Anda di halaman 1dari 9

Vol.

1 Issue 2, 20
CANREA JOURNAL E-ISSN :2621-9468
Desember 2018

PENGARUH PEMANASAN BERULANG (TYNDALISASI) SAUS SPAGHETTI IKAN TUNA


TERHADAP DAYA TERIMA DAN PENDUGAAN UMUR SIMPAN DENGAN METODE
AKSELERASI MODEL PERSAMAAN ARRHENIUS

(Influence of The Recurrent Heating (Tyndalization) Spaghetti Sauce of Tuna on The


Acceptance and Estimation of Shelf Life with Acceleration Method of Arrhenius Equation
Model)

Mariyati Bilang1*), Andi Dirpan1),Nur Sakinah2)


1*)
Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar
2)
Mahasiswa Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar
*)
email Penulis Korespondensi: mariyati_tekpert@yahoo.com

ABSTRAK
Saus Spagethi ikan tuna adalah produk olahan dari tomat (Lycopersicum esculentum) dengan
penambahan tuna dan ditambahkan beberapa bumbu. Ini memiliki rasa yang khas dan sebagai
pelengkap untuk makan spaghetti. Penelitian ini dibagi menjadi dua tahap, tahap penelitian
pendahuluan bertujuan untuk mengetahui perlakuan terbaik saus tuna spaghetti yang diberi perlakuan
pemanasan berulang 1 hingga 3 kali pemanasan dimana interval 24 jam untuk setiap kali pemanasan,
dengan kriteria adalah organoleptik. Hasil tes (warna, rasa, dan rasa) dan jumlah mikroba. Dari hasil
penelitian pendahuluan diperoleh perlakuan saus spaghetti terbaik memiliki perlakuan A2 dengan
pemanasan 2 kali. Penelitian utama dalam penelitian ini bertujuan untuk menentukan umur simpan
dari sampel terbaik dengan menggunakan metode akselerasi model Arrhenius. Produk ini telah
disimpan dalam 3 suhu yang berbeda pada 31oC, 38 oC dan 45 oC. Analisis dan parameter yang
digunakan adalah pengukuran pH, total mikroba, asam titrasi total, warna dan tingkat kecerahan
organoleptik yang meliputi aroma dan rasa. Hasil analisis mikroba adalah TPC sebagai parameter
utama, umur simpan saus spaghetti tuna adalah 78 hari atau 2,6 bulan sedangkan dari analisis fisik
(organoleptik) yang memiliki rasa sebagai parameter kunci, usia saus spageti tuna adalah 267 hari.
atau 8,9 bulan.

Kata Kunci : Tomato, Tuna, Saus Spaghetti, Arrhenius.

ABSTRACT
Spaghetti sauce of tuna is a processed product of tomato (Lycopersicum esculentum) with the
addition of tuna and added some seasoning. It has a typical taste and as a complement to eat spaghetti.
This research was divided into two stages, the preliminary research stage aimed to find out the best
treatment of tuna spaghetti sauce which was treated with recurrent heating 1 to 3 times of heating
wherein interval 24 hours for each time of heating, with the criteria was organoleptic test results (color,
flavor, and flavour) and total microbes. From the preliminary research results obtained the best
spaghetti sauce treatment has A2 treatment with 2 times heating. The main research in this study aimed
to determine the shelf life of the best sample by using the Arrhenius model acceleration method. The
product has stored in 3 different temperatures at 31oC, 38oC and 45oC. Analyzes and parameters used
were pH measurement, total microbes, total titrated acids, color and organoleptic brightness levels
that include aroma and taste. The result of microbial analysis was TPC as the key parameter, the shelf
life of tuna spaghetti sauce was 78 days or 2.6 months while from physical analysis (organoleptic) that
has the flavor as the key parameter, the age of tuna spaghetti sauce was 267 days or 8.9 months.

Keywords : Tomato, Tuna, Spaghetti Sauce, Arrhenius.

98
Vol. 1 Issue 2, 20
CANREA JOURNAL E-ISSN :2621-9468
Desember 2018

I. PENDAHULUAN yang lebih mendalam seperti faktor


fisikokimia dan mikrobiologis yang dapat diuji
Buah tomat merupakan komoditas unggulan secara kuantitatif. Pendugaan umur simpan
hortikultura yang mempunyai nilai ekonomis dapat dilakukan dengan menggunakan metode
penting di Indonesia (Hortikultura, 2011). Buah Accelerated Shelf Life Test (ASLT). Metode
tomat (Lycopersicum esculentum Mill) ASLT adalah metode penentuan umur simpan
mengandung banyak zat-zat penting seperti produk dengan cara menyimpan produk pada
protein, lemak, kholoin, tomatin, mineral, kondisi suhu ekstrim sehingga parameter kritis
histamin, dan vitamin seperti: provitamin A produk mengalami penurunan mutu akibat
(karoten), B1, B2, B6, C, dan E (Rugayah, pengaruh panas dan penentuan umur simpan
Widjaja, & Praptiwi, 2004). Selain itu, dapat ditentukan (Arpab & Syarief, 2000).
kandungan likopen yang terdapat pada buah Metode ASLT ini menggunakan tiga suhu
tomat merupakan salah satu antioksidan yang penyimpanan yang mampu memprediksi umur
memiliki aktivitas dua kali lebih kuat dibanding simpan produk yang diuji. Mengacu pada hal
alfa tokoferol atau vitamin E bagi kesehatan yang dipaparkan di atas, maka diperlukan
manusia (Agarwal & Rao, 2000). Buah tomat adanya suatu kajian untuk menentukan umur
merupakan salah satu komoditi pertanian yang simpan saus spaghetti ikan tuna pada suhu yang
mudah rusak, hal ini dapat disebabkan oleh berbeda berdasarkan parameter penurunan
kerusakan mekanis, fisiologis maupun mutunya dengan mengacu pada model
kerusakan yang disebabkan oleh mikrobiologi Arrhenius.
(mikroba pembusuk) sehingga dapat Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
mempengaruhi penurunan kandungan gizi serta tingkat kesukaan panelis terhadap saus spaghetti
mempengaruhi umur simpan buah tomat. ikan tuna yang diberi perlakuan pemanasan
Hingga saat ini, salah satu upaya yang dilakukan berulang dan menduga umur simpan saus
untuk memperpanjang daya simpan buah tomat spaghetti ikan tuna yang menjadi perlakuan
yaitu dengan mengolahnya menjadi produk terbaik dalam penelitian ini.
turunan tomat, salah satu contoh yaitu saus
spaghetti. Dengan seiring berkembangnya II. METODOLOGI PENELITIAN
teknologi, konsumen lebih jelih dalam memilih
makanan yang aman (bebas bahan pengawet). 2.1 Alat
Sehingga perlu diterapkan suatu teknik Alat yang digunakan adalah timbangan
pengolahan yang dapat meperpanjang daya analitik, erlenmeyer, bulp, pipet volume, hot
simpan produk pangan tanpa menambahkan plate, laminar air flow, autoklaf, inkubator,
pengawet yaitu dengan memperhatikan mutu microwave, magnetic stirrer, termometer, pH
dan sanitasi bahan serta alat yang digunakan meter, cawan petri, tabung reaksi, vortex,
untuk mengolah produk pangan, yakni dengan blender, panci, wadah, saringan, panci, sendok,
metode pemanasan berulang (tyndalisasi). pisau, kompor, bunsen
Metode tyndalisasi yang diterapkan pada
pengolahan produk pangan ini diharapkan dapat 2.2 Bahan
membunuh sel vegetatif sekaligus spora Bahan yang digunakan adalah buah tomat,
mikroba yang terkandung dalam produk pangan ikan tuna, bawang merah, bawang putih,
sehingga dapat memperpanjang daya simpan bawang bombay, gula, garam, merica, oregano,
produk. minyak goreng, air mineral, aluminium foil,
Informasi masa kaduluarsa atau umur tissue, kapas, indicator PP (fenolftalein), NaOH,
simpan merupakan salah satu informasi aquades, NaCl, PCA (Plate Count Agar).
yang wajib dicantumkan produsen pada
kemasan produk pangan sehingga dapat menjadi 2.3 Prosedur Penelitian
jaminan keamanan bagi konsumen yang 2.3.1 Pembuatan Saus Spaghetti Ikan Tuna
mengonsumsinya. Untuk mengetahui kelayakan Tahapan dari pembuatan saos spaghetti ikan
tersebut diperlukan suatu analisis tuna yaitu bawang merah halus 5%,bawang
99
Vol. 1 Issue 2, 20
CANREA JOURNAL E-ISSN :2621-9468
Desember 2018

putih halus 5%, dan bawang bombay kasar 5% dan rasa) dengan metode uji beda dengan skala
ditumis menggunakan minyakgoreng, 1-5.
kemudian campur ikan tuna yang telah Pendugaan umur simpan saus spaghetti ikan
dicincang kasar sebanyak 5%. Tambahkan pure tuna dengan menggunakan metode Accelerated
tomat dan cincang buah tomat 70% dari berat Shelf Life Test (ASLT) yang mengacu model
total dengan perbandingan 90 pure tomat : 10 persamaan Arrhenius. Perlakuan terbaik dari
tomat cincang. Aduk hingga homogen sambil penelitian pendahuluan akan disimpan pada
menambahkan bumbu-bumbu penyedap seperti suhu 310C, 380C dan 450C selama ±60 hari. Tiap
garam 1,5%, merica 0,5%, oregano 0,1%, 14 hari sekali dilakukan analisis mengenai
tepung maizena 0,4% dan 16Kulit dan biji parameter kritis pada saus tomat yang meliputi:
Pencucian. pengukuran pH, total asam, warna
Blanching 80-85oC, 5 menit Daging tomat (Cromameter), TPC dan organoleptik yang
Penghalusan Pemasakan 800C, 30 menit Pure meliputi aroma dan rasa dengan menggunakan
tomat 10% Tomat 100% Pencincangan Saus metode uji beda dengan skala 1-5.
Tomat 90% Saus tomat spaghetti Penghalusan
biji Ekstrak air tomat 2,5% ekstrak air tomat 2.3.2 Pendugaan Umur Simpan
2,5%. Setelah homogen, saos spaghetti dimasak Batas mutu minimum adalah nilai mutu
hingga mendidih dengan api kecil selama 20 dimana produk mulai ditolak oleh konsumen
menit. Setelah pemasakan selesai, saos spaghetti (Hough et al., 2006). Langkah-langkah
dikemas dalam botol jar yang telah disterilisasi pendugaan umur simpan dengan metode
dengan menggunakan metode uap panas, ASLTsebagai berikut:
kemudian dilakukan exhausting selama 10 a. Data hasil analisa produk terhadap waktu
menit dengan suhu 100oC dengan keadaan tutup diplotkan dalam bentuk kurva sehingga
jar tidak rapat. diperoleh tiga persamaan regresi liniernya
Selanjutnya saus spaghetti ikan tuna yang untuk tiga kondisi suhu penyimpanan produk
telah dikemas dalam botol jar disterilisasi dengan menggunakan Y = a + bx, dimana Y
dengan suhu 100oC selama 30 menit dengan = nilai karakteristik produk,
keadaan tutup jar rapat dan dilakukan sebanyak x = lama penyimpanan (hari), a = nilai
tiga kali berturut-turut selang waktu 24 jam karakteristik produk pada awal penyimpanan,
(tyndalisasi) sesuai perlakuan. Lama b = laju perubahan nilai karakteristik (nilai b
pemanasanyang efektif yaitu selama 20 menit, sama dengan nilai k).
dimana pada waktu tersebut suhu pada titik cool b. Dari masing-masing persamaan tersebut
point mencapai suhu yang diinginkan (97-99oC). diperoleh nilai slope (b) yang merupakan
Saus spaghetti didinginkan kemudian dilakukan konstanta laju reaksi perubahan karakteristik
pengukuran pH, total asam, organoleptik produk atau laju penurunan mutu (k).
(hedonik), dan TPC. Perlakuan terbaik saus c. Untuk menentukan ordo reaksi yang
spaghetti ikan tuna dari penelitian tahap pertama digunakan dibuat grafik ordo nol yaitu
selanjutnya akan ditentukan umur simpannya hubungan antara nilai k dengan lama
dengan metode Accelerated Shelf Life Test penyimpanan dan ordo satu yaitu hubungan
(ASLT) yang mengacu pada model Arrhenius. antara ln k dengan lama penyimpanan. Dari
Penyimpanan saus spaghetti ikan tuna kedua persamaan tersebut dipilih ordo reaksi
dilakukan pada tiga suhu, yakni suhu ruang, yang mempunyai nilai R2 (determinasi)
38oC, dan 45oC. Pengamatan selama terbesar (Goncalves et al., 2011). Penurunan
penyimpanan dilakukan pada awal mutu ordo nol adalah merupakan penurunan
penyimpanan atau hari ke-0 mutu yang konstan yang dinyatakan sebagai
dan kemudian dengan selang waktu 14 hari persamaan sebagai berikut.
berturut-turut selama ±60 hari. Pengamatan
dilakukan terhadap parameter kritis yakni
pengukuran pH, total asam, warna
(Cromameter), TPC dan organoleptik (aroma

100
Vol. 1 Issue 2, 20
CANREA JOURNAL E-ISSN :2621-9468
Desember 2018

At – Ao = -kt …..................................(1) At = nilai mutu produk yang tersisa setelah


dimana: waktu t
At = Jumlah A pada waktu t k = konstanta reaksi pada suhu penyimpanan
Ao = Jumlah awal A yang diinginkan.
K = laju perubahan mutu
t = waktu simpan 2.3.3 Desain Penelitian
Plot hubungan antara penurunan mutu
dengan waktu penyimpanan pada reaksi ordo Penelitian dilakukan dalam 2 tahap, yaitu
0. Sedangkan penurunan mutu ordo satu pada penelitaian pendahuluan menentukan satu
dinyatakan sebagai persamaan sebagai perlakuan terbaik berdasarkan hasil uji tingkat
berikut. kesukaan panelis (hedonik) dan jumlah total
ln At – ln Ao = -kt....…………………..(2) mikroba yang terkandung dalam saus spaghetti
Plot hubungan antara penurunan mutu ikan tuna yang diberikan perlakuan pemanasan
dengan waktu penyimpanan pada reaksi ordo berulang dengan selang waktu 24 jam setiap
1. pemanasan. Penelitian pendahuluan
d. Untuk pendekatan Arrhenius, nilai k menggunakan desain penelitian Rancangan
diplotkan terhadap 1/T (K-1) dan ln k Acak Lengkap (RAL) dengan satu faktor, yaitu
didapatkan nilai intersep dan slope dari faktor pemanasan
persamaan regresi linier ln k = ln k0 –(E/R) A0 : kontrol/ tanpa pemanasan
(1/T), dimana ln k0 = intersep, E/R = slope, A1 : pemanasan 1x
E = energi aktivasidan R =konstanta A2 : pemanasan 2x
gas ideal = 1,986 kal/moloK. Selanjutnya A3 : pemanasan 3x
nilai ln k pada masing-masing suhu Perlakuan terbaik saus spaghetti ikan tuna
penyimpanan tersebut diplot dengan 1/T. yang diperoleh pada penelitian pendahuluan
e. Dari persamaan pada tahapan sebelumnya akan digunakan pada penelitian utama yaitu
diperoleh nilai konstanta k0 yang merupakan pendugaan umur simpan saus spaghetti ikan
faktor pare eksponensial dan nilai energi tuna dengan metode Accelarated Shelf Life
aktivasi reaksi perubahan karakteristik sari Test (ASLT) dengan menggunakan model
buah (Ea = E). Dan kemudian ditentukan persamaan Arrhenius. Pada pendugaan umur
model persamaan laju reaksi (k) perubahan simpan ini, saus spaghetti ikan tuna dikemas
karakteristik sari buah dengan k = k0.e -Ea/RT menggunakan kemasan botol kaca/ jar, dimana
dengan T adalah suhu penyimpanan. kondisi penyimpanan divariasikan dengan
f. Dengan persamaan Arrhenius dapat dihitung beberapa suhu penyimpanan. Rancangan
nilai konstanta Arrhenius (k) pada suhu (T) perlakuan yang dibuat yaitu faktor suhu
penyimpanan yang ditentukan. penyimpanan (T) yang terdiri dari 3 taraf, yaitu:
g. Penentuan parameter kunci dengan melihat T1 : suhu ruang
parameter yang mempunyai energi aktivasi T2 : 380C
rendah. T3 : 450C
h. Umur simpan produk dapat diduga dengan
menghitung selisih nilai mutu awal produk III. HASIL DAN PEMBAHASAN
dan nilai mutu produk yang tersisa setelah
waktu t dibagi dengan laju penurunan mutu 3.1 Organoleptik
(k) pada suhu penyimpanan yang dinyatakan Pengujian organoleptik saus spaghetti ikan tuna
melalui persaman sebagai berikut: pada penelitian pendahuluan disajikan pada
𝐴𝑜−𝐴𝑡 tabel 1.
𝑡= (reaksi ordo nol)
𝑘 Tabel 1. Pengujian Organoleptik Saus Spaghetti
𝑙𝑛 𝐴𝑜−𝑙𝑛 𝐴𝑡
𝑡= (reaksi ordo satu) Ikan Tuna dengan Perlakuan Pemanasan
𝑘 Berulang
Keterangan:
t = prediksi umur simpan (hari)
Ao = nilai mutu awal
101
Vol. 1 Issue 2, 20
CANREA JOURNAL E-ISSN :2621-9468
Desember 2018

Perlakuan menyebabkan penurunan jumlah total mikroba


Rasa Warna Aroma
Pemanasan dari log 4,74 (0,55x105) menjadi log 4,65
A0 4.1 3.8 3.9 (0,45x105). Pada perlakuan pemanasan berulang
A1 3.8 3.8 3.6 kedua menyebabkan terjadinya penurunan
A2 4.1 4 3.9 jumlah mikroba dari log 4,65 (0,45x105)
menjadi log 4,47 (0,30x105). Dan pada
A3 4.0 3.9 3.8
perlakuan pemanasan berulang yang ketiga
Data Primer Hasil Penelitian, 2017. mikroba yang terkandung dalam saus spagehtti
Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa ikan tuna akan semakin lemah oleh tekanan
perlakuan pemanasan berulang yang diberikan perlakuan pemanasan berulang yang diberikan
tidak berpengaruh nyata terhadap parameter terhadap saus spaghetti ikan tuna, hingga
rasa, warna, dan aroma. Bahan-bahan yang dengan perlahan jumlah mikroba menurun
ditambahkan pada proses pengolahan saus hingga log 4,39.
spaghetti ikan tuna seperti buah tomat, ikan tuna Berdasarkan data yang diperoleh, jumlah
dan bumbu-bumbu lainnya akan memberikan mikroba pada saus spaghetti ikan tuna yang
kontribusi terhadap rasa, warna dan aroma yang diberi perlakuan pemanasan berulang tidak
khas pada saus spaghetti ikan tuna. Hal ini dapat terdeteksi. Bedasarkan standar SNI,
sesuai dengan pernyataan Organoleptik Abon mikroba dapat dihitung bila terdapat 25-250
Ikan Gabus (Sulthoniyah, Sulistiyati, & koloni dalam suatu pengenceran, sedangkan
Suprayitno, 2013) bahwasanya komponen lain koloni dalam saus spaghetti ikan tuna hanya
yang dapat mempengaruhi rasa yaitu senyawa terdapat 2-5 koloni pada pengenceran 105. Hal
kimia yang ditambahkan, adanya interaksi ini disebabkan proses pengolahan yang
senyawa dengan komponen rasa yang lain akan dilakukan secara aseptis dan dengan adanya
menaikkan rangsangan pada pada produk. perlakuan pemanasan berulang yang diberikan
dapat mematikan mikroorganisme yang sensitif
3.2 Total Mikroba terhadap panas serta merusak sel-sel vegetatif
Hasil Analisa sidik ragam menunjukkan dan spora secara perlahan sehingga mikroba
bahwa perlakuan pemanasan berulang yang sebelumnya telah terpapar panas akan
berpengaruh nyata (p < 0,05) terhadap mengalami kerusakan dinding sel dan setelah 24
penurunan total mikroba pada saus spaghetti jam akan mengalami recorvery kembali
ikan tuna. kemudian akan mati setelah diberi perlakuan
panas berulang (Nursari, Karimuna, & Tamrin,
2016).
3.4 Pemilihan Perlakuan Terbaik
Perlakuan terbaik saus spaghetti ikan
tuna pada penelitian pendahuluan dipilih
berdasarkan hasil uji organoleptik dengan skor
tertinggi dari segi parameter rasa, aroma, dan
warna yakni perlakuan A2 dan hasil pengujian
total mikroba terkecil dari saus spaghetti ikan
tuna. Berdasarkan analisis sidik ragam,
perlakuan pemanasan berulang berpengaruh
Gambar 1. Pengaruh Pemanasan Berulang nyata terhadap penurunan jumlah mikroba pada
terhadap Penurunan Jumlah saus spaghetti ikan tuna. Jumlah mikroba pada
Mikroorganisme pada Saus saus ikan tuna semakin menurun dengan
Spaghetti Ikan Tuna perlakuan pemanasan berulang yang diberikan,
dimana perlakuana A3 dengan perlakuan 3x
Jumlah koloni saus spaghtti ikan tuna tanpa pemanasan mengandung total mikroba lebih
perlakuan pemanasan berulang dalam gelas jar rendah dibanding perlakuan A0, A1 dan A2.
yaitu 0,55 x 105. Perlakuan pemanasan pertama
102
Vol. 1 Issue 2, 20
CANREA JOURNAL E-ISSN :2621-9468
Desember 2018

Namun dengan melihat efisiensi energi yang enak dibandingkan dengan sampel kontrol, hal
digunakan saat pengolahan saus spaghetti ikan ini disebabkan selama masa penyimpanan
tuna dan daya terima panelis (uji organoleptik) senyawa-senyawa yang terkandung di dalam
terhadap saus spaghetti ikan tuna, maka saus spaghetti saling berinteraksi satu sama lain
dipilihlah perlakuan A2 (2x pemanasan) sebagai sehingga menghasilkan rasa yang kompak.
perlakuan terbaik. Selain itu, bahan-bahan yang ditambahkan
selama proses pengolahan, seperti buah tomat
3.5 Pengukuran Perubahan Mutu Saus
dan ikan tuna memberikan cita rasa yang umami
Spaghetti Ikan Tuna Selama Penyimpanan
pada saus spaghetti ikan tuna, hal ini disebabkan
Penelitian utama ini dilakukan untuk adanya kandungan asam glutamat yang
mengamati perubahan mutu saus spaghetti merupakan salah satu asam amino yang
ikan tuna yang dikemas dalam kemasan jar berperan dalam memberikan rasa umami pada
dari segi organoleptik, kimia, fisik dan produk olahan. Hal ini sesuai dengan
mikrobiologi selama kurang lebih 8 minggu pernyataaaan (Subagio, 2006), rasa gurih
dengan suhu penyimpanan 31oC, 38oC dan 45oC. didapatkan dari senyawa asam-asam amino,
Penyimpanan dengan kondisi suhu yang seperti: asam glutamat. (Amalia, 2010),
berbeda ini bertujuan untuk mempercepat menambahkan asam glutamat merupakan
proses kerusakan saus spaghetti ikan tuna sumber rasa umami (gurih) paling dominan dan
sehingga dapat diperkirakan kondisi kritis dari berdampak pada kesempurnaan atau keaslian
interaksi beberapa perlakuan suhu yang dari rasa itu sendiri.
diberikan.
3.7 Analisis pH
3.6 Rasa Pengukuran pH atau derajat keasaman saus
Uji organoleptik parameter rasa saus spaghetti spaghetti ikan tuna bertujuan untuk mengetahui
ikan tuna menggunakan uji beda dari kontrol tingkat keasaman produk selama masa
dengan evaluasi sensori selama 8 minggu penyimpanan. Perubahan pH saus spaghetti ikan
dengan pengujian sampel setiap 14 hari sekali. tuna selama masa penyimpanan dapat dilihat
Perubahan rasa saus spaghetti ikan tuna selama Gambar 3.
masa penyimpanan dapat dilihat Gambar 2.
6

5 5.5
suhu
5 31
Skor Rasa

4
pH

suhu 31 suhu
suhu 38 4.5
3 38
suhu 45 4
2
3.5
1 0 20 40 60
0 20 40 60
Lama Penyimpanan (Hari)
Lama Penyimpanan (Hari)
Gambar 2. Perubahan Rasa Saus Spaghetti
Ikan Tuna Selama Penyimpanan Gambar 3. Perubahan pH Saus Spaghetti Ikan
Tuna Selama Penyimpanan.
Gambar 2. Menunjukkan perubahan aroma
untuk variasi suhu 31OC, 38OC dan 45OC tidak Gambar 3 menunjukkan bahwa secara
terlalu jauh berbeda hingga penyimpanan hari keseluruhan hasil pengukuran pH saus spaghetti
ke- 56. Berdasarkan pendapat beberapa panelis, ikan tuna selama masa penyimpanan
pengujian organoleptik parameter rasa menunjukkan perubahan nilai pH yang
menunjukkan adanya perbedaan rasa pada fluktuatif dengan kisaran nilai pH 4-5. Hal ini
sampel uji dan sampel kontrol pada pengujian dikarenakan pada proses pengolahan tidak ada
hari ke- 42. Perbedaan rasa yang dikemukakan penambahan senyawa asam yang dapat
bukanlah perubahan rasa yang menyimpang, mempertahankan nilai pH saus spaghetti ikan
melainkan perubahan rasa sampel uji yang lebih tuna, sehingga selama masa penyimpanan nilai
103
Vol. 1 Issue 2, 20
CANREA JOURNAL E-ISSN :2621-9468
Desember 2018

pH saus spaghetti ikan tuna fluktuatif. bahan pengawet berupa asam benzoate atau
Penambahan asam pada produk olahan dapat natrium benzoate sehingga pertumbuhan
menurunkan pH yang disertai dengan naiknya mikroba pada saus spaghetti ikan tuna selama
kosentrasi ion hidrogen (H+) dan dijumpai masa penyimpanan tidak dapat dihambat
bahwa pH rendah lebih besar dalam (Tranggono & Sutardi, 1989).
menghambat pertumbuhan mikroorganisme
3.9 Penentuan Titik Kritis
(Tranggono & Sutardi, 1989). Nilai pH saus
spaggetti ikan tuna yang rendah berasal dari Pendugaan umur simpan saus spaghetti ikan
bahan baku utama yang digunakan yaitu buah tuna dapat didekati dengan tiga faktor, yakni
tomat yang mengandung asam-asam organik kandungan mikroba, pH, dan sensori (rasa).
salah satunya yaitu asam sitrat yang berperan Penetapan parameter kritis yang digunakan
dalam menentukan nilai pH produk. dalam pendugaan umur simpan adalah spesifik
untuk masing-masing produk. Pada produk saus
3.8 Total Mikroba spaghetti ikan tuna parameter mutu kritis
kandungan mikroba dan sensori (rasa)
digunakan sebagai pendekatan dalam
pendugaan umur simpan. Kandungan mikroba
pada produk pangan merupakan faktor yang
dianggap penting dalam menetapkan keamanan
produk selama penyimpanan.

3.10 Penetapan Ordo Reaksi


Gambar 4. Perubahan Total Mikroba Saus Kecepatan perubahan mutu setiap parameter
Spaghetti Ikan Tuna Selama saus spaghetti ikan tuna berbeda-beda. Jika laju
Penyimpanan kerusakan terjadi secara konstan atau linier
maka mengikuti ordo reaksi nol. Namun jika
Berdarkan gambar di atas, peningkatan suhu laju kerusakan terjadi secara tidak konstan,
selama masa penyimpanan dapat menyebabkan secara logaritmik atau eksponensial, maka
meningkatnya populasi mikroba (log cfu/ml) mengikuti ordo reaksi satu. Penetapan ordo
pada saus spaghetti ikan tuna. Hasil pengujian reaksi merupakan cara untuk memprediksi
TPC menunjukkan bahwa jumlah mikroba yang penurunan mutu dalam pendugaan umur simpan.
terkandung dalam saus spaghetti ikan tuna Dalam reaksi-reaksi kinetika, penurunan mutu
selama masa penyimpanan masih aman untuk bahan pangan mengikuti ordo nol dan ordo satu.
dikonsumsi yakni 4 – 5,64 log cfu/ml, baik pada Ordo nol dapat dideteksi dengan membuat plot
penyimpanan suhu 31oC, 38oC dan 45oC. Total antara nilai kandungan mikroba/ parameter rasa
mikroba yang terdapat dalam saus spaghetti ikan sebagai sumbu Y dan lama penyimpanan
tuna masih memenuhi persyaratan SNI bumbu sebagai sumbu X. Sedangkan untuk ordo satu
instan pasta, sehingga masih aman untuk dapat dideteksi dengan membuat plot antara
dikonsumsi. Standar jumlah mikroba yang nilai ln nilai kandungan mikroba/ parameter rasa
ditetapkan oleh SNI 01-3709-1995 yaitu untuk sebagai sumbu Y dan lama penyimpanan
jenis bumbu instan pasta adalah 1x106 koloni/ml sebagai sumbu X. Pemilihan ordo reaksi dapat
atau 6,0 log cfu/ml. Kenaikan jumlah mikroba dilihat dengan cara memplotkan data penurunan
pada saus spaghetti ikan tuna disebabkan mutu mengikuti ordo nol dan ordo satu, lalu
kandungan nutrisi yang kompleks di dalam saus dibuat persamaan regresi liniernya. Ordo reaksi
spaghetti ikan tuna, sehingga dapat digunakan dengan nilai R2 yang lebih besar merupakan
mikroba untuk pertumbuhannya. Selain itu, ordo reaksi yang digunakan.
pada proses pengolahan tidak ada penambahan

104
Vol. 1 Issue 2, 20
CANREA JOURNAL E-ISSN :2621-9468
Desember 2018

Tabel 2. Nilai slope, intersep dan determinasi saus spaghetti ikan tuna pada reaksi ordo 0 dan
ordo 1
Suhu Ordo 0 Ordo 1
Parameter
penyimpanan Kemiringan Determinasi Kemiringan Determinasi
Uji Intersept Intersept
(oC) (slope) (k) (R2) (slope) (k) (R2)
31 0.01 1.193 0.701 0.01 0.158 0.668
Rasa 38 0.01 1.187 0.754 0.01 0.154 0.713
45 0.01 1.200 0.671 0.01 0.163 0.644
31 0.025 4.266 0.874 0.005 1.450 0.843
TPC 38 0.026 4.221 0.907 0.006 1.441 0.880
45 0.027 4.288 0.862 0.006 1.455 0.831

3.11 Pendugaan Umur Simpan dapat diduga dengan persamaan Arrhenius


yang diperoleh. Dengan demikian, total unit
Apabila nilai gradien di ln (natural log)-kan
mutu sampai kadaluwarsa dapat dihitung
dan diplotkan dengan 1/T (satuan derajat
Kelvin) atau satu per suhu mutlak maka dengan mengurangkan nilai mutu awal
diperoleh persamaan Arrhenius seperti yang parameter uji (TPC dan rasa) dengan nilai
batas kritis parameter uji (TPC dan rasa).
ditunjukkan pada Tabel 3. Dengan
Perkiraan umur simpan (ts) saus spaghetti ikan
perhitungan kemiringan persamaan regresi
tuna dapat dihitung dengan persamaan
antara nilai ln total mikroba/ rasa dan waktu
ts = [ln(No-Nt)]/KT. Persamaan Arrhenius
pengujian pada tiga tingkat suhu, didapat nilai
saus spaghetti ikan tuna Ln K = Ln Ko-Ea/R
k atau konstanta penurunan mutu produk
(1/T) dapat dilihat pada Tabel 3. Hasil
seperti pada Tabel 3. Secara garis besar nilai
pendugaan umur simpan saus spaghetti ikan
konstanta kecepatan reaksi penurunan mutu
tuna dengan beberapa suhu penyimpanan
(K) pada masing-masing suhu penyimpanan
dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Persamaan Arrhenius penurunan mutu saus spaghetti ikan tuna pada berbagai suhu
penyimpanan
Parameter
T K ln k T Persamaan Linier Persamaan Arrhenius
Uji

(oC) (oK) Ln K vs 1/T (oK) Ln K = Ln Ko-Ea/R (1/T)


-
31 0.01 304
4.514
Y = -158,05x -
- Ln K = - 3,964 -
Rasa 38 0.01 311 3,9643 R2 =
4.411 158,05(1/T)
0,0442
-
45 0.01 318
4.493
-
31 0.005 304
5.249
Y = -467,27x -
- Ln K = -3,7081 -
TPC 38 0.006 311 3,7081 R2 =
5.202 467,27(1/T)
0,9558
-
45 0.006 318
5.182
105
Vol. 1 Issue 2, 20
CANREA JOURNAL E-ISSN :2621-9468
Desember 2018

IV. KESIMPULAN (Ophiocephalus striatus). THPi Student


Journal, 1(1), 33–45.
Perlakuan terbaik saus spaghetti ikan https://doi.org/10.1360/112012-402
tuna pada penelitian pendahuluan yakni Tranggono, & Sutardi. (1989). Biokimia dan
perlakuan A2 (2x pemanasan) dengan skor Teknologi Pasca Panen. Pusat Antar
rasa 4.1 (Suka), aroma 4 (suka) dan warna 3.9 Universitas Pangan Dan Gizi,. Gadjah
(suka), pH 3,99, total asam 0,663 dan Mada University Press. Yogyakarta.
total mikroba log 4,47. Pendugaan umur Tranggono, Sutarji, Haryadi, dan A. Murdiati,
simpan saus spaghetti ikan tuna (perlakuan 1989. Bahan Tambahan Pangan.
A2) menggunakan metode ASLT dengan Proyek Pengembangan Pusat Fasilitas
pendekatan parameter TPC dan analisa sensori Bersama Antar Universitas Pangan
rasa sebagai parameter kritis berturut-turut dan Gizi. UGM, Yogyakarta.
memiliki umur simpan 77 hari dan 266 hari

DAFTAR PUSTAKA

Agarwal, S., & Rao, A. V. (2000). Tomato


lycopene and its role in human health and
chronic diseases. CMAJ.
https://doi.org/10.1016/j.amjsurg.2013.0
9.032
Amalia, F. (2010). Umami sebagai Rasa Dasar
ke-5.
Arpab, M., & Syarief, D. R. (2000). Evaluasi
model-model pendugaan umur simpan
pangan dari difusi hukum fick
unidireksional evaluation of shelf· life
equation models derived . From
unldffiectional fick’s law. Hasil
Penelitian Bul. Teknol. Dan Industri
Pangan Th, 5(3), 45–48.
Hortikultura, D. J. (2011). Renstra Direktorat
Jenderal Hortikultura Edisi Revisi tahun
2010 - 2014.
Nursari, Karimuna, L., & Tamrin. (2016).
pengaruh ph dan suhu pasteurisasi
terhadap karakteristik kimia,
organoleptik dan daya simpan sambal.
Sains Dan Teknologi Pangan, 1(2), 151–
158.
Rugayah, Widjaja, & Praptiwi. (2004).
Pedoman Pengumpulan Data
Keanekaragaman Flora. Bogor: LIPI.
Subagio. (2006). Mengembangkan Terasi
Instan. Food Review Indonesia, 1(4), 34–
36.
Sulthoniyah, S. T. M., Sulistiyati, T. D., &
Suprayitno, E. (2013). Pengaruh Suhu
Pengukusan Terhadap Kandungan Gizi
dan Organoleptik Abon Ikan Gabus

106

Anda mungkin juga menyukai