Anda di halaman 1dari 224

         

   
                 
               
2
020
Korespondensi :
Sekretariat TPB/SDGs KLHK
Biro Perencanaan, Setjen KLHK - Gedung Manggala Wanabakti Blok 7 Lantai 2
Email : klhksekretariatsdgs@gmail.com
      
        


20 20

K E M E N T E R I A N L I N G K U N G A N H I D U P D A N K E H U TA N A N
Foto: Ksdae.menlhk.go.id
Kata Pengantar i

“ Kata
Pengantar
M E N T E R I L I N G K U N G A N H I D U P D A N K E H U TA N A N

M emasuki periode Rencana


Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) tahun
Pada periode pelaksanaan
Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) tahun
2020 - 2024 yang merupakan periode 2015 - 2019, Pemerintah Indonesia
akhir dari Rencana Jangka Panjang telah menyepakati TPB/SDGs sebagai
(RPJP) 2004 - 2024, Kementerian rencana aksi global hingga 15 tahun
Lingkungan Hidup dan Kehutanan ke depan (Agenda 2030). Artinya TPB/
(KLHK) tetap berkomitmen untuk SDGs akan tetap menjadi salah satu
menjadikan Tujuan Pembangunan pengarusutamaan (mainstreaming)
Berkelanjutan/ Sustainable pada RPJMN tahun 2020 - 2024 dan
Development Goals (SDGs) sebagai tahun 2025 - 2029.
arus-utama dalam pelaksanaan
seluruh Program dan Kegiatan.
ii

Foto: Dok. facebook KLHK

Pada periode awal SDGs ini, KLHK juga budaya di Indonesia. Visi KLHK adalah keadilan
telah memantapkan tujuan untuk memastikan global dimana kualitas lingkungan hidup dan
kondisi lingkungan berada pada toleransi yang kehutanan adalah kunci dari peningkatan
dibutuhkan untuk kehidupan manusia dan kesejahteraan sosial dan ekonomi di Indonesia.
sumberdaya berada pada rentang populasi Dengan sinkronisasi sektor lingkungan hidup dan
yang aman, serta secara paralel meningkatkan kehutanan terhadap TPB/SDGs, harapannya ialah
kemampuan sumberdaya alam untuk akan meningkatkan kontribusi terhadap agenda
memberikan sumbangan bagi perekonomian untuk mencapai visi global tersebut.
nasional. Berbagai target dan indikator yang sudah
Dokumen potret capaian SDGs KLHK dipersiapkan dan sejalan dengan TPB/SDGs
2015 - 2019 ini merupakan rangkuman diharapkan akan tetap digunakan dan
infografis beberapa pencapaian oleh program dan dianggarkan dalam perencanaan pembangunan
kegiatan lingkup KLHK dalam upaya kontribusi nasional berikutnya. Proses yang dibangun secara
memantapkan pencapaian SDGs secara Nasional. simultan dan melibatkan berbagai stakeholder
Dokumen ini bisa menjadi titik tolah ini tidak semata-mata untuk kepentingan internal
keberlanjutan pelaksaaan SDGs dari 2015 - 2019 KLHK saja, melainkan turut melengkapi upaya
ke periode 2020 - 2024. Penyempurnaan berupa pencapaian TPB/SDGs secara nasional hingga
corrective action akan dilakukan sejalan dengan 2030. Tentunya masih perlu penyempurnaan
pelaksanaan program dan kegiatan. dalam proses perjalanannya. Mengingat berbagai
KLHK sepenuhnya mendukung setiap permasalahan lingkungan hidup dan kehutanan
upaya pencapaian target dan indikator TPB/SDGs tidak terlepas dari berbagai dinamika baik internal
yang sesuai dengan lanskap ekologi, sosial dan maupun eksternal.
Kata Pengantar iii

KLHK terus memberikan


keyakinan terhadap publik bahwa
urgensi sektor lingkungan hidup dan
kehutanan memang harus
diperjuangkan untuk kepentingan
publik dan politik. Tujuannya adalah
seluruh stakeholders di Indonesia
memandang lingkungan hidup yang
baik bukan hanya sekedar prasyarat,
dan hutan bukan hanya sekedar
komunitas pohon, melainkan juga
seluruh nilai-nilai yang diberikan
olehnya.

Foto: Dok. facebook KLHK


Kata Pengantar iv

Puji syukur kehadirat Tuhan YME, atas berkat


rahmat-Nya dokumen potret capaian SDGs 2015 -
2019 ini dapat disusun sebagai bagian dari publikasi
kegiatan dalam program yang dilakukan lingkup KLHK
untuk mendukung pencapaian TPB/SDGs di Indonesia.
Terimakasih kepada Koordinator (Sekretaris Jenderal),
Ketua Tim Pelaksana TPB/SDGs (Kepala Badan Litbang
dan Inovasi), Wakil Ketua (SAM Hubungan Antar
Lembaga Pusat dan Daerah), Sekretaris, Kelompok
Kerja dan Sekretariat TPB/SDGs di KLHK, yang telah
membangun kesepahaman bersama tentang upaya
pencapaian TPB/SDGs di KLHK.

Jakarta, Mei 2020

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan


Republik Indonesia

Dr. Ir. Siti Nurbaya, M.Sc


Daftar Isi v

Foto: Dok. facebook KLHK


Daftar Isi vi



Kata Pengantar ............................................................................................................................... 


Daftar Isi ............................................................................................................................................ 
Bab 1. Pendahuluan ..................................................................................................................... 
1.1. Periode Awal TPB/SDGs KLHK .................................................................................. 
1.2. Gambaran Kontribusi TPB/SDGs KLHK ................................................................. 
Bab 2. Potret TPB/SDGs KLHK ................................................................................................... 
2.1. Ditjen Konservasi Sumberdaya Alam dan Ekosistem ..................................... 
2.2. Ditjen Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung .................. 
2.3. Ditjen Pengelolaan Hutan Produksi Lestari ....................................................... 
2.4. Ditjen Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan................................... 
2.5. Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia ............... 
2.6. Ditjen Pengendalian Perubahan Iklim ................................................................ 
2.7. Ditjen Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan ................. 
2.8. Badan Penelitian, Pengembangan, dan Inovasi .............................................. 
2.9. Ditjen Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan ......................................... 
2.10. Ditjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan .............. 
2.11. Ditjen Pengelolaan Sampah, Limbah dan, B3 ................................................ 
2.12. Inspektorat Jenderal ................................................................................................  
2.13. Sekretariat Jenderal ................................................................................................. 
Bab 3. Nexus Goal TPB/SDGs KLHK ....................................................................................... 
Bab 4. Penutup ............................................................................................................................. 
Lampiran ........................................................................................................................................ 
Bab 1.
Pendahuluan
Taman Nasinal Sebangau
Foto oleh: Ismin Ikhwanur
Pendahuluan 2

1.1 Periode Awal TPB/


SDGs KLHK
Bersamaan dengan Periode inklusif dan terlaksananya tata kelola yang
Pembangunan Jangka Menengah tahun mampu menjaga peningkatan kualitas
2015 - 2019, Indonesia telah kehidupan dari satu generasi ke generasi
menyepakati Tujuan Pembangunan berikutnya. TPB/SDGs merupakan
Berkelanjutan (TPB)/ Sustainable kesatuan antara dimensi pembangunan
Development Goals (SDGs) sebagai sosial, ekonomi dan lingkungan yang
rencana aksi global hingga 15 tahun ke komprehensif serta saling terkait.
depan (Agenda 2030). Artinya TPB/SDGs Kemajuan pada satu dimensi
akan menjadi salah satu pengarus pembangunan memerlukan keterlibatan
utamaan (mainstreaming) dalam Rencana aktif dari dimensi pembangunan lainnya.
Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) tahun 2020 - 2024 dan Prinsip-prinsip dasar dalam TPB/SDGs
tahun 2025 – 2030. diantaranya ialah People (manusia), Planet
(planet), Prosperity (kesejahteraan), Peace
TPB/SDGs) bertujuan untuk menjaga (perdamaian) dan Partnership (kemitraan).
peningkatan kesejahteraan ekonomi TPB/SDGs memuat 17 Tujuan dan 169
masyarakat secara berkesinambungan, Target yang merupakan kesatuan antara
menjaga keberlanjutan kehidupan sosial dimensi pembangunan sosial, ekonomi
masyarakat, menjaga kualitas lingkungan dan lingkungan yang komprehensif serta
hidup serta pembangunan yang saling terkait.

People Peace
End proverty and hunger Foster peaceful, just and
in all forms and ensure inclusive societies
dignity and equality

Planet Prosperity Partnership


Protect our planet’s natural Ensure prosperous Implement the agenda
resources and climate for and fulfilling lives in through a solid global
future generations harmony with nature partnership
Pendahuluan 3




Menguatkan Mengakhiri
Sarana Kemiskinan
Menguatkan Masyarakat yang Pelaksanaan dan dalam Segala Menghilangkan Kelaparan,
Inklusif dan Damai untuk Merevitalisasi Bentuk Mencapai Ketahanan
Pembangunan Berkelanjutan, Kemitraan Dimanapun Pangan dan Gizi yang Baik,
Menyediakan Akses Keadilan Global untuk serta Meningkatkan
untuk Semua, dan Membangunan Pembangunan Pertanian Berkelanjutan
Kelembagaan yang Efektif, Berkelanjutan
Akuntabel, dan Inklusif
di Semua Tingkatan Menjamin Kehidupan
yang Sehat dan Meningkatkan
Kesejahteraan Seluruh
Melindungi, Merestorasi dan Penduduk Semua Usia
Meningkatkan Pemanfaatan
Berkelanjutan Ekosistem Daratan,
Mengelola Hutan secara Lestari, Menjamin Kualitas
Menghentikan Penggurunan, Pendidikan yang
Memulihkan Degradasi Lahan, Inklusif dan Merata
serta Menghentikan Kehilangan serta Meningkatkan
Keanekaragaman Hayati Kesempatan Belajar
Sepanjang Hayat
untuk Semua
Melestarikan dan
Memanfaatkan secara
Mencapai Kesetaraan
Berkelanjutan Sumber Daya
Gender dan
Kelautan dan Samudera
Memberdayakan
untuk Pembangunan
Kaum Perempuan
Berkelanjutan

Menjamin Ketersediaan
Mengambil Tindakan
serta Pengelolaan Air
Cepat untuk Mengatasi
Bersih dan Sanitasi yang
Perubahan Iklim dan
Berkelanjutan untuk
Dampaknya
Semua

Menjamin Pola Produksi


Menjamin Akses Energi
dan Konsumsi yang
yang Terjangkau, Andal,
Berkelanjutan
Berkelanjutan dan
Modern untuk Semua
Menjadikan Kota dan
Pemukiman Inklusif,
Aman, Tangguh Meningkatkan Pertumbuhan
dan Berkelanjutan Ekonomi yang Inklusif dan
Membangun Infrastruktur Berkelanjutan, Kesempatan
yang Tangguh, Kerja yang Produktif dan
Mengurangi Kesenjangan Meningkatkan Industri Menyeluruh, serta Pekerjaan
Intra- dan Antarnegara Inklusif dan Berkelanjutan, yang Layak untuk Semua
serta Mendorong Inovasi
Pendahuluan 4



   

Pilar Pembangunan Sosial Pilar Pembangunan Ekonomi


5 Goal, 47 Target, 77 Indikator 5 Goal, 54 Target, 71 Indikator

Goal 1: Tanpa Goal 7: Energi Bersih


Kemiskinan & Terjangkau

Goal 2: Tanpa Goal 8: Pekerjaan Layak


Kelaparan & Pertumbuhan Ekonomi

Goal 3: Kehidupan Goal 9: Industri, Inovasi,


Sehat & Sejahtera Infrastruktur

Goal 4: Pendidikan Goal 10: Berkurangnya


Berkualitas Kesenjangan

Goal 5: Kesetaraan Goal 17: Kemitraan


Gender Untuk Mencapai Tujuan

Dalam periode awal TPB/SDGs, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) telah
memantapkan tujuan untuk memastikan kondisi lingkungan berada pada toleransi yang dibutuhkan
untuk kehidupan manusia dan sumberdaya berada pada rentang populasi yang aman, serta secara
paralel meningkatkan kemampuan sumberdaya alam untuk memberikan sumbangan bagi
perekonomian nasional.
Pendahuluan 5

Pilar Pembangunan Pilar Pembangunan Hukum &


Lingkungan Tata Kelola
6 Goal, 56 Target, 70 Indikator 1 Goal, 12 Target, 23 Indikator

Goal 6: Air Bersih Goal 16: Perdamaian,


& Sanitasi Layak Keadilan & Kelembagaan
yang Tangguh

Goal 11: Kota &


Pemukiman Berkelanjutan

Goal 12: Konsumsi, Produksi


Bertanggung Jawab

Goal 13: Penanganan


Perubahan Iklim

Goal 14: Ekosistem


Lautan

Goal 15: Ekosistem


Daratan

Untuk mencapai tujuan tersebut, peran utama


yang diusung oleh KLHK adalah : (1) Menjaga kualitas
lingkungan hidup yang memberikan daya dukung,
pengendalian pencemaran, pengelolaan DAS,
keanekaragaman hayati serta pengendalian perubahan
iklim; (2) Menjaga luasan dan fungsi hutan untuk
menopang kehidupan, menyediakan hutan untuk
kegiatan sosial, ekonomi rakyat, dan menjaga jumlah dan
jenis flora dan fauna serta endangered species; (3)
Memelihara kualitas lingkungan hidup, menjaga hutan,
dan merawat keseimbangan ekosistem dan keberadaan
sumberdaya.
Pendahuluan 6






Identifikasi awal Indikator Kinerja


dalam Renstra KLHK yang sama
dengan Indikator SDGs



- Indonesia Voluntary National Review


2017 oleh Sekretariat Nasional SDGs
 - Analisis kontribusi Program/ kegiatan
lingkup KLHK terhadap pencapaian
 TPB/SDGs

- Penyelarasan program/Kegiatan
dengan Target SDGs
- Serial Diskusi SDGs bersama Setiap 
Program Eselon I (Target dan Capaian) 

- Pembentukan Tim Pelaksana dan


 Pokja SDGs KLHK
- Penyusunan Peta Jalan SDGs

lingkup KLHK

- Turut serta dalam DELRI untuk


APFSD di Bangkok, Thailand 
- Turut serta dalam penyusunan
dokumen VNR Indonesia untuk

HLPF New York 2019
- Integrasi SDGs dengan Renstra
Teknokratik KLHK 2020 – 2024
- Sosialisasi TPB/SDGs ke Satker
 di Daerah
 - Keikutsertaan delegasi KLHK
dalam berbagai seminar/konfresni
- Diskusi SDGs Internal KLHK SDGs baik Nasional dan Internasional
- Penyusunan SDGs - Identifikasi Capaian Kerjasama
- Sosialisasi SDGs Internasional di KLHK terkait dengan
- Pengintegrasian SDGs dalam Goal SDGs (Biro KLN)
Renstra 2020 - 2024
Pendahuluan 7

TPB/SDGs pada dasarnya adalah dokumen ditempuh secara nasional, KLHK telah
yang memuat tujuan dan sasaran global tahun membentuk Tim Pelaksana, Kelompok Kerja,
2016 sampai tahun 2030. Secara nasional, dan Tim Pakar TPB/SDGs melalui Surat
langkah yang telah ditempuh Pemerintah Keputusan Menteri LHK Nomor SK.346/
antara lain: (i) Melakukan pemetaan antara MenLHK/Setjen/ Set.1/8/2018 tentang
tujuan dan target SDGs dengan prioritas Pembentukan Tim Pelaksana, Kelompok Kerja
pembangunan nasional, (ii) Melakukan dan Tim Pakar TPB/SDGs tahun 2017 - 2019 di
pemetaan ketersediaan data dan indikator KLHK.
SDGs pada setiap target dan tujuan termasuk
indikator proksi, (iii) Melakukan penyusunan Pada periode awal TPB/SDGs, untuk tujuan
definisi operasional untuk setiap indikator pendokumentasian kontribusi KLHK dan
SDGs, (iv) Menyusun Peraturan Presiden terkait arahan strategis terhadap pencapaian
dengan pelaksanaan tujuan pembangunan TPB/SDGs hingga tahun 2030, telah disusun
berkelanjutan, (v) Menyusun Rencana Aksi dokumen peta jalan TPB/SDGs di KLHK.
Nasional, Rencana Aksi Daerah dan Peta Jalan Dokumen ini memuat target dan indikator
Nasional terkait dengan implementasi SDGs kinerja yang telah tercantum dalam
di Indonesia. Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2017
tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan
Dalam rangka lebih memantapkan Pembangunan Berkelanjutan; Rencana Aksi
mainstreaming TPB/SDGs di Kementerian Nasional (RAN) TPB/SDGs sesuai Permen PPN/
Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Bappenas Nomor 7 Tahun 2018; serta
merujuk pada prinsip no-one left behind dan gambaran kontribusi KLHK dalam pencapaian
berbagai upaya serta langkah yang telah setiap goals dalam TPB/SDGs.
Pendahuluan 8

Foto: Dok. TN Babul


Pendahuluan 9

1.2 Gambaran Kontribusi






Tentang pelaksanaan pencapaian tujuan pembangungan berkelanjutan. Menyusun Peta Jalan


Nasional hingga 2030, Rencana Aksi Nasional (periode RPJMN), Rencana Aksi Daerah.
KLHK berperan dalam 9 Goal, yaitu:

 
 
Tentang koordinasi, perencanaan, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tujuan
pembangunan berkelanjutan.

  
Tentang tim pelaksana, kelompok kerja, dan tim pakar tujuan pembangunan berkelanjutan
tahun 2017-2019.
KLHK berperan dalam 7 Goal, yaitu:

  
Pembentukan tim pelaksana, kelompok kerja, dan tim pakar TPB/SDGs tahun 2017-2019
di LHK. KLHK berperan dalam 17 Goal Peta Jalan TPB/SDGs KLHK.
Pendahuluan 10

Dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 59 Bersih dan Sanitasi Layak; Goal 9. Industri, Inovasi
Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Pencapaian dan Infrasruktur; Goal 11. Kota dan Permukiman
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, KLHK Berkelanjutan; Goal 12. Konsumsi dan Produksi
diindikasikan berperan dalam pencapaian 9 dari Yang Bertanggungjawab; Goal 13. Penanganan
17 goals, yaitu : Goal 2. Tanpa kelaparan; Goal 3. Perubahan Iklim; dan Goal 15 Ekosistem Daratan.
Kehidupan sehat dan sejahtera; Goal 6. Air bersih KLHK merupakan pengampu utama dalam
dan sanitasi yang layak; Goal 8. Pekerjaan Layak pencapaian goal 12, 13, dan 15 dalam RAN TPB/
dan Pertumbuhan Ekonomi; Goal 9. Industri, SDGs dan juga sebagai co-pengampu untuk goal 6
Inovasi dan Infrastruktur; Goal 11. Kota dan dan 11.
pemukiman yang berkelanjutan; Goal 12.
Konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab; Berdasarkan identifikasi awal yang dilakukan
Goal 13. Penanangan perubahan iklim; Goal 14. terhadap target global yang ada pada setiap goals
Ekosistem lautan dan Goal 15. Ekosistem daratan. TPB/SDGs, telah dipetakan sinergisitasoutput
setiap program KLHK dalam mendukung baik
Selanjutnya dalam dokumen Rencana Aksi secara langsung maupun tidak langsung terhadap
Nasional TPB/SDGs 2015-2019, lampiran Peraturan pencapaian target global tersebut. Pelaksanaan
Kepala Bappenas Nomor 7 tahun 2018, TPB/SDGs di KLHK pada prinsipnya ialah upaya
dicantumkan bahwa beberapa indikator kegiatan pencapaian kinerja dari seluruh program yang ada,
KLHK masuk ke dalam 7 goals. diantaranya pada karena nilai yang diusung dalam pembangunan
Goal 3. Kehidupan Sehat dan Sejahtera; Goal 6. Air LHK ialah pembangunan berkelanjutan.

RELEVANSI PROGRAM KLHK DENGAN TARGET TPB/SDGS


Visualisasi Kerja
PEMBANGUNAN LHK
Pendahuluan 12

SECARA RINGKAS
Kontribusi program lingkup KLHK dapat diuraikan pada seluruh goals TPB/SDGs (agenda 2030)
dengan rincian sebagai berikut :

Kontribusi KLHK utamanya ditunjukkan melalui output kegiatan pemberian akses


perhutanan sosial, pengembangan kelompok tani hutan mandiri, peningkatan penyuluh,
dan pembinaan desa penyangga kawasan hutan konservasi.

Kontribusi KLHK utamanya ditunjukkan melalui output kegiatan agroforestri,


penggunaan kawasan hutan, dan pelepasan untuh Tanah Objek Reforma Agraria (TORA).

Kontribusi KLHK utamanya ditunjukkan melalui output kegiatan pengelolaan sampah


dan limbah B3 khususnya limbah medis dan Merkuri serta restorasi ekosistem sebagai
langkah preventif penyebaran penyakit tropis terabaikan.

Kontribusi KLHK utamanya ditunjukkan melalui output kegiatan penyelenggaran


Sekolah Menegah Kejuruan Kehutanan serta kegiatan penelitian dan pengembangan
dalam upaya menciptakan lingkungan sekolah yang bebas polusi air, udara dan
kebisingan.

Kontribusi KLHK utamanya ditunjukkan melalui output kegiatan koordinasi perencanaan


dan penganggaran yang responsif gender termasuk Integrasi isu gender serta
peningkatan akses/ peran perempuan dalam setiap kegiatan lingkup KLHK hingga
di tingkat tapak.

Kontribusi KLHK utamanya ditunjukkan melalui output kegiatan pemantauan kualitas air,
pengendalian pencemaran air, rehabilitasi lahan kritis di dalam area DAS baik secara sipil
teknis maupun secara vegetatif, Peningkatan tutupan lahan berhutan di Daerah
Tangkapan Air dan pemeliharaan mata air, serta penegakan hukum terhadap kasus
pencemaran air.

Kontribusi KLHK utamanya ditunjukkan melalui output kegiatan terkait rehabilitasi


Daerah Tangkapan Air untuk panas bumi, izin jasa lingkungan panas bumi,
pengembangan hutan tanaman energi, penelitian dan pengembangan sumber energi
terbarukan, penggunaan kawasan hutan untuk pertambangan, serta pelayanan izin
lingkungan terkait energi.

Kontribusi KLHK utamanya ditunjukkan melalui output kegiatan pengusahaan hutan


produksi oleh korporasi baik pada hutan alam maupun hutan tanaman, pengusahaan
hutan oleh masyarakat, penyaluran dana bergulir, usaha perdagangan TSL, jasa
lingkungan air dan ekowisata.
Pendahuluan 13

Kontribusi KLHK utamanya ditunjukkan melalui output kegiatan pelayanan izin lingkungan
serta penggunaan kawasan hutan untuk pembangunan infrastruktur nasional, penelitain
pengmbangan dan inovasi LHK di berbagai daerah

Kontribusi KLHK utamanya ditunjukkan melalui output kegiatan dalam perhutanan sosial
dan peningkatan kualitas pendamping masyarakat, koperasi dan kelompok tani hutan

Kontribusi KLHK utamanya ditunjukkan melalui output kegiatan pengelolaan sampah


di perkotaan, pengendalian pencemaran udara, penyediaan bibit untuk penghijauan dan
pembangunan hutan kota, serta pengelolaan Taman Nasional yang menjadi
warisan alam dunia.

Kontribusi KLHK utamanya ditunjukkan melalui output kegiatan pelayanan terkait


standardisasi lingkungan dan rencana aksi Konsumsi dan Produksi yang Berkelanjutan
di Indonesia, layanan dan pendampingan sertifikasi mutu usaha yang ramah lingkungan,
Penciptaan kader lingkungan dan kehutanan, pendidikan gaya hidup ramah lingkungan,
penyusunan standar kualitas fasilitas publik, mendorong penerapan ekolabel pengadaan
barang dan jasa, verifikasi legalitas kayu dan lain sebagainya.

Kontribusi KLHK utamanya ditunjukkan melalui output kegiatan pengembangan sistem


monitoring, reporting dan verifikasi penyelenggaran RAN-GRK, pengendalian perubahan
iklim, mitigasi dan adaptasi, Penurunan Emisi Nasional sektor LULUCF (Land Use and Land
Use Land Cover Change of Forest), pengembangan kampung iklim serta pengendalian
kebakaran hutan dan lahan, terutama pada kawasan hidrologis gambut.

Kontribusi KLHK utamanya ditunjukkan melalui output kegiatan pengendalian pencemaran,


pengendalian sampah plastik, penegakan hukum terkait illegal dumping serta pengelolaan
Taman Nasional berupa kawasan konservasi perairan.

Kontribusi KLHK utamanya ditunjukkan melalui output kegiatan pengelolaan hutan


konservasi, hutan lindung dan hutan produksi melalui operasionalisasi KPH (Kesatuan
Pengelolaan Hutan), rehabilitasi hutan dan lahan kritis baik secara vegetatif maupun teknis,
penyediaan benih dan bibit, pengelolaan kawasan hutan dengan tujuan khusus, penelitian
dan pengembangan, rehabilitasi lahan akses terbuka, restorasi ekosistem, restorasi kawasan
Hidrologis Gambut, pengembangan hutan rakyat, pengukuran indeks kulaitas tutupan
lahan berhutan, penegakan hukum terkait kasus illegal logging, kasus perambahan kawasan
hutan, dan kasus perburuaan/perdagangan illegal Tumuhan dan Satwa Liar serta
peningkatan populasi spesies terancam punah dan konservasi sumberdaya genetik.

Kontribusi KLHK utamanya ditunjukkan melalui output kegiatan pengawasan internal,


penanganan konflik tenurial, serta layanan dukungan manajemen seperti kegiatan layanan
perizinan yang terpadu, peningkatan reformasi birokrasi, layanan kehumasan, layanan
perencanaan dan penganggaran, layanan pengendalian pembangunan di 6 ekoregion
di Indonesia, dan lain-lain.

Kontribusi KLHK utamanya ditunjukkan kegiatan koordinasi kerjasama dalam negeri dan
kerjasama luar negeri dalam rangka filling the gap upaya pencapaian sasaran strategis
pembangunan lingkungan hidup dan kehutanan.
Berbagai output kegiatan lingkup KLHK yang
berkontribusi terhadap pencapaian seluruh goals
dalam TPB/SDGs diharapkan tetap dilanjutkan dan
atau dikembangkan pada RPJMN berikutnya hingga
2030. Dengan berpijak pada target capaian
kinerja KLHK yang berkontribusi pada pencapaian
TPB/SDGs hingga tahun 2019, maka skenario
tindak lanjut pelaksanaan TPB/SDGs di KLHK hingga
tahun 2030 juga akan disusun sejalan dengan
pelaksanaan periode pemerintahan 2020 - 2024
dan 2025 - 2029.
M E N T E R I L I N G K U N G A N H I D U P D A N K E H U TA N A N

Dr. Ir. Siti Nurbaya, M.Sc

Foto: Dok. facebook KLHK


Pendahuluan 16

KEGIATAN VIRTUAL MEETING


YANG DILAKUKAN TIM PELAKSANA TPB/SDGS
LINGKUP KLHK DI MASA PANDEMI COVID-19
Pendahuluan 17

Foto: Dok. facebook KLHK


Bab 2.
Potret TPB/
SDGs KLHK
Foto: Dok. facebook KLHK



 
Direktorat Jenderal
Konservasi Sumberdaya Alam dan Ekosistem

Kontribusi pada Goal TPB/SDGs


Ditjen Konservasi Sumberdaya Alam dan Ekosistem 21



Jumlah Luas
 

 

No Fungi Jumlah KK Luas (Ha) %


1. TN 54 16.224.801,17 59,79
2. CA 212 4.179.453,69 15,40
3. SM 79 4.988.843,13 18,38
4. KSA/ KPA 31 373.396,31 1,38
5. TWA 133 825.526,10 3,04
6. TB 11 171.250,00 0,63
7. THR 34 371.124,39 1,36
Total 554 27.134.394,79 100

Data : Ditjen Konservasi Sumberdaya Alam dan Ekosistem pada Virtual Meeting 12 - 19 Mei 2020
Ditjen Konservasi Sumberdaya Alam dan Ekosistem 22

Kontribusi Goal 15


Persetase populasi 25 spesies satwa terancam punah prioritas sesuai The IUCN Red list of Threatened Species
Target Capaian Capaian Capaian Capaian Capaian Total

        


   

Th. 2015 Th. 2016 Th. 2017 Th. 2018 Th. 2019


Jumlah Prior Informed Consent (PIC) pemanfaatan sumberdaya genetik yang diterbitkan
Target (PIC) Capaian Capaian Capaian Capaian Capaian Total

   
 

Th. 2015 Th. 2016 Th. 2017 Th. 2018 Th. 2019


Jumlah sistem basis data balai kliring akses dan pembagian keuntungan pemanfaatan sumberdaya genetik
di tingkat nasional yang terbentuk dan beroperasi
Target (Unit) Capaian Capaian Capaian Capaian Capaian Total

      

Th. 2015 Th. 2016 Th. 2017 Th. 2018 Th. 2019

 
Jumlah penambahan jenis satwa liar dan tumbuhan alam yang dikembangbiakkan pada lembaga konservasi
Target (Spesies) Capaian Capaian Capaian Capaian Capaian Total


 

Th. 2015 Th. 2016 Th. 2017 Th. 2018 Th. 2019

Data : Ditjen Konservasi Sumberdaya Alam dan Ekosistem pada Virtual Meeting 12 - 19 Mei 2020
Ditjen Konservasi Sumberdaya Alam dan Ekosistem 23

 
Jumlah rencana aksi pengembangan pengelolaan kawasan ekosistem esensial yang disusun/direviu
Target (Dokumen) Capaian Capaian Capaian Capaian Capaian Total


     

Th. 2015 Th. 2016 Th. 2017 Th. 2018 Th. 2019

  
Sebanyak 132 unit atau KPHK yang terbentuk
24,83% belum memiliki dan beroperasi
baseline nilai karena belum
pernah dilakukan penilaian,
terdapat kawasan yang 
belum memiliki fungsi Peningkatan spesies
 yang jelas (KSA/KPA) terancam punah pada
Tidak semua kawasan titik survey monitoring
clear and clean sehingga yang dipantau selama
membutuhkan penangan 5 tahun
PE yang bervariasi,
minimnya regulasi/aturan/
NSPK pemulihan ekosistem
di tingkat tapak dengan
karakteristik ekologi
kawasan yang sangat,
dan anggaran pelaksanaan
PE sebagian UPT masih  
terbatas Penetapan kawasan
ekosistem esensial
ditetapkan menjelang
akhir tahun anggaran
berjalan, sehingga
penyusunan rencana
 aksi tidak dapat
Jumlah Prior Informed dilaksanakan pada
Consent (PIC) pemanfaatan tahun yang sama
sumberdaya genetik dengan penetapan.
yang diterbitkan selama
5 tahun sejumlah 63 PIC
 
 penambahan jenis satwa
liar dan tumbuhan alam
1 sistem basis data balai
yang dikembangbiakkan
kliring keanekaragaman
pada lembaga konservasi
hayati
sebanyak 24 spesies
selama 5 tahun

Data : Ditjen Konservasi Sumberdaya Alam dan Ekosistem pada Virtual Meeting 12 - 19 Mei 2020
Ditjen Konservasi Sumberdaya Alam dan Ekosistem 24


Mengakhiri epidemi AIDS, tuberkulosis, malaria, dan penyakit tropis yang terabaikan, dan
memerangi hepatitis, penyakit bersumber air, serta penyakit menular lainnya

Target  Target  Target 

Intervensi metode Restorasi ekosistem Pengamanan kawasan


agroengineering untuk pengendalian TN Lore Lindu 
di daerah buffer penyebaran keong
TN Lore Lindu di TN Lore Lindu 
Realisasi* Realisasi* Realisasi*
  

 
 


Bentuk kegiatan adalah pemulihan eksosistem kawasan TN Lore Lindu, penyadartahuan tentang bahaya
Schistosomiasis dalam rangka mendukung Prioritas Nasiona Kesehatan pada Tahun 2018. Kendala
realisasi dan capaian terhambat akibat bencana (Gempa Bumi di Palu) sehingga realisasi tidak optimal
(LKj BBTN Lore Lindu, 2018).

Pada Renstra 2020-2024 Dukungan terhadap Output Kegiatan tersebut masuk dalam
komponen Pemulihan Eksosistem secara umum.


Jumlah kawasan konservasi yang ditingkatkan efektivitas
pengelolaannya hingga memperoleh nilai indeks METT
TAMAN NASIONAL YANG minimal 70%
MENJADI WORLD HERITAGE Target:  Realisasi: 
 
 


Ka. BTN Komodo Ka. BBTN Gunung Leuser Ka. BTN Sembilang
  

Ka. BTN Ujung Kulon Ka. BBTN Kerinci Seblat Ka. BTN Lorentz
  

Data : Ditjen Konservasi Sumberdaya Alam dan Ekosistem pada Virtual Meeting 12 - 19 Mei 2020
Ditjen Konservasi Sumberdaya Alam dan Ekosistem 25


CAPAIAN HINGGA 2019

Jumlah kunjungan wisata ke kawasan konservasi minimal sebanyak 1,5 juta orang wisatawan mancanegara

Target 2015 2016 2017 2018 2019 Total

1.500.000 210.136 481.518 414.989 486.240 466.460 2.059.343


Orang Orang Orang Orang Orang Orang Orang

Jumlah kunjungan wisata ke kawasan konservasi minimal sebanyak 20 juta orang wisatawan nusantara

Target 2015 2016 2017 2018 2019 Total

20.000.000 4.038.070 7.698.550 5.753.868 6.919.108 7.464.028 31.873.624


Orang Orang Orang Orang Orang Orang Orang

Jumlah sertifikasi penangkar yang melakukan peredaran satwa liar dan tumbuhan alam ke luar negeri
sebanyak 50 Unit

Target 2015 2016 2017 2018 2019 Total

50 Unit 11 Unit 9 Unit 3 Unit 51 Unit 5 Unit 79 Unit

Nilai ekspor pemanfaatan satwa liar dan tumbuhan alam serta bioprospecting sebesar Rp 25 Trilyun

Target 2015 2016 2017 2018 2019 Total

25 5,31 6,55 8,26 13,16 13,16 43,315


Trilyun Trilyun Trilyun Trilyun Trilyun Trilyun Trilyun

Besaran PNBP dari hasil pemanfaatan satwa liar dan tumbuhan alam sebesar Rp 50 M

Target 2015 2016 2017 2018 2019 Total

50 14,76 15,51 24,68 22,05 22,89 99,90


Milyar Milyar Milyar Milyar Milyar Milyar Milyar

Data : Ditjen Konservasi Sumberdaya Alam dan Ekosistem pada Virtual Meeting 12 - 19 Mei 2020
Ditjen Konservasi Sumberdaya Alam dan Ekosistem 26

Target
 77 Desa
Jumlah desa di daerah penyangga kawasan
konservasi yang dibina sebanyak 77 Desa Realisasi*
378 Desa

Target
 100.000 Ha
Luas Kawasan Hutan Konservasi pada zona Realisasi*
tradisional yang dikelola melalui kemitraan
dengan masyarakat seluas 100,000 Ha
592.889, 67 Ha

Target
 25 Unit
Jumlah pemanfaatan jasa lingkungan air yang
beroperasi di kawasan konservasi bertambah Realisasi*
sebanyak 25 Unit 150 Unit

 Target
5 Unit
Jumlah kemitraan pemanfaatan jasa
lingkungan panas bumi yang beroperasi Realisasi*
di kawasan konservasi sebanyak minimal 5 unit
4 Unit

Target
Jumlah pemanfaatan energi air dari kawasan
konservasi untuk keperluan mini/micro hydro
50 Unit
power plant bertambah sebanyak minimal Realisasi*
50 unit
59 Unit
Keterangan: Target Realisasi

(*Data hingga tahun 2019)

*Terdapat 1 (satu) lokasi target pencapaian kinerja yang belum tercapai yaitu kawasan
TWA Gunung Ambang masuk WKP Kotamobagu terdapat potensi Panas Bumi sekitar
225 MW karena prakondisi yang belum siap dan tarif iuran dan pungutan atas
pemanfaatan panas bumi di Taman Nasional, Taman Hutan Raya dan Taman Wisata
Alam belum diatur

Data : Ditjen Konservasi Sumberdaya Alam dan Ekosistem pada Virtual Meeting 12 - 19 Mei 2020
Ditjen Konservasi Sumberdaya Alam dan Ekosistem 27



JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN DI TAMAN NASIONAL PERAIRAN HINGGA TAHUN 2019


Lokasi Nusantara Mancanegara Total
1. TN Komodo 236.928 563.062 799.990
2. TN Bunaken 149.753 55.506 205.259
3. TN Karimun Jawa 123.961 16.204 140.165
4. TN Kep. Seribu 117.618 12.568 120.098
5. TN Taka Bonerate 21.201 9.795 22.659
6. TN Teluk Cendrawasih 6.774 7.005 19.342
7. TN Wakatobi 2.671 2.480 12.466
8. TN Kep. Togean 2.005 1.458 9.010
Jumlah 660.911 668.078 1.328.989

Data : Ditjen Konservasi Sumberdaya Alam dan Ekosistem pada Virtual Meeting 12 - 19 Mei 2020
Ditjen Konservasi Sumberdaya Alam dan Ekosistem 28


Berdasarkan Gender Lingkup Ditjen Ksdae. Data hingga tahun 2019



Direktorat Jumlah Pegawai ASN


Jenderal Ditjen KSDAE
Sekretariat Direktorat 
Jenderal
L : 72 Org
P: 50 Org

Direktorat Direktorat Direktorat Direktorat Bina


Direktorat
Pemolaan Konservasi Pemanfaatan Pengelolaan
Kawasan
dan Informasi Keanekaragaman Jasa Lingkungan Ekosistem
Konservasi
Konservasi Alam Hayati Hutan Konservasi Esensial
L : 29 Org
L : 20 Org L : 33 Org L : 27 Org L : 16 Org
P : 20 Org
P : 32 Org P : 28 Org P : 30 Org P : 17 Org



No Jabatan Jumlah Laki-Laki Jumlah Perempuan Total


1 Analis Kepegawaian 6 2 8
2 Penyuluh Kehutanan 163 144 307
3 Pengelola Pengadaan 25 3 28
4 Pengendali Ekosistem Hutan 787 336 1123
5 Pranata Komputer 8 8 16
6 Polisi Hutan 2062 138 2220
7 Arsiparis 5 9 14
8 Perencana 3 1 4
9 Penggerak Swadaya Masyarakat 3 4 7

Data : Ditjen Konservasi Sumberdaya Alam dan Ekosistem pada Virtual Meeting 12 - 19 Mei 2020
Ditjen Konservasi Sumberdaya Alam dan Ekosistem 29


 

Laki-laki Perempuan   



   
Umur

 25 - 34 

 35 - 49 
 50 - 59 

 25 - 34 

 35 - 49 
 50 - 59 


 

 
S3
 
 
S2
 

 
S1/D4
 
 
D3
 
 
SLTP/ D1/ D2
 

 
SD
 

Laki-laki Perempuan

Data : Ditjen Konservasi Sumberdaya Alam dan Ekosistem pada Virtual Meeting 12 - 19 Mei 2020


 
Direktorat Jenderal
Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung

Kontribusi pada Goal TPB/SDGs


Ditjen Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung 31



Upaya peningkatan kualitas air danau telah dilakukan pada 15 DAS prioritas sampai
dengan tahun 2019, baik melalui perencanaan, penguatan kelembagaan, serta
intervensi fisik di lapangan.

Tersedia dokumen Rencana Pengelolaan Danau di 15 Danau Prioritas yang di


tandatangani oleh Gubernur atau Bupati yang digunakan sebagai acuan bersama
dalam mengelola danau secara berkelanjutan.

Komitmen Indonesia terlibat aktif dalam pengelolaan danau secara global dan
peningkatan kerjasama bilateral maupun multilateral untuk menyelamatkan
danau-danau di Indonesia.

Intervensi langsung melalui kegiatan rehabilitasi di DTA danau untuk mengurangi


sedimentasi yang masuk ke danau.

Fasilitasi sarpras untuk mengatasi permasalahan gulma air dan alternatif alih usaha
kegiatan masyarakat ramah lingkungan


Rencana Pengelolaan DAS Terpadu (RPDAST) ke dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)

Internalisasi RPDAST ke dalam RTRW bertujuan untuk meningkatkan pemahaman


para pihak tentang RPDAST dan sebagai acuan dalam implementasi pengelolaan
DAS.
Sampai dengan tahun 2019 telah dilaksanakan internalisasi RPDAST ke dalam
RTRW sebanyak 108 DAS sesuai dengan target yang ditetapkan.

108 108
RPDAST

60 80 80
36 40 41 46
20

Th. 2015 Th. 2016 Th. 2017 Th. 2018 Th. 2019
Rencana Realisasi Keterangan: Rencana dan realisasi tahunan bersifat kumulatif

Data : Ditjen Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung pada Virtual Meeting 12 - 19 Mei 2020
Ditjen Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung 32




Penandatanganan MoU antara Menteri LHK Indonesia dengan Menteri


Koordinator Perikanan dan Pertanian RD Timor Leste, mengenai pengelolaan
DAS lintas batas.
Sampai dengan tahun 2019 telah ada 10 DAS dari target 19 DAS yang memiliki
kesepakatan dalam pengelolaannya, yaitu:

1. Das Bikuba Hau Oefotis 6. Das Noel Meto


2. Das Tafara 7. Das Ekat tono
3. Das Oebase Kolam Sina 8. Das Talau Loes
4. Das Noel Besi 9. Das Mena
5. Das Babulu 10. Das Masin

Upaya pencapaian MoU sebanyak 9 DAS antara RI dengan PNG terus dilakukan
melalui pertemuan dan koordinasi. PNG membatalkan pelaksanaan Border
Liaison Officer Meeting yang sudah dijadwalkan dengan alasan Pemerintahan
baru PNG perlu konsolidasi internal terkait kebijakan luar negeri.

Data : Ditjen Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung pada Virtual Meeting 12 - 19 Mei 2020
Ditjen Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung 33




Penanaman HHBK di KPHL hingga th. 2019


terealisasi 2.031 Ha

Secara umum pada pelaksanaan


RHL juga dilakukan penanaman
HHBK selain tanaman kayu-kayuan.
Bahkan dengan adanya corrective
action RHL tahun 2019, tidak
dibatasi lagi proporsi antara
jenis kayu-kayuan dan HHBK
yang ditanam.

Data : Ditjen Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung pada Virtual Meeting 12 - 19 Mei 2020
Ditjen Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung 34



No Kegiatan 2015 2016 2017 2018 2019 Jumlah


A RHL Intensif (Ha)
1 Das Prioritas/ 18.132 20.483 35.357 25.170 206.000 305.142
KPHL/ HL
2 Mangrove 481 497 1.175 960 1.000 4.113
3 Hutan Kota 240 215 452 - - 907
Jumlah 18.853 21.195 36.984 26.130 207.000 309.357
B RHL Intensif (Ha)
1 Penanaman KBR 119.200 37.050 30.060 31.250 50.956 268.516
2 Penanaman Bibit 62.394 125.400 125.579 125.000 125.579 563.952
PP
3 Penanaman KBB - 13.051 - - - 13.051
KPHL/ DAK
4. Penanaman Bibit - 1.650 8.367 6.250 11.633 27.900
Produktif
Jumlah 181.594 177.151 164.006 162.500 188.168 873.419
Total A+B 200.447 198.346 200.990 188.630 395.168 1.183.581

Intervensi pengelolaan DAS untuk menjaga ketersediaan air dilakukan secara


langsung melalui rehabilitasi lahan kritis di DAS prioritas maupun KPHL

RHL dari sumber dana APBN sampai dengan tahun 2019 telah terealisir seluas
1,183 juta Hektar

Berbagai upaya juga telah dilakukan dalam rangka pencapaian target RHL 5,5 juta
hektar sampai dengan tahun 2019, antara lain melalui gerakan penanaman pohon
baik bersumber dari dana APBD (DAK) maupun dana non APBN (penanaman sumber
dana CSR, MoU dengan Instansi lain, Rehab DAS dan reklamasi hutan, penanaman
HTI, penanaman HTR, penanaman hutan alam serta penanaman hutan
kemasyarakatan

Data : Ditjen Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung pada Virtual Meeting 12 - 19 Mei 2020
Ditjen Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung 35


Melalui Konservasi Sumber Daya Air Secara Vegetatif dan Bangunan KTA

Selain RHL secara vegetatif, juga dilakukan pembuatan bangunan KTA baik berupa
dam pengendali, dam penahan, gully plug serta sumur resapan air sebagai upaya
perlindungan mata air dan pemulihan kesehatan DAS.

Sampai dengan tahun 2019, secara total telah terbangun 35.269 unit bangunan
KTA, yang berfungsi mengendalikan endapan, aliran permukaan dan meningkatkan
ketersediaan air tanah.

15.213

9.424

6.942
6.152 6.417 6.000

3.443 3.274
2.773 2.330
1.921 1.853
1.206
786 755 691 944
2 - 291 160 1 - - -

Th. 2015 Th. 2016 Th. 2017 Th. 2018 Th. 2019
DAM Pengendali DAM Penahan Gully Plug Sumur Resapan Air Jumlah

Data : Ditjen Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung pada Virtual Meeting 12 - 19 Mei 2020
Ditjen Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung 36





KPHL dapat dikategorikan beroperasi apabila telah memiliki rencana pengelolaan


hutan jangka panjang (RPHJP), telah berlembaga serta telah tersedia sumber daya
manusia.

Fasilitasi dilakukan untuk mendorong operasionalisasi KPHL mulai dari aspek


perencanaan, pemberian sarana dan prasarana, pengelolaan hutan serta
pembiayaan bakti rimbawan. Hingga tahun 2019 terdapat:

 Dapat fasilitas operasional KPHL

Sudah ada 12 Kerja sama pemanfaatan hutan di 7 (tujuh) KPHL dengan BUMSI/BUMN,
bahkan sudah ada yang mulai melakukan pemungutan HHBK/pemanfaatan jasa
lingkungan.

   

   

  

   




  
 


   
   

   
    

   

       
 
      

   
   
      

   
                 
   
    
            

Data : Ditjen Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung pada Virtual Meeting 12 - 19 Mei 2020
Ditjen Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung 37

Foto: Produksi getah pinus di KPHL Mamasa Tengah yang secara legal telah memproduksi ± 2.270 Ton/Ha

Foto: Fasilitas outbond di KPHL Manggarai Barat terletak persis dipinggir jalan raya menarik pengunjung asal Flores
melepas lelah saat perjalanan menuju Labujan Bajo

Data : Ditjen Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung pada Virtual Meeting 12 - 19 Mei 2020
Ditjen Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung 38

Tumpukan potongan sengon yang siap diangkut ke pabrik pengolahan kayu




Proporsi rehabilitasi hutan dan lahan yang telah dilakukan masih sangat kecil jika
dibandingkan dengan luas lahan kritis eksisting saat ini.

RHL dari sumber dana APBN sampai dengan tahun 2019 baru dapat merehabilitasi
seluas 1,183 juta hektar, sementara luas lahan kritis (kategori sangat kritis dan kritis)
kurang lebih 14 juta hektar.

RHL yang selama ini telah dilakukan tidak hanya berpengaruh langsung terhadap
peningkatan tutupan lahan dan memulihkan degradasi lahan, tetapi juga memberi
manfaat lain terhadap aspek ekonomi dan penyerapan tenaga kerja

Keterangan: 5.500.000
Target (Ha) 5.000.000
Realisasi (Ha)
3.730.000

2.500.000

1.250.000 1.183.581
788.413
599.783
200.447 398.793

Th. 2015 Th. 2016 Th. 2017 Th. 2018 Th. 2019

Data : Ditjen Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung pada Virtual Meeting 12 - 19 Mei 2020
Ditjen Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung 39

Panen pohon sengon hasil dari penanaman bibit KBR tahun 2014 dirasakan masyarakat Desa Talun Kabupaten
Pekalongan



Total : 3.876.330 HOK


RHL: 2.827.950 HOK
KBR: 450.000 HOK
Th. 2015 PP: 15.000 HOK
Bangunan KTA: 583.380 HOK Total : 3.975.090 HOK
RHL: 3.179.250 HOK
KBR: 666.900 HOK
Th. 2016 PP: 15.000 HOK
Bibit produktif: 5.400 HOK
Total : 7.178.370 HOK Bangunan KTA: 108.540 HOK

RHL: 5.547.600 HOK


KBR: 241.200 HOK
Th. 2017 PP: 15.000 HOK
Bibit produktif: 5.400 HOK Total : 5.018.730 HOK
Bangunan KTA: 1.369.170 HOK
RHL: 3.919.500 HOK
KBR: 233.500 HOK
Th. 2018 PP: 15.000 HOK
Bibit produktif: 5.400 HOtK
Bangunan KTA: 845.280 HOK
Total : 32.280.510 HOK
RHL: 31.060.000 HOK
KBR: 914.850 HOK
Th. 2019 PP: 15.600 HOK
Bibit produktif: 5.400 HOK Total
Bangunan KTA: 294.660 HOK
52,3 Juta HOK

Data : Ditjen Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung pada Virtual Meeting 12 - 19 Mei 2020



   
Direktorat Jenderal
Pengelolaan Hutan Produksi Lestari

Kontribusi pada Goal TPB/SDGs


Ditjen Pengelolaan Hutan Produksi Lestari 41



PEMANFAATAN RESTORASI EKOSISTEM KPHP YANG BEROPERASI DI HUTAN
MENINGKAT DI HUTAN PRODUKSI PRODUKSI
Total Tahun 2019: 622.067 Ha Target Realisasi

369 347
281
x 1.000 Ha

118
111
57 69 60 65 80

Th. 2015 Th. 2016 Th. 2017 Th. 2018 Th. 2019 Th. 2015 Th. 2016 Th. 2017 Th. 2018 Th. 2019


PEMBANGUNAN TANAMAN BIOENERGI NILAI EKSPOR HASIL HUTAN KAYU

113.265 11.632.500
70.605 9.843.700 10.934.700
Hektar

35.507
92.463 12.131.500
52.438 9.265.200

Th. 2015 Th. 2016 Th. 2017 Th. 2018 Th. 2019 Th. 2015 Th. 2016 Th. 2017 Th. 2018 Th. 2019

PENERAPAN SILVIKULTUR INTENSIF PRODUKSI KAYU BULAT TH. 2019


Dengan Silin, pertumbuhan meranti unggul dengan
riap lebih dari 1,7 cm/tahun dan produktivitasnya hanya 17% produksi
hutan alam meningkat menjadi 120m3/ha kayu bulat berasal
dari hutan alam

7.727 8.123 7.293


4.136
2.138

83% produksi kayu


bulat berasal
Th. 2015 Th. 2016 Th. 2017 Th. 2018 Th. 2019 dari hutan tanaman

Data : Ditjen Pengelolaan Hutan Produksi Lestari pada Virtual Meeting 12 - 19 Mei 2020
Ditjen Pengelolaan Hutan Produksi Lestari 42

(INDIKATOR UTAMA)

PEMANFAATAN RESTORASI EKOSISTEM


MENINGKAT DI HUTAN PRODUKSI

Foto: Dok facebook KLHK

MULTI USAHA DAN MULTI PRODUK

PEMANFAATAN JASA LINGKUNGAN


1. Pemanfaatan Karbon (PT. Rimba Raya Conservation, PT. Rimba Makmur Utama)
2. Pelepasliaran Orangutan (PT. Restorasi Habitat Orangutan Indonesia)
3. Wisata Khusus (PT. RHOI)
4. Air/aliran air, wisata alam/ ekowisata

PEMANFAATAN KAYU
Dilakukan setelah tercapai keseimbangan hayati dan ekosistem di areal kerja UM - RE

PEMANFAATAN HHBK
1. Rotan (PT. Rimba Makmur Utama)
2. Madu, Minyak Sereh (PT. Restorasi Ekosistem Indonesuia)

PEMANFAATAN KAWASAN
1. Silvofishery di PT. Ekosistem Khatulistiwa Lestari
2. Tanaman obat-obatan, silvopastura

Data : Ditjen Pengelolaan Hutan Produksi Lestari pada Virtual Meeting 12 - 19 Mei 2020
Ditjen Pengelolaan Hutan Produksi Lestari 43

Foto: Pengembangan Usaha Rotan Masyarakat Foto: Budidaya Kepiting Bakau di PT. EKL - Kalbar
di PT. RMU - Kalteng

USAHA RESTORASI EKOSISTEM DAN TIPE EKOSISTEMNYA

  


  








   €…€ ‚€„
 

TIPE EKOSISTEM

   

  €‚

  ‚‚ 

  ƒ€ƒ„

­ ƒ‚‚

Data : Ditjen Pengelolaan Hutan Produksi Lestari pada Virtual Meeting 12 - 19 Mei 2020
Ditjen Pengelolaan Hutan Produksi Lestari 44

SEBARAN IUPHHK-RE RAP/PAN KARBON DI KALIMANTAN

SEBARAN IUPHHK-RE RAP/PAN KARBON DAN IUPJWA DI SUMATERA

Telah dilaksanakan Evaluasi Kinerja pada IUPHHK-RE tahun 2018 dan 2019, hasil :
• Kategori Baik : 3 Unit
• Kategori Sedang : 9 unit
• Kategori Buruk : 4 unit

Data : Ditjen Pengelolaan Hutan Produksi Lestari pada Virtual Meeting 12 - 19 Mei 2020
Ditjen Pengelolaan Hutan Produksi Lestari 45

FASILITASI PADA USAHA RESTORASI EKOSISTEM DI HUTAN


PRODUKSI

Foto: (Kiri) Bimtek pengelolaan RE di PT. Sipef Biodiversity Indonesia - Bengkulu, (Tengah) Peningkatan Kapasitas Masyarakat Sekitar
Areal di Provinsi Riau, (Kanan) Peningkatan Kapasitas Masyarakat Sekitar Areal di PT. RMU Kalteng

INTENSIF PAJAK
Usulan Pemberian Insentif /Keringanan PBB kepada Unit Manajemen RE (surat Menteri LHK
kepada Menteri Keuangan No. S.277/MenLHK/PHPL/ HPL.2/8/2017) tanggal 11 Agustus 2017)

BIMTEK
1. Bimbingan Teknis RKU kepada 8 Unit Manajemen
2. Bimbingan Teknis Pengelolaan RE bekerjasama dengan Pakar Restorasi Ekosistem

FASILITASI
Dukungan dalam penyelesaian konflik tenurial di beberapa Unit Manajemen RE

REGULASI
Regulasi RE terkait :
1. Perdirjen PHPL No. P.09/PHPL-SET/2015 tentang Juknis Inventarisasi Hutan Berkala,
2. Perdirjen PHPL No. P.10/PHPL-SET/2015 tentang Pedoman Penyusunan Penilaian Rencana
Kerja RE

ROADMAP
Buku Roadmap Pengelolaan Restorasi Ekosistem di Hutan Produksi Tahun 2017-2025

SOSIALISASI
Peningkatan Pemahaman Masyarakat di Sekitar Areal Kerja UM

Data : Ditjen Pengelolaan Hutan Produksi Lestari pada Virtual Meeting 12 - 19 Mei 2020
Ditjen Pengelolaan Hutan Produksi Lestari 46

(INDIKATOR UTAMA)

JUMLAH KPHP YANG BEROPERASI


DI HUTAN PRODUKSI



Kecuali: Prov. NAD, Bali, Banten, DKI, 186 UPTD KPH terdiri dari Unit-unit
Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur KPHP Murni

31 UPTD KPH Adalah Gabungan Unit


KPHP dan Unit KPHL

19 CDK di Prov. Papua

10 CDK di Prov. Papua Barat




 
KPH yang terintegrasi dengan RPJMd
 dan kebijakan pembangunan
kehutanan pada 10 Provinsi yaitu NTB,
Sulteng, Gorontalo, Sultra, Sulbar,
 DI Yogyakarta, Sumbar, Sumut, Kaltara, Kalsel
 
KPHP yang memiliki PERDA tentang
Pengelolaan Hutan : DI Yogyakarta
(Sumut dan Sulteng dalam proses)


PENILAIAN KPHP PRINSIP PHPL (UNIT) PENGESAHAN RPHJP KPHP (UNIT)

159
20 20 119
15 16 86
10 11 52 62
5 6
2 3

2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019

Target Realisasi

Data : Ditjen Pengelolaan Hutan Produksi Lestari pada Virtual Meeting 12 - 19 Mei 2020
Ditjen Pengelolaan Hutan Produksi Lestari 47



Pemanfaatan HHBK dan UJL pada Blok


Pemanfaatan pada Hutan Lindung dan
Blok Pemanfaatan Kawasan, HHBK, dan Jasa
Rp Lingkungan pada Hutan Produksi (HP/HPT)
 ±

  
Areal KPHP yang dapat dijadikan Perhutanan
Rp
Sosial yaitu Hutan Tanaman Rakyat, Hutan
Desa, dan Hutan Kemasyarakatan pada Blok
Pemberdayaan Masyarakat pada Hutan
Produksi
 ±    

Foto: Dok facebook KLHK

Data : Ditjen Pengelolaan Hutan Produksi Lestari pada Virtual Meeting 12 - 19 Mei 2020
Ditjen Pengelolaan Hutan Produksi Lestari 48

Kontribusi Goal 1
KISAH SUKSES KPHP GEDONG WANI
BPHP Wil. VI Bandar Lampung memfasilitasi alat destilasi minyak atsiri kepada KTH Agro Sumber
Rezeki, Kabupaten Lampung Selatan di wilayah kerja KPHP Gedong Wani. Pada Tahun 2018 KTH
tersebut sudah mulai memproduksi minyak sereh wangi (lemon grass oil). Sekali produksi, alat
menghasilkan minyak sebanyak 1,2 liter. Minyak sereh wangi dihargai Rp. 250.000,- per liter.

KPHP BANAWA LALUNDU MERETAS HARAPAN DAN MERAIH MIMPI


DENGAN POHON KELOR
BPHP Wil. XII Palu dan KPHP Banawa Lalundu telah mengembangkan home industry pengelo-
laan Kelor (Moringa oliefera) bersama KTH Nosarara di Desa Loli Tasibur Kecamatan Banawa.
Minyak ekstrak kelor berkhasiat sebagai anti oksidan, menjaga kesehatan jantung, mencegah
kerontokan rambut dan menghilangkan kerutan pada wajah.

Data : Ditjen Pengelolaan Hutan Produksi Lestari pada Virtual Meeting 12 - 19 Mei 2020
Ditjen Pengelolaan Hutan Produksi Lestari 49

BEKERJA MEMBERI CONTOH


Saat pertama kali mencontohkan budidaya lebah kelulut, KPHP Kapuas Tengah di wilayah kerja
BPHP Wil. X Palangkaraya hanya memiliki 10 stup, menghasilkan sekitar 13 botol kemasan praktis
140 ml dan dipasarkan dengan harga Rp.50.000, -. Melihat harganya yang lebih tinggi dibanding
madu biasa, masyarakat pun mulai ikut melakukan budidaya. Saat ini stup yang dikelola oleh
PHP Kapuas Tengah telah bertambah menjadi 80 stup dan ditambah dari milik masyarakat se-
banyak 72 stup. Produksinya pun sudah mencapai lebih dari 150 botol per bulan.

PERSEMAIAN SEMI PERMANEN DI KPH WILAYAH V LEMPUING MESUJI


Persemaian ini bertujuan memberdayakan dan meningkatkan pendapatan masyarakat. Bibit
dari persemaian didistribusikan ke 24 kelompok tani hutan. Komang Sudane, anggota Gapoktan
Karya Sialang Makmur, antusias menerima bibit Kaliandra. Bibit tersebut akan ditanam sebagai
tanaman pagar pada areal HTR-nya dan sumber pakan dari 40 stup lebah madu yang dimiliki
kelompoknya. Selain fokus pada tanaman karet, kini kelompoknya memutuskan untuk memper-
luas bisnisnya pada HHBK dan tanaman kehutanan.

Data : Ditjen Pengelolaan Hutan Produksi Lestari pada Virtual Meeting 12 - 19 Mei 2020
Ditjen Pengelolaan Hutan Produksi Lestari 50


CAPAIAN RESTORASI EKOSISTEM TIPE EKOSISTEM
  


    


 


      

  
   

   

Š  Š  Š  Š  Š 


PEMBANGUNAN USAHA PEMANFAATAN UNTUK BIOENERGI TH 2015-2019
   ­€‚‚ƒ  „  
…† „‡‡  ˆ ˆ  ˆ   ˆ„‡  ˆ ˆˆ‡ €ˆ ˆ‰

Ha 40.000
35.000
30.000
25.000
20.000
15.000
10.000
5.000
0
Th. 2015 Th. 2016 Th. 2017 Th. 2018 Th. 2019
Rencana 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000
Realisasi 35.567 16.871 18.167 21.858 20.802

Data : Ditjen Pengelolaan Hutan Produksi Lestari pada Virtual Meeting 12 - 19 Mei 2020
Ditjen Pengelolaan Hutan Produksi Lestari 51



PRODUKSI KAYU BULAT HUTAN PRODUKSI KAYU BULAT HUTAN


ALAM TH.2015-2019 (JUTA M 3) TANAMAN TH.2015-2019 (JUTA M 3)


 
  
       
    


         

   

PEMBANGUNAN SILIN TH.2015-2019

Ha 9.000
8.000
7.000
6.000
5.000
4.000
3.000
2.000
1.000
-
2015 2016 2017 2018 2019
Rencana 2.000 2.000 2.000 2.500 3.000
Realisasi 7.727 8.123 2.138 4.136 7.293


     ­  €€
€  € €€€€‚ƒ„­„­€€ 
­€

Data : Ditjen Pengelolaan Hutan Produksi Lestari pada Virtual Meeting 12 - 19 Mei 2020
Ditjen Pengelolaan Hutan Produksi Lestari 52

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS HUTAN ALAM MELALUI TEKNIK SILIN


Telah diterapkan di 64 UM dengan realisasi seluas ± 146.549 ha, dengan rincian sebagai berikut:

1 UM
5 UM
4 UM
2 UM
1 5 UM
6 UM
1 UM
20 UM 1 UM

1 UM 1 UM 3 UM
4UM

HASIL HUTAN KAYU UNTUK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT


Ditjen PHPL senantiasa berusaha untuk meningkatkan produktivitas hutan produksi untuk mendukung
Goal 8: Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi, antara lain melalui pembinaan TPTI, Reduced
Impact Logging (RIL), Teknik silvikultur intensif, multi usaha di dalam pemanfaatan izin dan diversifikasi
produk hasil hutan yang pada akhirnya akan menyediakan pekerjaan layak bagi masyarakat dan
mendukung pertumbuhan ekonomi, serta meningkatkan pendapatan negara.

Foto: Dok facebook KLHK

Data : Ditjen Pengelolaan Hutan Produksi Lestari pada Virtual Meeting 12 - 19 Mei 2020
Ditjen Pengelolaan Hutan Produksi Lestari 53

PENINGKATAN USAHA JASA LINGKUNGAN HUTAN PRODUKSI DAN HHBK

TARGET DAN REALISASI PRODUK HHBK NASIONAL TAHUN 2015-2019


Realisasi Produksi HHBK Nasional dari Hutan Produksi s.d saat ini tercapai sebesar 1.844.881 Ton dari
target sebesar 1.260.000 Ton (146%).

500.000
450.000
400.000
350.000
300.000
250.000
200.000
150.000
100.000
50.000
-
2015 2016 2017 2018 2019
Target 234.000 243.000 252.000 261.000 270.000
Realisasi 251.088,96 443.837,52 316.955,59 358.799,91 474.199,00

TARGET PRODUKSI HHBK NASIONAL TAHUN 2020-2024 SEBAGAI PRONAS


Jumlah Produksi HHBK dari Hutan Produksi Meningkat Sebesar 2.000.000 Ton Selama 5 Tahun.

425.000 450.000
400.000
375.000
350.000

2020 2021 2022 2023 2024


Target (TON)

Data : Ditjen Pengelolaan Hutan Produksi Lestari pada Virtual Meeting 12 - 19 Mei 2020
Ditjen Pengelolaan Hutan Produksi Lestari 54

PETA SEBARAN POTENSI HHBK DI KPH

Data : Ditjen Pengelolaan Hutan Produksi Lestari pada Virtual Meeting 12 - 19 Mei 2020
Ditjen Pengelolaan Hutan Produksi Lestari 55

Data : Ditjen Pengelolaan Hutan Produksi Lestari pada Virtual Meeting 12 - 19 Mei 2020
Ditjen Pengelolaan Hutan Produksi Lestari 56

PERKEMBANGAN NILAI EKSPOR PRODUK HASIL HUTAN KAYU TH. 2015-2019

40,37
$ Milyar 
58,80
$ Milyar 

NILAI EKSPOR PER JENIS KOMODITI EKSPOR PRODUK HASIL HUTAN KAYU
TH. 2015-2019

17.377.488,483

12.131.165,363

11.057.340,694
X 1000 US $

6.127.134,920
5.275.465,975

459.590,609 374.215,755
442.415,427 23.133,804

Paper Panel Pulp Wood Furnitur Chipwood Kerajinan Veneer Bangunan


working Kayu
Jenis Produk Ekspor

NILAI EKSPOR PER REGIONAL NEGARA TUJUAN EKSPOR TH. 2015-2019

37.488.623,263
X 1000 US $

6.651.895,469

4.858.215,690

1.761.736,210 143.179,701
2.071.164,442 285.278,306

Asia North European Oceania Africa South Europe


America Union America
Regional

Data : Ditjen Pengelolaan Hutan Produksi Lestari pada Virtual Meeting 12 - 19 Mei 2020
Ditjen Pengelolaan Hutan Produksi Lestari 57

TARGET DAN REALISASI PNBP TH. 2015-2019




    


      


    


Penerapan Sistem silvikultur Intensif untuk meningkatkan produktivitas Hutan Produksi dan
upaya pencegahan perubahan iklim melalui penanaman dan pengkayaan hutan bekas tebangan.


PERMUDAAN ALAM (TANPA SILIN) PENANAMAN PENGKAYAAN (SILIN)

30 Tahun setelah penebangan 18 Tahun setelah penanaman

Pertumbuhan berkisar Produktivitas sebesar Pertumbuhan berkisar Produktivitas sebesar


   

Data : Ditjen Pengelolaan Hutan Produksi Lestari pada Virtual Meeting 12 - 19 Mei 2020
Ditjen Pengelolaan Hutan Produksi Lestari 58

ANTISIPASI KARHUTLA BERBASIS TAPAK


1. Analisa wilayah di provinsi rawan karhutla berdasarkan firespot 5 tahun terakhir.
2. Penentuan lokasi prioritas melalui mekanisme Resort Based Management (RBM).
3. Koordinasi dengan Gubernur dan SKPD.
4. Penyusunan desain tapak RBM:
a. Resort Based Management KPH:
1) Pengadaan sarpras resort
2) Penguatan personil
3) Penyiapan kelembagaan Desa
b. Kegiatan operasional KPH dan desa:
1) Pemetaan, inventarisasi dan verifikasi areal untuk pengembangan HUTSOS
2) Pembentukan Masyarakat Peduli Api (MPA)
3) Sosialisasi pencegahan karhutla.

Data : Ditjen Pengelolaan Hutan Produksi Lestari pada Virtual Meeting 12 - 19 Mei 2020
Ditjen Pengelolaan Hutan Produksi Lestari 59

Foto: Pembentukan Masyrakat Peduli Api (MPA)

Data : Ditjen Pengelolaan Hutan Produksi Lestari pada Virtual Meeting 12 - 19 Mei 2020


  
Direktorat Jenderal
Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan

Kontribusi pada Goal TPB/SDGs


Ditjen Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan 61



AKSES KELOLA HUTAN SOSIAL YANG DIMANFAATKAN OLEH PETANI HUTAN INDONESIA
2.000.000

Total s.d 2019

1.588.954
4.048.376,81 Ha
1.231.518

± 818.457 KK
1.000.000

6.411 Unit SK
500.000
522.584

Target (Ha)
300.000
200.000

151.017
98.558

Realisasi (Ha)

2015 2016 2017 2018 2019

PEMANFAATAN DIBAWAH TEGAKAN

Target
50.000 Ha 10.000 Ha 60.000 Ha
118,71%
Realisasi
49.383 Ha 21.842 Ha 71.225 Ha

2016 2017 Total

REGULASI HAK DAN AKSES


Target
2 Peraturan 5 Peraturan 7 Peraturan
157,14%
Realisasi
2 Peraturan 9 Peraturan 11 Peraturan

2016 2017 Total

Data : Ditjen Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan pada Virtual Meeting 12 - 19 Mei 2020
Ditjen Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan 62



REALISASI PER SKEMA


Total 4.105.268,03 Ha; ± 837.134 KK; 6.548 Unit SK Ijin/Hak

No Skema Luas (Ha)


1 HD 1.573.945,15
2 HKM 763.446,64
3 HTR 352.351,68
4 Kemitraan Kehutanan
A. KULIN KK 429.840,60
B. IPHPS 26.127,49
5 HA*) 959.556,47
Jumlah 4.105.268,03

*)
Penetapan Hutan Adat = 44.629,34 Ha
Penunjukan Hutan Adat = 914.927,13 Ha

REALISASI PER TAHUN


1.589.310,91
1.231.518,27
522.584,26
455.743,87

280.194,0

221.295,0
151.017,03

156.141,0
105.897,0

98.558,47

56.944,22
32.276,0

1.306,0
26.059,0

15.300,0
3.246,0

1.065,0
164,0

505,0
126,0

137,0

2007-2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

Luas (Ha) Jumlah KK Jumlah Unit SK

Data : Ditjen Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan pada Virtual Meeting 12 - 19 Mei 2020
Ditjen Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan 63

REALISASI
NO PROVINSI Alokasi Capaian JML SK (Unit) JML KK
LUAS (Ha) LUAS (Ha)
1 ACEH 494.765 208.068,38 47 15.862
2 SUMATERA UTARA 573.146 67.329,09 124 15.260
3 SUMATERA BARAT 633.782 227.658,78 243 128.068
4 RIAU 1.190.483 109.499,36 55 21.680
5 JAMBI 340.839 200.511,73 407 32.543
6 SUMATERA SELATAN 332.196 119.002,95 168 25.153
7 BENGKULU 157.494 64.245,63 123 13.154
8 LAMPUNG 367.069 214.312,71 324 74.238
9 KEP BANGKA BELITUNG 143.503 40.391,82 364 9.330
10 KEP RIAU 197.740 32.695,00 25 3.444
11 JAKARTA - - - -
12 JAWA BARAT 27.308 30.975,98 107 17.401
13 JAWA TENGAH 33.244 35.449,06 80 17.710
14 YOGYAKARTA 3.383 1.565,88 45 5.005
15 JAWA TIMUR 87.265 139.536,06 286 90.693
16 BANTEN 4.769 16.372,20 28 10.870
17 BALI 16.383 14.495,93 85 44.994
18 NUSA TENGGARA BARAT 312.767 33.000,96 134 22.231
19 NUSA TENGGARA TIMUR 526.582 51.319,34 210 16.037
20 KALIMANTAN BARAT 1.356.549 467.015,30 175 64.060
21 KALIMANTAN TENGAH 1.375.478 257.100,20 178 23.190
22 KALIMANTAN SELATAN 173.505 62.128,29 124 14.400
23 KALIMANTAN TIMUR 386.574 180.200,18 89 7.958
24 KALIMANTAN UTARA 235.997 380.911,27 67 9.118
25 SULAWESI UTARA 118.850 36.753,35 206 4.372
26 SULAWESI TENGAH 366.824 199.337,93 1.213 22.687
27 SULAWESI SELATAN 331.797 294.334,77 592 51.410
28 SULAWESI TENGGARA 306.224 85.362,32 182 14.659
29 GORONTALO 58.513 18.299,01 125 9.863
30 SULAWESI BARAT 95.531 44.529,82 467 4.191
31 MALUKU 231.787 183.728,72 111 22.805
32 MALUKU UTARA 151.284 137.272,83 88 17.194
33 PAPUA BARAT 589.129 55.457,19 42 4.185
34 PAPUA 2.404.952 96.405,99 34 3.369
TOTAL 13.625.710 4.105.268,03 6.548 837.134

Data : Ditjen Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan pada Virtual Meeting 12 - 19 Mei 2020
Ditjen Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan 64




KELOMPOK PERHUTANAN SOSIAL YANG MENINGKAT KEMAMPUANNYA
2015 2016 2017 2018 Total
Target
206 2000 212 2.500 4.918

101,74%
Realisasi
265 1797 295 2.647 5.004

(Dalam Kelompok)

KELOMPOK USAHA PERHUTANAN SOSIAL MANDIRI


2017 2019 Total
Target
340 1.500 1.840
108,15%
Realisasi
295 1.695 1.990

(Dalam Kelompok)

ALAT EKONOMI PRODUKTIF


2017 2018 Total
Target
300 1.050 1.350
116,29%
Realisasi
495 1.075 1.570

(Dalam Unit)

FASILITASI PENINGKATAN PRODUKSI PRODUKSI KOKON SUTERA ALAM


HASIL HUTAN DAN JASA LINGKUNGAN
Target 2017
Target 2019
0,5%
2.300
90%
Realisasi
100,69%
Realisasi 0,45%
2.316

(Dalam Unit)

Data : Ditjen Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan pada Virtual Meeting 12 - 19 Mei 2020
Ditjen Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan 65




PENDAMPING PERHUTANAN SOSIAL PENGHARGAAN KALPATARU

1.215 10 Orang
Pendamping
100% 100%

Th. 2019 Th. 2017

JEJARING DAN MITRA KANAL KOMUNIKASI


Target Total : 116 Jejaring 56% Target Total : 70 Kanal 122,8%
Realisasi Total: 65 Jejaring Realisasi Total: 86 Kanal
80

60
40
(Jejaring)

(Kanal)
37

20
17

20
16

20

10
11

2015 2016 2017 2015 2016 2017

KOMUNITAS PEDULI LHK


850
850

Target Total : 2.088 KMS


667

Realisasi Total: 2.276 KMS


582
(KMS)

356
356

290

Target
113
200

109%
100

Realisasi

2015 2016 2017 2018 2019

Data : Ditjen Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan pada Virtual Meeting 12 - 19 Mei 2020
Ditjen Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan 66


KEGIATAN PENANGANAN KONFLIK TENURIAL

Target 4.080.000 Ha
2.500.000

Realisasi 3.719.347 Ha
2.138.902
(Dalam Ha)

700.000
91,16%

504.486

427.912
318.054

330.000
200.000

350.000

329.993

Total
Th. 2015 Th. 2016 Th. 2017 Th. 2018 Th. 2019
Target Realisasi


LUAS KAWASAN HUTAN MELALUI KEMITRAAN (CSR)
400.000

Target 600.000 Ha
Realisasi 111.577 Ha
18,60%
200.000
(Dalam Ha)

79.133
32.444

Total
Target Realisasi

Th. 2016 Th. 2017

Data : Ditjen Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan pada Virtual Meeting 12 - 19 Mei 2020
Ditjen Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan 67

Foto: (Dok. facebook KLHK) Hutan untuk keadilan dan kesejahteraan bagi masyarakat. Pesan ini disampaikan oleh Yth
bapak Presiden kepada rakyat riau penerima SK hutan sosial. Jumat 21 Februari 2020. Beliau berpesan 1) pastikan SK ini
bermanfaat 2) lakukan dalam bentuk Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS). Kalkulasikan pemilihan jenis-nya den-
gan melihat kecocokan lahan dan pasar 3) dari kalkulasi itu modalnya dari Kredit Usaha Rakyat. Saat ini sdh ada penurun-
an bunga menjadi 6%/tahun. Jauh angkanya dari dulu yang 22%/tahun 4) SK jika tidak dimanfaatkan akan dievaluasi
dan bisa dicabut. Catatan penting dari petani, prospek KUPS wisata, aren, argroforestry.

Data : Ditjen Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan pada Virtual Meeting 12 - 19 Mei 2020
Kata Pengantar ............................................................................................................................... 
Daftar Isi ............................................................................................................................................ 
Bab 1. Pendahuluan ..................................................................................................................... 
1.1. Periode Awal TPB/SDGs KLHK .................................................................................. 
1.2. Gambaran Kontribusi TPB/SDGs KLHK ................................................................. 
Bab 2. Potret TPB/SDGs KLHK ................................................................................................... 
2.1. Ditjen Konservasi Sumberdaya Alam dan Ekosistem ..................................... 
2.2. Ditjen Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung .................. 
2.3. Ditjen Pengelolaan Hutan Produksi Lestari ....................................................... 
2.4. Ditjen Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan................................... 
2.5. Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia ............... 
2.6. Ditjen Pengendalian Perubahan Iklim ................................................................ 
2.7. Ditjen Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan ................. 
2.8. Badan Penelitian, Pengembangan, dan Inovasi .............................................. 
2.9. Ditjen Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan ......................................... 
2.10. Ditjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan .............. 
2.11. Ditjen Pengelolaan Sampah, Limbah dan, B3 ................................................ 
2.12. Inspektorat Jenderal ................................................................................................  
2.13. Sekretariat Jenderal ................................................................................................. 
Bab 3. Nexus Goal TPB/SDGs KLHK ....................................................................................... 
Foto oleh: Dok. facebook KLHK
Bab 4. Penutup ............................................................................................................................. 
Lampiran ........................................................................................................................................ 



Badan Penyuluhan dan Pengembangan
Sumberdaya Manusia

Kontribusi pada Goal TPB/SDGs


Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia 71


   



Tenaga Bakti Rimbawan untuk mendukung


pengelolaan KPH dan SDM LHK Kompeten

Target
18,4%
2.764 orang
Bakti Rimbawan

15.000orang 40,6%
4.229 orang
Target
SDM LHK Kompeten

10.400orang



C A PA I A N

2.361
7

360 1.889

20.143 2.324

Diklat Aparatur & Non Aparatur: 35.000 orang SMKKN: 2.300 orang

Karya Siswa (S2 & S3): 340 orang Diklat KTH: 5.000 orang

KHDTK: 7 Unit Diklat Bakrim: 15.000 orang

TAR GE T

Data : Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia pada Virtual Meeting 12 - 19 Mei 2020
Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia 72


Peningkatan kapasitas pelaku utama dan pelaku usaha dalam pemberdayaan masyarakat

33% 17,8% 38% 42,16%

Peningkatan Kelas Kooperasi KTH, LP2UKS, Tenaga Pendamping


KTH, 1.697 Unit 89 Unit 95 unit Handal, 2.108 orang
Target 5.000 unit Target 500 unit Target 250 unit Target 5.000 orang



Peningkatan kapasitas Generasi lingkungan dan sekolah/ kampus peduli dan berbudaya LH

Target Capaian
Kader LHK 11.200 orang 4.871 orang

Capaian
Target
Generasi LHK 10.000 orang 9.147 orang

Target Capaian
Saka Kalpataru
Saka Wanabakti, 50.000 orang
8.569 orang

Capaian
Target
Adiwiyata, 5.000 unit 2.715 unit

Data : Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia pada Virtual Meeting 12 - 19 Mei 2020
Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia 73



  


Peningkatan Kelas Kelompok Tani Hutan

2015 

2016 

2017 

2018 

2019 

Pembentukan Koperasi
2015 

2016 

2017 

2018 

2019 

Pembentukan LP2UKS
2015 

2016 

2017 

2018 

2019 

Pendamping KTH
2015 

2016 

2017 

2018 

2019 

Data : Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia pada Virtual Meeting 12 - 19 Mei 2020
Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia 74






Penyediaan tenaga teknis menengah kehutanan


yang memiliki keahlian dalam 4 bidang yaitu:
1. Produksi Hasil Hutan;
2. Inventarisasi dan Pemetaan Hutan;
3. Rehabilitasi dan Reklamasi;
4. Konservasi Sumberdaya Hutan.

SMKKN merupakan SMK Kehutanan model yang


menjadi rujukan SMK Swasta lain yang memiliki
jurusan Kehutanan.

713
Jumlah Lulusan (Orang)

455 446
429

281

2015 2016 2017 2018 2019

Data : Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia pada Virtual Meeting 12 - 19 Mei 2020
Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia 75



 

Kader LHK Generasi LHK




Capaian (Orang)

Capaian (Orang) 



 
  

2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019

Adiwiyata Saka Kalpataru & Saka Wanabakti


Capaian (Orang)
Capaian (Unit)




   
  

2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019

Pelatihan agar masyarakat lebih peduli lingkungan : Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup ,
3R(Reduce, Reuse, Recycle)

Public Awareness Raising melalui lomba dan pameran

11 tahun terakhir, Aktif dalam Pokja Pendidikan Lingkungan ASEAN, (AWGEE) termasuk didalamnya
Sustainable Consumption and Production ( SCP)

Data : Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia pada Virtual Meeting 12 - 19 Mei 2020
Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia 76


 


Lingkungan yang Berkualitas


Produk Berkualitas Dan Berdaya Saing
(Tata Air Dan Konservasi)

SDM Unggul (Kompeten, Berdaya Saing) & Berperilaku Ramah Lingkungan

LSP / TUK :
Sertifikasi Kompetensi


 

Pendidikan Sekolah Pelatihan dan Pemagangan


Pelatihan Vokasi SDM Pelatihan Vokasi SDM
Menengah Kejuruan Masyarakat Berbasis
Bidang Kehutanan Bidang Lingkungan Hidup
Kehutanan (SMKK) Usaha Kehutanan

“5 SMKK Negeri KLHK: (Pekanbaru, “7 BDLHK (Bogor, Kadipaten, “7 BDLHK, Lembaga “150 LP2UKS, Tersebar di 27 Provinsi,
Kadipaten, Samarinda, Makassar, Pekanbaru, Pematangsiantar, Pelatihan Bidang LH” mengusahakan ±14 jenis komoditi
Manokwari) dan 26 SMK Samarinda, Makassar, Kupang) dan antara lain: lebah madu, jamur tiram,
Kehutanan binaan KemenLHK” Lembaga Pelatihan Bidang Kehutanan” kerajinan kayu “

Pelestarian Pengembangan
SDM yang
Fungsi SDA
mumpuni :
Lingkungan Berbasis
Perilaku dan
Hidup Komoditas =>
berorientasi
yang Lokomotif
Komoditas
Berkelanjutan Pembangunan
Ekonomi

Data : Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia pada Virtual Meeting 12 - 19 Mei 2020
Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia 77

 

   



- Uji Komptensi dan Sertifikasi - Lingstra
COVID19 -> New Normal
- Diklat Aparatur dan Non Aparatur dan
Pengelolaan KHDTK Hutan Diklat - Metodologi/Cara Kerja
E-Learing, Online system
- Pendidikan kejuruan/ SMKKN
- Kebijakan Nasional
- Pelatihan Masyarakat Kartu PraKerja

- Pembinaan Komunitas Gemilang - Kebijakan KLHK


Lomba -> Gerakan
- Pembinaan Adiwiyata


- Peningkatan jumlah peserta & lulusan diklat

- Peningkatan jumlah Peserta dan lulusan Sertifikasi/Uji Kompetensi

- Peningkatan jumlah pendamping yang terbina

- Peningkatan kualitas pembinaan KTH/LP2UKS

- Peningkatan jumlah lembaga komunitas/ sekolah yang terlibat dalam


program Gemilang dan Adiwiyata

- KHDTK Hutan Diklat terkelola

Target SDGs relevan:

Data : Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia pada Virtual Meeting 12 - 19 Mei 2020



Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim

Kontribusi pada Goal TPB/SDGs


Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim 79

Foto: Dok. facebook Ditjen PPI KLHK

Data : Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim pada Virtual Meeting 12 - 19 Mei 2020
Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim 80





Dokumen Nationally Determined Contribution (NDC) Republik Indonesia yang pertama pada bulan
November 2016 dengan ditetapkannya target unconditional sebesar 29% dan target conditional
sampai dengan 41% dibandingkan skenario business as usual (BAU) di tahun 2030

Kontribusi penurunan emisi secara Nasional pada tahun 2018 terhadap target yang ditetapkan
dalam NDC tahun 2030 adalah sebesar:

7,85%
dari target penurunan emisi
sebesar 834 juta ton CO2e atau
29% BAU

 

Perbandingan Hasil Inventarisasi GRK terhadap Baseline Emisi GRK (BAU) Nasional

2.374 1.860 1.863


1.769
1.611 1.671
1.520 1.569
1.334 1.702
(M ton CO2e)

1.637
1.509
1.331 1.336 1.354
1.245
1.054
810

Baseline (BAU)
Inventory 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018

Penurunan Emisi /Thn 524 466 325 280 162 -672 433 507 226
Kontribusi NDC (%) 18,22 16,20 11,29 9,73 5,63 -23,37 15,07 17,62 7,85

Data : Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim pada Virtual Meeting 12 - 19 Mei 2020
Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim 81



Perbandingan Hasil Inventarisasi GRK terhadap Baseline Emisi GRK (BAU) Nasional

1.565
(M ton CO2e)

766,42 801,26
769,25 770,84 767,69 765,09 763,7 760,76
646,55

714,71 723,51
311,44 582,82
456,49 507,65 488,52
124,73

Baseline (BAU)
Inventory
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018

Penurunan Emisi /Thn 521,82 457,81 314,35 184,87 51,71 -800,49 256,05 312,74 37,25
Kontribusi NDC (%) 18,06 15,84 10,88 6,40 1,79 -27,70 8,86 10,82 1,29



2.500 rb

2.000 rb
Emission (Gg CO2e)

1.500 rb

1.000 rb

500 rb

0
2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018

Energy IPPU (All gases) Agriculture FOLU & Peat Waste Total

Data : Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim pada Virtual Meeting 12 - 19 Mei 2020
Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim 82

 
 

        

Energy 317.609 341.919 349.485 378.050 380.434 376.988 386.100 402.989 391.784

IPPU 42.883 48.269 41.688 41.402 43.146 42.296 38.641 35.919 36.499
(All Gases)

Agriculture 99.314 97.124 98.381 99.652 102.083 103.227 103.517 105.991 99.949

FOLU & 661.590 93.444 182.723 1.242 249.080 292.006 564.121 224.546 239.087
Peat

Waste 64.832 67.602 70.063 73.061 75.225 77.216 82.578 83.933 85.023

Total 1.186.228 461.470 742.340 593.407 849.968 891.733 1.174.957 853.379 852.341

Data : Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim pada Virtual Meeting 12 - 19 Mei 2020
Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim 83

         

405.653 453.235 507.357 540.419 496.030 531.142 536.306 538.025 562.244 595.665

37.546 36.033 35.910 40.078 39.164 47.489 49.297 55.307 55.395 59.262

105.087 108.318 107.520 112.058 112.882 112.801 117.160 122.185 127.503 131.642

559.800 124.726 311.440 456.492 582.823 714.707 1.565.573 507.652 488.517 723.510

89.326 87.670 91.852 95.530 100.514 102.834 106.061 112.352 120.191 127.077

1.197.412 803.982 1.054.073 1.244.577 1.331.413 1.508.973 2.374.403 1.335.521 1.353.850 1.637.156

Data : Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim pada Virtual Meeting 12 - 19 Mei 2020
Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim 84


   

  
   
    ­

   

1 Dokumen 1 Dokumen 1 Dokumen 1 Dokumen

Hingga Desember Tahun 2019, update/pemutakhiran terhadap worksheet perhitungan GRK


(melalui SIGN SMART) telah mencapai 100 % dari seluruh data dari 5 sektor yang seharusnya
terinput untuk perhitungan emisi tahun 2018, dan merupakan bahan penyusunan “Laporan
IGRK dan MRV tahun 2019”

   

  

   

1 Dokumen 1st BUR 1 Dokumen 2nd BUR


Nat Com BUR dan Third National
Communication (TNC)

Persiapan Data dan Informasi untuk Penyusunan 3rd BUR

Penyusunan dokumen 2nd BUR telah dilaksanakan tahun 2018.

Kegiatan tahun 2019 merupakan persiapan penyusunan dokumen 3rd BUR.

Penyediaan data dan informasi hasil penyelenggaraan inventarisasi GRK indonesia sampai
dengan tahun 2016 disampaikan dalam dokumen 2nd BUR dan telah dilaksanakan tahun 2018.

Dokumen komunikasi nasional tahun 2019 yang dihasilkan sebagai bahan dokumen 3rd BUR
antara lain: Laporan Inventarisasi GRK dan MRV Nasional Tahun 2019 dan Laporan Inventarisasi
GRK Provinsi Tahun 2018

Data : Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim pada Virtual Meeting 12 - 19 Mei 2020
Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim 85



Penyediaan informasi tingkat kerentanan seluruh desa/ kelurahan (SIDIK)
Tahun 2011, 2014, dan 2018

Mendorong aksi adaptasi perubahan iklim di tingkat tapak (ProKlim)

PROFIL DATA KERENTANAN NASIONAL

75687 Dalam adaptasi perubahan iklim, analisis


kerentanan dan risiko iklim sangat penting untuk
memprioritaskan lokasi, waktu, dan aksi adaptasi yang
tepat. Dari 83.931 desa/kelurahan di Indonesia, 8,5%
di antaranya masuk dalam kategori rentan dan sangat
rentan.

6885 Indikator kerentanan yang digunakan sebanyak


21 indikator yang terdiri dari 97 variabel data di dalam
882 Potensi Desa 2018 yang dirilis oleh Badan Pusat
184 293
Statistik (BPS) pada Desember 2018. Data kerentanan
diolah menggunakan sistem yang dikembangkan oleh
1 2 3 4 5 KLHK sejak 2014 yaitu SIDIK (Sistem Informasi dan Data
sangat rendah sedang tinggi sangat Indeks Kerentanan).
rendah tinggi

Saat ini SIDIK menggunakan basis data PODES 2011, PODES 2014, dan PODES 2018. Hasil SIDIK dapat
digunakan untuk menentukan prioritas lokasi, menemukan faktor penyebab kerentanan untuk
merumuskan aksi, serta para pihak yang dapat berkontribusi dalam aksi adaptasi.

Indikator Kapasitas Adaptasi: Indikator Keterpaparan dan Sensitivitas

1. Infrastruktur Jalan 1. Topografi Sebagian Besar Wilayah Desa


2. Fasilitas Kesehatan 2. Kepadatan Penduduk
3. Fasilitas Pendidikan 3. Sumber Bahan bakar
4. Fasilitas Listrik 4. Fasilitas Buang Air Besar
5. Kelembagaan Masyarakat 5. Jenis Tempat Buang Sampah
6. Komunikasi 6. Sumber Penghasilan Utama
7. Industri Kecil dan Mikro 7. Sumber Air Bersih
8. Sarana dan Prasarana Ekonomi 8. Tingkat Kemiskinan
9. Fasilitas Kredit yang diterima Masyarakat
10. Lembaga Keuangan
11. Kegiatan Pelestarian Lingkungan
12. Kegiatan Sosial
13. Jaminan Kesehatan

Data : Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim pada Virtual Meeting 12 - 19 Mei 2020
Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim 86




Penyediaan informasi tingkat kerentanan seluruh desa/ kelurahan (SIDIK)


Tahun 2011, 2014, dan 2018

Mendorong aksi adaptasi perubahan iklim di tingkat tapak (ProKlim)

  
   
 

Implementasi peraturan:
- Permenlhk No. P.7/2018 tentang Pedoman Kajian Kerentanan, Risiko dan
Dampak Perubahan Iklim
- Permen LHK No. P.33 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyusunan Aksi Adaptasi
- Permen LHK No. P.84 Tahun 2016 tentang Program Kampung Iklim
- Permen LHK No. P.72 Tahun 2017 tentang Pedoman Pelaksanaan, Pengukuran,
Pelaporan, dan Verifikasi Aksi dan Sumberdaya Pengendalian Perubahan Iklim;
Pemanfaatan data Sistem Informasi Data Ideks Kerentanan (SIDIK) dalam
mendukung perencanaan adaptasi di daerah

Tersedianya NDC, Update NDC, Roadmap NDC Adaptasi dan SK pemantauan NDC
Adaptasi

Sinergi dalam penyusunan Rencana Adaptasi Nasional (NAPs) mengacu pada NDC
Indonesia dan RPJMN.

  


 

Koordinasi dengan K/L terkait dan peningkatan kapasitas teknis di tingkat provinsi/
kabupaten/ kota untuk pendampingan dan bimtek terkait ProKlim, Identifikasi indikator
kerentanan perubahan iklim, pendampingan Pemda dalam penyusunan Rencana dan
Strategi Adaptasi Perubahan Iklim, serta pengembangan Adaptasi Berbasis Ekosistem (EbA)

Data : Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim pada Virtual Meeting 12 - 19 Mei 2020
Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim 87

1. Dalam rangka peningkatan Kapasitas Sumberdaya Manusia dan institusi terhadap perubahan
iklim, beberapa kegiatan yang dilakukan oleh Ditjen PPI diantaranya :
• Peningkatan Kapasitas Ahli perubahan Iklim berkaitan dengan sains Perubahan Iklim
bekerjasama dengan asosiasi
• Penyadartahuan Masyrakat umum berkaitan dengan perubahan Iklim
• Peningkatan Kapasitas bagi Guru
• Knowledge Center Perubahan Iklim
• Update mengenai Sains perubahan iklim melalui Sosialisasi laporan-laporan IPCC

• Peningkatan Kapasitas Masyarakat terhadap akses Sumberdaya pendanaan perubahan Iklim

• Peningkatan kapasitas masyarakat berkaitan dengan penggunaan teknologi rendah karbon

2. Peran Ditjen PPI dalam


Penyediaan mendukung
informasi pencapaian
tingkat Goal
kerentanan 17 “Kemitraan
seluruh untuk mencapai
desa/ kelurahan (SIDIK) Tujuan”
dilakukanTahun
melalui kerjasama dalam
2011, 2014, dan 2018forum-forum Internasional dan akses pendanaan
diantaranya pembentukan BPDLH untuk memfasilitasi masyarakat dalam mengakses
sumberdaya pendanaan dan distribusi dana insentif REDD+ dari Norwegia
Mendorong aksi adaptasi perubahan iklim di tingkat tapak (ProKlim)

  
   
 

Implementasi peraturan:
- Permenlhk No. P.7/2018 tentang Pedoman Kajian Kerentanan, Risiko dan
Dampak Perubahan Iklim
- Permen LHK No. P.33 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyusunan Aksi Adaptasi
- Permen LHK No. P.84 Tahun 2016 tentang Program Kampung Iklim
- Permen LHK No. P.72 Tahun 2017 tentang Pedoman Pelaksanaan, Pengukuran,
Pelaporan, dan Verifikasi Aksi dan Sumberdaya Pengendalian Perubahan Iklim;
Pemanfaatan data Sistem Informasi Data Ideks Kerentanan (SIDIK) dalam
mendukung perencanaan adaptasi di daerah

Tersedianya NDC, Update NDC, Roadmap NDC Adaptasi dan SK pemantauan NDC
Adaptasi

Sinergi dalam penyusunan Rencana Adaptasi Nasional (NAPs) mengacu pada NDC
Indonesia dan RPJMN.

  

Koordinasi dengan K/L terkait dan peningkatan kapasitas teknis di tingkat provinsi/
kabupaten/ kota untuk pendampingan dan bimtek terkait ProKlim, Identifikasi indikator
kerentanan perubahan iklim, pendampingan Pemda dalam penyusunan Rencana dan
Data : Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim pada Virtual Meeting 12 - 19 Mei 2020
Strategi Adaptasi Perubahan Iklim, serta pengembangan Adaptasi Berbasis Ekosistem (EbA)
Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim 88



Sektor Kehutanan Sektor Limbah

309.406.137
295.580.000 297.820.000
Ton CO2e

Ton CO2e
165.634.312

354.440
288.141

2017 2018 2017 2018


Capaian tervalidasi Capaian terverifikasi

Pada Lokasi Proklim (Dalam Ton CO2e)

15 28 5 1 13 1 40 19 45 12 126 86 41 36 18 18 3 11 9 2 14 6 1 3 12 24 5 3 4
316.032

127.918 125.063

59.730
95.725 91.079

58.673
6.710 2.991 1.141
- 49 1.284 2.081
- 7.412 7.086 74 1.494
9.150 5.739 5.631 81
-
4.821 1
- 25 -
Bali
Riau

Kep. Riau
Sulawesi Utara

Sulawesi Barat
Sulawesi Tengah

Sulawesi Selatan
Sumatera Barat

Sumatera Selatan
Sumatera Utara

Jawa Tengah
Jawa Timur

Jawa Barat
Kalimantan Selatan

Kalimantan Timur
Kalimantan Barat

Kalimantan Tengah
Aceh

D I Yogyakarta
Nusa Tenggara Barat

Banten
Maluku

Maluku Utara
Lampung

DKI Jakarta
Jambi

Bengkulu
Papua
Papua Barat

Keterangan: Dihitung berdasarkan kelengkapan data Ton CO2e Jumlah ProKlim Per Provinsi
aktivitas yang diterima dari setiap lokasi

Data : Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim pada Virtual Meeting 12 - 19 Mei 2020
Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim 89


   
Menurunnya Indeks Risiko Bencana melalui strategi
pengurangan risiko bencana tingkat nasional dan daerah

 

Pengembangan dan Operasionalisasi SID IK yang


terintegrasi dengan data iklim, data sosek, data
kerentanan kebakaran dan kedepan dengan data DAS

12 Wilayah (3 kota dan 9 Kab.) yang difasilitasi


pengembangan skenario iklim. Terbitnya PerMEnLHK
No P.33/Menlhk/Setjen/Kum.1/3/2016 tentang
Pedoman Penyusunan Aksi Adaptasi Perubahan Iklim

Penurunan jumlah hotspot pada kawasan hutan non


konservasi dan lahan di Pulau Sumatera, Kalimantan
dan Sulawesi sebesar 10% dari batas toleransi
maksimum jumlah hotspot sebesar 32.323 HS menjadi
29.091 HS pada tahun 2019. 7.927 HS (72,75%)
Capaian Kinerja >150% Data sampai dengan 15
Desember 2019

Penurunan luas kebakaran hutan non konservasi, dan


lahan di Pulau Sumatera, Kalimantan dan
Sulawesi sebesar 10% dari batas toleransi maksimum
luas kebakaran hutan dan lahan seluas 498.736 Ha
menjadi 448.863 Ha pada tahun 2019. 25.817 Ha
(94,25%) Capaian Kinerja >150 % Data sampai dengan
akhir November 2019

Penerbitan intrumen peraturan tentang


Pengendaliaan Kebakaran Hutan dan Lahan:
PeMenLHK No P.32/Menlhk/Setjen/Kum.1/3/2016
tentang Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan
PerMenLHK P.8/Menlhk/Setjen/Kum.1/2/2018 tentang
Kriteria Teknis Status Kesiagaan Dan Darurat
Kebakaran Hutan Dan Lahan PerMenLHK No. P.9/
Menlhk/Setjen/Kum.1/3/2018 tentang Prosedur Tetap
Pengecekan Lapangan Informasi Titik Panas Dan/Atau
Informasi Kebakaran Hutan Dan Lahan

Data : Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim pada Virtual Meeting 12 - 19 Mei 2020
Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim 90

 Foto: SulutPos.com


Pada Tahun 2016-2017 Tidak ada hari berasap di semua kota di Indonesia karena kejadian
kebakaran hutan dan lahan


   
PENERBITAN PERATURAN:
1. PerMenLHK No. P.84/Menlhk/Setjen/Kum.1/1 1/2016 tentang Program Kampung Iklim
2. Per Dirjen PPI No. P.A/PP/SET/KUM.1/2/2017 tentang Pedoman Pelaksanaan Program
Kampung Iklim
DUKUNGAN KEBERLANJUTAN DALAM PROKLIM:
1. Kelompok masyarakat
2. Dukungan kebijakan Memperkuat kemandirian
 3. Dinamika kemasyarakatan dan kesiapan warga
dalam menghadapi
 4. Kapasitas masyarakat
5. Keterlibatan pihak eksternal berbagai resiko dan
6. Manfaat sosial, ekonomi, lingkungan ancaman

*Hingga akhir 2020 sebanyak 2680 Desa teregistrasi mengikuti Program Iklim


Program Kampung Iklim (Proklim) dirancang dan diimplementasikan untuk mencapai target SDGs 13,
khususnya yang terkait dengan:
• Penguatan kapasitas ketahanan dan adaptasi terhadap bahaya terkait iklim dan bencana alam;
• Peningkatan pendidikan, penumbuhan kesadaran, serta kapasitas manusia dan kelembagaan terkait
  

mitigasi dan adaptasi, pengurangan dampak dan peringatan dini perubahan iklim;

Dengan Skemadan
Pengembangan REDD+ :
pelaksanaan kegiatan adaptasi dan mitigasi perubahan iklim di lokasi ProKlim
dilakukan
1. atas kolaborasiangka
Dapat menurunkan multi pihak, dengandimengoptimalkan
deforestasi Indonesia berbagai sumber daya yang dapat
diakses oleh desa. Sesuai dengan Permendesa No. 11/2019 tentang
2. Mayarakat dapat hidup di sekitar wilayah hutan sehingga saling Prioritas Penggunaan
menjaga Dana Desa
(mengambil
Th.manfaat
2020, pengembangan ProKlim termasuk
untuk kesejahteraan rakyat) kegiatan yang dapat dibiayai oleh dana desa.
3. Menjaga jumlah keanekaragaman hayati yang terancam
Penempatan ProKlim untuk mendukung SDGs Goal 11 dipertimbangkan kurang tepat, mengingat
4. Menjaga luas tutupan hutan
kegiatan Proklim telah dilaksanakan di berbagai tipologi wilayah (bukan hanya di perkotaan). Sampai
5. Penurunan
tahun 2020 yang emisi clan sebagai
terdaftar meningkatkan cadangan2775
ProKlim berjumlah karbon
lokasi (setingkat desa/kelurahan atau dusun/
RW dan yang setara), yang tersebar di 33 provinsi (terdiri dari 379 kabupaten/kota)
 
Proklim sebagai aksi nyata kegiatan tingkat tapak dari Join Adaptasi Mitigasi (JAM)
Data : Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim pada Virtual Meeting 12 - 19 Mei 2020
Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim 91
Foto: Dok. facebook KLHK

Data : Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim pada Virtual Meeting 12 - 19 Mei 2020
Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim 92

UPAYA PPI DALAM


MENURUNKAN EMISI

Foto: Dok. facebook KLHK



Keterangan:
Sumut
26 Kaltim Posko Desa
Kalteng
37 Gorontalo Desa Jangkauan
60 107
Kalbar 76 1
303 Sulut
166 8 Maluku Utara
Sulteng 3
390 13 1
1
3 2

Sultar

78 8

324 19

Riau Kalsel Sulsel


60 17
29 267 34 3
237
72 6
Jambi
249 Maluku
2 4 2
Sumsel
2 1 8 5
Jatim 1 Papua Barat Papua
NTT

Patroli terpadu pencegahan karhutla Patroli terpadu di Sumatera dan Patroli terpadu di Sulawesi, Maluku,
di seluruh Indonesia pada tahun Kalimantan di laksanakan di 8 provinsi Papua, Jawa, dan Nusa Tenggara
2019 dilaksanakan di 618 posko desa dengan membangun 575 posko desa dilaksanakan di 8 Provinsi dengan
yang menjangkau 2,022 desa rawan yang menjangkau 1.906 desa rawan membangun 43 posko desa yang
karhutla. di sekitarnya. menjangkau 116 desa rawan di sekitarnya

Data : Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim pada Virtual Meeting 12 - 19 Mei 2020
Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim 93


dilakukan bersama satgas Pengendalian Karhutla di Provinsi

47 WB 0 TMC 25.350 WB 12 TMC

Kep. Riau

Riau Kalbar

39.868 WB 266 TMC


Jambi Kalteng

Kalsel
5.174WB 3 TMC Sumatera
Selatan
16.028 WB 60 TMC
25.851 WB 45 TMC
8.906 WB 1 TMC
Jabar
Jatim

3 WB 0 TMC
20 WB 0 TMC

Dukungan Pemadaman Darat


15 provinsi diantaranya Sumut, Riau, Jambi, Sumsel, Kalbar, Kalteng, Kalsel, Kaltim, Sulsel, Sultra, Sulut,
Jabar (TN. Ciremai), Banten (TN. Ujung Kulon), NTT (TN. Matalawa), NTB (TN. Rinjani)

Dukungan Pemadaman Udara Teknologi Modifikasi Cuaca


121.247 WB di 8 provinsi 387 Sortie di 6 provinsi

  

2
30 8 4
120 60
5
Aceh 1 75 2
1
15
Sumut 30
15
Kep. Riau Kalut
Riau
Kalbar
Kaltim
Papua
Jambi Kalteng Barat
4 Babel Sulbar
Kalsel Maluku
Sumsel
60 Papua

8
4
120 4 2
2 11 60
60 30
30 165

Jumlah regu Brigdalkarhut di KPH hingga 2019


Jumlah Regu Jumlah Personil
58 Regu; 870 anggota

Data : Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim pada Virtual Meeting 12 - 19 Mei 2020
Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim 94



Manggala Agni Daops Anggota

SUM-IV (Pekanbaru) 30

SUM-V (Dumai) 60

SUM-VI (Siak) 60
Manggala Agni Daops Anggota
SUM-VII (Rengat) 60
SUM-I (Sibolangit) 60 Manggala Agni Daops Anggota
SUM-VIII (Batam) 30
SUM-II (Pematang Siantar) 60 KAL-XII (Paser) 60
Manggala Agni Daops Anggota
SUM-III (Labuhanbatu Selatan) 60 KAL-XIII (Sangkima) 45
KAL-VIII (Pontianak) 60

KAL-IX (Singkawang) 60

KAL-X (Ketapang) 60

KAL-XI (Sintang) 90 Manggala Agni Daops Anggota

SUL-IV (Bitung) 30
Sumut

Riau & Kepri Sulut


Kalbar Kaltim

Jambi Kalteng

Sumsel Kalsel Sulsel


Sultra

Manggala Agni Daops Anggota


Manggala Agni Daops Anggota
SUM-IX (Jambi) 60
Manggala Agni Daops Anggota
KAL-I (Palangkaraya) 75
SUM-X (Muara Bulian) 30 SUL-I (Gowa) 60
KAL-II (Kapuas) 45
SUM-XI (Bkt Tempurung) 45 SUL-II (Malili) 60
KAL-III (Pangkalan Bun) 45
SUM-XII (Muara Tebo) 60
KAL-IV (Muara Teweh) 60 Manggala Agni Daops Anggota
SUM-XIII (Sarolangun) 60
SUL-III (Konawe Selatan) 30

Manggala Agni Daops Anggota


Manggala Agni Daops Anggota
KAL-V (Banjar) 60
SUM-XIV (Banyuasin) 60
KAL-VI (Tanah Laut) 60
SUM-XV (Musi Banyuasin) 60
KAL-VII (Tanah Bumbu) 60
SUM-XVI (Lahat) 60

SUM-XVII (Ogan Komering Ilir) 60

34 Daops yang tersebar di Indonesia


Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi

Data : Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim pada Virtual Meeting 12 - 19 Mei 2020

Pada Tahun 2016-2017 Tidak ada hari berasap di semua kota di Indonesia karena kejadian
Direktorat Jenderal
kebakaran Pengendalian
hutan dan lahan Perubahan Iklim 95


   


PENERBITAN PERATURAN:
1. PerMenLHK No. P.84/Menlhk/Setjen/Kum.1/1 1/2016 tentang Program Kampung Iklim
2. Per Dirjen PPI No. P.A/PP/SET/KUM.1/2/2017 tentang Pedoman Pelaksanaan Program
Kampung Iklim

DUKUNGAN KEBERLANJUTAN DALAM PROKLIM:
Pada Tahun 2016-2017 Tidak ada hari
1. Kelompok berasap di semua kota di Indonesia karena kejadian
masyarakat
2. Dukungan kebijakan Memperkuat kemandirian
kebakaran hutan dan lahan
 3. Dinamika kemasyarakatan dan kesiapan warga
dalam menghadapi
 4. Kapasitas masyarakat
5. Keterlibatan pihak eksternal berbagai resiko dan
6. Manfaat sosial, ekonomi, lingkungan ancaman


*Hingga akhir 2020 sebanyak 2680 Desa teregistrasi mengikuti Program Iklim


   
PENERBITAN PERATURAN:
1. PerMenLHK No. P.84/Menlhk/Setjen/Kum.1/1 1/2016 tentang Program Kampung Iklim
2. Per Dirjen PPI No. P.A/PP/SET/KUM.1/2/2017 tentang Pedoman Pelaksanaan Program
  

Kampung Iklim
Dengan Skema REDD+DUKUNGAN
: KEBERLANJUTAN DALAM PROKLIM:
1. Dapat menurunkan angka deforestasi
1. Kelompok di Indonesia
masyarakat
2. Mayarakat dapat hidup2. di sekitar kebijakan
Dukungan Memperkuat
wilayah hutan sehingga saling menjaga kemandirian
(mengambil
 3. Dinamika
manfaat untuk kesejahteraan kemasyarakatan
rakyat)
dan kesiapan
dalam
warga
menghadapi

3. Menjaga 4. Kapasitas masyarakat
jumlah keanekaragaman hayati yang terancam
5. Keterlibatan pihak eksternal berbagai resiko dan
4. Menjaga luas tutupan6.hutan
Manfaat sosial, ekonomi, lingkungan ancaman
5. Penurunan emisi clan meningkatkan cadangan karbon
*Hingga akhir 2020 sebanyak 2680 Desa teregistrasi mengikuti Program Iklim

 


Proklim sebagai aksi nyata kegiatan tingkat tapak dari Join Adaptasi Mitigasi (JAM)

  

Dengan Skema REDD+ :


1. Dapat menurunkan angka deforestasi di Indonesia
2. Mayarakat dapat hidup di sekitar wilayah hutan sehingga saling menjaga (mengambil
manfaat untuk kesejahteraan rakyat)
3. Menjaga jumlah keanekaragaman hayati yang terancam
4. Menjaga luas tutupan hutan
5. Penurunan emisi clan meningkatkan cadangan karbon

Data : Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim pada Virtual Meeting 12 - 19 Mei 2020

 


  
Direktorat Jenderal
Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan

Kontribusi pada Goal TPB/SDGs


Ditjen Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan 97

“PENEGAKAN HUKUM PADA DASARNYA MERUPAKAN UPAYA UNTUK MENERAPKAN HUKUM


(PENEGAKAN HUKUM ADMINISTRASI, PENEGAKAN HUKUM PERDATA/PENYELESAIAN SENGKETA
LINGKUNGAN, DAN PENEGAKAN HUKUM PIDANA) DALAM SITUASI YANG KONKRIT BAIK DILAKUKAN
MELALUI PROSES PERADILAN MAUPUN DI LUAR PERADILAN, SEHINGGA DAPAT DITETAPKAN TINGKAT
KETAATAN TERHADAP HUKUM.”

Foto: Balai Gakkum LHK Kalimantan dan Balai KSDA Kaltim Gagalkan Perdangangan Daring Enam Ekor Burung Langka
Dilindungi (Dok. facebook Ditjen Gakkum KLHK)



UU 8/2010 PPTP UU 26/2007 UU 39/2014 UU 21/2014 UU 41/1999


Pencucian Uang Penataan Ruang Perkebunan Panas Bumi Kehutanan

UU 1/2014 UU 18/2013 UU 32/2009 UU 4/2009 UU 5/1990


Pengelolaan Pencegahan & Perlindungan & Mineral & Konservasi
Wilayah Pemberantasan Pengelolaan Batuabara Sumber
Pesisir & Perusakan Hutan Lingkungan Daya Alam
Pulau-pulau Hidup Hayati &
Kecil Ekosistemnya

Data : Ditjen Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada Virtual Meeting 12 - 19 Mei 2020
Ditjen Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan 98



Foto: Dok. facebook Ditjen Gakkum KLHK

Memastikan Keamanan Lingkungan Hidup dan Kehutanan

Menegakan Hukum LHK yang Tegas dan Adil

  

Memastikan Ekosistem Darat, Air Permukaan, dan Laut Teramankan dari


Kejahatan, Gangguan Dan Ancaman

Data : Ditjen Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada Virtual Meeting 12 - 19 Mei 2020
Ditjen Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan 99



Pencemaran Lingkugan Perusakan Lingkugan Pembalakan Liar

Perambahan Perburuan & Peredaran Pembakaran


Hutan Tumb & Satwa Dilindungi Hutan & Lahan

 Efek jera

Penanganan Pengaduan

Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup

Pengamanan & Pengawasan

Penerapan Sanksi Administratif

Penegakan Hukum Pidana

Meningkatkan budaya
 taat perusahaan/ individu

Data : Ditjen Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada Virtual Meeting 12 - 19 Mei 2020
Ditjen Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan 100


Ancaman dan Gangguan terhadap Kawasan Hutan Indonesia disebabkan adanya aksi
Perambahan Hutan, Pembalakan Liar dan Perburuan dan Perdagangan TSL Instrumen
Penegakan Hukum yang dilakukan adalah Operasi Pengamanan dan Pemulihan Kawasan hutan
dan peredaran hasil hutan serta Penegakan Hukum Pidana



2016
65 Operasi
2015 6.120 Ekor Satwa 2017
38 Operasi 5.288 Bagian Tubuh 68 Operasi
2.592 Ekor Satwa 4.178 Ekor Satwa
283 Bagian Tubuh 66 P-21 4.639 Buah Bagian Tubuh

49 P-21 66 P-21

2018
76 Operasi
213.205 Ekor Satwa
689 Buah Bagian Tubuh 2019 2020
45 Operasi 13 Operasi
94 P-21 1.325 Ekor Satwa 37 Ekor Satwa
1.799 Buah Bagian Tubuh 2245 Buah Bagian Tubuh

104 P-21 31 P-21

Data : Ditjen Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada Virtual Meeting 12 - 19 Mei 2020
Ditjen Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan 101

 
 

  


27 Operasi 18 Operasi 137 Operasi
3.072.198 Ha 986.529 Ha 3.005.360 Ha
30 P-21 36 P-21 9 P-21

  


217 Operasi 101 Operasi 16 Operasi
3.005.360 Ha 9.927.442, 66 Ha 439.725,96 Ha
27 P-21 11 P-21 5 P-21

  



  


25 Operasi 39 Operasi 88 Operasi
1.041,83 M3 3.642 M3 3.819,76 M3
43 P-21 51 P-21 55 P-21

  


172 Operasi 163 Operasi 39 Operasi
11.122,58 M3 17.143,94 M3 849,37 M3
41 P-21 65 P-21 18 P-21

Data : Ditjen Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada Virtual Meeting 12 - 19 Mei 2020
Ditjen Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan 102


Memastikan kasus-kasus pencemaran air dan tanah di selesaikan menggunakan instrumen
penerapan Sanksi Administrasi, Penegakan Hukum Pidana dan Penegakan Hukum Perdata

Pencemaran Lingkungan Pencemaran Lingkungan


Perdata di Luar Pengadilan TA Th. 2015-2020 Perdata Melalui Pengadilan Th. 2015-2020

7 kasus 1 kasus
2019
2020 2
Persidangan
25 kasus
14 kasus 2015
2018

33 kasus
2016 2
Penyusunan
33 kasus gugatan
2017

Pencemaran Lingkungan Pencemaran Lingkungan


Sanksi Administrasi Th. 2015-2020 Pidana P-21 TA Th. 2015-2020

1 711 2 kasus 12 kasus


Pencabutan Paksaan 2020 2015
ijin Pemerintah
15 kasus
31 kasus 2016
2019

176 5 22 kasus
Teguran Pembekuan 2017
Pemerintah ijin 28 kasus
2018

Data : Ditjen Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada Virtual Meeting 12 - 19 Mei 2020
Ditjen Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan 103


Pencemaran dan perusakan laut kerap terjadi
akibat adanya tumpahan minyak, tertabraknya
ekosistem terumbu karang oleh Kapal dan
adanya perusakan Mangrove.

Kerusakan Lingkungan Kerusakan Lingkungan


Perdata di Luar Pengadilan, Th. 2015-2020 Perdata Melalui Pengadilan, Th. 2015-2020

2 kasus 2
2020 1 Penyusunan
13 kasus Eksekusi Gugatan
2019 7 kasus (Selesai)
2016

6 kasus
2017
9 kasus 1
Pendaftaran Gugatan
2018

Kerusakan Lingkungan
Pidana P-21, Th. 2015-2020

2 kasus
2019 2 kasus
2020
2 kasus
2018

6 kasus
2017

Data : Ditjen Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada Virtual Meeting 12 - 19 Mei 2020
Ditjen Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan 104


Penegakan Hukum terhadap Kebakaran hutan dan lahan secara intensif dilakukan sejak kebakaran
besar terjadi di tahun 2015. Pengawasan dilakukan dengan menggunakan teknologi dan informasi tinggi,
pencegahan dan peringatan diberikan terhadap perusahaan yang mempunyai hotspot tinggi, Penegakan
Hukum digunakan untuk pencegahan.
Perusak Lingkungan ini, di proses dengan menggunakan instrumen penerapan Sanksi Administrasi,
Penegakan Hukum Pidana dan Penegakan Hukum Perdata.

Kebakaran Hutan dan Lahan Kebakaran Hutan dan Lahan


Sanksi Administrasi 2015 s.d 2020 Perdata Melalui Pengadilan 2015 s.d 2020

23 Sanksi 1 1
7 Sanksi 2015 Eksekusi
Pendaftaran
2020 133 Sanksi (Selesai)
2016 6 Gugatan
Pelaksanaan
Eksekusi

10 Sanksi
2017
2 7
341 Sanksi Persiapan Persidangan
2019 8 Sanksi Eksekusi
2018

Kebakaran Hutan dan Lahan


Pidana P-21 Tahun 2015 s.d 2020

1 P-21
12 P-21 2020
2019
32 P-21
2015

6 P-21
2018

10 P-21
2017
1. Pencabutan/ pembekuan ijin perusahaan
yang terlibat pembakaran (oleh LHK)
2. Proses hukum pidana dan perdata sedang 27 P-21
2016
berlangsung oleh LHK dan POLRI

Data : Ditjen Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada Virtual Meeting 12 - 19 Mei 2020
Ditjen Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan 105


Meningkatkan Budaya Taat Pelaku Usaha Bidang Energi

Pengawasan Izin Lingkungan Perusahaan Bidang Energi

5 Perusahaan
2016

12 Perusahaan
2017

10 Perusahaan
2018

33 Perusahaan
2019

6 Perusahaan
2020

Penataan Penerapan Sanksi Administrasi Perusahaan Bidang Energi

22 Perusahaan
Teguran tertulis

9 Perusahaan
Paksaan pemerintah

4 Perusahaan
Proses SA

8 Perusahaan
Rekomendasi apresiasi

17 Perusahaan
Teguran tertulis

2 Perusahaan
Tidak dikenakan SA

11 Perusahaan
Taat

2 Perusahaan
Proses penaatan

Data : Ditjen Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada Virtual Meeting 12 - 19 Mei 2020
Ditjen Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan 106





Th. 2015 Th. 2018


562 Pengaduan 902 Pengaduan
Th. 2016 Th. 2019
684 Pengaduan 1.458 Pengaduan

Th. 2017 Th. 2020


529 Pengaduan 417 Pengaduan

Gb. Capaian Penanganan Pengaduan LHK


TA 2015 s.d 2020

Sudah tersusunnya background study penegakan hukum LHK dan road map
pengarusutamaan gender sebagai acuan rencana strategi TA 2020 s.D 2024
yang responsif gender.

Bangkok (13/11/2019), Mendapat 3 kategori penghargaan di kategori inovasi,


integritas & kepemimpinan gender di Asia Environmental Enforcement Awards
tahun 2019

Tersedianya Ruang Laktasi untuk Karyawati lingkup Direktorat Jenderal


Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan;

Tersedianya Sarana Prasarana Lingkungan Kerja yg Responsif Gender


(Renovasi Toilet Pria dan Wanita, Akses Wudhu, Ruang Shalat, Lounge, Ops
Room, Ruang Interogasi TSK)

Tersedianya Sarana Prasarana Penegakan Hukum LHK untuk Keselamatan,


Kesehatan kerja dan Lingkungan

Data : Ditjen Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada Virtual Meeting 12 - 19 Mei 2020
Ditjen Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan 107



Komitmen Data Terpilah, Sistim & Bahan Informasi
Road Map Pug Gakkum Klhk 2020 S.D 2024 Tersedia Sebagai Pembuka Wawasan

Kebijakan Metode & Tool


Tagging Gender S.D Output Rka K/L Gakkum Klhk (Krisna) Gender Budget Statement & Gender Analytical Pathway

Kelembagaan Peran Serta Masyarakat


Sub Kelompok Kerja Pug Gakkum Klhk Terlaksana Pengaduan masyarakat

SDM & Anggaran


Gender Champion, Fasilitator, Capacity Building



PNS UPT
146 PPLH 208 PPNS
1.178
Honorer Pusat
Honorer UPT
Personil Gakkum
PNS Pusat
94 POLHUT 520 SPORC

19% 81%
80 PNS Pusat 120

80 PNS UPT 697


27 Honorer Pusat 52
33 Honorer UPT 89

44,5%
SMA/ Sederajat
Usia Usia
21-30 31-40
5,3%
D-III
23% 22% 42,2%
S-1/ D-IV
Usia Usia 7,6%
41-50 > 50 S-2
0,3%
41% 14% S-3

Data : Ditjen Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada Virtual Meeting 12 - 19 Mei 2020



Badan Penelitian, Pengembangan, dan Inovasi

Kontribusi pada Goal TPB/SDGs


Badan Penelitian, Pengembangan, dan Inovasi 109


     


 
 


Penelitian Kualitas Lingkungan 3 sintesa 3 sintesa 3 sintesa 3 sintesa 3 sintesa

Penelitian Sosekjak dan 3 sintesa 3 sintesa 3 sintesa 3 sintesa 3 sintesa


Perubahan Iklim

Rekomendasi kebijakan 1 rekom 1 rekom 2 rekom 4 rekom 1 rekom


kebijakan kebijakan kebijakan kebijakan kebijakan

Pengembangan IPTEK Bidang 15,3% adopsi 43,3% adopsi 45% adopsi 70% adopsi 100% adopsi
Sosekjak & Perubahan Iklim

Lab Lingkungan Daerah binaan 3 Lab 7 Lab 11 Lab 15 Lab 15 Lab

Pengelolaan Lab Rujukan 1 Lab 1 Lab 1 Lab 1 Lab 1 Lab



  
 
      

Penelitian Pengelolaan Hutan 6 sintesa 6 sintesa 6 sintesa 6 sintesa 6 sintesa

Penelitian Peningkatan Nilai 3 sintesa 3 sintesa 3 sintesa 3 sintesa 3 sintesa


Tambah

Pengembangan IPTEK bidang 20% adopsi 40% adopsi 60% adopsi 80% adopsi 100% adopsi
peningkatan nilai tambah



  
 


  

Rancangan dan pengelolaan 3 TN 1 TN 3 TN 5 TN 1 TN


stasiun riset kehati 4 KHDTK 4 KHDTK 4 KHDTK 4 KHDTK 4 KHDTK

Pengembangan IPTEK 20% adopsi 40% adopsi 60% adopsi 80% adopsi 100% adopsi
bidang pengelolaan hutan

Sintesa hasil penelitiandi UPT 15 paket 15 paket 15 paket 15 paket 15 paket


Litbang bahan sintesa bahan sintesa bahan sintesa bahan sintesa bahan sintesa
RPPI RPPI RPPI RPPI RPPI
15 paket UD 30 paket UD 36 paket UD 15 paket UD 15 paket UD
30 KHDTK 30 KHDTK 30 KHDTK 30 KHDTK 30 KHDTK

   

SAKIP dengan nilai 83,00 (AA) 85,33 poin 71,97 poin 78,85 poin 80,07 poin
83,10
di Tahun 2019 (AA) (BB) (BB) (AA)

Data : Badan Penelitian, Pengembangan, dan Inovasi pada Virtual Meeting 12 - 19 Mei 2020
Badan Penelitian, Pengembangan, dan Inovasi 110

Foto: Dr. Ir. Agus Justianto, M.Sc (Kepala Badan Litbang dan Inovasi, KLHK)

   
   










topik penelitian dan
  pengembangan

berkontribusi pada SDG
  15 Life on Land

terkait SDG 12 Konsumsi
  & Produksi

terkait SDG 8 Pekerjaan
  layak & Pertumbuhan
 Ekonomi

Data : Badan Penelitian, Pengembangan, dan Inovasi pada Virtual Meeting 12 - 19 Mei 2020
Badan Penelitian, Pengembangan, dan Inovasi 111





   ­ €‚ƒ„… †

1. Kualitas Lingkungan Hidup 176 hasil IPTEK


IKLH (66,5-68,5) Indeks kualitas Udara, Indeks Kualitas air, jumlah hotspot, Indeks tutupan hutan, Laju deforestasi,
luas hutan dan lahan kritis, kesehatan DAS, adaptasi mitigasi PI, Kelola sampah & limbah
2. Penerimaan Devisa & Negara 177 hasil IPTEK
Produksi kayu, Produksi Industri Primer, Produksi HHBK, Ekspor Kayu, PNBP, PDB, jasa lingkungan, ekonomi
keanekaragaman hayati.
3. Kualitas & Keberfungsian Ekosistem 574 hasil IPTEK
konservasi & biodiversitas, DAS hutan Lindung, hutan produksi & hutan rakyat, akses masyarakat, tenurial kawasan,
perilaku peduli LH, kebakaran hutan, wilayah adaptasi PI, legitimasi kawasan, kawasan hutan yang sudah
ditetapkan-legalitas, daya dukung & daya tampung ekosistem,

   ‡ƒ„ „ˆ


1. Kualitas Lingkungan Hidup 66 hasil IPTEK
Kualitas Lingkungan untuk Indek Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) dan ISTM (Indonesian Standard Testing
Method), Kualitas lingkungan untuk Indek Pembangunan Berkelanjutan (IPB), Politik dan hukum lingkungan
hidup dan kehutanan.

2. Penerimaan Devisa & Negara 167 hasil IPTEK


Peningkatan produktivitas hutan (kayu dan hasil hutan bukan kayu) Revitalisasi pemanfaatan hasil hutan pasca
panen untuk energi, pangan dan obatobatan alternative dari hutan, Pengolahan hasil hutan, Keteknikan hutan,
Pola konsumsi dan produksi berkelanjutan, Keekonomian dan daya saing industri serta kebijakan tata kelola LHK,
Peningkatan nilai tambah kayu dan perakitan teknologi, Pengembangan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) ,
peningkatan pemanfaatan jasa lingkungan, Pengembangan konservasi sumber daya alam

3. Kualitas & Keberfungsian Ekosistem 599 hasil IPTEK


Konservasi keanekaragaman hayati, Konservasi sumber daya air, sumber pangan alternative, Sumber energi
alternative, Obat-obatan tanaman hutan, Sosek, kebijakan, dan pemberdayaan masyarakat serta resolusi konflik,
Peningkatan tata kelola kehutanan, Integrasi pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS), Perubahan Iklim

 

 

   
Area litbang Topik Penelitian Inovasi Laboratorium

     


Desain Stasiun Pusat Belajar KHDTK Nomor 1 dunia Koleksi Koleksi
Riset TN Dunia Koleksi Xylarium Mikroba Hutan Herbarium

  
Layanan Lab Mobil Kawasan International Journal
wisata ilmiah Forestry Research-IJFR
terindeks Global-SCOPUS

Data : Badan Penelitian, Pengembangan, dan Inovasi pada Virtual Meeting 12 - 19 Mei 2020
Badan Penelitian, Pengembangan, dan Inovasi 112



15 Area Penelitian 8 Area Pengembangan

1. Konservasi keanekaragaman hayati 1. Peningkatan nilai tambah kayu dan


2. Konservasi sumber daya air perakitan teknologi
3. Peningkatan produktivitas hutan 2. Pengembangan Hasil Hutan Bukan
(kayu dan hasil hutan bukan kayu) Kayu (HHBK)
4. Sumber pangan alternatif 3. Peningkatan pemanfaatan jasa
5. Sumber energi alternatif lingkungan
6. Obat-obatan tanaman hutan 4. Pengembangan konservasi sumber
7. Revitalisasi pemanfaatan hasil hutan daya alam
pasca panen untuk energi, pangan 5. Peningkatan tata kelola kehutanan
dan obat-obatan alternative dari 6. Integrasi pengelolaan Daerah Aliran
hutan Sungai (DAS)
8. Pengolahan hasil hutan 7. Peningkatan kualitas lingkungan
9. Keteknikan hutan hidup
10. Kualitas Lingkungan untuk Indek 8. Mitigasi perubahan iklim dan
Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) dan bencana alam
ISTM (Indonesian Standard Testing
Method)
11. Kualitas lingkungan untuk Indek
Pembangunan Berkelanjutan (IPB)
12. Pola konsumsi dan produksi
berkelanjutan
13. Sosek, kebijakan, dan pemberdayaan
masyarakat serta resolusi konflik
14. Keekonomian dan daya saing industri
serta kebijakan tata kelola LHK
15. Politik dan hukum lingkungan hidup
dan kehutanan

Data : Badan Penelitian, Pengembangan, dan Inovasi pada Virtual Meeting 12 - 19 Mei 2020
Badan Penelitian, Pengembangan, dan Inovasi 113

 

Peningkatan tata kelola kehutanan 25

Agenda 3.Kualitas & Keberfungsian


Mitigasi perubahan iklim dan bencana alam 11
Integrasi pengelolaan DAS 10
Pengembangan konservasi sumberdaya alam 77

Ekosistem
Pengembangan HHBK 55
Revitalisasi pemanfaatan HH pasca panen untuk energi, pangan, obat 29
Pemberdayaan masyarakat dan resolusi konflik 52 599 Kegiatan
Obat-obatan tanaman hutan 60
Sumber energi alternatif 36
40

Agenda 2. Penerimaan Devisa


Sumber pangan alternatif
Konservasi sumberdaya air 58

Pendapatan Negara
Konservasi keanekaragaman hayati 146
Peningkatan pemanfaatan jasa lingkugan 13
Peningkatan nilai tambah kayu dan perakitan teknologi 39
Keekonomian dan daya saing industri 18
Pola konsumsi dan produksi berkelanjutan 4 167 Kegiatan
Keteknikan hutan 7
Agenda 1. Kualitas Agenda

Pengolahan hasil hutan 34


Lingkungan Hidup

Pemberdayaan masyarakat dan resolusi konflik 52


Kebijakan tata kelola serta politik dan hukum LHK 20
11
Peningkatan kualitas lingkungan hidup
66 Kegiatan
Kualitas lingkungan untuk indeks pembangunan berkelanjutan 8
Kualitas lingkungan untuk indeks kualitas lingkungan hidup 27

 


55% diadopsi penuh 7,6% (71 dari 927) hasil penelitian menjadi
512 dari 927penelitian diadopsi di level tertinggi (Level 5). PERTIMBANGAN UTAMA KEBIJAKAN & REGULASI
Diadopsi PENUH oleh masyarakat, standar, paten & HKI (Policy brief, bahan kebijakan,draft SK Menteri).
Untuk menjadi kebijakan/regulasi, hasil penelitian
48%nya 245 dari 512 perlu proses panjang melibatkan para pihak terkait
Diadopsi di level ilmiah dan diimplementasikan terdampak.

4,1% 21 dari 512 Seluruh 927 topik penelitian membuat


Standar Nasional LHP

Data : Badan Penelitian, Pengembangan, dan Inovasi pada Virtual Meeting 12 - 19 Mei 2020
Badan Penelitian, Pengembangan, dan Inovasi 114



Pembiayaan Badan Litbang dan Inovasi

Prosen Belanja Badan Litbang dan Inovasi

Pembiayaan APBN
Berkisar Rp 280milyar – Rp 382milyar dan 48%-66% belanja pegawai

Pembiayaan HLN
Berkisar Rp 15milyar – Rp 23milyar

Biaya penelitian, pengembangan serta manajemen litbang


Berkisar 30% - 40%

Data : Badan Penelitian, Pengembangan, dan Inovasi pada Virtual Meeting 12 - 19 Mei 2020
Badan Penelitian, Pengembangan, dan Inovasi 115

Kontribusi Iptek
Masing-Masing SDGs

IPTEK Agroforestry
Goal 1 Jagung, singkong, nenas, purun, buah naga, cabe,
kunyit/jahe, coklat, kopi, pinang, rotan

IPTEK Silvopasture, apikultur IPTEK paludikultur


Sapi, kerbau rawa, kambing, domba, ayam, lebah Nanas, buah naga, purun, tanaman pertanian umum-
nya

Data : Badan Penelitian, Pengembangan, dan Inovasi pada Virtual Meeting 12 - 19 Mei 2020
Badan Penelitian, Pengembangan, dan Inovasi 116

IPTEK Silvofishery
Ikan air tawar, lele, mujair, ikan emas, belut (gambut & mangrove)

IPTEK Pemberdayaan Masyarakat IPTEK Pangan Hutan


Kerajinan bamboo, produksi cuka kayu, bioetha- Lebah madu, trigona, kelulut, sagu, jagung, porangdll
nol,aren, budidaya lebah madu, budidaya ulat sutera,
budidaya gaharu, budidaya kemenyan, gula semut,
rotan, jernang, ubi hutan, gadung, Pola akses masyar-
akat sekitar hutan, budidaya pewarna alami, jamur
tiram putih, minyak kapur, minyak kruing dll

IPTEK Energi Hutan IPTEK Hutan Rakyat


Mikrohidro, tanaman energi kaliandra, nyamplung, Sengon, jati, pengendalian hama/penyakit karat puru,
jarak, biodiesel, biogas karat tumor

Data : Badan Penelitian, Pengembangan, dan Inovasi pada Virtual Meeting 12 - 19 Mei 2020
Badan Penelitian, Pengembangan, dan Inovasi 117

Goal 2
IPTEK Pangan Hutan
Jagung, sagu, padi ladang, ubi, singkong, nenas, buah naga, porang, cabe, kunyit/jahe, coklat, kopi arabica/robus-
ta/liberika, pinang, madu trigona, madu kelulut, madu hutan, gula semut/aren, anggur hutan, sukun, talas hutan,
gadung, rebung bamboo, polen madu, jamur tiram putih, jenis mangrove

Goal 3
IPTEK Obat-obatan dari hutan
Kayu putih, kunyit, jahe, pasak bumi, madu, sirsak, taxus, kilemo, faloak, jernang, gaharu, pakoba, jamblang, kayu
putih, gemor, gaharu, akar kuning, pranajiwa, bidara laut, buah merah, cengkeh, nilam, masohi, resin & getah berag-
am jenis, pirdot

Rumah Singgah Kanker Disinfektan/ Antiseptik


IPTEK arang kayu/bamboo, forest healing Cuka Kayu/Bambu, Bioetanol, kayu putih

Data : Badan Penelitian, Pengembangan, dan Inovasi pada Virtual Meeting 12 - 19 Mei 2020
Badan Penelitian, Pengembangan, dan Inovasi 118

Goal 4
5 kawasan wisata ilmiah
Aek Nauli, Bogor Science Park, Wana Riset Samboja, Anoa Breeding center-ABC Manado, Edupark Samarinda

26 spot wisata ilmiah

Goal 5
1. Pengarusutamaan Gender-PUG (Nasional th 2000,
KLHK 2016, BLI 2016)
2. Pembentukan Kelompok Kerja PUG BLI SK.4/2016,
setiap Satuan kerja memiliki Pokja PUG
3. Perencanaan & Penganggaran Responsif Gen-
der-PPRG: Dukman RKA/KL 2020 (Rp20-Rp50 juta)
4. Gender Analysis Pathway-GAP, Gender Budget
StatementGBS Litbang*--- melekat pada ROP
litbang
5. Koordinator: bagian Program Kerjasama SetBLI.
Kontribusi Tim Gender lingkup KLHK: Dr Niken
Sakuntala, Dr Yayuk Siswiyanti, Dr.Sulistya Ekawati
– Trainer/mentor PUG BLI
6. Pemilahan fasilitas gender untuk tempat ibadah,
toilet, tempat parkir (inisiatif khusus).
7. Data Terpilah (absensi rapat: L/P)

Data : Badan Penelitian, Pengembangan, dan Inovasi pada Virtual Meeting 12 - 19 Mei 2020
Badan Penelitian, Pengembangan, dan Inovasi 119

IPTEK Pelibatan Perempuan


Kontribusi perempuan dalam pelestarian hutan, pemanfaatan hutan, dampak dari keputusan pengelolaan hutan,
pengumpulan HHBK hutan, kebutuhan domestic air dari hutan, Pengumpulan kayu hutan, pangan hutan, pakan
ternak, pewarna alami hutan

Goal 6

Teknologi Rehabilitasi/Reklamasi Teknologi Pemurnian air


• Persemaian: Biopot, Seed pellet, mutasi Breeding, • Arang kayu aktif
briket benih • Jenis tumbuhan penyaring air
• Rehabilitasi: Assisted Natural Regeneration-ANR, • Mikroba pengurai
Purposed Regeneration, Forest Landscape resto- • Pengukuran COD, BOD
ration-FLR • Filtrasi air
• Fertiliser: Mikoriza & Rizobium
• Kendali penyakit: kendali karat puru sengon, karat
tumor, boxtor
• Biopori

Teknologi Pengelolaan DAS & Mata Air Teknologi Sanitasi Air


Jenis-jenis pohon penahan air: beringin, vetiver • Teknologi biosanita
• Pengolahan air limbah domestik

Data : Badan Penelitian, Pengembangan, dan Inovasi pada Virtual Meeting 12 - 19 Mei 2020
Badan Penelitian, Pengembangan, dan Inovasi 120

Goal 7
IPTEK Energi Listrik
Energi kinetik aliran air: Mikrohidro

IPTEK Energi Kalor


• Kayu energi: kaliandra, Lamtoro,
• Bioetanol: aren, nira lontar
• Biooil: Akor
• Biodiesel: nyamplung, jarak pagar, malpari, kepuh
• Biogas: limbah ternak
• Biomasa: Wood pellet

Data : Badan Penelitian, Pengembangan, dan Inovasi pada Virtual Meeting 12 - 19 Mei 2020
Badan Penelitian, Pengembangan, dan Inovasi 121

Goal 8 IPTEK Penentuan Kuota & Perdagangan satwa


Quick assessment Kuota reptile

IPTEK Perdangangan Hasil Hutan IPTEK Bioprospeksi


• Perdagangan dan peredaran Potensi komersial jenis-jenis satwa dan flora, herbal,
HHBK HHBK
• Market intellegence

Teknologi Pengolahan kayu IPTEK pengawetan kayu IPTEK Papan


industri • Pengolahan dan Kerajinan
• Perekat nabati
• Pulp & kertas • Impregnan kayu Bambu
• Veneer • Pengolahan dan Kerajinan
• Papan Serat Rumput Ketak
• Bambu laminasi
• Daya saing industri

Data : Badan Penelitian, Pengembangan, dan Inovasi pada Virtual Meeting 12 - 19 Mei 2020
Badan Penelitian, Pengembangan, dan Inovasi 122

IPTEK alat/instrument IPTEK kendali hama & IPTEK Sandang


Deteksi & Lacak Balak penyakit hutan • Klon unggul ulat sutera
• Kendali penyakit: kendali kar- • Mutu kokon ulat sutera
• Alat sidik kayu otomatis-AIKO
at puru sengon, karat tumor, • Mutu galur parent stock ulat
• Alat deteksi kemurnian Madu
boxtor sutera
• Alat pengukur diameterkayu/
• Sidik cepat hama penyakit • Klon Unggul Murbei
pohon
• Sidik Pestisida alami/nabati • Pengembangan Sutera Alam
• Deteksi jenis flora gambut
• Jenis Pohon KIP-QR Qode

Goal 9 IPTEK Papan


Pengolahan dan Kerajinan Bambu dan Rumput Ketak

Teknologi Pengolahan kayu IPTEK pengawetan kayu


industri
• Pulp & kertas • Perekat nabati
• Veneer • Impregnan kayu
• Papan Serat
• Bambu laminasi
• Daya saing industri

Data : Badan Penelitian, Pengembangan, dan Inovasi pada Virtual Meeting 12 - 19 Mei 2020
Badan Penelitian, Pengembangan, dan Inovasi 123

Goal 10

IPTEK kesenjangan gender IPTEK Lembaga Adat dan IPTEK kesenjangan ekonomi
akses SDH rural dan urban
Pelibatan Perempuan: kontribusi Pelibatan masyarakat adat Agroforestry
perempuan dalam
pelestarian hutan, pemanfaatan
hutan, dampak
dari keputusan pengelolaan
hutan, pengumpulan
HHBK hutan, kebutuhan domestic
air dari hutanPengumpulan kayu
hutan, pangan hutan, pakan
ternak, pewarna alami hutan

Goal 11

IPTEK Hutan Kota IPTEK pengendalian IPTEK Air Konsumsi


pencemarn
• Komposisi jenis penaha • Nano karbon pengendali • Biosanita
pencemaran cemaran • Konsumsi air
• Luas minimal ruang terbuka • Kualitas lingkungan • Pemanfaatan limbah cair
hijau area urban • Kualitas udara domestik
• Kualitas air
• Pencemaran tanah
• Deposisi asam
• Pencemaran merkuri
• Kebisingan udara
• Pengendalian limbah

Data : Badan Penelitian, Pengembangan, dan Inovasi pada Virtual Meeting 12 - 19 Mei 2020
Badan Penelitian, Pengembangan, dan Inovasi 124

Goal 12

IPTEK Pengelolaan Sampah & Limbah IPTEK Pemanfaatan Limbah


• Pengelolaan Sampah Domestik • Pemanfaatan limbah gergajian
• Insentif bank sampah • Pemanfaatan limbah kayu sawit

IPTEK Pemanfaatan SDH IPTEK Jasa Lingkungan


• Alokasi SDH dan perijinan SDH • Jasa air hutan
• Alokasi lahan KPH • Karbon hutan

Data : Badan Penelitian, Pengembangan, dan Inovasi pada Virtual Meeting 12 - 19 Mei 2020
Badan Penelitian, Pengembangan, dan Inovasi 125

Goal 13

Teknologi Pengendalian IPTEK Jasa Lingkungan International Tropical


Kebakaran Peatlands Center-ITPC
• Pengendalian kebakaran • Karbon hutan Pengelolaan Gambut Tropis
hutan-Sekat Bakar • Result base Payment-RBP
• Pembukaan lahan tanpa
bakar
• Kerawanan dan Kebakaran
Gambut
• Skema insentif pembukaan
lahan tanpa bakar

Goal 14

IPTEK Pengelolaan Sampah & Limbah IPTEK Pengendalian pencemaran


• Pengelolaan Sampah Domestik • Pengendalian pencemaran air
• Insentif bank sampah • Pengendalian limbah kota
• Deposisi asam
• Pencemaran merkuri

Data : Badan Penelitian, Pengembangan, dan Inovasi pada Virtual Meeting 12 - 19 Mei 2020
Badan Penelitian, Pengembangan, dan Inovasi 126

Goal 15

IPTEK Konservasi IPTEK Konservasi Kawasan IPTEK Manajemen Unit


Biodiversitas Hutan Kelola
• Penanda DNA,genetik klon • Resolusi konflik gangguan • Alokasi pemanfaatan lahan
unggul satwa liar • Pengelolaan KPH lestari
• Konservasi macan tutul jawa • Ekosistem Mangrove • Petak Ukur Permanen-PUP
• Biota laut mangrove • Ekosistem semiarid • Faktor eksploitasi hutan alam
• Penangkaran rusa • Ekosistem kering
• Penangkaran anoa • Ekosistem gambut
• Fosil tumbuhan tropis • Ekosistem Lahan Basah
• Koleksi xylarium-57.165 • Ekosistem Nipah
specimen • Ekosistem hutan rawang
• Koleksi Herbarium-3000 • Ekosistem pesisir laut
specimen • Luas optimal tutupan hutan
• Minimal 40 jenis kayu per-
tukangan dan 15 jenis satwa

IPTEK Konservasi DAS dan IPTEK Rehabilitasi & IPTEK Reklamasi Tambang
Mata Air Restorasi
• Mitigasi bencana banjir • Persemaian: Biopot, Seed • Nikel
bandang pellet, mutasi Breeding, • emas
• Ketersediaan air pulau-pulau • briket benih • galian C
kecil • Rehabilitasi: Assisted Natural • timah
• Mitigasi bencana tanah Regeneration-ANR, • batu bara
longsor • Purposed Regeneration,
• Konservasi air di area (ekosis- Forest Landscape
tem) kering • restoration-FLR
• Pengelolaan DAS mikro • Teknik semai pengkabutan
• Daerah Tangkapan Air dan (KOFFCO)
Waduk • Fertiliser: Mikoriza & Rizobi-
• Metode penilaian Kinerja DAS um
• Teknik penyerapan air lim-
pasan: Biopori
• Restorasi ekosistem semi arid

Data : Badan Penelitian, Pengembangan, dan Inovasi pada Virtual Meeting 12 - 19 Mei 2020
Badan Penelitian, Pengembangan, dan Inovasi 127

Goal 16
IPTEK penegakan hukum & Lacak Balak
• Alat sidik kayu otomatis-AIKO
• Market Intelligence
• Layanan Laboratorium mobil

IPTEK Resolusi Konflik Tenurial


• Tenurial
• Resolusi konflik
• Penguasaan lahan dan SDH
• Teknik mediasi konflik

Data : Badan Penelitian, Pengembangan, dan Inovasi pada Virtual Meeting 12 - 19 Mei 2020
Badan Penelitian, Pengembangan, dan Inovasi 128

Goal 17

Data : Badan Penelitian, Pengembangan, dan Inovasi pada Virtual Meeting 12 - 19 Mei 2020
Badan Penelitian, Pengembangan, dan Inovasi 129

Data : Badan Penelitian, Pengembangan, dan Inovasi pada Virtual Meeting 12 - 19 Mei 2020



Direktorat Jenderal
Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan

Kontribusi pada Goal TPB/SDGs


Ditjen Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan 131

   

       
      




   

   

  
  
  


Data : Ditjen Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan pada Virtual Meeting 12 - 19 Mei 2020
Ditjen Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan 132

Keterangan:

• HK : Hutan Konservasi; HL: Hutan Lindung; HPT: Hutan Produksi Terbatas; HP: Hutan Produksi Tetap;
• HPK: Hutan yang dapat diKonversi; APL: Areal Penggunaan Lain (non kawasan hutan)
• Hutan tanaman berdasarkan penafsiran citra adalah kelas penutupan lahan yang merupakan hasil bu-
didaya manusia meliputi seluruh hutan tanaman baik Hutan Tanaman lndustri/lUPHHK-HT maupun
hutan tanaman yang merupakan hasil reboisasi/penghijauan yang berada di dalam maupun di luar
kawasan hutan; terlihat dari citra mempunyai pola tanam yang teratur pada area datar, sedangkan
untuk daerah bergelombang terlihat warna citra yang berbeda dengan lingkungan sekitarnya

Data : Ditjen Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan pada Virtual Meeting 12 - 19 Mei 2020
Ditjen Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan 133

“Berdasarkan fungsi kawasan, penutupan


lahan berhutan terbesar terdapat pada
fungsi Hulan Lindung seluas 23,96 juta ha”

LUAS PENUTUPAN LAHAN


INDONESIA TAHUN 2019
(RIBU HA)

KAWASAN HUTAN TOTAL


PENU-
TUPAN HUTAN TETAP APL
LAHAN HPK Jumlah JUMLAH %
HK HL HPT HP Jumlah
A. Hutan 17.407,6 23.961,4 21.410,7 17.814,8 80.594,5 6.305,1 86.899,6 7.214,5 94.114,1 50,1

H. Primer 12.452,8 15.858,0 9.755,9 4.667,5 42.734,1 2.547,3 45.281,5 1.487,0 46.768,5 24,9
H. Se- 4.828,6 7.818,5 11.282,2 9.671,6 33.600,8 3.715,6 37.316,4 4.919,8 42.236,2 22,5
kunder
H. Tana- 126,2 284,9 372,7 3.475,8 4.259,6 42,1 4.301,7 807,7 5.109,4 2,7
man
B. Non 4.466,9 5.616,8 5.361,7 11.400,8 26.846,1 6.535,9 33.382,0 60.255,8 93.637,8 49,9
Hutan
Total 21.874,5 29.578,2 26.772,4 29.215,6 107.440,6 12.841,0 120.281,6 67.470,3 187.751,9 100,0

Data : Ditjen Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan pada Virtual Meeting 12 - 19 Mei 2020
Ditjen Planologi
Ditjen PlanologiKehutanan
Kehutanandan
danTata
TataLingkungan
Lingkungan 134










  







 
 



  
                
  
   €‚€‚ƒ 

  
 
A. Hutan 26.717,0 A. Hutan 9.231,8 A. Hutan 5.026,7 A. Hutan 13.547,6

- Hutan Primer 9.514,1 - Hutan Primer 5.103,6 - Hutan Primer 739,8 - Hutan Primer 5.080,0

- Hutan Sekunder 16.299,8 - Hutan Sekunder 4.100,3 - Hutan Sekunder 4.250,6 - Hutan Sekunder 6.357,7

- Hutan Tanaman 903,1 - Hutan Tanaman 28,0 - Hutan Tanaman 36,4 - Hutan Tanaman 2.109,9

B. Non Hutan 26.340,7 B. Non Hutan 9.231,2 B. Non Hutan 2.726,0 B. Non Hutan 33.642,6

  ­  


 
   
A. Hutan 2.849,7 A. Hutan 2.697,5 A. Hutan 34.043,6

- Hutan Primer 71,3 - Hutan Primer 931,5 - Hutan Primer 25.328,2

- Hutan Sekunder 764,8 - Hutan Sekunder 1.751,3 - Hutan Sekunder 8.711,7

- Hutan Tanaman 2.013,5 - Hutan Tanaman 14,8 - Hutan Tanaman 3,8

B. Non Hutan 10.467,1 B. Non Hutan 4.572,0 B. Non Hutan 6.658,2

Data : Ditjen Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan pada Virtual Meeting 12 - 19 Mei 2020
Ditjen Planologi
Ditjen PlanologiKehutanan
Kehutanandan
danTata
TataLingkungan
Lingkungan 135

    
          
          










  





  
            
  


Sumatera
15%

Papua
Jawa
36% 3% 
 
 

 
    
  
Maluku dan
Kalimantan
Maluku Utara
28%
 
5% 

  

Bali dan Nusa


3% Sulawesi
10%

Data : Ditjen Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan pada Virtual Meeting 12 - 19 Mei 2020


 
Direktorat Jenderal
Pengendalian Pencemaran Dan Kerusakan Lingkungan

Kontribusi pada Goal TPB/SDGs


Ditjen Pengendalian Pencemaran Dan Kerusakan Lingkungan 137

Kinerja Ditjen PPKL

INDEKS KUALITAS
LINGKUNGAN

Data : Ditjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan pada Virtual Meeting 12 - 19 Mei 2020
Ditjen Pengendalian Pencemaran Dan Kerusakan Lingkungan 138

INDEKS KUALITAS LINGKUNGAN HIDUP TH. 2015-2019

68

65,55
66 67
66
65

65

64 IKLH Target IKLH


64
63
2015 2016 2017 2018 2019

INDEKS KUALITAS UDARA TH. 2015-2019

87 87
85 87,40
82
80 81

2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

INDEKS KUALITAS AIR TH. 2015-2019

53 53
53
52
52
51,01
50

2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

INDEKS KUALITAS TUTUPAN LAHAN TH. 2015-2019

62
61,03
60
59 59
59 58

2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

Data : Ditjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan pada Virtual Meeting 12 - 19 Mei 2020
Ditjen Pengendalian Pencemaran Dan Kerusakan Lingkungan 139

ANALISIS TREND INDEKS KUALITAS UDARA TH. 2015-2019


7

6 Maluku

Riau
5
Konstanta Regresi Linier

Perbaikan
4

3 Sulawesi Selatan
Kep. Riau
2 Sumatera Selatan Sulawesi Tenggara

1 Lampung
Papua Barat
0

Penurunan
Kaltim
DKI Jakarta Gorontalo
-1
Jawa Timur
-2 DI Yogyakarta
0 5 10 15 20 25 30 35 40

ANALISIS TREND INDEKS KUALITAS AIR TH. 2015-2019


5
Maluku
4
DKI Jakarta Sumatera Barat

Perbaikan
3 NTT Aceh
Riau
Konstanta Regresi Linier

2 Jambi

-1
Kalimantan Barat

Penurunan
-2 Jawa Barat
Kep. Riau

-3
Papua
-4 Bengkulu
Banten
-5
0 5 10 15 20 25 30 35 40

ANALISIS TREND INDEKS KUALITAS TUTUPAN LAHAN TH. 2015-2019

4 NTT
Konstanta Regresi Linier

Jambi
3
Perbaikan

Jawa Timur
Kalimantan Tengah
2
Maluku
1
DI Yogyakarta
0
Jawa Barat Riau
Penurunan

-1

-2
Jawa Tengah
DKI Jakarta
-3
0 5 10 15 20 25 30 35 40

Data : Ditjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan pada Virtual Meeting 12 - 19 Mei 2020
Ditjen Pengendalian Pencemaran Dan Kerusakan Lingkungan 140

Kinerja Ditjen PPKL

PEMBANGUNAN
INFRASTRUKTUR
PEMANTAUAN KUALITAS
LINGKUNGAN

Data : Ditjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan pada Virtual Meeting 12 - 19 Mei 2020
Ditjen Pengendalian Pencemaran Dan Kerusakan Lingkungan 141



Membangun database dan sistem informasi status kualitas air di daerah dan nasional

INDEKS KUALITAS AIR PEMANTAUAN KUALITAS AIR

53,10 53,20
52,62

Sungai Danau Limbah

51,01 Data yang diperoleh

50,20 Data kualitas air (realtime)


Kecenderungan kualitas air (jangka pendek)
2015 2016 2017 2018 2019 Status mutu air (per jam/harian)

ONLIMO TELAH TERPASANG TITIK PANTAU KUALITAS AIR SUNGAI 2015-2019

48 15 537 78 34
Titik Sungai Titik Sungai Provinsi

DAYA TAMPUNG BEBAN PENCEMARAN

 
1. DAS Ciliwung: 9.290,47 kg/hari 1. DAS Saddang: 50.769,09 kg/hari
2. DAS Cisadane: 9.849,6 kg/hari 2. DAS Serayu: 21.439,56 kg/hari
3. DAS Citarum: 127.443,8 kg/hari



1. DAS Bengawan Solo: 670.218,76 kg/hari
1. DAS Limboto: 1.050,28 kg/hari
2. DAS Brantas: 62.223,01 kg/hari
2. DAS Serayu: 404.471 kg/hari
3. DAS Kapuas: 198.906,923 kg/hari
3. DAS Jeneberang: 3.552,97 kg/hari
 4. DAS Moyo: 17,34 kg/hari
1. DAS Siak: 8.164,52 kg/hari
2. DAS Sekampung: 21.507,49 kg/hari
3. DAS Asahan: 10.214,52 kg/hari

Data : Ditjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan pada Virtual Meeting 12 - 19 Mei 2020
Ditjen Pengendalian Pencemaran Dan Kerusakan Lingkungan 142


Sistem Pemantauan Kualitas Udara Secara Kontinu

Aceh
Medan

Batam
Bintan
Pekanbaru Manado

Padang
Jambi Pontianak

Jayapura
Palembang
Palangkaraya

Bengkulu Banjarmasin Makassar


Lampung Jakarta Semarang
Bekasi
Depok Denpasar
Bandung
2016 Karawang
Yogyakarta
2017 Malang Kupang
Mataram
2018
2019

INDEKS KUALITAS AIR STASIUN AQMS

87,03

86,56
84,96

84,74
81,78

2015 2016 2017 2018 2019

PARAMETER YANG DIUKUR

AQMS 26 kota besar


PM 10 PM 2,5 SO3 NO3 O3 HC CO telah terpasang

KATEGORI PENILAIAN INDEKS STANDAR PENCEMARAN UDARA (ISPU)

Data : Ditjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan pada Virtual Meeting 12 - 19 Mei 2020
Ditjen Pengendalian Pencemaran Dan Kerusakan Lingkungan 143

Kinerja Ditjen PPKL

PENGENDALIAN
PENCEMARAN

Data : Ditjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan pada Virtual Meeting 12 - 19 Mei 2020
Ditjen Pengendalian Pencemaran Dan Kerusakan Lingkungan 144



PENURUNAN BEBAN PENCEMARAN AIR LIMBAH DOMESTIK


Total penurunan limbah domestik (128 Unit) 2015-2019

BOD Manfaat Biogas Manfaat Ekonomi


432,34 ton 119.519,25 M3 Rp 326.460.563,-

2015
(4 Unit)
16,35
2016
(1 Unit) 4,67
2017
(4 Unit)
61,73 30.112,50 125.925.000

2018
(47 Unit) 153,36 71.886,75 99.795.563
2019
(72 Unit) 196,22 17.520,00 100.740.000

BOD (Ton/ tahun) Manfaat biogas (M3/ Tahun) Manfaat Ekonomi (Rp/ Tahun)

PENURUNAN BEBAN PENCEMARAN AIR LIMBAH TAHU DAN TERNAK


Total penurunan limbah tahu dan ternak (517 Unit) 2015-2019

BOD Manfaat Biogas Manfaat Ekonomi


340.338,91 ton 830.816,4 M3 Rp 1.904.162.295,-

2019
(139 Unit) 46.426,67 282.422,40 649.571.520
2019
(12 Unit) 59.860 44.895 103.258.500
2018
(218 Unit) 44.955,66 274.538,4 631.438.320
2018
(31 Unit)
154.395 115.796 266.331.375
2017
(8 Unit) 1.204,94 7.358,4 16.924.320
2017
(2 Unit)
11.680 11.680 20.148.000

2016
3.241,86 11.797,6 45.543.480
(19 Unit)
2016
(1 Unit) 7.300 5.475 12.592.500

2015 11.274,78 68.853,6 158.363.280


(87 Unit)

BOD (Ton/ tahun) Manfaat biogas (M3/ Tahun) Manfaat Ekonomi (Rp/ Tahun)

IPAL Ternak IPAL Tahu

Data : Ditjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan pada Virtual Meeting 12 - 19 Mei 2020
Ditjen Pengendalian Pencemaran Dan Kerusakan Lingkungan 145



Bintan 2016-2019

Batam 2018-2019
Balikpapan 2018

Kep. Seribu 2016


Padang 2018

Indramayu 2015
Tuban 2015

Karawang 2019

Pangandaran 2016
Cilacap 2015 Teluk Benoa 2018

Foto: Pengangkutan limbah minyak Foto: Pengangkutan limbah tu, paham min-
di pantai Manggar, Balikpapan pada tahun yak perairan Nongsa, Batam, sebanyak 176
2018 drum atau 35,2 ton pada tahun 2018

Data : Ditjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan pada Virtual Meeting 12 - 19 Mei 2020
Ditjen Pengendalian Pencemaran Dan Kerusakan Lingkungan 146

Kinerja Ditjen PPKL

PEMULIHAN KERUSAKAN
LINGKUNGAN

Data : Ditjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan pada Virtual Meeting 12 - 19 Mei 2020
Ditjen Pengendalian Pencemaran Dan Kerusakan Lingkungan 147

PEMULIHAN EKOSISTEM PESISIR DAN LAUT 2015-2019

TAHUN LOKASI LUAS KETERANGAN


Banda Aceh 400 m 2
Rehabilitasi pesisir
Sabang 7500 m2 Transplatasi karang
2015 Bintan 2 Ha Rehabilitasi padang lamun
Kep. Seribu 7500 m 2
Transplatasi karang
Situbondo 100 m 2
Transplatasi karang
Halmahera 400 Ha Transplatasi karang
Hal. Selatan 5 Ha Rehabilitasi padang lamun
Bangka 216 m 2
Transplatasi karang
Belitung 216 m 2
Transplatasi karang
Kep. Serang 17.000 m 2
Rehabilitasi pesisir
Kep. Seribu 200 m 2
Transplatasi karang
2016 Indramayu 17.000 m2 Rehabilitasi pesisir
Lombok Utara 200 m2 Transplatasi karang
Bitung 200 m 2
Transplatasi karang
Ternate 200 m 2
Transplatasi karang
Ambon 200 m 2
Transplatasi karang
2017 Lampung 100 m 2
Transplatasi karang
Palu 400 m 2
Transplatasi karang
Makassar 1.300 m 2
Transplatasi karang
2018 Gorontalo 1.300 m2 Transplatasi karang
Labuan Bajo 900 m2 Transplatasi karang
Karimun 200 m 2
Transplatasi karang
2019 Lombok Tengah 1,79 Ha Transplatasi karang
Wakatobi 1.925 Ha Transplatasi karang

Data : Ditjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan pada Virtual Meeting 12 - 19 Mei 2020
Ditjen Pengendalian Pencemaran Dan Kerusakan Lingkungan 148



INDEKS KUALITAS TUTUPAN LAHAN

61,03 62

60,31
58,55
58,42

Th. 2015 Th. 2016 Th. 2017 Th. 2018 Th. 2019

1,175 Ha
8,041 Ha
Desa Batu Butok,
Desa Air Selumar Kab. Paser,
Kab. Belitung, Kalimantan Timur
Bangka Belitung

8,4 Ha
3,8 Ha
Desa Jangkar Asam,
Desa Nagari, Kab. Belitung Timur,
Kab. Dharmasraya, Bangka Belitung
Sumatera Barat
0,98 Ha
Desa Kancina,
6,4 Ha Kab. Buton,
Sulawesi Tenggara
Desa Durian Demang,
Kab. Bengkulu Tengah
Bengkulu
0,7 Ha
Desa Gari,
22 Ha 2016
7,63 Ha Kab. Gunung Kidul, Desa Bambang, 2017
Desa Cisantana, DI Yogyakarta Kab. Malang, 2018
Kab. Kuningan, Jawa Timur 2019
Jawa Barat

Data : Ditjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan pada Virtual Meeting 12 - 19 Mei 2020
Ditjen Pengendalian Pencemaran Dan Kerusakan Lingkungan 149



865 KHG
Jumlah lahan gambut di Indonesia
yang ditetapkan dalam Kesatuan Hidrologus
Gambut (KHG), dan tersebar di Sumatera,
Kalimantan, Sulawesi, dan Papua

566 Jumlah Perusahaan


Melakukan kegiatan Hutan Tanaman
Industri (HTI) dan Perkebunan di
ekosistem gambut

REKAPITULASI PEMULIHAN PADA


LAHAN MASYARAKAT
71
Dokumen IMAS
(Identifikasi Masalah
dan Analisa SItuasi)

9950 Ha
Luas lahan yg
terbasahi
627 Unit SK tim kerja
perlindungan &
Sekat kanal yg 71 pengelolaan
dibangun ekosistem
178 gambut
Rencana Kerja
Masyarakat
PEMULIHAN PADA AREAL MASYARAKAT
(RKM)

PEMULIHAN PADA AREAL KONSESI

01 Dokumen rencana pemulihan ekosistem gambut

Sekat kanal, untuk meningkatkan kadar air dan tinggi


muka air tanah pada lahan gambut
02 Data hasil pengukuran tinggi muka air tanah
dan curah hujan bulanan

Rehabilitasi vegetasi khusus pada area fungsi


03 lindung ekosistem gambut

Perbaikan fungsi hidrologi pada areal FLEG dan


04 fungsi budidaya ekosistem gambut (FBEG)

Mendorong perusahaan untuk mencapai


05 TMAT 0,4 meter Pelaksanaan berbasis masyarakat, pendampingan dan
peningkatan kemandirian masyarakat

Data : Ditjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan pada Virtual Meeting 12 - 19 Mei 2020
Ditjen Pengendalian Pencemaran Dan Kerusakan Lingkungan 150

Kontribusi Dalam SDGs

Rp. 315.603.329.158; 58%


1. Kegiatan inventarisasi lahan
rusak dan PETI di 9 provinsi
2. Kegiatan pemulihan lahan
bekas tambang rakyat di 9
desa
3. Kegiatan inventarisasi dan
penetapan KHG (71 KHG di
8 provinsi
4. Kegiatan pemulihan lahan
gambut kritis melalui pem-
bangunan 627 sekat kanal
dengan total 9.950 ha

Rp. 18.030.241.849; 3%
1. Kegiatan Pemulihan Ekosistem
Pesisir dan Laut di 30 Kab/Kota
2. Kegiatan Pembersihan Tumpahan
Minyak di 11 Kab/Kota
3. Kegiatan Pemantauan Sampah Laut
di 31 Kab/Kota
4. Kegiatan Bersih Pantai di 10 Kab/
Kota
5. Kegiatan Pemantauan Kualitas Air
Laut

Data : Ditjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan pada Virtual Meeting 12 - 19 Mei 2020
Ditjen Pengendalian Pencemaran Dan Kerusakan Lingkungan 151

Rp. 57.593.105.718; 11%


1. Pemberdayaan masyarakat wilayah KHG (69 desa)
2. Pemberdayaan masyarakat wilayah lahan bekas
tambang rakyat (9 desa)

Rp. 92.744.047.652; 17%


1. Pembangunan dan Pengoperasioan
ONLIMO di 26 titik di 12 sungai
2. Pemantauan kualitas air manual di 537
titik di 78 sungai
3. Penetapan DTBP melalui KepMenLHK
4. Peningkatan Kualitas DAS Citarum:
- Pembangunan ekoriparian
- Pembangunan IPAL domestik dan
USK
- Instalasi Plasma Nanobubble

Rp. 26.879.500.659; 5%
Kegiatan Rencana Umum Energi
Nasional (RUEN) berupa Reklamasi
Lahan Tambang seluas 58,126 ha

Rp. 24.338.959.420; 4%
1. Pembangunan dan Pengoperasio-
an AQMS di 26 Kota
2. Pemantauan kualitas udara ambien
melalui passive sampler di 419 Kab/
Kota
3. Evaluasi kualitas udara ambien di
22 kota

Rp. 9.936.635.214; 2%
Kegiatan penilaian peringkat kinerja
perusahaan dalam pengelolaan ling-
kungan (PROPER)

Data : Ditjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan pada Virtual Meeting 12 - 19 Mei 2020
Ditjen Pengendalian Pencemaran Dan Kerusakan Lingkungan 152



   

 Peningkatan kapasitas Generasi lingkungan dan


  sekolah/ kampus peduli dan berbudaya LH

 Jumlah Sungai yang telah ditetapkan Daya



 Tampung Beban Pencemarannya

Jumlah sungai pada 15 DAS prioritas yang


  meningkat kualitasnya setiap tahun sebagai
 sumber air baku (untuk parameter kunci BOD,
COD, dan E-Coli)

Persentase Beban Pencemaran Air turun 50 % dari


  basis data 2014 pada 15 DAS prioritas

 

1. Pemantauan kualitas air sungai 537 Titik, 78 Sungai, 34 Provinsi

2. Pemasangan ONLIMO (Sistem Pemantauan kualitas air Secara Online dan Realtime) di 48 Titik,
15 Sungai

3. Perhitungan dan Penetapan Daya Tampung Beban Pencemaran di 15 DAS Prioritas

4. Pembangunan 517 Unit IPAL domestik: Penurunan BOD 340.338,91 Ton, Pemanfaatan BIOGAS
830.816,4 M3, manfaat ekonomis Rp. 1.904.162.295

5. Restorasi 8 Badan Air: Danau Toba, Ciliwung (segment istiqlal), Ciliwung (Ekoriparian Srengseng
Sawah), Danau Maninjau, DAS Citarum (Cidadap), Ekoriparian Magramulya, Danau Batur, Ekoriparian
Teluk Jambe

6. Jumlah industri taat terhadap pemenuhan baku mutu air limbah 1.708

Data : Ditjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan pada Virtual Meeting 12 - 19 Mei 2020
Ditjen Pengendalian Pencemaran Dan Kerusakan Lingkungan 153


Target Realisasi Output

1834 Industri Proporsi jumlah industri yang memenuhi baku mutu


1500 Industri 122% emisi sebesar 75% dari 2000 industri

86 Industri Proporsi jumlah industri yang meningkat ketaatanya


80 Industri untuk melakukan rehabilitasi pasca tambang sebesar
108% 75% dari 106 industri yang dinilai

1708 Industri Proporsi jumlah industri yang memenuhi baku mutu


1500 Industri air limbah melalui Program PROPER sebesar 75% dari
114% 2000 industri yang dipantau

5%

Kegiatan

Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan (PROPER)

1. Efisiensi Energi 663.903.297 GJ

2. Penurunan Emisi Emisi GRK 93.828.026 Ton

3. Penurunan Emisi Konvensional 1.911.617 Ton

4. 3R Limbah B3 17.756.918 Ton

5. 3R Limbah Non B3 9.925.613 Ton

6. Efisiensi Air 459.899.904 M3

7. Penurunan Beban Pencemaran  Air 50.598.378 Ton

Data : Ditjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan pada Virtual Meeting 12 - 19 Mei 2020
Ditjen Pengendalian Pencemaran Dan Kerusakan Lingkungan 154







 

Persentase Beban Pencemaran Air turun 50 % dari basis data 2014 pada 15 DAS prioritas

Baseline 2014: 



Realisasi 2019: 
*) Kontribusi termasuk dari Sektor Industri

Laju Penurunan BOD 2015 - 2019

400.000

350.000

300.000

250.000

200.000

150.000

100.000

50.000

0
2015 2016 2017 2018 2019

Ton BOD 5.323 6.560 43.199 233.592 340.339

Persentase 4,260% 5,250% 34,573% 186,947% 272,378%

Data : Ditjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan pada Virtual Meeting 12 - 19 Mei 2020
Ditjen Pengendalian Pencemaran Dan Kerusakan Lingkungan 155

PROPER 2018-2019

Penetapan Peringkat PROPER hasil penilaian tahun 2018 - 2019 sesuai KepMen LHK Nomor:
SK.1049/MENLHK/SETJEN/PKL.4/12/2019 tentang Hasil Penilaian PROPER Tahun 2018 - 2019
terhadap 2045 perusahaan

26 1.507 26
Perusahaan Perusahaan Perusahaan

174 303
Perusahaan Perusahaan

Pengendalian Kerusakan Lahan


Berdasarkan hasil penetapan peringkat PROPER 2018 - 2019, terdapat 114 perusahaan sektor
tambang yang dievaluasi dengan hasil: 72 peringkat BIRU, 3 peringkat EMAS, 11 peringkat HIJAU,
23 peringkat MERAH, dan 5 perusahaan tidak beroperasi

Pengendalian Pencemaran Udara


Hasil evaluasi PROPER 2018 - 2019 menunjukan bahwa 1834 industri tergolong taat dalam
pengendalian pencemaran udara.

Pengendalian Pencemaran Air


Penetapan status penaatan perusahaan pada PROPER periode 2018-2019 bagi industri yang
memenuhi baku mutu air limbah sebanyak 1708 industri dan yang tidak memenuhi baku mutu
air limbah sebanyak 305 industri.

Data : Ditjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan pada Virtual Meeting 12 - 19 Mei 2020
Ditjen Pengendalian Pencemaran Dan Kerusakan Lingkungan 156



Data : Ditjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan pada Virtual Meeting 12 - 19 Mei 2020
Ditjen Pengendalian Pencemaran Dan Kerusakan Lingkungan 157

Data : Ditjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan pada Virtual Meeting 12 - 19 Mei 2020
Ditjen Pengendalian Pencemaran Dan Kerusakan Lingkungan 158



Data : Ditjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan pada Virtual Meeting 12 - 19 Mei 2020
Ditjen Pengendalian Pencemaran Dan Kerusakan Lingkungan 159

Data : Ditjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan pada Virtual Meeting 12 - 19 Mei 2020
Ditjen Pengendalian Pencemaran Dan Kerusakan Lingkungan 160

 

84%
2719

74%
1930

1480

1107

23% -29% -80% -7%


-31% 17% 369 342
321 336
260 293
237
213 187 218
148
59

Data : Ditjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan pada Virtual Meeting 12 - 19 Mei 2020
Ditjen Pengendalian Pencemaran Dan Kerusakan Lingkungan 161

78%
2825

88%
1907

1583

1017 75%
32% 887

734
41%
555
514 508

365 19%
-11% 200% -20%
133 158
37 33 3 30 24
1

2018 2019 Presentase kenaikan

Data : Ditjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan pada Virtual Meeting 12 - 19 Mei 2020


 
  

Direktorat Jenderal
Pengelolaan Sampah, Limbah, dan B3

Kontribusi pada Goal TPB/SDGs


Ditjen Pengelolaan Sampah, Limbah, dan B3 163

Kontribusi Goal 11

REVOLUSI MENTAL DENGAN KELOLA SAMPAH


Apabila seluruh komponen bangsa memiliki komitmen dan konsistensi menjalankan
revolusi mental dalam pengelolaan sampah dengan melaksanakan prinsip pengelolaan
sampah yang berkelanjutan, maka tantangan untuk mengubah perilaku masyarakat Indonesia
dari tidak perduli menjadi perduli terhadap pengelolaan sampah dapat terwujud.

LANGKAH-LANGKAH STRATEGIS YANG DILAKUKAN DIANTARANYA:

1. Kampanye Hari Peduli Sampah Nasional


2. Gerakan masyarakan peduli sampah
3. Pembinaan Bank Sampah
4. Edukasi Pengelolaan Sampah
5. Pengembangan Sistem Informasi
6. Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN)

Data : Ditjen Pengelolaan Sampah, Limbah, dan B3 pada Virtual Meeting 12 - 19 Mei 2020
Ditjen Pengelolaan Sampah, Limbah, dan B3 164

DIMENSI PENGELOLAAN SAMPAH LAPORAN INDEKS PERILAKU KETIDAKPERDULIAN


TH. 2018 LINGKUNGAN HIDUP (IPKLH) TH. 2018

 
Perilaku keperdulian masyarakat Indonesia semakin tinggi angka IPKLH maka semakin tinggi tingkat
terhadap pengelolaan sampah tergolong ketidakperduliannya
masih rendah menyebabkan nilai dimensi
pengelolaan sampah memberikan pengaruh
paling tinggi terhadap IPKLH

HASIL ANALISIS DATA PROGRAM ADIPURA UNTUK SAMPAH TIDAK TERTANGANI


BERDASARKAN KATEGORI KOTA

71,8
60,4
56,8
52,7

39
30 34,5

17
10 8,5 6,6 7,4
1,4 0,8 1,5 1,4

Sumber: Bank dunia dan suistanable waste indonesia (2016)

Keterangan: Pengurangan di sumber Tidak terkelola Ditimbun di TPA Terolah

Data : Ditjen Pengelolaan Sampah, Limbah, dan B3 pada Virtual Meeting 12 - 19 Mei 2020
Ditjen Pengelolaan Sampah, Limbah, dan B3 165

BANK SAMPAH INDONESIA


Bank Sampah merupakan sarana dan prasarana pengurangan timbulan sampah dari
sumbernya melalui proses pemilahan sampah tersebut dan dapat memberikan circular economy
bagi masyarakat.

JENIS SAMPAH YANG TERKELOLA DI BANK SAMPAH PERKEMBANGAN JUMLAH BANK SAMPAH
TH. 2018 (TON/BULAN) TH. 2015-2019

2015 2016 2017 2018 2019

61,42% 25,60% 11,19% 1,04% 0,75%


3.075 4.280 5.244 8.036 8.036
Kertas Botol plastik Kardus Lainnya Kaca Unit Unit Unit Unit Unit

JUMLAH SAMPAH YANG TERKELOLA (TON/TAHUN)

3.389.946

1.387.000
1.096.906 1.099.188
817.027

Th. 2014 Th. 2015 Th. 2016 Th. 2017 Th. 2018


PERTUMBUHAN BANK SAMPAH DI INDONESIA

8.036
5.244
4.280
3.075
1.172

Th. 2014 Th. 2015 Th. 2016 Th. 2017 Th. 2018

Data : Ditjen Pengelolaan Sampah, Limbah, dan B3 pada Virtual Meeting 12 - 19 Mei 2020
Ditjen Pengelolaan Sampah, Limbah, dan B3 166

PERTUMBUHAN JUMLAH NASABAH JUMLAH OMSET DI SELURUH BANK


DI BANK SAMPAH SAMPAH/ TAHUN

245.938
Rp 3.623.339.582
174.904
163.128 Rp 1.484.669.852
151.419 Rp 1.145.731.446
Rp 1.009.625.043
99.634
Rp 1.009.625.043

Th. 2014 Th. 2015 Th. 2016 Th. 2017 Th. 2018 Th. 2014 Th. 2015 Th. 2016 Th. 2017 Th. 2018

Jumlah nasabah Bank Sampah


yang tercatat sebanyak 245.938
Sampah yang terkelola di Bank Rata-rata pendapatan Bank
jumlah nasabah di seluruh Bank
Sampah pada tahun 2018 Sampah pertahunnya mencapai
Sampah di Indonesia dengan
adalah lebih dari 3,3 juta ton lebih dari 3,5 Miliar rupiah
49% nasabah Bank Sampah
adalah wanita.

Provinsi yang memiliki jumlah Bank Sampah terbanyak adalah Jawa Timur (1469 Bank Sampah), DKI Jakarta
(760 Bank Sampah), Jawa Barat (689 Bank Sampah).


Pusat Daur Ulang (PDU) merupakan sarana dan prasarana pengurangan timbulan sampah
dari sumbernya melalui proses pengolahan sampah tersebut dan dapat memberikan circular
economi bagi masyarakat.

PENYEDIAAN FASILITAS PUSAT DAUR ULANG (PDU) TH. 2016-2019

2016 2017 2018 2019

2 Unit 1 Unit 8 Unit 3 Unit


   

Data : Ditjen Pengelolaan Sampah, Limbah, dan B3 pada Virtual Meeting 12 - 19 Mei 2020
Ditjen Pengelolaan Sampah, Limbah, dan B3 167

KLHK TELAH MEMBANGUN 14 PUSAT DAUR ULANG, YAITU:

Kota Lamongan
Kota Surabaya 2016 Kab. Takalar
2016 Kapasitas 10 ton/hari
Kapasitas 20 ton/hari 2018
Kapasitas 5 ton/hari

Kab. Malang
2018
Kapasitas 5 ton/hari
Kab. Tapanuli Selatan
2018
Kapasitas 5 ton/hari
Mandalika
2018
Kapasitas 5 ton/hari Sepanjang DAS Citarum
2018 (4 Unit)
2019 (3 Unit)
Kapasitas 5 ton/hari
Labuan Bajo
2018
Kapasitas 5 ton/hari
Danau Toba
2017
Kapasitas 5 ton/hari


Program Adipura merupakan salah satu instrumen Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan untuk mengevaluasi kualitas lingkungan hidup perkotaan terhadap kota dan
kabupaten di Indonesia untuk mewujudkan wilayah kabupaten/kota yang bersih, teduh, sehat,
dan berkelanjutan.

TREND PESERTA ADIPURA

Data : Ditjen Pengelolaan Sampah, Limbah, dan B3 pada Virtual Meeting 12 - 19 Mei 2020
Ditjen Pengelolaan Sampah, Limbah, dan B3 168

Kontribusi Goal 12


Undang-Undang No 11 Tahun 2017 tentang Pengesahan Minamata Convention On Mercury
(Konvensi Minamata Mengenai Merkuri)

PENYEDIAAN FASILITAS PENGELOLAAN


EMAS NON MERKURI DI 7 LOKASI

1. Kabupaten Lebak (2017)


2. Kabupaten Luwu (2018)
3. Kabupaten Kotawaringin Barat (2018)
4. Kabupaten Lombok Barat (2018) Desain kapasitas alat: 1,5 ton/batch;
5. Kabupaten Halmahera Selatan (2019)
6. Kabupaten Pulangpisau (2019) Kapasitas pengolahan 162 ton/tahun;
7. Kabupaten Pohuwato (2019)
Perkiraan merkuri terkelola sebesar 2,4 ton/tahun

Data : Ditjen Pengelolaan Sampah, Limbah, dan B3 pada Virtual Meeting 12 - 19 Mei 2020
Ditjen Pengelolaan Sampah, Limbah, dan B3 169


REKOMENDASI PENGANGKUTAN B3
Satu upaya untuk mencegah atau meminimalkan risiko pencemaran B3 terhadap kesehatan manusia maupun
lingkungan, dengan memberlakukan izin pengangkutan B3 bagi pihak pihak yang ingin melakukan aktivitas
peredaran atau pengangkutan B3.

64 surat 71 surat 78 surat 94 surat 89 surat

2015 2016 2017 2018 2019

REGITRASI B3 NOTIFIKASI B3
Tindakan pendaftaran dan pemberian nomor Permohonan notifkasi yang hanya diwajibkan
terhadap B3 yang ada di wilayah Republik Indonesia terhadap kegiatan impor dan ekspor B3

68 134 98

1.993 2.297 1.879


2015 2016 2017 2015 2016 2017

139 90
678 604
2018 2019 2018 2019

Data : Ditjen Pengelolaan Sampah, Limbah, dan B3 pada Virtual Meeting 12 - 19 Mei 2020
Ditjen Pengelolaan Sampah, Limbah, dan B3 170

PENGELOLAAN LIMBAH B3
Pengelolaan limbah B3 dapat dilakukan dengan cara : dimanfaatkan kembali, diolah,
ditimbun dan didumping. Limbah B3 dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku substitusi dan
bahan bakar

JENIS DAN GRAFIK PELAYANAN PERIZINAN LIMBAH B3

Perizinan pengumpulan limbah B3


728
Perizinan pemanfaatan limbah B3
544 544 574
Perizinan pengolahan limbah B3

Perizinan penimbunan limbah B3


54 44
Perizinan dumping limbah B3 36 6

Th. 2015 Th. 2016 Th. 2017 Th. 2018


Ditolak Diterbitkan

PERBANDINGAN LIMBAH B3 TERKELOLA DAN TERMANFAATKAN

Data : Ditjen Pengelolaan Sampah, Limbah, dan B3 pada Virtual Meeting 12 - 19 Mei 2020
125.540.827,76
Ditjen Pengelolaan Sampah, Limbah, dan B3 171

JENIS DAN GRAFIK PELAYANAN PERIZINAN LIMBAH B3

Perizinan pengumpulan limbah B3


728
Perizinan pemanfaatan limbah B3
544 544 574
Perizinan pengolahan limbah B3

Perizinan penimbunan limbah B3


54 44
Perizinan dumping limbah B3 36 6

Th. 2015 Th. 2016 Th. 2017 Th. 2018


Ditolak Diterbitkan

PERBANDINGAN LIMBAH B3 TERKELOLA DAN TERMANFAATKAN

125.540.827,76

78.365.002,29

60.305.745,41
53.489.391,17

7.215.987,65
505.630,34 247.837,49 205.895,65

Th. 2015 Th. 2016 Th. 2017 Th. 2018

Limbah B3 terkelola Limbah B3 termanfaatkan

Data : Ditjen Pengelolaan Sampah, Limbah, dan B3 pada Virtual Meeting 12 - 19 Mei 2020
Ditjen Pengelolaan Sampah, Limbah, dan B3 172



JUMLAH LIMBAH B3 TERDATA PER TAHUN JUMLAH INDUSTRI DIPANTAU PER TAHUN

125.540.827,76 450
399

73.545.067,63 269 286


262
60.309.198,23
53.537.675,28
44.939.612,35

2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019

 
Fasilitas Pengelolaan Limbah Medis ini menjadi Jasa Pengolah Limbah Medis pertama di wilayah
Timur Indonesia yang dibangun oleh KLHK dengan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan.

KRITERIA

Kapasitas incinerator 100 kg/jam,

Memusnahkan limbah medis 2.4 ton/hari


berlokasi di Kawasan Industri Makassar.

Foto: Fasilitas pengelolaan limbah medis di Makassar

Data : Ditjen Pengelolaan Sampah, Limbah, dan B3 pada Virtual Meeting 12 - 19 Mei 2020
Ditjen Pengelolaan Sampah, Limbah, dan B3 173



HASIL

Energi: 4,5 kWh/tonhari

Pemanfaatan limbah : 20 ton/bulan

Pengurangan GRK : +- 2.395 m3 CH4/tahun

Penghematan Biaya : Rp. 150.000/2 bulan


Kab. Lampung Selatan, Kab. Katingan, Kab. Mamuju
Kab. Pelalawan, Kab. Kotabaru Utara
Penambahan pendapatan : 100 juta/3 bulan
Kab. Belitung Timur,
Kab. Deli Serdang
Lainnya : kompos dan pupuk cair

   


 

Selama tahun 2015-2018 total pemulihan lahan terkontaminasi limbah B3 dengan luasan
sebesar 689.913,21 m2 dengan tonase sebesar 1.605.696,98 ton. Jumlah Industri Pemulihan
Lahan Terkontaminasi Limbah B3 sebanyak 62 Industri

PENINGKATAN KAPASITAS KEDARURATAN PLB3 TINJAK LANJUT LAPORAN KEDARURATAN PLB3

Tahun 2015 (100 peserta, Wilayah Jawa)• Tahun 2015 ada 2 (dua) kejadian

Tahun 2017 (100 peserta Wilayah Sumatera) Tahun 2017 ada 4 (empat) kejadian

Tahun 2018 (100 peserta Wilayah Sulawesi, Maluku) Tahun 2018 ada 4 (empat) kejadian

Peta sebaran lokasi lahan terkontaminasi limbah B3 Tahun 2015 - 2018

Data : Ditjen Pengelolaan Sampah, Limbah, dan B3 pada Virtual Meeting 12 - 19 Mei 2020


 
  

Inspektorat Jenderal

Kontribusi pada Goal TPB/SDGs


Inspektorat Jenderal 175

Kontribusi Goal 5


Pelaksanaan Reviu Adanya pelatihan bagi
Audit terhadap RKA-K/L pada dokumen Adanya data terpilah Aparat Pengawas Intern
pelaksanaan Anggaran Anggaran yang ditagging antara APIP Laki-laki Pemerintah (APIP)
Responsif Gender Anggaran Responsif dan Perempuan tentang
(ARG) Gender (ARG) Pengarusutamaan
Gender (PUG)



 Eselon I 

 Eselon II 
 Eselon III 
 Eselon IV 
 Jabfung Auditor* 

 Jabfung Prakom 
 Jabfung Arsiparis 
 Jabfung Umum 

*Jabfung Auditor *Jabfung Auditor


Auditor Utama 1 Auditor Utama 0
Auditor Madya 21 Auditor Madya 6
Auditor Muda 38 Auditor Muda 6
Auditor Pertama 18 Auditor Pertama 8
Auditor Penyelia 3 Auditor Penyelia 0
Auditor Pelaksana Lanjutan 7 Auditor Pelaksana Lanjutan 3
Auditor Pelaksana 0 Auditor Pelaksana 1
Calon Auditor 5 Calon Auditor 4

Data : Inspektorat Jenderal pada Virtual Meeting 12 - 19 Mei 2020


Inspektorat Jenderal 176

Kontribusi Goal 16

PENGAWASAN TERHADAP KASUS PELANGGARAN YANG BERINDIKASI KKN

27
20 20 20 Stop
Korupsi

Jumlah kasus Jumlah pengaduan Target Realisasi


yang diselesaikan masyarakat (Dumas)
melalui pengawasan yang diselesaikan
investigatif

PENGAWASAN YANG PROFESIONAL GUNA MENJAMIN MUTU KINERJA


(INSPEKTORAT WILAYAH I-IV)

78 78,7
63

12,4
12

0,302

Jumlah Satker yang Nilai maksimum temuan kerugian Nilai akuntabilitas kinerja
berkurang temuan negara (APBN) hasil pemeriksaan BPK-RI Eselon I dengan
berulangnya (rata-rata 5 tahun terakhir) kategori A

Target Realisasi

Data : Inspektorat Jenderal pada Virtual Meeting 12 - 19 Mei 2020


Inspektorat Jenderal 177



Elemen Jumlah KPA*

Peran dan Layanan Pengawasan Intern 5


 
Pengelolaan SDM 10 Milestone KPA Milestone KPA
Penyelenggaran Pengawasan Intern 7 Dari 1 - 2 Dari 2 - 3
Manajemen dan Akuntabilitas Kinerja 7
Hubungan dan Budaya Organisasional
Struktur dan Tata Kelola
5
7
 
Milestone KPA Milestone KPA
 Dari 3 - 4 Dari 4 - 5



PERKEMBANGAN KAPABILITAS APIP KLHK 5 TAHUN TERAKHIR

   
   
Level

 

Th. 2015 Th. 2016 Th. 2017 Th. 2018 Th. 2019

Keterangan:

Level 1 APIP belum dapat memberikan jaminan atas proses tata kelola sesuai pertauran
Initial dan mendeteksi korupsi

Level 2 APIP mampu menjamin proses sesuai peraturan, mampu mendeteksi terjadinya korupsi
Infrastructure

Level 3 APIP mampu menilai efisiensi, efektivitas, ekonomi suatu tegakan dan mampu memberikan
Integrated konsultasi pada tata kelola, manajemen risiko dan pengendalian intern

Level 4 APIP mampu memberikan assurance secara keseluruhan atas tata kelola, manajemen risiko
Managez dan pengendalian intern

Level 5
APIP menjadi agen perubahan
Optimizing

Data : Inspektorat Jenderal pada Virtual Meeting 12 - 19 Mei 2020


Inspektorat Jenderal 178



PERKEMBANGAN MATURITAS SPIP KLHK 5 TAHUN TERAKHIR

  

   
Level

  

2015 2016 2017 2018 2019

Keterangan:

Level 0 Belum memiliki kebijakan dan prosedur


Belum ada

Ada praktek pengendalian intern -ada kebijakan dan prosedur tertulis, namun
Level 1
masih bersifat ad hoc dan tidak terorganisasi dengan baik tanpa komunikasi dan
Rintisan
pemantauan

Level 2 Ada praktik pengendalian intern tapi tidak terdokumentasi


Berkembang dengan baik. Pelaksanaan tergantung pada individu dan belum
elibatkan semua unit organisasi . efektivitas engendalian belum dievaluasi

Level 3 Adapraktik pengendalian intern yang terdokumentasi dengan baik.


Terdefinisi evaluasi atas pengendalian intern dilakukan tanpadokumentasi yangmmadai.

Level 4 Ada praktik pengendalian intern yang efektif. Evaluasi formal dan terdokumentasi.
Terkelola & Terukur

Level 5 Menerapkan pengendalian intern yang berkelanjutan. terintegrasi dalam


Optimum pelaksanaan kegiatan. pemantauan otomatis menggunakan aplikasi omuter.

Data : Inspektorat Jenderal pada Virtual Meeting 12 - 19 Mei 2020


  

Inspektorat Jenderal 179


2015 2016 2017 2018 2019

Keterangan:

Level 0 Belum memiliki kebijakan dan prosedur


Belum ada

Ada praktek pengendalian intern -ada kebijakan dan prosedur tertulis, namun
Level 1
masih bersifat ad hoc dan tidak terorganisasi dengan baik tanpa komunikasi dan
Rintisan
pemantauan

Level 2 Ada praktik pengendalian intern tapi tidak terdokumentasi


Berkembang dengan baik. Pelaksanaan tergantung pada individu dan belum
elibatkan semua unit organisasi . efektivitas engendalian belum dievaluasi

Level 3 Adapraktik pengendalian intern yang terdokumentasi dengan baik.


Terdefinisi evaluasi atas pengendalian intern dilakukan tanpadokumentasi yangmmadai.

Level 4 Ada praktik pengendalian intern yang efektif. Evaluasi formal dan terdokumentasi.
Terkelola & Terukur

Level 5 Menerapkan pengendalian intern yang berkelanjutan. terintegrasi dalam


Optimum pelaksanaan kegiatan. pemantauan otomatis menggunakan aplikasi omuter.

Data : Inspektorat Jenderal pada Virtual Meeting 12 - 19 Mei 2020




 
  
   

Sekretariat Jenderal
Kegiatan Standardisasi Linkungan Hidup & Kehutanan

Kontribusi pada Goal TPB/SDGs


Kegiatan Standardisasi LHK 181

DUKUNGAN STANDARDISASI UNTUK TATA KELOLA LHK

Foto: Dok. PPID KLHK

3 Inovasi KLHK Raih Penghargaan Inovasi Pelayanan Publik Tahun 2019

KLHK Luncurkan Standar Penyelenggaraan Kegiatan Yang Ramah Lingkungan


Jakarta, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Kamis, 22 Februari 2018. Seiring
momentum peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) tanggal 21 Februari kemarin, KLHK meluncurkan
Standar Sistem Pengelolaan Kegiatan (Event) Berkelanjutan. Standar ini merupakan adopsi ISO 20121:2012 menjadi
SNI ISO 20121:2017, tentang Sistem Manajemen Event Berkelanjutan – Persyaratan dengan Panduan Penggunaan,
dan Standar X #goodevent tentang praktek pendampingan event berkelanjutan. Foto oleh KLHK

Data : Kegiatan Standardisasi LHK pada Virtual Meeting 12 - 19 Mei 2020


Kegiatan Standardisasi LHK 182

STANDARDISASI UNTUK TATA KELOLA LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN





Paket Standar dalam rangka
Peningkatan kontribusi
ekonomi sumberdaya alam

Dukungan manajemen dan   


 
koneksi kerja KLHK dengan 
stakeholder. 
Pemanfaatan standar      
sebagai instrumen
kebijakan dan acuan
dalam pelaksanaan Paket Standar dalam rangka
tata kelola lingkungan Peningkatan kontribusi
hidup dan kehutanan. ekonomi sumberdaya alam

PENGGUNA DAN PENERIMA MANFAAT STANDARDISASI KLHK

Circular Economy / Pasar Hijau Konektivitas


Standar Operasional di Lapangan Pengguna Teknologi Ramah Lingkungan

Operasional rumah tangga Pemerintah /Kementerian

Fasilitas Publik Jasa Pengolah Limbah

Perkantoran Rumah sakit /Fasyankes

Industri Jasa : pengelolaan limbah, dll Industri Minyak dan Gas

Bank Sampah Jasa Perhotelan/ Apartemen

Pendaur Ulang Pemukiman

Industri manufaktur dan UKM Insdustri daur ulang plastik

Industri Pariwisata Fasilitas Publik

Industri Kreatif

Data : Kegiatan Standardisasi LHK pada Virtual Meeting 12 - 19 Mei 2020


Kegiatan Standardisasi LHK 183

       Standar Pengujian


 Kualitas Lingkungan

52 Judul 150 Judul 117 Judul

    ‚

18 Judul 14 Judul


   Standar di Operasional Kegiatan
 ­   ­ ­€
    Masyarakat SPM FP Standar
   ‚      „­  Pelayanan Masyarakat di
ƒ  … ƒ Fasilitas Publik

Penyediaan (Registrasi) Produk


Konektivitas Standar Peningkatan Nilai Ramah lingkungan untuk Dimanfaatkan D
Tambah dan Daya Saing Produk Hasil Hutan alam Skema Green Public Procurement (GPP)

KPH Jasa Pengelolaan Lingkungan

UMKM Jasa Penyusunan Amdal

Kelompok Tani Hutan Jasa Audit LH

Jasa Akomodasi (hotel) dengan


Industri Kehutanan
Klaim Lingkungan

Negara Tujuan Eksport Produk Ekolabel

Jasa Sertifikasi Bangunan


Pasar Dalam Negeri
Ramah Lingkungan

Jasa Sertifikasi/ Verifikasi ekolabel

Jasa Pengujian parameter lingkungan

Jasa Klining Ramah Lingkungan

Data : Kegiatan Standardisasi LHK pada Virtual Meeting 12 - 19 Mei 2020


Kegiatan Standardisasi LHK 184

Kontribusi Goal 12

 

Perindustrian: Komunikasi dan Informasi:


Standar Industri Hijau, LCGC Green ICT

Kehutanan: Inovasi dan Teknologi:


SVLK, SILIN, HHK, HHBK, Jasa Teknologi Hijau
Lingkungan, Hutan Tanaman Energi

Energi: Keuangan:
Energi Baru Terbarukan, efisiensi energi Sustainability Finance

Pariwisata: Pertanian:
Indonesia Sustainable Tourism Awards ISPO

Kelautan dan Perikanan: Pekerjaan Umum dan


Sustainable Fisheries Perumahan Rakyat:
Sustainable Construction,
Transportasi: Sustainable Building
Sustainable Transport, ICAO Corsia, Green Port

Data : Kegiatan Standardisasi LHK pada Virtual Meeting 12 - 19 Mei 2020


Kegiatan Standardisasi LHK 185


SNI ISO 14001

 
ISO 14001:1996 SNI 19-14001-1997
Environmental management systems -- Sistem manajemen lingkungan --
Requirements with guidance for use Persyaratan dan panduan penggunaan

 
Revisi Revisi
SNI 19-14001-2005 ISO 14001:2004

 
Revisi Revisi
ISO 14001:2015 SNI ISO 14001:2015

STATUS SERTIFIKASI SML DI INDONESIA (ISO SURVEY 2015-2018)


Sumber: ISO Survey 2015-2018

2339 2197
2001 1944
1664
1558

1028 1035
794 873

2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018

Data : Kegiatan Standardisasi LHK pada Virtual Meeting 12 - 19 Mei 2020


Kegiatan Standardisasi LHK 186



PROSES KERJA PENGEMBANGAN KEBIJAKAN GPP

Skema
Skema Label Skema Skema Skema
Ekolabel Hemat SVLK Tek. Ramah Lainnya
Energi Lingk

UU Sektoral
Indikator SDGs 12 Tim Teknis Lintas K/L
UU No. 32/ 2009 PPLH

Daftar produk PP. No 46/2017 Instrumen


Label Ramah Lingkungan
(Barang, Jasa, Teknologi) Ekonomi LingHidup

Ditetapkan Menteri LHK (Permen LHK No. 5 2019


Intensif

Daftar produk untuk Penerapan GPP


GPP
SNI ISO 20400: 2017
Pengadaan berkelajutan
Perpres No. 16 2018 Monitoring & Evaluasi
Informasi bagi
Green Procurement
dipihak swasta

Th. 2020
Dimulainya plot penerapan
GPP untuk 3 produk
di 6 K/L dan 2 Pemda

Th. 2019
- Sosialisasi penerapan GPP
- Pengembangan informasi Barjas RL
- Pembentukan tim teknis GPP SK
Menteri LHK
- Pembuatan SOP penetapan daftar
rujukan Barjas RL dan Updating
- Pembuatan SOP penggunaan
daftar Rujukan Barjas RL
- Pengembangan Monev

Data : Kegiatan Standardisasi LHK pada Virtual Meeting 12 - 19 Mei 2020


Kegiatan Standardisasi LHK 187

DAFTAR RUJUKAN BARANG DAN JASA RAMAH LINGKUNGAN (LAMPIRAN PERMEN LHK
NO. 5 TAHUN 2019)

PROYEKSI PENGEMBANGAN PILOT PENERAPAN GPP

Th. 2024
Th. 2021 - 2023
- Semua K/L dan Pemda
- Jumlah K/L dan pemda menerapkan
sudah menerapkan GPP
GPP
- 100 produk
- Jumlah produk ramah lingkungan

Data : Kegiatan Standardisasi LHK pada Virtual Meeting 12 - 19 Mei 2020


Kegiatan Standardisasi LHK 188



4 LANGKAH PERBAIKAN KUALITAS LINGKUNGAN

Efisiensi Mineral Efisiensi Energi Efisiensi Material Pengelolaan Sampah

SPM - FP
STANDAR PELAYANAN MASYARAKAT
DI FASILITAS PUBLIK

PERKEMBANGAN SPM-FP TAHUN 2015-2020

Data : Kegiatan Standardisasi LHK pada Virtual Meeting 12 - 19 Mei 2020


Kegiatan Standardisasi LHK 189

Masjid Salman ITB Tahura Juanda Gereja Santa Odilia - Bandung

Stasiun Ramah Lingkungan – PT KCI Mal Paris Van Java - Bandung

Data : Kegiatan Standardisasi LHK pada Virtual Meeting 12 - 19 Mei 2020


Bab 3.
Nexus Goals
Foto: Dok. facebook KLHK
Nexus Goal TPB/ SDGs KLHK 193

Foto: Dok. facebook KLHK

Agenda PBB 2030 untuk Pembangunan Berkelanjutan menyoroti


perlunya pendekatan Nexus untuk implementasi SDGs. Dengan pendekatan
nexus, kesenjangan akses dan risiko dalam pencapaian implementasi TPB/
SDGs dapat dikurangi.
Karena itu, pendekatan Nexus sangat penting untuk mempromosikan
integrasi target lintas Goal dan mengurangi risiko trade-off antar Goal
TPB/SDGs. Pendekatan nexus juga mengarahkan perlunya pertukaran dan
sinergi antara tujuan, dan karenanya berfungsi sebagai instrument
percepatan implementasi Agenda 2030.
Selain itu, nexus goal pada TPB/SDGs dapat menjadi input utama
untuk memaksimalkan pencapaian kelestarian lingkungan hidup dan
kehutanan yang memiliki dimensi ekonomi dan sosial secara simultan.
Nexus dalam TPB/SDGs umumnya dipandu oleh prinsip-prinsip umum
berikut: Promosi penggunaan sumber daya yang berkelanjutan dan
efisien; Akses ke sumber daya untuk kelompok populasi yang rentan; dan
Pemeliharaan dan dukungan layanan ekosistem yang mendasarinya.
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), yang telah
terinternalisasi kedalam program KLHK, tidak dapat dipisahkan satu sama
lain.
Interelasi ini memungkinkan menemukan solusi yang efektif dan
efisien untuk mengatasi masalah bersama, khususnya terkait Goal 12
(Konsumsi Produksi yang bertanggung jawab), Goal 13 (Penanganan
perubahan iklim), dan Goal 15 (Eskosistem Daratan). Hal yang sama berlaku
untuk tujuan lain seperti, SDG 6 (air), SDG 7 (energi), dan SDG 2
(ketahanan pangan). Upaya program KLHK terbukti terhubung satu sama lain,
sehingga pendekatan Nexus ini penting untuk intervensi kebijakan
implementasi TPB/SDGs yang terintergasi.
Nexus Goal TPB/ SDGs KLHK 194


Nexus Goals digambarkan dengan menganalisis kontribusi program KLHK pada Goal TPB/SDGs

TABEL 1. PETA KONTRIBUSI

Program
KLHK

KSDAE

PDASHL

PHPL

PSKL

P2SDM

PPI

Gakkum

Litbang

PKTL

PPKL

PSLB3

Itjen

Setjen

TABEL2. KLUSTER GOAL TPB/SDGS KLHK MENURUT JUMLAH JEJARING

Kluster Jejaring Goal

1 Mayor

2 Medium

3 Minor
Nexus Goal TPB/ SDGs KLHK 195

Table 1 mengilustrasikan agregat jejaring antar tujuan di sektor KLHK.

Pemetaan tersebut mengindikasikan 3 kluster goal TPB/SDGs di KLHK.


Kluster ini menggambarkan tingkatan jejaring program dalam pencapaian goal TPB/SDGs.

  


Goal yang ditopang Goal yang ditopang Goal yang ditopang
sebagian besar program sebagian program sebagian kecil program
di KLHK di KLHK di KLHK

   


Program yang berkontribusi Program yang berkontribusi Program yang berkontribusi
Nexus Goal TPB/ SDGs KLHK 196

Dalam perspektif jumlah goal yang terdampak oleh program KLHK, Tabel 3 menunjukkan
jumlah kontribusi masing-masing program KLHK terhadap Goal TPB. Jumlah kontribusi program
mengindikasikan dampak sistemik program dalam TPB/SDGs.

TABEL 3. JUMLAH KONTRIBUSI PROGRAM TPB/SDGS DAN RASIONYA TERHADAP KESELURUHAN


GOAL TPB/SDGS
Program Jumlah kontribusi terhadap Goal TPB Rasio dampak sistemik
KSDAE 13 0,76
PDASHL 7 0,41
PHPL 9 0,53
PSKL 7 0,41
P2SDM 5 0,29
PPI 5 0,29
Gakum 7 0,41
Litbang 12 0,71
PKTL 6 0,35
PPKL 2 0,12
PSLB3 7 0,41
Itjen 2 0,12
Setjen 5 0,29

TABEL 4. DAMPAK SISTEMIK PROGRAM KLHK TERADAP TPB/SDGS

Kategori Dampak Sistemik Kisaran Rasio Program KLHK


Primer 0,67 - 1 KSDAE, Litbang
Sekunder 0,34 - 0,66 PDASHL, PHPL, PSKL, Gakkum, PKTL, PSLB3
Tersier 0 - 0,33 P2SDM, PPI, PPKL, Itjen, Setjen

NEXUS LHK DAN INTERAKSINYA DALAM KONTRIBUSI SDGS


Klusterisasi jejaring sebagaimana pada Tabel 1 berimplikasi pada tingkat sinergi
pelaksanaan program yang dibutuhkan. Semakin tinggi kluster, semakin tinggi kebutuhan sinergi
program. Di sisi lain, jejaring goal dalam TPB/SDGs KLHK perlu diintegrasikan denga pembagian
peran antar sektor menurut Bappenas (merujuk pada Permen PPN/ Ka. Bappenas No. 7 Tahun
2018 tentang koordinasi, perencanaan, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tujuan
pembangunan berkelanjutan, dan SK Kepala Bappenas No. Kep. 64/M.PPN/HK/04/2018/ tentang
tim pelaksana, kelompok kerja, dan tim pakar tujuan pembangunan berkelanjutan tahun
2017-2019). Sejalan dengan itu, pertimbangan adanya kelompok isu pembangunan
berkelanjutan dalam Agenda 2030 merupakan konsekuensi dari interaksi lintas sektor dalam
pembangunan.
Nexus Goal TPB/ SDGs KLHK 197

Lapisan paling dalam yang secara langsung memberi pengaruh terhadap kelestarian lingkungan hidup dan
kehutanan, menggambarkan tipe interaksi peneguhan (affirming) sinergi utama bagi kelestarian lingkungan.
Goal pada layer ini mencakup Goal 12, 13, dan 15.

Lapisan tengah yang secara langsung Lapisan terluar yang menciptakan prakondisi
mempengaruhi pencapaian tujuan di layer pencapaian tujuan lain di lapisan di dalamnya,
pertama, menggambarkan tipe interaksi menggambarkan tipe interaksi kondisi pemungkin
penguatan (reinforcing). Goal pada layer ini (enabling). Goal pada layer ini terdiri atas
meliputi Goal: 1, 6, 7, dan 8. Goal: 2, 3, 4, 5, 9, 10, 11, 14, 16, 17

POLICY GAPS
Analisis nexus antar goal SDGs KLHK ini menunjukkan beberapa policy gaps yang
mengantarkan pada kebutuhan kebijakan baru untuk menjembatani peningkatan keberhasilan
pencapaian TPB/SDGs KLHK, yaitu:
1. Pengembangan sistem monitoring dan evaluasi sinergi antar program lingkup KLHK. Sistem
ini akan membantu memastikan pola sinergi yang dibutuhkan, dan menghilangkan trade-off
antar program dalam pencapaian tujuan.
2. Perluasan dampak sistemik program melalui berbagai inisiatif target dalam program,
3. terutama pada program-program dengan dampak sistemik tersier.
4. Peningkatan sistem komunikasi untuk pengarusutamaan TPB/SDGs antar program di KLHK
sehingga pengetahuan terkait target dan indikator TPB/SDGs para perencana dan pelaksana
program di KLHK dapat merat ke semua lini.
Bab 4.
Penutup

Foto: Dok. facebook KLHK


TPB/SDGs pada dasarnya
adalah dokumen yang memuat
tujuan dan sasaran global tahun 2016
sampai tahun 2030.

TPB/SDGs bertujuan untuk


menjaga peningkatan kesejahteraan
ekonomi masyarakat secara
berkesinambungan, menjaga
keberlanjutan kehidupan sosial
masyarakat, menjaga kualitas
lingkungan hidup serta
pembangunan yang inklusif dan
terlaksananya tata kelola yang
mampu menjaga peningkatan
kualitas kehidupan dari satu
generasi ke generasi berikutnya.

TPB/SDGs merupakan
kesatuan antara dimensi
pembangunan sosial, ekonomi dan
lingkungan yang komprehensif serta
saling terkait. Kemajuan pada satu
dimensi pembangunan memerlukan
keterlibatan aktif dari dimensi
pembangunan lainnya.
Penutup 200

Dokumen potret kontribusi SDGs peningkatan kualitas fungsi lingkungan


KLHK 2015–2019 merupakan rangkuman melalui pengendalian pencemaran dan
infografis beberapa pencapaian TPB/SDGs kerusakan lingkungan serta pengelolaan
oleh Program dan Kegiatan lingkup KLHK sampah dan limbah B3; pengendalian
dalam upaya kontribusi memantapkan perubahan iklim dan pengendalian
pencapaian SDGs secara Nasional. kebakaran hutan dan lahan; perhutanan
Dokumen ini disusun merujuk pada sosial dan kemitraan lingkungan;
Peraturan Presiden RI Nomor 16 Tahun Penurunan gangguan, ancaman, dan
2015 tentang Kementerian Lingkungan pelanggaran hukum bidang LHK;
Hidup dan Kehutanan. Pelaksanaan penelitian, pengembangan,
Pada periode 2015-2019, tugas dan inovasi di bidang LHK; Pelaksanaan
dari KLHK ialah menyelenggarakan penyuluhan dan pengembangan sumber
beberapa fungsi baik yang bersifat daya manusia di bidang LHK; Pelaksanaan
horisontal maupun vertikal. Fungsi-fungsi dukungan yang bersifat substantif
tersebut diantaranya meliputi upaya: kepada seluruh unsur organisasi di
1) Perumusan, penetapan dan lingkungan KLHK; Pembinaan dan
pelaksanaan kebijakan LHK; 2) Koordinasi pemberian dukungan administrasi di
dan sinkronisasi kebijakan LHK; dan 3) lingkungan KLHK; Pengelolaan barang
Pelaksanaan bimbingan teknis dan milik/kekayaan negara yang menjadi
supervisi atas pelaksanaan urusan di tanggung jawab KLHK; dan Pengawasan
bidang penyelenggaraan LHK, yang atas pelaksanaan tugas di lingkungan
semuanya tercermin melalui 13 Program KLHK.
yang telah termaktub dalam Rencana Pelaksanaan TPB/SDGs di KLHK
Strategis KLHK 2015-2019. pada prinsipnya ialah upaya pencapaian
Keselarasan TPB/SDGs dengan kinerja dari seluruh program yang ada,
arah kebijakan KLHK dapat dilihat dari karena nilai yang diusung dalam
berbagai tugas yang diemban diantaranya pembangunan LHK ialah pembangunan
penyelenggaraan pemantapan kawasan berkelanjutan. Berdasarkan identifikasi
hutan dan lingkungan hidup secara awal yang dilakukan terhadap target
berkelanjutan; pengelolaan konservasi global yang ada pada setiap goals TPB/
sumber daya alam dan ekosistemnya; SDGs, telah dipetakan sinergisitas
peningkatan daya dukung daerah aliran output setiap program KLHK dalam
sungai dan hutan lindung; pengelolaan mendukung baik secara langsung
hutan produksi lestari dan peningkatan maupun tidak langsung terhadap
daya saing industri primer hasil hutan; pencapaian target global tersebut.
Penutup 201
Lampiran 202

LAMPIRAN
Lampiran 203
Lampiran 204
Lampiran 205
Lampiran 206
Lampiran 207
Lampiran 208
Lampiran 209

REFERENSI
Bappenas. 2017. Ringkasan Metadata Indikator Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
(TPB)/ Sustainable Development Goals (SDGS) Indonesia. Jakarta

BPS. 2016. Potret Awal Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development


Goals) di Indonesia. Jakarta.

Khalwani. KM, Utari AD, 2019. KLHK for SDGs Scorecard. Panduan untuk Mereviu dan
Menilai Kegiatan Lingkup KLHK terhadap Taget dan Indikator SDGs. Biro
Perencanaan KLHK. IPB Press.

KLHK. 2015. Rencana Strategis Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan


2015-2019. Jakarta

KLHK 2018. Peta Jalan TPB/SDGs KLHK 2018 – 2030. Jakarta

KLHK. 2019. Rancangan Rencana Strategis Kementerian Lingkungan Hidup dan


Kehutanan 2020 - 2024. Jakarta

KLHK. 2020. Bahan Presentasi seluruh Program lingkup KLHK pada Virtual Meeting
Infografis Pencapain TPB/SDGs KLHK 2019 tanggal 12 – 19 Mei 2020. Tidak
dipublikasikan. Jakarta

Peraturan Pemerintah RI Nomor 17 Tahun 2017 Tentang Sinkronisasi Proses


Perencanaan Dan Penganggaran Pembangunan Nasional

Peraturan Presiden RI Nomor 59 Tahun 2017 Tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan


Pembangunan Berkelanjutan

Peraturan Menteri PPN/ Kepala Bappenas RI Nomor 7 Tahun 2018 Tentang Koordinasi,
Perencanaan, Pemantauan, Evaluasi, Dan Pelaporan Pelaksanaan Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan
Lampiran 210
Lampiran 211

Anda mungkin juga menyukai