Anda di halaman 1dari 27

Dosen Pengampuh : Dr. Abdul Razak, SE., M.

S
Mata Kuliah : Metodologi Penelitian

TUGAS INDIVIDU

OLEH

SRI WAHYUNI
186602070

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI ENAM – ENAM KENDARI
KOTA KENDARI
T.A 2021 / 2022
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan oleh Made Ambara Dita dan I Wayan Putra

(2016) dengan judul: Pengaruh Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Terhadap

Kinerja Karyawan Dengan Integritas Karyawan Sebagai Variabel Pedemorasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem informasi akuntansi berpengaruh

positif dan signifikan pada kinerja karyawan. Integritas karyawan berpengaruh

positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan dan integritas karyawan

sebagaipemoderasi penerapan sistem informasi akuntansi dan integritas

karyawan, menunjukkan integritas karyawan dapat memoderasi. Perbedaannya

dengan penelitian ini adalah penelitian ini meneliti tentang integritas karyawan

sebagai variable pemoderasi sedangkan persamaannya yaitu sama-sama meneliti

tentang pengaruh sistem informasi akuntansi terhadap kinerja karyawan

Penelitian yang dilakukan oleh Sheilla Puteri Suhud dan Abdul Roman

(2015) dengan judul: Pengaruh Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Terhadap

Kinerja Individu Pengawai Distro Di Kota Bandung. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa pemanfaatan sistem informasi akuntansi, yaitu kualitas

sistem informasi akuntansi, dan fasilitas pendukung informasi akuntansi sistem

memiliki efek positif yang signifikan terhadap kinerja individu. Perbedaannya

dengan penelitian ini adalah ada pada objek penelitiannya sedangkan

persamaannya yaitu sama-sama meneliti tentang pengaruh sistem informasi

akuntansi terhadap kinerja karyawan


Penelitian yang dilakukan oleh Eva Mailita (2018) dengan judul:

Akuntansi Terhadap Kinerja Karyawan Studi Pada PT. PLN (Persero) Distribusi

Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta). Hasil penelitian menemukan

Pemanfaatan sistem informasi akuntansi, kualitas sistem informasi akuntansi,

keamanan sistem informasi akuntansi dan sarana pendukung sistem informasi

akuntansi berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan. Serta

kemudahan sistem informasi akuntansi tidak berpengaruh signifikan terhadap

kinerja karyawan. Perbedaannya dengan penelitian ini adalah terdapat pada objek

penelitiannya sedangkan persamaannya yaitu sama-sama meneliti tentang

pengaruh sistem informasi akuntansi terhadap kinerja karyawan

Penelitian yang dilakukan oleh Dwi Astuti Nandasari dan ST. Ramlah

(2019) dengan judul: Pengaruh Sistem Informasi Akuntansi Terhadap Kinerja

Karyawan. Hasil penelitian menemukan bahwa ada pengaruh sistem informasi

akuntansi terhadap kinerja karyawan pada PT Rumah Sakit Labuang Baji. Dengan

menggunakan analisis koefisien korelasi, maka hubungan antara variabel-variabel

ini adalah 0,979 dengan persamaan regresi. Hubungan diperoleh secara positif

yang menggambarkan bahwa setiap peningkatan manfaat sistem informasi

akuntansi akan meningkatkan efektivitas kinerja karyawan. Perbedaannya dengan

penelitian ini adalah terdapat pada objek penelitiannya sedangkan persamaannya

yaitu sama-sama meneliti tentang pengaruh sistem informasi akuntansi terhadap

kinerja karyawan

Penelitian yang dilakukan oleh Dewi, Yuniarta dan Wikrama (2017)

dengan judul: Pengaruh Sistem Informasi Akuntansi dan Budaya Organisasi


terhadap Kinerja Organisasi Hotel di Kabupaten Buleleng. Hasil penelitian ini

membuktikan secara parsial, variabel sistem informasi akuntansi tidak

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja organisasi, budaya organisasi

tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja organisasi. Secara simultan,

variabel sistem informasi akuntansi tidak berpengaruh terhadap kinerja organisasi.

Perbedaannya dengan penelitian ini adalah terdapat pada objek penelitiannya dan

meneliti tentang budaya organisasi sedangkan persamaannya yaitu sama-sama

meneliti tentang pengaruh sistem informasi akuntansi terhadap kinerja karyawan

Penelitian yang dilakukan oleh Dewi dan Ernawatiningsih (2018) dengan

judul: Analisis Pengaruh Penerapan Sistem Informasi Akuntansi terhadap Kinerja

Karyawan Hotel Berbintang di Kota Denpansar. Hasil analisis diperoleh bahwa

hanya variabel efektivitas sistem informasi akuntansi yang berpengaruh positif

terhadap kinerja karyawan hotel di Kota Denpasar. Perbedaannya dengan

penelitian ini adalah terdapat pada objek penelitiannya sedangkan persamaannya

yaitu sama-sama meneliti tentang pengaruh sistem informasi akuntansi terhadap

kinerja karyawan

2.2 Kajian Pustaka

2.2.1 Technology-to-Performance Chain (TPC)

Teori TPC pertama kali diuji oleh Goodhue dan Thompson (1995) dalam

Jogiyanto (2007;528). Model ini didasarkan pada dua asumsi penting yaitu :

1. Kesesuaian tugas-teknologi (task-technology fit/TTF) akan dengan kuat

mempengaruhi kepercayaan individual tentang konsekuensi dari

pemakaian (utilization), dan


2. Kepercayaan pemakai ini akan mempunyai dampak terhadap pemakaian

(utilization).

Teori ini menjelaskan tentang model komperhensif yang dibangun dari dua

aliran penelitian yang saling melengkapi, yaitu sikap pemakai (user attitude)

sebagai prediktor dari pemakaian (utilization) dan kesesuaian tugas-teknologi

(task-technology fit) sebagai prediktor dari kinerja. TPC dapat dijelaskan bahwa

bagi suatu teknologi agar memiliki dampak positif pada kinerja individual, maka

teknologi tersebut harus digunakan (utilized) dan sesuai (fit) dengan tugas yang

mendukungnya. Model TPC adalah model yang mana teknologi akan

mengakibatkan ke dampak kinerja jika digunakan oleh individual. Berikut

gambaran dari model TPC :

Gambar 2.1 Model TPC. Jogiyanto (2007;525)

2.2.2 Technology Acceptance Model (TAM)

TAM yang diperkenalkan oleh Davis (1989) dibangun untuk menjelaskan

bagaimana pengguna atau user dapat menerima suatu teknologi dalam sistem

informasi. TAM juga merinci faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi

penerimaan suatu teknologi dalam sistem informasi tersebut. TAM merupakan


pengembangan dari Theory Reasoned Action yang diperkenalkan oleh Fishben

dan Ajzen (1980).

Gambar 2.2 TAM dalam penggunaan Sistem Informasi Akuntansi

Penjelasan yang dapat diberikan adalah sebagai berikut (Sadiyoko,

Tesavrita, & Suhandi, 2009):

1. Persepsi Kegunaan (Perceived Usefulness) adalah keadaan dimana

seseorang percaya bahwa penggunaan teknologi dapat meningkatkan

kinerjanya.

2. Persepsi Kemudahan Penggunaan (Perceived Ease of Use) adalah keadaan

dimana seseorang percaya bahwa dalam menggunakan Sistem Informasi

Akuntansi tidak diperlukan suatu usaha.

3. Sikap terhadap Sistem Informasi Akuntansi (Attitude Towards Using IAS)

adalah sikap seseorang tehadap penggunaan Sistem Informasi Akuntansi,

baik penerimaan ataupun penolakan dalam menggunakan Sistem

Informasi Akuntansi.

4. Minat Perilaku Penggunaan Sistem Informasi Akuntansi (Behavioural

Intention to Use IAS), adalah keadaan dimana seseorang cenderung tetap

menggunakan sistem informasi akuntansi.


5. Penggunaan Sesungguhnya Sistem Informasi Akuntansi (Actual Usage of

IAS) adalah keadaan dimana seseorang benar-benar menggunakan Sistem

Informasi Akuntansi.

Penggunaan Technology Accepted Model (TAM) sebagai salah satu

landasan teori dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh penerapan

Sistem Informasi Akuntansi yang terbagi ke dalam empat variabel bebas, yaitu

Pemanfaatan Sistem Informasi Akuntansi, Kualitas Sistem Informasi Akuntansi,

Keamanan Sistem Informasi Akuntansi, dan Sarana Pendukung Sistem Informasi

Akuntansi terhadap kinerja individu yang sesuai dengan Technology Accepted

Model (TAM) tersebut, khususnya pada dimensi Pesepsi Kegunaan (Perceived

Usefulness.

2.2.3 Sistem Informasi

Sistem informasi adalah kumpulan komponen yang saling berhubungan

yang mengumpulkan lalu memproses, menyimpan, dan mendistribusikan

informasi untuk membantu pengambilan keputusan dan kebutuhan pengawasan

dalam sebuah organisasi (Kenneth dan Jane, 2007;16). Sistem informasi juga

dapat membantu manajer dan karyawan dalam mengatasi kesulitan pekerjaan

sehari hari. Sistem informasi berisi data informasi tentang orang, tempat, dan hal

penting lainnya yang terkait dalam organisasi dan lingkungan sekitarnya.

Terdapat tiga aktivitas dalam sistem informasi yang memproduksi

informasi yang dibutuhkan organisasi untuk mengambil keputusan dan kebutuhan

lainnya. Aktivitas tersebut adalah 1) Input, yaitu merekam data mentah yang

berasal dari dalam maupun luar organisasi 2) Proses, yaitu mengubah data input
mentah menjadi bentuk yang memiliki arti 3) Output, adalah mengirimkan

informasi yang telah diproses ke orang atau aktivitas yang akan menggunakannya.

Dalam sebuah sistem informasi juga dibutuhkan umpan balik (feedback) dari

orang yang bersangkutan untuk dapat mengevaluasi dan memperbaiki tahap input.

Berikut merupakan bagan dari fungsi sistem informasi bagi organisasi :

Gambar 2.3 Fungsi Sistem Informasi (Kenneth dan Jane, 2007;18)

2.2.4 Sistem Informasi Akuntansi

2.2.4.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

Sistem informasi akuntansi merupakan subsistem dari sistem informasi.

Menurut Ailkinson dalam Sunyoto (2014;118) sistem informasi akuntansi

merupakan sistem informasi formal yang memiliki tujuan, tahapan, tugas,

pengguna, dan sumber daya yang mencakup ke semua kegiatan perusahaan dalam

penyediaan informasi bagi pengguna. Sedangkan menurut Wilkinson dan Cerullo

dalam Sunyoto (2014;118), sistem informasi akuntansi adalah struktur yang

menyatu dalam sebuah entitas yang menggunakan sumber daya fisik dan

komponen lain untuk mengubah data transaksi keuangan menjadi informasi


akuntansi dengan tujuan pemenuhan kebutuhan informasi dari pengguna. Tujuan

dari sistem informasi akuntansi adalah menyajikan informasi akuntansi kepada

berbagai pihak yang membutukan informasi tersebut. Sistem informasi akuntansi

merupakan subsistem dari sistem informasi. Menurut Ailkinson dalam Sunyoto

(2014;118) sistem informasi akuntansi merupakan sistem informasi formal yang

memiliki tujuan, tahapan, tugas, pengguna, dan sumber daya yang mencakup ke

semua kegiatan perusahaan dalam penyediaan informasi bagi pengguna.

Sedangkan menurut Wilkinson dan Cerullo dalam Sunyoto (2014;118), sistem

informasi akuntansi adalah struktur yang menyatu dalam sebuah entitas yang

menggunakan sumber daya fisik dan komponen lain untuk mengubah data

transaksi keuangan menjadi informasi akuntansi dengan tujuan pemenuhan

kebutuhan informasi dari pengguna. Tujuan dari sistem informasi akuntansi

adalah menyajikan informasi akuntansi kepada berbagai pihak yang membutukan

informasi tersebut.

Ada enam komponen dalam sistem informasi akuntansi (Romney dan

Steinbart, 2015;11), yaitu :

1. Orang : sebagai pihak yang menggunakan sistem;

2. Prosedur dan instruksi : digunakan untuk mengumpulkan, memproses, dan

menyimpan data;

3. Data : informasi mengenai organisasi dan aktivitas bisnisnya;

4. Perangkat lunak : media yang digunakan untuk mengolah data;

5. Infrastruktur teknologi informasi : meliputi komputer, perangkat periferal,

dan perangkat jaringan komunikasi yang digunakan dalam SIA;


6. Pengendalian internal dan pengukuran keamanan : sebagai penyimpan data

SIA.

Dari keenam komponen tersebut, SIA dimungkinkan untuk dapat

memenuhi tiga fungsi bisnis penting sebagai berikut (Romney dan Steinbart,

2015;11) :

a. Mengumpulkan dan menyimpan data mengenai aktivitas, sumber daya dan

hal lainnya yang berkaitan dengan proses bisnis;

b. Mengubah data menjadi informasi yang dibutuhkan oleh manajemen untuk

dapat merencanakan, memutuskan, mengendalikan dan mengevaluasi

seluruh struktur organisasi;

c. Memberikan pengendalian yang memadai untuk mengamankan aset dan

data organisasi.

Sistem informasi akuntansi yang di desain dengan baik dapat menambah

nilai bagi organisasi (Romney dan Steinbart, 2015;11) dengan cara :

a. Meningkatkan kualitas dan mengurangi biaya produk/jasa. Contohnya,

SIA dapat memantau mesin sehingga operator akan menerima informasi se

segera mungkin saat kinerja berada di luar batas kualitas yang dapat

diterima.

b. Meningkatkan efisiensi. Contohnya, informasi yang tepat waktu membuat

pendekatan manufaktur just-in-time menjadi mungkin karena pendekatan

ini membutuhkan informasi yang akurat, stabil, dan terbaru mengenai

kecukupan persediaan bahan baku perusahaan.


c. Berbagi pengetahuan. Contoh, KAP menggunakan sistem informasi untuk

berbagi praktek terbaik dan untuk mendukung komunikasi antar kantor.

Pegawai dapat mencari data perusahaan untuk memberi bantuan kepada

klien.

d. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas rantai pasokannya. Sistem

informasi akuntansi memungkinkan pelanggan mengakses langsung

persediaan perusahaan dan melakukan proses pembelian. Hal ini dapat

mengurangi biaya penjualan dan biaya pemasaran.

e. Meningkatkan struktur pengendalian internal. SIA dengan struktur

pengendalian internal yang tepat dapat membantu melindungi sistem dari

fraud, kesalahan, kegagalan sistem, dan bencana.

f. Meningkatkan pengambilan keputusan.

SIA memiliki peran penting dalam membantu mengadopsi dan mengelola

posisi strategis. Sistem informasi mengumpulkan dan mengintegrasikan segala

informasi keuangan dan non keuangan mengenai aktivitas organisasi. Dalam SIA,

terdapat beberapa siklus yang terkait dengan aktivitas perusahaan (Romney &

Steinbart, 2015;411), yaitu :

1. Siklus pendapatan. Terdiri atas penjualan dan penerimaan kas.

2. Siklus pengeluaran yang terdiri dari pembelian dan pengeluaran kas.

3. Siklus produksi.

4. Siklus MSDM dan penggajian.

5. Sistem buku besar dan pelaporan.


2.2.4.2 Efektifitas Sistem Informasi Akuntansi

Sistem informasi akuntansi memiliki peranan yang sangat penting dalam

suatu perusahaan maupun instansi. Informasi akuntansi sangat berhubungan erat

dengan data keuangan yang dihasilkan melalui kegiatan rutin perusahaan maupun

intuisi pemerintahan. Fungsi utama dari sistem informasi akuntansi yaitu untuk

mendorong seoptimal mungkin agar akuntansi dapat menghasilkan sumber

informasi akuntansi yang berstruktur dan berkualitas yaitu tepat waktu, relevan,

lengkap dan akurat. Penggunaan sistem informasi akuntansi yang berkualitas

sangat berguna bagi perusahaan dan instansi dalam menentukan langkah-langkah

atau kebijaksanaan yang diambil dan juga untuk mempermudah dalam

pengawasan terutama terhadap aktivitas suatu perusahaan.

Sistem informasi dapat dikatakan efektif jika sistem mampu menghasilkan

informasi yang dapat diterima dan mampu memenuhi harapan informasi secara

tepat waktu (timely), akurat (accurate), dan dapat dipercaya (reliabel) (Widjajanto,

2001 dalam Astuti dan Dharmadiaksa, 2014).

Ratnaningsih dan Suaryana (2014) menyatakan bahwa “Efektifitas sistem

informasi akuntansi merupakan suatu keberhasilan yang dicapai oleh sistem

informasi akuntasi dalam menghasilkan informasi secara tepat waktu, akurat dan

dapat dipercaya.”

Handoko, (2003:8) dalam Damayanthi dan Sierrawati (2012) menyatakan

bahwa “Efektifitas sistem informasi akuntansi merupakan suatu ukuran yang

memberikan gambaran sejauh mana target dapat dicapai dari suatu kumpulan

sumber daya yang diatur untuk mengumpulkan, memproses dan menyimpan data
elektronik, kemudian mengubahnya menjadi sebuah informasi yang berguna serta

menyediakan laporan formal yang dibutuhkan dengan baik secara kualitas

maupun waktu."

Efektifitas menurut Azhar Susanto (2013:39) adalah sebagai berikut :

“Efektifitas merupakan informasi yang harus sesuai dan secara lengkap

mendukung proses bisnis dan tugas pengguna serta disajikan dalam waktu dan

format yang tepat, konsisten dengan format sebelumnya sehinga mudah

dimengerti.”

Berdasarkan pengjelasan efektifitas dan sistem informasi akuntansi

tersebut dapat disimpulkan bahawa efektifitas penerapan sistem informasi

akuntansi adalah kumpulan (integritas) dari sub-sub sistem/komponen baik fisik

maupun non fisik yang saling berhubungan dan bekerjasama satu sama lain untuk

menghasilkan sebuah informasi yang harus sesuai dan secara lengkap mendukung

kebutuhan pemakai dalam mendukung proses bisnis dan tugas disajikan secara

tepat waktu dan mudah dimengerti oleh para penggunanya.

Tujuan pengembangan sistem informasi akuntasi adalah untuk menambah

nilai bagi perusahaan, yaitu menghasilkan informasi yang akurat dan tepat waktu,

pemerapan sistem informasi akuntansi yang meningkatkan kualitas dan

mengurangi biaya, meningkatkan pengambulan keputusan yang tepat dan

meningkatkan pembagian pengetahuan (knowledge sharing) Handojo, Dkk (2004)

dalam Purnami dan Damayanthi (2014).


2.2.4.3 Fungsi Sistem Informasi Akuntansi

Fungsi sistem informasi akuntansi yang baik dalam pelaksanaannya

diharapkan akan memberikan atau menghasilkan informasi-informasi yang

berkualitas serta bermanfaat bagi pihak manajemen khususnya dan pemakai-

pemakai informasi lainnya dalam pengambilan keputusan.

Menurut Azhar Susanto (2013:8) menyatakan ada tiga fungsi dari sistem

informasi akuntansi, yaitu :

1. Mendukung aktivitas perusahaan sehari-hari

Suatu perusahaan agar tetap bisa eksis perusahaan tersebut harus terus

beroperasi dengan melakukan sejumlah aktivitas bisnis yang peristiwanya disebut

sebagai transaksi seperti melakukan pembelian, penyimpanan, proses produksi

dan penjualan. Transaksi akuntansi menghasilkan data akuntansi untuk diolah

oleh sistem pengolahan transaksi (SPT) yang merupakan bagian atau sub dari

sistem informasi akuntansi, data-data yang bukan merupakan data transaksi

akuntansi dan data transaksi lainnya yang tidak ditangani oleh sistem informasi

lainnya yang ada di perusahaan. Dengan adanya sistem informasi akuntansi

diharapkan dapat melancarkan operasi yang dijalankan perusahaan.

2. Mendukung proses pengambilan keputusan

Tujuan yang sama pentingnya dari sistem informasi akuntansi adalah untuk

memberikan informasi yang diperlukan dalam proses pengambilan keputusan.

Keputusan harus dibuat dalam kaitannya dengan perencanaan dan pengendalian

aktivitas perusahaan.
3. Membantu dalam memenuhi tanggung jawab pengelolaan perusahaan

Setiap perusahaan memenuhi tanggung jawab hukum. Salah satu

tanggungjawab yang penting adalah keharusan memberi informasi kepada

pemakai yang berada diluar perusahaan atau stakeholder yang meliputi pemasok,

pelanggan, pemegang saham, kreditor, investor besar, serikat kerja, analis

keuangan, asosiasi industri atau bahkan publik secara umum.

2.2.4.4 Tujuan Sistem Informasi Akuntansi

Bagi suatu perusahaan, sistem informasi akuntansi dibangun dengan

tujuan utama untuk mengolah data akuntansi yang berasal dari berbagai sumber

menjadi informasi akuntansi yang diperlukan oleh berbagai macam pemakai

untuk mengurangi resiko saat mengambil keputusan.

Tujuan sistem informasi akuntansi menurut Mardi (2011:8) adalah sebagai

berikut :

1. Kepada seseorang (to fullfil obligation relating to stewardship). Pengelolaan

perusahaan selalu mengacu pada tanggungjawab manajemen guna meratakan

secara jelas segala seseuatu yang berkaitan dengan sumber daya yang dimiliki

oleh Sistem informasi yang dihasilkan merupakan bahan yang berharga bagi

pengambilan keputusan manajemen (to support decision making by internal

decision makers). Sistem informasi menyediakan informasi Guna memenuhi

setiap. kewajiban sesuai dengan otoritas yang diberikan guna mendukung

setiap keputusan yang diambil oleh perusahaan.


2. Pimpinan sesuai dengan pertanggungjawabannya yang ditetapkan.

3. Sistem informasi diperlukan untuk mendukung kelancaran operasi

perusahaan sehari-hari. (to support the day to day operations).

Dengan memperhatikan tujuan-tujuan diatas dapat membantu dalam

merencanakan sistem tersebut agar dapat membentuk sistem informasi akuntansi

dan pengendalian intern guna mengelola perusahaan yang berkaitan dengan

sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan dalam mendukung pengambilan

keputusan bagi perusahaan.”

2.2.4.5 Pengukuran Efektivitas Sistem Informasi Akuntansi

Modal pengukuran keberhasilan sistem informasi yang lain dikemukakan

oleh William H.DeLone dan Emphraim R.McLean, yang dikenal dengan D&M Is

Success Model (Delone dan McLean, 1992) dalam Jogiyanto (2007:14),

memberikan enam dimensi keberhasilan sistem informasi akuntansi sebagai

berikut :

1. System Quality (Kualitas Sistem)

Kualitas sistem berarti kualitas dari kombinasi hardware dan software dalam

sistem informasi. Fokusnya adalah performa dari sistem, yang menunjukan

seberapa baik kemampuan perangkat keras, perangkat lunak, kebijakan,

prosedur dari sistem informasi dapat menyediakan informasi kebutuhan.

Indikator pengukuran dari kualitas sistem dari DeLone dan Mclean yaitu :

a. Kenyamanan Akses

b. Keluwesan Sistem (flexibility)

c. Realisasi dari ekspektasi-ekspektasi pemakai


d. Kegunaan dari fungsi-fungsi spesifik

2. Kualitas Informasi

Information quality merupakan output dari pengguna sistem informasi oleh

pengguna (user). Variabel ini mengambarkan kualitas informasi yang

dipersepsikan oleh pengguna yang diukur dengan keakuratan akurasi

(accuracy), ketepatan waktu (time liness), dan penyajian informasi (format).

Indikator pengukuran kualitas sistem yaitu :

a. Kelengkapan

b. Relevan

c. Akurat

d. Ketepatan waktu

e. Format

3. Service Quality (Kualitas Pelayanan)

Kualitas layanan sistem informasi merupakan pelayanan yang didapatkan

pengguna dari pengembang sistem informasi, layanan dapat berupa update

sistem informasi dan respon dari pengembang jika infomasi mengalami

masalah.

4. Use (Penggunaan)

Penggunaan mengacu pada seberapa sering pengguna memakai sistem

informasi. Dalam kaitannya dengan hal ini penting untuk membedakan

apakah pemakaian termasuk keharusan yang harus dihindari atau sukarela.

Variabel ini diukur dengan indikator yang digunakan yang terdiri dari satu
item yaitu seberapa sering pengguna (user) menggunakan sistem informasi

tersebut (frekuensi of use)

5. User Satisfaction (Kepuasan Pemakai)

Kepuasan pengguna merupakan respon dan umpan balik yang dimunculkan

pengguna setelah memakai sistem informasi. Sikap pengguna terhadap

sistem informasi merupakan kriteria subjektif mengenai seberapa suka

pengguna terhadap sistem yang digunakan. Variabel ini didukung dengan

indikator yang terdiri atas efisiensi, keekfetifan, dan kepuasan.

6. Net Benefit (manfaat-manfaat bersih)

Manfaat-manfaat bersih merupakan dampak (impact) keberadaan dan

pemakaian sistem informasi terhadap kualitas kerja secara individual maupun

organisasi termasuk didalamnya produktivitas, meningkatkan pengetahuan

dan mengurangi lama waktu pencarian informasi.

2.2.5 Kinerja Karyawan

2.2.5.1 Definisi Kinerja

Setiap karyawan dalam organisasi dituntut untuk memberikan kontribusi

positif melalui kinerja yang baik, mengingat kinerja organisasi tergantung pada

kinerja pegawainya (Gibson, et al 1995:364). Kinerja adalah tingkat terhadapnya

para pegawai mencapai persyaratan pekerjaan secara efisien dan efektif

(Simamora 2006:34). Kinerja karyawan merupakan prestasi kerja yakni

perbandingan antara hasil kerja yang dapat dilihat secara nyata dengan standar

kerja yang telah ditetapkan organisasi Kemudian Robbins (2008) mendefinisikan


kinerja yaitu suatu hasil yang dicapai oleh pegawai dalam pekerjaanya menurut

kriteria tertentu yang berlaku untuk suatu pekerjaan.

Lalu Mangkunegara (2005:67) kinerja ialah hasil kerja baik secara kualitas

maupun kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melakukan tugas

sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya Sedangkan Rivai

(2009:532) kinerja diartikan kesediaan seseorang atau kelompok orang untuk

melakukan suatu kegiatan, dan menyempurnakannya sesuai tanggung jawabnya

dengan hasil seperti yang diharapkan.

Berdasarkan pengertian-pengertian kinerja dari beberapa pendapat

diatas dapat disimpulkan bahwa kinerja merupakan hasil kerja baik itu secara

kualitas maupun kuantitas yang telah dicapai karyawan dalam menjalankan tugas-

tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan organisasi, dan hasil

kerjanya tersebut disesuaikan dengan hasil kerja yang diharapkan organisasi,

melalui kriteria-kriteria atau standar kinerja karyawan yang berlaku dalam

organisasi. Adapun tujuan kinerja karyawan menurut Rivai (2009:549):

1) Untuk perbaikan hasil kinerja pegawai baik secara kualitas ataupun

kuantitas

2) Memberikan pengetahuan baru dimana akan membantu karyawan dalam

memecahan masalah yang kompleks dengan serangkaian aktifitas yang

terbatas dan teratur melalui tugas sesuai tanggung jawab yang diberikan

organisasi

3) Memperbaiki hubungan antar personal karyawan dalam aktivitas kerja

dalam organisasi
Kinerja karyawan dipengaruhi oleh berbagai faktor (Gibson, et all

1995:375), antara lain:

1. Faktor individu, yaitu kemampuan dan keterampilan (mental dan fisik), latar

belakang (pengalaman, keluarga dst), dan demografis (umur asal usul dll).

2. Faktor organisasi adalah sumber daya kepemimpinan, imbalan

(kompensasi), struktur organisasi dan diskripsi pekerjaan (job

description).

3. Faktor psikologis ialah persepsi sikap, kepribadian, pola belajar dan

motivasi

Dalam suatu organisasi karyawan dituntut untuk mampu menunjukkan

kinerja yang produktif, untuk itu pegawai harus memiliki ciri individu yang

produktif. Ciri ini menurut Sedarmayanti (2001:51) harus ditumbuhkan dalam

diri pegawai untuk meningkatkan kinerjanya. Adapun ciri-ciri atau karakteristik

dari individu yang produktif antara lain:

1. Kepercayaan diri

2. Rasa tanggung jawab

3. Rasa cinta terhadap pekerjaan

4. Pandangan ke depan

5. Mampu menyelesaikan persoalan

6. Penyesuaian diri terhadap lingkungan yang berubah

7. Memberi kontribusi yang positif terhadap lingkungan

8. Kekuatan untuk menunjukkan potensi diri


2.2.5.2 Penilaian Kinerja Karyawan

Kinerja karyawan pada dasarnya adalah hasil kerja karyawan selama

periode tertentu. Pemikiran tersebut dibandingkan dengan target atau sasaran

yang telah disepakati bersama. Tentunya dalam penilaian tetap

mempertimbangkan berbagai keadaan dan perkembangan yang mempengaruhi

kinerja tersebut. Menurut Handoko (2012:145), menyebutkan bahwa penilaian

kinerja terdiri dari tiga kriteria, yaitu:

1. Penilaian berdasarkan hasil : Penilaian berdasarkan hasil yaitu penilaian

yang didasarkan adanya target-target dan ukurannya spesifik serta dapat

diukur.

2. Penilaian berdasarkan perilaku : Penilaian berdasarkan perilaku yaitu

penilaian perilaku- perilaku yang berkaitan dengan pekerjaan.

3. Penilaian berdasarkan judgement : Penilaian berdasarkan judgement yaitu

penilaian yang berdasarkan kualitas pekerjaan, kuantitas pekerjaan,

koordinasi, pengetahuan pekerjaan dan ketrampilan, kreativitas, semangat

kerja, kepribadian, keramahan, integritas pribadi, serta kesadaran dan

dapat dipercaya dalam menyelesaikan tugas.

2.2.5.3 Manfaat Kinerja Karyawan

Manfaat penilaian kinerja menurut Notoatmodjo (2003:94), adalah

sebagai berikut:

1. Peningkatan prestasi kerja : Dengan adanya penilaian, baik manajer

maupun karyawan memperoleh umpan balik, dan mereka dapat memperbaiki

pekerjaan mereka.
2. Kesempatan kerja yang adil : Dengan adanya penilaian kerja yang akurat,

akan menjamin setiap karyawan akan memperoleh kesempatan menempati

posisi pekerjaan sesuai dengan kemampuannya.

3. Kebutuhan-kebutuhan pelatihan pengembangan : Melalui penilaian prestasi

kerja, akan dideteksi karyawan-karyawan yang kemampuannya rendah,

dan kemudian memungkinkan adanya program pelatihan untuk

meningkatkan kemampuan mereka.

4. Penyesuaian kompensasi : Penilaian prestasi kerja dapat membantu para

manajer untuk mengambil keputusan dalam menentukan perbaikan

pemberian kompensasi, gaji, bonus, dan sebagainya.

5. Keputusan-keputusan promosi dan demosi : Hasil penilaian prestasi kerja

terhadap karyawan dapat digunakan untuk mengambil keputusan untuk

mempromosikan karyawan yang berprestasi baik, dan demosi untuk

karyawan yang berprestasi jelek.

6. Kesalahan-kesalahan desain pekerjaan : Hasil penilaian prestasi kerja dapat

digunakan untuk menilai desain kerja, artinya, hasil penilaian prestasi kerja

ini dapat membantu mendiagnosis kesalahan-kesalahan desain kerja.

7. Penyimpangan-penyimpangan proses rekrutmen dan seleksi : Penilaian

prestasi kerja dapat digunakan untuk menilai proses rekrutmen dan seleksi

karyawan yang telah lalu. Prestasi kerja yang sangat rendah bagi karyawan

baru adalah mencerminkan adanya penyimpangan-penyimpangan proses

rekrutmen dan seleksi.


2.2.5.4 Indikator Kinerja Karyawan

Kinerja pegawai secara objektif dan akurat dapat dievaluasi melalui

tolak ukur tingkat kinerja. Pengukuran tersebut berarti memberi kesempatan bagi

para karyawan untuk mengetahui tingkat kinerja mereka Memudahkan

pengkajian kinerja karyawan lebih lanjut Mitchel dalam buku Sedarmayanti

(2001:51) yang berjudul Manajemen Sumber Daya Manusia dan Produktivitas

Kerja mengemukakan indikator-indikator kinerja yaitu sebagai berikut:

1. Kualitas Kerja (Quality of work)

2. Ketetapan Waktu (Pomptnees)

3. Inisiatif (Initiative)

4. Kemampuan (Capability)

5. Komunikasi (Communication)

Indikator kinerja karyawan di atas akan dibahas di bawah untuk lebih

mempermudah dalam memahami kinerja karyawan, yaitu sebagai berikut :

1. Kualitas Kerja (Quality of work) adalah kualitas kerja yang dicapai

berdasarkan syarat-syarat kesesuaian dan kesiapannya yang tinggi pada

gilirannya kan melahirkan penghargaan dan kemajuan serta

perkembangan organisasi melalui peningkatan pengetahuan dan keterampilan

secara sistematis sesuai tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

semakin berkembang pesat

2. Ketetapan Waktu (Pomptnees) yaitu berkaitan dengan sesuai atau tidaknya

waktu penyelesaian pekerjaan dengan target waktu yang direncanakan.


Setiap pekerjaan diusahakan untuk selesai sesuai dengan rencana agar

tidak mengganggu pada pekerjaan yang lain.

3. Inisiatif (Initiative) yaitu mempunyai kesadaran diri untuk melakukan

sesuatu dalam melaksanakan tugas-tugas dan tanggung jawab. Bawahan atau

karyawan dapat melaksanakan tugas tanpa harus bergantung terus menerus

kepada atasan.

4. Kemampuan (Capability) yaitu diantara beberapa faktor yang

mempengaruhi kinerja seseorang, ternyata yang dapat diintervensi atau

diterapi melalui pendidikan dan latihan adalah faktor kemampuan yang dapat

dikembangkan.

5. Komunikasi (Communication) merupakan interaksi yang dilakukan oleh

atasan kepada bawahan untuk mengemukakan saran dan pendapatnya

dalam memecahkan masalah yang dihadapi. Komunikasi akan

menimbulkan kerjasama yang lebih baik dan akan terjadi hubungan-

hubungan yang semangkin harmonis diantara para karyawan dan para atasan,

yang juga dapat menimbulkan perasaan senasib sepenanggungan.

Pendapat tersebut mengatakan bahwa untuk mendapatkan kinerja karyawan

yang optimal yang menjadi tujuan organisasi harus memperhatikan aspek-aspek

kualitas pekerjaan, ketetapan waktu, inisiatif, kemampuan serta komunikasi


2.3 Kerangka Pikir

Sugiyono (2011:6) mengemukakan bahwa Kerangka berpikir merupakan

model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor

yang telah diidentifikasi sebagai hal yang penting. Penelitian ini dilaksanakan

pada Hotel Berbintang 3 dan 4 di Kota Kendari. Berdasarkan pengamatan penulis

bahwa arah kinerja karyawan belum sesuai ekspektasi. Merujuk dari analisa teori

dan kajian empiris ditemukan bahwa salah satu penyebab dalam mempengaruhi

kinerja karyawan pada Hotel Berbintang 3 dan 4 di Kota Kendari disebabkan oleh

keefektifan dari penerapan Sistem Informasi Akuntansinya.

Berkaitan permasalahan tersebut peneliti kemudian melakukan kajian teori

dan kajian empiris yang selanjutnya merumuskan hipotesis untuk menjawab

permasalahan yang ada. Selanjutnya peneliti melakukan analisis deskriptif dan

analisis kuantitatif dan melakukan interpretasi terhadap output hasil analisis. Pada

bagian akhir analisis, penulis membuat kesimpulan penelitian dan membuat saran

penelitian sebagai rekomendasi ditempat penelitian.


Gambar 2.4. Kerangka Pikir Penelitian

Hotel Berbintang 3
dan 4
di Kota Kendari
Delone dan McLean, 1992

Manfaat-manfaat bersih

Kepuasan Pemakai
Penggunaan
Kualitas pelayanan
Kualitas informasi
Kualitas sistem
Indikatornya:

Akuntansi (X)
Sistem Informasi Kinerja Karyawan (Y)

Indikatornya:
Kualitas kerja
Ketepatan waktu
Inisiatif
Rumusan Masalah

Kemampuan

Komunikasi Sedarmayanti

(2001:51)

Kajian Teori

Analisis dan Kesimpulan dan


Hipotesis Pembahasan Saran

Anda mungkin juga menyukai