2016
PERSETUJUAN
Penyiapan dokumen sebagai regulasi merupakan hal pokok di rumah sakit karena
merupakan acuan dalam pelaksanaan pelayanan di Rumah Sakit Widodo Ngawi. Dalam Pedoman
yang telas disusun oleh Kepala Unit / Bagian, dengan disertai penjelasan cara
implementasinya.
Untuk dapat terciptanya keseragaman bentuk dan susunan Pedoman Pelayanan sesuai
dengan pedoman penyusunan dokumentasi akreditasi rumah sakit, maka perlunya untuk
diperiksa dan disetujui sebelum diimplementasikan
Koordinator
Disiapkan Neni Uswati,SST
Laboratorium
Tgl. ……………..20..
Tgl. ……………..20..
Tgl. ……………..20..
Hala
man
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................... 3
A. Latar Belakang............................................................................................. 3
B. Tujuan.......................................................................................................... 3
C. Ruang Lingkup............................................................................................. 3
D. Batasan Operasional..................................................................................... 4
E. Landasan Hukum ........................................................................................ 4
A. Denah Ruang................................................................................................ 17
B. Standar Fasilitas........................................................................................... 17
A. Persyaratan Pelayanan.................................................................................. 19
B. Alur Pelayanan............................................................................................. 20
C. Krieria Pemeriksaan (Waktu Tunggu Hasil)................................................ 21
D. Pengelola Spesimen..................................................................................... 23
E. Pengolahan Spesimen.................................................................................. 25
F. Tata Laksana Pelayanan Penyimpanan Spesimen....................................... 15
G. Janji Hasil Pemeriksaan Laboratorium........................................................ 27
H. Penanganan Nilai Kritis (Critical Value)..................................................... 30
I. Pengolahan Limbah...................................................................................... 32
J. Laporan Hasil dan Arsip.............................................................................. 33
K. Pemeliharaan san Kalibrasi Alat.................................................................. 34
BAB V LOGISTIK.............................................................................................................. 57
A. Pengertian..................................................................................................... 59
B. Tujuan.......................................................................................................... 59
C. Tata Laksana Keselamatan Pasien............................................................... 59
A. Pengertian.................................................................................................... 62
B. Tujuan.......................................................................................................... 62
C. Tata Laksana Keselamatan Kerja................................................................ 62
D. Penanganan Keadaan Darurat di Laboratorium........................................... 64
E. Pemakaian Kaca Mata................................................................................. 65
F. Pemakaian Jas Laboratorium....................................................................... 65
G. Pemakaian Masker....................................................................................... 65
H. Pemakaian Sarung Tangan.......................................................................... 66
I. Pemeliharaan Kesehatan Tenaga Laboratorium.......................................... 66
BAB IX PENUTUP............................................................................................................. 73
BAB I
A. Latar Belakang
Dalam era globalisasi, tuntutan standarisasi mutu pelayanan laboratorium tidak dapat
dielakkan lagi peraturan perundang-undangan sudah mulai diarahkan kepada seluruh
profesi kesehatan dalam menyongsong era pasar bebas tersebut. Ahli teknologi
laboratorium kesehatan indonesia harus mampu bersaing dengan ahli ahli teknologi
laboratorium ( Medical Laboratory Technologist ) dari negara lain yang lebih maju.
Untuk itulah perlu disusun suatu standar profesi bagi para ahli teknologi laboratorium
kesehatan dan pedomam yang jelas tentang pelayan instalasi laboratorium di Indonesia.
B. Tujuan Pedoman
E. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tenteng Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
2. Undang-Unadang Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan (Lembaga Negara Tahun
2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5063);
3. Peraturan pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan (Lembaran
Negara Tahun 1996 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3637);
4. Peraturan Mentri Kesehatan Nomor 1575/Menkes/Per/XI/2005 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Departemen Kesehatan sebagaimana telah diubah beberapa kali
terakhir dengan Peraturan Mentri Kesehatan Nomor 493/Menkes/Per/VI/2009 tentang
Perbahan Kedua atas Peraturan Mentri Kesehatan Nomor 1575/Menkes/Per/XI/2005
tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehatan;
5. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 298/Menkes/SK/III/2008 tentang Pedoman
Akreditasi Laboratorium Kesehatan;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 657/Menkes/Per/VIII/2009 tentang Pengiriman
dan Penggunaan Spesimen Klinik, Materi Biologik dan Muatan Informasinya;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 658/Menkes/Per/VIII/2009 tentang Jejaring
Laboratorium Diagnosis Penyakit Infeksi New Emerging dan Re-Emerging;
8. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 835/Menkes/PSK/IX/2009 tentang Pedoman
Keselamatan dan Keamanan Laboratorium Mikrobiologik dan Biomedik;
BAB II
5 SMAK/SMA 2 orang
Staf Administrasi
Rata
NO Keg. Pokok waktu(menit) SBK
1
Pengenceran serum QC/CFAS 5 19,800
2 QC 5 19,800
3 Kalibrasi 5 19,800
4 Menyiapkan alat sampling 10 9,900
5 Sampling 7 14,143
6 Centrifuge 10 9,900
7 Masukkan sampel 2 49,500
8 Entri data ke alat 5 19,800
9 Entri data ke kom 2 49,500
10 Nulis dibuku 2 49,500
11 Nulis hasil keluar 2 49,500
12 Entri hasil di kom 3 33,000
13 Cek hasil dg blanko 2 49,500
14 Membersihkan sampel dim meja 10 9,900
15 Membersihkan lantai+pel+lap kaca 60 1,650
16 Membersihkan alat alat lab 15 6,600
17 Cek reagent dan pesan 10 9,900
18 EKG 10 9,900
19 Konsul EKG 10 9,900
Kebutuhan Tenaga
No Keg.Pokok kuantitas SBK Kebutuhan
1 Pengenceran serum QC/CFAS 84 19,800 0.004
2 QC 360 19,800
3 Kalibrasi 96 19,800
4 Menyiapkan alat sampling 1,080 9,900 0.109
5 Sampling 28,800 14,143 2.036
6 Centrifuge 28,800 9,900 2.909
7 Masukkan sampel 28,800 49,500 0.582
8 Entri data ke alat 28,800 19,800 1.455
9 Entri data ke kom 28,800 49,500 0.582
10 Nulis dibuku 28,800 49,500 0.582
11 Nulis hasil keluar 28,800 49,500 0.582
12 Entri hasil di kom 28,800 33,000 0.873
13 Cek hasil dg blanko 28,800 49,500 0.582
14 Membersihkan sampel dim meja 1,080 9,900 0.109
15 Membersihkan lantai+pel+lap kaca 360 1,650 0.218
16 Membersihkan alat alat lab 360 6,600 0.055
17 Cek reagent dan pesan 96 9,900 0.010
18 Cek brg datang & nulis faktur 96 9,900 0.010
4 Administrasi SMA/SMAK 2 2 0
C. PENGATURAN JAGA
Pola pengaturan tenaga di Instalasi Laboratorium Rs.WIDODO diatur dalam 3 shift
jaga dengan distribusi sebagai berikut:
1. Dinas pagi:
Yang bertugas sejumlah 7 (Tujuh ) orang dengan rincian :
a. 1 orang koordinator
b. 2 orang petugas administrasi
c. 4 orang bertugas pelaksanaan pemeriksaan laboratorium
Jam dinas dari pukul 07.00 witb s/d pukul 14.00 wib.
2. Dinas sore:
Yang bertugas 3( tiga) orang, dengan rincian :
a. 1 orang penanggung jawab Shift merangkap pelaksana
b. 1 orang petugas billing merangkap pelaksana pemeriksaan
Jam dinas dari pukul 14.00 wib s/d pukul 20.00 wib.
3. Dinas malam:
Yang bertugas 2 orang dengan rincian tugas :
a. Sebagai penanggung jawab Shift merangkap pelaksana,
b. Sebagai petugas billing merangkap pelaksana
Jam dinas dari pukul 20.00 wib s/d pukul 08.00 wib.
D. Standar Kompetensi
V. Pelaksana Administrasi.
a. Menguasai ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan tugas pokok dan fungsinya
di Laboratorium Kesehatan.
DIREKTUR
Dr.Pudjo Sardjono,MSi
KABID PENUNJANG
MEDIK
Sri Wahyuningsih,S.Farm
Perencanan tersebut diatas bertujuan untuk mengatasi dan menyiapkan turn over
SDM didalam Laboratorium. Untuk meningkatkan kompetensi SDM Laboratorium
diperlukan pendidikan dan pelatihan secara berkala.
2. Tujuan Umum
3. Tujuan Khusus
a) Menyediakan tenaga Laboratorium sesuai dengan kebutuhan.
b) Meningkatkan kompetensi tenaga Laboratorium Rs.Widodo
4. Rencana Perhitungan Kebutuhan Tenaga
Metode perhitungan kebutuhan tenaga kesehatan berdasarkan beban kerja
Workload Indicators of Staffing Need (WISN) adalah suatu metode perhitungan
berdasarkan beban pekerjaan nyata yang dilaksanakan oleh tiap kategori tenaga
kesehatann pada tiap unit kerja di fasilitas pelayanan kesehatan.Metode ini diciptakan
oleh PJ Shipp (1984) dan sangat dianjurkan oleh Organosasi Kesehatan sedunia
(WHO). Kelebihan metode ini mudah dioperasikan , mudah digunakan,secara teknis
mudah diterapkan, komprehensif dan realistis.Langkah-langkah perhitungan
kebutuhan tenaga kesehatan berdasarkan Workload Indicators of Staffing Need
(WISN), meliputi 5 (lima) langkah yaitu :
g. Menetapkan Waktu kerja tersedia dalam dalam 1 (satu) tahun
h. Menetapkan Unit Laboratorium dan kategori SDM
i. Menyusun standar beban kerja Laboratorium
j. Menyusun Kebutuhan Kelonggaran
k. Perhitungan kebutuhan tenaga kerja di Laboratorium
l. Analisis kebutuhan tenaga di Laboratorium.
5. Perhitungan Kebutuhan Tenaga dr Penanggung Jawab Laboratorium
a. Menetapkan waktu kerja yang tersedia dalam 1 (satu) tahun
1) Hari kerja : 260 hari
2) Cuti tahunan : 12 hari
3) Hari libur dan libur Nasional : 13 hari
4) Ketidakhadiran kerja : 12 hari
5) Pendidikan dan pelatihan : 10 hari
6) Waktu kerja 56 jam/minggu : 8 jam /hari
Kesimpulan :
Berdasarkan perhitungan dengan metode Workload Indicators of Staffing
Need (Wisn), maka didapatkan kebutuhan tenaga dr Spesialis Penanggung Jawab
= 0.09 + 1.40 = 1 Orang / shif.
Keterangan :
Berdasarkan perhitungan kebutuhan tenaga di Laboratorium Rs.WIDODO dengan
kondisi tenaga saat ini, maka kekurangan tenaga Spesialis PathologiKlinik 1 orang,
Tenaga Analis 2 orang.
7. Kesimpulan
Sesuai dengan analisis diatas maka untuk memenuhi kekurangan tenaga di
Laboratorium Rs.WIDODO, maka diperlukan penambahan tenaga Spesialis Pathologi
klinik, Analis, Dan tenaga Administrasi.
STANDAR FASILITAS
1. 7
tempatsamplingTempat Pengerjaan Kimia Klinik
2. Kamar mandi
Kamar karyawan 5.
Mandi 9 8.Wastafel Tempat Pengerjaan Sampel Hematologi
pasien
Keterangan : Ruangan laboratorium luasnya : m2, dengan masing – masing luas ruangan
2
di tambah ruang tunggu pasien kurang lebih 20 m2 , terdiri dari :
B. Standar Fasilitas
Penyelenggaraan pelayanan Laboratorium di Rumah Sakit harus didukung oleh
sarana dan peralatan yang memenuhi ketentuan dan perundang – undangan yang berlaku.
Lokasi harus menyatu dengan sistem pelayanan Rumah Sakit, dipisahkan antara fasilitas
untuk penyelenggaraan manajemen , pelayanan langsung kepada pasien dan mutu yang
dilengkapi penanganan limbah.
Perlatan yang memerlukan ketepatan pengukuran harus dilakukan kalibari alat
secara berkala oleh balai pengujian kesehatan atau institusi yang berwenang. Peralatan
harus dilkaukan pemeliharaan, didokumentasi, serta dievaluasi secara berkala dan
berkesinambungan.
1. Sarana
Fasilitas ruang harus memadai dalam hal kualitas dan kuantitas agar dapat menunjang
fungsi dan proses Pelayanan Laboratorium, menjamin lingkungan kerja yang aman
untuk petugas dan memudahkan sistem komunikasi Rumah Sakit.
Fasilitas utama dalam kegiatan pelayanan di Instalasi Laboratorium, terdiri dari:
1) Ruang Kantor/Administrasi
2) Ruang sampling/ pengambilan darah
Yaitu tempat pengambilan sampel darah pasien yang ditunjukkan dengan pengantar
pemeriksaan laboratorium yang diminta.
3) Ruang penyimpanan Reagen
Laboratorium harus mempunyai ruang penyimpanan Reagent yang sudah
didistribusikan dari gudang Laboratorium. Dan harus sesuai dengan jenis
penyimpanannya. Seperti memperhatikan suhu dan tanggal kadaluarsa masing-
masing reagent.
1) Peralatan Kantor
1) Mebeulair (Meja, Kursi, Lemari/ Rak buku, Filing cabinet dan lain-lain)
2) Komputer
3) Alat tulis kantor
4) Telepon
2) Peralatan Sistem Komputerisasi
Sistem komputerisasi harus diadakan dan difungsikan secara optimal untuk
kegiatan sekretariat, pengelolaan sediaan Laboratorium, Alat Kesehatan dan Bahan
Medis habis pakai dan pelayanan farmasi klinik. Sistem informasi laboratorium ini
harus terintegrasi dengan sistem informasi Rumah Sakit untuk meningkatkan
efisiensi fungsi manajerial agar data klinik pasien mudah diperoleh untuk
monitoring dan fungsi klinik lainnya. Sistem komputerisasi meliputi :
1) Jaringan
2) Perangkat Keras
BAB IV
A. Persyaratan Pelayanan
1. Persyaratan umum :
a. Pasien sudah terdaftar di sistim rekam medik rumah sakit sesuai dengan jaminan
perawatan masing-masing
b. Untuk Pasien rawat jalan; pasien datang langsung ke Laboratorium dengan membawa
Pedoman Pelayanan Unit Laboratorium 2016 | 23
formulir permintaan pemeriksaan yang telah diisi lengkap dan berkas jaminan yang
sesuai dengan jaminan yang dipakai.
c. Untuk pasien rawat inap; Sampel pemeriksaan dikirim ke laboratorium oleh petugas
ruangan beserta formulir permintaan yang telah diisi lengkap.
2. Persyaratan khusus :sesuai dengan jenis pemeriksaan yang akan dilakukan, seperti
puasa,tidak minum obat- obatan, tidak pada saat haid untuk pemeriksaan UL.
Pasien Rawat
Sampel Dari Sampel dari
Jalan
Ruang Rawat IGD
Inap
Pemeriksaan Biasa 1. Gula Darah Sewaktu Lima belas menit (15 mnt)
2. EKG
3. Hemoglobin
Keterangan : Hal tersebut diatas berlaku jika semua alat laboratorium berada dalam
kondisi baik, dan untuk hitung jenis leukosit jika tidak ditemukan sel muda karena perlu
konsultasi dengan penanggung jawab laboratorium.
1. Hematologi
a) Pertama tabung EDTA yang sudah diisi darah pasien, diberi nama, umur, Ruangan,
atau nomor CM ( minimal 2 identitas ) sesuai dengan pasien.
b) Sampel langsung dikerjakan di alat hematologi
c) Catat hasil d blanko laboratorium pasien, kemudian ketik hasil di komputer.
d) Secara otomatis hasil laboratorium pasien tersimpan pada computer dan dapat
dilihat pada menu Result.
2. Kimia
a) Pertama tabung Kimia yang sudah diisi darah pasien, diberi nama, umur, ruangan,
atau nomor CM ( minimal 2 identitas ) sesuai dengan pasien.
b) Sampel langsung dikerjakan di alat Kimia Klinik
c) Catat hasil d blanko laboratorium pasien, kemudian ketik hasil di komputer.
d) Secara otomatis hasil laboratorium pasien tersimpan pada computer dan dapat
dilihat pada menu Result.
3. Serologi/Imunologi
6. Faeces
a) Pertama pot yang berisi sampel faeces,diberi nama, umur, ruangan atau nomor CM
( minimal 2 identitas ) sesuai dengan pasien.
b) Dilakukan pembuatan preparat faeces
c) Preparat faeces pasien dibaca pada mikroskop
d) Ketik hasil pemeriksaan faeces pada computer
e) Secara otomatis hasil faeces pasien tersimpan pada computer dan dapat dilihat
pada menu Result.
D. Pengelolaan Spesimen
2. Persiapan Alat :
a. Needle vacutainer, Tube vacutainer.
b. Spuit, Lancet, Wing needle, Tourniquet.
c. Pot urine
d. Objek glass, cover glass.
3. Persiapan Bahan :
a. Kapas alcohol
b. Anti koagulant
4. Teknik Pengambilan Spesimen :
a. Darah Vena
1) Letakan lengan pasien lurus diatas meja dengan telapak tangan menghadap
keatas
2) Kemudian lengan diikat cukup erat dengan tourniquet untuk membendung
aliran darah, tetapi tidak boleh terlalu kencang sebab dapat merusak pembuluh
darah
3) Pasien disuruh mengepal dan membuka tanganya beberapa kali untuk mengisi
pembulu darah
4) Dalam keadaan tangan pasien mengepal ujung telunjuk kiri pemeriksa
mencari lokasi pembuluh darah yang akan ditusuk
5) Bersihkan lokasi tersebut dengan kapas alkohol dan biarkan kering
6) Peganglah semprit dengan tangan kanan dan ujung telunjuk pada pangkal
jarum, kencangkan jarum, dorong pengisap semprit sampai keujung depan.
7) Tegangkan kulit dengan jari telunjuk dan ibu jari kiri diatas pembuluh darah
supaya tidak bergerak, kemudian tusukan jarum dengan sisi miring menghadap
keatas dengan sudut ±25º
8) Jarum dimasukan sepanjang pembuluh darah ±1-1,5cm
9) Dengan tangan kiri pengisap semprit ditarik perlahan-lahan sehingga darah
masuk kedalam semprit
E. Pengolahan Spesimen
Simpan semua specimen sesuai dengan nomor urut, tanggal, dan hari serta bulan
penyimpanan.
1. Serum
Disimpan di freezer selama 10 hari pada suhu -200C, setelah disimpan selama 1 bulan,
sisa serum dibuang
2. Darah EDTA
Sisa sample darah EDTA disimpan selama 24 jam pada suhu 80C, setelah itu dibuang
3. Darah Beku
Sisa sample darah beku disimpan selama 24 jam pada suhu ruangan, (15-300C), setelah
itu dibuang .
4. Urine
Sisa sample urine di simpan pada suhu kamar (15-300C), sampai dengan pergantian shift
kerja, setelah itu dibuang.
5. Faeces
Sisa sample faeces di simpan pada suhu kamar (15-300C), sampai dengan pergantian shift
kerja, setelah itu dibuang.
6. Cairan Tubuh
Sisa sample cairan tubuh di simpan pada suhu 80C selama 1 minggu, setelah itu dibuang.
(dalam menit)
HEMATOLOGI :
HEMOSTASIS :
URINALISIS :
4. Glukosa urin
FAECES :
3. Darah samar
ANALISA CAIRAN
TUBUH :
1. Transudat/ exudat
Cairan Pleura dirujuk ≤ 140
1. Amphetamin
5. THC
CD4 Darah EDTA 2 ml Setiap hari ≤ 140
Kimia
(dalam menit)
KARBOHIDRAT :
3. Glukosa sewaktu
4. Kolestrol LDL
FUNGSI GINJAL :
3. Asam Urat
BAKTERIOLOGI :
FUNGSI HATI :
8. SGPT
9. Gamma GT
1. Natrium
SEROLOGI :
8. Anti HBs
9. Anti HCV
Pengertian : Hasil kritis ( Critical Value ) adalah hasil pemeriksaan laboratorium pada
beberapa parameter dengan hasil diluar rentang normal yang ditetapkan
( terlalu tinggi atau terlalu rendah ), yang harus segera dilaporkan kepada
Prosedur :
-tidak bisa
SMF GIGI : ≥ 200 mg/dl dilakukan
pencabutan gigi
V. Hasil :
N x P = .................. sel / ul darah
V
I. Tujuan : Untuk mengetahui jumlah sel leukosit seseorang yang diperiksa dalam sel / ul
darah.
II. Prinsip :
4) Pengelolaan Limbah
1. Pemisahan Limbah
a. Limbah dipisahkan dalam kantong kuning untuk sampah infeksius dan container
dengan kantong sampah hitam untuk sampah non infeksius
b. Limbah benda tajam/ sepuit bekas dimasukan ke dalam wadah khusus benda
tajam yang tahan tusukan seperti jerigen bekas.
c. Labeli tempat limbah.
d. Pergunakan alat pelindung setiap menangani limbah.
2. Pengumpulan dan Pengangkatan Limbah
a. Periksa kantong limbah jerigen, jika sudah mencapai ¾ jerigen ganti dengan
kantong limbah/ jerigen yang penuh tadi agar limbah tidak tumpah atau
berceceran.
b. Jerigen yang ¾ penuh tadi diambil oleh petugas cleaning service di bawa ke
tempat pengolahan limbah.
c. Limbah benda tajam / spuit dikumpulkan pada wadah yang tahan tusuk, kemudian
diambil oleh petugas cleaning servis, di bawa ke tempat pengolahan limbah.
2. Centrifuge
a. Letakkan centrifus pada tempat yang datar.
b. Gunakan tabung dengan ukuran dan tipe yang sesuai tiap centrifus. Beban harus
di buat seimbang sebelum centrifus di jalankan,kecuali pada sentrifus
mikrohematokrit karena tabung kapiler sangat kecil.
c. Pastikan bahwa penutup telah tertutup dengan baik dan kencang sebelum centrifus
di jalankan.
d. Bersihkan dinding bagian dalam dengan laritan anti septic setiap minggu atau bila
terjadi tumpahan atu tabung pecah.
e. Pada pengguna sentrifuge mikro hematokrit,tabung kapiler harus di tutup pada
salah satu ujungnya untuk menghindari keluar darahnya.
f. Periksa bantalan pada wadah tabung, bila bantalan tidak ada maka tabung mudah
pecah waktu di centrifus karena adanya gaya sentrifugal yang kuat menekan
tabung kaca ke dasar wadah,bantalan harus sesuai dengan ukuran dan bentuk
tabung.
g. Putar tombol kecepatan pelan-pelan sesuai kecepatan yang di perlukan.
h. Hentikan segera bila beban tidak seimbang atau terdengar suara aneh.
i. Jangan mengoperasikan sentrifuge dengan tutup terbuka.
j. Jangan menggunakan sentrifuge dengan kecepatan yang lebih tinggi dari
keperluan.
k. Jangan membuka tutup sentrifuge sebelum sentrifuge benar-benar telah berhenti.
l. Perawatan setiap tahun.
3. Mikroskop
a. Mikroskop di letakkan di tempat yang datar.
b. Biasakan memeriksa dengan menggunakan lensa objektif 10x dulu, bila saranan
jelas, perbesar dengan objektif 40x, dan bila perlu dengan 100x. Untuk
pembesaran 100x gunakan dengan minyak imersi.
c. Bersihkan lensa dengan kertas lensa yang di basahi dengan xylol setiap hari
setelah selesai bekerja,terutama bila terkena minyak imersi.
d. Jangan membersihkan / merendam lensa dengan alcohol atau sejenisnya karena
akan melarutkan perekatnya sehingga lensa dapat lepas dari rumahnya.
7. Pipet
a. Gunakan pipet gelas yang sesuai dengan peruntukan yaitu : pipet transfer yang
dipakai untuk memindahkan sejumlah volume cairan yang tetap dengan teliti,
serta pipet ukur yang dipakai untuk memindahkan berbagai volume tertentu yang
diinginkan.
b. Gunakan pipet yang bersih dan kering serta ujungnya masih utuh dan tidak retak.
c. Cara penggunaan pipet harus disesuaikan dengan jenis pipet.
d. Pemipetan cairan tidak boleh menggunakan mulut
e. Pemindahan cairan dari pipet ke dalam wadah harus dilakukan dengan cara
menempelkan ujung pipet yang telah dikeringkan dahulu bagian luarnya dengan
kertas tissue pada dinding wadah / bejana dalam posisi tegak lurus dan cairan di
biarkan mengalir sendiri.
f. Pipetvolumetrik tidak boleh ditiup.
g. Pipet ukur yang mempunyai tanda cincin di bagian atas, setelah semua cairan
dialirkan maka sisa cairan diujung pipet dikeluarkan dengan ditiup memakai alat
bantu pipet.
h. Pipet ukur yang tidak memiliki cincintidak boleh ditiup.
i. Pipet dengan volume kecil ( 1 – 500 ul ), harus dibilas untuk mengeluarkan sisa
cairan yang menempel pada dinding bagian dalam.
Cara pencucian :
1) Rendam alat yang di cuci dalam air sampai bersih, kemudian rendam
dalam larutan extran netral 2 % selama 2 – 24 jam, bila alat terlalu kotor
rendam lebih lama.
2) Setelah itu bilas dengan air sampai sisa – sisa larutan extran tidak
tertinggal pada alat yang dicuci.
3) Alat kaca dimasukkan dalam incubator dengan suhu 50 – 60 °C dan alat
plastic di keringkan dengan suhu kamar 15 - 25°C.
1. Kalibrasi SPHERA
Cara mengerjakan kalibrasi
a. Pilih SAMPLES
b. Klik Calibrator
c. Masukan ID parameter yg mau di kalibrasi dan Position nya
d. Pilih Tube/Cup (Tube jika position 1-20 Cup jika Position 21-40)
Trouble Shooting
BAB V
LOGISTIK
PROSES KETERANGAN
Mulai
Buat SP
ya
Setuju
selesai
ya
2. Surat pemesanan (SP) barang ditandatangani atau
Ka. Ruangan
disetujui oleh :
Hubungi Suplier Kepala Instalasi
Ka. Bidang Penunjang
Disetujui rekanan
Suplier
Ka. Ruangan
Terima Barang
Ya Retur barang
Ka Ruangan
Beri label,simpan di
gudang laboratorium
PROSES KETERANGAN
Mulai
1. Amprahan barang ditandatangi oleh koordinator
laboratorium
Koordinator Lab.
Koordinator Lab.
tidak Stok cukup
Buat Surat amprahan ke
gudang laboratorium
Mengambil amprahan
Ka.Ruangan/Gudang lab.
Koordinator Lab.
Koordinator Lab
Mendistribusikan ke
Ruangan
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
1. Pedoman umum:
Sistem keselamatan pasien di laboratorium perlu dilaksanakan sebab
a. Banyaknya jenis/item pemeriksaan dan persiapannya
b. Banyaknya jenis spesimen pemeriksaan
c. Banyaknya jenis wadah penampung/container
d. Jumlah konsumen yang banyak
e. Jumlah staf yang tidak memadai potensial bagi terjadinya kesalahan
Faktor Kontribusi
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
A. Pengertian
Adalah suatu system dimana Instalasi Laboratorium RSUD Badung membuat
suatu asuhan kesehatan dan keselamatan kerja rumah sakit bagi petugas di lingkungan
Instalasi Laboratorium.
B. Tujuan
1. Terciptanya budaya keselamatan kerja
2. Menurunnya kejadian yang tidak diharapkan
3. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan
kejadian yang tidak diharapkan.
2. Analitik
a. Penggunaan Pipet
d. Mencegah tertelan dan terkenanya kulit serta mata oleh bahan infeksius
1) Cuci tangan sesering mungkin dengan sabun/ desinfektan sesuai ketentuan
hand higiene
2) Jangan menyentuh mulut dan mata selama bekerja.
3) Jangan makan, minum, merokok di dalam laboratorium.
4) Jangan memakai kosmetik di dalam laborartorium.
5) Gunakan alat pelindung muka , mata, jika terdapat percikan bahan infeksius
saat bekerja.
3. Pasca Analitik
a. Hasil tes dikirim kepada pengirim secepatnya.
b. Jarum/benda tajam yang terkontaminasi masukkan kedalam wadah tahan tusukan
(sharps collector),kemudian dikelola sesuai prosedur pengelolaan limbah rumah
sakit ( Incenerator ).
c. Limbah cairan infeksius/darah dan produknya dimasukkan ke dalam jirigen ¾
penuh, kemudian petugas sanitasi mengambil jirigen tersebut kemudian dikelola
sesuai prosedur pengolahan limbah rumah sakit.
d. Limbah padat
1) Sampah infeksius dimasukkan kedalam kantong plastik warna kuning.
2) Sampah rumah tangga dimasukkan pada saat bekerja di laboratorium
dimasukkan ke dalam kantong plastik hitam.
4. Pecahan gelas
a. Gunakan sarung tangan.
b. Kumpulkan dengan forsep atau serokan.
c. Masukkan kedalam kantong plastik berwarna kuning.
d. Buang sarung tangan dalam kantong plastik tersebut.
e. Tutup kantong, masukkan ke wadah jarum atau wadah dinding keras, kemudian
lakukan cuci tangan sesuai prosedur hands hygiene.
5. Tumpahan bahan kimia
a. Upayakan pertolongan pertama pada orang yang terkena.
b. Jauhkan yang tidak berkepentingan dari lokasi tumpahan.
c. Pakailah masker dan sarung angan.
d. Bila tumpahan mudah terbakar, matikan semua api, gas dalam ruangan tersebut
dan matikan listrik yang mungkin mengeluarkan api.
e. Bahan kimia asam dan korosif, netralkan dengan abu soda atau Na bikarbonat.
f. Tumpahan zat alkali : taburkan pasir diatasnya, bersihkan dan angkat dengan
serokan, dan buang dalam kantong plastik bahan beracun.
4. prosedur :
F. Pemakaian Masker
1. Pengertian :
Suatu alat penutup mulut dan hidung
2. Tujuan :
Untuk menahan tetesan basah yang keluar sewaktu menjalankan pekerjaan (sewaktu
bicara/bersin).
3. Kebijakan :
Upaya kesehatan dan keselamatan kerja melindungi petugas dari infeksi silang
4. Prosedur :
a. Masker tersedia dalam keadaan bersih
b. Masker dipasang menutupi hidung dan mulut
c. Tali masker ditalikan dibelakang kepala
d. Masker setelah dipakai, ditempatkan di sampah medis
e. Dipakai di kamar operasi
f. Dipakai di ruang penyakit menular
g. Dipakai memeriksa pemeriksaan tuberculosis
h. Dipakai rumah tangga/gudang arsip
i. Dipakai di laboratorium
j. Dipakai di farmasi/meramu obat
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
a. Bahan diambil sebelum penderita minum obat anti mikrobia, bila sudah terlanjur
minum obat. Sebaiknya diberikan informasi tentang takaran serta lama pemberian
obat.
b. Pengambilan bahan dilakukan dengan alat yang steril secara aseptic
c. Bahan pemeriksaan diambil pada saat dan tempat yang tepat yang dipilih dengan
mempertimbangkan kemungkinan terbesar terkontaminasi dengan kuman-kuman
penyebab penyakit.
d. Formulir permintaan pemeriksaan laboratorium hendaknya diisi dengan lengkap
e. Bahan permintaan seharusnya dikirim ke laboratorium.
f. Wadah bahan pemeriksaan harus diberi label identitas yang jelas dan sesuai.
2. Pengambilan sampel
Dalam petunjuk khusus akan dirinci menurut jenis bahan pemeriksaan. Tidak semua
kegiatan pengambilan bahan pemeriksaan dapat diambil sembarangan. Hal – hal yang
perlu diperhatikan :
a. Cara pengambilan
b. Jumlah bahan yang dibutuhkan
c. Waktu pengambilan
d. Tempat pengambilan
e. Wadah
3. Pemberian identitas
4. Pengiriman sampel
5. Penyimpan sampel
a. Pengujian mutu aquadest harus sesuai dengan spesifikasi aquades yang dimuat
dalam buku referensi Farmakope Indonesia dan buku standar lain.
b. Pengujian mutu reagen dapat berupa : pemeriksaa label, tanggal kadaluarsa.
Uji fisik meliputi wujud, warna, kejernihan, larutan, konsistensi dan lain-lain
1. Pengolahan sampel :
2. Kalibrasi Peralatan :
a. Kalibrasi pipet dengan cara : mengisi larutan dan ditimbang pada timbangan analitik.
b. Kalibrasi alat kimia klinik dengan blangko dan kalibrator
c. 1000/2000 jam lampu harus sudahdiganti sesuai dengan jenis alat.
Uji ketelitian dan ketepatan dapat dilakukan dengan menggunakan bahan control yang
telah diketahui nilainya. Pemeriksaan bahan control dilakukan tiap hari. Uji ini
dimaksudkan untuk mengetahui ketepatan dan mengetahui ketelitian dari sampel.
Kegiatan pencatatan dan pelaporan harus dilaksanakan dengan cermat dan teliti karena dapat
mempengaruhi hasil pemeriksaan dan dapat mengakibatkan kesalahan dalam intepretasi
hasil.
Pemantapan Mutu Ekternal adalah kegiatan yang diselenggarakan oleh pihak lain diluar
laboratorium secara periodik untuk memantau dan menilai penampilan laboratorium dalam
bidang pemeriksaan yang ditentukan.
Instalasi laboratorium Rumah Sakit Umum Daerah Badung telah mengikuti kegiatan
pemantapan mutu eksternal secara rutin yang diselenggarakan oleh Departement Kesehatan
RI dan Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Klinik Indonesia.
Kegiatan PME tingkat nasional yang telah diselenggarakan oleh pemerintah dan
yang telah diikuti laboratorium Rumah Sakit Umum Daerah Badung sampai saat ini
adalah :
1. Pemantapan mutu eksternal untuk bidang KIMIA KLINIK yang biasa dikenal
PNPKLK-K ( Program Nasional Pemantapan Kualitas Laboratorium Kesehatan )
bekerja sama dengan PDS PATKLIN Surabaya. Penilaian dilakukan dengan
menggunakan perhitungan WIS ( Wariance Index Score ), dengan nilai 0 – 400,
makin kecil nilai WIS yang diperoleh suatu laboratorium berarti semakin baik
penampilan laboratorium tersebut.
2. Pemantapan mutu eksternal bidang HEMATOLOGI, yang biasa dikenal sebagai
PNPKLK-H ( Program Nasional Pemantapan Kualitas Laboratorium Bidang
Hematologi ). Penyelenggaranya adalah Pusat Laboratorium Kesehatan bekerja sama
dengan PDS Patklin. Penilaian dilakukan dengan menggunakan perhitungan ID
( Index Deviasi ) dengan nilai 0 - > 3, semakin kecil nilai yang diperoleh oleh suatu
laboratorium, berarti semakin baik penampilan laboratorium tersebut.
3. Pemantapan mutu eksternal bidang IMUNOLOGI ( PME I ) meliputi pemeriksaaan
VDRL, HbsAg, HIV, HCV. Penilaian dilakukan dengan menggunakan system
scoring dengan nilai 0 – 4. Semakin tinggi nilai yang didapat oleh suatu laboratorium,
berarti semakin baik penampilan laboratorium tersebut.
1. Persiapan
a. Setiap tahun dilaksanakan 2 siklus
b. Calon peserta mengirim surat pendaftaran
c. Calon peserta mengirim kembali dan mendaftar dengan membayar biaya PME
d. Calon peserta diseleksi, bila OK diberi nomer peserta
e. Peserta dikirim bahan control ( serum control )
2. Pengiriman serum control
a. Serum control dikirim sekaligus kepada peserta
b. Dokumen lengkap :
Bahan kontrol dapat berasal dari manusia, binatang atau merupakan bahan
kimia murni. Apabila bahan yang diperiksa adalah dari manusia maka lebih baik
menggunakan bahan control dari manusia.
PENUTUP
Pedoman ini disusun dengan format yang telah disepakati oleh tim akreditasi yang
akan diperbaharui apabila diperlukan sesuai dengan perkembangan serta undang-undang
yang berlaku
Ngawi,September 2016
A. LATAR BELAKANG
B. TUJUAN PEDOMAN
C. RUANG LINGKUP PELAYANAN
D. BATASAN OPERASIONAL
E. LANDASAN HUKUM
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
UNIT / BAGIAN / INSTALASI ………….
BAB III
STATUS FASILITAS
UNIT / BAGIAN / INSTALASI ………….
A. DENAH RUANG
B. STANDAR FASILITAS
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
BAB V
LOGISTIK
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
BAB VII
KESELAMATAN KERJA