Anda di halaman 1dari 12

GERAKAN WAHABI

Sejarah Berdirinya
Istilah Wahabi atau Wahabisme sebenarnya diberikan oleh orang-orang
diluar aliran ini. Karena kaum Wahabi sendiri menyebut dirinya dengan
istilah “al-Muwahhidun” atau “Ahlu at-Tauhid”. Istilah ini mencerminkan
adanya keinginan untuk menggunakan secara eksklusif prinsip tauhid yang
menjadi landasan pokok dalam ajaran Islam. Aliran ini dicetuskan pertama
kali oleh Muhammad bin Abdul Wahab bin Sulaiman at-Tamimi, yang
lahir pada tahun 111 5 H/17 03 M di kota kecil Uyainah Najed, sebuah
wilayah yang berada di tengah padang pasir daratan Arab.
Sejarah Berdirinya
Dasar keprihatinan yang mendorong lahirnya aliran ini kalau
dilihat dari pokok ajaranya adalah upaya pemurnian kembali
ajaran Islam sebagaimana mestinya yang diajarkan Rasulullah
dengan jargon menegakkan sunnah dan memberantas bid’ah
dan khurafat yang menimpa kaum muslimin yang diindikasikan
sebagai sebab terjadinya kemunduran umat Islam.
Sejarah Berdirinya
Atas dasar tersebut, ia kemudian mengembangkan ajaran Islam
versinya dan banyak dipengaruhi oleh ajaran-ajaran Ibn
Taymiyah, dengan mengkosentrasikan kepada 4 hal:
1. Kembali kepada al-Qur’an dan Sunnah;
2. Pemurnian akidah dari syirik;
3. Menolak peran akal dalam akidah;
4. Membersihkan ajaran Islam dari segala bentuk khurafat dan
takhayul.
Sejarah Berdirinya
Kaum Wahabi mengklaim sebagai muslim yang berkiblat
pada ajaran Islam yang pure, murni. Mereka sering juga
menamakan diri sebagai muwahiddun, yang berarti
pendukung ajaran yang memurnikan keesaan Allah
(tauhid). Tetapi, mereka juga menyatakan bahwa mereka
bukanlah sebuah mazhab atau kelompok aliran Islam baru,
tetapi hanya mengikuti seruan (dakwah) untuk
mengimplementasikan ajaran Islam yang (paling) benar
(Salaf).
Sejarah Berdirinya
Dakwah Muhammad Ibn Abdul-Wahhab mulai berkembang disaat
ia mulai bekerjasama dengan Muhammad bin Su’ud, pemimpin
dar’iyyah (wilayah teritorial diluar kepengawasan Kekhalifahan
Turki Usmani).
Dengan adanya kerjasama tersebut, Wahabisme dan keluarga
Kerajaan Saudi telah menjadi satu kesatuan yang tak terpisahkan
sejak kelahiran keduanya. Wahabisme-lah yang telah menciptakan
kerajaan Saudi, dan sebaliknya keluarga Saud membalas jasa itu
dengan menyebarkan pahamWahabi ke seluruh penjuru dunia. One
could not have existed without the other – Sesuatu tidak dapat
terwujud tanpa bantuan sesuatu yang lainnya.
Prinsip doktrinnya
1. Penyembahan kepada selain Tuhan adalah salah, dan siapa yang
berbuat demikian ia dibunuh.

2. Orang yang mencari ampunan Tuhan dengan mengunjungi kuburan


orang-orang saleh, termasuk golongan musyrikin.

3. Termasuk dalam perbuatan musyrik memberikan kata pengantar


dalam sholat terhadap nama Nabi-Nabi atau wali atau Malaikat
(seperti Sayyidina Muhammad).

4. Termasuk kufur memberikan suatu ilmu yang tidak didasarkan atas


Qur’an dan Sunah, atau ilmu yang bersumber akal pikiran semata-
mata.
Prinsip doktrinnya
5. Termasuk kufur dan Ilhadjuga mengingkari qadar dalam semua
perbuatan dan penafsiran qur’an dengan jalan ta’wil.

6. Dilarang memakai buah tasbih dan dalam mengucapkan nama


Tuhan dan doa-doa (wirid) cukup dengan menghitung jari.

7. Sumber syariat islam dalam soal halal dan haram hanya Qur’an
semata-mata dan sumber lain sesudahnya ialah sunnah Rasul.

8. Pintu ijtihad tetap terbuka dan sipapun boleh melakukan ijtihad,


asal sudah memenuhi syarat-syaratnya
Prinsip doktrinnya
5. Menafsiri al-qur’an melalui cara pena’wilan adalah
kufur karena mengingkari kadar dalam semua
perbuatan.
6. Dilarang memakai buah tasybih dalam berdzikir
dan berdoa (wiridan), cukup menghitung dengan
menggunakan keratan jari saja.
7. Sumber syari’at dalam soal halal dan haram hanya
al-Qur’an dan as-sunnah. Perkataan mutakallimin
dan fuqaha’ tidak menjadi pegangan.
8. Pintu ijtihad terbuka bagi siapapun asal memenuhi
syarat sebagai mujtahid.
Prinsip doktrinnya
6. Menghukumi bid’ah hal-hal yang tidak ada dan
tidak dilaksanakan pada masa Nabi, Saw., seperti:
Berkumpul dalam merayakan maulid Nabi, berdzikir
(wiridan) bersama, berdoa melalui tawassul, dan
buku yang mengajarkan tawasulat harus dirampas
dan dibakar karena dianggap sumber kesesatan.
Kehidupan serta kebiasaan sehari-hari yang tidak
terdapat dimasa Nabi adalah bid’ah dan harus
diberantas sampai kepada yang sekecil-kecilnya.
Seperti merokok, minum kopi dan sebagainya.
Ciri-Ciri Wahabi
1. Memblow up masalah-masalah yang masih
bersifat mukhtalafu fih;
2. Menutup pintu kebenaran dari pendapat orang
lain;
3. Mengagung-agungkan tokoh-tokoh Wahabiy;
4. Tekstualis.
Perkembangan di Indonesia
Penyebaran aliran Wahabi ke wilayah Nusantara dibawa
oleh para haji yang baru pulang menunaikan rukun Islam
kelima di Tanah Suci. Salah satunya melalui kaum Padri di
Minangkabau yang dikembangkan tiga tokoh. ketiga
tokoh yang tertarik dengan ajaran Wahabi itu adalah
Haji Miskin dari Lu(h)ak Agam, Haji Abdur Rahman dari
Piobang, bagian dari Lu(h)ak Limah Puluh Kota, dan
Haji Muhammad Arief dari Sumanik, Batusangkar.

Anda mungkin juga menyukai