Anda di halaman 1dari 3

ANALISIS HIDROLOGI

Fadhly Wahyu Ardhiwibowo (15115077)


Faculty of Earth Sciences and Technology, Institute of Technology, Bandung, Indonesia
ffadhly@students.itb.ac.id
1. Ringkasan Materi
Pemahaman tentang bentuk permukaan bumi bermanfaat untuk berbagai bidang, seperti perencanaan
wilayah, pertanian, dan kehutanan. Bidang-bidang tersebut memerlukan pemahaman tentang
bagaimana air mengalir di suatu daerah dan bagaimana perubahan daerah tersebut dapat mempengaruhi
aliran air. Dalam suatu siklus air, aliran air merupakan fenomena alam yang keberadaannya sulit
diprediksi. Air ini terbentuk dari hujan yang bisa datang kapan saja. Misalnya pada industri
pertambangan, air ini dapat menjadi kendala. Ketika hujan turun, air akan menggenangi pit yang
sedang ditambang. Oleh karena itu, perlu dilakukan penyedotan dengan menggunakan pompa agar air
bisa dikeluarkan dari pit. Dengan analisis hidrologi, informasi mengenai pola aliran air yang mengaliri
tambang ini dapat diketahui. Selain itu analisis hidrologi diperlukan untuk menentukan besarnya debit
banjir rencana yang mana debit banjir rencana akan berpengaruh besar terhadap besarnya debit
maksimum maupun kestabilan konstruksi yang akan dibangun. Pembuatan aliran air merupakan lokasi
dimana beberapa arah air bergabung menjadi arah aliran baru. Sifat keberadaan akumulasi aliran air
pada umumnya lebih rendah dari sekitarnya. Proses pembuatan akumulasi aliran air adalah dengan
membuat data aliran air dan menghitung akumulasinya.

2. Metodologi

Ekstrak Masukkan
Interpolas
data data DEM
i titik Gunakan Flow Filter
kecamata sesuai
DEM flow accumulat aliran Layouting
n yang dengan
dengan direction ion sungai
akan data
tool fill
digunakan kecamatan
3. Hasil
(Terlampir)

4. Analisis
Pada praktikum kali ini, praktikan diminta untuk membuat aliran air dengan menggunakan data DEM
dan software ArcGIS. Pada ArcGIS terdapat tool hidrologi untuk mempermudah dalam pembuatan
aliran air. Fungsi DEM pada pembuatan aliran air yaitu untuk memberikan nilai ketinggian pada tiap-
tiap piksel, sehingga ketelitian DEM akan mempengaruhi tingkat ketelitian arah aliran air yang
dihasilkan. Oleh karena itu agar DEM memiliki ketelitian yang tinggi, maka DEM perlu diolah terlebih
dahulu untuk mengurangi kesalahan pada DEM. Kesalahan pada DEM biasanya berupa kesalahan sink
yaitu adanya perbedaan ketinggian yang ekstrim pada DEM. Sebelum proses flow direction, DEM
perlu dicari dahulu kesalahan dari sink tersebut dengan tool sink. Sedangkan untuk mengurangi
kesalahan yang diakibatkan oleh sink maka perlu dilakukan interpolasi pada DEM yaitu dengan Fill.
Tool flow direction berguna untuk menunjukkan arah dari setiap piksel yang menunjukkan piksel
terendah di sekitarnya. Setelah mendapatkan arah aliran air, maka diperlukan data dimana aliran air
tersebut berkumpul yaitu dengan tool flow accumulation.
Analisis Hidrologi menggunakan sofware tidak akan selalu akurat sesuai dengan kondisi aslinya di
lapangan. Hal ini, dikarenakan beberapa software GIS yang digunakan dalam menganalisa hidrologi
tidak memperhitungkan kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi pada aliran sungai, seperti aliran
yang terhambat oleh sampah yang membuat nilai akumulasi air akan menumpuk pada suatu daerah
tertentu.
5. Kesimpulan
1. Tool Hidrologi dapat membuat batas Daerah Aliran Sungai (DAS) secara otomatis,
2. Tool Hidrologi dapat membuat Basin atau cekungan secara otomatis,
3. Tool Hidrologi dapat mendelineasi aliran sungai secara otomatis,
4. Tool Hidrologi dapat menghitung sungai terpanjang dari atas ke bawah atau dari bawah ke
atas,
5. Tool Hidrologi dapat langsung mengidentifikasi orde sungai dengan metode strahler dan
strevee, dan
6. Ketelitian dari arah aliran sungai dan besarannya akan sangat tergantung pada ketelitian DEM
yang digunakan pada daerah tersebut.

6. Referensi

7. Band, L. E., 1986,


“Topographic partition of
8. watersheds with digital
elevation models”,
9. Water Resources Research,
22(1): l5-24.
10. Band, L. E., 1986,
“Topographic partition of
11. watersheds with digital
elevation models”,
12. Water Resources Research,
22(1): l5-24.
Band, L. E., 1986, “Topographic partition of watersheds with digital elevation models”, Water
Resources Research, 22(1): l5-24.

Anda mungkin juga menyukai