PENDAHULUAN
ide, gagasan, serta pikiran ke dalam bentuk lisan dan tulisan. Bahasa digunakan
sebagai alat seseorang dalam berkomunikasi dengan orang lain. Penggunaan gaya
bahasa mencerminkan sifat dan karakter seseorang. Hal ini dikarenakan dalam
atau diksi yang mengandung arti-arti sesuatu, sehingga maksud dari penggunaan
bahasa tersebut dapat tersampaikan kepada orang lain. Bahasa juga tidak hanya
yang bersifat umum, tetapi dalam pemakaian bahasa itu sendiri ada cara-cara
untuk mengungkapkannya. Cara itu antara lain disebut dengan gaya bahasa. Gaya
bahasa dikenal dalam retorika dengan istilah style. Gaya bahasa atau style ini
menjadi bagian dari diksi, yaitu pilihan kata yang mempersoalkan cocok tidaknya
pemakaian kata, frasa atau klausa tertentu untuk mengungkapkan situasi tertentu
(Keraf, 2009:136).
Sastra adalah bentuk seni yang diungkapkan oleh pikiran dan perasaan
(Wellek & Warren dalam Najid, 2003:9).Karya sastra sebagai hasil kreasi
1
Dalam praktiknya sastra nonimajinatif terdiri atas karya-karya yang berbentuk esei,
kritik, biografi, otobiografi, dan sejarah.Yang termasuk sastra imajinatif ialah karya prosa fiksi
(cerpen, novelet, novel atau roman), puisi (puisi epik, puisi lirik, dan puisi dramatik), dan drama
(drama komedi, drama tragedi, melodrama, dan drama tragikomedi) (Najid, 2003:12).
Lirik lagu termasuk dalam genre sastra karena lirik adalah karya sastra (puisi) yang berisi
curahan perasaan pribadi, susunan kata sebuah nyanyian.Lirik lagu merupakan ekspresi
seseorang tentang suatu hal yang sudah dilihat, didengar maupun dialaminya.Dalam
dan bahasa untuk menciptakan daya tarik dan kekhasan terhadap lirik atau syairnya. Intonasi
bahasa ini dapat berupa permainan vocal, gaya bahasa penyimpangan makna kata dan diperkuat
dengan penggunaan melodi dan notasi musik yang disesuaikan dengan lirik lagunya sehingga
pendengar semakin terbawa dengan apa yang dipikirkan pengarangnya (Awe, 2003: 51).
Gaya bahasa kerap hadir dalam lirik sebuah lagu. Pradopo (1997: 263) mengemukakan
bahwa gaya bahasa merupakan sarana sastra yang turut menyumbangkan nilai kepuitisan atau
estetika karya sastra, bahkan sering sekali nilai seni suatu karya sastra ditentukan oleh gaya
bahasanya. Lirik lagu yang akan dibahas oleh peneliti adalah lirik lagu dari Tulus.
Muhammad Tulus Rusyadi yang kerab dipanggil Tulus lahir di Bukittinggi, Sumatera
Barat, Indonesia, 20 Agustus 1987. Dia adalah seorang penyanyi dan pencipta lagu yang sukses
Universitas Katolik Parahyangan, Bandung. Lagu-lagunya terkenal dengan liriknya yang kaya
akan gaya bahasa dan juga terkesan puitis. Siapa saja yang mendengar lagu-lagu karya Tulus
akan dengan mudah terbuai dan terbawa oleh lirik dan nada-nadanya. Selain itu, lagu-lagu yang
2
dinyayikan oleh Tulus juga dikarang oleh dirinya sendiri berdasarkan pengalamannya sendiri
bahkan melalui pengalaman teman-teman atau orang lain. Di samping itu, lagu-lagu Tulus sangat
sarat makna. Banyak pesan moral yang ia sampaikan melalui karya-karyanya. Pendengar
terkhusunya kaum muda dan remaja juga merasakan semangat baru saat mendengarkan lirik
lagu-lagu karya Tulus. Tidak jarang orang-orang sangat mengidolakan sosok penyanyi yang satu
ini karena bakatnya yang luar biasa dalam menulis lirik-lirik lagu. Bahkan lagu-lagunya melekat
di telinga dan hati pendengar. Adapun salah satu album yang sangat terkenal dari Tulus yaitu
album “Gajah”. Penulis juga tergerak untuk menganalisis lirik-lirik di album ini, karena album
Gajah ini sangat sukses di pasaran dan juga sebagai salah satu tolak ukur musikalitas Tulus.
Sembilan judul lagu Tulus dalam album Gajah tersebut, yaitu: “Baru”, “Bumerang”,
“Sepatu”, “Bunga Tidur”, “Tanggal Merah”, “Gajah,”“Lagu untuk Matahari”, “Satu Hari di
Bulan Juni”, dan “Jangan Cintai Aku apa Adanya”. Kesembilan judul lagu ini sangat unik,
biasanya judul merupakan isi atau pokok pikiran dalam sebuah lirik lagu, artinya judul lagu yang
menjadi inti dalam lirik lagu tersebut. Contohnya, dalam judul lagu sepatu, tidak membicarakan
tentang bagaimana bentuk sepatu atau warna sepatu, melainkan menceritakan tentang sepasang
kekasih yang tidak dapat bersatu. Selain judul-judul lagunya yang unik, ke Sembilan lagu ini
juga ditulis berdasarkan pengalaman Tulus di masa lalu dan bertujuan ingin menyampaikan
pesan moral kepada pendengar baik secara langsung maupun tidal langsung.
Dengan penjelasan di atas, penulis tertarik untuk lebih spesifik menganalisis tentang
Gaya Bahasa berdasarkan langsung tidaknya makna pada lirik-lirik lagu serta menganalisis peran
moral yang terkandung di dalam setiap lirik pada Sembilan lagu pada album Gajah karya
Tulus.Dengan latar belakang di atas, judul penelitian ini adalah “Analisis Gaya Bahasa dan
3
1.2 Rumusan Masalah
a. Gaya bahasa apa saja yang digunakan dalam lirik lagu album Gajah karya Tulus?
b. Pesan moral apa saja yang terkandung dalam lirik lagu album Gajah karya Tulus?
Sesuai dengan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah untuk:
b. Mendeskripsikan pesan moral yang terkandung dalam lagu album Gajah karya Tulus.
a. Manfaat teoritis sebagai bahan kajian dalam teknik memperkaya gaya bahasa dan pesan
Secara praktis penelitian ini memberikan informasi, dan juga paham tentang penggunaan
gaya bahasa dan pesan moralnya dalam konteks lirik lagu karya Tulus. Penelitian ini juga
dapat dijadikan acuan untuk penelitian selanjutnya yang lebih mendalam terhadap karya
4
5