Disusun Oleh :
Kelas : MIK 1B
2019
KATA PENGANTAR
Kami ucapkan terimakasih kepada Ibu Woro Priatini dan Ibu Hurry
Mega Insani selaku dosen mata kuliah tersebut yang telah membimbing
dan mengajar kami, serta pihak restoran yang telah membantu kami dalam
proses observasi tak lupa kami ucapkan terimakasih kepada pihak – pihak
yang telah membantu untuk menyelesaikan makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata pengantar……………………………………………………………………..i
Daftar isi…………………………………………………………………………...ii
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang…………………………………………………………….1
2. Tujuan……………………………………………………………………..1
3. Manfaat …………………………………………………………………...2
BAB II METODE
1. Observasi........................................................................................……….3
2. Wawancara………………………………………………………………...4
1. Sanitasi...........................................................................................………..
2. Hygiene………………………......................................................………..
3. K3...................................................................................................……….
BAB IV HASIL
BAB V
1. Kesimpulan…………………………………………………………….
2. Saran…………………………………………………………………..
BAB I
PENDAHULUAN
1.3. Manfaat
2.1. Observasi
2.2. Wawancara
3.2. Sanitasi
a. Pengertian
Kata sanitasi berasal dari bahasa Latin yaitu "sanitas" yang berarti
"sehat". Menurut Sri Mulyanti (2012), beberapa pengertian sanitasi ialah:
1. Sanitasi adalah suatu usaha pencegahan penyakit yang menitikberatkan
kegiatan pada usaha kesehatan lingkungan hidup manusia.
- Pemanfaatan air
- Cara pengolahan
- Cara pemeliharaan.
- Pengolahan makanan
- Penyimpanan makanan
- Penyajian makanan
- Tempat/ruang kerja
- Pekerjaan
- Cara kerja
- Tenaga kerja/pekerja
b. Manfaat sanitasi
Beberapa manfaat dapat kita rasakan apabila kita menjaga sanitasi
di lingkungan kita, diantaranya adalah:
a. Mencegah penyakit menular
Ruangan dan ventilasi yang baik dan bersih, tidak memberi
kesempatan pada nyamuk, lalat, tikus dan binatang lainnya
untuk bersarang dan berkembang biak .
Tersedia air bersih dan air minum yang cukup dan memenuhi
syarat kesehatan
Pembuangan kotoran dan air kotor yang sesuai dan memenuhi
syarat kesehatan
Pembuangan sampah pada tempat yang sesuai dan telah
memenuhi syarat kesehatan
Ruangan kerja yang memadai dan tidak terlalu sempit karena
dapat menyesakkan nafas dan memudahkan penularan penyakit
bila terlalu dekat kontak
Tempat untuk memasak dan menyimpan makanan yang terbebas
dari pencemaran atau gangguan lalat, serangga dan debu.
b. Mencegah kecelakaan
Ventilasi yag cukup untuk pergantian udara yang bersih dan
sehat
Tidak mudah menimbulkan kebakaran
Lantai selalu dijaga kebersihannya, tidak basah dan licin
c. Mencegah timbulnya bau yang tidak sedap
Tersedia tempat sampah sesuai dengan fungsinya (sampah
organik dan non-organik)
d. Menghindari pencemaran lingkungan
Memiliki tempat pengolahan limbah
e. Mengurangi jumlah (presentase) sakit
Jasmani dan rohani sehat
f. Lingkungan menjadi bersih, sehat, nyaman
1. Hygiene perorangan
Personal hygiene adalah faktor yang sangat penting karena diri kita
merupakan penghantar vector penyakit dan dalam makanan merupakan
penyebab penyakit. Kinton (1999: 473) mengemukakan bahwa
” Terdapat tiga hal yang sangat penting dalam personal hygiene yaitu
kebersihan diri (personal cleanliness), kesehatan umum (general health
and fitness) serta Uniform Chef”.
Hygiene perorangan mencakup semua segi kebersihan dan pribadi
karyawan (penjamah makanan). Hygiene perorangan dapat dilihat dari
kebiasaan-kebiasaan penjamah makanan seperti cara makan, mandi,
pakaian yang digunakan setiap hari, dan lain sebagainya.
Kesehatan perorangan meliputi:
1) Pakaian pelindung
Pakaian pelindung yaitu pakaian seragam dapur yang
dipergunakan di dapur hotel maupun restoran. Pakaian dapur
yang lengkap terdiri dari:
a) Topi (hat)
Topi dibuat untuk menjaga agar rambut yang rontok tidak
jatuh ke makanan yang sedang diolah dan juga unuk
menghisap keringat yang timbul di kepala.
b) Kacu/skraff (dasi)
Kacu dililitkan di leher untuk menghisap keringat yang
ditimbul di bagian leher sehingga tidak jatuh ke dalam
makanan.
c) Kemeja dengan bagian dada berlapis dua
Kemeja (baju panjang) berguna untuk melindungi lengan
dari percikan barang panas selama bekerja di dapur. Bagian
dada dibuat berlapis dengan tujuan untuk melindungi dada
dari pengaruh panas dan dingin.
c) Celemek
Celemek dipergunakan hingga ke lutut disamping untuk
melindungi bagian kaki dan bada bagian bawah dari
percikan barang panas juga untuk menjaga agar celana atau
pakaian bawah tidak cepat kotor.
d) Celana
Bertujuan untuk melindungi kaki dan badan bagian bawah
lainnya dari pengaruh panas.
f) Sepatu
Sepatu untuk dapur dibuat dari bahan kulit dan tidak boleh
bertumit tinggi. Sepatu berguna untuk melindungi kaki dari
panas dan barang tajam, alas dari kulit atau karet untuk
melindungi terpeleset atau terjatuh. Tumit tinggi
mempercepat kelelahan selama bekerja.
4. Kecelakaan kerja
Kecelakaan kerja adalah peristiwa yang terjadi secara tiba-
tiba, tanpa direncana hingga menimbulkan korban, baik berupa
benda, harga diri, badan bahkan korban jiwa, dimaskud tiba-
tiba/tak terduga karena tidak ada unsur kesengajaan ataupun
perencanaan (Suwantini, 2004: 14).
Faktor kecelakaan kerja secara umum yaitu keadaan pekerja sendiri
(human factor/human error), mesin dan alat-alat kerja (machine
and tools condition), dan keadaan lingkungan kerja (work
environment).
Jenis-jenis kecelakaan antara lain:
1. Terjatuh (fall)
2. Terluka benda tajam (cut)
3. Luka bakar (burn and scals)
4. Ledakan gas (explotion)
5. Kecelakaan listrik (electric)
6. Kecelakaan bahan kimia (chemical)
BAB IV
HASIL OBSERVASI
Berdasarkan data yang kami peroleh dari hasil observasi melalui wawancara,
dokumentasi dan pencatatan tentang sanitasi , hygiene dan K3 (Kesehatan, dan
keselamatan kerja) di Paradise Restaurant Bandung, diperoleh hasil sebagai
berikut :