PSIKOLOGI PENDIDIKAN
DISUSUN OLEH :
MUHAMMAD ARWANDA
JAILANI
FAKULTAS TARBIYAH
2020-2021
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan sedikit dari
ilmu-Nya Yang Maha luas sehingga upaya penulisan makalah ini dapat terselesaikan
Shalawat serta salam tak lupa kita hadiakan kepada junjungan nabi besar kita nabi
Muhammad SAW semoga dengan memperbanyak sholawat kita diakui sebagai umatnya nya dan
sekaligus memperoleh syafaat nya di akhirat kelak Aamiin ya rabbal aalamiin.
Ternyata kami menyadari dalam penyusunan makalah ini mesih jauh dari kesempurnaan
karena keterbatasan pengetahuan yang kami miliki. Oleh Karena itukritik dan saran yang
membangun dari semua pihak sangat kami harapkan. Semoga makalah ini bermanfaat untuk kita
semua.
penulis
ii
DAFTAR ISI
Sampul................................................................................................................... i
Kata Pengantar...................................................................................................... ii
Daftar Isi...............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah......................................................................iii
B. Rumusan Masalah............................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan Masalah...................................................................1
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
ii
A. Latar Belakang
Masalah anak seringkali terjadi karena ketidakpahaman kita terhadap kondisi fisik
maupun psikologisnya. Kita sering dikejutkan dengan perubahan anak secara tiba-tiba, misalnya
anak yang semula penurut menjadi pemberontak, anak yang semula periang menjadi
pendiam. Masih banyak hal yang perlu kita ketahui dari perkembangan-perkembangan anak
yang sering membuat kita heran. Dengan memahami perkembangan anak sebagai peserta didik
akan mempermudah orang tua khususnya pendidik untuk agar kita mampu mendampingi anak
dan menghadapi setiap tingkah laku anak.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Pembahasan
Makalah ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui definisi perkembangan peserta didik.
2. Mengetahui proses perkembangan peserta didik.
3. Menjabarkan faktor- faktor yang mempengaruhi perkembangan peserta didik.
4. Mengetahui tugas perkembangan fase peserta didik.
iii
BAB II
LANDASAN TEORI
1
Sementara perubahan selama masa dewasa dan penurunan pada usia lanjut kurang mendapat
perhatian. Pandangan kontemporer tentang perkembangan manusia menekankan pada
perkembangan rentang hidup (life-span), yakni perubahan yang terjadi selama rentang kehidupan
mulai dari konsepsi meninggal. Jadi perkembangan merupakan proses yang sifatnya
holistic/menyeluruh; mencakup proses biologis – kognitif dan psikososial.
2
memberikan kontribusi yang besar terhadap pendidikan, diantaranya terhadap pengembangan
kurikulum, sistem pembelajaran dan sistem penilaian.
periode peralihan dari pertumbuhan cepat masa anak anak awal ke suatu fase perkembangan yang
lebih lambat. Ukuran tubuh anak relatif kecil perubahannya selama tahun tahun di SD. Pada usia 9
tahun tinggi dan berat badan anak laki laki dan perempuan kurang lebih sama. Sebelum usia 9 tahun
anak perempuan relatif sedikit lebih pendek dan lebih langsing dari anak laki laki.
Pada akhir kelas empat, pada umumnya anak perempuan mulai mengalami masa lonjakan
pertumbuhan. Lengan dan kaki mulai tumbuh cepat. Pada akhir kelas lima, umumnya anak
perempuan lebih tinggi, lebih berat dan lebih kuat daripada anak laki laki. Anak laki laki memulai
lonjakan pertumbuhan pada usia sekitar 11 tahun. (Baca juga perkembangan psikologi pada masa
sekolah)
Menjelang awal kelas enam, kebanyakan anak perempuan mendekati puncak tertinggi pertumbuhan
mereka. Periode pubertas yang ditandai dengan menstruasi umumnya dimulai pada usia 12 13
tahun. Anak laki laki memasuki masa pubertas dengan ejakulasi yang terjadi antara usia 13 16
tahun.
Perkembangan fisik selama remaja dimulai dari masa pubertas. Pada masa ini terjadi perubahan
fisiologis yang mengubah manusia yang belum mampu bereproduksi menjadi mampu bereproduksi.
Hampir setiap organ atau sistem tubuh dipengaruhi oleh perubahan perubahan ini. Anak pubertas
awal (prepubertal) dan remaja pubertas akhir (postpubertal) berbeda dalam tampakan luar karena
perubahan perubahan dalam tinggi proporsi badan serta perkembangan ciri ciri seks primer dan
sekunder.
3
Meskipun urutan kejadian pubertas itu umumnya sama untuk tiap orang, waktu terjadinya dan
kecepatan berlangsungnya kejadian itu bervariasi. Rata rata anak perempuan memulai perubahan
pubertas 1,5 hingga 2 tahun lebih cepat dari anak laki laki.
Kecepatan perubahan itu juga bervariasi, ada yang perlu waktu 1,5 hingga 2 tahun untuk mencapai
kematangan reproduksi, tetapi ada yang memerlukan waktu 6 tahun. Dengan adanya perbedaan
perbedaan ini ada anak yang telah matang sebelum anak matang yang sama usianya mulai
mengalami pubertas. (Baca juga perkembangan individu dalam psikologi pendidikan)
2. Perkembangan Sosio emosional Peserta Didik
Menjelang masuk SD, anak telah rnengembangkan keterampilan berpikir bertindak dan pengaruh
sosial yang lebih kompleks. Sampai dengan masa ini, anak pada dasarnya egosentris (berpusat pada
diri sendiri), dan dunia mereka adalah rumah keluarga, dan taman kanak kanaknya.
Selama duduk di kelas kecil SD, anak mulai percaya diri tetapi juga sering rendah diri. Pada tahap
ini mereka mulai mencoba membuktikan bahwa mereka “dewasa”. Mereka merasa “saya dapat
mengerjakan sendiri tugas itu, karenanya tahap ini disebut tahap ‘I can do it my self’. Mereka
dimungkinkan untuk diberikan suatu tugas. (Baca juga pendekatan dalam psikologi perkembangan
peserta didik)
Daya konsentrasi anak tumbuh pada kelas kelas tinggi SD. Mereka dapat meluangkan lebih banyak
waktu untuk tugas tugas pilihan mereka, dan seringkali mereka dengan senang hati
menyelesaikannya. Tahap ini juga termasuk tumbuhnya tindakan mandiri, kerjasama dengan
kelompok, dan bertindak menurut cara cara yang dapat diterima lingkungan mereka. Mereka juga
mulai peduli pada permainan yang jujur.
Selama masa ini mereka juga mulai menilai diri mereka sendiri dengan membandingkannya dengan
orang lain. Anak anak yang lebih muda menggunakan perbandingan sosial (social comparison)
terutama untuk norma norma sosial dan kesesuaian jenis jenis tingkah laku tertentu. Pada saat anak
anak tumbuh semakin lanjut, mereka cenderung menggunakan perbandingan sosial untuk
mengevaluasi dan menilai kemampuan kemampuan mereka sendiri.
Sebagai akibat dari perubahan struktur fisik dan kognitif mereka, anak pada kelas besar di SD
berupaya untuk tampak lebih dewasa. Mereka ingin diperlakukan sebagai orang dewasa.Terjadi
perubahan perubahan yang berarti dalam kehidupan sosial dan emosional mereka. Di kelas besar
4
SD anak laki laki dan perempuan menganggap keikutsertaan dalam kelompok menumbuhkan
perasaan bahwa dirinya berharga.
Tidak diterima dalam kelompok dapat membawa pada masalah emosional yang serius
Teman teman mereka menjadi lebih penting daripada sebelumnya. Kebutuhan untuk diterima oleh
teman sebaya sangat tinggi. Remaja sering berpakaian serupa. Mereka menyatakan kesetiakawanan
mereka dengan anggota kelompok teman sebaya melalui pakaian atau perilaku.
Hubungan antara anak dan guru juga seringkali berubah. Pada saat di SD kelas rendah, anak
dengan mudah menerima dan bergantung kepada guru. Di awal awal tahun kelas tinggi SD
hubungan ini menjadi lebih kompleks. Ada siswa yang menceritakan informasi pribadi kepada
guru, tetapi tidak mereka ceritakan kepada orang tua mereka. Beberapa anak pra remaja memilih
guru mereka sebagai model. Sementara itu, ada beberapa anak membantah guru dengan cara cara
yang tidak mereka bayangkan beberapa tahun sebelumnya. Malahan, beberapa anak mungkin
secara terbuka menentang gurunya.
Salah satu tanda mulai munculnya perkembangan identitas remaja adalah reflektivitas yaitu
kecenderungan untuk berpikir tentang apa yang sedang berkecamuk dalam benak mereka sendiri
dan mengkaji diri sendiri. Mereka juga mulai menyadari bahwa ada perbedaan antara apa yang
mereka pikirkan dan mereka rasakan serta bagaimana mereka berperilaku.
Semoga informasi tentang proses perkembangan siswa dalam psikologi pendidikan yang
disampaikan bisa bermanfaat dan menambah wawasan. Sampai jumpai pertemuan selanjutnya yang
tidak kalah menarik. Terima kasih dan salam hangat dari penulis.
2. Faktor yang berasal dari luar individu diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Makanan
Makanan mempengaruhi perkembangan individu, hal ini terutama pada tahun-
tahun kehidupan anak. Oleh sebab itu dalam perkembangan anak tentunya harus
memperhatikan asupan makanan.
b. Iklim
Sifat-sifat iklim, alam dan udara mempengaruhi sifat-sifat individu dan jiwa
bangsa yang berada pada iklim tersebut. Misalnya seseorang yang hidup dalam iklim
tropis yang kaya raya akan terlihat jiwanya yang lebih tenang, dibandingkan dengan
orang yang hidup di iklim dingin, karena iklim tropis tidak “sekeras” di iklim dingin
sehingga perjuangan hidupnya lebih santai.
c. Kebudayaan atau lingkungan ( Empirisisme )
Latar belakang budaya desa, keadaan jiwanya masih murni, masih yakin akan
kebesaran dan kekuasaan Tuhan, akan terlihat lebih tenang karena jiwanya masih
berada dalam lingkungan kultur kebudayaan sendiri yang mengandung filsafat
hidup sebagai pandangan hidup keagamaan. Sedangkan orang yang hidup dikota
sudah terpengaruh dengan kebudayaan asing. [4]
d. Ekonomi
Orang tua yang ekonominya lemah sering kurang memperhatikan kebutuhan
anak-anaknya dengan baik, sehingga menghambat pertumbuhan jasmani dan
perkembangan jiwa anak. Bahkan terkadang tekanan ekonomi menimbulkan tekanan
jiwa karena sering adanya konflik masalah ekonomi.
e. Kedudukan anak dalam keluarga
Bila anak itu merupakan anak tunggal, biasanya perhatian orangtua seluruhnya
tercurah pada anak itu sehingga anak tersebut mempunyai sifat manja, menarik
perhatian dengan cara kekanak-kanakan dan sebagainya. Sedangkan anak yang
mempunyai banyak saudara , orang tua akan sibuk membagi perhatian ke anak-
anaknya sehingga anak tersebut akan lebih mandiri.
Persoalan mengenai faktor-faktor apakah yang memungkinkan atau mempengaruhi perkembangan,
dijawab oleh para ahli dengan jawaban yang berbeda-beda. Para ahli yang beraliran “Nativisme”
berpendapat bahwa perkembangan individu semata-mata ditentukan oleh unsur pembawaan. Jadi
perkembangan individu semata-mata tergantung kepada faktor dasar/ pembawaan. Tokoh utama
6
aliran ini yang terkenal adalah Scopenhauer. Berbeda dengan aliran Nativisme, para ahli yag
mengikuti aliran “Empirisme” atau disebut juga aliran enviromnetalisme berpendapat bahwa
perkembangan individu itu sepenuhnya ditentukan oleh faktor lingkungan/ pendidikan, sedangkan
faktor dasar/pembawaan tidak berpengaruh sama sekali.
Aliran empririsme ini menjadikan faktor lingkungan/pembawaan maha kuasa dalam
menentukan perkembangan seseorang individu. Tokoh aliran ini adalah John Locke. Aliran yang
tampak menengahi kedua pendapat aliran yang ekstrim di atas adalah aliran “Konvergensi” dengan
tokohnya yang terkenal adalah Willian Stern. Menurut aliran Konvergensi, perkembangan individu
itu sebenarnya ditentukan oleh kedua kekuatan tersebut. Baik faktor dasar/pebawaan maupun faktor
lingkungan/pendidikan keduanya secara convergent akan menentukan/mewujudkan perkembangan
seseorang individu. Sejalan dengan pendapat ini, Ki Hajar Dewantara mengemukakan ada dua
faktor yang mempengaruhi perkembangan individu yaitu faktor dasar/pembawaan (faktor internal)
dan faktor ajar/lingkungan (faktor eksternal) (Ki Hajar Dewantara, 1977: 485). Manurut Hurlock
(1980), baik faktor kondisi internal maupun faktor kondisi eksternal akan dapat mempengaruhi
tempo/kecepatan dan sifat atau kualitas perkembangan seseorang. Tetapi sejauh mana pengaruh
kedua faktor tersebut sukar untuk ditentukan, terlebih lagi untuk dibedakan mana yang penting dan
kurang penting. Ada beberapa faktor faktor-faktor yang berkaitan dengan perkembangan seseorang
yaitu:
1. Inteligensi Inteligensi merupakan faktor yang terpenting. Kecerdasan yang tinggi disertai
oleh perkembangan yang cepat, sebaliknya jika kecerdasan rendah, maka anak akan terbelakang
dalam pertumbuhan dan perkembangan. Berdasarkan penelitian Terman LM (Genetic studies of
Genius) dan Mead TD (The age of walking and talking in relation to general intelligence) telah
dibuktikan adanya pengaruh inteligensi terhadap tempo perkembangan anak terutama dalam
perkembangan berjalan dan berbicara.
2. Seks Perbedaan perkembangan antara kedua jenis seks tidak tampak jelas. Yang nyata
kelihatan adalah kecepatan dalam pertumbuhan jasmaniyah. Pada waktu lahir anak laki-laki lebih
besar dari perempuan, tetapi anak perempuan lebih cepat perkembangannya dan ebih cepat pula
dalam mencapai kedewasaannya dari pada anak laki-laki. Anak perempuan pada umumnya lebih
cepat mencapai kematangan seksnya kira-kira satu atau dua tahun lebih awal dan pisiknya juga
tampak lebih cepat besar dari pada anak laki-laki. Hal ini jelas pada anak umur 9 sampai 12 tahun.
3. Kelenjar-kelenjar Hasil penelitian di lapangan indoktrinologi (kelenjar buntu)
menunjukkan adanya peranan penting dari sementara kelenjar-kelenjar buntu ini dalam
pertumbuhan jasmani dan rohani dan jelas pengaruhnya terhadap perkembangan anak sebelum dan
sesudah dilahirkan.
4. Kebangsaan (ras) Anak-anak dari ras Meditarian (Lautan tengah) tumbuh lebih cepat dari
anak-anak Eropa sebelah timur. Anak-anak negro dan Indian pertumbuhannya tidak terlalu cepat
dibandingkan dengan anakanak kulit putih dan kuning.
5. Posisi dalam keluarga Kedudukan anak dalam keluarga merupakan keadaan yang dapat
mempengaruhi perkembangan. Anak kedua, ketiga, dan sebagainya pada umumnya
perkembangannya lebih cepat dari anak yang pertama. Anak bungsu biasanya karena dimanja
perkembangannya lebih lambat. Dalam hal ini anak tunggal biasanya perkembangan mentalitasnya
cepat, karena pengaruh pergaulan dengan orangorang dewasa lebih besar.
6. Makanan Pada tiap-tiap usia terutama pada usia yang sangat muda, makanan merupakan
faktor yang penting peranannya dalam pertumbuhan dan perkembangan. Bukan saja makanannya,
tetapi isinya yang cukup banyak mengandung gizi yang terdiri dari pelbagai vitamin. Kekurangan
gizi/vitamin dapat menyebabkan gigi runtuh, penyakit kulit dan lain-lain penyakit.
7
7. Luka dan penyakit Luka dan penyakit jelas pengaruhnya kepada perkembangan,
meskipun terkadang hanya sedikit dan hanya menyangkut perkembangan fisik saja.
8. Hawa dan sinar Hawa dan sinar pada tahun-tahun pertama merupakan faktor yang
penting. Terdapat perbedaan antara anak-anak yang kondisi lingkungannya baik dan yang buruk.
9. Kultur (budaya) Penyelidikan Dennis di kalangan orang-orang Amerika dan Indiana
menunjukan bahwa sifat pertumbuhan anak-anak bayi dari kedua macam kultur adalah sama.
Ini menguatkan pendapat bahwa sifatsifat anak bayi itu adalah universal dan bahwa budayalah
yang kemudian merubah sejumlah dasar-dasar tingkah laku anak dalam proses perkembangannya.
Yang termasuk faktor budaya disini selain budaya masyarakat juga di dalamnya termasuk
pendidikan, agama, dsb.
Shehu sebagaimana dikutip Hasan menyatakan bahwa di dalam pandangan Allah ada faktor yang
paling penting dalam perkembangan di samping faktor hereditas dan lingkungan, yaitu faktor
ketentuan Allah (Hasan, 2006: 34). Sebagaimana hadis Rasulullah saw yang artinya: Sesungguhnya
Allah menciptakan Adam dari segenggam tanah yang digenggam-Nya dari seluruh permukaan
bumi. Kemudian anak-anak Adam datang sesuai dengan kadar warna tanah. Di antara mereka ada
yang merah, putih, hitam, dan perpaduan warna warni tersebut, ada yang lembut ada yang kasar
(keras), ada yang jahat dan ada juga yang baik, atau di antara keduanya (H.R. Abu Dawud dan at-
Tirmidzi)
Faktor keturunan berkaitan dengan penentuan jenis kelamin anak dan kemiripan anak
dengan orangtuanya sebagai dua hadis Rasul saw sebagai berikut: Artinya:
“Sperma pria adalah putih dan sel telur wanita kekuningkuningan. Jika mereka bertemu (terjadi
pembuahan) dan sperma pria mengungguli sel telur perempuan, hasilnya akan menjadi jenis
kelamin laki-laki dengan seizin Allah, dan jika sel telur perempuan mengungguli sel sperma pria
hasilnya akan menjadi perempuan dengan seizin Allah (HR Muslim)
Hadis kedua menjelaskan bahwa kemiripan anak dengan orangtuanya merupakan salah satu
hal yang diturunkan, sebagaimana diriwayatkan Li‘an bahwa salah satu sahabat Rasul Hilal bin
Umayyah menuduh isterinya melakukan perzinahan dengan Suraikh bin as-Sahma. Nabi bersabda:
“Biarkan ia melahirkan, jika anak yang lahir menyerupainya (laki-laki itu), maka anak itu milik
laki-laki yang dituduhkan, tapi jika anak itu menyerupai ayahnya maka ia adalah anak suaminya
yang sah (HR Muslim)
Dalam zaman yang canggih ini dalam penentuan apakah seseorang benar anak dari
seseorang atau tidak selalu digunakan tes DNA. Dari hasil tes DNA dapat diketahui sejarah dan asal
mulanya seseorang. DNA mirip enskilopedi yang menyimpan informasi kesamaan dan perbedaan
antar individu (Yahya, 2005)
Penjelasan Islam tentang pengaruh faktor lingkungan dapat dilihat dari hadis Rasulullah
yang berbunyi: Artinya:
Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah maka ibu bapaknyalah yang menyebabkannya
ia menjadi Yahudi, Nasrani, atau Majusi (H.R. Bukhari).
Hadis ini menunjukkan bahwa potensi fitrah (bertauhid) anak akan tersembunyi jika
lingkungan keluarga tidak memberikan pendidikan agama yang baik kepada anak-anaknya. Baik
buruknya perkembangan jiwa beragama pada anak-anak sangat dipengaruhi oleh pendidikan agama
oleh orangtuanya atau pendidik lainnya. Argyle dalam Beit Hallami (1977:30) dalam penelitiannya
tentang hubungan keluarga dengan perkembangan anak menyimpulkan bahwa terdapat hubungan
8
yang sangat signifikan antara sikap orang tua terhadap agama dan merupakan faktor yang paling
penting dalam membentuk sikap beragama anak.
Jika dilihat dari teori proyeksi, anak-anak mengimajinasikan Tuhan melalui figur orang
tuanya. Tuhan adalah proyeksi dari orang tua. Meskipun teori ini telah banyak ditolak namun para
pengikutnya masih meyakini bahwa ketidak sempurnaan orang tua untuk memenuhi semua
keinginan anak, menyebabkan anak membutuhkan satu Zat yang Maha Sempurna yang dapat
memenuhi kebutuhannya yaitu Tuhan. Dalam beribadah anak-anak cenderung meniru orang tua.
Bandura mengatakan: “melalui identifikasi seorang anak mulai menerima sifatsifat pribadi dan
tingkah laku tertentu sebagai sesuatu yang berguna agar bisa sesuai dan diterima orang lain.
” Hal ini disebabkan karena anak memang suka meniru, apalagi meniru orangtuanya atau
pengasuhnya yang selalu dilihat atau didengarnya setiap hari. Pentingnya proses peniruan ini
mengajak kita semua untuk bisa dijadikan teladan yang baik bagi anak. Seorang anak yang selalu
melihat orangtuanya shalat, mengaji, berbuat baik, akan mempunyai kesan yang positif terhadap
pengamalan ajaran agama.
Sehingga mereka tertarik juga mengerjakan ibadah-ibadah tersebut. Daradjat menyatakan
anak-anak sangat tertarik mengenal Tuhan melalui bahasa orang-orang di sekitarnya. Pada awalnya
anak-anak mungkin acuh tak acuh mendengar nama Tuhan, namun lama kelamaan anak mulai
merasa kagum terhadap kekuasaan Tuhan yang didengarnya dari orang-orang dewasa di sekitarnya.
Kekaguman tersebut dapat juga berubah menjadi keraguan dan kegelisahan jika anak-anak merasa
dikecewakan Tuhan. Dalam percontohan, Islam sangat mengajarkan agar orangtua menjadi contoh
yang baik bagi anak-anaknya. Rasulullah selalu mengajarkan orangtua untuk menjadi contoh yang
baik bagi anak-anaknya. Misalnya Rasulullah pernah menegur seorang ibu yang berjanji akan
memberi anaknya kurma, tetapi tidak berniat memenuhi janjinya, maka Rasulullah menegur ibu
tersebut. Beliau mengatakan kalau engkau tidak memberinya kurma maka engkau telah berdusta.
Hal tersebut dapat menjadi pendidikan pada anak bahwa berdusta dibolehkan.
Penelitian Shoemaker dan Gorsuch (1982) menunjukkan bahwa sekolah memiliki pengaruh
penting dalam perkembangan agama anak. Anak-anak yang bersekolah di sekolah-sekolah berbasis
agama lebih cenderung memiliki perilaku beragama yang baik dibandingkan dengan anak-anakyang
bersekolah di sekolah umum. Namun belum dapat dipastikan yang lebih besar pengaruhnya
terhadap keagamaan anak pendidikan agama yang diberikan orang atau sekolah. Sebab orang tua
yang peduli dengan agama cenderung memasukkan anaknya ke sekolah agama sedangkan orang tua
yang kurang peduli dengan ajaran agama cenderung memasukkan anaknya ke sekolah umum
. penulis sendiri pernah melihat seorang anak muslim yang bersekolah di sekolah Katolik
membaca doa agama Katolik secara sembunyi-sembunyi sebelum makan. Hal ini dilakukannya
karena dia selalu melihat temantemannya berdoa sebelum makan di sekolah, tetapi karena doa yang
dibaca temannya berbeda dengan doa yang dibaca orang tuanya di rumah maka dia membacanya
sembunyi di balik pintu sebelum makan.
Bacaan-bacaan yang bernuansa agama di sekolah juga berpengaruh terhadap perkembangan
agama anak. Menurut Cassimir dalam Masganti, buku-buku agama, majalah-majalah agama, hiasan
bernuansa agama, dan benda-benda yang berkaitan dengan agama merupakan alat pendidikan
utama dalam pendidikan agama yang bersifat tidak disengaja atau disengaja (Masganti, 2011).
Namun meskipun kedua faktor tersebut telah diupayakan sebaikbaiknya, misalnya seorang
ayah telah memilih isteri yang baik untuk anak-anaknya dan telah mendidik dirinya menjadi ayah
yang baik, selanjutnya telah mendidik anaknya untuk menjadi baik pula, namun Allah berkehendak
lain. Manusia tidak dapat menolak kehendak Allah. Allah memberi contoh dalam al-Qur’an
bagaimana Nabi Nuh tidak dapat mengajak anaknya menjadi hamba Allah yang beriman. Demikian
9
juga kisah Luth yang tidak dapat mengajak isterinya menjadi orang yang beriman kepada Allah.
Nabi Muhammad juga tidak dapat menolak takdir Allah ketika pamannya Abu Thalib meninggal
dunia dalam kekafirannya. Nabi Ibrahim juga tidak dapat mengajak ayahnya untuk beriman kepada
Allah swt.
Beberapa peristiwa di atas menunjukkan bahwa di dalam pandangan Islam, takdir Allah
merupakan faktor penentu dalam perkembangan seseorang. Sebagaimana hadis Nabi saw yang
artinya: Sesungguhnya kejadian seseorang di antara kamu di perut ibunya adalah 40 hari pertama
berupa air mani (sperma), kemudian menjadi ‘alaqah (sesuatu yang menggantung) pada masa
seperti itu lagi (40 hari) lalu menjadi mudgah (segumpal daging) dalam masa itu (40 hari).
Kemudian malaikat diutus oleh Allah, lalu dia meniupkan ruh kepada janin, dan Allah
memerintahkan 4 (empat) hal yaitu: rezekinya, umurnya, amalnya, apakah dia orang yang celaka
atau bahagia (H.R. Muslim dari Ibnu Mas`ûd). Hadis ini menunjukkan bahwa Allah telah
menentukan takdir manusia, sebelum lahirnya, namun dengan kasih sayang Allah takdir
a. Belajar berjalan. Pada usia sekitar satu tahun, tulang dan otot-otot bayi telah cukup
kuat untuk melakukan gerakan berjalan. Berjalan merupakan puncak perkembangan
gerak pada masa bayi.
b. Belajar mengambil makanan, Makanan merupakan kebutuhan biologis utama pada
manusia. Dengan diawali oleh kemampuan mengambil dan memakan sendiri makanan
yang dibutuhkannya, bayi telah memulai usaha memenuhi sendiri kebutuhan hidupnya.
c. Belajar berbicara. Melalui tugas ini anak mempelajari bunyi-bunyi yang mengandung
arti dan berusaha mengkomunikasikannya dengan orang-orang di sekitarnya.
d. Belajar mengontrol cara-cara buang air. Pengontrolan cara buang air bukan hanya
berfungsi menjaga kebersihan, tetapi juga menjadi indicator utama kemampuan berdiri
sendiri, pengendalian diri dan sopan santun.
e. Belajar mengetahui jenis kelamin. Pengenalan tentang jenis kelamin sangat penting
bagi pembentukan peranan dirinya serta penentuan bentuk perlakuan dan interaksi baik
dengan jenis kelamin yang sama maupun yang berbeda dengan dirinya.
f. Menguasai stabilitas jasmaniah. Pada masa bayi kondisi fisiknya sangat labil dan
peka, mudah sekali berubah dan kena pengaruh dari luar. Pada akhir masa kanak-kanak
ia harus memiliki jasmani yang stabil, kuat, sehat, seimbang agar mampu melakukan
tuntutan-tuntutan perkembangan selanjutnya.
g. Belajar hubungan social yang baik dengan orang tua, saudara serta orang-orang dekat
lainnya. Karena anak selalu berhubungan dengan orang lain.
h. Belajar membedakan mana yang baik dan tidak baik serta pengembangan hati nurani.
Sesuai dengan kemampuannya anak dituntut telah mengetahui mana perbuatan yang
baik dan mana yang tidka baik, lebih jauh ia dituntut untuk melakukan perbuatan yang
baik dan menghindarkan perbuatan yang tidak baik. [5]
10
2. Tugas-tugas perkembangan masa anak
a. Belajar ketrampilan fisik yang diperlukan dalam permainan. Ketrampilan fisik seperti
menangkap,melempar,menendang bola, berenang,mengendarai sepeda dll.
b. Pengembangan sikap yang menyeluruh terhadap diri sendiri sebagai individu yang
sedang berkembang, seperti dapat memelihara kesehatan dan keselamatan dirinya.
c. Belajar berkawan dengan teman sebaya.
d. Belajar melakukan peranan social sebagai laki-laki atau wanita.
e. Belajar menguasai keterampilan-keterampulan intelektual dasar, yaitu membaca,
menulis, dan berhitung.
f. Pengembangan moral, nilai dan hati nurani. Anak dituntut telah mampu menghargai
perbuatan-perbuatan yang sesuai dengan moral, dapat melakukan control terhadap
perilakunya sesuai dengan moral.
g. Memiliki kemerdekaan pribadi. Anak mampu memilih, merencanakan, dan melakukan
pekerjaan atau kegiatan tanpa tergantung pada orang tuanya atau orang dewasa lainnya.
h. Pengembangan sikap terhadap lembaga dan kelompok social. Anak diharapkan telah
memiliki sikap yang tepat terhadap lembaga-lembaga dan unit atau kelompok-kelompok
social yang ada dalam masyarakat. [6]
a. Mampu menjalin hubungan yang lebih matang dengan sebaya dan jenis kelamin
lain.
b. Mampu melakukan peran-peran social sebagai laki-laki dan wanita.
c. Menerima kondisi jasmaninya dan dapat menggunakannya secara efektif.
d. Memiliki keberdirisendirian emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya.
e. Memiliki perasaan mampu berdiri sendiri dalam bidang ekonomi.
f. Mampu memilih dan mempersiapkan diri untuk sesuatu pekerjaan.
g. Belajar mempersiapkan diri untuk perkawinan dan hidup berkeluarga.
h. Mengembangkan konsep-konsep dan keterampilan intelektual untuk hidup
bermasyarakat.
i. Memiliki perilaku social seperti yang diharapkan masyarakat.
j. Memiliki seperangkat nilai yang menjadi pedoman bagi perbuatannya. [7]
11
6. Tugas-tugas perkembangan masa dewasa
a. Menyesuaikan diri dengan kondisi fisik dan kesehatan yang semakin menurun.
b. Menyesuaikan diri dengan situasi pension dan penghasilan yang berkurang.
c. Menyesuaikan diri dengan kematian dari pasangan hidup.
d. Membina hubungan dengan sesame usia lanjut.
e. Memenuhi kewajiban-kewajiban social dan kenegaraan.
f. Memelihara kondisi dan kesehatan.
g. Kesiapan menghadapi kematian. [8]
E. Prinsip-prinsip Perkembangan
16
temperamen anak terpengaruh, pengaruh yang tampak secara jelas dalam perkembangan
emosi itu membuat anak menjadi pemurung, pemalas (menjadi agresif) yang ingin mencari
perhatian orang tua/orang lain. Mencari jati diri dalam suasana rumah tangga yang
tumpang dan kurang serasi. Sedangkan menurut Hetherington (Save M. Degum 1999: 197)
“Peristiwa perceraian itu menimbulkan ketidak stabilan emosi”.
Jadi keluarga sangat berpengaruh pada perkembangan emosi remaja karena keluarga
yang tidak harmonis menyebabkan dalam diri remaja merasa tidak nyaman dan kurang
bahagia.
2. Perkembangan Sosial Remaja
Sedangkan Willson Nadeeh menyatakan bahwa: Anak sulit menyesuaikan diri dengan
lingkungan. Anak yang dibesarkan dikeluarga pincang, cendrung sulit menyesuaikan diri dengan
lingkungan. kesulitan itu datang secara alamiah dari diri anak tersebut.
Dampak bagi remaja putri menurut Hethagton menyatakan bahwa: Remaja putri yang tidak
mempunyai ayah berperilaku dengan salah satu cara yang ekstrim terhadap laki-laki, mereka sangat
menarik diri pasif dan minder kemungkinan yang kedua terlalu aktif, agresif dan genit.
Jadi keluarga broken home sangat berpengaruh pada perkembangan sosial remaja karena
dari keluarga remaja menampilkan bagaimana cara bergaul dengan teman dan masyarakat.
. 3. Perkembangan Kepribadian
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A.Kesimpulan
1. Perkembangan adalah “perubahan-perubahan yang dialami individu atau organism menuju
tingkat kedewasaanya atau kematangannya ( maturation) yang berlangsung secara sistematis,
progresif, dan berkesinambungan, baik menyangkut fisik ( jasmaniah ) maupun psikis ( rohaniah )”.
2. Secara global, seluruh proses perkembangan individu berlangsung dalam tiga tahapan, yaitu
Tahapan proses konsepsi, Tahapan proses kelahiran, Tahapan proses perkembangan individu bayi
tersebut menjadi seorang pribadi yang khas.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan terdiri dari faktor dalam
dan faktor luar.
4. Tugas-tugas fase perkembangan dibagi menjadi Perkembangan fase bayi dan kanak-
kanak, perkembangan masa anak, perkembangan masa remaja, perkembangan masa
dewasa muda, perkembangan masa dewasa, perkembangan masa usia lanjut.
5. Prinsip-prinsip perkembangan menunjukkan gejala-gejala yang secara relatif teratur,
hal tersebut diatur dalam prinsip-prinsip (hukum) perkembangan, yaitu sebagai
berikut:
17
DAFTAR PUSTAKA
19