Anda di halaman 1dari 4

Nama : Gilbert Yerusalem

Nim : 1910521055
Prodi : Teknologi Industri Pertanian

Zaman Kerajaan-Kerajaan

Zaman Kerajaan-Kerajaan di Indonesia terbagi menjadi:

• Zaman Kerajaan Kutai

• Zaman Kerajaan Sriwijaya

• Zaman Kerajaan Sebelum Majapahit

• Zaman Kerajaan Majapahit

Zaman Penjajahan

Zaman Penjajahan terbagi menjadi :

 Penjajahan Belanda
 Penjajahan Jepang
 Kebangkitan Nasional
 Sidang BPUPKI
 Sidang PPKI

ZAMAN KERAJAAN

1. Zaman Kerajaan Kutai


Indonesia memasuki zaman sejarah pada tahun 400 M, dengan ditemukannya
prasasti yang berupa 7 yupa(tiang batu). Berdasarkan prasasti tersebut dapatdiketahui
bahwa raja Mulawarman keturunan dari raja Aswawarman keturunan dari Kudungga.
Masyarakatkutai menampilkan nilai - nilai sosial politik, danketuhanan dalam bentuk
kerajaan, kenduri, serta sedekah kepada para Brahmana.Pada masa ini Raja
Mulawarman telah mengadakan kenduri dan pemberian sedekah pada Brahmana.
Masyarakat Kutai yang pertama kali mencerminkan nilai sosial politik, dan ketuhanan
dalam bentuk kerajaan.

2. Zaman Kerajaan Sriwijaya


Pada abad ke 7 muncullah suatu kerajaan di Sumatra yaitu kerajaan Sriwijaya,
dibawah kekuasaan bangsa Syailendra. Pada zaman itu kerajaan Sriwijaya merupakan
suatu kerajaan besar yang cukup disegani dikawasan asia selatan. Sebagai suatu
kerajaan yang besar Sriwijaya sudah mengembangkan tata negara dan tata
pemerintahan yang mampu menciptakan peraturan-peraturan yang ditaati oleh rakyat
yang berada diwilayah kekuasaannya.

3. Zaman Kerajaan Sebelum Majapahit


Sebelum kerajaan Majapahit muncul sebagai kerajaan yang memamancangkan
nilai nilai nasionalisme, telah muncul kerajaan kerajaan di Jawa Tengah dan Jawa
Timur secara silih berganti. Bahkan pada zaman itu lambang negara Indonesia yang
makna didalamnya juga melambangkan sila –sila Pancaila, digambarkan dengann
burung garuda, dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika.

4. Zaman Kerajaan Majapahit


Pada tahun 1923 berdirilah kerajaan Majapahit di bawah pemerintahaan raja
Hayam Wuruk dengan Majapatih Gajah Madayang dibantu oleh Laksamana Nala,
wilayah kekuasaan Majapahit semasa jayanya itu membentang dari semenanjung
melayu sampai Irian barat melalui Kalimantan Utara. Pada buku Sutasomakarangan
Empu Tantular terdapat istilah Pancasila dengan makna persatuan nasional yaitu
Bhineka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrua artinya walaupun berbeda namun
satu juga. Sumpah palapa yang diucapkan oleh Mahapatih Gajah Mada berisi cita-cita
mempersatukan seluruh nusantara raya. Kerajaan Majapahit mempunyai nilai
hubungan bertetangga dengan baik dan nilai musyawarah mufakat yang dilakukan
oleh system pemerintahannya. Perselisihan dan perang saudara pada permulaan abad
XV membuat kerajaan Majapahit berangsur-angsur mulai memudar dan akhirnya
mengalami keruntuhan dengan“Sinar Hilang Kertaning Bumi” pada abad XVI (1520).

ZAMAN PENJAJAHAN
1. Penjajahan Belanda
Setelah Majapahit runtuh pada abad XVI maka berkembanglah agama islam
dan kerajaan islam seperti Demak dan mulailah berdatangan orang eropa yang ingin
mencari rempah-rempah. Pada awalnya bangsa portugis berdagang, namun lama-
kelaman mulai menunjukan peranannya dalam bidang perdagangan yang meningkat
menjadi praktek penjajahan misalnya Malaka pada tahun1511. pada akhir abad ke
XVI bangsa Belanda datang ke Indonesia dengan mendirikan suatu perkumpulan
dagang yang bernama VOC (Verenigde Oost Indische Compaignie).

2. Penjajahan Jepang
Fasis Jepang masuk ke Indonesia dengan propaganda “Jepang pemimpin Asia,
Jepang saudara tua bangsa Indonesia”. Pemerintah Jepang bersikap bermurah hati
kepada bangsa Indonesia, yaitu menjanjikan Indonesia akan merdeka. Pada tanggal 29
April 1945 bersamaan dengan hari ulang tahun Kaisar Jepang beliau memberikan
hadiah kepada bangsa Indonesia yaitu kemerdekaan tanpa syarat. simpati dan
dukungan dari bangsa Indonesia maka dibentuklah suatu badan yang menyelidiki
usaha-usaha persiapan kemerdekaan Indonesia yaitu Badan Penyelidik Usaha Usaha
Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) atau Dokuritu Zyumbi Tioosakai yang diketuai
oleh Dr. K.R.T. Radjiman Wediodiningrat, dan beranggotakan 60 orang yang berasal
dari pulau Jawa,Sumatra, Maluku, Sulawesi dan beberapa orang peranakan Eropa,
Cina dan Arab.

3. Kebangkitan Nasional
Pada abad XX dipanggung politik internasional terjadilah pergolakan
kebangkitan dunia timur, di Indonesia kebangkitan nasional(1908) dipelopori oleh
dr.Wahidin Sudirohusodo dengan Budi Utomo. Budi Utomo yang didirikan pada
tanggal 20 Oktober 1908 merupakan pelopor pergerakan nasional, setelah itu
munculah Sarekat DagangIslam(1909), kemudian diganti dengan Sarekat
Islam(1911)di bawah H.O.S. Cokroaminoto, Indische Partij (1913),yang dipimpin
oleh tiga serangkai yaitu: Douwes Deker, Ciptomangunkusumo, KI Hajar Dewantoro
Pada tahun 1927 munculah Partai Nasional Indonesia yang dipelopori oleh Soekarno,
Ciptomangunkusumo, Sartono, dan tokoh lainnya. Perjuangan kesatuan nasional
kemudian diikuti dengan Sumpah Pemuda tanggal 20 Oktober 1928, yang isinya satu
bahasa, satu bangsa, dan satu tanah air Indonesia.

4. Sidang BPUPKI
Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI)
adalah sebuah badan yang dibentuk oleh pemerintah Jepang pada tanggal 1 Maret
1945 dengan tujuan untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. Sebenarnya, hal
ini tidak lain merupakan usaha Jepang untuk mendapatkan hati rakyat Indonesia.
BPUPKI beranggotakan sebanyak 62 orang, dengan dipimpin oleh seorang ketua
yaitu Radjiman Widoyoningrat dengan dibantu oleh dua wakil ketua, yaitu
IchibangaseYosio (orang Jepang) dan Raden Pandji Soeroso.

5. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia


Setelah Jepang menyerah pada sekutu, maka kesempatan itu dipergunakan
sebaik-baiknya oleh para pejuang kemerdekaan bangsa indonesia. Untuk
mempersiapkan Proklamasi tersebut maka pada tengah malam, Soekarno-Hatta pergi
ke rumah Laksamana Maeda di Oranye Nassau Boulevard (sekarang Jl.imam bonjol
No.1). Setelah diperoleh kepastian maka Soekarno-Hatta mengadakan pertemuan
pada larut malam dengan Mr. Achmad Soebardjo, Soekarni, Chaerul Saleh, B.M.
Diah, Sayuti Melik, Dr. buntaran, Mr. Iwakusuma Sumantri dan beberapaanggota
PPKI untuk merumuskan redaksi naskah Proklamasi. Pada pertemuan tersebut
akhirnya konsep Soekarno lah yang diterima dan diketik oleh Sayuti Melik.Kemudian
pagi harinya pada tanggal 17 Agustus 1945 di Pegangsaan timur 56  jakarta, tepat
pada hari jumat legi, jam 10 pagi waktu Indonesia barat (Jam 11.30 waktu jepang),
Bung Karno dengan didampingi Bung Hatta membacakan naskah Proklamasi dengan
khidmad dan diawali dengan pidato.

6. Sidang PPKI
Sehari setelah Proklamasi keesokan harinya padatanggal 18 Agustus 1945,
PPKI mengadakan sidangnya yang pertama. Sebelum sidang resmi dimulai, kira-kira
20 menit dilakukan pertemuan untuk membahas beberapa perubahan yang berkaitan
dengan rancangan naskah Penitia Pembukaan UUD 1945 yang pada saat itu dikenal
dengan nama piagam jakarta. Dalam pertemuan tersebut para pendiri negara kita
bermusyawarah dengan moral yang luhur sehingga mencapai suatu kesepakatan, dan
akhirnya disempurnakan sebagaimana naskah PembukaanUUD 1945 saat ini.

Anda mungkin juga menyukai