Dosen Pengampu:
Disusun oleh:
2021
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat, nikmat serta
hidayah-Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah kami dengan judul “Perkembangan Islam Di Andalusia”
tanpa ada suatu halangan apapun. Shalawat serta salam tetap terlimpahkan kepada
Nabi Agung Muhammad SAW., yang telah menyampaikan dan mengajarkan Al-
Qur’an serta As-Sunnah sebagai pedoman hidup manusia di dunia dan
keselamatan di akhirat kelak.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah History Of Islamic
Civilation. Kemudian, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada Ibu Lutfiana Dwi selaku dosen pengampu mata kuliah History Of Islamic
Civilation serta kepada segenap pihak yang telah membantu dalam proses
penyusunan makalah ini.
Meski telah disusun dengan sebaik mungkin, penulis menyadari bahwa masih
terdapat banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini. Oleh karena itu,kritik
dan saran yang membangun dari para pembaca sangat diharapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................1
DAFTAR ISI....................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................3
A. Latar Belakang......................................................................................3
B. Rumusan Masalah.................................................................................3
C. Tujuan...................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................
A. Kesimpulan...........................................................................................21
B. Saran.....................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................23
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apakah penyebab masuknya Islam ke Andalusia?
2. Bagaimana keadaan Andalusia dibawah pemerintahan dinasti Ummayah?
3. Apa alasan kemunduran Islam di Andalusia?
4. Siapa tokoh penting dalam perkembangan Islam di Andalusia?
C. Tujuan
1. Memahami proses masuknya Islam ke Andalusia.
2. Menerangkan alasan masuknya Islam ke Andalusia.
3. Mendeskripsikan keadaan Andalusia sebelum dan sesudah pemerintahan
Islam.
4. Menjelaskan sebab kemunduran Islam di Andalusia.
5. Mendeskripsikann transmisi budaya Islam ke Eropa.
6. Memperkenalkan tokoh-tokoh yang berperan penting dalam
perkembangan Isl
3
BAB II
PEMBAHASAN
1
Rusniati,”Masuknya Islam Di Spanyol”, Desember 2019, Hal. 2.
2
Rusniati,”Masuknya Islam Di Spanyol”, Desember 2019, Hal. 2-3.
4
Dalam Sejarah dan Kebudayaan Islam jilid pertama karangan A. Syalabi
mengungkapkan beberapa faktor yang mendorong kaum muslimin menaklukkan
daerah ini, diantaranya adalah :
1. Suasana Perang diantara kaum muslimin dengan orang- orang Kristen di
Spanyol (Spanyol dikenal dengan tempat bertemunya beberapa umat
beragama).
2. Pergolakan – pergolakan dikalangan penduduk Spanyol (kaum Romawi
pada 133 M, kaum Yahudi, Vandal, Kristen/Nasrani), faktor inilah yang
mendorong kaum muslimin untuk menyerang Spanyol karena yakin dapat
menaklukkan dengan mudah.
3. Perebutan kekuasaan yang berlaku di daerah Spanyol (umat Islam di
undang oleh kalangan tertentu untuk kepentingan tertentu pula).
4. Serangan kaum muslimin ke Spanyol atas undangan penduduk dalam
negeri itu sendiri untuk mempertahankan hak-hak mereka.
5. Niat kaum Islam untuk menyebarkan ajaran Islam di daerah-daerah itu.3
Faktor ini berasal dari dalm negeri Andalusia sendiri, yang pada saat itu
mengalami masalh baik di bidang sosial, politik, hingga ekonomi. Keadaan politik
3
Mei Setia Lestari,” Sejarah perkembangan Mazhab Maliki di Andalusia pada masa Hisyam ibn
Abdurrahman Ad Dakhil (172-180 H/788-796 M), No.5.
5
yang kurang baik menyebabkan wilayah Andalusia terpecah menjadi beberapa
bagian. Kurangnya toleransi antar agama disana, khususnya aliran gothic terhadap
aliran monosit. Sementara agama dengan penganut terbanyak adalah Yahudi,
mereka dibaptis paksa menurut agama Kristen. Pembagian kelas masyarakat juga
mengakibatkan ketimpangan sosial, ketertindasan, dan perbedaan hak.
Faktor Internal
Sedangkan faktor Internal aalah yang berasal dari dalam diri umat Islam.
Peran para penguasa, tokoh-tokoh pejuang, dan para prajurit yang trlibat dalam
upaya penaklukan. Selain dipimpin oleh tokoh yang kuat, tentara yang
mempunyai semangat persatuan dan percaya diri. Ajaran Islam tentang toleransi
dan persaudaraan yang ditanamkan pada para Kaum muslim menyebabkan
Andalusia menyambut kehadiran Islam dengan baik.4
4
Rusniati,”Masuknya Islam Di Spanyol”, Desember 2019, Hal. 4.
6
momentumnya ketika Ustman bin Affan (dari Bani Umayyah) menggantikan
posisi Umar bin Khattab. Mu'awiyah yang menjadi Gubernur Syam menggantikan
saudaranya (Yazid bin Abu Sufyan) sejak kekhalifahan Umar semakin
bersemangat dalam mempersiapkan Syam sebagai pusat kepemimpinannya
sehingga ia menunjukkan penentangannya kepada Khalifah Ali bin Abi Thalib
dengan dalih menuntut balas atas terbunuhnya Utsman bin Affan. Setelah
Khalifah Ali bin Abi Thalib terbunuh di tangan Abdurrahman bin Muljam, maka
al-Hasan bin Ali dibaiat oleh kaum Muslimin untuk menggantikan ayahnya.
Namun, kemudian al-Hasan menyerahkan kekuasaan kepada Mu'awiyah bin Abu
Sufyan dengan mengajukan beberapa syarat.
Pada periode ini, Andalusia berada di bawah pemerintahan para wali yang
diangkat oleh Khalifah Bani Umayyah yang berpusat di Damaskus. Pada periode
ini stabilitas politik negri Andalusia belum tercapai secara sempurna, gangguan-
gangguan masih terjadi, baik datang dari dalam maupun dari luar. Gangguan dari
dalam antara lain berupa perselisihan di antara elit penguasa, terutama akibat
7
perbedaan etnis dan golongan. Disamping itu, terdapat peebedaan pandangan
antara Khalifah yang di Damaskus dan Gubernur Afrika Utara yang berpusat di
Kairawan. Masing-masing mengaku bahwa,merekalah yang paling berhak
menguasai daerah Andalusia ini. Oleh karena itu, terjadi dua puluh kali pergantian
wali (gubernur) Andalusia dalam jangka waktu yang amat singkat. Perbedaan
pandangan politik itu menyebabkan seringnya terjadi terjadi perang saudara. Hal
ini ada hubungannya dengan perbedaan etnis, terutama antara Barbar asal Afrika
dan Arab. Didalam etnis Arab sendiri, ada dua golongan yang terus menerus
bersaing l, yaitu suku Qaisy (Arab utara) dan Arab Yamani (Arab Selatan).
Perbedaan etnis ini sering kali menimbulkan konflik politik, terutama ketika tidak
ada figur yang tangguh. Itulah sebabnya di Andalusia pada saat itu tidak gubernur
yang mampu mempertahankan kekuasaannya untuk jangka waktu yang agak
lama.
Gangguan dari luar datang dari sisa-sisa musuh Islam di Andalusia yang
bertempat tinggal di daerah- daerah pegunungan yang memang tidak pernah
tunduk kepada pemerintahan Islam. Gerakan ini terus memperkuat diri. Setelah
berjuang lebih dari 500 tahun, akhirnya mereka mampu mengusir Islam dari bumi
Andalusia.
5
Dr. Badri Yatim,Sejarah Peradaban Islam,Dirasah Islamiyah, Dr. Badri Yatim, M.A.
(Jakarta,Rajawali pers,2013}.
8
Umayyah telah memulai pembukuan hadits, seperti yang dilakukan Ibnu Syihab
al-Zuhri (w.742 M), dan juga merintis penerjemahan karya-karya berbahasa asing
ke bahasa arab. Sebagaimana dilakukan oleh Khalid bin Yazid bin Mu’awiyah
(w.704 M).6
6
Dr.Ahmad Khoirul Rogiq,Cara mudah memahami sejarah Islam, (Yogyakarta, IRCiSOD,2019),
h.160-162.
7
Dr. Ahmad Khoirul Rofiq, Cara memahami sejarah Islam, Yogyakarta,IRCiSoD,2019) h. 227-
228.
9
Kemunduran tersebut membawa kepada hancurannya Islam di Spanyol, bahkan
sampai kepada tragedi pembantaian dan pengusiran secara paksa umat Islam oleh
penguasa Kristen (Qutub, 1991: 51-55).Kemunduran dan kehancuran Islam di
Spanyol disebabkan oleh beberapa faktor baik faktor yaitu faktor dalam (intern)
maupun dan luar (ekstern). Dan inilah pembahasan pokok yang akan diangkat
dalam makalah ini.
10
kursi kekhalifahan dalam usia yang relatif muda. Ia tidak mampu membaca dan
mengamati gerakan Kristen yang mulai tumbuh dan mengancam kekuasaannya (al
Abbadi, 1964: 131).Kekuasaannya dapat bertahan lama dalam pemerintahan
karena keberadaan Muhammad Ibnu Abi ‘Amir yang menjabat sebagai pelaksana
kebijaksanaan politik dan kekuasaan pemerintahan yang cukup disegani kawan
maupun lawan.
4. Kesulitan Ekonomi
8
Ahmad Al-Usayri, Sejarah Islam, (Jakarta: Akbar, 2004), hlm. 345
11
untuk kepentingan khalifah. Belum lagi biaya yang dikeluarkan untuk membiayai
peperangan untuk menumpas kerusuhan-kerusuhan.
1. Konflik Islam-Kristen
2. Faktor Geografis
Dunia Islam pernah mencapai masa keemasan di bidang sains, teknologi, dan
filsafat tepatnya di bawah Dinasti Abbasiyah yang berkuasa sekitar abad-8 sampai
9
Ahmad Al-Usayri, Sejarah Islam, (Jakarta: Akbar, 2004), hlm. 345
10
el-Harakah, Vol. 11, No. 3, Tahun 2009
12
abad 15. Lebih lanjutnya bahwa sarjana muslin menjadi jembatan dan perantara
bagi kemajuan ilmu pengetahuan di dunia modern saat ini. Dari dunia Islam, Ilmu
pengetahuan mengalami transmisi, diseminasi, dan proliferasi ke dunia Barat yang
mendukung muculnya zaman Renaisans di Eropa. Melalui dunia Islam, barat
mendapat akses untuk mendalami dan mengambangkan ilmu pengetahuan
modern.11
12
Dalam sejarah terdapat tempat-tempat dan proses yang mempengaruhi pemikiran
dan sains Barat oleh pemikiran dan sains Islam yaitu: Andalusia, Shaqalliyah
(Sisilia), Perang Salib di Syria dan Sekitarnya, Qustanthiniyah (Konstantinopel):
1. Andalusia (Spanyol)
11
Agus Purwanto, Ayat Ayat Semesta: Sisi-Sisi Al-Qur’an yang Terlupakan (Bandung: PT Mizan
Publika), h 23.
12
Ibid., h 35
⁴Phillip K. Hitti, History of the Arabs (New York : Palgrave Macmillan 2002), h 73
13
Agus Purwanto, Ayat Ayat Semesta: Sisi-Sisi Al-Qur’an yang Terlupakan (Bandung: PT Mizan
Publika), h 23.
13
Para pencari ilmu dari Eropa Barat telah berduyun-duyun mendatangi
mendatangi Andalusia untuk menimba ilmu. Kejayaan ini mencapai puncaknya
pada abad ke-11 M. ketika para ulama dan pakar muslim berdatangan ke
Andalusia dari Iraq, Syam dan Mesir, karena pemerintah Muslim Andalusia
benar-benar memberi tempat terhormat bagi para ilmuwan. Mereka memboyong
literatur-literatur dari Timur dalam berbagai ilmu ke Andalusia. Dinamika
keilmuan dan peradaban ini terus berlanjut benar-benar memberi tempat terhormat
bagai para ilmuwan. Mereka memboyong literatur-literatur dari Timur dalam
berbagai ilmu ke Andalusia. Dinamika keilmuan dan peradaban ini terus berlanjut
sekalipun kekuasaan muslim Spanyol tercabik-cabik.14
Oleh karena itu tidaklah mengherankan jika saat itu Spanyol menjadi pusat
pembelajaran (masyarakat Eropa dengan adanya Universitas Cordova.Universitas
di Andalusia (Spanyol) biasa menjadi ajang pertemuan para akademis dan ruang
pembacaan publik tempat untuk membacakan puisi-pusi asli atau menyampaikan
pidato. Salah satu slogan favourite yang tertera di atas portal masuk Universitas
berbunyi “Dunia hanya terdiri atas empat unsur: pengetahuan yang bijak, keadilan
penguasa, doa orang soleh dan keberanian ksatria.
²Haidar Baqir, “Jejak-jejak sains Islam Dalam Sains Modern”, Dalam Jurnal Qur’an (Jakarta: edisi
Juli-September 1989), h 34.
³Ibid., h 35⁴Phillip K. Hitti, History of the Arabs (New York : Palgrave Macmillan 2002), h 73
14
Abdul Aziz al-Khuwaithir dkk. Al-‘Alam al-Islami (Wizarah al-Ma‟arif-KSA,
1395/197
14
I (w.495H/1101M) yang menguasai Sisilia, tetap melindungi para cendikiawan,
filosof dan astrolog Arab dan para dokter, dan memberi kebebasan penuh kepada
masyarakat non kristen untuk menjalankan ibadah sesuai dengan ajaran
agamanya.15
3. Perang Salib
Syria dan sekitarnya, seperti diketahui, adalah wilayah di mana Islam dan
Barat berjumpa dalam bentuk perang Salib. Perang yang berlangsung antara 1095
sampai 1291 ini.18
15
Hitti, History of the Arabs, h 775
16
Hitti, History of the Arabs, h 780.
17
Harun Nasution, Ensiklopedia Islam Indonesia (Jakarta: Penerbit Djambatan, 2002), Jilid II, h
302.
18
Dewi Cendika, Shalahuddin al-Ayyubi (Bandung: PT Mizan Publika, 2009), h 16.
15
begitu intens, mengingat orang-orang yang datang sebagai pasukan Salib adalah
ksatria-ksatria perang dan bukan ilmuan. Sehingga, dapat dikatakan bahwa
sekiranya pun terjadi transmisi akibat perang salib tetapi bentuknya tak lebih dari
peniruan tatacara hidup sebagai hasil kekaguman Barat—dalam hal ini pasukan
Salib—terhadap masyarakat Islam yang mereka lihat. Transmisi terlihat terutama
pada kemiliteran, arsitektur, teknologi pertanian, industri, rumah-rumah sakit,
permandian umum, dan dalam batas tertentu juga sastra.
4. Konstantinopel
19
Abdul Aziz, Al-‘Alam al-Islami, h 213-214
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam penjabaran yang telah dijelaskan dapat kami simpulkan bahwa Islam
adalah agama yang universal yaitu agama yang pemberlakuannya tidak dibatasi
oleh tempat dan waktu tertentu. Islam sesuai untuk semua golongan manusia.
Seperti di Andalusia, adalah titik awal penyebaran Islam di Eropa. Islam
menduduki masa kejayaannya di Andalusia dengan berbagai macam tantangan
tantangan. Dalam catatan sejarah, kemajuan Islam mencapai puncaknya pada
masa pemerintahan Abd al Rahman III (912-961 M) dimana Cordova yang
menjadi pusat peradaban Islam di Barat, sekaligus menjadi salah satu pusat
peradaban dunia.
B. Saran
Banyak hal yang perlu kami pelajari lagi tentang sejarah ini,namun kami sadar
akan banyak sekali Ilmu pengetahuan yang harus kami dalami lagi. Kami
17
menyarankan kepada para pembaca untuk terus membaca sejarah-sejarah dari
penjabaran yang lain. Meski sejarah terkadang hanya dianggap kisah masa lalu,
namun ternyata banyak hal baik yang dapat kita jadikan pelajaran dalam
kehidupan kita di masa sekarang ataupun di masa yang akan datang.
18
DAFTAR PUSTAKA
1. https://jurnal.iainbone.ac.id/index.php/aldin/article/download/591/450
2. http://digilib.uinsby.ac.id/17148/4/Bab 2.pdf
19
14. 6Hitti, History of the Arabs, h 775.
15. 7Lisga, Sejarah Peradaban Islam Klasik, h 778
16. 8Hitti, History of the Arabs, h 780.
17. 9Harun Nasution, Ensiklopedia Islam Indonesia (Jakarta: Penerbit
Djambatan, 2002), Jilid II,
20