Anda di halaman 1dari 76

PEDOMAN

PELAYANAN UNIT LABORATORIUM

2016
PERSETUJUAN

PEDOMAN PELAYANAN UNIT LABORATORIUM


RUMAH SAKIT WIDODO

Penyiapan dokumen sebagai regulasi merupakan hal pokok di rumah sakit karena
merupakan acuan dalam pelaksanaan pelayanan di Rumah Sakit Widodo Ngawi. Dalam Pedoman
yang telas disusun oleh Kepala Unit / Bagian, dengan disertai penjelasan cara
implementasinya.
Untuk dapat terciptanya keseragaman bentuk dan susunan Pedoman Pelayanan sesuai
dengan pedoman penyusunan dokumentasi akreditasi rumah sakit, maka perlunya untuk
diperiksa dan disetujui sebelum diimplementasikan

TINDAKAN NAMA JABATAN TANDA TANGAN

Koordinator
Disiapkan Neni Uswati,SST
Laboratorium

Tgl. ……………..20..

Diperiksa Sri Wahyuningsih,S.Farm,Apt Kabid Penunjang Medik

Tgl. ……………..20..

Disetujui Dr. Pudjo Sardjono, MSi Direktur

Tgl. ……………..20..

Pedoman Pelayanan Unit Laboratorium 2016 | 1


DAFTAR ISI

Hala
man

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................... 3

A. Latar Belakang............................................................................................. 3
B. Tujuan.......................................................................................................... 3
C. Ruang Lingkup............................................................................................. 3
D. Batasan Operasional..................................................................................... 4
E. Landasan Hukum ........................................................................................ 4

BAB II STANDAR KETENAGAAN................................................................................. 6

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia.............................................................. 6


B. Standar Kompetensi .................................................................................... 6
C. Distribusi Ketenagaan.................................................................................. 9
D. Pengaturan Jaga............................................................................................ 10
E. Pola Ketenagaan........................................................................................... 11

BAB III STANDAR FASILITAS ...................................................................................... 17

A. Denah Ruang................................................................................................ 17
B. Standar Fasilitas........................................................................................... 17

BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN....................................................................... 19

A. Persyaratan Pelayanan.................................................................................. 19
B. Alur Pelayanan............................................................................................. 20
C. Krieria Pemeriksaan (Waktu Tunggu Hasil)................................................ 21
D. Pengelola Spesimen..................................................................................... 23
E. Pengolahan Spesimen.................................................................................. 25
F. Tata Laksana Pelayanan Penyimpanan Spesimen....................................... 15
G. Janji Hasil Pemeriksaan Laboratorium........................................................ 27
H. Penanganan Nilai Kritis (Critical Value)..................................................... 30
I. Pengolahan Limbah...................................................................................... 32
J. Laporan Hasil dan Arsip.............................................................................. 33
K. Pemeliharaan san Kalibrasi Alat.................................................................. 34

BAB V LOGISTIK.............................................................................................................. 57

Pedoman Pelayanan Unit Laboratorium 2016 | 2


BAB VI KESELAMATAN PASIEN.................................................................................. 59

A. Pengertian..................................................................................................... 59
B. Tujuan.......................................................................................................... 59
C. Tata Laksana Keselamatan Pasien............................................................... 59

BAB VII KESELAMATAN KERJA

A. Pengertian.................................................................................................... 62
B. Tujuan.......................................................................................................... 62
C. Tata Laksana Keselamatan Kerja................................................................ 62
D. Penanganan Keadaan Darurat di Laboratorium........................................... 64
E. Pemakaian Kaca Mata................................................................................. 65
F. Pemakaian Jas Laboratorium....................................................................... 65
G. Pemakaian Masker....................................................................................... 65
H. Pemakaian Sarung Tangan.......................................................................... 66
I. Pemeliharaan Kesehatan Tenaga Laboratorium.......................................... 66

BAB VIII PENGENDALIAN MUTU................................................................................ 68

A. Pemantapan Mutu Internal........................................................................... 68


B. Pemantapan Mutu Eksternal........................................................................ 70

BAB IX PENUTUP............................................................................................................. 73

BAB I

Pedoman Pelayanan Unit Laboratorium 2016 | 3


PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tujuan Pembangunan Kesehatan adalah tercapainya kemampuan untuk hidup


sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang
optimal, sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan nasional. Untuk itu
perlu ditingkatkan upaya guna memperluas dan mendekatkan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat dengan mutu yang baik dan biaya yang terjangkau. Menurut
keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1457/ Menkes/SK/X/2003 tentang Standar
Pelayanan Minimal Bidang Pelayanan Kesehatan di Kabupaten atau Kota, maka untuk itu
di pandang perlu disetiap rumah sakit Umum atau Daerah meningkatkan pasilitas dan
pelayanan Laboratorium yang sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 411/MENKES/PER/III/2010. Sebagai pelaksanaan ketentuan Pasal 21
Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan, maka dipandang
perlu juga untuk menetapkan Standar Profesi bagi tenaga Ahli Laboratorium Kesehatan
dengan keputusan Menteri Kesehatan Nomor370/Menkes/SK/III/2007.

Pelayanan Laboratorium Kesehatan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari


pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Laboratorium kesehatan sebagai unit pelayanan
penunjang medis, diharapkan dapat memberikan informasi yang teliti dan akurat tentang
aspek laboratoris terhadap spesimen/sampel yang pengujiannya dilakukan di
laboratorium. Masyarakat menghendaki mutu hasil pengujian laboratorium terus
ditingkatkan seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta
perkembangan penyakit. Ahli teknologi laboratorium kesehatan yang terdiri dari para
analis kesehatan dan praktisi laboratorium lainnya harus senantiasa mengembangkan diri
dalam menjawab kebutuhan masyarakat akan adanya jaminan mutu terhadap hasil
pengujian laboratorium dan tuntutan diberikan pelayanan yang prima.

Dalam era globalisasi, tuntutan standarisasi mutu pelayanan laboratorium tidak dapat
dielakkan lagi peraturan perundang-undangan sudah mulai diarahkan kepada seluruh
profesi kesehatan dalam menyongsong era pasar bebas tersebut. Ahli teknologi
laboratorium kesehatan indonesia harus mampu bersaing dengan ahli ahli teknologi
laboratorium ( Medical Laboratory Technologist ) dari negara lain yang lebih maju.
Untuk itulah perlu disusun suatu standar profesi bagi para ahli teknologi laboratorium
kesehatan dan pedomam yang jelas tentang pelayan instalasi laboratorium di Indonesia.

B. Tujuan Pedoman

Pedoman Pelayanan Unit Laboratorium 2016 | 4


Tujuan dari disusunnya pedoman pelayanan Instalasi laboratorium Rs.WIDODO ini
adalah untuk memberikan arah atau standar bagi seluruh petugas yang bekerja di Instalasi
Laboratorium dalam memberikan pelayanan pada pasien khususnya pelayanan
laboratorium.
C. Ruang Lingkup Pelayanan
Laboratorium Klinik Rs.WIDODO merupakan laboratorium yang melaksanakan
pelayanan pemeriksaan specimen klinik dengan kemampuan pemeriksaan lebih lengkap
dari laboratorium klinik umum madya dengan teknik automatik.
Ruang lingkup pelayanan unit Laboratorium Rs.WIDODOmeliputi :

1. Pasien Rawat Jalan


Yaitu pasien dari unit Gawat Darurat dan unit Rawat Jalan Rs.WIDODO yang
memerlukan pemeriksaan laboratorium
2. Pasien Rawat Inap
Pasien yang dirawat di ruang perawatan Rs.WIDODO yang memerlukan
pemeriksaan laboratorium
3. Pasien Luar
Yaitu pasien dari dokter luar Rs.WIDODO maupun dari rumah sakit lain yang
memerlukan pemeriksaan laboratorium.
4. Pasien Medical Check-up
Yaitu pasien yang berasal dari Instalasi rawat jalan yang melakukan medical check-
up untuk keperluan : pengangkatan pegawai negeri sipil, pemeriksaan kesehatan
calon haji, pemeriksaan kesehatan calon anggota legislatif dan pemeriksaan
kesehatan calon kepala daerah yang ada di wilayah provinsi Bali yang memerlukan
pemeriksaan laboratorium.
D. Batasan Operasional
Laboratorium Klinik Rs.WIDODO merupakan laboratorium yang melaksanakan
pelayanan pemeriksaan spesimen klinik di bidang Hematologi, Kimia Klinik, Klinik
Rutin, Imunologi dan Serologi serta Mikrobiologi dan Patologi klinik.
Batasan operasional untuk jenis pemeriksaan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Pemeriksaan Hematologi
Pemeriksaan Hematologi adalah : pemeriksaan yang mencakup beberapa
pemeriksaan antara lain Hematologi Rutin, Hematologi lengkap, golongan
darah
2. Pemeriksaan Kimia Klinik
Pemeriksaan Kimia Klinik adalah : pemeriksaan yang mencakup beberapa
pemeriksaan antara lain : Glukosa darah, Faal hati lengkap, Faal Ginjal, lipid,
Elektrolit.
3. Pemeriksaan Urine Rutin

Pedoman Pelayanan Unit Laboratorium 2016 | 5


Pemeriksaan Klinik Rutin adalah : pemeriksaan yang mencakup beberapa
pemeriksaan yang membutuhkan bahan urin antara lain : Urine rutin, Urine
lengkap, Tes kehamilan Drug tes.
4. Pemeriksaan Imunologi dan Serologi
Pemeriksaan Imunologi dan Serologi adalah : pemeriksaan yang mencakup
beberapa pemeriksaan yeng memerlukan serum sebagai bahan pemeriksaan,
adapun pemeriksaannya antara lain : HbsAg, Anti HIV, IgG IgM Anti
Salmonella.
5. Pemeriksaan Mikrobiologi
Pemeriksaan mikrobiologi adalah : pemeriksaan yang mencakup beberapa
pemeriksaan antara lain : Sputum Gram dan BTA

E. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tenteng Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
2. Undang-Unadang Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan (Lembaga Negara Tahun
2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5063);
3. Peraturan pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan (Lembaran
Negara Tahun 1996 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3637);
4. Peraturan Mentri Kesehatan Nomor 1575/Menkes/Per/XI/2005 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Departemen Kesehatan sebagaimana telah diubah beberapa kali
terakhir dengan Peraturan Mentri Kesehatan Nomor 493/Menkes/Per/VI/2009 tentang
Perbahan Kedua atas Peraturan Mentri Kesehatan Nomor 1575/Menkes/Per/XI/2005
tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehatan;
5. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 298/Menkes/SK/III/2008 tentang Pedoman
Akreditasi Laboratorium Kesehatan;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 657/Menkes/Per/VIII/2009 tentang Pengiriman
dan Penggunaan Spesimen Klinik, Materi Biologik dan Muatan Informasinya;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 658/Menkes/Per/VIII/2009 tentang Jejaring
Laboratorium Diagnosis Penyakit Infeksi New Emerging dan Re-Emerging;
8. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 835/Menkes/PSK/IX/2009 tentang Pedoman
Keselamatan dan Keamanan Laboratorium Mikrobiologik dan Biomedik;

BAB II

Pedoman Pelayanan Unit Laboratorium 2016 | 6


STANDAR KETENAGAAN

A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA

NO NAMA JABATAN KUALIFIKASI KEBUTUHAN


BERDASARKAN
BEBAN KERJA
1 Penanggungjawab S2 Kedokteran (dokter 1
Laboratorium( kepala unit ) Patologi Klinik )

3 D III/D IV Analis Kesehatan 1 Orang


Ka.Ruangan/Koordinator Lab

4 DIII/DIV Analis Kesehatan 11 orang


Staff Analis

5 SMAK/SMA 2 orang

Staf Administrasi

1. Rencana Perhitungan Kebutuhan Tenaga


Metode perhitungan kebutuhan tenaga kesehatan berdasarkan beban kerja
Workload Indicators of Staffing Need (WISN) adalah suatu metode perhitungan
berdasarkan beban pekerjaan nyata yang dilaksanakan oleh tiap kategori tenaga
kesehatann pada tiap unit kerja di fasilitas pelayanan kesehatan. Metode ini diciptakan
oleh PJ Shipp (1984) dan sangat dianjurkan oleh Organosasi Kesehatan sedunia
(WHO). Kelebihan metode ini mudah dioperasikan , mudah digunakan,secara teknis
mudah diterapkan, komprehensif dan realistis. Langkah-langkah perhitungan
kebutuhan tenaga kesehatan berdasarkan Workload Indicators of Staffing Need
(WISN), meliputi 5 (lima) langkah yaitu :
a. Menetapkan Waktu kerja tersedia dalam dalam 1 (satu) tahun
b. Menetapkan Unit Laboratorium dan kategori SDM
c. Menyusun standar beban kerja Laboratorium
d. Menyusun Kebutuhan Kelonggaran
e. Perhitungan kebutuhan tenaga kerja di Laboratorium
f. Analisis kebutuhan tenaga di Laboratorium

Pedoman Pelayanan Unit Laboratorium 2016 | 7


99,000
Hari kerja ( 26X12) 312
Cuti tahunan 12
Hari libur dan libur Nasional 14
Ketidakhadiran kerja 12
Pendidikan dan pelatihan 11
Waktu kerja 56 jam/minggu 6
HARI KERJA 312 - 49 263
WAKTU KERJA TERSEDIA 263
X6 1,578
94,680 menit/th

Standart Beban Kerja (SBK)

Rata
NO Keg. Pokok waktu(menit) SBK
1
Pengenceran serum QC/CFAS 5 19,800
2 QC 5 19,800
3 Kalibrasi 5 19,800
4 Menyiapkan alat sampling 10 9,900
5 Sampling 7 14,143
6 Centrifuge 10 9,900
7 Masukkan sampel 2 49,500
8 Entri data ke alat 5 19,800
9 Entri data ke kom 2 49,500
10 Nulis dibuku 2 49,500
11 Nulis hasil keluar 2 49,500
12 Entri hasil di kom 3 33,000
13 Cek hasil dg blanko 2 49,500
14 Membersihkan sampel dim meja 10 9,900
15 Membersihkan lantai+pel+lap kaca 60 1,650
16 Membersihkan alat alat lab 15 6,600
17 Cek reagent dan pesan 10 9,900

18 EKG 10 9,900
19 Konsul EKG 10 9,900

Pedoman Pelayanan Unit Laboratorium 2016 | 8


Perjalanan ambil sampel & antar
20 hasil 10 9,900
21 Sperma 30 3,300
22 BTA 25 3,960
23 Buat laporan akhir shif 5 19,800
24 Laporan ke kasir 5 19,800
25 Pengepakan sampel dirujuk 5 19,800
26 Fixaxi pap smear 2 49,500
27 Pengiriman sampel PA 5 19,800
28 Cek brg datang & nulis faktur 10 9,900

Faktor kelonggaran 0.140

Kebutuhan Tenaga
No Keg.Pokok kuantitas SBK Kebutuhan
1 Pengenceran serum QC/CFAS 84 19,800 0.004
2 QC 360 19,800
3 Kalibrasi 96 19,800
4 Menyiapkan alat sampling 1,080 9,900 0.109
5 Sampling 28,800 14,143 2.036
6 Centrifuge 28,800 9,900 2.909
7 Masukkan sampel 28,800 49,500 0.582
8 Entri data ke alat 28,800 19,800 1.455
9 Entri data ke kom 28,800 49,500 0.582
10 Nulis dibuku 28,800 49,500 0.582
11 Nulis hasil keluar 28,800 49,500 0.582
12 Entri hasil di kom 28,800 33,000 0.873
13 Cek hasil dg blanko 28,800 49,500 0.582
14 Membersihkan sampel dim meja 1,080 9,900 0.109
15 Membersihkan lantai+pel+lap kaca 360 1,650 0.218
16 Membersihkan alat alat lab 360 6,600 0.055
17 Cek reagent dan pesan 96 9,900 0.010
18 Cek brg datang & nulis faktur 96 9,900 0.010

19 EKG 2,874 9,900 0.290


20 Konsul EKG 144 9,900 0.015
Perjalanan ambil sampel & antar
21 hasil 21,840 9,900 2.206
22 Sperma 1,000 3,300 0.303
23 BTA 176 19,800 0.303
24 Buat laporan akhir shif 1,080 19,800 0.303
25 Laporan ke kasir 1,080 19,800 0.303
26 Pengepakan sampel dirujuk 144 19,800 0.303
27 Fixaxi pap smear 48 49,500 0.303
28 Pengiriman sampel PA 144 19,800 0.303
14.116
Sub Kebutuhan tenaga 0.140
Faktor Kelonggaran
14.256

Pedoman Pelayanan Unit Laboratorium 2016 | 9


Kebutuhan Tenaga

Jumlah kebutuhan tenaga di Unit Laboratorium

NO JABATAN KUALIFIKASI KEBUTUHAN YANG ADA SELISIH


1 Penanggungjawab S2 Kedokteran 1 0 1
Laboratorium (kepala (dokter Patologi
unit ) Klinik )

2 Ka.Ruangan/Koordinator D III /D IV Analis 1 1 0


Lab

3 Staf Analis D III 12 12 0

4 Administrasi SMA/SMAK 2 2 0

EVALUASI KERJA UNIT LABORATORIUM


Evaluasi Kinerja tenaga Laboratorium mengacu pada evaluasi kinerja karyawan RS
sesuai dengan uraian tugas dan tanggung jawabnya yang meliputi penilaian terhadap :
 Kualitas kerja
 Kuantitas kerja
 Disiplin kerja
 Kecakapan
 Tanggung jawab
 Loyalitas
 Inisiatif
 Kejujuran
 Motifasi
 Kerjasama
 Komunikasi
 Absensi
Evaluasi kinerja tersebut dilakukan setiap akhir tahun dan bersifat terbuka dan
diharapkan dapat memberikan umpan balik terhadap kinerja yang bersangkutan.

Pedoman Pelayanan Unit Laboratorium 2016 | 10


B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
Instalasi Laboratorium Rumah Sakit Widodo Ngawi di dalam melaksanakan
pelayanan laboratorium dibagi menjadi 3 (tiga) shift pelayanan dalam waktu 24 jam.

C. PENGATURAN JAGA
Pola pengaturan tenaga di Instalasi Laboratorium Rs.WIDODO diatur dalam 3 shift
jaga dengan distribusi sebagai berikut:

1. Dinas pagi:
Yang bertugas sejumlah 7 (Tujuh ) orang dengan rincian :
a. 1 orang koordinator
b. 2 orang petugas administrasi
c. 4 orang bertugas pelaksanaan pemeriksaan laboratorium
Jam dinas dari pukul 07.00 witb s/d pukul 14.00 wib.
2. Dinas sore:
Yang bertugas 3( tiga) orang, dengan rincian :
a. 1 orang penanggung jawab Shift merangkap pelaksana
b. 1 orang petugas billing merangkap pelaksana pemeriksaan

Jam dinas dari pukul 14.00 wib s/d pukul 20.00 wib.

3. Dinas malam:
Yang bertugas 2 orang dengan rincian tugas :
a. Sebagai penanggung jawab Shift merangkap pelaksana,
b. Sebagai petugas billing merangkap pelaksana

Jam dinas dari pukul 20.00 wib s/d pukul 08.00 wib.

D. Standar Kompetensi

I. Kepala unit Laboratorium

1. Mengetahui dasar pengetahuan tentang patologi klinik


2. Mampu melaksanakan tugas-tugas yang didelegasikan oleh Ka.Bidang
Penunjang Medik
3. Mampu bekerjasama dengan pelanggan external dan internal
4. Mengelola dan bertanggung jawab terhadap pelayanan patologi klinik
5. Menyusun dan melakukan inovasi pengembangan pelayanan patologi klinik
sesuai perkembangan iptek

Pedoman Pelayanan Unit Laboratorium 2016 | 11


6. Melakukan motivasi pengembangan SDM dan evaluasi kinerja staf patologi
klinik
7. Menciptakan suasana kerja yang harmonis dan kondusif di lingkungan patologi
klinik
8. Mampu mengimplementasikan sistem manajemen mutu

II. Kepala Ruangan unit Laboratorium

1. Memiliki dasar pengetahuan tentang patologi klinik


2. Mampu melaksanakan tugas-tugas Ka.Inst yang di delegasikan
3. Mampu bekerjasama dengan pelanggan external maupun internal
4. Mampu mendokumentasikan setiap kegiatan dilaboratorium.
5. Mampu membuat laporan kegiatan di laboratorium Patologi Klinik
6. Mampu mencegah terjadinya kontaminasi bahan-bahan berbahaya maupun
infeksius pada petugas dan klien
7. Mampu melaksanakan penyimpanan reagen dan bahan berbahaya sesuai
dengan prosedur tetap
8. Mampu bekerja sama baik sesama profesi maupun team kesehatan lain
9. Mampu bersikap ramah ,sopan dan berkelakuan baik serta mengutamakan
kepuasan pelanggan
10. Mampu berbahasa inggris aktif dan fasif
11. Menguasai komputer minimal MS World

III. Pelaksana analis Laboratorium

1. Memiliki dasar pengetahuan tentang patologi klinik


2. Mampu melaksanakan pengambilan sampel secara tepat dengan kualitas
sampel yang maximal
3. Mampu menyiapkan sampel pada kondisi siap diperiksa
4. Mampu mengoperasikan alat-alat penunjang pemeriksaan sesuai dengan
instruksi kerja alat
5. Mampu melaksanakan kalibrasi alat sebelum alat dioperasikan
6. Mampu mengklarifikasi obyektifitas hasil pemeriksaan sesuai nilai standart
7. Mampu melaksanakan administrasi serah terima sampel dan hasil
pemeriksaan dengan unit pengirim
8. Mampu mencegah terjadinya kontaminasi bahan-bahan berbahaya maupun
infeksius pada petugas dan klien
9. Mampu melaksanakan penyimpanan reagen dan bahan berbahaya sesuai
denga prosedur tetap

Pedoman Pelayanan Unit Laboratorium 2016 | 12


10. Mampu bekerjasama, baik sesama profesi maupun gudang team kesehatan
lain
11. Mampu bersikap ramah sopan dan berkelakuan baik serta mengutamakan
kepuasan pelanggan
12. Mampu berbahasa Inggris aktif dan pasif
13. Menguasai komputer minimal MS World

IV. Pelaksana Sampling Laboratorium

1. Memiliki dasar pengetahuan tentang anatomi tubuh


2. Mampu melaksanakan pengambilan sampel secara tepat
3. Mampu melaksanakan administrasi serah terima sampel
4. Mampu mencegah terjadinya kontaminasi bahan-bahan infeksius dan
berbahaya pada petugas dan klien
5. Mampu melaksanakan penyimpanan bahan dan alat sampling sesuai prosedur
tetap
6. Mampu bekerjasama, baik sesama profesi maupun dengan team kesehatan lain
7. Mampu bersikap ramah, sopan dan berkelakuan baik serta mengutamakan
kepuasan pelanggan
8. Mampu berbahasa Inggris aktif dan pasif
9. Menguasai komputer minimal MS Word

V. Pelaksana Administrasi.

1. Memiliki dasar pengetahuan tentang administrasi


2. Mampu melaksanakan registrasi kunjungan pasien ke laboratorium
3. Mampu melaksanakan administrasi, serah terima sampel dan hasil
pemeriksaan dengan unit pengirim
4. Mampu mencegah terjadinya kontaminasi bahan-bahan berbahaya maupun
infeksius pada petugas dan klien
5. Mampu bekerjasama, baik sesama profesi maupun dengan team kesehatan lain
6. Mampu bersikap ramah, sopan dan berkelakuan baik serta mengutamakan
kepuasan pelanggan
7. Mampu berbahasa Inggris
8. Menguasai komputer

1. Tugas pokok dan fungsi Ahli Teknologi Laboratorium Kesehatan

Pedoman Pelayanan Unit Laboratorium 2016 | 13


Tugas pokok Ahli teknologi Laboratorium Kesehatan adalah melaksanakan
pelayanan laboratorium kesehatan meliputi bidang Hematologi, Kimia klinik,
Mikrobiologi, Imunoserologi, Toksikologi.

Selain tugas pokok, Ahli Teknologi Laboratorium Kesehatan mempunyai fungsi


atau kewajiban sebagai berikut :

a. Mengembangkan prosedur untuk mengambil dan memproses spesimen.

b. Melaksanakan uji analitik terhadap reagen dan spesimen.

c. Mengoprasikan dan memelihara peralatan/instrumen laboratorium.

d. Mengevaluasi teknik,instrument, dan prosedur baru untuk menentukan


manfaat kepraktisannya.

e. Membantu klinisi dalam pemanfaatan data laboratorium secara efektif dan


efisien untuk menginterprestasikan hasil uji laboratorium.

f. Merencanakan, mengatur, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan


laboratorium.

g. Membimbing dan membina tenaga kesehatan lain dalam bidang teknik


kelaboratoriuman.

h. Merancang dan melaksanakan penelitian dalam bidang laboratorium


kesehatan.

2. Kompetensi yang harus dimiliki oleh Ahli Teknologi Laboratorium Kesehatan

Dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi/kewajibannya, Ahli Teknologi


Laboratorium Kesehatan harus mempunyai kompetensi sebagai berikut :

a. Menguasai ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan tugas pokok dan fungsinya
di Laboratorium Kesehatan.

b. Mampu merencanakan/merancang proses yang berkaitan dengan tugas pokok dan


fungsinya di Laboratorium Kesehatan sesuai jenjangnya.

c. Memiliki keterampilan untuk melaksanakan proses teknis operasional pelayanan


laboratorium, yaitu :

Pedoman Pelayanan Unit Laboratorium 2016 | 14


1) Ketrampilan pengambilan specimen, termasuk penyiapan pasien (bila
diperlukan), labeling, penanganan, pengawetan, fiksasi, pemrosesan,
penyimpanan dan pengiriman specimen.

2) Keterampilan melaksanakan prosedur laboratorium, metode pengujian dan


pemakaian alat dengan benar.

3) Keterampilan melakukan perawatan dan pemeliharaan alat, kalibrasi dan


penanganan masalah yang berkaitan dengan uji yang dilakukan.

4) Keterampilan melaksanakan uji kualitas media dan reagen untuk pengujian


specimen.

d. Mampu memberikan penilaian analitis terhadap hasil uji laboratorium.

e. Memiliki pengetahuan untuk melaksanakan kebijakan pengendalian mutu dan


prosedur laboratorium.

f. Memiliki kewaspadaan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi hasil uji


laboratorium.

STRUKTUR ORGANISASI UNIT LABORATORIUM Rs.WIDODO NGAWI

DIREKTUR

Dr.Pudjo Sardjono,MSi

KABID PENUNJANG
MEDIK

Sri Wahyuningsih,S.Farm

KA. RUANGAN INST.


LABORATORIUM Penaggung jawab
laboratorium
Neni Uswati,SST
Dr.Rosyid ,Sp.PK
Pedoman Pelayanan Unit Laboratorium 2016 | 15
ADMINISTRASI & PELAYANAN PEMERIKSAAN
LABORATORIUM
LOGISTIK
Ketua Tim : Sumarni, Amd
Ketua Tim : Iin Wirdatul
Anggota : Suko Hendro SST
Anggota : Sabarudin Lia Silfia,Amd
Erna W, Amd
Dewi Purwati,Amd
Riska Ayu
Kartini ,Amd
Qornatul, Amd
Ulfa Maria,Amd
Kinanti,Amd

E. POLA KETENAGAAN DILABORATORIUM


1. Latar Belakang
Pelayanan Laboratorium RS Widodo merupakan unit pelayanan diagnostik
dengan pelayanan 24 jam yang datang ke laboratorium. Dalam upaya penetapan
tenaga di Laboratorium yang handal, diperlukan perencanaan, pengadaan dan
pemeliharaan SDM yang tepat bagi kelancaran pelayanan Laboratorium.

Perencanan tersebut diatas bertujuan untuk mengatasi dan menyiapkan turn over
SDM didalam Laboratorium. Untuk meningkatkan kompetensi SDM Laboratorium
diperlukan pendidikan dan pelatihan secara berkala.

2. Tujuan Umum

Pedoman Pelayanan Unit Laboratorium 2016 | 16


Tersedianya kuantitas dan kualitas SDM sesuai dengan persyaratan ketetapan
ketenagaan di Laboratorium.

3. Tujuan Khusus
a) Menyediakan tenaga Laboratorium sesuai dengan kebutuhan.
b) Meningkatkan kompetensi tenaga Laboratorium Rs.Widodo
4. Rencana Perhitungan Kebutuhan Tenaga
Metode perhitungan kebutuhan tenaga kesehatan berdasarkan beban kerja
Workload Indicators of Staffing Need (WISN) adalah suatu metode perhitungan
berdasarkan beban pekerjaan nyata yang dilaksanakan oleh tiap kategori tenaga
kesehatann pada tiap unit kerja di fasilitas pelayanan kesehatan.Metode ini diciptakan
oleh PJ Shipp (1984) dan sangat dianjurkan oleh Organosasi Kesehatan sedunia
(WHO). Kelebihan metode ini mudah dioperasikan , mudah digunakan,secara teknis
mudah diterapkan, komprehensif dan realistis.Langkah-langkah perhitungan
kebutuhan tenaga kesehatan berdasarkan Workload Indicators of Staffing Need
(WISN), meliputi 5 (lima) langkah yaitu :
g. Menetapkan Waktu kerja tersedia dalam dalam 1 (satu) tahun
h. Menetapkan Unit Laboratorium dan kategori SDM
i. Menyusun standar beban kerja Laboratorium
j. Menyusun Kebutuhan Kelonggaran
k. Perhitungan kebutuhan tenaga kerja di Laboratorium
l. Analisis kebutuhan tenaga di Laboratorium.
5. Perhitungan Kebutuhan Tenaga dr Penanggung Jawab Laboratorium
a. Menetapkan waktu kerja yang tersedia dalam 1 (satu) tahun
1) Hari kerja : 260 hari
2) Cuti tahunan : 12 hari
3) Hari libur dan libur Nasional : 13 hari
4) Ketidakhadiran kerja : 12 hari
5) Pendidikan dan pelatihan : 10 hari
6) Waktu kerja 56 jam/minggu : 8 jam /hari

Hari kerja 260 – 47 = 213 hari


Waktu kerja tersedia = 213 x 6 jam = 1.278 jam/tahun

b. Standar beban kerja dr Spesialis Penanggung Jawab Laboratorium meliputi :

1) Kegiatan pokok yang dilakukan di Laboratorium adalah pelayanan


Laboratorium yang dilakukan terhadap pasien Cyto dan tidak Cyto.

Pedoman Pelayanan Unit Laboratorium 2016 | 17


2) Rata-rata waktu yang diperlukan berdasarkan pengamatan selama satu tahun
untuk menyelesaikan tiap kegiatan pokok pelayanan Laboratorium terhadap
pasien Cyto membutuhkan waktu rata-rata 2 Menit. Sedangkan untuk pasien
tidak Cyto membutuhkan waktu rata-rata 3 menit.
3) Standar beban kerja per satu tahun:

Waktu Kerja Tersedia


Rata-rata waktu per kegiatan pokok

Pasien Cyto = 1.278 per jam/tahun x 60 menit= 38.340 jam/tahun


2 menit

Pasien tidak Cyto = 1.278 per jam/tahun x 60 menit= 25.560 jam/tahun


3 menit
c. Standar kelonggaran dr Spesialis Penanggung Jawab Laboratorium

Pada umumnya dr Spesialis Penanggung jawab Laboratorium memiliki faktor


kelonggaran sebagai berikut :

1) Rapat 2 jam per bulan = 0.5 jam /minggu


2) Kegiatan profesi 3 jam per bulan = 0.75 jam/minggu
3) Berobat = 1 jam /minggu
4) Lain-lain urusan pribadi = 2 jam/minggu

Rumus kelonggaran : Rata-rata waktu factor kelonggaran


Waktu kerja tersedia
Perhitungan : 4.25 jam/minggu x 51 minggu = 0.12
1.704

d. Perhitungan kebutuhan dr Spesialis Penanggung jawab di Laboratorium .

Kuantitas kegiatan pokok disusun berdasarkan berbagai data kegiatan


pelayanan yang telah dilakukan di laboratorium selama kurun waktu 2013, yaitu
36.000 pasien tidak Cyto dan 3.600 pasien Cyto.

Kebutuhan tenaga Analis = Kuantitas kegiatan pokok + standar kelonggaran


Standar beban kerja

Pasien Cyto = 3.600 + 0.12 = 0.09

Pedoman Pelayanan Unit Laboratorium 2016 | 18


38.340

Pasien Tidak Cyto = 36.000 + 0.12 = 1.40


25.560

Kesimpulan :
Berdasarkan perhitungan dengan metode Workload Indicators of Staffing
Need (Wisn), maka didapatkan kebutuhan tenaga dr Spesialis Penanggung Jawab
= 0.09 + 1.40 = 1 Orang / shif.

6. Analisis kebutuhan tenaga di Laboratorium

Kualifikasi tenaga Hasil perhitungan Kondisi tenaga Kekurangan


tenaga saat ini tenaga

1 Dokter Spesialis 1 Orang/hari 0 Orang/hari 1 Orang


Pathologi Klinik

2 Analis 14 Orang/hari 12 Orang/hari 2 Orang

4 Administrasi 2 Orang/hari 2 Orang/hari 0 Orang

Keterangan :
Berdasarkan perhitungan kebutuhan tenaga di Laboratorium Rs.WIDODO dengan
kondisi tenaga saat ini, maka kekurangan tenaga Spesialis PathologiKlinik 1 orang,
Tenaga Analis 2 orang.

7. Kesimpulan
Sesuai dengan analisis diatas maka untuk memenuhi kekurangan tenaga di
Laboratorium Rs.WIDODO, maka diperlukan penambahan tenaga Spesialis Pathologi
klinik, Analis, Dan tenaga Administrasi.

Pedoman Pelayanan Unit Laboratorium 2016 | 19


BAB III

STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruang Laboratorium

R./ Tunggu Pasien

Ruang Administrasi Laborat


3. 6. Tempat reagent

Pedoman Pelayanan Unit Laboratorium 2016 | 20


4,
tempat pengolahan hasil

1. 7
tempatsamplingTempat Pengerjaan Kimia Klinik

2. Kamar mandi
Kamar karyawan 5.
Mandi 9 8.Wastafel Tempat Pengerjaan Sampel Hematologi
pasien

Keterangan : Ruangan laboratorium luasnya : m2, dengan masing – masing luas ruangan
2
di tambah ruang tunggu pasien kurang lebih 20 m2 , terdiri dari :

B. Standar Fasilitas
Penyelenggaraan pelayanan Laboratorium di Rumah Sakit harus didukung oleh
sarana dan peralatan yang memenuhi ketentuan dan perundang – undangan yang berlaku.
Lokasi harus menyatu dengan sistem pelayanan Rumah Sakit, dipisahkan antara fasilitas
untuk penyelenggaraan manajemen , pelayanan langsung kepada pasien dan mutu yang
dilengkapi penanganan limbah.
Perlatan yang memerlukan ketepatan pengukuran harus dilakukan kalibari alat
secara berkala oleh balai pengujian kesehatan atau institusi yang berwenang. Peralatan
harus dilkaukan pemeliharaan, didokumentasi, serta dievaluasi secara berkala dan
berkesinambungan.
1. Sarana
Fasilitas ruang harus memadai dalam hal kualitas dan kuantitas agar dapat menunjang
fungsi dan proses Pelayanan Laboratorium, menjamin lingkungan kerja yang aman
untuk petugas dan memudahkan sistem komunikasi Rumah Sakit.
Fasilitas utama dalam kegiatan pelayanan di Instalasi Laboratorium, terdiri dari:
1) Ruang Kantor/Administrasi
2) Ruang sampling/ pengambilan darah
Yaitu tempat pengambilan sampel darah pasien yang ditunjukkan dengan pengantar
pemeriksaan laboratorium yang diminta.
3) Ruang penyimpanan Reagen
Laboratorium harus mempunyai ruang penyimpanan Reagent yang sudah
didistribusikan dari gudang Laboratorium. Dan harus sesuai dengan jenis
penyimpanannya. Seperti memperhatikan suhu dan tanggal kadaluarsa masing-
masing reagent.

Pedoman Pelayanan Unit Laboratorium 2016 | 21


2. Peralatan
Fasilitas alat yang dimiliki Laboratorium Rs.WIDODO antara lain :

No NAMA ALAT FUNGSI Jumlah KET

1 NIHON KOHDEN Hematology 3 1 Buah Baik


diff
2 NIHON KOHDEN Hematologi 5 1 Buah Baik
diff

3. METROLAB Kimia Klinik Baik

4 Electrolit Analizer diestro Electrolit darah 1 Buah Baik

5 Uricson Urinalisa 1 Buah Baik

6 Microskop Olympus CX 21 Sediaan 2 Buah Baik


mikrocopis
7 Centrifuge Sentrifugasi 2 Buah Baik

8 Accu-Check Gula darah 2 buah Baik

9 On Call Plus Gula Darah 1 buah Baik

10 Clover A1C HbA1c 1 buah Baik

11 Freestyle Optium Gula Darah 1 buah Baik

12 G-Check Plus Gula Darah 1 buah Baik

Macam – macam Peralatan Lainnya

1) Peralatan Kantor
1) Mebeulair (Meja, Kursi, Lemari/ Rak buku, Filing cabinet dan lain-lain)
2) Komputer
3) Alat tulis kantor
4) Telepon
2) Peralatan Sistem Komputerisasi
Sistem komputerisasi harus diadakan dan difungsikan secara optimal untuk
kegiatan sekretariat, pengelolaan sediaan Laboratorium, Alat Kesehatan dan Bahan
Medis habis pakai dan pelayanan farmasi klinik. Sistem informasi laboratorium ini
harus terintegrasi dengan sistem informasi Rumah Sakit untuk meningkatkan
efisiensi fungsi manajerial agar data klinik pasien mudah diperoleh untuk
monitoring dan fungsi klinik lainnya. Sistem komputerisasi meliputi :
1) Jaringan
2) Perangkat Keras

Pedoman Pelayanan Unit Laboratorium 2016 | 22


3) Perangkat Lunak (program Aplikasi)
3) Peralatan Penyimpanan
1) Peralatan Penyimpangan Kondisi Umum
a) Lemari/rak yang rapi dan terlindung dari debu, kelembabab dan cahaya
yang berlebihan.
b) Lanati dilengkapi dengan palet.
2) Perlatan Penyimpanan Kondisi Khusu :
a) Lemari pendingin dan AC untuk reagent yang termolabel
b) Fasilitas peralatan penyimpangan dingin harus divalidasi secara berkala
3) Peralatan Konsultasi
a) Buku kepustakaan bahan – bahan leaflet, dan brosur dan lain-lain
b) Komputer
c) Telepon
d) Lemari arsip

BAB IV

TATA LAKSANA PELAYANAN

A. Persyaratan Pelayanan

1. Persyaratan umum :
a. Pasien sudah terdaftar di sistim rekam medik rumah sakit sesuai dengan jaminan
perawatan masing-masing
b. Untuk Pasien rawat jalan; pasien datang langsung ke Laboratorium dengan membawa
Pedoman Pelayanan Unit Laboratorium 2016 | 23
formulir permintaan pemeriksaan yang telah diisi lengkap dan berkas jaminan yang
sesuai dengan jaminan yang dipakai.
c. Untuk pasien rawat inap; Sampel pemeriksaan dikirim ke laboratorium oleh petugas
ruangan beserta formulir permintaan yang telah diisi lengkap.
2. Persyaratan khusus :sesuai dengan jenis pemeriksaan yang akan dilakukan, seperti
puasa,tidak minum obat- obatan, tidak pada saat haid untuk pemeriksaan UL.

Adapun tata laksana pelayanan laboratorium RS Widodo secara rinci dituangkan


dalam bentuk alur pelayanan laboratorium dapat dilihat dalam diagram berikut: Poin B.

B. Alur Pelayanan Laboratorium

Pasien Rawat
Sampel Dari Sampel dari
Jalan
Ruang Rawat IGD
Inap

Sampling Pasien IRJ


Billing
Analis Lab
Petugas billing

Pedoman Pelayanan Unit Laboratorium 2016 | 24


Analisa
Analis Lab
C. Kriteria Pemeriksaan Laboratorium
Waktu tunggu hasil pemeriksaan laboratorium tergantung dari jenis dan jumlah
pemeriksaan yang dilakukan dan permintaan pemeriksaan seperti permintaan cito dan
permintaan biasa. Adapun kriteria pemeriksaan laboratorium berdasarkan permintaan,
jenis pemeriksaan dan waktu tunggu hasil laboratorium sebagai berikut:

JENIS PERMINTAAN JENIS PEMERIKSAAN WAKTU TUNGGU HASIL

Pemeriksaan Biasa 1. Gula Darah Sewaktu Lima belas menit (15 mnt)
2. EKG
3. Hemoglobin

Pedoman Pelayanan Unit Laboratorium 2016 | 25


1. Darah Lengkap Dua puluh menit (20 mnt)
2. SGOT Tiga puluh menit (30)
3. SGPT
4. Urea
5. Serum Creatinine
6. Asam Urat
7. Elektrolit
8. Widal

1. Hematologi lengkap Dua puluh menit (20


2. Kimiaklinik lengkap mnt)Enam puluh menit (60
3. Faeces lengkap mnt)
4. Urine lengkap Lima belas menit (15 mnt)

Pemeriksaan Khusus 1. Apusan Darah + 24 Jam ( Dibaca oleh


Tepi dokter spesialis pathology
klinik )

Keterangan : Hal tersebut diatas berlaku jika semua alat laboratorium berada dalam
kondisi baik, dan untuk hitung jenis leukosit jika tidak ditemukan sel muda karena perlu
konsultasi dengan penanggung jawab laboratorium.

Prosedur Pemberian Nomor dan Pencatatan Hasil Laboratorium

1. Hematologi
a) Pertama tabung EDTA yang sudah diisi darah pasien, diberi nama, umur, Ruangan,
atau nomor CM ( minimal 2 identitas ) sesuai dengan pasien.
b) Sampel langsung dikerjakan di alat hematologi
c) Catat hasil d blanko laboratorium pasien, kemudian ketik hasil di komputer.
d) Secara otomatis hasil laboratorium pasien tersimpan pada computer dan dapat
dilihat pada menu Result.
2. Kimia
a) Pertama tabung Kimia yang sudah diisi darah pasien, diberi nama, umur, ruangan,
atau nomor CM ( minimal 2 identitas ) sesuai dengan pasien.
b) Sampel langsung dikerjakan di alat Kimia Klinik
c) Catat hasil d blanko laboratorium pasien, kemudian ketik hasil di komputer.
d) Secara otomatis hasil laboratorium pasien tersimpan pada computer dan dapat
dilihat pada menu Result.
3. Serologi/Imunologi

Pedoman Pelayanan Unit Laboratorium 2016 | 26


a) Pertama tabung tanpa antikoagulan yang sudah diisi darah pasien, diberi nama,
umur, ruangan, atau nomor CM ( minimal 2 identitas ) sesuai dengan pasien.
b) Sampel untuk pemeriksaan HBsAg, Anti HCV, WIdal, dikerjakan secara manual.
c) Catat hasil d blanko laboratorium pasien, kemudian ketik hasil di komputer.
d) Secara otomatis hasil laboratorium pasien tersimpan pada computer dan dapat
dilihat pada menu Result.
4. Bakteriologi
a) Pertama pot yang berisi sampel untuk pemeriksaan bakteriologi seperti dahak,
diberi nama, umur, ruangan atau nomor CM ( minimal 2 identitas ) sesuai dengan
pasien ,
b) Dilakukan pembuatan preparat BTA atau Sputum Gram
c) Preparat pasien dibaca pada mikroskop
d) Catat hasil di buku TB 04 untuk pemeriksaan BTA
e) Ketik hasil pemeriksaan Sputum gram pada computer
f) Secara otomatis hasil sputum gram pasien tersimpan pada computer dan dapat
dilihat pada menu Result.
5. Urine
a) Pertama pot yang berisi sampel urine, diberi nama, umur, ruangan atau nomor CM (
minimal 2 identitas ) sesuai dengan pasien ,
b) Dilakukan pembuatan preparat urine
c) Preparat urine pasien dibaca pada mikroskop
d) Ketik hasil pemeriksaan urine pada computer
e) Secara otomatis hasil urine pasien tersimpan pada computer dan dapat dilihat pada
menu Result.

6. Faeces
a) Pertama pot yang berisi sampel faeces,diberi nama, umur, ruangan atau nomor CM
( minimal 2 identitas ) sesuai dengan pasien.
b) Dilakukan pembuatan preparat faeces
c) Preparat faeces pasien dibaca pada mikroskop
d) Ketik hasil pemeriksaan faeces pada computer
e) Secara otomatis hasil faeces pasien tersimpan pada computer dan dapat dilihat
pada menu Result.

D. Pengelolaan Spesimen

TATA LAKSANA PELAYANAN TEKNIK PENGAMBILAN DAN PENANGANAN


SPESIMEN

Pedoman Pelayanan Unit Laboratorium 2016 | 27


1. Persiapan Pasien :
a. Pemeriksaan gula darah puasa dan 2 jam post prandial.
1) Sebelum pemeriksaan pasien harus berpuasa selama 10 - 12 jam. Pagi hari
pasien diambil darah untuk pemeriksaan glukosa puasa, kemudian pasien
makan dan minum seperti biasa, selesai makan pasien puasa lagi selama 2 jam.
2) Pasien diambil darah dan urine yang kedua untuk pemeriksaan glukosa 2 jam
pp
b. Pemeriksaan Profil Lipid.

Pasien diharuskan puasa selama 8-10 jam.

2. Persiapan Alat :
a. Needle vacutainer, Tube vacutainer.
b. Spuit, Lancet, Wing needle, Tourniquet.
c. Pot urine
d. Objek glass, cover glass.
3. Persiapan Bahan :
a. Kapas alcohol
b. Anti koagulant
4. Teknik Pengambilan Spesimen :
a. Darah Vena
1) Letakan lengan pasien lurus diatas meja dengan telapak tangan menghadap
keatas
2) Kemudian lengan diikat cukup erat dengan tourniquet untuk membendung
aliran darah, tetapi tidak boleh terlalu kencang sebab dapat merusak pembuluh
darah
3) Pasien disuruh mengepal dan membuka tanganya beberapa kali untuk mengisi
pembulu darah
4) Dalam keadaan tangan pasien mengepal ujung telunjuk kiri pemeriksa
mencari lokasi pembuluh darah yang akan ditusuk
5) Bersihkan lokasi tersebut dengan kapas alkohol dan biarkan kering
6) Peganglah semprit dengan tangan kanan dan ujung telunjuk pada pangkal
jarum, kencangkan jarum, dorong pengisap semprit sampai keujung depan.
7) Tegangkan kulit dengan jari telunjuk dan ibu jari kiri diatas pembuluh darah
supaya tidak bergerak, kemudian tusukan jarum dengan sisi miring menghadap
keatas dengan sudut ±25º
8) Jarum dimasukan sepanjang pembuluh darah ±1-1,5cm
9) Dengan tangan kiri pengisap semprit ditarik perlahan-lahan sehingga darah
masuk kedalam semprit

Pedoman Pelayanan Unit Laboratorium 2016 | 28


10) Sementara itu pasien membuka kepalan tangan, ikatan pembendung di
renggangkan atau dilepas sampai didapat sejumlah darah yang dikehendaki
11) Letakan kapas alkohol yang sudah diperas pada tempat tusukan, jarum ditarik
kembali
12) Pasien disuruh menekan bekas tusukan dengan kapas tersebut selama beberapa
menit dengan tangan masih dalam keadaan lurus
13) Lepaskan jarum dari sempritnya dan alirkanlah (jangan disemprotkan) darah
kedalam wadah atau tabung yang sudah tersedia melalui dindingnya
b. Darah Kapiler
1) Bersihkan ujung jari pasien dengan kapas alkohol 70%, biarkan kering sendiri.
2) Pegang bagian yang akan ditusuk agar tidak bergerak dan tekan sedikit. Tusuk
dengan lancet seteril sedalam 3mm, pada bayi tidak boleh lebih dari 2,5mm
darah harus keluar dengan sendiri tanpa ditekan.
3) Tetesasan pertama dihapus dengan kapas alkohol yang sudah diperas dan
tetesan berikutnya dapat dipergunakan untuk pemeriksaan-pemeriksaan.
Dipergunakan kapas alkohol yang sudah diperas agar lubang bekas lancet tidak
cepat menutup lagi dan darah tidak melebar.
c. Urine
1) Urine sewaktu : Untuk urine lengkap, tes kehamilan.
a) Urine yang dikeluarkan pada saat akan diperiksa (sewaktu-sewaktu)
b) Urine ditampung ke dalam pot urine bersih dan tertutup.
c) Beri label identitas pasien.
2) Urine pagi : Untuk urine lengkap
a) Urine yang pertama dikeluarkan pada pagi hari setelah bangun tidur.
b) Urine ditampung ke dalam pot urine bersih dan tertutup
c) Beri label identitas pasien.
d. Faeces
1) Tinja mula-mula diperiksa dari warnanya, bentuk juga dilihat ada tidaknya
lenderdan darah.
2) Tinja diambil bagian tengah atau bila ada permukaan yang mengandung
darah/lendir seujung lidi diletakan pada permukaan object glass.
3) Pada tinja tadi ditetesi dengan setetes larutan eosin 2% aduk dengan lidi sampai
dengan rata.
4) Kemudian ditutup dengan Cover Glass
5) Mula-mula dilihat dengan mikroskop dengan pembesaran 10x, kemudian 40x.
e. Sputum
1) Ambil sample dahak dengan ose steril letakan pada objeck glass, ratakan
dengan tusuk gigi biarkan mengering.

Pedoman Pelayanan Unit Laboratorium 2016 | 29


2) Difiksasi langsung diatas nyala api 3 - 5 detik.
3) Lalu diletakan diatas bak pewarnaan dituangi carbol fuchsin 0,3% sampai
menutupi seluruh permukaan sediaan.
4) Dipanasi diatas api langsung sampai menguap, jangan sampai mendidih lalu
sediaan didiamkan minimal 5 menit.
5) Bilas dengan air mengalir lalu ditetesi sediaan dengan HCL, alcohol 3%
sampai warna fuchsin hilang.
6) Bilas dengan air pelan.
7) Teteskan larutan Methylen blue 0.3% sampai menutupi seluruh sediaan selama
10 – 20 detik.
8) Bilas dengan air pelan.
9) Keringkan sediaan di rak pengering di udara terbuka lalu periksa dengan
mikroskop objeck 10x lalu 100x degan oil
f. Pleura dan cairan tubuh lain
Tampung semua sample/bahan pada wadah bersih, kering, dan bermulut lebar.
g. Sekret / swab
Bahan diambil dari swab vagina, uretra, tenggorok, telinga, hidung sesuai dengan
permintaan dokter.
h. Kultur
Pada pemeriksaan kultur, sample ditampung pada wadah bersih dan steril.

E. Pengolahan Spesimen

Jenis Spesimen Perlakuan pada spesimen Bentuk yang untuk


dianalisa

Darah EDTA Homogenisasi Darah tidak boleh beku

Darah Beku Centrifuger 3000 rpm, 5 menit Serum

Darah Citrat Centrifuger 1000 rpm Plasma

Darah tanpa anti koagulan Segera dianalisa Darah segar


(masa pembekuan)

Urine (urinalisa) Centrifuger 2000 rpm, 5 menit Endapan urine

Urine (tes kehamilan) Segera dianalisa Urine segar

Pedoman Pelayanan Unit Laboratorium 2016 | 30


F. Tata Laksana Pelayanan Penyimpanan Spesimen

Simpan semua specimen sesuai dengan nomor urut, tanggal, dan hari serta bulan
penyimpanan.

1. Serum

Disimpan di freezer selama 10 hari pada suhu -200C, setelah disimpan selama 1 bulan,
sisa serum dibuang

2. Darah EDTA

Sisa sample darah EDTA disimpan selama 24 jam pada suhu 80C, setelah itu dibuang

3. Darah Beku

Sisa sample darah beku disimpan selama 24 jam pada suhu ruangan, (15-300C), setelah
itu dibuang .

4. Urine

Sisa sample urine di simpan pada suhu kamar (15-300C), sampai dengan pergantian shift
kerja, setelah itu dibuang.

5. Faeces

Sisa sample faeces di simpan pada suhu kamar (15-300C), sampai dengan pergantian shift
kerja, setelah itu dibuang.

6. Cairan Tubuh

Sisa sample cairan tubuh di simpan pada suhu 80C selama 1 minggu, setelah itu dibuang.

G. Janji Hasil Pemeriksaan Laboratorium

PEMERIKSAAN BAHAN HARI KERJA JANJI HASIL

(dalam menit)

HEMATOLOGI :

Darah EDTA 2 ml Setiap hari ≤ 30

Pedoman Pelayanan Unit Laboratorium 2016 | 31


1. Darah rutin Darah EDTA 2 ml Setiap hari ≤ 30
2. Darah lengkap Darah EDTA 2 ml Setiap hari ≤ 15
3. Golongan darah
Darah EDTA 2 ml Setiap hari ≤ 60
4. Hemoglobin
5. Hematokrit Darah EDTA 2 ml Setiap hari ≤ 60

6. Hitung leukosit Darah EDTA 2 ml Setiap hari ≤ 60


7. Hitung Trombosit
Darah EDTA 2 ml Setiap hari ≤ 60
8. Hitung Eritrosit
9. LED Darah EDTA 2 ml Setiap hari ≤ 60

10. HDT Darah EDTA 2 ml Setiap hari 2 hari


11. Malaria
Darah EDTA 2 ml Setiap hari ≤ 60

Darah EDTA 2 ml Setiap hari ≤ 60

HEMOSTASIS :

1. Waktu pendarahan Darah kapiler Setiap hari ≤ 60

Darah vena Setiap hari ≤ 60


2. Waktu pembekuan

URINALISIS :

1. Urin rutin Urin segar + 10 ml Setiap hari ≤ 60

Urin segar + 10 ml Setiap hari ≤ 60


2. Urin lengkap
Urin segar + 10 ml Setiap hari ≤ 60

3. Tes kehamilan Urin segar + 10 ml Setiap hari ≤ 60

4. Glukosa urin
FAECES :

1. Faeces rutin Faeces Setiap hari ≤ 60

Faeces Setiap hari ≤ 60


2. Faeces lengkap
Faeces Setiap hari ≤ 60

3. Darah samar
ANALISA CAIRAN
TUBUH :

1. Transudat/ exudat
Cairan Pleura dirujuk ≤ 140

Cairan Sendi dirujuk ≤ 140


2. Cairan sendi

Pedoman Pelayanan Unit Laboratorium 2016 | 32


Cairan Otak dirujuk ≤ 140
3. Cairan otak
DRUG MONITORING :

1. Amphetamin

Urin segar 10 ml Setiap hari ≤ 60


2. Marijuana
Urin segar 10 ml Setiap hari ≤ 60

3. Opiat Urin segar 10 ml Setiap hari ≤ 60

Urin segar 10 ml Setiap hari ≤ 60


4. Barbiturat
Urin segar 10 ml Setiap hari ≤ 60

5. THC
CD4 Darah EDTA 2 ml Setiap hari ≤ 140

Kimia

PEMERIKSAAN BAHAN HARI KERJA JANJI HASIL

(dalam menit)

KARBOHIDRAT :

1. Glukosa puasa Serum 0,5 ml Setiap hari ≤ 140

Serum 0,5 ml Setiap hari ≤ 140


2. Glukosa 2 jam PP
Serum 0,5 ml Setiap hari ≤ 140

3. Glukosa sewaktu

Serum 0,5 ml Setiap hari ≤ 140


4. Glukosa kurva
Serum 0,5 ml Setiap hari ≤ 140
harian
5. Glukosa toleransi
tes
LEMAK :

1. Trigliserida Serum 0,5 ml Setiap hari ≤ 140

Serum 0,5 ml Setiap hari ≤ 140

Pedoman Pelayanan Unit Laboratorium 2016 | 33


2. Kolestrol total Serum 0,5 ml Setiap hari ≤ 140

Serum 0,5 ml Setiap hari ≤ 140


3. Kolestrol HDL

4. Kolestrol LDL
FUNGSI GINJAL :

1. Ureum Serum 0,5 ml Setiap hari ≤ 140

Serum 0,5 ml Setiap hari ≤ 140


2. Kreatinin
Serum 0,5 ml Setiap hari ≤ 140

3. Asam Urat

BAKTERIOLOGI :

1. Sediaan langsung Sputum, cairan tubuh Setiap hari ≤ 140


gram Sputum, cairan tubuh
2. Sputum BTA
Setiap hari ≤ 140
langsung

FUNGSI HATI :

1. Protein total Serum 0,5 ml Setiap hari ≤ 140

Serum 0,5 ml Setiap hari ≤ 140


2. Albumin
Serum 0,5 ml Setiap hari ≤ 140

3. Globulin Serum 0,5 ml Setiap hari ≤ 140

Serum 0,5 ml Setiap hari ≤ 140


4. Bilirubin total
Serum 0,5 ml Setiap hari ≤ 140

5. Bilirubin direk Serum 0,5 ml Setiap hari ≤ 140

6. Bilirubin indirek Serum 0,5 ml Setiap hari ≤ 140

Serum 0,5 ml Setiap hari ≤ 140


7. SGOT
Serum 0,5 ml Setiap hari ≤ 140

8. SGPT
9. Gamma GT

10. Alkali fosfatase


ELEKTROLIT :

1. Natrium

Pedoman Pelayanan Unit Laboratorium 2016 | 34


Serum 0,5 ml Setiap hari ≤ 140
2. Kalium Serum 0,5 ml Setiap hari ≤ 140

Serum 0,5 ml Setiap hari ≤ 140


3. Chlorida

Analisa Gas Darah Darah heparin 2 ml Setiap hari ≤ 60

SEROLOGI :

1. VDRL Serum 0,5 ml Setiap hari ≤ 140

Serum 0,5 ml Setiap hari ≤ 140


2. TPHA
Serum 0,5 ml Setiap hari ≤ 140

3. WIDAL Serum 0,5 ml Setiap hari ≤ 140

Serum 0,5 ml Setiap hari ≤ 140


4. Dengue Ig G
Serum 0,5 ml Setiap hari 1 x 24 jam

5. Dengue Ig M Serum 0,5 ml Setiap hari ≤ 140

Serum 0,5 ml Setiap hari ≤ 140


6. Anti HIV
Serum 0,5 ml Setiap hari ≤ 140
7. HbsAg
Serum 0,5 ml Setiap hari ≤ 140

8. Anti HBs

9. Anti HCV

H. Penanganan Nilai Kritis ( Critical Value )

Penetapan dan penanganan nilai kritis hasil pemeriksaan laboratorium di RS


Widodo Ngawi, berdasarkan kesepakatan dari seluruh SMF di lingkungan RS Widodo
Ngawi.

Prosedur Penyampaian Hasil Kritis

Pengertian : Hasil kritis ( Critical Value ) adalah hasil pemeriksaan laboratorium pada
beberapa parameter dengan hasil diluar rentang normal yang ditetapkan
( terlalu tinggi atau terlalu rendah ), yang harus segera dilaporkan kepada

Pedoman Pelayanan Unit Laboratorium 2016 | 35


dokter penanggung jawab pelayanan ( DPJP ) agar dapat diambil tindakan
segera guna mengatasi keadaan / penyakitnya.

Tujuan : Agar tidak terjadi keterlambatan penanganan pasien yang mengalami


kegawatan atau dalam keadaan kritis.

Kebijakan : Setiap hasil kritis yang ditemukan pada pemeriksaan laboratorium di


Instalasi Laboratorium RS Widodo Ngawi, harus segera dilaporkan kepada
Dokter Penanggung Jawab Pelayanan ( DPJP )/ Dokter pengirim, atau
perawat penanggung jawab sebelum hasil dicetak di kertas.

Prosedur :

1. Dokter / analis penanggung jawab laboratorium segera menghubungi DPJP atau


perawat penanggung jawab ruangan melalui telepon bila hasil pemeriksaan pasien
menunjukkan nilai kritis ( critical value ).
2. Petugas laboratorium yang melapor hasil kritis mencatat pada buku pelaporan hasil
kritis ( critical value ).
3. Hasil pemeriksaan laboratorium critical value segera dikirim ke ruangan / atau ke
unit pengirim oleh petugas laboratorium sesuai prosedur.
4. Hasil yang belum diambil setelah diinformasikan lebih dari tiga puluh menit ( 30
menit ), petugas laboratorium wajib mengingatkan kembali ke ruangan / unit
perawatan pasien.

Unit Terkait : IRI, IRJ, IGD, ICU, IBS.

Daftar Hasil Laboratorium dengan Hasil Kritis

No. Jenis Hasil Kritis Keterangan


Pemeriksaan

1 Glukosa Darah Umum : <40 mg/dl atau >600 mg/dl

Neonatus : < 40 mg/dl

Diatas 1 bulan : < 60 mg/dl atau > 200 mg/dl

SMF Mata : > 200 mg/dl -Belum bisa


dilakukan
operasi

-tidak bisa
SMF GIGI : ≥ 200 mg/dl dilakukan
pencabutan gigi

Pedoman Pelayanan Unit Laboratorium 2016 | 36


2 Elektrolit Umum : Na < 135 mmol/L atau > 155 mmol/L

K <3,0 mmol/L atau >5,5mmol/L

SMF Anak: Na < 125 mmol/L atau > 155 mmol/L

K < 2,5 mmol/L atau > 5,0 mmol/L

3 Calcium < 7 gr/ dl atau > 12 gr/ dl

4 Hb Umum : < 8 gr/ dl atau > 18 gr/ dl

SMF Anak : < 10 gr/ dl atau > 15 gr/ dl

5 Trombosit Umum : < 100.000/µl atau > 800.000/µl -Khusus untuk


pasien bukan
dengan
diagnose DHF

SMF Anak : < 100.000/µl atau > 400.000/µl

6 WBC < 1000/µl atau > 50.000/µl

9 Albumin Umum : < 3,8 gr/dl atau > 5,1 gr/dl

SMF Anestesi : ≤ 2,0 gr/dl - Non Operatif

≤ 2,5 gr/dl - Operatf

Prosedur manual pemeriksaan nilai kritis :

A. HITUNG JUMLAH (Aanthal) LEUKOSIT


(Metode Pipet)
I. Tujuan : Untuk mengetahui jumlah sel leukosit seseorang yang diperiksa dalam sel / ul
darah.
II. Prinsip :
Darah di encerkan dalam pipet Thoma Leukosit dengan menggunakan larutan
pengencer Turk (Acetic Acid 2%, Hidroclorik Acid 1%), kemudian
dimasukkan ke dalam kamar hitung. Jumlah sel leukosit dihitung dalam

Pedoman Pelayanan Unit Laboratorium 2016 | 37


volume tertentu, dengan menggunakan faktor konversi jumlah sel leukosit / ul
darah dapat diperhitungkan.
III. Cara Kerja :
1. Hisap darah (kapiler, vena + antikoagulan / EDTA) sampai garis tanda 0.5 tepat
dengan pipetthoma leukosit.
2. Hapus kelebihan darah yang melekat pada ujung luar pipet.
3. Maykkan ujung pipet dalam larutan TURK sambil menahan darah pada garis tanda
tadi. Pipet di pegang dengan sudut 45° kemudian hisap larutan TURK perlahan –
lahan sampai garis tanda 11. Hati – hati jangan sampai terjadi gelembung udara.
4. Angkat pipet dari cairan tadi. Tutup ujung pipet dengan ujung jari kemudian
lepaskan karet penghisap.
5. Kocok pipet selama 15 – 30 detik. Jika tidak segera akan dihitung, letakkanlah
dalam sikap horizontal.
6. Siapkan kamar hitung dan kaca penutup yang bersih dan kering. Letakkan
mendatar di atas meja mikroskop.
7. Kocok pipet tadi selama 3 menit. Hati – hati agar cairan dalam pipet tidak
terbuang. Kemudian buang cairan pada batabg kapiler pipet 3 – 4 tetes.
8. Segera teteskan cairan tadi dengan sudut 30° pada permukaan kamar hitung
dengan menyinggung pinggir jaca penutup. Biarkan kamar hitung itu terisi cairan
perlahan – lahan dengan daya kapilaritasnya sendiri.
9. Biarkan kamar hitung itu selama 2 – 3 menit supaya leukosit mengendap.
10. Hitung jumlah sel leukosit yang tersebar dalam 4 kotak besar ditepi obyektif 10x
(perbesaran 100x) dengan kriteria :
 Sel yang menyinggung garis kiri dan atas di hitung.
 Sel yang menyinggung garis kanan dan bawah tidak dihitung.
IV. Harga Nornal : 4.000 – 11.000 sel / ul darah

V. Hasil :
N x P = .................. sel / ul darah
V

B. HITUNG JUMLAH (Aanthal) LEUKOSIT


(Metode Tabung)

I. Tujuan : Untuk mengetahui jumlah sel leukosit seseorang yang diperiksa dalam sel / ul
darah.
II. Prinsip :

Pedoman Pelayanan Unit Laboratorium 2016 | 38


Darah di encerkan dalam pipet Thoma Leukosit dengan menggunakan
larutan pengencer Turk (Acetic Acid 2%, Hidroclorik Acid 1%),
kemudian dimasukkan ke dalam kamar hitung. Jumlah sel leukosit
dihitung dalam volume tertentu, dengan menggunakan faktor konversi
jumlah sel leukosit / ul darah dapat diperhitungkan.
III. Cara Kerja :
1. Hitung jumlah sel leukosit yang tersebar dalam 4 kotak besar ditepi obyektif 10x
(perbesaran 100x) dengan kriteria :
2. Sel yang menyinggung garis kiri dan atas di hitung.
3. Sel yang menyinggung garis kanan dan bawah tidak dihitung.
2) Harga Nornal : 4.000 – 11.000 sel / ul darah
3) Hasil :

4) Pengelolaan Limbah
1. Pemisahan Limbah
a. Limbah dipisahkan dalam kantong kuning untuk sampah infeksius dan container
dengan kantong sampah hitam untuk sampah non infeksius
b. Limbah benda tajam/ sepuit bekas dimasukan ke dalam wadah khusus benda
tajam yang tahan tusukan seperti jerigen bekas.
c. Labeli tempat limbah.
d. Pergunakan alat pelindung setiap menangani limbah.
2. Pengumpulan dan Pengangkatan Limbah
a. Periksa kantong limbah jerigen, jika sudah mencapai ¾ jerigen ganti dengan
kantong limbah/ jerigen yang penuh tadi agar limbah tidak tumpah atau
berceceran.
b. Jerigen yang ¾ penuh tadi diambil oleh petugas cleaning service di bawa ke
tempat pengolahan limbah.
c. Limbah benda tajam / spuit dikumpulkan pada wadah yang tahan tusuk, kemudian
diambil oleh petugas cleaning servis, di bawa ke tempat pengolahan limbah.

KODE WARNA YANG DISARANKAN UNTUK LIMBAH KLINIS

Pedoman Pelayanan Unit Laboratorium 2016 | 39


WARNA JENIS LIMBAH
KANTONG

Limbah rumah tangga biasa, tidak digunakan untuk


HITAM menyimpan atau mengangkut limbah klinis

KUNING Semua jenis limbah yang akan dibakar

5) Laporan Hasil dan Arsip

Tata Laksana Pelaporan Hasil :

1. Penulisan hasil di buku register laboratorium


Tulis nama, umur, jenis kelamin, nomor registerasi, poli, jenis dan jumlah sampel,
jenis pemeriksan pada buku register laboratorium
2. Pengetikan hasil laboratorium.
a. Hidupkan power CPU, monitor computer dan printer.
b. Muncul di layar computer : LABORATORIUM, masukkan password , lalu tekan
enter.
c. Buka folder Form Result
d. Untuk mengetik hasil, ketik di masing-masing folder hasil

Tata Laksana Pengarsipan

Berkas yang harus diarsipkan :

1. Formulir permintaan pemeriksaan laboratorium


a. Setiap hari formulir permintaan pemeriksaan laboratorium dan kwitansi
pembayaran dikumpulkan dan dipisahkan yang berasal dari rawat inap / rawat
jalan dengan formulir laboratorium dari dokter kerja-sama.
b. Bundel formulir dan di catat tanggal, bulan, dan tahun pengiriman.
c. Simpan selama satu bulan di laci penyimpanan ruang kerja.
d. Setelah satu bulan, dapat di simpan di gudang, berkas di simpan selama 1 tahun.
e. Berkas yang telah melewati masa simpan di musnahkan dan di buat berita acara
pemusnahan berkas.
2. Kwitansi pembayaran
3. Kertas kerja yang terdiri dari :
a. Kertas kerja Hematologi.
b. Kertas kerja Kimia Klinik

Pedoman Pelayanan Unit Laboratorium 2016 | 40


c. Kertas kerja Urine/Faeces
d. Kertas kerja Bakteriologi
e. Kertas kerja Serologi/Imunologi.
4. Buku kerja QC yang terdiri dari :
a. Buku kerja QC Hematologi
b. Buku kerja QC Kimia Klinik
c. Buku kerja QC Urine.
5. Buku arsip hasil laboratorium
a. Buku arsip hasil laboratorium adalah laporan hasil laboratorium,buku registerasi
laboratorium pasien rawat inap / rawat jalan dan medical check up.
b. Tulis pada buku periode pencatatan hasil pemeriksaan.
c. Pisahkan dari masing-masing jenis buku, kumpulkan sesuai dengan urutan bulan
dan tahun.
d. Berkas yang telah melewati masa simpan,di musnahkan dan di buat berita acara
pemusnahan berkas.
6. Laporan bulanan dan tahunan
a. Laporan bulanan dan tahunan di kumpulkan sesuai dengan bulan dan tahun secara
berurutan.
b. Simpan dalam box file.
c. Laporan bulanan dan tahunan di simpan oleh ADM laboratorium selama 3 tahun.
d. Berkas yang telah melewati masa simpan,di musnahkan dan di buat berita acara
pemusnahan berkas.
7. Print out hasil dari alat
a. Rekatkan print out hasil laboratorium di masing-masing kertas kerja sesuai
dengan hari dan tanggal pemeriksaan.
b. Simpan print out bersama dengan buku kerja.

6) Pemeliharaan dan Kalibrasi Alat


Tata Laksana Pemeliharaan Alat-Alat Laboratorium :
1. Lemari es (refrigerator) dan frezer
a. Menggunakan lemari es dan frezer khusus untuk laboratorium.
b. Tempatkan lemari es sedemikian rupa,sehingga bagian belakang lemari es masih
longgar untuk aliran udara dan fasilitas kebersihan kondensor.
c. Pintu lemari es harus tertutup baik untuk mencegah keluarnya udara dingin dari
bagian pendingin.
d. Membersihkan dan defrost setiap 2 bulan dan setelah terjadi pemadaman listrik.
e. Pemantauan dilakukan, pencatatan suhu setiap hari pada permulaan kerja ( 2 – 8 °
C)

Pedoman Pelayanan Unit Laboratorium 2016 | 41


f. Freezeer dilakukan hal yang sama, sesuai suhu yang digunakan ( -15 sampai – 20
°C)
g. Lemari es dan frezer harus selalu dalam keadaan hidup.
h. Untuk perawatan setiap 6 bulan sekali.
i. Catat suhu lemari es setiap hari.

2. Centrifuge
a. Letakkan centrifus pada tempat yang datar.
b. Gunakan tabung dengan ukuran dan tipe yang sesuai tiap centrifus. Beban harus
di buat seimbang sebelum centrifus di jalankan,kecuali pada sentrifus
mikrohematokrit karena tabung kapiler sangat kecil.
c. Pastikan bahwa penutup telah tertutup dengan baik dan kencang sebelum centrifus
di jalankan.
d. Bersihkan dinding bagian dalam dengan laritan anti septic setiap minggu atau bila
terjadi tumpahan atu tabung pecah.
e. Pada pengguna sentrifuge mikro hematokrit,tabung kapiler harus di tutup pada
salah satu ujungnya untuk menghindari keluar darahnya.
f. Periksa bantalan pada wadah tabung, bila bantalan tidak ada maka tabung mudah
pecah waktu di centrifus karena adanya gaya sentrifugal yang kuat menekan
tabung kaca ke dasar wadah,bantalan harus sesuai dengan ukuran dan bentuk
tabung.
g. Putar tombol kecepatan pelan-pelan sesuai kecepatan yang di perlukan.
h. Hentikan segera bila beban tidak seimbang atau terdengar suara aneh.
i. Jangan mengoperasikan sentrifuge dengan tutup terbuka.
j. Jangan menggunakan sentrifuge dengan kecepatan yang lebih tinggi dari
keperluan.
k. Jangan membuka tutup sentrifuge sebelum sentrifuge benar-benar telah berhenti.
l. Perawatan setiap tahun.
3. Mikroskop
a. Mikroskop di letakkan di tempat yang datar.
b. Biasakan memeriksa dengan menggunakan lensa objektif 10x dulu, bila saranan
jelas, perbesar dengan objektif 40x, dan bila perlu dengan 100x. Untuk
pembesaran 100x gunakan dengan minyak imersi.
c. Bersihkan lensa dengan kertas lensa yang di basahi dengan xylol setiap hari
setelah selesai bekerja,terutama bila terkena minyak imersi.
d. Jangan membersihkan / merendam lensa dengan alcohol atau sejenisnya karena
akan melarutkan perekatnya sehingga lensa dapat lepas dari rumahnya.

Pedoman Pelayanan Unit Laboratorium 2016 | 42


e. Jangan membiarkan mikroskop tanpa lensa okuler atau objektif,karena kotoran
akan mudah masuk.
f. Saat mikroskop di simpan, lensa objektif 10x atau 100x tidak boleh berada pada
satu garis dengan kondensor, karena dapat mengakibatkan lensa pecah bila ulir
makrometer dan mikrometernya sudah rusak.
g. Membersihkan dan melumasi peyangga setiap minggu.
h. Mikroskop di simpan di tempat yang kelembapannya rendah, jangan menyentuh
lensa dengan jari.
i. Periksa kelurusan sumbu kondensor setiap bulan.
4. Fotometer / spectrometer
a. Gunakan lampu yang sesuai dengan masing- masing jenis fotometer.
b. Tegangan listrik harus stabil.
c. Hidupkan alat terlebih dahulu selama 5 – 30 menit ( tergantung jenis / merek
alat ), supaya cahaya lampu menjadi stabil.
d. Monokromator atau filter harus bersih, tidak lembab, tidak berjamur.
e. Kuvet ( tergantung jenisnya ) harus tepat meletakkannya,sisi yang dilalui cahaya
harus menghadap ke arah cahaya, bagian tersebut harus bersih, tidak ada bekas
tangan, goresan ataupun embun.Untuk menghindari hal tersebut pegang kuvet di
ujung dekat permukaan.
f. Isi kuvet harus cukup sehingga seluruh cahaya dapat melalui isi kuvet.
g. Tidak boleh ada gelembung udara dalam kuvet.
h. Untuk pemeriksaan enzimatik, kuvet harus di inkubasi pada suhu yang sesuai
dengan suhu pemeriksaan.
i. Amplifer / pengolah signal harus berfungsi dengan baik.
j. Jangan menyentuh lampu dengan tangan, karena lemak dari tangan yang melekat
pada permukaan lampu akan menimbulkan bekas yang sulit dihilangkan, bila
tersentuh tangan waktu mengganti lampu, segera bersihkan dengan alcohol.
5. Sheker / rotator
a. Bersihkan bagian luar alat dan bagian-bagian yang berputar.
b. Kencangkan sekrup pada rangka pengocok.
c. Minyaki mesin.
d. Periksa ke-aus-an sikat dan bagian berputar lainnya.
6. Kamar hitung
a. Kamar hitung dan kaca penutup harus bersih sebab kotor ( jamur, partikel debu )
pada pengamatan di bawah mikroskop akan terlihat sebagai sel.
b. Periksa di bawah mikroskop, apakah garis-garis pada kamar hitung terlihat jelas
dan lengkap.

Pedoman Pelayanan Unit Laboratorium 2016 | 43


c. Kamar hitung dan kaca penutup harus kering, bila basah akan menyebabkan
terjadinya pengenceran dan kemungkinan sel darah akan pecah, sehingga jumlah
sel yang dihitung menjadi berkurang.
d. Kaca penutup harus tipis, rata, tidak cacat dan pecah, sebab kaca penutup
berfungsi untuk menutup sampel, bila cacat atau pecah maka volume dalam
kamar hitung menjadi tidak tepat.
e. Cara pengisian kamar hitung : dengan menggunakan pipet Pasteur dalam posisi
horizontal, sampel dimasukkan dalam kamar hitung yang tertutup kaca penutup.
f. Bila pada pengisian terjadi gelembung udara di dalam kamar hitung atau sampel
mengisi parit kamar hitung / menggenang kamar lain, atau kamar hitung tidak
terisi penuh, maka pengisian harus dibuang.
g. Cuci kamar hitung segera setelah dipakai dengan air mengalir atau dengan air
detergent encer.
h. Bila masih kotor, rendamlah dengan air detergent, kemudian bilas dengan air
bersih.
i. Pada waktu mencuci kamar hitung tidak boleh menggunakan sikat.

7. Pipet
a. Gunakan pipet gelas yang sesuai dengan peruntukan yaitu : pipet transfer yang
dipakai untuk memindahkan sejumlah volume cairan yang tetap dengan teliti,
serta pipet ukur yang dipakai untuk memindahkan berbagai volume tertentu yang
diinginkan.
b. Gunakan pipet yang bersih dan kering serta ujungnya masih utuh dan tidak retak.
c. Cara penggunaan pipet harus disesuaikan dengan jenis pipet.
d. Pemipetan cairan tidak boleh menggunakan mulut
e. Pemindahan cairan dari pipet ke dalam wadah harus dilakukan dengan cara
menempelkan ujung pipet yang telah dikeringkan dahulu bagian luarnya dengan
kertas tissue pada dinding wadah / bejana dalam posisi tegak lurus dan cairan di
biarkan mengalir sendiri.
f. Pipetvolumetrik tidak boleh ditiup.
g. Pipet ukur yang mempunyai tanda cincin di bagian atas, setelah semua cairan
dialirkan maka sisa cairan diujung pipet dikeluarkan dengan ditiup memakai alat
bantu pipet.
h. Pipet ukur yang tidak memiliki cincintidak boleh ditiup.
i. Pipet dengan volume kecil ( 1 – 500 ul ), harus dibilas untuk mengeluarkan sisa
cairan yang menempel pada dinding bagian dalam.

Pedoman Pelayanan Unit Laboratorium 2016 | 44


j. Pipet yang sudah dipakai harus direndam dalam larutan antiseptic, kemudian baru
dicuci.
8. Pipet semiotomatik
a. Pada pipet semiotomatik, tip pipet tidak boleh dipakai ulang, karena pencucian tip
pipet akan mempengaruhi kelembapan plastic tip pipet, juga pengeringan
seringkali menyebabkan tip meramping dan berubah bentuk saat pemanasan.
b. Penggunaan tidak boleh melewati batas skala tip dan pipetnya.
c. Tip yang digunakan harus terpasang erat.
d. Sesudah penggunaan harus dibersihkan dan disimpan dengan baik di dalam rak
pipet.
9. Alat gelas
a. Tabung yang dipakaiharus selalu bersih.
b. Untuk pemakaian ulang, cuci gelas dengan detergen ( sedapatnya netral ) dan
oksidan (hipoklorit), kemudian bilas dengan aquades.
Pencucian alat laboratorium :
1) Cairan pencuci : larutan netral 2 %
2) Cairan pelarut : extran netral 20 ml
3) Air sampai : 1 liter

Cara pencucian :

1) Rendam alat yang di cuci dalam air sampai bersih, kemudian rendam
dalam larutan extran netral 2 % selama 2 – 24 jam, bila alat terlalu kotor
rendam lebih lama.
2) Setelah itu bilas dengan air sampai sisa – sisa larutan extran tidak
tertinggal pada alat yang dicuci.
3) Alat kaca dimasukkan dalam incubator dengan suhu 50 – 60 °C dan alat
plastic di keringkan dengan suhu kamar 15 - 25°C.

Tata Laksana Kalibrasi Alat – Alat Laboratorium

1. Kalibrasi SPHERA
Cara mengerjakan kalibrasi
a. Pilih SAMPLES
b. Klik Calibrator
c. Masukan ID parameter yg mau di kalibrasi dan Position nya
d. Pilih Tube/Cup (Tube jika position 1-20 Cup jika Position 21-40)

Pedoman Pelayanan Unit Laboratorium 2016 | 45


e. Klik untuk nambah standard
f. Pilih WORKLIST
g. Klik Calibration
h. Klik Reagent Blank
i. Pilih PARAMETER yg mau di kalibrasi
j. Klik Standard
k. Pilih PARAMETER yg mau di kalibrasi
l. Masukan standard di alat sesuai position nya.

m. Klik untuk running semua parameter

n. Klik untuk menjalankan alat ‘Jika status masih stopped’

2. Kalibrasi ELEKTROLITE DIESTRO


7) Tancapkan Kabel Power Adaptor yang berada di belakang Alat.
8) Alat akan otomatis lakukan “Purge dan Calibrasi”.
9) Setelah selesai, Alat akan menampilkan status Calibrasi serta Nilai Slope.
10) Pastikan status semua Elektrode tercalibrasi serta Nilai Slope dalam batas “Range”.
11) Nilai Slope: Na (Sodium): 25-90 Ca (Calcium): 10-40
K (Potasium): 30-80 Cl (Chlorida): 20-80.
Lakukan “Cleaning / Calibration” setiap hari sebelum memulai pen-
Sampelan. Atau pada saat diperlukan.
a. Gunakan “Cleaning Solution” untuk cleaning harian.
b. Gunakan “Na+ Conditioner” untuk pencucian Elektrode Na+( apabila
nilai Slope Na+ Rendah atau tidak keluar hasil)MENU ------ MEAS ------
RINSE ------ CLN
12) Lakukan pembersihan alat dari Sisa2 sample.

3. Kalibrasi Hematologi Celltac 6318

Trouble Shooting

1. Trouble Shooting SPHERA

MASALAH PENYEBAB CARA MENGATASI


MASALAH

2. Trouble Shooting ELEKTROLITE DIESTRO

Pedoman Pelayanan Unit Laboratorium 2016 | 46


MASALAH PENYEBAB CARA MENGATASI
MASALAH

3. Trouble Shooting Hematologi Celltac 6318

MASALAH PENYEBAB CARA MENGATASI


MASALAH
Chamber EPK Selang antara alat Periksa selang dan perbaiki
Err / Chamber dan reagen terjepit /
FCM Sheat Err tersumbat / terlepas
Waste Chamber Selang Periksa sumbatan khusus pada
1 Error/ Waste pembuangan outlet nipple
Chamber 2 Error tersumbat / terjepit Periksa selang pembuangan, bila
selang tersumbat, bersihkan lalu
ganti
WB Asp Motor Beban motor Periksa pompa penyedot sample,
Error pompa penyedot pastikan tidak ada cairan,
sample terlalu hubungan saklar atau selang
tinggi yang mengganjal bagian atas /
bawah dari pompa penyedot
sample
FCM Sheat Beban motor Periksa pompa injeksi sheat
Motor Error Injeksi sheat terlalu FCM pastikan tidak ada cairan,
tinggi hubungan saklar atau selang
yang mengganjal bagian atas /
bawah dari pompa penyedot
sample
Rinse Motor Beban motor untuk Periksa rinse cup pastikan tidak
Error menggerakan Rinse ada cairan, hubungan saklar atau
Cup terlalu tinggi selang yang mengganjal bagian
atas / bawah dari Rinse cup
Mixing Motor Beban motor Periksa motor mixing chamber,
Error mixing ruang periksa tidak ada selang yang
reaksi terlalu menyentuh motor mixing
tinggi
Low blood Volume darah - Periksa darah sample dan
Volume kurang ketika ulangi analisa
menggunakan - Bersihkan sample piecer , SRV

Pedoman Pelayanan Unit Laboratorium 2016 | 47


sampler dan jalur penyedot sample
Lakukan prosedur shutdown
dengan cellclean
- lakukan auto rinse dan lakukan
analisa sample
Sample Not Asp - Sample darah - Periksa darah sample dan
Error tidak normal, ulangi analisa
adanya gumpalan - Bersihkan sample piecer , SRV
dalam darah, dan jalur penyedot sample
konsentrasi darah Lakukan prosedur shutdown
sangat ekstrim dengan cellclean
sedikit - lakukan auto rinse dan lakukan
- Jarum piecer, analisa sample
Sample Rotor - Jika kotoran tidak dapat hilang,
Valve dan selang masukkan cellclean ke dalam
penyedot sample tabung sample dan lakukan
tersumbat analisa pada mode sample untuk
- Selang penyedot membersihkan piecer dan jalur
sample ke sampler penyedot sample
terlepas
Short Sample Volume sample Periksa darah sample dan ulangi
darah tidak cukup, analisa
piecer atau jalur - Bersihkan sample piecer , SRV
penyedot sample dan jalur penyedot sample
kotor Lakukan prosedur shutdown
dengan cellclean
- lakukan auto rinse dan lakukan
analisa sample
Blood Asp Kerusakan sensor Ganti sensor penyedot sample
Sensor Error penyedotan sample ( Hubungi teknisi Sysmex, untuk
( sensor memonitor sementara ubah kondisi sampler.
adanya sample Stop untuk mengijinkan sampler
pada saat dihisap berjalan terus )
normalnya pada
penggunaan
sampler tidak
bekerja )
Set Piercer CP cover tidak Hilangkan kotoran atau debu
Cover terpasang / posisi

Pedoman Pelayanan Unit Laboratorium 2016 | 48


tidak sesuai
Rack Feed In Sensor posisi rack Hilangkan kotoran atau debu
Func Error Feed-in tidak
berfungsi
Rack Feed In Sensor posisi rack Hilangkan kotoran atau debu
Init Error Feed-in tidak
berfungsi
Rack Shift Sensor posisi awal Hilangkan kotoran atau debu
Home Pos Error rack Feed tidak
berfungsi
Rack Feed Out Sensor rack Feed Hilangkan kotoran atau debu
Func Error tidak berfungsi
Rack Feed Out Sensor rack Feed Hilangkan kotoran atau debu
Init Error tidak berfungsi
Rack removed Ketika sample Pindahkan rak dari jalur sampler
diambil oleh Hand dan kembalikan pada posisi awal
clipper pada mode
sampler, rack
bergeser
Rack Move Rack tidak bisa Pindahkan rak dari jalur sampler
Error 1 bergeser dan kembalikan pada posisi awal
Rack Move Ketika Hand Pindahkan rak dari jalur sampler
Error 2 Clipper tidak dan kembalikan pada posisi awal
mengambil
sampler, Rack
berdgeser
Rack Move Ketika diinterupsi, Pindahkan rak dari jalur sampler
Error 3 Rack bergeser dan kembalikan pada posisi awal
Hand Upper Cylinder maju / Pindahkan tabung sampler pada
Position Error mundur tidak hand clipper dan kembalikan ke
berfungsi rak. Periksa tidak ada benda
asing pada jalur maju / mundur
Hand Lower Cylinder maju / Pindahkan tabung sampler pada
Position Error mundur tidak hand clipper dan kembalikan ke
berfungsi rak. Periksa tidak ada benda
asing pada jalur maju / mundur
Tube Inv Tabung tidak bisa Pindahkan tabung sampler pada
Position Error dibalik / diputar hand clipper dan kembalikan ke
vrak. Periksa tidak ada benda
asing yang menghalangi
Tube Sensor - Sensor deteksi Bersihkan kotoran pada detector
Error tabung tidak tabung dan sensor volume darah

Pedoman Pelayanan Unit Laboratorium 2016 | 49


menemukan adanya
tabung, walaupun
tabung sample
berisi darah
- Sensor
mendeteksi adanya
tabung, walaupun
tidak ada tabung
sample
Tube Clamp Pengambilan Pindahkan tabung pada hand
Error tabung gagal, hand clipper dan kembalikan ke rak.
clipper bengkok, Periksa tidak ada benda yang
dan tabung tidak menghalangi operasi
dapat diambil pengambilan tabung. Perbaiki
dengan benar dan pasang kembali hand clipper
Rack Full Error Rak telah penuh Pindahkan rak yang telah
dan analisa dengan dianalisa
sampler tidak dapat
dilanjutkan
Sampler Start Ketika masih ada Pindahkan rak dari jalur sampler
Error rak berada pada dan kembalikan ke awal, dan
jalur sampler, lakukan analisa kembali
analisa dengan
mode sampler
dimulai
Background Adanya Lakukan Auto Rinse, Remove
Error gelembung, Clog ( bila pesan masih muncul,
Aperture kotor, bersihkan Aperture dengan
kesalahan reagen sikat ) dan anti reagen yang
benar
RBC / PLT Aperture kotor, Lakukan remove Clog ( bila
Sampling Error Sample tidak pesan masih muncul, bersihkan
normal Aperture dengan sikat )
RBC / PLT Ch Jumlah sel RBC / Jauhkan sumber noise dari alat
Error PLT melampaui dan ulang analisa sample
batas tertinggi yang
disebabkan
gangguan noise
WBC / BASO, - Detektor optic Bersihkan flowcell pada detector
Diff, RET flow cell kotor / optic dan lakukan analisa

Pedoman Pelayanan Unit Laboratorium 2016 | 50


Sampling Error / tersumbat, sample kembali, periksa sample dengan
CH tidak normal manual ( Slide )
- Sample kurang
( tidak cukup
sample dan
tercampur
gelembung )
RBC Bubble RBC Detektor Bersihkan sumbatan pada
Error / RBC tersumbat / detector RBC dan lakukan
Clog Error tercampur procedur remove clog. ( bila
gelembung pesan masih muncul, bersihkan
aperture dengan sikat )
Low Count Error Sample tidak Ulangi analisa sample,
normal, Piecer Bersihkan piecer, bersihkan
tersumbat SRV SRV, bersihkan pipa penyedot
tersumbat , Pipa sample
penyedot tersumbat
HGB Error Gelembung udara Lakukan Auto Rinse
tercampur pada
jalur analisa HGB
HGB Drain Kecepatan Periksa jalur pembuangan HGB
Error membuang cairan flowcell, periksa tidak ada
pada plowcell HGB sumbatan atau selang terjepit
lambat
RET Error Sample tidak Ulangi analisa sample dan
normal, sumbatan periksa reagen RET
pada SRV , terjepit
atau terlepas pada
cairan RET dye
dan selang diluent
RET Ch Error Sample tidak - Analisa sample kembali,
normal, sumbatan Bersihkan SRV,
pada SRV , - Bersihkan Flowcell pada
detector optic detector optic
flowcell kotor / - Hilangkan gelembung dari
tersumbat, ada detector optic / flowcell
gelembung udara
pada detector optic
flowcell
Data Errpr Hasil analisa diluar - Set nilai reference

Pedoman Pelayanan Unit Laboratorium 2016 | 51


batas nilai - Ulangi analisa sample, remove
reference ( normal ) clog
. Sample tidak - Lakukan QC jika perlu
normal. Aperture
kotor
Laser Tube Umur laser mulai Matikan dan nyalakan kembali
Aged berakhir alat, bila pesan masih muncul,
hubungi teknisi Sysmex
Laser Power Deteriorated Laser Ulangi analisa sampel, bila
Error pesan masih muncul, hubungi
teknisi Sysmex
Close FCM Cover detector Tutup cover detector optic, bila
Detect Cover optic terbuka, masih error, sensor cover rusak,
sensor cover rusak ganti sensor cover, hubungi
teknisi Sysmex
ID unit Com Kesalahan CPU Matikan dan nyalakan kembali
Error karena Interfensi alat, bila pesan masih muncul,
Noise hubungi teknisi Sysmex
ID Read Error, Posisi barcode Periksa kabel barcode
Pack ID Read tidak benar /
Error miring, label
barcode kotor, hasil
cetakan barcode
jelek
Xm Limit Error, Hasil Xm, L-J, Xb Periksa grafik QC, Periksa
L-J Limit Error, control diluar batas analisa data untuk parameter
Xb Limit Error yang ditentukan yang keluar dari batas control
jika perlu lakukan kalibrasi
Control Expired Darah control Ganti control yang baru
sudah kadaluarsa
Control Entry Analisa control Definisikan informasi lot dari
Error dilakukan tanpa di kontrol
definisikan lebih
dahulu lot, limit, dll
Replace Piecers Sudah saatnya Ganti piecers dan reset hitungan
mengganti piecers penggunaan piecer
Execute Sudah saatnya Lakukan Maintenance harian
Shutdown menjalankan
prosedur Shutdown
Clean the CRV Sudah saatnya Bersihkan SRV dan reset
memberishkan hitungan penggunaan SRV

Pedoman Pelayanan Unit Laboratorium 2016 | 52


Sample rotor Valve
Execute Rinse Sudah saatnya Bersihkan flowcell pada detector
Flowcell membersihkan optik
flowcell

4. Trouble Shooting Centrifuge

MASALAH PENYEBAB CARA MENGATASI


MASALAH
Err 03 Tidak ada koneksi Cek tombol on/off, pastikan
antara display dan pada posisi On
saluran utama Pastikan ada tenaga listrik
yang masuk
Pastikan letak tabung dengan
sempurna di lubang masing
masing
Pastikan pada saat memutar
tidak bersuara

Err 04 Motor terlalu panas Tunggu sampai centrifuge


dingin dan ulangi memutar
Err 06 Perputaran motor
tidak sempurna
Lid Open Tutup terbuka pada Tutupkan penutup centrifuge
saat memutar dengan benar, ulangi
memutar
Eoff Listrik mati pada saat Tunggu sekitar 2 menit atau
pemutaran berjalan buka dan tutup kembali
penutup centrifuge

BAB V

LOGISTIK

Pedoman Pelayanan Unit Laboratorium 2016 | 53


A. Pengertian : Logistik di laboratorium adalah penyediaan bahan – bahan habis pakai /
reagen yang dibutuhkan untuk pelayanan di laboratorium.
B. Tujuan : Agar kebutuhan bahan – bahan habis pakai/reagen sebagai sarana
pemeriksaan dapat tersedia dengan tepat, cepat, efektif, efisien dan profesional
untukmeningkatkan mutu laboratorium
C. Ruang lingkup : Alur kerja pembelian dan penyimpanan bahan- bahan habis pakai/reagen.
Menerangkan suatu sistem mulai dari mengevaluasi jumlah stok reagen, membuat surat
pesanan reagen sampai mendapatkan reagen yang diperlukan
D. Alur kerja pemesanan dan penerimaan bahan – bahan habis pakai/reagen :

PROSES KETERANGAN

Mulai

Ka Ruangan 1. Laporan bulanan Laboratorium ditandatangani oleh:


 Ka Instalasi
Buat catatan stok &  Ka Sie Penunjang Medis
evaluasi jumlah stok  Ka Bidang Penunjang Medis
 Pengawas barang
 Direktur
Ka. ruangan tidak Stok cukup

Buat SP

ya
Setuju
selesai

ya
2. Surat pemesanan (SP) barang ditandatangani atau
Ka. Ruangan
disetujui oleh :
Hubungi Suplier  Kepala Instalasi
 Ka. Bidang Penunjang
 Disetujui rekanan
Suplier

Ambil SP, ditandatangani


& kirim barang

Ka. Ruangan

Terima Barang

3. Terima Barang disetujui oleh :


OK
 Ka Ruangan
tidak
 Pengawas Barang

Ya Retur barang

Ka Ruangan

Beri label,simpan di
gudang laboratorium

4. Setelah barang datang Ka Ruangan :

Pedoman Pelayanan Unit Laboratorium 2016 | 54


 Catat di buku penerimaan
 Mengentry barang( PO,DO,Faktur)

E. Alur pendistribuasian reagen/bahan habis pakai dari gudang laboratorium

PROSES KETERANGAN

Mulai
1. Amprahan barang ditandatangi oleh koordinator
laboratorium
Koordinator Lab.

Buat catatan stok &


evaluasi jumlah stok

Koordinator Lab.
tidak Stok cukup
Buat Surat amprahan ke
gudang laboratorium

ya 2. Bila ruangan/bangsal memerlukan bahan habis


Setuju pakai koordinator mendistribusikan ke ruangan

selesai /bangsal dengan mencatat pada buku amprahan


ruangan yang telah disediakan

Mengambil amprahan

Ka.Ruangan/Gudang lab.

Mencatat barang keluar

Koordinator Lab.

Menyimpan reg.di lab

Koordinator Lab

Mendistribusikan ke
Ruangan

BAB VI

KESELAMATAN PASIEN

Pedoman Pelayanan Unit Laboratorium 2016 | 55


A. Pengertian
Keselamatan pasien adalah suatu sistem yang membuat asuhan pasien di
laboratorium menjadi lebih aman.
B. Tujuan
Untuk mencegah terjadinya cidera yang disebabkan oleh kesalahan akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya
diambil.
C. Tata Laksana Keselamatan Pasien

1. Pedoman umum:
Sistem keselamatan pasien di laboratorium perlu dilaksanakan sebab
a. Banyaknya jenis/item pemeriksaan dan persiapannya
b. Banyaknya jenis spesimen pemeriksaan
c. Banyaknya jenis wadah penampung/container
d. Jumlah konsumen yang banyak
e. Jumlah staf yang tidak memadai potensial bagi terjadinya kesalahan

2. Manfaat keselamatan pasien


a. Budaya safety meningkat dan berkembang (blame-free culture, reporting culture,
learning culture)
b. Komunikasi dengan pasien berkembang
c. Kejadian tidak diinginkan menurun
d. Keluhan dan litigasi (tuntutan hukum) berkurang
e. Mutu pelayanan meningkat
f. Citra laboratorium dan kepercayaan masyarakat meningkat diikuti peningkatan
kepercayaan dan kepuasan diri

3. Standar keselamatan pasien


a. Hak pasien
b. Mendidik pasien dan keluarga
c. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
d. Penggunaan metode-metode peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan
program peningkatan keselamatan pasien
e. Mendidik staf tentang keselamatan pasien
f. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien

4. Sasaran pasien safety di laboratorium

Pedoman Pelayanan Unit Laboratorium 2016 | 56


a. Melakukan identifikasi pasien secara tepat (pasien rawat jalan : tanyakan
nama,tanggal lahir dan pasien rawat inap tanyakan nama dan rekam madis)
b. Meningkatkan komunikasi yang efektif (lakukan read back saat menerima pesan
melalui telepon)
c. Meningkatkan keamanan pengeluaran hasil lakukan doble check untuk verifikasi
hasil laboratorium ( maker dan checker )
d. Mengurangi resiko salah lokasi, salah pasien, salah pemeriksaan dan salah
penggunaan bahan/reagen.
Ada 8 prinsip benar antara lain : permintaan pemeriksaan, persiapan pasien,
spesimen dan penampungan, transportasi, pengolahan dan penyimpanan, jenis
pemeriksan, hasil pemeriksaan,dokumentasi.
e. Mengurangi risiko infeksi dengan mengimplementasikan praktek pencegahan
infeksi (kewaspadaan standar) antara lain :
* Kebersihan tangan
* Penggunaan alat pelindung diri
* Penanganan limbah dan benda tajam
* Pengendalian lingkungan
* Peralatan perawatan pasien
* Penanganan linen
* Penyuntikan yang aman, kesalahan karyawan dan etika batuk.

5. Istilah dalam keselamatan pasien


a. Kondisi potensial cidera: Kondisi atau situasi yang sangat berpotensi untuk
menimbulkan cidera,akan tetapi belum terjadi insiden. Contoh : jumlah pasien
banyak, jumlah staf kurang, nilai kritis tidak dilaporkan
b. Kejadian nyaris cidera: terjadinya insiden yang belum terpapar ke pasien. Contoh:
salah mengerjakan item pemeriksaan ( yang diminta serologi DHF tetapi
dikerjakan Igm anti Salmonella typhi/diketahui sebelum hasil dikeluarkan )
c. Kejadian sentinel: Kejadian tidak diharapkan yang menyebabkan kematian atau
cidera yang serius yang biasanya dipakai untuk kejadian yang sangat tidak
diharapkan atau tidak dapat diterima. Contoh : amputasi atau operasi di bagian
tubuh yang salah.
d. Kejadian tidak cidera : suatu insiden yang sudah terpapar ke pasien akan tetapi
tidak timbul cidera. Contoh : hasil BUN/SC pasien yang seharusnya normal tetapi
hasil yang dikeluarkan tinggi sehingga pasien menjalani cuci darah, pasien
dengan glukosa normal dikeluarkan hasil glukosa rendah sehingga dilakukan
koreksi glukosa(terjadi karena salah sampel/terjadi gangguan pada proses
pemeriksaan).

Pedoman Pelayanan Unit Laboratorium 2016 | 57


e. Kejadian tidak diharapkan: Kejadian yang mengakibatkan cidera kepada pasien
akibat melakukan suatu tindakan atau tidak melakukan suatu tindakan, dan
bukankarena penyakit dasarnya. Contoh: pasien DHF yang diphlebotomi dengan
needle tidak disposable, dan pasien tersebut akhirnya terjangkit HIV ( needle
pakai pasien HIV ).

6. Grading risiko kejadian :


a. Biru : Kejadian sangat jarang ( > 5 tahun /kali ), tidak signifikan, tidak ada cidera.
b. Hijau : jarang/unlikely ( > 2 – 5 tahun/kali ), minor, cidera ringan, dapat diatasi
dengan pertolongan pertama.
c. Kuning :mungkin/possible ( 1 _ 2 tahun/kali ), moderat, cidera sedang/luka robek,
berkurangnya fungsi reversible, kasus yang memperpanjang perawatan.
d. Kuning : sering/likely ( beberapa kali/tahun ), mayor,cidera luas/berat ( cacat,
lumpuh ), kehilangan fungsi (irreversible)
e. Merah : Sangat sering/almost certain ( tiap minggu/kali, katastropik, kematian
yang tidak berhubungan )

7. Pengalaman kasus pasien safety


a. Salah mengerjakan pemeriksaan laboratorium ( pemeriksaan yang dikerjakan
berbeda dengan pemeriksaan yang diminta)
b. Salah memberikan hasil ( hasil yang diberikan ke pasien adalah hasil yang salah/
belum dikonfirmasi)
c. Hasil yang tertukar semua/sebagian (fungsi checker tidak berjalan)
d. Salah memberikan hasil (salah sampel, salah prosedur)
e. Hasil laboratorium/sampel tidak ada(koordinasi dengan bagian yang lain kurang
efektif)

8. Utamakan Keselamatan Pasien


Bila ada kejadian, segera tindak lanjuti dengan :
a. Membuat laporan insiden
b. Menelaah akar permasalahan, mengapa terjadi?.... hingga menemukan fakta
system yang belum berfungsi optimal
c. Menentukan solusi dan rekomendasi
d. Analisa kasus dengan FISH BONE

Faktor Kontribusi

Pedoman Pelayanan Unit Laboratorium 2016 | 58


Pengisian form dengan menulis Tidak menjalankan

Jenis pemerik.(tidak mencentang) protap / SPO

Komunikasi tidak efektifFungsi kroscekSalah mengerjakan

dari ruangan tidak berjalanpemeriksaan lab

BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Pedoman Pelayanan Unit Laboratorium 2016 | 59


Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Laboratorium merupakan bagian dari
pengelolaan laboratorium secara keseluruhan.Laboratorium melakukan berbagai tindakan
dan kegiatan terutama berhubungan dengan spesimen yang berasal dari manusia maupun
bukan manusia.Bagi petugas laboratorium yang selalu kontak dengan spesimen, maka
berpotensi terinfeksi kuman pathogen.Potensi infeksi juga dapat terjadi daripetugas ke
petugas lainnya, atau keluarganya dan ke masyarakat.Untuk mengurangi bahaya yang
terjadi, perlu adanya kebijakan yang ketat.Petugas harus memahami keamanan laboratorium
dan tingkatannya, mempunyai sikap dan kemampuan untuk melakukan pengamanan
sehubungan dengan pekerjaannya sesuai SOP, serta mengontrol bahan/spesimen secara baik.

A. Pengertian
Adalah suatu system dimana Instalasi Laboratorium RSUD Badung membuat
suatu asuhan kesehatan dan keselamatan kerja rumah sakit bagi petugas di lingkungan
Instalasi Laboratorium.

B. Tujuan
1. Terciptanya budaya keselamatan kerja
2. Menurunnya kejadian yang tidak diharapkan
3. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan
kejadian yang tidak diharapkan.

C. Tata laksana keselamatan kerja


1. Pra Analitik
a. Memakai jas laboratorium, sarung tangan,dan masker untuk mencegah tertular
bahan berbahaya dan atau terkontaminasi bahan infeksius pada kulit, mulut, mata
atau luka.
b. Sesudah mengambil sampel darah, kumpulkan jarum dan semprit pada tempat
khusus untuk limbah tajam ( Sharps Colector) yang tersedia dan cegah jangan
sampe tertusuk jarum tersebut.
c. Sampel darah dimasukkan dalam wadah tertentu anti bocor dan tertutup rapat
dengan label identitas pasien.
d. Sampel yang tidak dilakukan pemeriksaan segera, harap disimpan dalam lemari
es sesuai syarat penyimpanan sampel.
e. Petugas sampling dilarang makan, minum, atau merokok pada waktu sampling.

2. Analitik
a. Penggunaan Pipet

Pedoman Pelayanan Unit Laboratorium 2016 | 60


1) Pengolahan specimen / sampel dan melaksanakan tes harus selalu hati-hati
dan menganggap semua bahan infeksius ( Universal Precaution ).
2) Memakai jas laboratorium, sarung tangan,dan masker untuk mencegah tertular
bahan berbahaya dan atau terkontaminasi bahan infeksius pada kulit, mulut,
mata atau luka.
3) Jangan memipet langsung dengan mulut, gunakan alat bantu pipet.
4) Jangan meniup udara maupun mencampur bahan infeksius dengan cara
menghisap atau meniup cairan lewat pipet.
5) Tindakan jika terjadi tumpahan bahan kimia:
a) Segera memberitahu petugas laboratorium lain dan jauhkan petugas yang
tidak berkepentingan dari lokasi tumpahan.
b) Upayakan pertolongan segera pada petugas laboratorium yang mengalami
cedera.
c) Jika bahan kimia yang tumpah adalah bahan yang mudah terbakar, segera
matikan semua api, gas dalam ruangan tersebut dan ruangan yang
berdekatan. Matikan semua peralatan listrik yang mungkin mengeluarkan
bunga api.
d) Jangan menghirup bau dari bahan yang tumpah.
b. Petugas Sampling
1) Gunakan sentrifuge sesuai instruksi pabrik
2) Sentrifuge diletakkan pada ketinggian tertentu sehingga petugas yang pendek
pun dapat melihat kedalamnya dan menempatkan tabung sentrifuge dengan
mudah.
3) Periksa rotor sentrifuge dan selongsong secara berkala untuk melihat tanda
korosi atau keretakan
4) Gunakan air untuk menyeimbangkan, jangan NaCl atau hipoklorit karena
bersifat korosif.
5) Setelah dipakai disimpan selongsong dalam posisi terbalik agar cairan
penyeimbang dapat mengalir keluar.

c. Mencegah penyebaran infeksi :


1) Lingkaran sengkelit harus penuh, panjang tangkai max 6 cm .
2) Gunakan alat inseransi mikro untuk membakar sengkelit karena bila
menggunakan Bunsen menimbulkan percikan bahan infeksius.
3) Jangan lakukan uji katalase diatas kaca objek, sebaiknya gunakan tabung.
4) Tempatkan sisa specimen dan biarkan yang akan disterilkan dalam wadah yang
tahan bocor.

Pedoman Pelayanan Unit Laboratorium 2016 | 61


5) Dekontaminasi permukaan meja kerja dengan desinfektan setiap kali habis
kerja.

d. Mencegah tertelan dan terkenanya kulit serta mata oleh bahan infeksius
1) Cuci tangan sesering mungkin dengan sabun/ desinfektan sesuai ketentuan
hand higiene
2) Jangan menyentuh mulut dan mata selama bekerja.
3) Jangan makan, minum, merokok di dalam laboratorium.
4) Jangan memakai kosmetik di dalam laborartorium.
5) Gunakan alat pelindung muka , mata, jika terdapat percikan bahan infeksius
saat bekerja.

3. Pasca Analitik
a. Hasil tes dikirim kepada pengirim secepatnya.
b. Jarum/benda tajam yang terkontaminasi masukkan kedalam wadah tahan tusukan
(sharps collector),kemudian dikelola sesuai prosedur pengelolaan limbah rumah
sakit ( Incenerator ).
c. Limbah cairan infeksius/darah dan produknya dimasukkan ke dalam jirigen ¾
penuh, kemudian petugas sanitasi mengambil jirigen tersebut kemudian dikelola
sesuai prosedur pengolahan limbah rumah sakit.
d. Limbah padat
1) Sampah infeksius dimasukkan kedalam kantong plastik warna kuning.
2) Sampah rumah tangga dimasukkan pada saat bekerja di laboratorium
dimasukkan ke dalam kantong plastik hitam.

D. Penanganan Keadaan Darurat Di Laboratorium


1. Kebakaran
a. Beri pertolongan pertama pada orang yang terkena, kalau perlu dipindahkan ke
unit lain.
b. Beri peringatan kepada orang yang berada di sekitar lokasi.
c. Lakukan tindakan sesuai dengan Tugas Penyelamatan
d. Putus aliran listrik bila diperlukan padamkan dengan alat kebakaran yang ada di
rumah sakit ( APAR )
e. Tulis berita acara kejadian.

2. Biakan atau specimen yang tumpah

Pedoman Pelayanan Unit Laboratorium 2016 | 62


a. Tumpahan dan wadahnya di tutup dengan kain atau tissue yang dibasahi
desinfektan.
b. Kain tersebut dibuang di wadah infeksius.
c. Wadah di desinfektan atau autoclaf.

3. Luka tusukan jarum


a. Keluarkan darah dengan pijatan keras sekitar luka tusuk tadi di bawah pancuran
air selama kurang lebih 1 – 2 menit.
b. Tutup luka dengan kapas betadin, kemudian di plester atau di balut.
c. Tulis dalam berita acara kejadian dan kirim ke instalasi gawat darurat.

4. Pecahan gelas
a. Gunakan sarung tangan.
b. Kumpulkan dengan forsep atau serokan.
c. Masukkan kedalam kantong plastik berwarna kuning.
d. Buang sarung tangan dalam kantong plastik tersebut.
e. Tutup kantong, masukkan ke wadah jarum atau wadah dinding keras, kemudian
lakukan cuci tangan sesuai prosedur hands hygiene.
5. Tumpahan bahan kimia
a. Upayakan pertolongan pertama pada orang yang terkena.
b. Jauhkan yang tidak berkepentingan dari lokasi tumpahan.
c. Pakailah masker dan sarung angan.
d. Bila tumpahan mudah terbakar, matikan semua api, gas dalam ruangan tersebut
dan matikan listrik yang mungkin mengeluarkan api.
e. Bahan kimia asam dan korosif, netralkan dengan abu soda atau Na bikarbonat.
f. Tumpahan zat alkali : taburkan pasir diatasnya, bersihkan dan angkat dengan
serokan, dan buang dalam kantong plastik bahan beracun.

E. Pemakaian Jas Laboratorium


1. Pengertian :
Suatu alat pelindung diri untuk menahan cairan atau darah supaya jangan sampai
terkena tubuh
2. Tujuan :
Menahan darah/cairan jangan sampai mengenai tubuh.
3. Kebijakan :
Upaya kesehatan dan keselamatan kerja melindungi petugas dari infeksi silang.

4. prosedur :

Pedoman Pelayanan Unit Laboratorium 2016 | 63


a. Dipakai sebelum cuci tangan, jangan sampai terbalik untuk pelindung baju kerja
b. Digunakan selama melakukan pemeriksaan atau bekerja
c. Setelah selesai bekerja, dilepas dan ditaruh di kamar ganti

F. Pemakaian Masker
1. Pengertian :
Suatu alat penutup mulut dan hidung
2. Tujuan :
Untuk menahan tetesan basah yang keluar sewaktu menjalankan pekerjaan (sewaktu
bicara/bersin).
3. Kebijakan :
Upaya kesehatan dan keselamatan kerja melindungi petugas dari infeksi silang
4. Prosedur :
a. Masker tersedia dalam keadaan bersih
b. Masker dipasang menutupi hidung dan mulut
c. Tali masker ditalikan dibelakang kepala
d. Masker setelah dipakai, ditempatkan di sampah medis
e. Dipakai di kamar operasi
f. Dipakai di ruang penyakit menular
g. Dipakai memeriksa pemeriksaan tuberculosis
h. Dipakai rumah tangga/gudang arsip
i. Dipakai di laboratorium
j. Dipakai di farmasi/meramu obat

G. Pemakaian Sarung Tangan


1. Pengertian :
Suatu alat pelindung diri untuk melindungi tangan dari kontaminasi bahan
berbahaya/infeksius
2. Tujuan :
Untuk meniadakan/ mengurangi terjadinya infeksi silang.
3. Kebijakan :
a. Upaya kesehatan dan keselamatan kerja melindungi petugas dan pasien dari
infeksi silang.
b. Mencegah transmisi kulit petugas ke pasien
c. Mengurangi meniadakan kontaminasi mikroorganisme antar petugas dan pasien
4. Prosedur :
a. Sarung tangan dipakai saat akan terjadi kontak tangan pemeriksa dengan darah,
selaput lendir atau kulit yang terluka.

Pedoman Pelayanan Unit Laboratorium 2016 | 64


b. Akan melakukan tindakan invasive
c. Akan membersihkan sisa-sisa atau memegang permukaan yang terkontaminasi.
d. Sarung steril dibuka dari bungkusnya dipaki memegang cufnya.
e. Masukkan tangan ke dalam sarung tangan yang sesuai dengan jarinya.
f. Setelah selesai dipakai jangan memegang apapun dulu dan dikontaminasikan
dengan klorhexidine 1,5% dan centrimide 15% di dalam tempat yang tersedia.
g. Lepas sarung dan tempatkan dalam sampah medis.

H. Pemeliharaan Kesehatan Tenaga Kesehatan


a. Pengertian :
Pemeliharaan petugas kesehatan yang bekerja pada tempat berisiko tertularnya
penyakit.
b. Tujuan :
Untuk mengetahui kesehatan petugas laboratorium yang bekerja pada tempat yang
berisiko.
c. Kebijakan :
1. Pemeriksaan darah.
2. Ro Photo Thorax
3. Immunisasi
d. Prosedur :
1. Pemeriksaan darah setiap 6 bulan sekali.
2. Ro Photo Thorax setiap 1 tahun sekali.
3. Immunisasi sesuai Boster

BAB VIII

PENGENDALIAN MUTU

Pedoman Pelayanan Unit Laboratorium 2016 | 65


A. PEMANTAPAN MUTU INTERNAL

Pemantapan Mutu Internal adalah kegiatan pencegahan dan pengawasan yang


dilaksanakan oleh masing-masing laboratorium secara terus menerus setiap hari untuk
mencegah dan mendeteksi suatu kesalahan serta memperbaikinya sehingga diperoleh
hasil pemeriksaan yang tepat dan teliti. Kegiatan tersebut dilaksanakan sejak tahap
preanalitik, tahap analitik sampai dengan tahap pasca analitik.

I. Tahap pra analitik

1. Persiapan pengambilan sampel.

Pengambilan bahan pemeriksaan hendaknya memenuhi beberapa syarat, yaitu :

a. Bahan diambil sebelum penderita minum obat anti mikrobia, bila sudah terlanjur
minum obat. Sebaiknya diberikan informasi tentang takaran serta lama pemberian
obat.
b. Pengambilan bahan dilakukan dengan alat yang steril secara aseptic
c. Bahan pemeriksaan diambil pada saat dan tempat yang tepat yang dipilih dengan
mempertimbangkan kemungkinan terbesar terkontaminasi dengan kuman-kuman
penyebab penyakit.
d. Formulir permintaan pemeriksaan laboratorium hendaknya diisi dengan lengkap
e. Bahan permintaan seharusnya dikirim ke laboratorium.
f. Wadah bahan pemeriksaan harus diberi label identitas yang jelas dan sesuai.

2. Pengambilan sampel

Dalam petunjuk khusus akan dirinci menurut jenis bahan pemeriksaan. Tidak semua
kegiatan pengambilan bahan pemeriksaan dapat diambil sembarangan. Hal – hal yang
perlu diperhatikan :

a. Cara pengambilan
b. Jumlah bahan yang dibutuhkan
c. Waktu pengambilan
d. Tempat pengambilan
e. Wadah

3. Pemberian identitas

Pedoman Pelayanan Unit Laboratorium 2016 | 66


Pemberian identitas ini adalah hal yang sangat penting di laboratorium dalam menerima
sampel yang memuat data antara lain :

a. Nama, umur, dan alamat pasien.


b. No. laboratorium
c. Pengirim
d. Tanggal spesimen diterima
e. Diagnosa
f. Nama petugas penerima spesimen
g. Tanggal spesiman selesai diperiksa
h. Nama pemeriksa

4. Pengiriman sampel

a. Bahan darah, urin dan dahak harus secepatnya dikirim ke


laboratorium.
b. Untuk pengiriman bahan (serum darah) yang jauh harus memakai
pendingin/es batu

5. Penyimpan sampel

a. Bahan urin bisa ditambahkan pengawet


b. Serum beku bisa disimpan tiga hari sampai satu bulan
didalam freezer maksimal
c. Disimpan dalam suhu 2 – 8 derajat celcius dengan batas
simpan 7 hari
d. Suhu kamar dengan batas simpan 24 jam, kecuali untuk
pemeriksaan glukosa, creatinin dan bilirubin.

6. Persiapan pemeriksaan sampel

a. Sampel untuk pemeriksaan kimia darah supaya didiamkan setengah jam


sebelum dicentrifuge.
b. Setelah dicentrifuge serum harus segera dipisahkan (menjaga stabilitas)

7. Pengujian kwalitas aquadest dan reagensia yang digunakan :

a. Pengujian mutu aquadest harus sesuai dengan spesifikasi aquades yang dimuat
dalam buku referensi Farmakope Indonesia dan buku standar lain.
b. Pengujian mutu reagen dapat berupa : pemeriksaa label, tanggal kadaluarsa.
Uji fisik meliputi wujud, warna, kejernihan, larutan, konsistensi dan lain-lain

Pedoman Pelayanan Unit Laboratorium 2016 | 67


II. Tahap Analitik

1. Pengolahan sampel :

a. Sampel darah, urin, feses harus segera sampai di laboratorium.


b. darah segera disentrifus
c. Bahan yang lain sesuai dengan permintaan pemeriksaan.

2. Kalibrasi Peralatan :

a. Kalibrasi pipet dengan cara : mengisi larutan dan ditimbang pada timbangan analitik.
b. Kalibrasi alat kimia klinik dengan blangko dan kalibrator
c. 1000/2000 jam lampu harus sudahdiganti sesuai dengan jenis alat.

3. Uji Ketelitian dan Ketepatan

Uji ketelitian dan ketepatan dapat dilakukan dengan menggunakan bahan control yang
telah diketahui nilainya. Pemeriksaan bahan control dilakukan tiap hari. Uji ini
dimaksudkan untuk mengetahui ketepatan dan mengetahui ketelitian dari sampel.

III. Tahap Pasca Analitik

Pencatatan, interpretasi dan pelaporan hasil pemeriksaan :

Kegiatan pencatatan dan pelaporan harus dilaksanakan dengan cermat dan teliti karena dapat
mempengaruhi hasil pemeriksaan dan dapat mengakibatkan kesalahan dalam intepretasi
hasil.

B. PEMANTAPAN MUTU EKTERNAL

Pemantapan Mutu Ekternal adalah kegiatan yang diselenggarakan oleh pihak lain diluar
laboratorium secara periodik untuk memantau dan menilai penampilan laboratorium dalam
bidang pemeriksaan yang ditentukan.

Tujuan : Membandingkan hasil pemeriksaan dari laboratorium lain yang mempunyai


metode pemeriksaan yang sama atau berbeda.

Kebijakan : Prosedur tetap pemantapan mutu external sebagai pedoman bekerja di


laboratorium dan harus dipatuhi oleh semua petugas.

Pedoman Pelayanan Unit Laboratorium 2016 | 68


Pemantapan Mutu Eksternal yang telah diikuti

Instalasi laboratorium Rumah Sakit Umum Daerah Badung telah mengikuti kegiatan
pemantapan mutu eksternal secara rutin yang diselenggarakan oleh Departement Kesehatan
RI dan Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Klinik Indonesia.

Kegiatan PME tingkat nasional yang telah diselenggarakan oleh pemerintah dan
yang telah diikuti laboratorium Rumah Sakit Umum Daerah Badung sampai saat ini
adalah :

1. Pemantapan mutu eksternal untuk bidang KIMIA KLINIK yang biasa dikenal
PNPKLK-K ( Program Nasional Pemantapan Kualitas Laboratorium Kesehatan )
bekerja sama dengan PDS PATKLIN Surabaya. Penilaian dilakukan dengan
menggunakan perhitungan WIS ( Wariance Index Score ), dengan nilai 0 – 400,
makin kecil nilai WIS yang diperoleh suatu laboratorium berarti semakin baik
penampilan laboratorium tersebut.
2. Pemantapan mutu eksternal bidang HEMATOLOGI, yang biasa dikenal sebagai
PNPKLK-H ( Program Nasional Pemantapan Kualitas Laboratorium Bidang
Hematologi ). Penyelenggaranya adalah Pusat Laboratorium Kesehatan bekerja sama
dengan PDS Patklin. Penilaian dilakukan dengan menggunakan perhitungan ID
( Index Deviasi ) dengan nilai 0 - > 3, semakin kecil nilai yang diperoleh oleh suatu
laboratorium, berarti semakin baik penampilan laboratorium tersebut.
3. Pemantapan mutu eksternal bidang IMUNOLOGI ( PME I ) meliputi pemeriksaaan
VDRL, HbsAg, HIV, HCV. Penilaian dilakukan dengan menggunakan system
scoring dengan nilai 0 – 4. Semakin tinggi nilai yang didapat oleh suatu laboratorium,
berarti semakin baik penampilan laboratorium tersebut.

Pelaksanaan Pemantapan Mutu Eksternal

1. Persiapan
a. Setiap tahun dilaksanakan 2 siklus
b. Calon peserta mengirim surat pendaftaran
c. Calon peserta mengirim kembali dan mendaftar dengan membayar biaya PME
d. Calon peserta diseleksi, bila OK diberi nomer peserta
e. Peserta dikirim bahan control ( serum control )
2. Pengiriman serum control
a. Serum control dikirim sekaligus kepada peserta
b. Dokumen lengkap :

Pedoman Pelayanan Unit Laboratorium 2016 | 69


Formulir hasil
1) Petunjuk pelaksana
2) Daftar alat dan reagen
3) Daftar pemeriksa
c. Dikirim kepada kepala laboratorium atau Direktur Rumah Sakit

Bahan control dapat dibedakan berdasarkan :

a. Sumber bahan control

Bahan kontrol dapat berasal dari manusia, binatang atau merupakan bahan
kimia murni. Apabila bahan yang diperiksa adalah dari manusia maka lebih baik
menggunakan bahan control dari manusia.

b. Bentuk bahan kontrol


Menurut bentuknya bahan control ada bermacam – macam, yaitu : bentuk
air, padat bubuk ( liofilisat ) dan bentuk strip. Pada umumnya bentuk padat lebih
stabil dan lebih tahan lama daripada bentuk cair. Bentuk strip merupakan bentuk
pada bubuk yang dikemas pada strip, sehingga memudahkan transportasi.
Penggunaan bentuk padat bubuk atau strip harus dilarutkan terlebih dahulu
dengan aquabidest. Pada umumnya pemeriksaan dibidang kimia klinik dan
imunoserologi menggunakan bentuk padat bubuk ( liofilisat ) atau bentuk cair
(pooled sera). Dibidang hematologi digunakan bentuk cair, padat bubuk atau strip.
3. Pemeriksaan serum kontrol
a. Serum control diperiksa sesuai dengan tanggal yang ditetapkan
b. Sifat pemeriksaan :
1) Hasil laboratorium sendiri
2) Menggunakan alat dan reagen rutin
3) Dikerjakan oleh tenaga yang biasa memeriksa
c. Hasil dikirim secepatnya setelah ditanda tangani penanggung jawab atau kepala
laboratorium.
4. Hasil pemantapan mutu ekternal
a. Hasil yang diterima di Instalasi Laboratorium dicatat tanggal terima untuk masing
– masing siklus
b. Oleh petugas dimasukan di dalam arsip hasil pemantapan mutu eksternal
Laboratorium.
c. Sifat pengolahan data berdasarkan :
1) Metode pemeriksaan
2) Alat yang digunakan
3) Jumlah data yang ada

Pedoman Pelayanan Unit Laboratorium 2016 | 70


5. Evaluasi komputer
a. Data dibandingkan terhadap nilai target
b. Nilai target adalah kumulatif peserta dengan metode dan alat yang sama dan
jumlah peserta > 20
c. Dinilai dengan system Variance Index Score ( VIS )
d. Setiap peserta akan mendapat nilai :
1) VIS setiap pemeriksaan
2) Overal VIS
3) Mean Running VIS
6. Evaluasi pemantapan mutu eksternal
a. Variance Index Score ( VIS )
Nilai VIS yang dibatasi maksimum 400
b. Overal VIS
Nilai rata – rata VIS untuk seluruh parameter
c. Mean Running VIS
Nilai rata – rata 6 VIS terakhir untuk parameter tertentu
7. Kriteria penilaian VIS, OVIS, MR VIS
0 – 50 : Sangat baik
51 – 100 : Baik
101 – 200 : Cukup
201 – 300 : Kurang
301 – 400 : Buruk

Pedoman Pelayanan Unit Laboratorium 2016 | 71


BAB IX

PENUTUP

Pedoman pelayanan Instalasi Laboratorium disusun sebagai acuan dalam


melaksanakan dan mengembangkan kegiatan pelayanan laboratorium RS Widodo

Laboratorium merupakan pelayanan kesehatan di rumah sakit sebagai salah satu


bagian penunjang medik diharapkan dapat memberikan informasi yang teliti dan akurat
tentang aspek labolatoris terhadap spesimen atau sampel yang dilakukan pengujian,
sehingga mutu hasil pengujian laboratorium terus dapat ditingkatkan seiring dengan
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta perkembangan penyakit.

Pedoman ini disusun dengan format yang telah disepakati oleh tim akreditasi yang
akan diperbaharui apabila diperlukan sesuai dengan perkembangan serta undang-undang
yang berlaku

Ngawi,September 2016

Inst.Laboratorium Rs. Widodo

Pedoman Pelayanan Unit Laboratorium 2016 | 72


BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
B. TUJUAN PEDOMAN
C. RUANG LINGKUP PELAYANAN
D. BATASAN OPERASIONAL
E. LANDASAN HUKUM

BAB II
STANDAR KETENAGAAN
UNIT / BAGIAN / INSTALASI ………….

A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA


B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
C. PENGATURAN JAGA

BAB III
STATUS FASILITAS
UNIT / BAGIAN / INSTALASI ………….

A. DENAH RUANG
B. STANDAR FASILITAS

BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

BAB V
LOGISTIK

BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Pedoman Pelayanan Unit Laboratorium 2016 | 73


BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
BAB IX
PENUTUP

Pedoman Pelayanan Unit Laboratorium 2016 | 74


BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT WIDODO NGAWI

Pedoman Pelayanan Unit Laboratorium 2016 | 75

Anda mungkin juga menyukai