Anda di halaman 1dari 5

5.

Kira-kira pada usia 18–24 bulan, ia akan mulai lihai memasukkan makanannya sendiri ke dalam
mulutnya dengan tidak terlalu berantakan.

1. Sayuran rebus

Sebagai permulaan, Bunda bisa memberikannya sayuran, seperti kentang, wortel, kembang kol, brokoli,
atau ubi manis. Namun sebelum memberikannya, kukus atau panggang dulu sayuran tersebut hingga
lunak.

Setelah itu, potong kecil-kecil sehingga dapat digenggam Si Kecil. Selain menyehatkan, sayuran rebus
juga memberikan banyak nutrisi yang baik untuk perkembangan bayi.

2. Buah potong

Selain sayuran rebus, makanan lain yang bisa Bunda jadikan camilan untuk Si Kecil adalah buah. Pisang,
mentimun, alpukat, mangga, nanas, blewah, pir, dan semangka merupakan berbagai buah-buahan yang
bisa Bunda sajikan sebagai finger food. Selain itu, buah kering seperti kismis dan aprikot kering yang
dipotong-potong, juga bisa diberikan sebagai camilan atau finger food tambahan untuk Si Kecil.

Sebelum memberikannya kepada Si Kecil, pastikan buah-buahan tersebut sudah dipotong kecil-kecil dan
dibersihkan dari kulit serta bijinya.

3. Pasta

Meski di Indonesia pasta masih cukup jarang dijadikan camilan untuk bayi, makanan ini sebenarnya bisa
dijadikan pilihan untuk finger food. Berikan Si Kecil pasta yang sudah direbus hingga benar-benar
matang.

Jenis pasta yang bisa diberikan kepada bayi adalah fusili atau pasta yang telah dipotong-potong kecil.

4. Sereal

Bunda juga bisa memberikan sereal sebagai camilan finger food untuk Si Kecil. Berikan sereal yang
mudah dipegang olehnya dan pilihlah yang rendah gula serta tanpa tambahan zat pewarna.

5. Roti panggang

Roti panggang bisa menjadi menu finger food bagi bayi saat usianya sudah mulai besar. Potong roti
panggang kecil-kecil, agar Si Kecil bisa menggenggamnya dengan mudah.

6. Telur

Telur adalah makanan yang kaya akan protein, kolin, vitamin B2, B12, dan folat yang baik untuk
perkembangan bayi. Tapi sebelum memberikan telur kepada Si Kecil, pastikan telurnya sudah dimasak
hingga benar-benar matang. Pasalnya, telur setengah matang atau mentah mungkin masih mengandung
bakteri Salmonella yang dapat menyebabkan bayi keracunan.

7. Keju

Keju mengandung kalsium yang baik untuk mendukung pertumbuhan tulang bayi. Oleh karena itu,
memberikan keju sebagai makanan pendamping ASI (MPASI) di tahun pertamanya merupakan hal yang
tepat. Pililah keju yang memiliki tekstur lembut, tidak berbau, dan tidak lengket.

8. Daging

Daging merupakan sumber zat besi yang baik untuk pertumbuhan. Bunda disarankan memberikan
daging saat Si Kecil sudah bisa diperkenalkan makanan pendamping ASI (MPASI). Sebelum diberikan
kepada Si Kecil, pastikan daging sudah dimasak hingga empuk dan disuwir agar lebih mudah dikunyah.

Setaip kali akan memberikan finger food kepada Si Kecil, Bunda perlu mencicipinya dulu untuk
memastikan makanan tersebut mudah digigit, potongannya pas, lembut, dan lumer di mulut.

Memperkenalkan finger food kepada bayi sejak dini merupakan hal yang penting. Akan tetapi, Bunda
harus tetap waspada terhadap kemungkinan Si Kecil tersedak saat memakannya. Jadi, selalu awasi dan
dampingi Si Kecil ketika mengonsumsi finger food ya, Bun.

6.1) Lingkungan biologis

Lingkungan biologis yang berpengaruh terhadap pertumbuhan adalah ras, jenis kelamin, umur, gizi,
perawatan kesehatan, kepekaan terhadap penyakit, penyakit kronis dan fungsi metabolisme yang saling
terkait satu dengan yang lain. Faktor dominan yang mempengaruhi pertumbuhan adalah status gizi bayi
yang dilahirkan. Bayi yang mengalami kekurangan gizi,dapat dipastikan pertumbuhan anak akan
terhambat.

2) Lingkungan fisik

Lingkungan fisik yang dapat mempengaruhi pertumbuhan adalah cuaca, keadaan geografis, sanitasi
lingkungan, keadaan rumah dan radiasi. Cuaca dan keadaan geografis berkaitan dengan pertanian dan
kandungan unsur mineral dalam tanah. Daerah kekeringan atau musim kemarau yang panjang
menyebabkankegagalan panen. Kegagalan panen menyebabkan persediaan
pangan di tingkat rumah tangga menurun yang berakibat pada asupan gizi keluarga rendah. Keadaan ini
dapat menyebabkan gizi kurang dan pertumbuhan anak akan terhambat.Di daerah endemik, gangguan
akibat kekurangan iodium (GAKY) menyebabkan petumbuhan penduduknya sangat terhambat sepeti
kerdil atau kretinisme.

3) Keadaan sanitasi lingkungan

Keadaan sanitasi lingkungan yang kurang baik memungkinkan terjadinya berbagai jenis penyakit antara
lain diare, cacingan dan infeksi saluran pencernaan. Anak yang menderita infeksi saluran pencernaan
akan mengalami gangguan penyerapan zat gizi sehingga terjadi kekurangan zat gizi. Anak yang
kekurangan zat gizi akan mudah terserang penyakit dan pertumbuhan akan terganggu.

4) Faktor psikososial

Faktor psikososial yang berpengaruh pada tumbuh kembang anak adalah stimulasi, motivasi, ganjaran,
kelompok sebaya, stres, lingkungan sekolah, cinta dan kasih sayang serta kualitas interaksi antara anak
dan orang tua. Interaksi tidak ditentukan oleh seberapa lama orang tua berinteraksi dengan anak, tetapi
ditentukan oleh kualitas interaksi yaitu pemahaman terhadap kebutuhan masingmasing dan upaya
optimal untuk memenuhi kebutuhan tersebut yang dilandasi oleh rasa kasih sayang.

5) Faktor keluarga dan adat istiadat

Faktor keluarga dan adat istiadat yang berpengaruh pada pertumbuhan anak antara lain : pekerjaan
atau pendapatan keluarga, stabilitas rumah tangga, norma dan tabu serta urbanisasi.

6) Faktor sosial ekonomi

Faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi pertumbuhan anak antara lain : pendidikan, pekerjaan,
teknologi, budaya dan pendapatan keluarga. Faktor tersebut akan berinteraksi satu dengan yang lainnya
sehingga dapat mempengaruhi masukan zat gizi dan infeksi pada anak. Ketersediaan zat gizi pada
tingkat seluler yang rendah yang pada akhirnya akan mengakibatkan pertumbuhan terganggu.

7. Kekurangan gizi selama kehamilan akan meningkatkan risiko:

-Stillbirth (bayi lahir mati)

-Lahir prematur

Kematian perinatal (kematian bayi tujuh hari setelah lahir). Bayi yang memiliki berat kurang dari 2,5
kilogram (kg) kemungkinan 5 hingga 30 kali lebih besar untuk meninggal dalam tujuh hari pertama
kehidupan dibandingkan dengan bayi dengan berat normal (≥2,5kg). Bayi yang memiliki berat badan
kurang dari 1,5 kg memiliki peningkatan risiko kematian 70 hingga 100 kali dalam tujuh hari sejak lahir.

-Gangguan sistem saraf, pencernaan, pernapasan, dan peredaran darah.

-Cacat lahir

-Kurang berkembangnya beberapa organ

-Kerusakan otak
8.Agar ASI lancar dan berkualitas, tentu saja nutrisi ASI yang ibu konsumsi harus lengkap, mencakup
vitamin A, B, C, K, dan pro vitamin A (betakaroten), kalsium, fosfor, zat besi, dan serat. Tak hanya
makanan, jumlah cairan yang masuk juga dapat memengaruhi jumlah ASI yang diproduksi.

1. Karbohidrat

Saat 6 bulan pertama menyusui, kebutuhan ibu meningkat sebesar 65 gr per hari atau setara dengan 1 ½
porsi nasi.8

2. Protein

Sangat diperlukan untuk peningkatan produksi air susu. Ibu menyusui membutuhkan tambahan protein
17 gr atau setara dengan 1 porsi daging (35 gr) dan 1 porsi tempe (50gr).

3. Lemak

Lemak berfungsi sebagai sumber tenaga dan berperan dalam produksi ASI serta pembawa vitamin larut
lemak dalam ASI. Kebutuhan minyak dalam tumpeng gizi seimbang sebanyak 4 porsi atau setara dengan
4 sendok the minyak (20 gr). Lemak yang dipelukan untuk ibu menyusui yaitu lemak tak jenuh ganda
seperti omega-3 dan omega-6.8

4. Vitamin dan mineral

Ibu menyusui membutuhkan lebih banyak vitamin & mineral dari ibu hamil.8 Kadar vitamin dalam ASI
sangat dipengaruhi oleh vitamin yang dimakan ibu, jadi suplementasi vitamin pada ibu akan menaikkan
kadar vitamin ASI.

Vitamin yang penting dalam masa menyusui adalah vitamin B1, B6, B2, B12, vitamin A, yodium &
selenium. Jumlah kebutuhan vitamin & mineral adalah 3 porsi sehari dari sayuran dan buah-buahan.

ibu menyusui rentan terhadap kekurangan gizi. Untuk mencegahnya, Anda memerlukan suplemen baik
berupa makanan maupun vitamin dan mineral khususnya vitamin A dan zat besi

5.Cairan

Ibu menyusui sangat membutuhkan cairan agar dapat menghasilkan air susu dengan cepat. Dianjurkan
minum 2-3 liter air per hari atau lebih dari 8 gelas air sehari (12-13 gelas sehari). Terutama saat udara
panas, banyak berkeringat dan demam sangat dianjurkan untuk minum >8 gelas sehari.7,9,10

Waktu minum yang paling baik adalah pada saat bayi sedang menyusui atau sebelumnya, sehingga
cairan yang diminum bayi dapat diganti.10 Kebutuhan cairan dapat diperoleh dari air putih, susu, jus
buah-buahan dan air yang tersedia di dalam makanan.

9.
10.Faktor-faktor yang berhubungan dengan terjadinya anemia defisiensi besi ini adalah pendidikan
orang tua, pendapatan keluarga, pengetahuan dan sikap remaja putri tentang anemia, tingkat konsumsi
gizi, pola menstruasi, dan kejadian infeksi dengan kejadian anemia pada remaja putri.

Upaya penanggulangan anemia

1.pemberian TTD

2.Penyuluhan terhadap remaja Putri

3.Konseling gizi untuk masalah anemia Putri

Referensi Jawaban

5.www.alodok.com

6.http://repository.unimus.ac.id/1787/3/BAB%20II.pdf

7.https://hellosehat.com/kehamilan/kandungan/masalah-kehamilan/pengaruh-ibu-hamil-kurang-gizi/?
amp=

8.https://hellosehat.com/kehamilan/kandungan/masalah-kehamilan/pengaruh-ibu-hamil-kurang-gizi/

?amp=1

10.http:e-juournal//poltekkes-tjk.ac.id/index.php/JKM/article/view/162/154#:~:text=Faktor%2Dfaktor
%20yang%20berhubungan%20dengan%20terjadinya%20anemia%20defisiensi%20besi%20ini,(Wati%2C
%202010)7

Anda mungkin juga menyukai