Anda di halaman 1dari 11

Forum Ilmu Sosial 46 (2), December 2019, pp.

154-164
ISSN 1412-971X (print), ISSN 2549-0745 (online)
DOI: https://doi.org/10.15294/fis.v46i2.22519 ©Faculty of Social Science, Universitas Negeri Semarang

Kontribusi Mahasiswa Jurusan Geografi Universitas Ivet di


Semarang dalam Pelestarian (Konservasi) Lingkungan
Kampus
Siti Nurindah Sari Universitas Ivet, Indonesia

Abstract
Saat ini seluruh dunia tengah menghadapi problematika serius terkait lingkungan hidup. Degradasi
lingkungan terjadi dimana-mana akibat dari pembangunan dan pola perilaku yang dilakukan oleh
manusia dalam kehidupan sehari-hari yang semakin menunjukkan ketidak berpihakannya kepada
lingkungan, yang tercermin dalam pembangunan gedung-gedung yang tidak mengindahkan kaidah
lingkungan, penggunaan bahan bakar fosil yang semakin pasif, kebiasaan membuang sampah yang
tidak pada tempatnya, penggunaan energi yang tidak berwawasan ekoefisiensi, dan lain sebagainya.
Melihat kondisi ini, upaya konservasi lingkungan merupakan sebuah keniscayaan guna menjamin
keberlanjutan lingkungan hidup di bumi. Dalam wacana konservasi, pendidikan menjadi agen dan aktor
penting dalam merealisasikan visi keberlanjutan lingkungan, karena di lingkungan pendidikan
konservasi tidak hanya diajarkan melainkan juga diimplementasikan secara konkret. Bukti autentik dari
statement tersebut yaitu adanya peran mahasiswa dalam upaya konservasi lingkungan di lingkungan
kampus, salah satunya yaitu peran mahasiswa Prodi Pendidikan Geografi Universitas Ivet di Semarang.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran mahasiswa Prodi Pendidikan Geografi Universita Ivet
di Semarang dalam melestarikan lingkungan kampus. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif
yang menggunakan sumber data primer dan sekunder. Pengumpulan data dilakukan dengan metode
observasi, wawancara, kuisioner, dan dokumentasi. Adapun teknik analisis data yang digunakan yaitu
metode analisis interaktif dari Miles dan Huberman. Dari penelitian ini diperoleh hasil bahwa
mahasiswa Geografi Universitas Ivet di Semarang memiliki kontribusi yang besar dalam mewujudkan
kelestarian lingkungan kampus yang sesuai dengan peran dan tanggung jawabnya sebagai agent of
change, iron stock, dan social control. Bentuk konkret dari peran tersebut tercermin dari perilaku
mahasiswa yang terdiri atas komponen perlindungan lingkungan, pengawetan lingkungan, dan
pemanfaatan lingkungan.
Keywords
Konservasi ; Kontribusi; Lingkungan; Mahasiswa; Universitas Ivet Semarang

PENDAHULUAN arti antroposentris yang diagung-


Saat ini, lingkungan hidup tengah agungkannya. Antroposentris yang diagung-
mengalami sakit yang luar biasa karena agungkan manusia tak lain hanyalah sebuah
semakin parahnya serangan virus-virus dan perspektif picik yang digunakannya untuk
penyakit berupa berbagai problematika menghalalkan segala tindakannya terhadap
lingkungan baik yang berupa eksploitasi lingkungan sehingga dapat menguasai
sumber daya alam, pencemaran, punahnya lingkungan secara penuh (Reuter, 2015).
keanekaragaman hayati, bencana alam, Manusia salah kaprah dalam memaknai
ataupun terganggunya siklus kehidupan dan antroposentris yang seharusnya implikasi dari
materi (Gurung, 1993; Wals, 1996). Virus paham tersebut adalah adanya tanggung
dan penyakit berupa degradasi lingkungan jawab manusia secara penuh untuk
tersebut menyebar di seluruh negara di mengelola lingkungan secara bijaksana
dunia, baik di dunia barat maupun di negara sesuai kewajiban yang diamanatkan oleh
dunia ketiga yang disebabkan oleh Tuhan baginya sebagai khalifah di bumi
kesalahpahaman manusia dalam memaknai (Nasr, 1990).

Email correspondence: sitinurindahsarie@gmail.com.


Received: October 18, 2019; Accepted: December 1, 2019; Published: December 16, 2019.
Sari / Kontribusi Mahasiswa Jurusan Geografi Universitas Ivet di Semarang dalam Pelestarian (Konservasi)... 155

Konsekuensi dari kesalahpahaman semakin parahnya pencemaran lingkungan.


tersebut adalah adanya perilaku manusia Di sisi lain, kemiskinan dan rendahnya
yang memperlakukan lingkungan sebagai kesadaran masyarakat di negara berkembang
objek komoditi semata yang dapat menjadi akar dari seluruh problematika
dieksploitasi sesuka hatinya tanpa lingkungan berupa eksploitasi sumber daya
menghiraukan keberlanjutan dan alam, pencemaran lingkungan tanah dan air,
ketersediannya untuk generasi yang akan perburuan satwa liar, berkembangnya wabah
datang (Rachman, 2012). Kemudian, penyakit, dan munculnya slum area di
pembangunan dan pola perilaku yang berbagai tempat (Eucharia, 2012).
dilakukan oleh manusia dalam kehidupan Kondisi degradasi lingkungan juga terjadi
sehari-hari juga semakin menunjukkan di Indonesia, dan kondisinya sungguh
ketidakberpihakannya kepada lingkungan, menunjukkan sebuah ironi. Indonesia sebagai
yang tercermin dalam pembangunan gedung- negara yang memiliki megabiodiversitas pada
gedung yang tidak mengindahkan kaidah saat ini menjadi perhatian dunia karena
lingkungan, penggunaan bahan bakar fosil tingkat kerusakan lingkungan dan
yang semakin masif, kebiasaan membuang kepunahan habitat semakin menunjukan
sampah yang tidak pada tempatnya, angka yang serius (Ardhana, 2010; Kumurur,
penggunaan energi yang tidak berwawasan 2002; Misnawati, 2013; Mumpuni, Susilo
ekoefisiensi, dan lain sebagainya (Armawi, dan Rohman, 2015; Samedi, 2015).
2013; Wiryono, 2013). Kondisi ini pada Berdasarkan statistik lingkungan Indonesia
akhirnya menyebabkan degradasi lingkungan tahun 2017, disebutkan bahwa kerusakan
semakin intensif dan mengancam lingkungan di Indonesia sudah semakin
keberlanjutan kehidupan manusia. parah yang dibuktikan oleh adanya 343 titik
Sejatinya, seluruh negara turut sungai memburuk. Kemudian, adanya bukti
berkonstribusi dalam rusaknya lingkungan lain bahwa nilai Indeks Kualitas Udara (IKU)
hidup di dunia ini. Seiring berkembangnya di Indonesia semakin menurun dari tahun ke
waktu, jumlah penduduk dunia semakin tahun. Selanjutnya, angka deforestasi hutan
meningkat dan kondisi tersebut tentunya di Indonesia pada tahun 2013-2015
membawa konsekuensi terhadap mencapai 1,09 juta hektar, dan pada tahun
peningkatan kebutuhan akan bahan pangan 2014, total emisi gas rumah kaca Indonesia
dan lahan (Afandi, 2013; Lailia, 2014; mencapai 1.808 juta ton CO2e. Angka ini
Najwan, 2012). Di negara maju, dengan mengindikasikan adanya peningkatan emisi
bermodalkan kemajuan teknologi yang gas secara konstan dari tahun 2000-2013
semakin canggih dan mutakhir pembangunan yang mencapai 3,5 persen setiap tahunnya
dapat dilakukan semakin masif dan progresif (BPS, 2017).
akan tetapi pembangunan tersebut kering Berdasarkan fenomena tersebut, maka
akan nilai-nilai dan kaidah lingkungan. adanya wacana konservasi lingkungan
Kemudian, pola produksi dalam aktivitas merupakan sebuah keniscayaan. Konservasi
industri yang kian meningkat pesat telah merupakan usaha untuk melestarikan atau
menyebabkan deplesi sumber daya dan mengawetkan daya dukung, mutu, fungsi,
156 Forum Ilmu Sosial 46 (2), December 2019, pp. 154-164

dan kemampuan lingkungan secara menjawab tantangan tersebut, pendidikan


seimbang melalui pemanfaatan secara digadang-gadang menjadi agen terbaik
bijaksana sehingga terjamin kesinambungan dalam konservasi lingkungan yang
ketersediaannya (UU Nomor 32 Tahun diimplementasikan melalui pendidikan
2009). Konservasi merupakan sebuah upaya karakter lingkungan (puduli Lingkungan)
untuk meluruskan paradigma antroposentris atau pendidikan konservasi yang memiliki
yang diyakini oleh manusia yang selama ini substansi penanaman penanaman dan
telah keliru dan telah melenceng jauh dari rel pemupukan nilai-nilai pengetahuan, sikap,
Tuhan. Konservasi lingkungan berarti upaya dan keterampilan mengenai lingkunga
untuk mengartikulasikan kembali tatanan (Gurung, 1994). Pendidikan layaknya
hubungan antara manusia dan lingkungan sebuah fase ditengah gurun Sahara yang
sehingga manusia menyadari akan menyuguhkan pembelajaran konservasi bagi
pentingnya berbuat baik terhadap lingkungan manusia yang kering dan dahaga akan nilai-
(Darmanto, 2011). nilai dan karakter lingkungan (Muranen,
Wacana konservasi akan mampu 2014). Melalui pendidikan lingkungan yang
mempengaruhi aspek ilmu pengetahuan, baik dan berkualitas, upaya mewujudkan
sosial, budaya, politik, ekonomi, serta lingkungan yang lestari dan berkelanjutan
berbagai faktor di dunia. Wacana konservasi bukanlah sebuah mimpi yang tipis, dan akan
membangkitkan kesadaran baru di berbagai menjadi cita-cita yang mulia dalam rangka
kalangan akan pentingnya pelestarian menciptakan kehidupan yang harmonis
lingkungan dan sumber daya alam. Wacana antara manusia dan lingkungan (Zakharova,
konservasi merupakan jalan satu-satunya Liga, & Sergeev, 2015).
untuk mewujudkan kembali lingkungan hidup Upaya konservasi melalui jalur
yang lestari dan seimbang. Konservasi pendidikan telah banyak diimplementasikan
merupakan jawaban dari seluruh di dunia. International Conference on
problematika lingkungan yang ada untuk Environmental Education di Tbilisi pada tahun
menciptakan harmonisasi antara manusia 1977 menjadi tonggak awal konservasi di
dengan lingkungan. Konservasi tidak dunia pendidikan yang menghasilkan sebuah
sesempit seperti yang ada dalam benak formulasi dan endorsment tujuan, sasaran,
sebagian manusia yang pragmatis, yang dan panduan prinsip, serta strategi dari
berperspektif bahwa konservasi hanya untuk Environmental Education (UNESCO, 1985).
lingkungan, akan tetapi sebaliknya, Di Indonesia, upaya konservasi melalui
konservasi merupakan sebuah upaya untuk pendidikan telah diimplementasikan dalam
melindungi lingkungan bagi manusia itu berbagai jenjang dan jalur pendidikan dari
sendiri melalui sekutiritisasi dan penjaminan jenjang dasar hingga pendidikan tinggi, dari
terhadap keberlanjutan sumberdaya serta jalur pendidikan formal, nonformal, maupun
lingkungan. informal.
Tantangan terbesar dalam konservasi Salah satu institusi pendidikan yang
adalah bagaimana caranya mempengaruhi mengimplementasikan upaya konservasi
perspektif dan perilaku masyarakat. Untuk melalui pendidikan adalah Prodi pendidikan
Sari / Kontribusi Mahasiswa Jurusan Geografi Universitas Ivet di Semarang dalam Pelestarian (Konservasi)... 157

geografi Universitas ivet Semarang. Sebagai hipotesis yang telah dirumuskan sebelum
salah satu institusi pendidikan tinggi, penelitian dilaksanakan.
Universitas ivet Semarang ikut andil bagian Lokasi penelitian ini dilakukan di
dalam mengatasi berbagai problematika lingkungan prodi pendidikan geografi
lingkungan yang ada melalui upaya-upaya Universitas Ivet Semarang. Fokus Penelitian
konservasi lingkungan, terutama yaitu ini adalah bentuk kontribusi mahasiswa Prodi
dilakukan oleh mahasiswa prodi pendidikan Pendidikan geografi Universitas Ivet dalam
geografi. Selain berkewajiban dalam ranah upaya konservasi lingkungan kampus.
akademik, mahasiswa prodi pendidikan Penelitian ini menggunakan sumber data
geografi Universitas Ivet Semarang telah primer yang diperoleh melalui penelitian di
ambil bagian dalam usaha-usaha konservasi lapangan yang dikumpulkan melalui proses
lingkungan baik di dalam maupun di luar wawancara, penyebaran kuisioner, observasi,
kampus. Untuk itu, perlu diketahui dan dokumentasi. Adapun sumber data
bagaimana kontribusi mahasiswa prodi sekunder diperoleh dari dokumen tertulis
pendidikan geografi Universitas Ivet di yang dapat berupa buku dan majalah ilmiah,
Semarang dalam upaya konservasi baik cetak maupun elektronik, sumber dari
lingkungan. arsip, dokumen pribadi dan dokumen resmi.
Metode analisis data yang digunakan dalam
METODOLOGI penelitian ini adalah analisis kualitatif dengan
Penelitian ini dilakukan dengan melaksanakan interaksi data menurut Miles
pendekatan kualitatif, pendekatan kualitatif dan Huberman (1994: 15-19). Data yamg
dipandang efektif, karena penelitian ini diperoleh dari laporan berupa data kualitatif
diarahkan pada pengkajian mengenai dan dari data tersebut diolah dengan model
kontribusi mahasiswa Prodi Pendidikan interaktif. Langkah-langkah model interaktif
Geografi Universitas Ivet di Semarang dalam meliputi empat aktivitas, yaitu pengumpulan
upaya konservasi lingkungan kampus. data, reduksi data, penyajian data, dan
Penelitian ini bertujuan untuk menggali verifkasi data.
sejauh mana kontribusi mahasiswa prodi Gambar 1. Bagan Analisis Data
pendidikan geografi Universitas Semarang
dalam upaya konservasi lingkungan kampus. Pengumpulan Penyajian
Data Data
Selanjutnya semua keadaan dijelaskan secara
rinci, jelas dan objektif. Alasan kedua adalah, Redu
penelitian tidak untuk menguji teori atau ksi
Data
konsep, melainkan lebih bersifat
memaparkan kondisi nyata yang terjadi
berkaitan dengan aktifitas mahasiswa di
Simpulan/
kampus dalam upaya konservasi lingkungan, Verifikasi
sehingga pola pikir yang digunakan adalah
bersifat induktif, yaitu bahwa pencarian data Sumber: Milles dan Huberman 1994.
bukan dimaksudkan untuk membuktikan
158 Forum Ilmu Sosial 46 (2), December 2019, pp. 154-164

PEMBAHASAN tidak lain adalah bentuk konkret atau


Kontribusi Mahasiswa dalam Usaha implementasi dari substansi teori-teori
Konservasi Lingkungan lingkungan yang dipelajarinya dibangku
Mahasiswa Prodi pendidikan geografi di kuliah. Maka upaya konservasi lingkungan
Semarang memiliki kontribusi yang besar merupakan bentuk pembelajaran yang
dalam mewujudkan kelestarian lingkungan kontekstual bagi mereka. Upaya konservasi
kampus. Hal ini karena mahasiswa sadar lingkungan yang dilakukan oleh mahasiswa
akan pentingnya menjaga kelestarian Geografi adalah bukti bahwa mahasiswa
lingkungan kampus agar tetap nyaman dan tidak hanya menguasai teori, melainkan juga
mendukung proses belajarnya dalam mempraktikkan langsung teori-teori yang
menimba ilmu. Paradigma mahasiswa dikuasainya.
sebagai bagian dari lingkungan kampus Konservasi lingkungan yang dilakukan
menjadi motivasi bagi mahasiswa untuk oleh mahasiswa Geografi menjadi salah satu
selalu menjaga lingkungan kampus karena pembuktian dari mahasiswa sesuai dengan
kerusakan lingkungan kampus akan peran dan tanggungjawabnya sebagai agent
berdampak buruk terhadap diri mahasiswa. of change, iron stock, dan social control.
Upaya konservasi lingkungan merupakan Sebagai agent of change mahasiswa
tanggung jawab dan kewajiban bagi seluruh merupakan agen perubahan yang menjadi
umat manusia sebagai khalifah di bumi. pelopor bagi masyarakat dan warga kampus
Pelestarian lingkungan merupakan wujud di sekitarnya untuk bertransformasi menjadi
sikap amanah dari manusia sebagai yang lebih baik. Jika masyarakat dan warga
pemimpin di bumi yang bukan berarti kampus di sekitarnya memiliki kesadaran dan
sebagai pemimpin manusia bebas untuk aksi yang rendah dalam upaya konservasi
menguasai dan mengekploitasi bumi, lingkungan, maka mahasiswa Geografi
melainkan manusia harus menjadi pelindung Universitas Ivet Semarang menjadi pelopor
bagi bumi. Hal ini sangat dipahami oleh perubahan bagi orang disekitarnya untuk
mahasiswa pendidikan geografi Universitas berubah menjadi insan yang peduli terhadap
Ivet di Semarang. Sebagai mahasiswa lingkungan. Peran mahasiswa dalam upaya
mereka memahami bahwa keberlanjutan konservasi lingkungan menjadi teladan yang
lingkungan di bumi sangat bergantung nyata bagi orang disekitarnya yang akan
kepada manusia sebagai aktor utama yang memotivasi mereka untuk turut serta
mengelolanya. Oleh karena itu manusia harus berkontribusi bagi kelestarian lingkungan.
senantiasa berperilaku baik terhadap Mahasiswa Geografi menjadi katalisator
lingkungan di bumi dengan cara melestarikan perubahan untuk mengubah paradigma
dan menjaga keberlanjutannya. warga kampus untuk memiliki sense of
Sebagai mahasiswa Geografi, konsevasi environmentality dan menjadi penggerak bagi
lingkungan merupakan bagian dari proses warga kampus untuk melakukan aksi nyata
belajarnya untuk meingkatkan kualitas dan dalam konservasi lingkungan.
kapabilitas dirinya. Konservasi lingkungan Sebagai iron stock, mahasiswa Geografi
yang dilakukan oleh mahasiswa Geografi Universitas Ivet di Semarang merupakan
Sari / Kontribusi Mahasiswa Jurusan Geografi Universitas Ivet di Semarang dalam Pelestarian (Konservasi)... 159

calon pemimpin masa depan penerus estafet agar tetap terimplementasi dengan baik di
perjuangan bangsa Indonesia. Oleh karena lingkungan kampus.
itu, upaya konservasi lingkungan yang
dilakukan oleh mahasiswa Geografi Bentuk Kontribusi Mahasiswa dalam Usaha
Universitas Ivet di Semarang merupakan Pelestarian Lingkungan Kampus
salah satu bentuk manifestasi dari Kontribusi mahasiswa Prodi pendidikan
mahasiswa untuk menjaga lingkungan agar geografi Universitas Ivet di Semarang
tetap lestari hingga anak cucu nanti. Upaya terhadap kelestarian lingkungan kampus
konservasi lingkungan yang dilakukan direalisasikan melalui berbagai kegiatan
mahasiswa Geografi merupakan salah satu sehari-hari di lingkungan kampus. Upaya-
ikhtiar dan tawakkalnya sebagai pemimpin upaya konservasi lingkungan yang dilakukan
masa depan yang peduli akan kelestarian tercermin dalam kegiatan di dalam kelas
lingkungan dan tidak berperilaku eksploitatif maupun di luar kelas, baik oleh masing-
terhadap lingkungan. Pemimpin yang selalu masing individu ataupun kelompok. Wujud
memperhatikan dampak lingkungan dari peran mahasiswa dalam kelestarian
setiap kebijakan pembangunan yang lingkungan dapat dilihat melalui berbagai
diikhtiarkannya kelak. Maka apa yang perilakunya dalam kegiatan akademik,
dilakukan oleh mahasiswa saat ini kemahasiswaan, maupun kegiatan mandiri di
merupakan bentuk dari upaya habituasi dan dalam dan di luar kelas. Mahasiswa
proses pengembangan diri sebagai modal menyadari betul mengenai prinsip ekologi
untuk mengarungi masa depannya sebagai sehingga mampu mengimplementasikan
pemimpin bangsa. prinsip-prinsip tersebut dalam setiap aktivitas
Sebagai social control, mahasiswa di lingkungan kampus.
merupakan aktor yang selalu memantau Dalam penelitian ini, untuk mengetahui
setiap kebijakan dan implementasinya di peran mahasiswa dalam mewujudkan
masyarakat. Jika dikorelasikan dengan kelestarian lingkungan kampus digunakan
kontribusinya sebagai social control, tiga indikator konservasi lingkungan. Indikator
mahasiswa Geografi berperan untuk ini diadopsi dari prinsip konservasi
mencegah berbagai kerusakan lingkungan lingkungan yang terdiri atas tiga komponen
yang terjadi di kampus yang disebabkan oleh konservasi lingkungan menurut Takdir
kebijakan kampus ataupun perilaku warga Rahmadi (2011) yang meliputi: upaya
kampus yang tidak pro terhadap lingkungan. perlindungan lingkungan, upaya pengawetan
Mahasiswa geografi memiliki peran besar lingkungan, dan upaya pemanfaatan
dalam menjamin kelestarian lingkungan lingkungan. Implementasi dari komponen-
kampus agar tetap sesuai dengan daya komponen konservasi tersebut direalisasikan
dukung lingkungan kampus sebagai rumah dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan
ilmu bagi seluruh warga kampus. Mahasiswa kampus.
Geografi menjadi garda terdepan yang Perlindungan lingkungan adalah
menjaga setiap nilai dan norma lingkungan perlindungan yang bertujuan mewujudkan
terpeliharanya proses ekologi yang
160 Forum Ilmu Sosial 46 (2), December 2019, pp. 154-164

menunjang kelangsungan kehidupan untuk Pengawetan lingkungan merupakan usaha


meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan untuk menjamin dan menjaga ketersediaan
mutu kehidupan manusia. Berkaitan dengan dan eksistensi berbagai keanekaragaman
upaya perlindungan lingkungan, beberapa jenis baik hayati maupun non hayati agar
aksi nyata yang dilakukan oleh mahasiswa unsur-unsur tersebut tidak punah ataupun
Prodi pendidikan geografi Universitas Ivet di habis sehingga fungsi lingkungan dapat terus
Semarang adalah menanam pohon. berjalan dan dapat dimanfaatkan untuk
Penanaman pohon dilakukan oleh sebaik-baiknya kepentingan manusia. Salah
mahasiswa geografi melalui program satu wujud nyata kontribusi mahasiswa
penanaman pohon dari Himpunan dalam pengawetan lingkungan adalah
Mahasiswa Jurusan (HMJ). Program perilaku membuang sampah pada
penanaman pohon direalisasikan dalam tempatnya. Mahasiswa prodi pendidikan
peringatan hari-hari penting, misalnya hari geografi Universitas Ivet di Semarang selalu
bumi dan hari lingkungan hidup sedunia. membuang sampah sesuai dengan
Penanaman pohon dilakukan di dalam dan tempatnya, dan mampu memilah serta
juga di luar kampus Ivet di Semarang. membedakan antara sampah organik dengan
Program penanaman pohon tersebut, tidak anorganik. Perilaku tersebut membuat
hanya diikuti mahasiswa dari organisasi suasana kampus Universitas Ivet di
Himpunan Mahasiswa Jurusan Geografi saja, Semarang manjadi semakin bersih dan asri.
melainkan diikuti juga oleh mahasiswa dari Bentuk usaha pengawetan lingkungan
berbagai jurusan di Universitas Ivet. lainnya yaitu penggunaan sistem informasi
Upaya perlindungan terhadap lingkungan akademik dan kemahasiswaan berbasis
yang selanjutnya yaitu melalui minimalisasi internet (internet). Berbagai sistem informasi
penggunaan kendaraan bermotor di kampus. tersebut berkontribusi mengurangi
Upaya ini dilakukan dengan mengembangkan penggunaan kertas di lingkungan kampus
budaya jalan kaki di kalangan mahasiswa sehingga berkontribusi terhadap
guna menciptakan kebiasaan yang positif keberlanjutan sumber daya hutan sebagai
yaitu selain lebih sehat juga dapat penghasil kertas. Bentuk lain usaha
mengurangi polusi udara di lingkungan pengawetan lingkungan adalah pengumpulan
kampus. Hal ini merupakan bentuk tugas kuliah berbasis online sehingga
kesadaran mahasiswa untuk lebih bersifat meminimalisasi penggunaan kertas.
ramah lingkungan karena banyak diantara Pengumpulan tugas tersebut dilakukan
para mahasiswa yang memiliki tempat kos melalui platform e-learning dan juga email.
disekitar kampus Universitas Ivet Semarang. Bentuk usaha pengawetan yang
Minimalisasi penggunaan kendaraan selanjutnya yaitu perilaku mahasiswa yang
bermotor membuat suasana di lingkungan memegang teguh prinsip ekoefisiensi. Prinsip
kampus semakin asri dan tidak banyak polusi ini diwujudkan melalui penghematan
suara dari kendaraan bermotor. berbagai sumber daya energi dan materi
Upaya konservasi lingkungan lainnya yang ada di kampus. Bentuk nyatanya yaitu
yaitu usaha pengawetan lingkungan kampus. kebiasaan mematikan kran air setelah
Sari / Kontribusi Mahasiswa Jurusan Geografi Universitas Ivet di Semarang dalam Pelestarian (Konservasi)... 161

menggunakan dan perilaku hemat air dengan pendidikan geografi Universitas Ivet di
menggunakan air secukupnya. Kemudian, Semarang diperngaruhi oleh berbagai faktor.
mahasiswa Geografi Universitas Ivet juga Faktor yang berpengaruh dapat bersifat
selalu menghemat energi listrik dengan eksternal maupun internal. Faktor-faktor
mematikan berbagai perangkat elektronik di eksternal dan internal tersebut telah
kampus apabila tidak digunakan, misalnya membentuk sikap dan perilaku serta mindset
mematikan komputer setelah tidak mahasiswa terkait lingkungan sehingga akan
digunakan, mematikan LCD Proyektor, melahirkan aksi nyata dari mahasiswa untuk
mematikan kipas angin dan juga AC, serta terus berperilaku secara adil dan bijaksana
penggunaan lampu penerang ruangan hanya terhadap lingkungan. Beberapa faktor
pada saat diperlukan saja. tersebut diantaranya yaitu faktor kemauan,
Peran mahasiswa Prodi pendidikan faktor kemampuan, faktor kesempatan, dan
geografi Universitas Ivet di Semarang dalam faktor feed back. Faktor kemauan dan
pelestarian lingkungan kampus juga kemampuan lebih dipengaruhi oleh karakter
diwujudkan dengan komponen konservasi dari setiap individu sedangkan kesempatan
yang ketiga yaitu pemanfaatan lingkungan. dan feedback lebih banyak dipengaruhi oleh
Pemanfaatan lingkungan merupakan usaha hal-hal di luar diri individu.
untuk mengoptimalkan fungsi lingkungan Faktor kemauan memegang peran
untuk kesejahteraan dan kemudahan penting dalam mempengaruhi perilaku pro
kehidupan dengan tetap memperhatikan lingkungan yang dilakukan oleh mahasiswa.
prinsip ekologi, daya dukung lingkungan, Kemauan merupakan sesuatu yang
serta keberlanjutan lingkungan. Bentuk nyata mendorong atau menumbuhkan minat dan
usaha pemanfaatan lingkungan yang sikap sehingga mahasiswa termotivasi untuk
dilakukan oleh mahasiswa adalah berpartisipasi dalam pelestarian lingkungan.
penggunaan barang bekas untuk membuat Tingkat kemauan ditentukan oleh faktor yang
berbagai tugas kuliah, misalnya untuk media bersifat psikologis individu, misalnya harapan
pembelajaran. Mahasiswa prodi pendidikan mendapatkan manfaat dari lingkungan dan
geografi universitas Ivet Semarang selalu motivasi terlibat dalam pelestarian
mengedepankan prinsip reuse, recycle, lingkungan. Mahasiswa yang memiliki
reduce, dan replace dalam kehidupan di kemauan dan motivasi tinggi akan selalu
kampus maupun di luar kampus. berperan aktif dalam usaha konservasi
lingkungan kampus. Begitupun sebaliknya,
Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi mahasiswa yang memiliki motivasi yang
Mahasiswa dalam Mewujudkan Kelestarian rendah akan kurang mau dalam melakukan
Lingkungan Kampus konservasi lingkungan.
Sikap konservasi terhadap lingkungan Faktor kemampuan berkontribusi besar
tercermin dari perilaku pro terhadap dalam mempengaruhi partisipasi mahasiswa
lingkungan kampus yang dilakukan oleh dalam upaya konservasi lingkungan.
mahasiswa. Perilaku pro lingkungan yang Kemampuan merupakan kesadaran dan
diimplementasikan oleh mahasiswa Prodi keyakinan yang dimiliki oleh individu bahwa
162 Forum Ilmu Sosial 46 (2), December 2019, pp. 154-164

dirinya memiliki kemampuan untuk Faktor feed back juga tidak dapat
berpartisipasi, baik berupa pikiran, waktu, dikesampingkan karena juga turut
tenaga, dan materi. Kemampuan dalam mempengaruhi partisipasi mahasiswa dalam
berpartisipasi dalam upaya konservasi melakukan usaha konservasi lingkungan di
lingkungan sangat linear dengan kampus. Feed back berkaitan dengan
pengetahuan, pendidikan, dan pengalaman dampak yang didapat oleh mahasiswa
mahasiswa. Mahasiswa yang memiliki tingkat setelah dirinya melakukan usaha konservasi
pengetahuan dan pengalaman yang tinggi lingkungan. Feed back ini dapat berupa
mengenai lingkungan maka akan berperan manfaat yang diterima dan dirasakan oleh
besar dalam upaya konservasi lingkungan. mahasiswa dari lingkungan, baik material
Adapun mahasiswa yang tidak memiliki maupun nonmaterial. Feed back juga dapat
tingkat pengatahuan dan pengalaman yang berupa penghargaan ataupun apresiasi
tinggi mengenai lingkungan, maka akan dalam berbagai bentuk yang diterima oleh
memiliki partisipasi yang rendah dalam usaha mahasiswa yang akan lebih memotivasi
konservasi lingkungan, dan justru akan dirinya untuk senantiasa berpeilaku pro
berperilaku bertentangan dengan nilai-nilai lingkungan. Kemudian, feed back juga tidak
ekologi. terbatas pada dampak yang diperoleh oleh
Faktor Kesempatan tidak kalah penting individu mahasiswa yang melakukan
dalam mempengaruhi partisipasi mahasiswa konservasi lingkungan, melainkan dampak
dalam pelestarian lingkungan di kampus yang diterima oleh individu lain juga. Feed
Universitas Ivet Semarang. Kesempatan back yang positif berperan mendukung
berkaitan dengan sejauh mana kesempatan partisipasi mahasiswa Universitas Ivet
yang dimiliki oleh mahasiswa untuk Semarang dalam melakukan konservasi
berpartisipasi dalam usaha konservasi lingkungan dan begitupun sebaliknya.
lingkungan. Kesempatan merupakan faktor
yang datangnya lebih dominan dari luar SIMPULAN
individu. Dalam hal ini, bentuk-bentuk Mahasiswa Geografi Universitas Ivet di
kesempatan yang mempengaruhi partisipasi Semarang memiliki kontribusi yang besar
mahasiswa dalam usaha konservasi dalam mewujudkan kelestarian lingkungan
lingkungan di kampus adalah regulasi- kampus. Sebagai mahasiswa Geografi,
regulasi di kampus yang mendorong konservasi lingkungan merupakan bagian
mahasiswa untuk berperilaku pro lingkungan. dari proses belajarnya untuk meingkatkan
Kemudian, penyediaan infrastruktur kampus kualitas dan kapabilitas dirinya. Konservasi
yang baik dan sesuai prinsip ekologi juga lingkungan yang dilakukan oleh mahasiswa
mendukung mahasiswa untuk berperilaku pro Geografi menjadi salah satu pembuktian dari
lingkungan. Bentuk faktor kesempatan yang mahasiswa sesuai dengan peran dan
lainnya yaitu pendampingan dan bimbingan tanggungjawabnya sebagai agent of change,
dari dosen yang mendukung partisipasi iron stock, dan social control. Kontribusi
mahasiswa dalam usaha konservasi mahasiswa Prodi pendidikan geografi
lingkungan. Universitas Ivet di Semarang terhadap
Sari / Kontribusi Mahasiswa Jurusan Geografi Universitas Ivet di Semarang dalam Pelestarian (Konservasi)... 163

kelestarian lingkungan kampus direalisasikan Arwami, A. (2013). Kajian Filosofis Terhadap


melalui berbagai kegiatan sehari-hari di Pemikiran Human-Ekologi dalam
lingkungan kampus yang tercermin dalam Pemanfaatan Sumberdaya Alam. Jurnal
kegiatan di dalam kelas maupun di luar kelas, Manusia dan Lingkungan, 20(1), pp.
baik oleh masing-masing individu ataupun 57-67.
kelompok. Badan Pusat Statistik. (2017). Statistik
Bentuk konkret kontribusi mahasiswa Lingkungan Indonesia 2017. Jakarta:
dalam upaya pelestarian lingkungan kampus Badan Pusat Statistik.
tercermin dalam tiga komponen koservasi, Darmanto. (2011). Konservasi Global
yang pertama yaitu perlindungan lingkungan Taman Nasional dan Praktik Lokal di
yang meliputi kegiatan penanaman pohon Pulau Siberut, Sumatera Barat, 5(1),
dan minimalisasi penggunaan kendaraan pp. 51-65.
bermotor dikampus. Yang kedua yaitu Eucharia, N, et al. (2012). Poverty,
pengawetan lingkungan yang meliputi Environmental Degradation and
perilaku membuang sampah dengan tepat Sustainable Development: A Discourse.
dan efisinsi penggunaan energi serta materi Global Journal of Human Science,
di kampus. Adapun yang ketiga yaitu Sociology, Economics, and Political
pemanfaatan lingkungan yaitu perilaku Science. 12(11), pp. 1-8.
pemanfaatan barang bekas dengan prinsip Gurung, H. B. (1993). An Evaluation of
reduce, reuse, recycle, dan replace. Sikap Models for Environmental Education in
konservasi terhadap lingkungan tercermin Developing Countries. Thesis. Lincoln
dari perilaku pro terhadap lingkungan University.
kampus yang dilakukan oleh mahasiswa yang Huberman, A. M. (1994). Qualitative Data
dipengaruhi oleh faktor internal berupa Analysis Thousand Oaks: Sage.
kemauan dan kemampuan serta faktor Kumurur, V. A. (2002). Lingkungan Hidup
eksternal yang berupa kesempatan dan dan Sumberdaya Alam yang Semakin
feedback. Rusak dan Mengancam Keberlanjutan
Kehidupan Manusia Indonesia. Jurnal
DAFTAR PUSTAKA Ekoton, 2(1).
Afandi, R. (2013). Integrasi Pendidikan Lailia, A. N. (2014). Gerakan Masyarakat
Lingkungan Hidup melalui dalam Pelestarian Lingkungan Hidup
Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar (Studi tentang Upaya Menciptakan
sebagai Alternatif Menciptakan Sekolah Kampung Hijau di Kelurahan Gundih
Hijau. Jurnal Pedagogia, 2(1), pp 98- Surabaya). Jurnal Politik Muda, 3(3),
108. pp. 283-302.
Ardhana, I. P. G. (2010). Konservasi Misnawati, I. T. (2013). Strategi Komunikasi
Keanekaragaman Hayati pada Kegiatan pada Kampanye Perlindungan
Pertambangan di Kawasan Hutan di Orangutan oleh LSM Centre for
Indonesia. Jurnal Ilmu Pertanian Oranguta Protection (COP) di
Indonesia, 15(2), pp. 71-77.
164 Forum Ilmu Sosial 46 (2), December 2019, pp. 154-164

Samarinda, Kalimantan Timur. Jurnal Training of Teachers and Supervisors


Ilmu Komunikasi, 1(4), pp. 135-149. for Primary Schools. New York: Division
Mumpuni, K. E., Herawati S., & Rohman, F. of Science, Technical and
(2015). Peran Masyarakat dalam Environmental Ecucation.
Upaya Konservasi. Seminar Nasional Wals, A. E. J. (2014). Environmental
XII Pendidikan Biologi FKIP UNS 2015. Education and Biodiversity.
Muranen, J. (2014). The Importance of Out- Waginengnen: Ministry of Agriculture,
of-School Environmental Education Nature Management, and Fisheries.
Entities for Integrating Environmental Wiryono. (2013). Pengantar Ilmu
Education into School Curriculum. Lingkungan. Bengkulu: Pertelon Media.
Thesis: University of Tampere. Zakhrova, E., Liga, M., & Sergeev, D.
Najwan, J. (2013). Perlindungan dan (2015). Constructing Philosophy of
Pengelolaan Lingkungan Hidup dalam Environmental Education in
Perspektif Hukum Islam. Contemporary Russia. Procedia Social
Nasr, S. H. (1990). Islam and The and Behavioral Sciences, 214, pp.
Enviromental Crisis. MAAS Journal 1181-1185.
Islamic Sciences, 6(2), pp. 31-51.
Rachman, M. (2012). Konservasi Nilai dan
Warisan Budaya. Indonesian Journal of
Conservation, 1(1), pp. 30-39.
Rahmadi, T. (2011). Hukum Lingkungan di
Indonesia. Jakarta: Rajagrafindo
Persada.
Reuter, T. A. (2015). The Green Revolution
in the World’s Religious: Indonesian
Examples in International Comparison.
Religions Journal, 6, pp. 1217-1231.
Samedi. (2015). Konservasi
Keanekaragaman Hayati di Indonesia:
Rekomendasi Perbaikan Undang-
Undang Konservasi. Jurnal Hukum
Lingkungan Indonesia, 2(2), pp. 1-28.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009
Tentang Perlindungan dan pengelolaan
Lingkungan Hidup.
UNESCO-UNEP. (1985). Environmental
Education: Modul for In-Service

Anda mungkin juga menyukai