Anda di halaman 1dari 6

NAMA : Maghrobi Muzzaky Pratama

NIM : 200601095
KELAS : TEKNIK INDUSTRI B SORE

AUDIT MANAJEMEN LINGKUNGAN

1.

Perusahaan A dapat di katakan baik lolos uji audit managemen lingkungan itu persyaratan
atau barometer.nya apa saja
Persyaratan Sistem Manajemen Lingkungan
Menurut Buku Pedoman Tata Keselamatan Kerja Sistem Manajemen
keselamatan dan Kesehatan Kerja Kontraktor Kontrak Kerja Sama terdapat
Persyaratan Umum dan Kebijakan Lingkungan yang ditetapkan BPMIGAS
yaitu:

1. Persyaratan Umum:
- Kontraktor KKS membuat, mendokumentasikan, menerapkan, memelihara
dan menyempurnakan SML secara berkelanjutan sejalan dengan
persyaratan Standar Internasional dan menentukan bagaimana
dipenuhinya persyaratan-persyaratan tersebut.
- Kontraktor KKS menentukan dan mendokumentasikan ruang lingkup dari
SML.
2. Kebijakan Lingkungan
Pimpinan puncak menentukan kebijakan lingkungan Kontraktor KKS dan
memastikan bahwa kebijakan ini:
a. sesuai dengan sifat, skala dan dampak lingkungan dari kegiatan, produk
dan jasanya,
b. mencakup komitmen untuk penyempurnaan berkelanjutan dan
pencegahan pencemaran,
c. mencakup komitmen untuk mematuhi persyaratan hukum yang berlaku
dan persyaratan lain yang terkait dengan kegiatan Kontraktor KKS
tersebut yang berhubungan dengan aspek lingkungan,
d. memberikan kerangka kerja untuk menyusun dan mengkaji tujuan dan
sasaran Iingkungan,
e. didokumentasikan, diterapkan dan dipelihara,
f. dikomunikasikan ke semua orang yang bekerja untuk atau atas nama
Kontraktor KKS, dan
g. terbuka untuk umum.
2.

Berilah contoh perusahaan yang telah melakukan pembuangan limbah baik itu udara darat
maupun air

1. Contoh Audit Lingkungan yang dilaksanakan pada suatu perusahaan.


PT. Barito Pasific Timber Tbk, dan PT. Binajaya Roda Karya telah memperoleh akreditasi
ISO 14001, standar internasional untuk sistem manajemen lingkungan (EMS). Akreditasi
diberikan pada tanggal 20 maret 2000 dan berlaku selama 3 tahun dari tanggal tersebut
“sesuai dengan implementasi berkesinambungan yang memuaskan dari sistem
manajemen operator” (BVQIISO 14001 Sertifikat 66596). BVQI (Bureau Verlitas Quality
Internasional)
Meskipun tinjauan lingkungan awal (Initial Environmental Review) yang dilaksanakan
sebagai bagian dari proses ISO 14001, departemen lingkungan perusahaan mengeluarkan
laporan foto yang memperinci contoh-contoh dari kegiatan manajemen tidak baik yang
mendapat perhatian selama pemeriksaan. Laporan ini didistribusikan kepada kepala-kepala
departemen dengan instruksi agar memperbaiki keadaan ini. Audit internal dilaksanakan
bulan Juli 2000 yang berlaku sebagai mekanisme untuk menjamin bahwa semua perbaikan
telah dilakukan dan mengidentifikasi perbaikan yang masih belum selesai atau baru.
Tujuannya adalah untuk membuat laporan foto lanjutan berdasarkan audit bulan Juli.
Tetapi sejauh ini belum tercapai. Selama audit juga banyak contoh pelaksanaan manajemen
tidak bagus yang didapat dari laporan foto, ternyata masih dijumpai di lingkungan
perusahaan.
BVQI melaksanakan audit eksternal EMS selama bulan Agustus 2000, dan selama itu ada
beberapa poin persoalan yang mendapat perhatian, yaitu:
a. Kontrol debu yang tidak layak,
b. Total Padatan Tersuspensi (TSS) di log pond masih terlalu tinggi. Rencana-rencana kerja
untuk mengurangi polusi logpond perlu diperbaiki,
c. Mengurangi limbah kayu dan memperbaiki tingkat pemulihan kayu di areal utama yang
memerlukan perbaikan segera, dan
d. Tidak adanya bukti pengawasan emisi cerobong asap, bau atau pengawasan vibrasi.
Temuan Audit :
a. Limbah Kayu

Limbah kayu merupakan persoalan kritis di PT. Barito Pacific Timber Tbk. dan PT.
Binajaya Rodakarya, dan diidentifikasi BVQI sebagai salah satu dari persoalan-persoalan
utama yang memerlukan perhatian melalui EMS ISO 14001. Selama tinjauan lapangan
terdapat banyak buangan dari sumber alamiah, yaitu kayu, selama proses produksi. Hal
ini meliputi:
• Kayu yang dibuang selama proses penggergajian dalam jumlah banyak.
• Jumlah kayu gelondongan yang membusuk sebelum dipakai. Kebijakan
“pertama datang, pertama diolah” (first in first out) harus
diimplementasikan agar kayu digunakan sebelum rusak.
• Kerusakan kayu gelondongan karena kulit kayu dibiarkan melekat,
membiarkan vetebrata merusak log-log yang menyebabkan tingkat
pemulihan rendah.
• Sejumlah besar produk akhir, terutama kayu papan, ditumpuk di tempat
terbuka dalam jangka waktu yang lama dan kemungkinan tidak bisa dijual.

Kebanyakan kulit kayu dan beberapa limbah kayu lain saat ini dibuang ke tanah rawa
untuk mereklamasi tanah tersebut. Areal ini kelihatannya tidak memiliki tumbuhan
dan dari segi estetika tidaklah menarik. Selain itu, areal-areal yang sebelumnya dipakai
untuk pembuangan limbah kayu nampaknya tidak ber- regenerasi dengan cepat, dan
pembakaran secara bebas menimbulkan persoalan kualitas udara.

Rekomendasi : Limbah Kayu


Manajemen seharusnya menanggapi persoalan limbah kayu sebagai sesuatu yang
bersifat mendesak karena hal ini merupakan persoalan yang berhubungan langsung
dengan kelangsungan akreditasi ISP 14001. Hal ini harus menggabungkan tinjauan
menyeluruh dari rata-rata pemerolehan kayu berdasarkan semua proses dari saat
kedatangan kayu sampai pada pengolahan akhir, dan juga keefektifan mesin pengolahan
yang digunakan. Hasil-hasil tinjauan ini bisa dipakai untuk mengidentifikasikan areal-
areal yang mempunyai buangan terbesar dan bisa dipakai untuk meningkatkan rata-rata
pemerolehan. Distribusi kayu harus juga diperhatikan, karena sejumlah besar kayu
olahan di lapangan nampaknya ditimbun dalam jangka waktu lama, yang terbuka bagi
elemen-elemen tersebut. Akibatnya, tumpukan-tumpukan ini akan berkurang nilainya.

b. Air

Fasilitas perusahaan PT. Barito Pacific Timber Tbk. dan PT. Binajaya Rodakarya letaknya
berdekatan dengan sejumlah anak sungai. Di sebelah timur, pabrik berbatasan dengan,
dan menggunakan, sungai Barito. Di sebelah utara adalah sungai Andjir Soebardjo.
Handil Sungai Barito, anak sungai kecil dari sungai Barito, mengalir ke arah timurlaut
dari pabrik. Areal pabrik dan daerah luar kota di sekelilingnya rendah letaknya dan
mudah kebanjiran. Kepada auditor ditunjukkan keseimbangan air semua areal
pengolahan pabrik (kecuali penggergajian yang tidak menggunakan air dalam
aktifitasnya). Keseimbangan air menunjukkan bahwa sebagian air pengolahan dipompa
dari sungai Barito.

Staf lapangan menunjukkan bahwa mereka tidak menemukan adanya kontaminasi air
permukaan yang berhubungan dengan pabrik. Namun demikian, selama tinjauan ke
lokasi tercatat adanya kontaminasi hidrokarbon sungai Barito di sekitar log pond dan
areal penggergajian. Lapisan minyak di permukaan air berasal dari derek, rel conveyor
dan chainsaw tarik. Terdapat sejumlah minyak dan pelumas di bawah peralatan ini, yang
tidak mempunyai tempat pengeringan lain selain log pond dan sungai. Sungai Barito juga
dipakai para staf untuk mandi dan mencuci. Sabun dan deterjen akan mengkontaminasi
sungai. Selain itu, di sungai juga ditemukan sampah. Tidak jelas darimana asalnya, bisa
saja berasal dari lokasi-lokasi lain.

Rekomendasi : Polusi Log Pond

Ada program untuk menanggulangi polusi di log pond dengan melewatkan air melalui
pemisah minyak/air di lokasi. Tetapi sistem yang diprogramkan beroperasi pada bulan
Agustus 2000 saat ini baru selesai 50%. Persoalan ini harus ditanggapi sebagai sesuatu
yang bersifat mendesak karena BVQI menyoroti polusi di log pond

c. Kualitas Udara

Debu merupakan persoalan diberbagai lokasi, tetapi yang terparah terdapat di areal
pembuatan particleboard dan pabrik kayu lapis. Tidak ada pengawasan debu yang
dilaksanakan saat ini, walaupun debu membahayakan lingkungan dan kesehatan serta
keamanan. Selain itu, bahan kimia yang digunakan dalam proses pembuatan lem dan
penggunaan lem, baik di pabrik kayu lapis atau di areal pembuatan particleboard
menimbulkan persoalan kualitas udara. Sejumlah cerobong asap di lapangan
berhubungan dengan ketel yang menjalankan diesel, pembakaran limbah kayu dan debu
gergajian, dan juga tempat pembakaran buangan limbah. Cerobong-cerobong ini
menghasilkan asap pencemar dalam jumlah yang besar dan karenanya memerlukan
pengawasan. Program pengawasan cerobong asap telah tertinggal oleh program EMS
saat audit. Pengawasan dilakukan oleh BPPI tetapi hasilnya belum tersedia.

Areal luas yang sebelumnya digunakan sebagai lahan penimbunan kulit kayu dan limbah
kayu, sebagai bagian dari upaya reklamasi sebagian tanah rawa di lokasi, dibakar.
Aktifitas ini menyebarkan banyak asap ke atmosfer.

BVQI mencatat tidak ada pengawasan vibrasi atau bau yang dilaksanakan saat ini.
Perusahaan mengalami kesulitan dalam mengorganisasi pengawasan karena hanya dua
organisasi di Indonesia yang dianggap mampu melakukan monitoring jenis ini.
Organisasi-organisai ini didekati dan diminta untuk melaksanakan pengawasan
tersebut pada tanggal 20 Oktober 2000. Tanggal itu telah berlalu tetapi monitoring
tersebut tidak pernah dilaksanakan.

-Rekomendasi : Pengawasan Kualitas Udara


Pengawasan kualitas udara harus dilaksanakan dan hasilnya ditindaklanjuti seperti yang
ditentukan, dengan mengurangi jumlah bahan kimia yang dilepaskan ke atmosfer,
terutama formalin.
-Rekomendasi : Bau dan Vibrasi
Persiapan yang mantap dengan dua organisasi yang dianggap potensial sebagai
pengawas bau dan vibrasi harus dibuat agar pengawasan bisa dilaksanakan sesegera
mungkin.
-Rekomendasi : Pengawasan Cerobong Asap
Hasil-hasil dari pengawasan cerobong asap yang dilaksanakan bulan Oktober 2000 harus
diperoleh dan ditindaklanjuti sebagaimana diharuskan. Program pengawasan cerobong
harus meliputi pengambilan sampel dari (inter alia) generator, alat pembakaran, dan
ketel.
3.

Indikasinya apa perusahaan tersebut tidak menyalagunakan pembuangan limbah?

Kebijakan Manajemen PT Chevron Pacific Indonesia


Menurut hasil analisa penulis, PT CPI memiliki kebijakan manajemen yang
tepat terkait dengan kebijakan kesehatan, lingkungan dan keselamatan. Yaitu:
- PT Chevron Pacific Indonesia memiliki komitmen untuk senantiasa memakai,
mencegah, dan memperkecil setiap dampak buruk terhadap lingkungan dalam
tatanan nilai “The Chevron Way/ Cara Chevron”
- Menerapkan proses zero w ater discharge pada air terproduksi sebelum dibuang
ke lingkungan:
Yaitu usaha minimalisasi yang dapat dilakukan dengan memasukkan kembali air
terproduksi ke dalam sumur yang sudah tidak berproduksi, disebut juga w ater
injection. Limbah tersebut diolah terlebih dahulu dengan bahan-bahan kimia
sebelum air di buang ke lingkungan sekitar, sehingga air tersebut bebas dari
kontaminan minyak yang berbahaya.
- Pelaporan hasil pengukuran dan pemantauan
PT CPI harus melapor kepada Dirjen Migas, apabila terjadi tumpahan minyak
lebih dari
15 Barrel) dalam bentuk laporan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3)
sesuai dengan surat edaran Kepala Dinas Keselamatan Kerja dan Kalibrasi
Direktorat Minyak dan Gas Bumi No. 253/KKP/KK/DMGB/75).
- Pengelolaan Lingkungan
Salah satu upaya untuk mengurangi dampak lahan kritis yang berpotensi erosi
dalam pengelolaan air terproduksi adalah memanfaatkan Tandan Kosong
Kelapa sawit (TKKS) tandan kosong sebagai media penghijauan.
PT Chevron Pacific Indonesia memiliki sertifikasi lingkungan sendiri dalam hal
standar manajemen lingkungan yaitu Operational Excellence M anagm ent System
(OEM S). Sertifikasi tersebut telah selaras dengan standar internasional, dan
disahkan oleh Lloyd’s Register Quality Assurance, Inc. (LRCA), penguji kualitas
dan sistem manajemen lingkungan terkemuka di dunia yang telah selaras
dengan standar-standar yang diakui secara internasional.

Pengolahan Limbah Air Terproduksi


Pengolahan limbah cair air terproduksi yang dilaksanakan oleh PT Chevron
Pacific Indonesia adalah sebagai berikut:
- Proses pengolahan air terproduksi PT Chevron Pacific Indonesia
menggunakan metode Reverse Osm osis (RO) yang cukup efektif dan ekonomis
dalam mengolah kontaminan air terproduksi.
- Kegiatan perminyakan yang biasanya menghasilkan air terproduksi adalah
kegiatan produksi sumur-sumur minyak dan gas bumi. Sumur-sumur produksi
mengalirkan minyak ke stasiun pengumpul (Gathering Station/GS). Di Areal
Kotabatak-Petapahan terdiri dari 5 GS, yaitu Kotabatak GS, Petapahan GS,
Suram GS, Lindai GS, Langgak GS.
- Proses produksi yang dilakukan di Minas GS adalah melakukan pemisahan
minyak, gas, dan air terproduksi. Minyak hasil pemisahan (crude oil) akan
ditampung di oil tank untuk kemudian diekspor melalui pelabuhan Dumai.
Pada awalnya produksi migas dari sumur produksi dialirkan ke gas boot
(tempat pemisah air dan gas) untuk dipisahkan antara gas dan liquid. Gas yang
berhasil dipisahkan kemudian dialirkan ke kompresor untuk diolah menjadi
gas sumber energi (pembangkit listrik) jika didapat potensi gas yang cukup
untuk diproduksi. Liquid yang berhasil dipisahkan dari gas boot, kemudian
dialirkan ke w ash tank untuk dipisahkan (separasi) antara minyak dan air
berdasarkan prinsip gravitasi. Minyak kemudian dialirkan ke tanki
penampung (shipping tank) untuk dikapalkan/dijual, sedangkan air
terproduksi dialirkan ke clarifier tank (tangki sisa zat padat) dibawa ke kolam
buangan menuju cooling pit dan kemudian dibuang kehutan. Secara sederhana
proses pemisahan minyak, gas, dan air terproduksi di GS yang terdapat di
Lapangan Minas disajikan pada
- Pada air terproduksi yang dihasilkan kemudian diinjeksikan kembali ke
reservoar dengan proses zero w ater discharge, air bertekanan ini diinjeksikan
pada perut bumi melalui sumur injeksi dan menjadi air terproduksi dengan
menggunakan sistem pemompaan yang disediakan di GS.

Anda mungkin juga menyukai