintaan darah dari rumah sakit. Tidak hanya itu, jumlah pasien yang
mendonorkan darah pun mengalami penurunan dikarenakan masyarakat membatasi
untuk bepergian ke sarana kesehatan.
Tabel 3.73 Jumlah Kantong Darah yang Diberikan ke Warga Tangerang Selatan
Pelayanan
Permintaan Klaim
No Bulan %
Kantong Darah Kantong
Darah
1 Januari 213 213 100
2 Februari 209 209 100
3 Maret 190 190 100
4 April 50 50 100
5 Mei 95 95 100
6 Juni 103 103 100
7 Juli 101 101 100
8 Agustus 94 94 100
9 September 17 17 100
10 Oktober 23 23 100
11 November 40 40 100
Selama tahun 2020, Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan telah memberikan
pelayanan klaim kantong darah sebanyak 1.195 dari Total permintaan kantong darah
Warga Kota Tangerang Selatan, menurun di banding tahun sebelumnya yaitu
sebanyak 1.690 kantong darah.
Tabel 3.74 Capaian Pelayanan Kesehatan Masyarakat Miskin dan Kurang Mampu
Serta Masyarakat yang Beresiko Berdampak Sosial yang Memiliki Jaminan
Asuransi Kesehatan Tahun 2019, 2020 dan s/d 2021
Target Capaian
Capaian 2020
Akhir s/d 2020
No Indikator Kinerja Th.
Renstra terhadap
2019 Target Realisasi Capaian (2021) 2021
Persentase
Pelayanan Kesehatan
Masyarakat Miskin
dan Kurang Mampu
serta Masyarakat
5 yang Beresiko
128,88% 77% 77,78% 101,02% 77% 101%
Berdampak Sosial
yang Memiliki
Jaminan Asuransi
Kesehatan
Tabel 3.75 Jumlah Peserta JKN PBI Tangerang Selatan Tahun 2020
Angka persentase tersebut didapat dari hasil perhitungan jumlah peserta JKN PBI
(APBN+APBD PMKS) yaitu sebanyak 122.886 jiwa (sumber : BPJS Kesehatan)
dibagi jumlah penduduk miskin di Kota Tangerang Selatan yaitu sebanyak 157.987
jiwa (sumber : DTKS Semester 2 -Oktober 2020- Dinas Sosial Kota Tangerang
Selatan).
untuk capaian pelayanan kesehatan dasar bagi penduduk miskin dan kurang mampu
serta masyarakat yang beresiko berdampak sosial yang mendapatkan pelayanan
kesehatan di faslititas kesehatan Tk. I dan rujukan realisasinya yaitu 78,23% dari
target 38%, realisasi ini menunjukan bahwa capaiannya sudah mencapai 205,86% di
tahun 2020. Bila dibandingkan dengan capaian tahun 2019 yaitu 231,31% maka
capaiannya menurun dan begitu pula dengan capaian terhadap akhir renstra namun
realisasi ini telah melebihi target yang telah ditentukan. Ukuran keberhasilan
indikator ini adalah jika realisasinya sama atau ada diatas target.
1 2 4 5 6 7 8
Program Pengembangan Pelayanan
Kesehatan
1 Jumlah Puskesmas
Terreakreditasi 100% 11 pkm 0 pkm 0,0% 54 pkm 67%
2 Jumlah Laboratorium Daerah
Re-akreditasi 100% 1 unit 0 unit 0,0% 1 unit 100%
Tabel 3.78 Capaian Puskesmas Terakreditasi Tahun 2019, 2020 dan s/d 2021
Jumlah Puskesmas 11 0 54
1 Ter-reakreditasi
100%
Puskesmas Puskesmas
0%
puskesmas
67%
Dari tahun 2017 sampai dengan tahun 2020, pemenuhan target puskesmas akreditasi
tercapai setiap tahunnya.
Badan Layanan Umum Daerah atau disingkat BLUD adalah sistem yang
diterapkan oleh satuan kerja perangkat daerah atau unit satuan kerja perangkat
daerah pada satuan kerja perangkat daerah dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat yang mempunyai fleksibilitas dalam pola pengelolaan keuangan sebagai
pengecualian dari ketentuan Pengelolaan Keuangan Daerah pada umumnya.
Dengan adanya fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan BLUD pada
puskesmas diharapkan dapat meningkatkan kinerja pelayanan dan kinerja keuangan
sehingga puskesmas mampu memberikan pelayanan kesehatan yang optimal dan
dapat bersaing dengan kompetitornya. Penerapan pola pengelolaan keuangan BLUD
memberikan peluang bagi puskesmas untuk bertindak lebih responsif dan agresif
dalam menghadapi tuntutan masyarakat dan eskalasi perubahan yang cepat di
bidang kesehatan dengan cara melaksanakan prinsip-prinsip ekonomi yang efektif
dan efisien, namun tidak meninggalkan jati dirinya dalam mengemban misi sosial
untuk memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan publik.
Cara perhitungannya adalah jumlah seluruh puskesmas yang ada di kota
Tangerang Selatan apakah sudah sesuai standar dan dapat menerapkan Pola
Pengelolaan Keuangan BLUD dalam kurun waktu tertentu.
Tabel 3.82 Capaian Puskesmas BLUD tahun 2019, 2020 dan s/d 2021
Target Capaian
Capaian 2020
Indikator Akhir s/d 2020
No Th.
Kinerja Renstra terhadap
2019 Target Realisasi Capaian (2021) 2021
Jumlah puskesmas 8 29 10
1 BLUD
200%
puskesmas puskesmas
362,50%
puskesmas
290%
Puskesmas
No Kecamatan
Jumlah Daftar
1 Sepong Utara 2 Paku Alam, Pondook Jagung
Jumlah 29
Dari tabel di atas bahwa dari 7 Kecamatan di Kota Tangerang Selatan dengan 29
Puksesmas di tahun 2020 ini sudah menjadi Puskesmas BLUD, Adapun untuk
tercapainya Puskesmas BLUD pada tahun 2019 sebanyak 10 Puksesmas dan di tahun
2020 sebanyak 19 Puskesmas.
102,61
Rata - Rata 101,98% 103,13%
%
Dari jenis tenaga kesehatan yang ada dalam tabel tersebut hanya tenaga apoteker
yang belum melakukan pelatihan karena rasionalisasi anggaran penanganan covid.
Untuk capaian ketersediaan alat kesehatan sesuai standar ASPAK realisasinya yaitu
85% dari target 85%, realisasi ini menunjukan bahwa capaiannya sudah mencapai
100% di tahun 2020. Bila dibandingkan dengan capaian tahun 2019 yaitu 100%,
maka capainnya sama begitu pula bila dibandingkan dengan target akhir capaianya
sama yaitu 100%. Ukuran keberhasilan indikator ini adalah jika realisasinya sama
atau ada diatas target.
100%
85% 85% Capaian
80%
75%
80% 70%
60% 100%
40% 80%
60%
20%
40%
0%
20%
2017 2018 2019 2020 2021
0%
Target Realisasi 2017 2018 2019 2020 2021
Grafik 3.17 diatas dapat merupakan indikator kinerja persentase ketersediaan alat
kesehatan sesuai standar ASPAK Tahun 2020 realisasinya 85% dari target 85%, yang
berarti sudah mencapai target. Realisasi kinerja ini mengalami kenaikan setiap
tahunnya dan capaian kinerja ini sama dengan tahun-tahun sebelumnya yaitu 100%.
Kebutuhan
No Uraian Existing Hasil 2020
Standar
Kebutuhan jumlah alat kesehatan puskesmas sesuai standar ASPAK diangka 16.518
sedangkan jumlah alat kesehatan yang terpenuhi sampai saat ini diangka 14.040
atau 85% dari kebutuhan yang ada sehingga untuk mengoptimalkan pelayanan
kesehatan diperlukan pemenuhan ketersediaan alat kesehatan.
Reagen adalah suatu zat kimia yang digunakan dalam suatu reaksi untuk
mendeteksi, mengukur, memeriksa dan menghasilkan zat lain.
Bahan Medis Pakai Habis (BMPH) adalah alat kesehatan yang ditujukan
untuk penggunaan sekali pakai (single use) yang daftar produknya diatur dalam
peraturan perundang-undangan.
Peningkatan kinerja pelayanan kesehatan dasar yang ada di puskesmas salah
satunya dilakukan dengan penyediaan obat dan BMPH berdasarkan standar yang
telah ditetapkan, hal ini bertujuan untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan
kepada masyarakat.
Dengan adanya Pandemi Covid-19 yang terjadi di tahun 2020, maka terjadi
refocusing angggaran yang digunakan untuk pembelian Reagen PCR, Reagen
Ekstraksi, dan BMHP berupa Tips, Tube PCR dan Plastik autoclave.
Cara perhitungan jumlah item Reagen dan BMPH yang tersedia dibagi jumlah
item reagen dan BMPH yang harus dipenuhi sesuai standar dikali 100.
Tabel 3.90 Capaian Ketersediaan Reagen dan BMHP Sesuai Standar tahun 2019,
2020 dan s/d 2021
Target Capaian
2020
Indikator Capaian Akhir s/d 2020
No
Kinerja Th. 2019 Renstra terhadap
Target Realisasi Capaian (2021) 2021
Persentase
Ketersediaan
3 Reagen dan 100,9% 95% 99% 104,21% 95% 104,2%
BMHP Sesuai
Standar
102%
99% Capaian
100%
98% 95% 95% 95% 106%
96% 95% 95% 95% 95% 95% 104%
102%
94%
100%
92% 98%
2017 2018 2019 2020 2021
96%
Target Realisasi 2017 2018 2019 2020 2021
Untuk indikator kinerja persentase reagen dan BMHP sesuai standar tahun 2020
realisasinya 99% dari target 95%, yang berarti sudah mencapai/ melebihi target.
Sedangkan untuk tahun-tahun sebelumnya target dan realisasinya sama yaitu 95%
atau dengan capaian 100%.
Kebutuhan standar jumlah item reagen dan BMHP diangka 101 item sedangkan
jumlah item reagen dan BMHP yang terpenuhi diangka 100 item atau 99% dari
kebutuhan yang ada.
Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang
digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan
patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan,
peningkatan kesehatan dan kontrasepsi, untuk manusia.
Peningkatan kinerja pelayanan kesehatan dasar yang ada di puskesmas salah
satunya dilakukan dengan penyediaan obat dan Perbekalan Kesehatan berdasarkan
standar yang telah ditetapkan di dalam Formularium Nasional, hal ini bertujuan
untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Formularium Nasional merupakan daftar obat terpilih yang dibutuhkan dan
digunakan sebagai acuan penulisan resep pada pelaksanaan pelayanan kesehatan
dalam penyelenggaraan program jaminan kesehatan.
Dalam upaya penanganan Covid-19 Tahun 2020 dilakukan refocusing anggaran
yang digunakan untuk pembelian Vitamin C tablet, APD Set, Cairan Desinfektan,
Masker N95, Masker 3 Ply, dan Sarung tangan.
Cara perhitungan Jumlah item Obat dan Perbekalan Kesehatan yang tersedia
dibagi jumlah item Obat dan Perbekalan Kesehatan yang harus dipenuhi sesuai
standar dikali 100.
Tabel 3.92 Capaian Ketersediaan Obat dan Perbekalan Kesehatan Sesuai Standar
Tahun 2019, 2020 dan s/d 2021
Target Capaian
2020
Indikator Capaian Akhir s/d 2020
No
Kinerja Th. 2019 Renstra terhadap
Target Realisasi Capaian (2021) 2021
Persentase
Ketersediaan
Obat dan
4 Perbekalan
103,1% 98% 100% 102,04% 99% 101,0%
Kesehatan
Sesuai Standar
Untuk indikator kinerja persentase ketersediaan obat dan perbekalan sesuai standar
tahun 2020 realisasinya 100% dari target 98%, yang berarti sudah mencapai/
melebihi target. Sedangkan untuk tahun- tahun sebelumnya target dan realisasinya
pengalami peningkatan.
Obat dan
1 20 20 99%
Perbekalan
Jumlah 20 20 99%
Tabel 3.95 Jumlah Fasilitas Pelayanan Kesehatan JKN di Kota Tangerang Selatan
No. Fasyankes Jumlah
1. Puskesmas 29
2. Klinik 63
3. Rumah Sakit 17
PESERTA JAMINAN
NO JENIS KEPESERTAAN KESEHATAN
JUMLAH %
1 2 3 4
PENERIMA BANTUAN IURAN (PBI)
1 PBI APBN 109.488 10,51
2 PBI APBD 112.360 10,78
SUB JUMLAH PBI 221.848 21,29
NON PBI
1 Pekerja Penerima Upah (PPU) 462.538 44,39
2 Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU)/mandiri 335.892 32,24
3 Bukan Pekerja (BP) 21.645 2,08
SUB JUMLAH NON PBI 820.075 78,71
JUMLAH (KAB/KOTA)
1.041.923 100,00
Sumber : BPJS Kesehatan (per Desember 2020)
1 Persentase Pelayanan Administrasi Perkantoran 100% 100% 100% 100,00% 100% 100%
Program Pengembangan Sistem Manajemen Sumberdaya Aparatur
6 Persentase Data dan Informasi SKPD 100% 100% 100% 100,00% 100% 100%
Pencapaian indikator kinerja program pada urusan pilihan dan non urusan pada tahun
2020 semuanya mencapai target yaitu 100%, begitu pula tahun sebelumnya.
Pencapaian indikator kinerja program pada urusan pilihan dan non urusan didukung
oleh kinerja keluaran yang dijabarkan sebagai berikut:
Tabel 3.97 Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Dinas Kesehtaan Kota
Tangerang Selatan Tahun 2020
APBD (Rp.) Murni ke Rasionalis
No Uraian Rasionalis asi ke
Murni Rasionalisasi Perubahan asi Perubahan
* Pendapatan 60.040.932.000 48.219.243.400 42.499.761.513 Turun Turun
** Belanja Tidak Langsung 72.463.347.650 55.120.517.654 64.967.430.863 Turun Naik
** Belanja Langsung 311.259.824.442 292.299.295.085 314.485.085.096 Turun Naik
Penyediaan dan
Pengawasan Obat,
1 17.166.386.720 17.166.386.720 17.742.275.720 Tetap Naik
Makanan dan Perbekalan
Kesehatan
Pengembangan Pelayanan
2 2.614.514.750 2.380.905.800 2.380.905.800 Turun Tetap
Kesehatan
Pencegahan dan
Penanggulangan Penyakit
3 4.218.424.335 3.548.619.235 3.588.793.003 Turun Naik
Menular dan Tidak
Menular
Pengembangan,
Pemeliharaan Sarana dan
4 21.612.910.349 21.612.910.349 21.776.910.349 Tetap Naik
Prasarana Pelayanan
Kesehatan
Pada tahun 2020 Pendapatan Dinas Kesehatan mengalami penurunan target dari murni,
rasionalisasi dan perubahan. Sedangkan Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung
saat Rasionalisasi Anggaran terjadi penurunan namun bertambah kembali saat Anggaran
Perubahan.
Rasionalisasi Anggaran berpedoman pada Intruksi Walikota No. 910/1154/BPKAD
tentang Rasionalisasi Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Tangerang Selatan Tahun
Anggaran 2020 dan Surat Edaran Sekretaris Daerah No. 910/1165/BPKAD tentang
Pedoman Pelaksanaan Rasionalisasi Dokumen Pelaksanaan Anggaran Perangkat Daerah
Tahun 2020. Rasionalisasi anggaran terjadi adanya untuk pencegahan, penanganan dan
penanggulangan covid-19, jaring pengaman sosial dan pemulihan perekonomian
diusulkan melalui gugus tugas dan dialokasikan pada belanja tidak terduga.
Realisasi Anggaran Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 3.99 Realisasi APBD Dinas Kesehatan Tahun 2020
Anggaran Realisasi
No Uraian
(Rp.) SP2D (Rp.) %
* Pendapatan 42.499.761.513 42.594.292.827 100,2
** Belanja Tidak Langsung 64.967.430.863 63.709.037.252 98,1
** Belanja Langsung 314.485.085.096 263.660.084.954 83,8
Penyediaan dan Pengawasan Obat, Makanan dan
1 17.742.275.720 16.144.457.122 91,0
Perbekalan Kesehatan
Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular dan
2 3.588.793.003 2.449.465.359 68,3
Tidak Menular
3 Pengembangan Pelayanan Kesehatan 2.380.905.800 1.633.254.700 68,6
Pengembangan, Pemeliharaan Sarana dan Prasarana
4 21.776.910.349 11.683.595.150 53,7
Pelayanan Kesehatan
Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Dasar, Rujukan
5 145.451.477.783 130.486.003.576 89,7
dan Komplementer
6 Perbaikan Gizi Masyarakat 1.205.095.900 1.100.498.700 91,3
7 Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat 8.319.679.727 7.659.662.500 92,1
8 Pelayanan Jaminan Kesehatan Nasional 23.473.770.521 18.742.997.423 79,8
9 Peningkatan Pelayanan Kesehatan Keluarga 708.294.900 603.038.100 85,1
Pelayanan dan Pendukung Pelayanan Badan Layanan
10 27.318.201.405 20.947.098.341 76,7
Umum Daerah (BLUD)
Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM)
11 163.330.000 132.776.736 81,3
Kesehatan
12 Pengembangan dan Pengendalian Lingkungan Sehat 354.557.000 302.996.800 85,5
Pengembangan Komunikasi, Sistem Informasi dan
13 111.597.500 101.097.500 90,6
Media Massa
14 Pengembangan Data dan Informasi 28.740.000 26.215.000 91,2
15 Perencanaan Pembangunan Daerah 340.000.000 318.104.050 93,6
16 Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah 383.900.000 368.250.000 95,9
Pengembangan Sistem Manajemen Sumber Daya
17 35.381.000 15.237.000 43,1
Aparatur
Pelayanan Administrasi dan Sarana Prasarana
18 61.102.174.488 50.945.836.897 83,4
Perkantoran
Jumlah Belanja Tidak Langsung + Belanja Langsung 379.452.515.959 327.369.122.206 86,3
3.3 Penghargaan
Penghargaan yang diraih Dinas Kesehatan kota Tangerang Selatan selama tahun
2020 adalah sebagai berikut:
Tabel 3.100 Penghargaan yang Diraih Dinas Kesehatan
Kota Tangerang Selatan Tahun 20
Gambar 3.38 Penghargaan atas Capaian Program Gambar 3.39 Penghargaan atas Dedikasi dan
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kontribusi dalam Pelaksanaan Program
Terbaik se- Provinsi Banten Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa
Gambar 3.40 Penghargaan atas Capaian Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular
Terbaik Se-Provinsi Banten dan Capaian Tertinggi Cakupan Keberhasilan Pengobatan Tuberkulosis