Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

IDENTIFIKASI RISIKO PERUSAHAAN MULTINASIONAL

DISUSUN OLEH
TIKA YULIA SARI PUTRI
1910412006

UNIVERSITAS MUHAMMADIYYAH JEMBER


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PRODI MANAJEMEN
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada saya sehingga saya berhasil menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah
tepat pada waktunya yang berjudul “Identifikasi Risiko Pada Perusahaan Multinasional”.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu untuk mengidentifikasi resiko
perusahaan multinasional khususnya yang berdasarkan ISO/IEC 31000:2009 , yang bertujuan
mengetahui proses secara sistematis dan terus menerus dilakukan untuk mengidentifikasi
kemungkinan timbulnya risiko atau kerugian terhadap kekayaan,utang,dan personel
perusahaan. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang
datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan
terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
                                  
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi sempurnanya
makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai
segala usaha kita. Amin.

Jember, 14 November 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penulisan

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian perusahaan Multinasional
2.2 Latar belakang perusahaan Bank BPR
2.3 Proses Pengelolaan Risiko Berbasis ISO 31000:2009

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Era globalisasi ditandai dengan semakin banyak nya perusahaan-perusahaan asing yang
beroperasi di pasar domestic.Demikian pula sebalik nya,perusahaan domestic akan
berusaha memasuki pasar asing untuk beroperasi.
Jenis perusahaan yang di gunakan untuk melakukan transaksi internasional tersebut adalah
perusahaan multinasional (multinational corporation).Oleh karena itu,bab ini akan
membahas hal-hal yang menyangkut perusahaan multinasional.Perusahaan multi
nasional(MNC)termasuk factor-faktor yang paling,jika tidak yang paling,berpengaruh dalam
kehidupan ekonomi global dewasa ini.Dalam 30 tahun terakhir mereka menjadi factor
tunggal yang paling tidak bisa di abaikan dalam perdagangan dan invetasi dunia.MNC
memainkan peran pengambil keputusan dlam pengalokasian dan penggunaan sumber daya
dunia.mereka menawarkan produk dan jasa baru,menciptakan dan mendorong
permintaan,dan mengembangkan model manu faktur dan distribusi baru.
Operasi sebuah perusahaan multinasional mencerminkan diversifikasi internasional.Seperti
seorang investor yamg memiliki portofolio saham yang terkelola dengan baik,sebuah MNC
dapat mengurangi risiko(fariabelitas dalam arus kas neto) dengan melakukan diversifikasi
penjualan,tidak hanya kedalam banyak industri,tetapi juga ke dalam banyak Negara.Dengan
demikian,sebuah MNC sebagai sebuah perusahaan tunggal dapat menciptakan stabilitas
arus portofolio saham yang terdiversifikasi secara internasional.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian perusahaan Multinasional ?


2. Latar belakang perusahaan Multinasional (BANK BPR ) yang menerapkan ISO/IEC
3100:2009
3. Proses identifikasi Bank BPR berdasarkan ISO/IEC 31000:2009

1.3 Tujuan Penulisan

1. Mengetahui apa itu perusahaan Multinasional


2. Mengetahui proses identifikasi perusahaan Multinasional (BANK BPR) yang
menerapkan ISO/IEC 3100:2009
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian perusahaan Multinasional


Ekspor-impor dalam perdagangan internasional biasanya merupakan tahap awal dari
operasi internasional sebuah perusahaan. Perdagangan ini lalu di ikuti oleh para perusahaan
internasional lainnya seperti usaha patungan,penanaman modal asing dan system lisensi.Pola
bisnis demikian (usaha patumgan,penanaman modal asing,dan sestem lisensi)merupakan
bentuk kegiatan dari perusahaan multinasional atau multi national
corporation(MNC).Perusahaan multinasional merupakan factor utama dalam panggung bisnis
internasional.jenis perusahaan ini pada saat sekarang memegang peranan yang penting untuk
sebagian besar transaksi.kekuasaan dan pengaruh perusahaan multinasional makin menarik
perhatian pemerintah,karena makin besarnya pengaruh mereka.subjek dalam perdagangan
internasional secara tegas sangat memperhitungkan peran pemerintah yang besar dalam
hubungan nya dengan multinational corporation (MNC).

Serta perusahaan lain yang berkecimpung dalam bisnis internasional. menurut kamus
ekonomi,perusahaan multinasional adalah sebuah perusahaan yang wilayah oprasinya meliputi
sejumlah negaradan memiliki fasilitas produksi dan pelayanan diluar negaranya sendiri
(rusmadi,2001) .perusahaan multinasional tersebut mengambil keputusan pokoknya dalam
sutu konteks global dalam Negara-negara dimana perusahaan tersebut bekerja.Pertumbuhan
perusahaan multinasional yang cepat serta memungkinkan adanya konflik-konflik antara
kepentingan perusahaan multinasional dengan kepentingan Negara individual tmpat mereka
beroprasi telah menimbulkan macam-macam perdebatan antara para ahli ekonomi.
Menurut pendapat prof.perlmutter, perusahaan multinsional adalah “sekelompok
perusahaan yang mempunyai kendali oprasi langsung dari berbagai Negara yang berbedayang
mempunyai kecendrungan dan mengarah kepada pandangan global akan penguasaan
perusahaan secara geosentris.
Dalam literature lain mengenai ekonomi internasional,rusmadi(2001) mendefinisikan
perusahaan multinasional sebagai perusahaan yang kegiatan bisnis nya bersifat internasional
dan lokasi produksinya terletak di beberapa Negara.Dalam hal ini cabang di luar negri tidak
hanya di miliki oleh perusahaan induk tetapi juga operasi /kegiatan cabang tersebut di control
dan di awasi perusahaan induk.
Menurut Vernon,multi nasional corporation adalah “sekelompok perusahaan dari
berbagai Negara yamg tergabung menjadi satu oleh ikatan kepemilikan bersama dan tanggap
terhadap satu strategi manajemen bersama”sedangkan Gilpin mengetengahkan batasan
tentang perusahaan multi nasional dengan memperhatikan sejumlah sifat khasnya sebagai
berikut: “perusahaan multinasional melakukan penanaman modal langsung di Negara-negara
asing dengan pendirian anak perusahaan /cabang atau pengambilalihan sebuah perusahaan
asing dimana sasaran penanaman modal tersebut adalah pengawasan manajemen terhadap
suatu unit produksi disuatu Negara asing .Perusahaan multinasional ditandai dengan adanya
perusahaan induk atau cabang perusahaan di berbagai Negara dengan satu penampung
bersama sumber-sumber manajemen,keuangan dan teknik.Dalam hal ini melalui intergrasi
vertical dan sentralisasi pengambilan keputusan,perusahaan induk berusaha mengekalkan
kedudukan monopolinya dalam hal tekhnologi,modal yang siap pakai dan seterusnya kemudian
motifasi bagi penanaman modal langsung dan bagi pemilikan anak-anak perusahaan asing serta
cabang-cabang di pihak lainnya,terutama adalah penguasaan pasar dan pengawasan
manajemen”.

2.2 Latar belakang perusahaan Bank BPR


Terdapat beberapa jenis bank yang berdiri di Indonesia, salah satunya adalah
BankPerkreditan Rakyat (BPR). BPR adalah salah satu jenis bank yang dikenal
melayanigolongan pengusaha mikro, kecil dan menengah dengan lokasi yang pada
umumnyadekat dengan tempat masyarakat yang membutuhkan.BPR merupakan
lembaga perbankan resmi yang diatur berdasarkan Undang-Undang No. 7 tahun
1992 tentang Perbankan dan sebagaimana telah diubah denganUndang-Undang No.
10 tahun 1998. Dalam undang-undang tersebut secara jelasdisebutkan bawah ada
dua jenis bank, yaitu Bank Umum dan BPR. Fungsi BPRtidak hanya sekedar
menyalurkan kredit kepada para pengusaha mikro, kecil danmenengah, tetapi juga
menerima simpanan dari masyarakat. BPR adalah lembaga ke-uangan bank yang
menerima simpanan dalam bentuk deposito berjangka, tabungan,atau bentuk
lainnya yang dipersamakan dengan itu dan menyalurkan dana sebagaiusaha
BPR.Salah satu BPR terbesar yang berdiri di Indonesia adalah BPR X yang berlokasidi
Jln. Abdulrachman Saleh No. 2 Bandung (Kantor Pusat). Menurut laporan
dariMediaBPR.com BPR X menduduki peringkat aset terbesar diantara BPR
lainnya.Total Asset BPR X pada akhir tahun 2012 sebesar Rp 2.956.520.623.040.BPR
X dalam penyaluran kredit kepada masyarakat, menggunakan prinsip 3Tyaitu Tepat
Waktu, Tepat Jumlah, dan Tepat Sasaran. Selain itu, proses kredit di BPRX relatif
cepat, dengan persyaratan lebih sederhana, dan sangat mengerti akan kebu-tuhan
Nasabah. Jenis-jenis layanan yang diberikan oleh BPR X yaitu menghimpundana
masyarakat dalam bentuk deposito berjangka, tabungan dan atau bentuk lainyang
dipersamakan dengan itu, kemudian memberikan kredit dalam bentuk KreditModal
Kerja, Kredit Investasi, maupun Kredit Konsumsi.Visi BPR X yaitu menjadi BPR yang
sehat dan kuat dengan aset terbesar melalui jaringan terluas didukung layanan
terbaik. Poin pertama dan utama dalam ungkapanvisi tersebut bahwa BPR X ingin
menjadi suatu bank yang sehat dan kuat.

2.3 Proses Pengelolaan Risiko Berbasis ISO 31000:2009


Risk Management Principles and Guidelines, ISO 31000 (2009) menjelaskan
bahwasemua organisasi menghadapi ketidakpastian, dan dampak dari ketidakpasian
yangdapat mempengaruhi pencapaian tujuan organisasi adalah risiko. Agar tujuan
pe-rusahaan dapat tercapai maka risiko yang muncul karena ketidakpastian harus
dapatdikelola dengan baik. Proses pengelolaan risiko berdasarkan ISO 31000
adalahsebagai berikut:Pada umumnya ISO 31000 diterapkan pada jenis usaha non
perbankan, namundalam penelitian ini ISO 31000 akan diterapkan pada usaha
perbankan yaitu BPRX. Karena seperti diketahui bahwa pengelolaaan risiko dengan
ISO 31000 melihatperusahaan beserta risiko secara lebih menyeluruh dan dengan
tahapan yang jelas.
1. Menentukan KonteksLangkah awal proses pengelolaan risiko adalah
menentukan tujuan yang ingin di-capai perusahaan. Usaha bank adalah
mengumpulkan dana dari masyarakat danmenyalurkannya kembali ke
masyarakat. Usaha bank dapat berjalan dengan lancarharus didukung dengan
sistem operasinal yang baik.Agar tujuan bank dapat tercapai sesuai dengan
target yang diinginkan, makadiperlukan strategi yang sesuai. Dalam kamus besar
bahasa Indonesia, strategididefinisikan sebagai rencana yang cermat mengenai
kegiatan untuk mencapaikegiatan khusus, untuk itu maka diperlukan metode
tertentu, sehingga kebijakanyang dihasilkan akan optimal dalam rangka usaha
mencapai tujuan perusahaan.Manajemen risiko strategis mencakup semua
kegiatan yang dimaksudkan untukmengidentifikasi risiko, memecahkan masalah,
beradaptasi dengan perubahan dan berhasil melaksanakan rencana yang sudah
dietapkan.
2. Penilaian Resiko
a. Identifikasi Risiko
Mengacu pada ketentuan Bank Indonesia PBI No 5/8/PBI/2003 dan
perubahannyaNo 11/25/PBI/2009 tentang penerapan manajemen risiko bagi
bank, terdapat delapanrisiko yang harus dikelola bank. Kedelapan jenis risiko
tetrsebut adalah risiko kre-dit, risiko pasar, risiko operasional, risiko
likuiditas, risiko kepatuhan, risiko hukum,risiko reputasi, dan risiko strategi.
b. Analisa Risiko
Analisa risiko bertujuan untuk mengidentifikasi kemungkinan dan dampak
risiko.Menurut Water (2007) menentukan kemungkinan terjadinya suatu
peristiwa, dapatdilakukan dengan tiga pendekatan, yaitu
1.dengan menggunakan pengetahuan mengenai situasi untuk menghitung
proba-bilitas,
2.dengan menggunakan data historis untuk melihat seberapa sering
peristiwatersebut terjadi di masa lalu dan digunakan untuk mennetukan
perkiraan peri-stiwa tersebut akan terjadi di masa yang akan datang, dan
3.bertanya padarisk owneratau ahli atau karyawan untuk memperoleh
pandangankemungkinan suatu peristiwa terjadi.Teknik yang dilakukan untuk
melakukan analisa risiko adalahconcequence/probability matrix,
menurutRisk Management-Risk AssestmentTechniques, ISO 31010
(2009)concequence/ probability matrixadalah teknik yang
mengkombinasikan antara peringkat kualitatif atau semi kualitatif dari
dampak dankemungkinan untuk menghasilkan risk rating.Proses untuk
mengkasilkan risk rating adalah user menemukan dampak yangsesuai dengan
situasi kemudian menentukan kemungkinan dari dampak tersebut.Level dari
risiko tersebut dapat dibaca melalui matrik yang dihasilkan.

Hasil dariconcequence/ probability matrixadalah tingkat setiap risiko atauranking risiko. Data
yang dihasilkan tergantung dari seberapa detail proses anal-isa. Semakin detail yang
menganalisa, maka akan semakin banyak skenario yangdihasilkan, sampai pada skenario
dengan kemungkina terkecil.Keunggulan matrik risiko adalah relatif mudah untuk digunakan
dan mem-berikan perangkingan secara cepat untuk risiko-risiko dengan tingkat signifikasi
yangberbeda.Sementara itu matrik risiko juga memiliki keterbatasan, antara lain adalah ma-trik
harus didesain sesuai dengan keadaan, hal tersebut dapat menyulitkan untukmemiliki standard
yang dapat diterapkan dalam situasi dan kondisi yang berbedatetapi relevan bagi perusahaan,
sulit untuk menentukan skala, serimgkali menjadi am-bigu, subjektifitas tinggi dan cenderung
menggunakan variasi nilai dari penilai, risikotidak dapat di agregasi, serta sulit untuk
mengkombinasikan atau membandingkantingkat risiko pada kategori dampak yang berbeda.
3. Perlakuan Risiko
Perlakuan risiko kredit yang berkaitan dengan usaha debitur yang kurang
kompetenadalah dengan melakukan mitigasi risiko dari pihak BPR X.
1.Risiko kredit (Kondisi keuangan debitur memburuk).
Risiko kredit terjadi ka-rena kegagalan debitur untuk memenuhi
kewajibannya.Kegagalan debitur dalammemenuhi kewajibannya tersebut salah
satunya dikarenakan usaha yang di-jalankan debitur mengalami penurunan,
sehingga mempengaruhi cash flowperusahaan debitur, dan pada akhirnya debitur
tidak dapat membayar angsurantiap bulannya.
2. Risiko kredit (karakter nasabah yang buruk).
Karakter nasabah adalah hal yangpaling penting dalam penilaian debitur, apakah
nasabah layak untuk diberikankredit atau tidak.Penilaian karakter nasabah dapat
dilakukan pada awal melakukan analisa kreditdengan melihat catatan kredit nasabah
pada BI checking.Bila nasabah terlihat banyak memiliki koletktibilitas lebih dari 1 di
banyakkredit yang nasabah miliki, maka nasabah tersebut tidak layak menjadi
debitur.Nasabah dengan karakter yang buruk tidak layak untuk diberikan kredit,
karenaakan sangat menyusahkan bank dalam hal pemenuhan kewajibannya.Maka
dari itu perlakuan risiko kredit terhadap karakter nasabah yang burukadalah
menghindari risiko tersebut.
3.Risiko kredit (musibah pada nasabah).
Perlakuan risiko terhadap musibah yangdialami oleh nasabah adalah transfer
risiko tersebut dan melakukan tindakanmitigasi.Tindakan mitigasi sudah
dilakukan oleh BPR X, yaitu dengan memberikan asur-ansi pada nasabah, dengan
memberikan biaya asuransi yang dibebankan padanasabah.Sehingga bila terjadi
musibah pada tempat usaha yang dijadikan jaminan deb-itur, bank tidak
menanggung risikonya seratus persen.
4. Risiko pasar (persaingan suku bunga antar bank).
Dalam menghimpun danadari masyarakat, nilai suku bunga seringkali dijadikan
bahan pertimbangan baginasabah untuk menempatkan dananya.Maka dari itu
BPR X harus dapat menyesuaikan tingkat suku bunga dengan-para pesaing dan
juga melihat kemampuan bank itu sendiri, juga meningkatkanfasilitas dan
pelayan bank.Perlakuan risiko pada risiko pasar yang berkaitan dengan
persaingan suku bungaadalah menerima risiko tersebut.
5. Risiko operasional (SOP kurang jelas dan tegas).
Risiko operasional ini tergo-long rendah, dan dapat diterima.Namun demikian
risiko ini harus tetap dilakukan tindakan mitigasi dan kon-trol, karena bila risiko
ini dibiarkan secara terus menerus dapat menghasilkandampak yang buruk bagi
bank.Langkah yang harus dilakukan BPR X menghadapi risiko operasional ini
adalahdengan melakukan sosialisasi pada SOP atau surat edaran yang berlaku,
ter-lebih lagi jika ada SOP baru atau surat edaran yang berkautan dengan
kegiatanoperasional.
6. Risiko operasional (fraud karyawan). Risiko ini tdak dapat diterima oleh
bank,karena dengan adanya tindakan fraud yang dilakukan karyawan terlebih
fraudyang meugikan keuangan nasabah tidak dapat ditoleransi.Karena dasar
usaha bank adalah kepercayaan nasabah.Bia karyawan sudahmelakukan fraud
dan merugikan nasabah, maka artinya kepercayaan nasabahsudaj dilanggar. Bila
kepercayaan tersebut sudah tercemar dan nasabah kecewa,dampak yang
diakibatkan akan sangat bru menyangkut reputasi BPR XBila reputasi BPR X
buruk, maka akan mempengaruhi usaha dalam penghim-punan dana dan juga
penyaluran kredit. Nasabah tidak akan lagi memper-cayakan dananya pada BPR
X, dan dengan demikian BPR X pun tidak akanmampu untuk melempar kredit ke
masyarakat. Usaha BPR X akan lumpuh.
7. Risiko operasional (perekrutan kurang terstruktur).
Perekrutan merupakan halyang penting untuk diperhatikan.Maka dari itu perlu
dilakukan mitigasi padarisiko ini.Proses mitigasi yang dapat dilakukan adalah
dengan memberikan syarat yanglebih detail pada saat melakukan rekrut
pegawai, pihak SDM harus memilikikemampuan yang baik dalam melakukan
penilaian pada calon pegawai, denganmemberikan standar penilaian yang tegas,
misalnya pada penilaian psikotestcalon pegawai.Dan memberikan daftar job
desk yang jelas kepada pegawai, sehingga tidakada pegawai yang tidak
mengerjakan job desk nya atau bahkan mengerjakanjob desk yang bukan
miliknya. Dengan demikian pegawai dapat bekerja denganlebih optimal.
8. Risiko operasional (kegagalan sistem).
Kegagalan sistem cukup sering terjadi,namun risiko operasional karena
kegagalan sistem masih dapat diterima olehbank.Proses mitigasi yang harus
dilakukan oleh BPR X adalah dengan menggunakansistem cadangan yang dapat
mendukung bila sistem utama tidak dapat bekerja.Kegagalan sistem, atau
seringkali dikenal dengan sistem off line sangat berhu-bungan dengan tingkat
kepuasan nasabah, jika BPR X sering mengalami sistemoff line maka pelayanan
nasabah akan terhambat dan kepuasan nasabah akanterpengaruh, dan akan
memberikan dampak yang buruk pada BPR X, kemung-kinan terburuknya adalah
nasabah tidak mau akan menggunakan jasa perbankanBPR X lagi.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Penerapan ISO 31000 dalam melakukan pengelolaam risiko pada BPR X
diawalidengan menetukan konteks yaitu target yang ingin dicapai. Strategi yang
berkaitandengan pencapaian target tesebut, berkaitan dengan usaha BPR X yaitu
menghimpundana dari masyarakat, dan menyalurkan kredit.Selama ini BPR X
melakukan pengelolaam risiko berdiri sendiri di setiap divisibisnisnya, dengan
penerapan ISO 31000 maka BPR X dapat mengetahui risiko secarakeseluruhan yang
dapat mendukung tercapainya target perusahaan.Dengan pengelolaan risiko
berbasis ISO 31000, maka BPR X dapat mengtahuirisiko apa saja yang dihadapi, dan
tindakan yang tepat yang harus diambil dalammenghadapi risiko-risiko yang muncul.
Dan dengan melakukan pengelolaan risikoberbasis ISO 31000 risiko dapat dilekola
secara terintegrasi. Dengan adanya petarisiko BPR X mengetahui risiko apa saja yang
berdampak buruk bagi perusahaan.Risiko yang memerlukan perhatian lebih adalah
risiko kredit karena karakternasabah yang buruk dan pada risiko operasional karena
kegagalan sistem pada BPRX.

3.2 Saran
Tindakan yang perlu diambil dalam pengelolaan risiko kredit karena karakternasabah
yang buruk adalah BPR X tidak bisa mengambil risiko tersebut, karenakarakter
nasabah adalah hal yang paling penting yang harus dinilai sebelum BPRX memberika
kredit. Dan untuk risiko operasional karena kegagalan sistem, BPR Xharus melakukan
mitigasi, dengan cara menyediakan sistem cadangan sebagai sitempendukung dan
pengganti saat sistem utama mengalami kegagalan.Diperlukan langkah ini, karena
kegiatan operasional berkaitan dengan kepuasannasabah, bisa sistem sering
mengalami kegagalan maka pelayanan akan terhambatdan nasabah akan kecewa.
DAFTAR PUSTAKA

http://variansmakalah.blogspot.com/2015/06/makalah-manajemen-perusahaan.html
http://journal.unpar.ac.id/index.php/JurnalAdministrasiBisnis/article/viewFile/1220/1200
https://www.akuntansilengkap.com/ekonomi/perusahaan-multinasional/
ISO 31000. 2009.Risk Management Principles and Guidelines
ISO 31010. 2009.Risk Management - Risk Asssessment Techniques.

Anda mungkin juga menyukai