Anda di halaman 1dari 3

Strategi Kreatif Belajar Luring dan

Daring

Studi Kasus 1
Teman-teman ditugaskan di sebuah sekolah yang sudah diijinkan melakukan pembelajaran
tatap muka oleh Pemda. Ketentuannya:
- Protokol kesehatan diterapkan dengan ketat.
- Lima puluh persen (50%) dari jumlah siswa per kelas, bergantian luring dan daring
setiap 1 minggu.
Mayoritas siswa terkendala dengan HP dan akses internet. Bagaimana teman-teman akan
mengatasi situasi tersebut agar pembelajaran tetap berjalan dengan baik?.
JAWABAN :
Membuat dua metode pengajaran yang berbeda untuk siswa-siswanya. Yang pertama
yaitu untuk siswa yang dapat mengakses internet (daring) dan siswa yang tidak memiliki
akses internet (daring). Guru memberikan penugasan mandiri melalui buku pelajaran
untuk siswa yang tidak memiliki akses internet atau gawai. Selain itu, guru juga tetap harus
melakukan assesmen terhadap kompetensi siswa, baik yang mengikuti pembelajaran
daing, mau pun yang diberikan penugasan mandiri. Siswa yang belum menguasai
kompetensi tentu harus mendapatkan pendampingan dan penguatan untuk mencapai
kompetensi tersebut. Materi belajar khusus dapat diberikan melalui buku pelajaran atau
buku tematik, modul literasi numerasi, atau media pembelajaran lainnya yang sesuai
dengan kompetensi siswa tersebut.

Studi Kasus 2
Teman-teman ditugaskan di sebuah sekolah yang masih melakukan pembelajaran daring
sepenuhnya. Sebagian Guru sudah mulai berinisiatif melakukan pendampingan di rumah
dengan membentuk kelompok-kelompok kecil, terutama bagi siswa yang terkendala HP
dan internet.
Keterampilan Guru dalam mengelola luring dan daring masih terbatas. Biasanya hanya
memberikan bahan bacaan dan lembar latihan soal untuk dikerjakan siswa. Apa yang akan
teman-teman lakukan?.
JAWABAN :
Saya akan membantu guru kelas tersebut mendampingi siswa yang tidak memiliki gawai
dengan mengunjungi rumah siswa tersebut dan membimbing dan membantunya
mengerjakan tugas dari buku pelajaran. Selain itu, Saya juga akan mengusulkan pada
guru kelas agar siswa yang tidak memiliki HP juga mendapatkan pelajaran membaca
menggunakan Modul Literasi dari lama Kemendikbud. Dimana, modul itu ditujukan untuk
memberikan materi khusus untuk meningkatkan kecakapan literasi siswa. Untuk
menguatkan kecakapan di awal bisa melalui Modul Literasi Kemendikbud. Kecakapan
literasi awal ini memiliki peranan yang sangat penting, siswa yang belum mencapai
kompetensi literasi ini, tentu akan mengalami kendala untuk mencapai kompetensi yang
lebih tinggi. Selain mengenalkan media pembelajaran untuk menguatkan literasi awal,
kita juga bisa membawakan buku cerita atau dongeng anak kepada siswa dan
menceritakannya sesering mungkin.

Studi Kasus 3
Teman-teman sudah melakukan persiapan yang matang untuk ditugaskan di lapangan.
Khusus untuk rencana pembelajaran daring, teman-teman sudah menyiapkan beragam
video pembelajaran dan aplikasi yang mendukung.
Diinformasikan sebelumnya bahwa di sekolah tersebut terdapat akses internet. Ternyata
sesampai di sekolah, sinyal hanya dapat diakses di lokasi-lokasi tertentu, dan itu pun jauh
dari sekolah. Bagaimana mengatasinya?.
JAWABAN :
Solusi satu-satunya untuk tetap bisa melaksanakan pembelajaran ialah diadakannya
pembelajaran luring dan daring. Untuk siswa yang daerahnya dapat diakes internet bisa
mengikuti pembelajaran secara daring. Sedangkan siswa yang daerahnya tidak dapat
diakses oleh internet bisa mengikuti pembelajaran secara luring ke sekolah. Video
pembelajaran yang telah disiapkan bisa ditunjukkan kepada siswa yang mengikuti luring
melalui proyektor atau bisa langsung melalui laptop. Melalui hal ini seluruh siswa masih
bisa menerima pembelajaran baik yang secara daring, mau pun yang secara luring.
Apabila video pembelajarannya hanya bisa diakses dengan internet, maka Saya akan
menyederhanakan media pembelajaran yang awalnya berupa media audiovisual menjadi
media visual saja. Misalnya melalui media tradisiona atau konvensional misalnya peta,
ritatoon (smbol-simbol grafis), rotatoon (gambar berseri), dll. Media ini meliputi semua
media pembelajaran dan bahan sumber belajar yang bisa digunakan oleh guru untuk
dalam mengajar di kelas, laboratorium, di luar kelas, baik dalam kelompok kecil maupun
kelompok besar. Dalam penggunaannya, media tradisonal ini sering kali digunakan oleh
guru di daerah pedesaan atau sekolah dengan fasilitas-fasilitas terbatas.

Anda mungkin juga menyukai