Psiper
Psiper
Psikologi Persepsi
Oleh
Kelompok 15 :
Arliza Nathania
15416018
Muhammad Habibi
15416088
Fadhly Wahyu
15115077
Tugas Akhir Sarjana dengan judul “Pemerkiraan Kepadatan Sedimen di Kolom Air
dengan Alat Ukur Hidroakustik” adalah benar dibuat saya sendiri dan belum pernah
dibuat dan diserahkan sebelumnya, baik sebagian ataupun seluruhnya, baik oleh saya
ataupun orang lain, baik di ITB maupun di institusi pendidikan lainnya.
Bandung, …
Penulis,
Foto 3cm4cm
…
NIM
… ...
NIP NIP
Disahkan oleh,
Ketua Program Studi Teknik Geodesi dan Geomatika
Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian
Institut Teknologi Bandung
…
NIP
Abstrak
Abstrak merupakan ikhtisar tugas akhir. Pada abstrak, hal-hal yang telah dikerjakan
pada tugas akhir dituliskan secara ringkas. Contoh abstrak dalam bentuk yang paling
minimum ditunjukkan pada paragraf berikut, yang memuat:
1. Latar belakang dan tujuan penelitian;
2. Metode penelitian;
3. Temuan (findings) atau kesimpulan secara ringkas; dan
4. Kata kunci, untuk memudahkan orang mencari di perpustakaan.
i
Abstract
ii
Prakata
Prakata memuat ucapan terima kasih penulis kepada pihak-pihak yang dianggap
berjasa pada keberhasilan penulisan. Untuk memelihara keresmian, ucapan terima
kasih dituliskan dengan menyebutkan nama-nama orang yang dituju dengan lengkap
dan dengan kalimat baku.
iii
Daftar Isi
Abstrak...........................................................................................................................i
Abstract.........................................................................................................................ii
Prakata.........................................................................................................................iii
Daftar Isi......................................................................................................................iv
Daftar Gambar..............................................................................................................v
Daftar Tabel.................................................................................................................vi
Bab 1 Pendahuluan......................................................................................................1
1.1 Judul Anak Bab..........................................................................................3
1.1.1 Judul Cucu Bab................................................................................3
1.2 Judul Anak Bab..........................................................................................3
1.3 Judul Anak Bab..........................................................................................3
Bab 2 Metode dan Data...............................................................................................4
2.1 Judul Anak Bab..........................................................................................6
2.1.1 Judul Cucu Bab................................................................................6
2.2 Judul Anak Bab..........................................................................................6
Bab 3 Hasil dan Pembahasan.......................................................................................7
Bab 4 Kesimpulan dan Saran.......................................................................................8
Kepustakaan..................................................................................................................9
Lampiran A: …..............................................................................................................I
Lampiran B: ….............................................................................................................II
iv
Daftar Gambar
Gambar 2.1................................................................................................................…
....................................................................................................................6
v
Daftar Tabel
vi
Bab 1
Pendahuluan
1
1.3 Tujuan
2
Bab 2
Dasar Teori
Persepsi adalah suatu proses membuat penilaian (judgement) atau membangun kesan
(impression) mengenai berbagai macam hal yang yang terdapat dalam lapangan
penginderaan seseorang. Penilaian atau pembentukan kesan ini adalah dalam upaya
pemberian makna kepada hal-hal tersebut.
Persepsi bermula dari penginderaan. Proses ini dirangsang oleh kehadiran sesuatu
atau sekumpulan obyek yang tertangkap oleh alat-alat indera manusia. Informasi
yang disalurkan ke dalam alam pikiran kemudian mengalami tahap pengolahan mulai
dari seleksi/evaluasi dan organisasi dari rangsang-rangsang yang diterima dan
berakhir pada penafsiran atau interpretasi. Aspek kesan pertama yang paling penting
dan kuat adalah evaluasi. Manusia pertama-tama berpikir sesuai dengan rasa suka
atau tidak suka jika melihat orang lain. Persepsi berlangsung lebih cepat dari proses
pengenalan atau berpikir. Oleh karenanya kadangkala persepsi berbeda dengan
kenyataan yang sesungguhnya. Taraf ketepatan atau kesesuaian antara persepsi
dengan kenyataan yang sesungguhnya biasa disebut dengan "veridikalitas". Proses
yang terjadi dalam persepsi adalah proses asosiasi dimana informasi yang didapatkan
melalui pengideraan dikaitkan dengan hal-hal yang ada dan pengalaman-pengalaman
orang yang bersangkutan (perseptor) dimasa lampau, dimana asosiasi ini terutama
bekerja pada tahap penafsiran.
3
ternyata nilai-nilai yang ada sebelumnya (skema-skema yang ada sebelumnya)
ternyata berbeda dengan keadaan realitas yang mereka temukan atau alami.
Kedua, adalah atribusi (attribution) yaitu proses kompleks dimana kita berusaha
memahami alasan-alasan dibalik perilaku orang lain. Menurut Kelley (dalam Baron
& Byrne, 2004:52) terdapat tiga sumber penting untuk diperhatikan yaitu konsensus,
4
konsistensi dan distingsi. Consensus adalah derajat kesamaan reaksi orang lain
terhadap stimulus atau peristiwa tertentu dengan orang yang sedang kita observasi.
Consistency adalah derajat kesamaan reaksi seseorang terhadap suatu stimulus atau
suatu peristiwa yang sama pada waktu yang berbeda. Distinctiveness adalah derajat
perbedaan reaksi seseorang terhadap. berbagai stimulus atau peristiwa yang berbeda-
beda.
Keempat, sejauh mana ketepatan persepsi sosial tersebut. Akurasi persepsi sosial ini
dapat dilihat dalam proses berpikir kompleks yang biasa kita lakukan berkontribusi
terhadap hal ini. Misalnya betapa karakteristik fisik tertentu dapat membuat orang
untuk mengembangkan sifat tertentu. Misalnya orang yang sangat menarik
diperlakukan ramah oleh orang lain, sehingga rasa percaya dirinya lebih besar dan
keyakinan akan kemampuan dirinya juga lebih tinggi dibandingkan dengan mereka
yang kurang menarik.
1. Faktor Penerima
Pemahaman sebagai suatu proses kognitif akan sangat dipengaruhi oleh karakteristik
kepribadian seorang pengamat. Diantara karakteristik kepribadian utama itu adalah
konsep diri, nilai dan sikap, pengalaman di masa lampau, dan harapan-harapan yang
terdapat dalam dirinya.
5
Seseorang yang memiliki konsep diri (self concept) yang tinggi dan selalu merasa
diri secara mental dalam keadaan sehat, cenderung melihat orang lain dari sudut
tinjauan yang bersifat positif dan optimistik, dibandingkan seseorang yang memiliki
konsep diri rendah. Orang yang memegang nilai dan sikap otoritarian tentu akan
memiliki persepsi sosial yang berbeda dengan orang yang memegang nilai dan sikap
liberal. Pengalaman di masa lalu sebagai bagian dasar informasi juga menentukan
pembentukan persepsi seseorang. Harapan-harapan sering kali memberi semacam
kerangka dalam diri seseorang untuk melakukan penilaian terhadap orang lain ke
arah tertentu.
2. Faktor Situasi
Definisi situasi adalah makna yang diberikan individu terhadap suatu keadaan atau
interpretasi individu terhadap faktor-faktor sosial yang ditemui pada ruang dan waktu
tertentu. Pengaruh faktor situasi dalam proses persepsi sosial dapat dipilah menjadi
tiga, yaitu:
Seleksi, seseorang akan lebih memusatkan perhatiannya pada objek-objek
yang dianggap lebih disukai, ketimbang objek-objek yang tidak disukainya.
Proses kognitif ini disebut dengan seleksi informasi tentang keberadaan suatu
objek, baik yang bersifat fisik maupun sosial.
Kesamaan, kesamaan adalah kecenderungan dalam proses presepsi sosial
untuk mengklasifikasikan orang-orang ke dalam suatu katagori yang kurang
lebih sama. Seperti berlatar belakang jenis kelamin, status sosial, dan etnik.
Organisasi, dalam proses persepsi sosial, individu cenderung untuk
memahami orang lain sebagai objek persepsi ke dalam sistem yang bersifat
logis, teratur, dan runtun.
Para ahli psikologi sosial memandang situasi sebagai keseluruhan faktor yang dapat
mempengaruhi perilaku individu pada ruang dan waktu tertentu. Definisi situasi
adalah makna yang diberikan individu terhadap suatu keadaan atau interpretasi
individu terhadap faktor-faktor sosial yang ditemui pada ruang dan waktu tertentu.
Para ahli sosiologi menyimpulkan bahwa apabila manusia mendefinisikan situasi
6
sebagai sesuatu yang bersifat nyata, maka itu akan menjadi nyata dalam konsekuensi
perilakunya.
3. Faktor Objek
Dalam persepsi sosial secara khusus, objek yang diamati itu adalah orang lain. Ada
empat ciri yang terdapat dalam diri objek yang dapat memberi pengaruh terhadap
terbentuknya persepsi sosial, yaitu:
Keunikan, ciri-ciri unik yang terdapat dalam diri seseorang adalah salah satu
unsur penting yang menyebabkan orang lain merasa tertarik untuk
memusatkan perhatiannya.
Kekontrasan, seseorang akan lebih mudah dipersepsi orang lain terutama
apabila ia memiliki karakteristik berbeda disbanding lingkungan fisik
maupun sosialnya.
Ukuran dan intensitas yang terdapat dalam diri objek, dalam konteks ini,
seorang Miss world dengan ukuran fisik tertentu dan wajah cantik akan lebih
mudah menmbulkan kesan pada orang lain ketimbang apabila seseorang
melihat gadis-gadis pada umumna.
Kedekatan (proximity) objek dengan latar belakang sosial orang lain, orang-
orang dalam suatu departemen tertentu akan cenderung untuk diklasifikasikan
sebagai memiliki ciri-ciri yang sama karena hubungan yang dekat di antara
mereka.
7
Kecenderungan mengandalkan penilaian terhadap orang lain pada kesan pertama
akan menjadi atau menimbulkan bias karena penyimpulan yang dibuat tersebut tidak
didasari informasi yang lengkap (sarlito, 2009) Informasi tentang seseorang yang
diperoleh pada saat pertama kali bertemu tidaklah mewakili keseluruhan pikiran dan
perasaan orang tersebut.
Dalam keadaan tertentu, sangat mungkin kita juga menampilkan bias yang
bertentangan dengan anggota in group. Bias tersebut bisa jadi karena anggota
kelompok kita sendiri bertingkah laku secara negative. Artinya anggota kelompok
kita itu telah bergeser dari nilai dan norma kelompok. Bias ini sangat terkait dengan
masalah identitas kelompok social kita.
Ada beberapa bias atau kesesatan dalam persepsi sosial, antara lain yaitu:
1. Hallo Effect
Merupakan kecenderung untuk mempersepsi orang secara konsisten. Hallo effect ini
secara umum terjadi karena individu hanya mendasarkan persepsinya hanya pada
kesan fisik atau karakteristik lain yang bisa diamati.
2. Forked Tail Effect
Merupakan lawan dari hallo effect, yaitu melebih-lebihkan kejelekan orang hanya
berdasarkan satu keadaan yang dinilai buruk.
8
1. Person, yaitu orang yang menilai orang lain.
2. Situasional, urutan kejadian yang terbentuk berdasarkan pengalaman orang
untuk meniiai sesuatu.
3. Behaviour, yaitu sesuatu yang di lakukan oleh orang lain.
9
Bab 3
Hasil Survey
Kuesioner :
Posisikan Anda seorang pemilik usaha emas. Lalu seorang berpenampilan
lusuh dan kumuh berniat membeli semua barang dagangan Anda. Apa yang
akan Anda lakukan?
1. Melayaninya dengan baik dan ramah
2. Tidak percaya dan mengusirnya
90% responden memilih melayani orang tersebut dengan baik dan ramah selayaknya
dia melayani pembeli lainnya
Posisikan Anda berada di dalam angkot dengan 5 orang lainnya. Setelah
Anda keluar, handphone Anda hilang. Siapa orang yang paling Anda curigai?
1. Baju rapi orang kantoran
10
2. Nenek yang sudah jompo
3. Pelajar SD
4. Pengamen jalanan
5. Ustad
65,6% responden memilih untuk duduk di sebelah orang yang sederhana namun
ramah
11
Bab 4
Kesimpulan
12
Daftar Pustaka
13
Lampiran A: …
I
Lampiran B: …
II