Makalah UAS RiskMnj (Identifikasi Risiko)
Makalah UAS RiskMnj (Identifikasi Risiko)
DISUSUN OLEH
TIKA YULIA SARI PUTRI
1910412006
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada saya sehingga saya berhasil menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah
tepat pada waktunya yang berjudul “Identifikasi Risiko Pada Perusahaan Multinasional”.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu untuk mengidentifikasi resiko
perusahaan multinasional khususnya yang berdasarkan ISO/IEC 31000:2009 , yang bertujuan
mengetahui proses secara sistematis dan terus menerus dilakukan untuk mengidentifikasi
kemungkinan timbulnya risiko atau kerugian terhadap kekayaan,utang,dan personel
perusahaan. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang
datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan
terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi sempurnanya
makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai
segala usaha kita. Amin.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian perusahaan Multinasional
2.2 Latar belakang perusahaan Bank BPR
2.3 Proses Pengelolaan Risiko Berbasis ISO 31000:2009
Era globalisasi ditandai dengan semakin banyak nya perusahaan-perusahaan asing yang
beroperasi di pasar domestic.Demikian pula sebalik nya,perusahaan domestic akan
berusaha memasuki pasar asing untuk beroperasi.
Jenis perusahaan yang di gunakan untuk melakukan transaksi internasional tersebut adalah
perusahaan multinasional (multinational corporation).Oleh karena itu,bab ini akan
membahas hal-hal yang menyangkut perusahaan multinasional.Perusahaan multi
nasional(MNC)termasuk factor-faktor yang paling,jika tidak yang paling,berpengaruh dalam
kehidupan ekonomi global dewasa ini.Dalam 30 tahun terakhir mereka menjadi factor
tunggal yang paling tidak bisa di abaikan dalam perdagangan dan invetasi dunia.MNC
memainkan peran pengambil keputusan dlam pengalokasian dan penggunaan sumber daya
dunia.mereka menawarkan produk dan jasa baru,menciptakan dan mendorong
permintaan,dan mengembangkan model manu faktur dan distribusi baru.
Operasi sebuah perusahaan multinasional mencerminkan diversifikasi internasional.Seperti
seorang investor yamg memiliki portofolio saham yang terkelola dengan baik,sebuah MNC
dapat mengurangi risiko(fariabelitas dalam arus kas neto) dengan melakukan diversifikasi
penjualan,tidak hanya kedalam banyak industri,tetapi juga ke dalam banyak Negara.Dengan
demikian,sebuah MNC sebagai sebuah perusahaan tunggal dapat menciptakan stabilitas
arus portofolio saham yang terdiversifikasi secara internasional.
Serta perusahaan lain yang berkecimpung dalam bisnis internasional. menurut kamus
ekonomi,perusahaan multinasional adalah sebuah perusahaan yang wilayah oprasinya meliputi
sejumlah negaradan memiliki fasilitas produksi dan pelayanan diluar negaranya sendiri
(rusmadi,2001) .perusahaan multinasional tersebut mengambil keputusan pokoknya dalam
sutu konteks global dalam Negara-negara dimana perusahaan tersebut bekerja.Pertumbuhan
perusahaan multinasional yang cepat serta memungkinkan adanya konflik-konflik antara
kepentingan perusahaan multinasional dengan kepentingan Negara individual tmpat mereka
beroprasi telah menimbulkan macam-macam perdebatan antara para ahli ekonomi.
Menurut pendapat prof.perlmutter, perusahaan multinsional adalah “sekelompok
perusahaan yang mempunyai kendali oprasi langsung dari berbagai Negara yang berbedayang
mempunyai kecendrungan dan mengarah kepada pandangan global akan penguasaan
perusahaan secara geosentris.
Dalam literature lain mengenai ekonomi internasional,rusmadi(2001) mendefinisikan
perusahaan multinasional sebagai perusahaan yang kegiatan bisnis nya bersifat internasional
dan lokasi produksinya terletak di beberapa Negara.Dalam hal ini cabang di luar negri tidak
hanya di miliki oleh perusahaan induk tetapi juga operasi /kegiatan cabang tersebut di control
dan di awasi perusahaan induk.
Menurut Vernon,multi nasional corporation adalah “sekelompok perusahaan dari
berbagai Negara yamg tergabung menjadi satu oleh ikatan kepemilikan bersama dan tanggap
terhadap satu strategi manajemen bersama”sedangkan Gilpin mengetengahkan batasan
tentang perusahaan multi nasional dengan memperhatikan sejumlah sifat khasnya sebagai
berikut: “perusahaan multinasional melakukan penanaman modal langsung di Negara-negara
asing dengan pendirian anak perusahaan /cabang atau pengambilalihan sebuah perusahaan
asing dimana sasaran penanaman modal tersebut adalah pengawasan manajemen terhadap
suatu unit produksi disuatu Negara asing .Perusahaan multinasional ditandai dengan adanya
perusahaan induk atau cabang perusahaan di berbagai Negara dengan satu penampung
bersama sumber-sumber manajemen,keuangan dan teknik.Dalam hal ini melalui intergrasi
vertical dan sentralisasi pengambilan keputusan,perusahaan induk berusaha mengekalkan
kedudukan monopolinya dalam hal tekhnologi,modal yang siap pakai dan seterusnya kemudian
motifasi bagi penanaman modal langsung dan bagi pemilikan anak-anak perusahaan asing serta
cabang-cabang di pihak lainnya,terutama adalah penguasaan pasar dan pengawasan
manajemen”.
Hasil dariconcequence/ probability matrixadalah tingkat setiap risiko atauranking risiko. Data
yang dihasilkan tergantung dari seberapa detail proses anal-isa. Semakin detail yang
menganalisa, maka akan semakin banyak skenario yangdihasilkan, sampai pada skenario
dengan kemungkina terkecil.Keunggulan matrik risiko adalah relatif mudah untuk digunakan
dan mem-berikan perangkingan secara cepat untuk risiko-risiko dengan tingkat signifikasi
yangberbeda.Sementara itu matrik risiko juga memiliki keterbatasan, antara lain adalah ma-trik
harus didesain sesuai dengan keadaan, hal tersebut dapat menyulitkan untukmemiliki standard
yang dapat diterapkan dalam situasi dan kondisi yang berbedatetapi relevan bagi perusahaan,
sulit untuk menentukan skala, serimgkali menjadi am-bigu, subjektifitas tinggi dan cenderung
menggunakan variasi nilai dari penilai, risikotidak dapat di agregasi, serta sulit untuk
mengkombinasikan atau membandingkantingkat risiko pada kategori dampak yang berbeda.
3. Perlakuan Risiko
Perlakuan risiko kredit yang berkaitan dengan usaha debitur yang kurang
kompetenadalah dengan melakukan mitigasi risiko dari pihak BPR X.
1.Risiko kredit (Kondisi keuangan debitur memburuk).
Risiko kredit terjadi ka-rena kegagalan debitur untuk memenuhi
kewajibannya.Kegagalan debitur dalammemenuhi kewajibannya tersebut salah
satunya dikarenakan usaha yang di-jalankan debitur mengalami penurunan,
sehingga mempengaruhi cash flowperusahaan debitur, dan pada akhirnya debitur
tidak dapat membayar angsurantiap bulannya.
2. Risiko kredit (karakter nasabah yang buruk).
Karakter nasabah adalah hal yangpaling penting dalam penilaian debitur, apakah
nasabah layak untuk diberikankredit atau tidak.Penilaian karakter nasabah dapat
dilakukan pada awal melakukan analisa kreditdengan melihat catatan kredit nasabah
pada BI checking.Bila nasabah terlihat banyak memiliki koletktibilitas lebih dari 1 di
banyakkredit yang nasabah miliki, maka nasabah tersebut tidak layak menjadi
debitur.Nasabah dengan karakter yang buruk tidak layak untuk diberikan kredit,
karenaakan sangat menyusahkan bank dalam hal pemenuhan kewajibannya.Maka
dari itu perlakuan risiko kredit terhadap karakter nasabah yang burukadalah
menghindari risiko tersebut.
3.Risiko kredit (musibah pada nasabah).
Perlakuan risiko terhadap musibah yangdialami oleh nasabah adalah transfer
risiko tersebut dan melakukan tindakanmitigasi.Tindakan mitigasi sudah
dilakukan oleh BPR X, yaitu dengan memberikan asur-ansi pada nasabah, dengan
memberikan biaya asuransi yang dibebankan padanasabah.Sehingga bila terjadi
musibah pada tempat usaha yang dijadikan jaminan deb-itur, bank tidak
menanggung risikonya seratus persen.
4. Risiko pasar (persaingan suku bunga antar bank).
Dalam menghimpun danadari masyarakat, nilai suku bunga seringkali dijadikan
bahan pertimbangan baginasabah untuk menempatkan dananya.Maka dari itu
BPR X harus dapat menyesuaikan tingkat suku bunga dengan-para pesaing dan
juga melihat kemampuan bank itu sendiri, juga meningkatkanfasilitas dan
pelayan bank.Perlakuan risiko pada risiko pasar yang berkaitan dengan
persaingan suku bungaadalah menerima risiko tersebut.
5. Risiko operasional (SOP kurang jelas dan tegas).
Risiko operasional ini tergo-long rendah, dan dapat diterima.Namun demikian
risiko ini harus tetap dilakukan tindakan mitigasi dan kon-trol, karena bila risiko
ini dibiarkan secara terus menerus dapat menghasilkandampak yang buruk bagi
bank.Langkah yang harus dilakukan BPR X menghadapi risiko operasional ini
adalahdengan melakukan sosialisasi pada SOP atau surat edaran yang berlaku,
ter-lebih lagi jika ada SOP baru atau surat edaran yang berkautan dengan
kegiatanoperasional.
6. Risiko operasional (fraud karyawan). Risiko ini tdak dapat diterima oleh
bank,karena dengan adanya tindakan fraud yang dilakukan karyawan terlebih
fraudyang meugikan keuangan nasabah tidak dapat ditoleransi.Karena dasar
usaha bank adalah kepercayaan nasabah.Bia karyawan sudahmelakukan fraud
dan merugikan nasabah, maka artinya kepercayaan nasabahsudaj dilanggar. Bila
kepercayaan tersebut sudah tercemar dan nasabah kecewa,dampak yang
diakibatkan akan sangat bru menyangkut reputasi BPR XBila reputasi BPR X
buruk, maka akan mempengaruhi usaha dalam penghim-punan dana dan juga
penyaluran kredit. Nasabah tidak akan lagi memper-cayakan dananya pada BPR
X, dan dengan demikian BPR X pun tidak akanmampu untuk melempar kredit ke
masyarakat. Usaha BPR X akan lumpuh.
7. Risiko operasional (perekrutan kurang terstruktur).
Perekrutan merupakan halyang penting untuk diperhatikan.Maka dari itu perlu
dilakukan mitigasi padarisiko ini.Proses mitigasi yang dapat dilakukan adalah
dengan memberikan syarat yanglebih detail pada saat melakukan rekrut
pegawai, pihak SDM harus memilikikemampuan yang baik dalam melakukan
penilaian pada calon pegawai, denganmemberikan standar penilaian yang tegas,
misalnya pada penilaian psikotestcalon pegawai.Dan memberikan daftar job
desk yang jelas kepada pegawai, sehingga tidakada pegawai yang tidak
mengerjakan job desk nya atau bahkan mengerjakanjob desk yang bukan
miliknya. Dengan demikian pegawai dapat bekerja denganlebih optimal.
8. Risiko operasional (kegagalan sistem).
Kegagalan sistem cukup sering terjadi,namun risiko operasional karena
kegagalan sistem masih dapat diterima olehbank.Proses mitigasi yang harus
dilakukan oleh BPR X adalah dengan menggunakansistem cadangan yang dapat
mendukung bila sistem utama tidak dapat bekerja.Kegagalan sistem, atau
seringkali dikenal dengan sistem off line sangat berhu-bungan dengan tingkat
kepuasan nasabah, jika BPR X sering mengalami sistemoff line maka pelayanan
nasabah akan terhambat dan kepuasan nasabah akanterpengaruh, dan akan
memberikan dampak yang buruk pada BPR X, kemung-kinan terburuknya adalah
nasabah tidak mau akan menggunakan jasa perbankanBPR X lagi.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Penerapan ISO 31000 dalam melakukan pengelolaam risiko pada BPR X
diawalidengan menetukan konteks yaitu target yang ingin dicapai. Strategi yang
berkaitandengan pencapaian target tesebut, berkaitan dengan usaha BPR X yaitu
menghimpundana dari masyarakat, dan menyalurkan kredit.Selama ini BPR X
melakukan pengelolaam risiko berdiri sendiri di setiap divisibisnisnya, dengan
penerapan ISO 31000 maka BPR X dapat mengetahui risiko secarakeseluruhan yang
dapat mendukung tercapainya target perusahaan.Dengan pengelolaan risiko
berbasis ISO 31000, maka BPR X dapat mengtahuirisiko apa saja yang dihadapi, dan
tindakan yang tepat yang harus diambil dalammenghadapi risiko-risiko yang muncul.
Dan dengan melakukan pengelolaan risikoberbasis ISO 31000 risiko dapat dilekola
secara terintegrasi. Dengan adanya petarisiko BPR X mengetahui risiko apa saja yang
berdampak buruk bagi perusahaan.Risiko yang memerlukan perhatian lebih adalah
risiko kredit karena karakternasabah yang buruk dan pada risiko operasional karena
kegagalan sistem pada BPRX.
3.2 Saran
Tindakan yang perlu diambil dalam pengelolaan risiko kredit karena karakternasabah
yang buruk adalah BPR X tidak bisa mengambil risiko tersebut, karenakarakter
nasabah adalah hal yang paling penting yang harus dinilai sebelum BPRX memberika
kredit. Dan untuk risiko operasional karena kegagalan sistem, BPR Xharus melakukan
mitigasi, dengan cara menyediakan sistem cadangan sebagai sitempendukung dan
pengganti saat sistem utama mengalami kegagalan.Diperlukan langkah ini, karena
kegiatan operasional berkaitan dengan kepuasannasabah, bisa sistem sering
mengalami kegagalan maka pelayanan akan terhambatdan nasabah akan kecewa.
DAFTAR PUSTAKA
http://variansmakalah.blogspot.com/2015/06/makalah-manajemen-perusahaan.html
http://journal.unpar.ac.id/index.php/JurnalAdministrasiBisnis/article/viewFile/1220/1200
https://www.akuntansilengkap.com/ekonomi/perusahaan-multinasional/
ISO 31000. 2009.Risk Management Principles and Guidelines
ISO 31010. 2009.Risk Management - Risk Asssessment Techniques.