Anda di halaman 1dari 3

Review LTM Agama Islam UI

Hubungan Antara Agama dan Sains

Nama : Sayyid Hafidzurrahman Atstsaqofi

NPM : 2106651925

Kelas : Agama Islam-E

Fakultas/Prodi : Fasilkom/Sistem Informasi

Pembicara : Ir. Agus Mustofa

Pada era milenial seperti sekarang ini, informasi itu demikian berlimpah mulai dari
informasi yang sangat penting sampai yang tidak penting, Informasi yang kita butuhkan sampai
yang tidak kita butuhkan, informasi yang memiliki kredibilitas tinggi sampai informasi-informasi
sampah seperti hoaks itu setiap hari disajikan kepada masyarakat. Sangat penting bagi manusia
untuk memahami mekanisme berfikir pola pikir atau paradigma untuk memfilter semua itu supaya
informasi yang diterima dapat diolah menjadi hal yang bermanfaat. Paradigma agama dan
paradigma sains diperlukan untuk mendapatkan pola pikir mekanisme berpikir kerangka berpikir
yang baik.

Sebelum memahami lebih jauh hubungan antara agama dan sains, pahamilah terlebih
dahulu apa itu paradigma. Paradigma adalah pola pikir atau kerangka berfikir di dalam memahami
sesuatu sehingga seseorang dapat memperoleh kesimpulan atau persepsi yang baik sehingga bisa
menyikapi masalah dengan baik. Ada tiga rujukan dalam paradigma agama yaitu:
• Al Qur-an
• Keteladanan Rasulullah SAW.
• Ulil Amri.
Otoritas dari ketiga rujukan tersebut berpusat kepada Allah dan Rasulnya, Untuk para ulil amri,
diberikan kebebasan untuke berpendapat sesuai keyakinan. Apabila menemui jalan buntu,
diwajibkan untuk selalu kembali kepada hukum Allah.
Selain pada rujukan paradigma atau kerangka pemikiran terhadap hukum agama, Manusia
juga diwajibkan untuk selalu menggunakan akalnya dalam berbuat. Sejak seseorang menyatakan
bahwa dirinya adalah seorang muslim, disyaratkan baginya untuk beragama apabila memiliki akal,
atau sudah menginjak akil baligh. Apabila tidak berakal, tidak diwajibkan baginya untuk beragama
kepada Allah.

Faktor- factor yang menyebabkan kemajuan sains pada islam di zaman dahulu:
Keyakinan + tujuan hidup = Ikatan kebersamaan umat islam, melarang berbuat yang munkar,
dan mengajak ubtuk berlomba lomba dalam kebaikan.

Universalisme => toleransi = Dalam keberagaman ras, suku, jabatan, dll. yang sangat luas. Umat
muslim pada masa kejayaan sains mempunyai toleransi yang sangat besar terhadap satu sama
lain, sehingga mereka salin berbagi dan menerima ilmu.

Rihlah ilmiah = perjalanan untuk mencari ilmu pengetahuan.

Penghargaan = pada masa kejayaan islam di bidang sains, para peneliti sangatlah dihargai
sehingga memberikan semangat lebih kepada para peneliti. Contohnya dibangunnya Baitul
hikmah

Sains etika = supaya seimbang, sains, etika dan moral harus berjalan bersamaan sehingga
terjadinya kolaborasi dan menyebabkan perkembangan yang pesat.

Patronase = Selain penghargaan yang diberikan, biasanya para peneliti juga diberikan bantuan
berupa harta dan perlindungan dari para penguasa.

Selain paradigma islam, juga ada Paradigma Sains, berbeda dari agama, yang berdasarkan
pada alquran, sunnah dll. Sains didasarkan kepada ilmuwan, ahli, atau pakar di bidangnya masing
masing. Sains didasarkan pada kesepakatan antara para ahli. Sains selalu didasari oleh pengamatan
fakta. Sains berperan dalam membantu pemahaman masyarakat di dunia. Sains biasanya berupa
teori, hukum, rumusan, dan juga data. Ada satu siklus dalam sains yang selalu berulang, yaitu
pengamatan, pembuatan asumsi, perumusan, pembuatan hipotesis siap uji, pengujian hipotesis,
pengakuan Asumsi menjadi teori, pengujian teori, pengakuan teori menjadi hukum sains. Asumsi
dan teori dapat dibantah, sedangkan hukum kebanyakan sudah menjadi suatu hal yang solid dan
berkesinambungan dengan masyarakat. Tetapi tidak berarti hukum tidak dapat dibantah, karena
hukum bersidat relatif.

Sains merupakan suatu upaya yang bersifat sistematis dengan tujuan untuk membuktikan
realitas dari alam semesta. Fakta, adalah kebenaran yang berdasarkan kepada realitas alam. Tetapi,
fakta belum tentu 100% benar karena bisa terjadi kesalahan dalam pengujian atau perumusan,
karena manusia tidak luput dari kesalahan. Sebagai umat muslim yang menjunjung tinggi akal
sehat dan keimanan, kita harus selalu menjaga akal sehat dan paradigma baik agama maupun sains,
agar kita bisa menjadi pemandu utama dalam kejayaan umat islam di masa yang akan dating.

Anda mungkin juga menyukai