Anda di halaman 1dari 23

PERSEPSI SOSIAL

Psikologi Persepsi

Oleh
Kelompok 15 :

Arliza Nathania
15416018

Muhammad Habibi
15416088

Fadhly Wahyu
15115077

PROGRAM STUDI TEKNIK GEODESI DAN GEOMATIKA


FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
LEMBAR PENGESAHAN

TUGAS AKHIR SARJANA

Tugas Akhir Sarjana dengan judul “Pemerkiraan Kepadatan Sedimen di Kolom Air
dengan Alat Ukur Hidroakustik” adalah benar dibuat saya sendiri dan belum pernah
dibuat dan diserahkan sebelumnya, baik sebagian ataupun seluruhnya, baik oleh saya
ataupun orang lain, baik di ITB maupun di institusi pendidikan lainnya.

Bandung, …
Penulis,

Foto 3cm4cm


NIM

Diperiksa dan disetujui oleh,


Pembimbing I Pembimbing II

… ...
NIP NIP

Disahkan oleh,
Ketua Program Studi Teknik Geodesi dan Geomatika
Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian
Institut Teknologi Bandung


NIP
Abstrak

Abstrak merupakan ikhtisar tugas akhir. Pada abstrak, hal-hal yang telah dikerjakan
pada tugas akhir dituliskan secara ringkas. Contoh abstrak dalam bentuk yang paling
minimum ditunjukkan pada paragraf berikut, yang memuat:
1. Latar belakang dan tujuan penelitian;
2. Metode penelitian;
3. Temuan (findings) atau kesimpulan secara ringkas; dan
4. Kata kunci, untuk memudahkan orang mencari di perpustakaan.

Kajian tentang perpindahan sedimen di kolom air memerlukan informasi kekeruhan


yang biasanya diperoleh dari pengambilan contoh kepadatan sedimen. Penelitian ini
ditujukan untuk melakukan estimasi terhadap kepadatan sedimen yang melayang di
kolom air berdasarkan kekuatan hamburan balik gelombang suara yang terekam pada
alat ukur arus hidro-akustik tipe Doppler. Metoda estimasi yang digunakan adalah
model hamburan berfasa acak dengan 360 contoh air yang diambil dari lapangan
untuk keperluan kalibrasi dan validasi rekaman kekuatan gelombang suara dari
hamburan balik di kolom air. Hasil pembandingan menunjukkan kesetaraan antara
kekuatan hamburan balik gelombang suara yang direkam transduser dengan
kepadatan sedimen pada skala logaritmik.

Kata kunci: hidro-akustik, kepadatan sedimen tersuspensi, kekuatan hamburan balik

i
Abstract

Bagian ini memuat penyajian abstrak dalam Bahasa Inggris.

ii
Prakata

Prakata memuat ucapan terima kasih penulis kepada pihak-pihak yang dianggap
berjasa pada keberhasilan penulisan. Untuk memelihara keresmian, ucapan terima
kasih dituliskan dengan menyebutkan nama-nama orang yang dituju dengan lengkap
dan dengan kalimat baku.

iii
Daftar Isi

Abstrak...........................................................................................................................i
Abstract.........................................................................................................................ii
Prakata.........................................................................................................................iii
Daftar Isi......................................................................................................................iv
Daftar Gambar..............................................................................................................v
Daftar Tabel.................................................................................................................vi
Bab 1 Pendahuluan......................................................................................................1
1.1 Judul Anak Bab..........................................................................................3
1.1.1 Judul Cucu Bab................................................................................3
1.2 Judul Anak Bab..........................................................................................3
1.3 Judul Anak Bab..........................................................................................3
Bab 2 Metode dan Data...............................................................................................4
2.1 Judul Anak Bab..........................................................................................6
2.1.1 Judul Cucu Bab................................................................................6
2.2 Judul Anak Bab..........................................................................................6
Bab 3 Hasil dan Pembahasan.......................................................................................7
Bab 4 Kesimpulan dan Saran.......................................................................................8
Kepustakaan..................................................................................................................9
Lampiran A: …..............................................................................................................I
Lampiran B: ….............................................................................................................II

iv
Daftar Gambar

Gambar 2.1................................................................................................................…
....................................................................................................................6

v
Daftar Tabel

Tabel 2.1 …................................................................................................................6

vi
Bab 1

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


Manusia memiliki kemampuan kognitif untuk memproses informasi yang diperoleh
dari lingkungan di sekelilingnya melalui indera yang dimilikinya, membuat persepsi
terhadap yang dilihat atau dirabanya, serta berfikir untuk memutuskan aksi apa yang
hendak dilakukan untuk mengatasi keadaan yang dihadapinya. Hal-hal yang dapat
mempengaruhi kemampuan kognitif pada manusia meliputi tingkat intelejensi,
kondisi fisik, serta kecepatan sistem pemrosesan informasi pada manusia. Bila
kecepatan sistem pemrosesan informasi terganggu, maka akan berpengaruh pada
reaksi manusia dalam mengatasi berbagai kondisi yang dihadapi. Sejak individu itu
dilahirkan, sejak itu pula individu itu berhubungan dengan dunia luarnya. Sejak itu
pula individu menerima langsung stimulus atau rangsang dari luar dirinya. Dalam
rangka individu mengenali stimulus merupakan persoalan yang berkaitan dengan
persepsi.
Individu akan menggunakan informasi apa saja yang dapat diperoleh guna
membentuk kesan terhadap orang lain, misalnya untuk menilai kepribadiannya serta
hipotesis mereka tentang orang yang bagaimanakah mereka itu. Proses ini dinamakan
dengan persepsi, yang dalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai penglihatan,
pengamatan, pemahaman atau tanggapan. Persepsi sosial adalah proses yang kita
gunakan untuk mencoba memahami dan mengetahui oranng lain.

1.2 Rumusan Masalah

1
1.3 Tujuan

2
Bab 2

Dasar Teori

Persepsi adalah suatu proses membuat penilaian (judgement) atau membangun kesan
(impression) mengenai berbagai macam hal yang yang terdapat dalam lapangan
penginderaan seseorang. Penilaian atau pembentukan kesan ini adalah dalam upaya
pemberian makna kepada hal-hal tersebut. 

Persepsi bermula dari penginderaan. Proses ini dirangsang oleh kehadiran sesuatu
atau sekumpulan obyek yang tertangkap oleh alat-alat indera manusia. Informasi
yang disalurkan ke dalam alam pikiran kemudian mengalami tahap pengolahan mulai
dari seleksi/evaluasi dan organisasi dari rangsang-rangsang yang diterima dan
berakhir pada penafsiran atau interpretasi. Aspek kesan pertama yang paling penting
dan kuat adalah evaluasi. Manusia pertama-tama berpikir sesuai dengan rasa suka
atau tidak suka jika melihat orang lain. Persepsi berlangsung lebih cepat dari proses
pengenalan atau berpikir. Oleh karenanya kadangkala persepsi berbeda dengan
kenyataan yang sesungguhnya. Taraf ketepatan atau kesesuaian antara persepsi
dengan kenyataan yang sesungguhnya biasa disebut dengan "veridikalitas". Proses
yang terjadi dalam persepsi adalah proses asosiasi dimana informasi yang didapatkan
melalui pengideraan dikaitkan dengan hal-hal yang ada dan pengalaman-pengalaman
orang yang bersangkutan (perseptor) dimasa lampau, dimana asosiasi ini terutama
bekerja pada tahap penafsiran.

2.1 Persepsi Sosial


Persepsi sosial adalah proses aktif untuk memahami orang lain, di mana mereka
sebelumnya sudah memiliki dan mendapatkan skema-skema atau informasi tentang
keadaan sosial yang terekam di dalam memori, yang kemudian diolah atau
dibayangkan kepada suatu objek. Proses ini juga bisa mempengaruhi hasil jika

3
ternyata nilai-nilai yang ada sebelumnya (skema-skema yang ada sebelumnya)
ternyata berbeda dengan keadaan realitas yang mereka temukan atau alami.

Dalam Psikologi Sosial dipelajari bagaimana orang merespons rangsang-rangsang


sosial dimana rangsang-rangsang sosial ini mencakup:
a. Orang atau sekelompok orang berikut ciri-ciri, kualitas, sikap dan perilakunya.
b. Peristiwa-peristiwa sosial dalam pengertian peristiwa-peristiwa yang melibatkan
orang-orang, baik secara langsung maupun tidak langsung, norma-norma dan
sebagainya.
Baron & Byrne (2004:38-46) menunjukkan bahwa dalam persepsi sosial difokuskan
pada empat aspek.

Pertama, komunikasi nonverbal (nonverbal communications) yaitu komunikasi


antara individu tanpa melibatkan isi bahasa lisan, namun mengandalkan bahasa non
lisan dari ekspresi wajah, kontak mata gerak tubuh dan postur. Beberapa yang
mempengaruhi adalah perubahan mood, emosi, kelelahan (fatigue), penyakit, obat-
obatan, yang mempengaruhi cara individu berpikir dan bertindak. Individu
cenderung menampilkan perilaku yang berbeda-beda dalam berbagai keadaan
emosional. Informasi keadaan psikologis individu sendiri sering kali tampil dalam
lima saluran dasar seperti ekspresi wajah (facial expression), kontak mata (eye
contact), gerak tubuh (body movement), postur (posture) dan sentuhan (touching). 
Ekspresi wajah sebagai petunjuk menghadirkan enam emosi dasar manusia dengan
jelas seperti marah, takut, bahagia, sedih, terkejut dan jijik. Cara menatap atau
memandang juga memberikan isyarat bagaimana perasaan seseorang terhadap kita,
apakah suka, apakah tidak menyukai kita atau pemalu. Bahasa tubuh menunjukkan
keadaan emosional misalnya karena ketegangan emosional, gugup, marah dan
sebagainya. Sentuhan dapat ditafsirkan sebagai afeksi, minat seksual, perhatian dan
bahkan agresi.

Kedua, adalah atribusi (attribution) yaitu proses kompleks dimana kita berusaha
memahami alasan-alasan dibalik perilaku orang lain. Menurut Kelley (dalam Baron
& Byrne, 2004:52) terdapat tiga sumber penting untuk diperhatikan yaitu konsensus,

4
konsistensi dan distingsi. Consensus adalah derajat kesamaan reaksi orang lain
terhadap stimulus atau peristiwa tertentu dengan orang yang sedang kita observasi.
Consistency adalah derajat kesamaan reaksi seseorang terhadap suatu stimulus atau
suatu peristiwa yang sama pada waktu yang berbeda. Distinctiveness adalah derajat
perbedaan reaksi seseorang terhadap. berbagai stimulus atau peristiwa yang berbeda-
beda. 

Ketiga, karakteristik pembentukan kesan (impression formation) serta mengelola


kesan (impression management). Pembentukan kesan adalah proses dimana kita
menyusun kesan tentang seseorang. Manajemen kesan adalah usaha seseorang untuk
menampilkan kesan pertama yang disukai orang lain.

Keempat, sejauh mana ketepatan persepsi sosial tersebut. Akurasi persepsi sosial ini
dapat dilihat dalam proses berpikir kompleks yang biasa kita lakukan berkontribusi
terhadap hal ini. Misalnya betapa karakteristik fisik tertentu dapat membuat orang
untuk mengembangkan sifat tertentu. Misalnya orang yang sangat menarik
diperlakukan ramah oleh orang lain, sehingga rasa percaya dirinya lebih besar dan
keyakinan akan kemampuan dirinya juga lebih tinggi dibandingkan dengan mereka
yang kurang menarik.

2.2 Faktor yang Mempengaruhi Persepsi Sosial


Menurut Stephen P. Robbin (1989) mengemukakan bahwa terdapat beberapa faktor
utama yang memberi pengaruh terhadap pembentukan persepsi sosial seseorang.
Faktor-faktor itu adalah faktor penerima (the perceiver), situasi (the situation), dan
objek sasaran (the target).

1. Faktor Penerima
Pemahaman sebagai suatu proses kognitif akan sangat dipengaruhi oleh karakteristik
kepribadian seorang pengamat. Diantara karakteristik kepribadian utama itu adalah
konsep diri, nilai dan sikap, pengalaman di masa lampau, dan harapan-harapan yang
terdapat dalam dirinya.

5
Seseorang yang memiliki konsep diri (self concept) yang tinggi dan selalu merasa
diri secara mental dalam keadaan sehat, cenderung melihat orang lain dari sudut
tinjauan yang bersifat positif dan optimistik, dibandingkan seseorang yang memiliki
konsep diri rendah. Orang yang memegang nilai dan sikap otoritarian tentu akan
memiliki persepsi sosial yang berbeda dengan orang yang memegang nilai dan sikap
liberal. Pengalaman di masa lalu sebagai bagian dasar informasi juga menentukan
pembentukan persepsi seseorang. Harapan-harapan sering kali memberi semacam
kerangka dalam diri seseorang untuk melakukan penilaian terhadap orang lain ke
arah tertentu.

2. Faktor Situasi
Definisi situasi adalah makna yang diberikan individu terhadap suatu keadaan atau
interpretasi individu terhadap faktor-faktor sosial yang ditemui pada ruang dan waktu
tertentu. Pengaruh faktor situasi dalam proses persepsi sosial dapat dipilah menjadi
tiga, yaitu:
 Seleksi, seseorang akan lebih memusatkan perhatiannya pada objek-objek
yang dianggap lebih disukai, ketimbang objek-objek yang tidak disukainya.
Proses kognitif ini disebut dengan seleksi informasi tentang keberadaan suatu
objek, baik yang bersifat fisik maupun sosial.
 Kesamaan, kesamaan adalah kecenderungan dalam proses presepsi sosial
untuk mengklasifikasikan orang-orang ke dalam suatu katagori yang kurang
lebih sama. Seperti berlatar belakang jenis kelamin, status sosial, dan etnik.
 Organisasi, dalam proses persepsi sosial, individu cenderung untuk
memahami orang lain sebagai objek persepsi ke dalam sistem yang bersifat
logis, teratur, dan runtun.

Para ahli psikologi sosial memandang situasi sebagai keseluruhan faktor yang dapat
mempengaruhi perilaku individu pada ruang dan waktu tertentu. Definisi situasi
adalah makna yang diberikan individu terhadap suatu keadaan atau interpretasi
individu terhadap faktor-faktor sosial yang ditemui pada ruang dan waktu tertentu.
Para ahli sosiologi menyimpulkan bahwa apabila manusia mendefinisikan situasi

6
sebagai sesuatu yang bersifat nyata, maka itu akan menjadi nyata dalam konsekuensi
perilakunya.

3. Faktor Objek
Dalam persepsi sosial secara khusus, objek yang diamati itu adalah orang lain. Ada
empat ciri yang terdapat dalam diri objek yang dapat memberi pengaruh terhadap
terbentuknya persepsi sosial, yaitu:
 Keunikan, ciri-ciri unik yang terdapat dalam diri seseorang adalah salah satu
unsur penting yang menyebabkan orang lain merasa tertarik untuk
memusatkan perhatiannya.
 Kekontrasan, seseorang akan lebih mudah dipersepsi orang lain terutama
apabila ia memiliki karakteristik berbeda disbanding lingkungan fisik
maupun sosialnya.
 Ukuran dan intensitas yang terdapat dalam diri objek, dalam konteks ini,
seorang Miss world dengan ukuran fisik tertentu dan wajah cantik akan lebih
mudah menmbulkan kesan pada orang lain ketimbang apabila seseorang
melihat gadis-gadis pada umumna.
 Kedekatan (proximity) objek dengan latar belakang sosial orang lain, orang-
orang dalam suatu departemen tertentu akan cenderung untuk diklasifikasikan
sebagai memiliki ciri-ciri yang sama karena hubungan yang dekat di antara
mereka.

2.3 Bias dalam Persepsi Sosial


Seringkali penilain seseorang atas orang lain hanya didasarkan pada penampilan
disaat orang-orang tersebut pertama kali berinteraksi. Dengan kata lain orang sering
menilai orang hanya berdasarkan penampilan pertamanya. Orang yang menampilkan
kesan baik pada saat pertama kali bertemu, cenderung dianggap baik untuk
seterusnya. Bias atau deviasi seperti ini biasanya disebut sebagai bias efek halo.
Namun demikian kadang-kadang kita juga cenderung menilai orang yang
menampilkan kesan buruk pada saat kita pertama kali bertemu dengannya sebagai
orang buruk seterusnya. Bias seperti ini disebut Negativitas.

7
Kecenderungan mengandalkan penilaian terhadap orang lain pada kesan pertama
akan menjadi atau menimbulkan bias karena penyimpulan yang dibuat tersebut tidak
didasari informasi yang lengkap (sarlito, 2009) Informasi tentang seseorang yang
diperoleh pada saat pertama kali bertemu tidaklah mewakili keseluruhan pikiran dan
perasaan orang tersebut.

Kecenderungan untuk menempatkan faktor internal atau penyebab disposisional,


cukup besar ditampilkan oleh banyak orang. Fenomena yang ditandai oleh
kecenderungan kurang mempertimbangkan factor penyebab ekternal ini oleh Jones
(1979) disebut sebagai bias koresponensi. Bias persepsi lain yang cenderung
dilakukan oleh orang kebanyakan adalah bias terhadap kelompok sendiri atau disebut
in-group bias atau in group favoritism (favoritisme terhadap kelompok sendiri). Bias
ini disebabkan karena kita mempunyai kecendurungan untuk menyukai anggota-
anggota kelompok kita sendiri dibandingkan anggota-anggota kelompok lain.

Dalam keadaan tertentu, sangat mungkin kita juga menampilkan bias yang
bertentangan dengan anggota in group. Bias tersebut bisa jadi karena anggota
kelompok kita sendiri bertingkah laku secara negative. Artinya anggota kelompok
kita itu telah bergeser dari nilai dan norma kelompok. Bias ini sangat terkait dengan
masalah identitas kelompok social kita.

Ada beberapa bias atau kesesatan dalam persepsi sosial, antara lain yaitu:
1. Hallo Effect
Merupakan kecenderung untuk mempersepsi orang secara konsisten. Hallo effect ini
secara umum terjadi karena individu hanya mendasarkan persepsinya hanya pada
kesan fisik atau karakteristik lain yang bisa diamati.
2. Forked Tail Effect
Merupakan lawan dari hallo effect, yaitu melebih-lebihkan kejelekan orang hanya
berdasarkan satu keadaan yang dinilai buruk.

2.4 Elemen-elemen Persepsi Sosial


Brems & Kassin mengatakan bahwa persepsi sosial memiliki beberapa elemen, yaitu:

8
1. Person, yaitu orang yang menilai orang lain.
2. Situasional, urutan kejadian yang terbentuk berdasarkan pengalaman orang
untuk meniiai sesuatu.
3. Behaviour, yaitu sesuatu yang di lakukan oleh orang lain.

Ada 2 pandangan mengenai proses persepsi yaitu :


 Persepsi sosial berlangsung cepat dan otomatis tanpa banyak pertimbangan
orang membuat kesimpulan tentang orang lain dengan cepat berdasarkan
penampilan fisik
 Persepsi sosial adalah sebuah proses yang kompleks orang mengamati
perilaku orang lain dengan teliti hingga diperoleh analisis secara lengkap
terhadap person, situasional dan behaviour.

2.5 Fungsi Persepsi Sosial

Fungsi dari persepsi sosial yaitu :


1. Membantu kita menghadapi berbagai macam orang dan situasi yang kita
temui sehari-hari, persepsi membantu kita untuk tahu dan mengerti hal-hal
yang kita hadapi. 
2. Pada diri manusia terdapat kebutuhan yang kuat untuk mengenali dan
memperoleh kepastian tentang hal-hal yang ditemuinya, sebagaimana adanya
safety needs dalam hirarki kebutuhan Maslow, dan persepsi membuat kita
siaga menghadapi kemungkinan yang terjadi.
3. Dalam interaksi sosial kita tidak hanya sekedar mengerti siapa yang kita
hadapi, tetapi perlu juga untuk meramalkan atau mengantisipasikan sikap dan
perilaku orang lain, dengan siapa kita berinteraksi, agar interaksi tersebut
berjalan dengan lancar. Untuk pengambilan keputusan yang harus cepat dan
tidak ada waktu untuk menganalisis situasi atau peristiwa yang kita temui,
setidaknya persepsi dapat kita jadikan pegangan untuk sementara waktu.

9
Bab 3

Hasil Survey

 Total responden : 64 orang


 Jenis Kelamin : 42,2% pria, 57,8% wanita
 Usia : 98,4% 18-25 tahun, 1,6% di bawah 18 tahun
 100% Mahasiswa ITB

Kuesioner :
 Posisikan Anda seorang pemilik usaha emas. Lalu seorang berpenampilan
lusuh dan kumuh berniat membeli semua barang dagangan Anda. Apa yang
akan Anda lakukan?
1. Melayaninya dengan baik dan ramah
2. Tidak percaya dan mengusirnya

90% responden memilih melayani orang tersebut dengan baik dan ramah selayaknya
dia melayani pembeli lainnya
 Posisikan Anda berada di dalam angkot dengan 5 orang lainnya. Setelah
Anda keluar, handphone Anda hilang. Siapa orang yang paling Anda curigai?
1. Baju rapi orang kantoran

10
2. Nenek yang sudah jompo
3. Pelajar SD
4. Pengamen jalanan
5. Ustad

50,8% responden mencurigai pengamen jalanan

 Posisikan Anda seorang maba yang akan mengikuti gathering. Kursi


manakah yang akan Anda pilih untuk memulai pembicaraan dengan teman
baru mu?
1. Kursi dengan teman sebelah yang sederhana namun ramah
2. Kursi dengan teman sebelah yang modis namun sombong
3. Kursi dengan teman sebelah yang terlihat ansos dan pendiam

65,6% responden memilih untuk duduk di sebelah orang yang sederhana namun
ramah

11
Bab 4

Kesimpulan

Responden mengalami proses dalam persepsi sosial ketika dihadapkan dengan


pertanyaan. Pertama mereka mengenali tanda-tanda nonverbal yang dihadapi lalu
disimpulkan. Dalam memberi kesimpulan dan memilih jawaban, responden
dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti faktor situasi, dimana responden
mengelompokkan manusia berdasarkan latar belakang dan status nya dan juga faktor
dari penerima yang memahami orang lain berdasarkan informasi yang telah ia
pahami (pengamen identik dengan butuh uang dan kriminalitas, orang kantor identik
dengan kesuksesan, orang ramah cenderung terbuka akan teman baru, dll.). Adapun
persepsi sosial merupakan sesuatu yang tidak bisa kita hindari.

12
Daftar Pustaka

Hollenbeck & Wagner. 1995. Management of Organization Behaviour. New Jersey:


Michigan State University
Ekman, P. & Friesen, W.V. 1986. A New Pan-Cultural Facial Expression of
Empotion. Oregon: University of Oregon
Prawitasari, J. E. 1993. Kepekaan terhadap Komunikasi Nonverbal diantara
Masyarakat. Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM
Walgito, Bimo. 2003. Psikologi Sosial. ANDI: Yogyakarta
Kleinke, 1986; Baron & Byrne, 2003

13
Lampiran A: …

I
Lampiran B: …

II

Anda mungkin juga menyukai