Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

MANAJEMEN RESIKO PADA INDUSTRI


DAN
ANTISIPASI RESIKO BISNIS

Disusun Oleh :
Tika Yulia Sari Putri
1910412006

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada saya sehingga saya berhasil menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah
tepat pada waktunya yang berjudul “Manajemen Risiko pada Industri Dan Antisipasi resiko
bisnis”.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang bagaimana cara
mengelola risiko pada industri dan mengantisipasi resiko bisnis , yang bertujuan untuk
meminimalisir risiko yang terjadi pada industri jasa yang digeluti. Makalah ini di susun oleh
penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang
datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan
akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
                                  
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi sempurnanya
makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai
segala usaha kita. Amin.

Jember, 29 Oktober 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Manajemen risiko pada industri
2.2 Antisipasi Risiko Bisnis
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan industry saat ini semakin dinamis yang mewajibkan mendorong setiap
perusahaan untuk meningkatkan kinerjanya agar dapat mempertahankan sustainbilitas
perusahaan dan berkembang. Agar dapat menghadapi persaingan pasar yang semakin
tinggi, perusahaan dituntut melakukan berbagai perubahan dan perbaikan pada seluruh
komponen perusahaan. Perbaikan dilakukan dengan terlebih dahulu mengukur dan
mengevaluasi sistem atau manajemen yang ada.
Perusahaan yang dapat menjaga sustainbilitasnya dalam menjalankan usaha adalah
perusahaan yang dapat menerapkan manajemen risiko dengan baik yang melibatkan pihak-
pihak internal seperti manajemer risiko, manajer dan internal audit (SPI).
Perusahaan yang baik juga harus dapat mengantisipasi risiko bisnis yang bisa terjadi
kapanpun dalam perusahaan tersebut yang dapat mengakibatkan klaim dan risiko lainnya,
Berdasarkan penjelasan di atas maka penulis bermaksud mengangkat sebuah makalah yang
berjudul “MANAJEMEN RISIKO PADA INDUSTRI DAN ANTISIPASI RISIKO BISNIS”.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka rumusan dari makalah ini adalah sebagai
berikut:
1.      Apa saja jenis-jenis risiko yang dapat terjadi pada suatu industri ?
2.      Bagaimana meminimalisir dan mengantisipasi risiko pada industri?

1.3 Tujuan Penulisan


Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan dari makalah ini adalah
sebagai berikut:
1.   Mengetahui   apa saja risiko yang akan dialami oleh industri.
2.  Mengetahui    bagaimana cara meminimalisir dan mengatasi risiko pada industri.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Manajemen risiko pada industri
Manajemen risiko adalah serangkaian prosedur dan metodelogi yang digunakan untuk
menidentifikasi,mengukur,memantau,dan mengendalikan risiko yang timbul dari kegiatan
usaha Lembaga Jasa Keuangan Non Bank.
Ada beberapa teori sumber kecelakaan risiko pada manajemen risiko industri yaitu :
1. Teori Faktor Tunggal, Asumsi teori ini adalah kecelakaan hanya diakibatkan satu
penyebab.
2. Teori Energi, Dikemukakan William Hadon, bahwa kecelakaan yang terjadi karena
transfer energy.
3. Teori Faktor Ganda, Teori ini menyatakan bahwa kecelakaan terjadi karena sejumlah
factor secara bersama-sama menyebabkan kecelakaan.
4. Efek Domino, Dikemukakan oleh W.F Heinrich,dalilnya bahwa kejadian yang
menyebabkan cedera adalah sepeerti lima domino, Berdiri satu di ujung,siap
menjatuhkan yang lain saling bergantian.

 Penerapan Manajemen Risiko Pada Industri Multifinance


Setiap bisnis sudah pasti akan berhadapan dengan beragam risiko. Risiko dalam
berbagai bentuk dan tingkatan bagaikan komponen yang tak terpisahkan dari setiap
aktivitas ekonomi dan bisnis. Singkat kata,tidak ada satupun bisnis yang tidak berisiko.
Sebagai salah satu pilar sector keuangan dalam melaksanakan fungsi pelayanan jasa
finansial di bidang pembiayaan dan perkreditan,perusahaan pembiayaan jelas sangat
memerlukan adanya suatu pengelolaan dan pengendalian serta distribusi risiko yang
efisien. Oleh karena itu,pelaku industry multifinance dituntuk untuk mampu secara
efektif mengelola risiko yang dihadapinya.
Manajemen risiko merupakan salah satu aspek penting dalam kelangsungan perusahaan
pembiayaan. Dengan penerapan praktik manajemen risiko,akan menjaga dan
melindungi perusahaan dari kerugian-kerugian yang mungkin timbul dari beragam
aktivitas perusahaan serta menjaga tingkat risiko sesuai dengan arahan yang telah
digariskan. Otoritas Jasa Keuangan,melalui peraturan OJK No. 1/POJK.05/2015 dan surat
edaranOJK No. 10/SEOJK.05/2016,mensyaratkan perusahaan pembiayaan untuk
menerapkan Manajemen Risiko,yang setidaknya mencakup 5 pilar manajemen risiko.

Cakupan Penerapan Manajemen Risiko Pada Industri Multifinance


PILAR I – Pengawasn Aktif Direksi dan Dewan Komisaris
Memuat uraian tentang peran,kewenangan serta tanggung jawab Direksi dan Dewan
Komisaris dalam Manajemen Risiko,kualifikasi serta kompetensi SDM dan Organisasi
Manajemen Risiko.
PILAR II – Kecukupan Kebijakan,Prosedur,dan Penetapan Limit Risiko
Memuat uraian tentang strategi manajemen risiko,tingkat risk appetite dan tingkat risk
tolerance yang akan di ambil,kebijakan dan prosedur,serta penetapan limit risiko.
Risk appetite adalah besarnya risiko yang dapat ditoleransi atau dapat diterima oleh
manajemen sebagai hal yang wajar karena sejalan dengan ukuran-ukuran
umum,misalnya ukuran umum berupa risk return suatu transaksi.

Risk Tolerance adalah besar/jumlah risiko yang ingin diambil oleh perusahaan secara
menyeluruh atau dalam unit bisnis tertentu atau untuk kategori risiko yang spesifik.
PILAR III – Kecukupan Proses Identifikasi,Pengukuran,Pemantauan, dan Pengendalian
Risiko
Memuat uraian tentang proses identifikasi risiko,pengukuran risiko,pemantauan
risiko,dan pengendalian risiko.
PILAR IV – Sistim Informasi Manajemen Risiko
Memuat uraian tentang bagaimana sisitim informasi manajemen perusahaan
mendukung penerapan Manajemen Risiko. Sistim Informasi manajemen yang
disesuaikan dengan karakteristik,kegiatan dan kommpleksitas aktivitas usaha
perusahaan.

PILAR V – Sistim Pengendalian Intern yang Menyeluruh


Memuat uraian bagaimana sistim pengendalian internal yang efektif,termasuk fungsi
kepatuhan dilakukan perusahaan.

Jenis-jenis Risiko Dalam Penerapan Manajemen Risiko Pada Perusahaan Pembiayaan


1. Risiko Strategi
Risiko strategi adalah potensi kegagalan perusahaan dalam mencapai tujuan
perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan akibat ketidaklayakan atau
kegagalan dalam melakukan perencanaan,penetapan dan pelaksanaan
strategi,pengambilan keputusan bisnis yang tidak tepat atau kurang responsifnya
perusahaan terhadap perubahan eksternal.
2. Risiko Operasional
Risiko Opersaional adalah potensi kegagalan perusahaan dalam memenuhi
kewajibannya sebagai akibat ketidaklayakan atau kegagalan proses
internal,manusia,sisitim teknologi informasi atau adanya kejadian yang berasal dari
luar lingkungan perusahaan.
3. Risiko Aset dan Liabilitas
Risiko asset dan liabilitas adalah risiko yang terjadi karena adanya potensi kegagalan
dalam pengelolaan asset dan liabilitas perusahaan,yang menimbulkan kekurangan
dana dalam pemenuhan kewajiban perushaan.
4. Risiko Kepengurusan
Risiko kepengurusan adalah risiko kegagalan perusahaan dalam mencapai tujuan
perusahaan akibat kegagalan perusahaan dalam memelihara komposisi terbaik
pengurus (Direksi dan Dewan Komisaris) yang memiliki kompetensi dan itregritas
yang tinggi.
5. Risiko Tata Kelola
Risiko tata kelola adlah potensi kegagalan dalam pelaksanaan tata kelola yang baik
(good governance),ketidaktepatan gaya manajemen,lingkungan pengendalian,dan
perilaku dari setiap pihak yang terlibat langsung dengan perusahaan baik langsung
atau tidak langsung.
6. Risiko Dukungan Dana (Permodalan)
Risiko permodalan adlah risiko yang muncul akibat ketidakcukupan dana/modal
perusahaan,termasuk kurangnya akses tambahan dana/odal dalam menghadapi
kerugian atau kebutuhan dana/modal yang tidak terduga.
7. Risiko Pembiayaan
Risiko pembiayaan adalah risiko yang terjadi akibat kegagalan debitur atau pihak lain
dalam memenuhi kewajiban kepada perusahaan pembiayaan.

Model Three Lines of Defence


Model lain dalam pengelolaan dan pengawasan serta pengendalian risiko yang bisa
diterapkan di bisnis pembiayaan adalah konsep pertahanan tiga lapis atau three
lines of devence.
Konsep ini membedakan Antara fungsi-fungsi dalam organisasi,yaitu fungsi pemilik
risiko (risk owner),fungsi yang menangani risiko (managing risk),fungsi yang
mengawasi (overseeing risks),dan fungsi yang melaksanakan assurance secara
independen (independent assurance).
Pertahanan lapis pertama (first line of defence),dilaksanakan oleh unit/fungsi yang
melakukan aktivitas operasional sehari-hari,seperti frontliner atau ujung tobak
perusahaan.
Pertahanan lapis kedua (second line of defence),dilaksanakan oleh fungsi/bagian
manajemen risiko dan quality assurance.
Pertahanan lapis ketiga (third line of defiance),dilaksanakan oleh auditor (internal
dan eksternal audit)
Melalui Model 3LD bisa mengasilkan output dan outcome yang berkualitas.

2.2 Antisipasi Risiko Bisnis


Risiko dalam perusahaan ada yang sulit dikendalikan oleh manajemen perusahaan dan

risiko yang dapat dikendalikan oleh manajemen perusahaan. Berikut risiko-risiko tersebut dan

cara mengantisipasinya :

a)      Risiko pada aspek SDM.

Lima hal utama yang akan dipaparkan berkaitan dengan risiko-risiko dalam aspek SDM dalam

hubungannya dengan perencanaan strategi perusahaan yaitu : risiko pada para top eksekutif

dan para pekerja inti, risiko pada karyawan, risiko dalam hubungan industri dan perselisihan,

risiko stress dan kesehatan yang buruk, risiko bila tidak beretika. Antisipasi yang dapat

dilakukan perusahaan harus menciptakan kondisi kerja yang baik, keterbukaan mengenai

reward yang dicapai, bekerja secar sistematis, manajemn harus menyampaikan alasan-alasan

untuk perbaikan sebelum perbaikan dilakukan, meningkatkan komunikasi dengan karyawan

dan memberikan motivasi.

b)      Risiko pada aspek keuangan.

Dalam perusahaan, risiko dalam aspek keuangan cukup tinggi, seperti : biaya produksi yang

berlebihan, biaya perusahaan, hutang dan pinjaman yang berlebihan.

c)      Risiko pada aspek pemasaran.

Masalah-masalah di bidang pemasaran dapat mengakibatkan turunnya penjualan serta

rusaknya citra perusahaan. Sales yang menurun, market share yang mengecil, kurangnya

distribusi barang merupakan sebagian dari tanda-tanda kegagalan pemasaran. Kegagalan


pemasaran tidak lepas dari banyak permasalahan yang ada. Berikut ini ada 10 macam pokok

permasalahan yaitu : Kebijakan pemerintah, Perubahan permintaan, Perang harga, Pemalsuan,

Performance produk yang rendah, Promosi yang kurang baik, Kesalahan dalam merek,

Kegagalan dalam mengembangkan produk baru,Masalah distribusi.

d)     Risiko pada aspek produksi/operasi.

Didalam proses produksi/operasi produk barang dan jasa cukup banyak risiko yang perlu

diantisipasi. Risiko-risiko tersebut anatara lain mengenai :

1)      Masalah pemasok. Risiko terjadi apabila perusahaan menggunakan pemasok yang ternyata

tidak memenuhi komitmen yang sudah mereka buat.

2)      Kerusakan kualitas. Risiko karena penarikan kembali barang-barang yang ditawarkan di

pasar yang disebabkan dua hal. Pertama karena kualitas dan kuantitas barang yang tidak sesuai.

Kedua karena barang yang ditawarkan dipasar adalah produk-produk yang tidak aman

dikomsumsi.

e)      Risiko pada aspek sistem informasi.

Beberapa hal yang berkaitan dengan penggunaan adalah :

1)      Berapa nilai data di dalam komputer. Data dapat hilang sebagai akibat dari kesalahan

operator, virus, kerusakan hardware atau software, daya listrik maupun akibat vandalisme.

2)      Risiko komputerisasi. Berikut ini adalah lima risiko utama pada komputer yang data

menyebabkan banyak masalah yaitu : pencurian komputer, pemakaian yang tidak di izinkan

mengakses komputer, penggunaan disket yang tidak diperiksa, kerusakan perangkat keras atau

perangkat lunak, kesalahan pemakaian.


3)      Minimilisasi risiko komputerisasi. Risiko pemakaian komputerisasi hendaknya diperkecil.

Hal-hal ini dapat ditinjau dari aspek hardware, software dan brainware. Perusahaan sebaiknya

memiliki asuransi dimana biayanya dimasukkan sebagai bagian dari biaya-biaya system IT-nya.

Mengembangkan keahlian dan melatih karyawan untuk menghindari masalah. Perusahaan

seharusnya mempunyai copy data yang dilakukan secara rutin dan otomatis.

4)      Menetapkan kebijakan. Hendaknya manajemen perusahaan mempunyai kebijakan yang

jelas terhadap system komputerisasi mereka. Kebijakan tersebut mencakup : garis tanggung

jawab terhadap system IT, penjagaan data dan system back up, penggunaan disket yang benar

dan akses terhadap data.


BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa, mengetahui berbagai risiko
yang biasanya dihadapi oleh industri adalah mutlak dilakukan. Hal ini disebabkan karena
penanganan risiko secara cepat dan tepat dapat meminimalisir risiko yang dihadapi
perusahaan.

     Beberapa manajemen risiko yang akan diterapkan oleh perusahaan haruslah manajemen
yang paling aman dan mudah dilakukan, juga tidak terlalu menghabiskan dana yang besar.

3.2. SARAN

Agar supaya dapat mengatasi dan menghindari risiko seorang manajer atau pemilik

perusahaan perlu menambah pengetahuan tentang keterampilan teknis, keterampilan

mengorganisasi, keterampilan memimpin, membuat strategi usaha yang terarah untuk masa

depan yang meliputi strategi produksi, strategi keuangan, strategi SDM, strategi operasional,

strategi pemasaran, strategi penelitian dan pengembangan dan perlu mengalihkan kerugian

pada perusahaan asuransi dengan konsekuensi setiap saat harus membayar premi yang

merupakan pengeluaran tetap. Selanjutnya melakukan pendekatan berfase artinya membatasi

komitmen pada waktu tertentu dan pengembangan hanya berlanjut bila risiko yang dinilai

untuk fase berikutnya sebanding dengan jumlah yang akan terkena risiko.
Hendaknya analisis aspek-aspek dalam studi kelayakan bisnis juga memperhatikan

risiko-risiko yang berpotensial terjadi baik itu dalam aspek fungsional perusahaan yang terdiri

dari aspek keuangan, pemasaran, sumber daya manusia, produksi dan operasi serta system

informasi.

DAFTAR PUSTAKA

http://blognyarianrisendyngok.blogspot.com/2015/04/analisis-antisipasi-resiko-bisnis.html

http://srihandayani94.blogspot.com/2015/10/makalah-manajemen-risiko.html

https://www.kreditpedia.net/manajemen-risiko-pada-industri-multifinance-perusahaan-
pembiayaan/

Anda mungkin juga menyukai