Anda di halaman 1dari 21

PERKEMBANGAN ISLAM DI ANDALUSIA

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah “SEJARAH


PERADABAN ISLAM”

Dosen Pengampu:

Luthfiana Dwi Mayasari, M.H.,M.SI.

Disusun oleh:

Nanang Pujianto (204200037)

Nihaya Nur Fadhila (204200039)

Nur Azizah (204200040)

PROGRAM STUDI TADRIS BAHASA INGGRIS

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM PONOROGO

2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat, nikmat serta
hidayah-Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah kami dengan judul “Perkembangan Islam Di Andalusia”
tanpa ada suatu halangan apapun. Shalawat serta salam tetap terlimpahkan kepada
Nabi Agung Muhammad SAW., yang telah menyampaikan dan mengajarkan Al-
Qur’an serta As-Sunnah sebagai pedoman hidup manusia di dunia dan
keselamatan di akhirat kelak.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah History Of Islamic
Civilation. Kemudian, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada Ibu Lutfiana Dwi selaku dosen pengampu mata kuliah History Of Islamic
Civilation serta kepada segenap pihak yang telah membantu dalam proses
penyusunan makalah ini.

Meski telah disusun dengan sebaik mungkin, penulis menyadari bahwa masih
terdapat banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini. Oleh karena itu,kritik
dan saran yang membangun dari para pembaca sangat diharapkan demi
kesempurnaan makalah ini.

Ponorogo, 22 Februari 2021

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................1

DAFTAR ISI....................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................3

A. Latar Belakang......................................................................................3
B. Rumusan Masalah.................................................................................3
C. Tujuan...................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................

A. Sejarah Masuknya Islam DI Andalusia................................................4


B. Andalusia di bawah Pemerintahan Bani Umayyah..............................7
C. Penyebab Kemunduran Islam Di Andalusia.........................................9
D. Transmisi Budaya Islam ke Eropa........................................................14

BAB III PENUTUP..........................................................................................21

A. Kesimpulan...........................................................................................21
B. Saran.....................................................................................................22

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................23

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam proses penyebarannya, Islam pernah menguasai Andalusia. Melewati


proses yang tidak mudah, Islam berhasil meduduki Andalusia yang saat itu sedang
mengalami masa kritis. Masuknya Islam disana berhasil memajukan kualitas
hidup rakyat Andalusia. Setelah sempat menguasai Andalusia selama beberapa
masa, beberapa faktor menyebabkan kemunduran Islam di Andalusia. Yang
sampai sekaraang masih membekaskan bukti-bukti peninggalan bahwa Islam
pernah berjaya di Eropa. Sejarah mulai dari alasan masuknya Islam ke Eropa
sampai, membaiknya keadaan masyarakat dan pergeseran budaya dengan
masuknya Islam, sampai pada masa kemunduran islam adalah hal yang menarik
untuk dipelajari.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah penyebab masuknya Islam ke Andalusia?
2. Bagaimana keadaan Andalusia dibawah pemerintahan dinasti Ummayah?
3. Apa alasan kemunduran Islam di Andalusia?
4. Siapa tokoh penting dalam perkembangan Islam di Andalusia?
C. Tujuan
1. Memahami proses masuknya Islam ke Andalusia.
2. Menerangkan alasan masuknya Islam ke Andalusia.
3. Mendeskripsikan keadaan Andalusia sebelum dan sesudah pemerintahan
Islam.
4. Menjelaskan sebab kemunduran Islam di Andalusia.
5. Mendeskripsikann transmisi budaya Islam ke Eropa.
6. Memperkenalkan tokoh-tokoh yang berperan penting dalam
perkembangan Isl

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Masuknya Islam di Andalusia


Sejarah masuknya Islam di Andalusia dimulai pada tahun 711 Masehi,
melewati jalur Afrika Utara. Saat itu, Abania/Asbaria (sekarang Spanyol) di
kuasai oleh bangsa Vandal, dari kata “vandal” itulah yang menyebabkan bangsa
arab menyebut Abania dengan Andalusia. Sebelumnya, Islam sudah terlebih
dahulu menguasai Afrika Utara dan menjadikannya salah satu profinsi dari bani
Umayah pada masa Khalifah Abdul Malik (685-705), dan mengangkat Hasan Ibn
Nu’man al-Ghasani menjadi gubernur.1
Penaklukan Afrika Utara memakan waktu sekitar 53 tahun, dari tahun 30 H
– 83 H. Tiga tokoh paling berjasa dalam penaklukan spanyol adalah Tharif ibn
Malik, Tharik ibn Ziyad, dan Musa ibn Nushair. Tharif ibn Malik menyebrangi
selat antar Maroko dan Eropa dengan pasukannya berjumlah 500 orang,
menggunakan 4 buah kapal yang disediakan Julian. Berhasil kembali membawa
kemenangan dan harta rampasan yang tidak sedikit, serta kekacauan di kerajaan
Visigothic. Musa ibn Nurshair mengirim 7000 pasukan ke Spanyol yang di
pimpin Thariq ibn Ziyad pada tahun 711 M. Dengan membawa pasukan yang
lebih banyak dan hasilnya lebih nyata, Thariq ibn Ziyad dikenal sebagai penakluk
Spanyol. Pasukan yang terdiri dari suku Barbar dan orang Arab yang dikirim
Khalifah al-Walid, mereka berhasil menyeberangi selat dan bersiap di Gibraltar
(Jabar Thariq). Saat Raja Roderick berhasil dikalahkan dalam pertempuran di
Bakkah, ibu kota kerajaan goth saat itu (Cordova, Granada, Toledo) berhasil
dikuasai. Kebudayaan Islam masuk melalui beberapa jalur, antara lain Andalusia.
Kebudayaan Andalusia mengalami puncak perkembangannya saat muslimin
menetap disana selama 8 abad.2

1
Rusniati,”Masuknya Islam Di Spanyol”, Desember 2019, Hal. 2.
2
Rusniati,”Masuknya Islam Di Spanyol”, Desember 2019, Hal. 2-3.

4
Dalam Sejarah dan Kebudayaan Islam jilid pertama karangan A. Syalabi
mengungkapkan beberapa faktor yang mendorong kaum muslimin menaklukkan
daerah ini, diantaranya adalah :
1. Suasana Perang diantara kaum muslimin dengan orang- orang Kristen di
Spanyol (Spanyol dikenal dengan tempat bertemunya beberapa umat
beragama).
2. Pergolakan – pergolakan dikalangan penduduk Spanyol (kaum Romawi
pada 133 M, kaum Yahudi, Vandal, Kristen/Nasrani), faktor inilah yang
mendorong kaum muslimin untuk menyerang Spanyol karena yakin dapat
menaklukkan dengan mudah.
3. Perebutan kekuasaan yang berlaku di daerah Spanyol (umat Islam di
undang oleh kalangan tertentu untuk kepentingan tertentu pula).
4. Serangan kaum muslimin ke Spanyol atas undangan penduduk dalam
negeri itu sendiri untuk mempertahankan hak-hak mereka.
5. Niat kaum Islam untuk menyebarkan ajaran Islam di daerah-daerah itu.3

Berhasil menguasai seluruh kota penting di Spanyol, termasuk wilayah utara


mulai Saragosa sampai Navarre. Memicu gelombang perluasan kedua tahun
99H/717 M, yang berlangsung pada masa khalifah Umar Abdil Aziz dengan
sasaran sekitar pegunungan Pyrenia dan Prancis selatan. Dan berhasil menjangkau
seluruh Spanyol, Prancis tengah, dan bagian-bagian penting di Italia. Kemenangan
demi kemenangan yang di raih umat Islam tidak dapat dipisahakn dari faktor-
faktor pendukung, baik fatkor internal ataupun eksternal. Faktor-faktor tersebut
antara lain:
 Faktor eksternal

Faktor ini berasal dari dalm negeri Andalusia sendiri, yang pada saat itu
mengalami masalh baik di bidang sosial, politik, hingga ekonomi. Keadaan politik

3
Mei Setia Lestari,” Sejarah perkembangan Mazhab Maliki di Andalusia pada masa Hisyam ibn
Abdurrahman Ad Dakhil (172-180 H/788-796 M), No.5.

5
yang kurang baik menyebabkan wilayah Andalusia terpecah menjadi beberapa
bagian. Kurangnya toleransi antar agama disana, khususnya aliran gothic terhadap
aliran monosit. Sementara agama dengan penganut terbanyak adalah Yahudi,
mereka dibaptis paksa menurut agama Kristen. Pembagian kelas masyarakat juga
mengakibatkan ketimpangan sosial, ketertindasan, dan perbedaan hak.

 Faktor Internal

Sedangkan faktor Internal aalah yang berasal dari dalam diri umat Islam.
Peran para penguasa, tokoh-tokoh pejuang, dan para prajurit yang trlibat dalam
upaya penaklukan. Selain dipimpin oleh tokoh yang kuat, tentara yang
mempunyai semangat persatuan dan percaya diri. Ajaran Islam tentang toleransi
dan persaudaraan yang ditanamkan pada para Kaum muslim menyebabkan
Andalusia menyambut kehadiran Islam dengan baik.4

B. Andalusia di bawah pemerintahan Dinasti Umayyah


1. Sejarah singkat Dinasti Umayyah

Umayyah beserta keluarganya mempunyai status sosial tinggi di kalangan


masyarakat Mekkah disebabkan nasab mulia dan kekayaan berlimpah yang
dimilikinya. Hubungan rivalitasnya dengan keluarga Hasyim kemudian menjadi
permusuhan setelah Bani Hasyim mendukung Nabi Muhammad Saw. dan
memeluk agama Islam lebih dahulu daripada Bani Umayyah yang menganut
Islam ketika terdesak saat peristiwa Fathu Makkah (Pembebasan Makkah).
Meskipun demikian, Bani Umayyah segera berupaya menebus ketertinggalan
mereka dengan pengabdiannya kepada penyebaran agama Islam secara sungguh-
sungguh. Misalnya, Abu Sufyan bin Harb yang mengalami kebutaan sewaktu
berperang di bawah pimpinan Rasulullah Saw. dan Yazid bin Abu Sufyan.

Keinginan Bani Umayyah meraih kekuasaan terhadap kaum Muslimin yang


telah ada sejak kepemimpinan Khalifah Abu Bakar mulai menemukan

4
Rusniati,”Masuknya Islam Di Spanyol”, Desember 2019, Hal. 4.

6
momentumnya ketika Ustman bin Affan (dari Bani Umayyah) menggantikan
posisi Umar bin Khattab. Mu'awiyah yang menjadi Gubernur Syam menggantikan
saudaranya (Yazid bin Abu Sufyan) sejak kekhalifahan Umar semakin
bersemangat dalam mempersiapkan Syam sebagai pusat kepemimpinannya
sehingga ia menunjukkan penentangannya kepada Khalifah Ali bin Abi Thalib
dengan dalih menuntut balas atas terbunuhnya Utsman bin Affan. Setelah
Khalifah Ali bin Abi Thalib terbunuh di tangan Abdurrahman bin Muljam, maka
al-Hasan bin Ali dibaiat oleh kaum Muslimin untuk menggantikan ayahnya.
Namun, kemudian al-Hasan menyerahkan kekuasaan kepada Mu'awiyah bin Abu
Sufyan dengan mengajukan beberapa syarat.

Tindakan penyerahan kepemimpinan al-Hasan itu disebabkan oleh dirinya


sangat lemah dan tidak mempunyai kapabilitas setingkat dengan Mu’awiyah.
Menurut Ibnu al-'Arabi, tindakan tersebut murni demi mewujudkan persatuan. Di
antara syarat yang diajukan al-Hasan kepada Mu’awiyah adalah pemilihan
pemimpin setelah Mu’awiyah adalah diputuskan oleh musyawarah kaum
Muslimin (bukan turun temurun), pemberian pajak dari al-Ahwaz kepadanya
setiap tahun dan pemberian tunjangan finansial kepada al-Husain bin Ali.
Peristiwa penyerahan kepemimpinan al-Hasan dan pembaiatan terhadap
Mu’awiyah yang terjadi di Kufah pada bulan Rabi'ul Awal 41 H itu dikenal
dengan sebutan ‘Am al-Jama'ah (Tahun Persatuan), yakni persatuan umat Islam di
bawah kepemimpinan tinggal. Adapun al-Hasan yang kembali ke Madinah,
kemudian meninggal pada tahun 51 H. Sejak tahun 41 H (661 M) inilah,
kepemimpinan dipegang oleh Mu’awiyah, dan pusat pemerintahan dipindahkan
ke Damaskus (Syam).

2. Pemerintahan Dinasti Umayyah di Andalusia

Pada periode ini, Andalusia berada di bawah pemerintahan para wali yang
diangkat oleh Khalifah Bani Umayyah yang berpusat di Damaskus. Pada periode
ini stabilitas politik negri Andalusia belum tercapai secara sempurna, gangguan-
gangguan masih terjadi, baik datang dari dalam maupun dari luar. Gangguan dari
dalam antara lain berupa perselisihan di antara elit penguasa, terutama akibat

7
perbedaan etnis dan golongan. Disamping itu, terdapat peebedaan pandangan
antara Khalifah yang di Damaskus dan Gubernur Afrika Utara yang berpusat di
Kairawan. Masing-masing mengaku bahwa,merekalah yang paling berhak
menguasai daerah Andalusia ini. Oleh karena itu, terjadi dua puluh kali pergantian
wali (gubernur) Andalusia dalam jangka waktu yang amat singkat. Perbedaan
pandangan politik itu menyebabkan seringnya terjadi terjadi perang saudara. Hal
ini ada hubungannya dengan perbedaan etnis, terutama antara Barbar asal Afrika
dan Arab. Didalam etnis Arab sendiri, ada dua golongan yang terus menerus
bersaing l, yaitu suku Qaisy (Arab utara) dan Arab Yamani (Arab Selatan).
Perbedaan etnis ini sering kali menimbulkan konflik politik, terutama ketika tidak
ada figur yang tangguh. Itulah sebabnya di Andalusia pada saat itu tidak gubernur
yang mampu mempertahankan kekuasaannya untuk jangka waktu yang agak
lama.

Gangguan dari luar datang dari sisa-sisa musuh Islam di Andalusia yang
bertempat tinggal di daerah- daerah pegunungan yang memang tidak pernah
tunduk kepada pemerintahan Islam. Gerakan ini terus memperkuat diri. Setelah
berjuang lebih dari 500 tahun, akhirnya mereka mampu mengusir Islam dari bumi
Andalusia.

Karena seringnya terjadi konflik internal dan berperang menghadapi musuh


dari luar, maka dalam periode ini Islam Andalusia belum memasuki kegiatan
pembangunan di bidang peradaban dan kebudayaan. Periode ini berakhir dengan
datangnya Abd Al-Rahman Al-Dakhil ke Andalusia pada tahun 138 H/755 M.5

Pemerintah Umayyah I berhasil menyebarkan Islam ke Afrika Utara,


Andalusia, India, Asia Tengah, dan Perbatasan Tiongkok. Pada masa ini pula,
dilakukan Reformasi administrasi pemerintahan dengan membentuk departemen-
departemen pemerintahan, pemakaian bahasa Arab sebagai bahasa resmi
pemerintahan, penyempurnaan tulisan bahasa Arab, dan bahkan dimulai
percetakan mata uang sendiri tahun 695 M. Dalam aspek keilmuan, pemerintahan

5
Dr. Badri Yatim,Sejarah Peradaban Islam,Dirasah Islamiyah, Dr. Badri Yatim, M.A.
(Jakarta,Rajawali pers,2013}.

8
Umayyah telah memulai pembukuan hadits, seperti yang dilakukan Ibnu Syihab
al-Zuhri (w.742 M), dan juga merintis penerjemahan karya-karya berbahasa asing
ke bahasa arab. Sebagaimana dilakukan oleh Khalid bin Yazid bin Mu’awiyah
(w.704 M).6

Perjalanan pemerintahan Islam di Andalusia sejak kedatangan Islam di sana


hingga keruntuhan kekuasaan politik terakhir di Granada dapat diperiodisasikam
menjadi beberapa periode. Yaitu, masa Dinasti Umayyah I (711-750 M), masa
Gubernur Yusuf bin Abdurrahman bin Habib al-Fihri (750-756 M), masa
Umayyah II (756-1031 M), masa Muluk al-Thawa'if (1031-1090 M), masa Dinasti
Murabithun (1090-1147 M), masa Dinasti Muawahiddun (1147-1248 M), dan
masa Dinasti Nashriyah atau Bani Nashr bin al-Ahmar, maka umat Islam di
Andalusia mengalami pengusiran secara besar-besaran pada masa Raja Philip III
(1609-1614 M).

Ketika ditaklukkan Dinasti Umayyah I pada tahun 711 M, wilayah


Andalusia menjadi bagian dari kekuasaan Dinasti Umayyah I, hingga kemudian
muncul revolusi Abbasiyah. Setelah Dinasti Abbasiyah menggulingkan kekuasaan
Dinasti Umayyah I pada tahun 750 M, maka Andalusia berada di bawah
kepemimpinan gubernur terakhir Umayyah I yang bernama Yusuf al-Fihri dari
suku Mudhar.7

C. Penyebab Kemunduran Islam di Andalusia

Dalam catatan sejarah, kemajuan Islam mencapai puncaknya pada masa


pemerintahan Abd al Rahman III (912-961 M) dimana Cordova menjadi pusat
peradaban Islam di Barat, sekaligus menjadi salah satu pusat peradaban dunia
(Hitti, 1970: 165). Setelah mencapai puncak kejayaan, kekuasaan Islam di
Spanyol mengalami perubahan struktur politik yang membawa kepada
kemunduran. Hal ini mulai tampak setelah wafatnya kalifah al Hakam II.

6
Dr.Ahmad Khoirul Rogiq,Cara mudah memahami sejarah Islam, (Yogyakarta, IRCiSOD,2019),
h.160-162.
7
Dr. Ahmad Khoirul Rofiq, Cara memahami sejarah Islam, Yogyakarta,IRCiSoD,2019) h. 227-
228.

9
Kemunduran tersebut membawa kepada hancurannya Islam di Spanyol, bahkan
sampai kepada tragedi pembantaian dan pengusiran secara paksa umat Islam oleh
penguasa Kristen (Qutub, 1991: 51-55).Kemunduran dan kehancuran Islam di
Spanyol disebabkan oleh beberapa faktor baik faktor yaitu faktor dalam (intern)
maupun dan luar (ekstern). Dan inilah pembahasan pokok yang akan diangkat
dalam makalah ini.

 Faktor dari dalam ( Intern ) Penyebab Kemunduran Islam di


Andalusia :

1. Perpecahan dan perebutan kekuasaan

Pada tahap awal semenjak menjadi wilayah Islam, Spanyol masih


diwarnai perpecahan dan perebutan kekuasaan sehingga stabilitas politik negeri
Spanyol belum tercapai secara sempurna. Hal ini disebabkan perselisihan di antara
elite penguasa akibat perbedaan etnis dan golongan. Juga terdapat perbedaan
pandangan antara khalifah di Damaskus dan gubernur Afrika Utara yang berpusat
di Kairawan. Masing-masing mengakui bahwa merekalah yang paling berhak
menguasai daerah Spanyol. Oleh karena itu fase awal ini telah terjadi dua puluh
kali pergantian wali (gubernur) Spanyol dalam jangka waktu yang amat singkat.
Jadi tidak ada gubernur yang mampu mempertahankan kekuasaannya untuk
jangka waktu yang agak lama (Yatim, 1994: 94). Ketika Abdul al Rahman I (al
Dakhil) menduduki jabatan Amir, perpecahan, kerusuhan dan pemberontakan
terus berlangsung beberapa tahun kekuasaannya diperebutkan oleh orang Barbar,
Yamaniyah dan Tahiriyah (Mahmudunnasir, tt: 285). Namum perpecahan tersebut
dapat diatasi.

2. Pribadi dan Kepemimpinan Khalifah

Salah satu penyebab kemunduran Islam di Spanyol adalah faktor pribadi


dan kepemimpinan khalifah. Hal ini tampak ketika Hisyam II naik tahta
menggantikan ayahnya Hakam II. Ia termasuk khalifah yang lemah, tidak
memiliki kemampuan dan kecakapan untuk mengurus negara, karena menduduki

10
kursi kekhalifahan dalam usia yang relatif muda. Ia tidak mampu membaca dan
mengamati gerakan Kristen yang mulai tumbuh dan mengancam kekuasaannya (al
Abbadi, 1964: 131).Kekuasaannya dapat bertahan lama dalam pemerintahan
karena keberadaan Muhammad Ibnu Abi ‘Amir yang menjabat sebagai pelaksana
kebijaksanaan politik dan kekuasaan pemerintahan yang cukup disegani kawan
maupun lawan.

3. Munculnya Dinasti-Dinasti Kecil

Disintegrasi kekuatan Islam di Spanyol dengan munculnya dinasti-dinasti


kecil merupakan salah satu penyebab kemunduran dan kehancuran Islam di
Spanyol. Meskipun demikian pada masa ini terjadi pula kecemerlangan kultural.
Sejumlah dinasti lokal berkuasa di berbagai bagian Spanyol. Sebagian di
antaranya hanyalah negara kota, sebagaian lagi seperti Afthasia di barat daya,
menguasai wilayah yang amat luas. Dinasti-dinasti ini dari berbagai ras, yang
mencerminkan heterogenitas kelas-kelas militer di bawah Umayah dan
ketegangan etnis dan persaingan di kalangan kelompok-kelompok ini (Bosworth,
1993: 35).8

4. Kesulitan Ekonomi

Di paruh kedua masa Islam di Spanyol, para penguasa membangun kota


dan mengembangkan ilmu pengetahuan dengan sangat “serius”, sehingga lalai
membina perekonomian. Akibatnya timbul kesulitan ekonomi yang amat
memberatkan dan mempengaruhi kondisi politik dan militer.

Disamping itu pasukan muslim yang menyita harta milik orang-orang


kaya di spanyol dan kekayaan para raja dan pejabat negara, tidak mengembangkan
kekayaan tersebut secara baik, akibatnya pendapatan negara merosot. Kemudian
lebih parah lagi setelah munculnya khalifah yang lemah yang tidak lagi
memperhatikan kemaslahatan rakyatnya, tetapi bergelimang dalam kemewahan
dan hanya ingin bersenang-senang semata. Akhirnya penghasilan negara terkuras

8
Ahmad Al-Usayri, Sejarah Islam, (Jakarta: Akbar, 2004), hlm. 345

11
untuk kepentingan khalifah. Belum lagi biaya yang dikeluarkan untuk membiayai
peperangan untuk menumpas kerusuhan-kerusuhan.

Faktor dari luar ( ekstern ) Penyebab Kemunduran Islam di Andalusia :

1. Konflik Islam-Kristen

Kehadiran bangsa Arab Islam di Spanyol secara tidak langsung melahirkan


kesadaran kebangsaan orang-orang Kristen Spanyol. Sehingga kehidupan negara
Muslim Spanyol tidak berhenti dari pertentangan antara pihak Muslim dengan
pihak Kristen. Semenjak abad XI kekuatan Kristen mulai bertambah kuat,
sementara umat Islam mulai mengalami kemunduran. Ini. akibat kebijaksanaan
para khalifah ketika menguasai Spanyol tidak melakukan Islamisasi secara
sempurna, tetapi mereka membiarkan orang-orang Kristen mempertahankan
hukum dan tradisi mereka asal tetap membayar upeti dan tidak melakukan
perlawanan bersenjata (Yatim, 1994: 107).9

2. Faktor Geografis

Faktor Geografis juga menentukan hilangnya Islam di Spanyol. Karena


Spanyol merupakan daerah terpencil dari dunia Islam yang lain, sehingga ia selalu
berjuang sendirian, tanpa mendapatkan bantuan kecuali dari Afrika Utara. Dengan
demikian tidak ada kekuatan alternatif yang mampu membendung kebangkitan
Kristen di Spanyol (Yatim, 1994: 108). Selain Itu faktor iklim juga
mempengaruhi, sehingga orang-orang Arab sebagai pendatang tidak tahan
mendiami daerah Spanyol yang iklimya tidak cocok dengan mereka (Watt, 1990:
43).10

D. Transmisi Budaya Islam Ke Eropa

Dunia Islam pernah mencapai masa keemasan di bidang sains, teknologi, dan
filsafat tepatnya di bawah Dinasti Abbasiyah yang berkuasa sekitar abad-8 sampai
9
Ahmad Al-Usayri, Sejarah Islam, (Jakarta: Akbar, 2004), hlm. 345

10
el-Harakah, Vol. 11, No. 3, Tahun 2009

12
abad 15. Lebih lanjutnya bahwa sarjana muslin menjadi jembatan dan perantara
bagi kemajuan ilmu pengetahuan di dunia modern saat ini. Dari dunia Islam, Ilmu
pengetahuan mengalami transmisi, diseminasi, dan proliferasi ke dunia Barat yang
mendukung muculnya zaman Renaisans di Eropa. Melalui dunia Islam, barat
mendapat akses untuk mendalami dan mengambangkan ilmu pengetahuan
modern.11

Sains adalah sumbangan terbesar peradaban Islam kepada dunia modern,


tetapi buahnya lambat masaknya. Tidak lama setelah kebudayaan Moor (Arab
Spanyol) terbenam kedalam kegelapan, maka raksasa yang dilahirkannya bangkit
dalam keperkasaannya. Bukan hanya sains yang telah menghidupkan kembali
Eropa, melainkan pengaruh peradaban Islam yang lainnya juga menghidupkan
Eropa.

12
Dalam sejarah terdapat tempat-tempat dan proses yang mempengaruhi pemikiran
dan sains Barat oleh pemikiran dan sains Islam yaitu: Andalusia, Shaqalliyah
(Sisilia), Perang Salib di Syria dan Sekitarnya, Qustanthiniyah (Konstantinopel):

1. Andalusia (Spanyol)

Masuknya Islam ke Spanyol yaitu setelah Abdur Rahman ad-Dakhil (756M)


berhasil membangun pemerintahan yang berpusat di Andalusia dan pertengahan
abad ke-9 M Islam telah meliputi seluruh Spanyol. Phillip K. Hitti
mengungkapkan bahwa kaum Muslimin Spanyol telah menorehkan catatan yang
paling mengagumkan dalam sejarah intelektual pada abad pertengahan di Eropa.
dan proses transmisi sedemikian rupa sehingga13

11
Agus Purwanto, Ayat Ayat Semesta: Sisi-Sisi Al-Qur’an yang Terlupakan (Bandung: PT Mizan
Publika), h 23.

12
Ibid., h 35

⁴Phillip K. Hitti, History of the Arabs (New York : Palgrave Macmillan 2002), h 73

13
Agus Purwanto, Ayat Ayat Semesta: Sisi-Sisi Al-Qur’an yang Terlupakan (Bandung: PT Mizan
Publika), h 23.

13
Para pencari ilmu dari Eropa Barat telah berduyun-duyun mendatangi
mendatangi Andalusia untuk menimba ilmu. Kejayaan ini mencapai puncaknya
pada abad ke-11 M. ketika para ulama dan pakar muslim berdatangan ke
Andalusia dari Iraq, Syam dan Mesir, karena pemerintah Muslim Andalusia
benar-benar memberi tempat terhormat bagi para ilmuwan. Mereka memboyong
literatur-literatur dari Timur dalam berbagai ilmu ke Andalusia. Dinamika
keilmuan dan peradaban ini terus berlanjut benar-benar memberi tempat terhormat
bagai para ilmuwan. Mereka memboyong literatur-literatur dari Timur dalam
berbagai ilmu ke Andalusia. Dinamika keilmuan dan peradaban ini terus berlanjut
sekalipun kekuasaan muslim Spanyol tercabik-cabik.14

Oleh karena itu tidaklah mengherankan jika saat itu Spanyol menjadi pusat
pembelajaran (masyarakat Eropa dengan adanya Universitas Cordova.Universitas
di Andalusia (Spanyol) biasa menjadi ajang pertemuan para akademis dan ruang
pembacaan publik tempat untuk membacakan puisi-pusi asli atau menyampaikan
pidato. Salah satu slogan favourite yang tertera di atas portal masuk Universitas
berbunyi “Dunia hanya terdiri atas empat unsur: pengetahuan yang bijak, keadilan
penguasa, doa orang soleh dan keberanian ksatria.

2. Shaqoliyah (Sisilia) ‫الصقلية‬

Berakhirnya kekuasaan Islam di Sisilia ditandai dengan runtuhnya kerajaan


kalbiyah, setelah hampir dua abad Islam menguasai Sisilia. Pangeran Roger I
putra Tancred de Hauteville dari Normandia merebut kota Messina tahun
452H/1060M, menyusul kota Palermo tahun 464H/1071M, Siracuse tahun
478H/1085, dan dipungkas dengan penaklukan Maltra tahun 483H/1090 M.Roger

²Haidar Baqir, “Jejak-jejak sains Islam Dalam Sains Modern”, Dalam Jurnal Qur’an (Jakarta: edisi
Juli-September 1989), h 34.

³Ibid., h 35⁴Phillip K. Hitti, History of the Arabs (New York : Palgrave Macmillan 2002), h 73

14
Abdul Aziz al-Khuwaithir dkk. Al-‘Alam al-Islami (Wizarah al-Ma‟arif-KSA,
1395/197

14
I (w.495H/1101M) yang menguasai Sisilia, tetap melindungi para cendikiawan,
filosof dan astrolog Arab dan para dokter, dan memberi kebebasan penuh kepada
masyarakat non kristen untuk menjalankan ibadah sesuai dengan ajaran
agamanya.15

Pada abad 8H/14M dan abad-abad berikutnya, kajian berbahasa Arab


dipelajari di universitas-universitas di Eropa, seperti di Oxford dan Paris tetapi
dengan tujuan untuk menyiapkan para misionaris Kristen untuk dikirim ke
wilayah-wilayah Muslim.16

Ensiklopedia kedokteran karya al-Razi satu-satunya karya besar dalam


bidang kedokteran yang diterjemahkan oleh Faraj ben Salim seorang dokter
Yahudi Sisilia ke dalam bahasa Latin pada tahun 678H/1279M telah diterbitkan
dalam berbagai manuskrip pada abad-abad berikutnya.17 Uraian ini jelas
mengungkapkan bahwa Sisilia mempunyai kontribusi dan peran yang signifikan
dalam proses pewarisan khazanah ilmiah ke Eropa.

3. Perang Salib

Syria dan sekitarnya, seperti diketahui, adalah wilayah di mana Islam dan
Barat berjumpa dalam bentuk perang Salib. Perang yang berlangsung antara 1095
sampai 1291 ini.18

Sedikitnya punya pengaruh terhadap transmisi pemikiran dan sains Islam


ke Barat. Kendati demikian, disadari bila pengaruh perang salib di sini tidaklah

15
Hitti, History of the Arabs, h 775
16
Hitti, History of the Arabs, h 780.

17
Harun Nasution, Ensiklopedia Islam Indonesia (Jakarta: Penerbit Djambatan, 2002), Jilid II, h
302.

18
Dewi Cendika, Shalahuddin al-Ayyubi (Bandung: PT Mizan Publika, 2009), h 16.

15
begitu intens, mengingat orang-orang yang datang sebagai pasukan Salib adalah
ksatria-ksatria perang dan bukan ilmuan. Sehingga, dapat dikatakan bahwa
sekiranya pun terjadi transmisi akibat perang salib tetapi bentuknya tak lebih dari
peniruan tatacara hidup sebagai hasil kekaguman Barat—dalam hal ini pasukan
Salib—terhadap masyarakat Islam yang mereka lihat. Transmisi terlihat terutama
pada kemiliteran, arsitektur, teknologi pertanian, industri, rumah-rumah sakit,
permandian umum, dan dalam batas tertentu juga sastra.

4. Konstantinopel

Pada masa pemerintahan Muhammad II (pertengahan abad ke-15 M).


kerajaan Turki Usmani telah mencapai puncak kejayaannya. Sehingga pada
tanggal 29 Mei 1453, Muhammad al-Fatih berhasil menaklukkan benteng
Konstantinopel yang terkuat, lambang Imperium Bizantium. Dengan demikian
para Khilafah Utsmanimengakhiri abad kegelapan di Eropa dan memberikan
cahaya baru.Suatu yang unik, ketika Konstantin II meminta bantuan kepada Paus
untuk menyatukan gereja ortodoknya dengan gereja Katolik Roma demi
menghadapi Turki Utsmani, penduduk Konstantinopel menentang persatuan itu
bahkan mereka lebih memilih melihat surban-surban orang muslim berada di
jantung ibu kota mereka dari pada melihat peci tokoh katolik di sana.19

Dengan dipindahkannya Ibukota Khilafah Utsmaniyah ke Konstantinopel,


maka berahirlah kekuasaan Bizantium dan Konstantinopel memasuki babak baru
yang penuh dengan ilmu, kemakmuran dan kemajuan.

19
Abdul Aziz, Al-‘Alam al-Islami, h 213-214

16
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam penjabaran yang telah dijelaskan dapat kami simpulkan bahwa Islam
adalah agama yang universal yaitu agama yang pemberlakuannya tidak dibatasi
oleh tempat dan waktu tertentu. Islam sesuai untuk semua golongan manusia.
Seperti di Andalusia, adalah titik awal penyebaran Islam di Eropa. Islam
menduduki masa kejayaannya di Andalusia dengan berbagai macam tantangan
tantangan. Dalam catatan sejarah, kemajuan Islam mencapai puncaknya pada
masa pemerintahan Abd al Rahman III (912-961 M) dimana Cordova yang
menjadi pusat peradaban Islam di Barat, sekaligus menjadi salah satu pusat
peradaban dunia.

Berbagai ancaman dan faktor-faktor yang menjadi mundurnya umat islam di


Andalusia ini semakin menyadarkan kita bahwa suatu bangunan akan selalu
kokoh jika bagian-bagian lain ikut menguatkan,begitu juga dengan Islam, Islam
akan tetap kokoh jika semua unsur mampu mempertahankan persatuan antar umat.
Dan masih banyak lagi sejarah-sejarah islam yang pasti ada didunia ini yang
menakjubkan. Maka dari itu, Sejarah dapat menjadi hal yang menakjubkan hanya
untuk mereka yang mampu mengambil makna dari setiap
kehebatan,keberanian,keberhasilan dan sebuah perjuangan hebat yang telah terjadi
untuk dijadikan sebuah pengalaman yang juga akan menjadi sejarah yang hebat di
masa depan

B. Saran

Banyak hal yang perlu kami pelajari lagi tentang sejarah ini,namun kami sadar
akan banyak sekali Ilmu pengetahuan yang harus kami dalami lagi. Kami

17
menyarankan kepada para pembaca untuk terus membaca sejarah-sejarah dari
penjabaran yang lain. Meski sejarah terkadang hanya dianggap kisah masa lalu,
namun ternyata banyak hal baik yang dapat kita jadikan pelajaran dalam
kehidupan kita di masa sekarang ataupun di masa yang akan datang.

18
DAFTAR PUSTAKA

1. https://jurnal.iainbone.ac.id/index.php/aldin/article/download/591/450
2. http://digilib.uinsby.ac.id/17148/4/Bab 2.pdf

3. Dr.Ahmad Khoirul ,Cara mudah memahami sejarah Islam,


(Yogyakarta,IRCiSoD,2019) h.160-162
4. Dr. Badri Yatim ,M. A. Sejarah Peradaban Islam,Dirasah Islamiyah,.
(Jakarta,Rajawali pers,2013}.
5. https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://www.jurnal.ar-
raniry.ac.id/index.php/adabiya/article/download/6454/3899&ved=2ahUKE
wjM7KT6sfnuAhVz7XMBHShRDjoQFjADegQIFhAC&usg=AOvVaw2
XNw0hCibqp0CnVmTjSOA0
6. https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://media.neliti.com/media/publications
/165201-ID-islam-di-spanyol-kemunduran-dan-
kehancur.pdf&ved=2ahUKEwjRgsOq3PnuAhXSXisKHf19B1QQFjABeg
QIGhAC&usg=AOvVaw04dMMlyQVS3gtWPDcJmEPS
7. ¹Agus Purwanto, Ayat Ayat Semesta: Sisi-Sisi Al-Qur’an yang Terlupakan
(Bandung: PT
8. Mizan Publika), h 23.
9. ²Haidar Baqir, “Jejak-jejak sains Islam Dalam Sains Modern”, Dalam
Jurnal Qur’an (Jakarta:
10. edisi Juli-September 1989), h 34.
11. ³Ibid., h 35
12. ⁴Phillip K. Hitti, History of the Arabs (New York : Palgrave Macmillan
2002), h 73
13. Abdul Aziz al-Khuwaithir dkk. Al-‘Alam al-Islami (Wizarah al-Ma‟arif-
KSA, 1395/197

19
14. 6Hitti, History of the Arabs, h 775.
15. 7Lisga, Sejarah Peradaban Islam Klasik, h 778
16. 8Hitti, History of the Arabs, h 780.
17. 9Harun Nasution, Ensiklopedia Islam Indonesia (Jakarta: Penerbit
Djambatan, 2002), Jilid II,

10Dewi Cendika, Shalahuddin al-Ayyubi (Bandung: PT Mizan Publika,


2009), h 16.

18. ¹¹Abdul Aziz, Al-‘Alam al-Islami, h 213-214


19. https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://jurnal.uinsu.ac.id/index.php/juspi/arti
cle/download/1792/1420&ved=2ahUKEwjp8ave8vvuAhWNbSsKHTDW
Bv4QFjAAegQIARAC&usg=AOvVaw27BJrEeNrEjR3WXqE6GSH3&cs
hid=1613946984195.

20

Anda mungkin juga menyukai