Oleh
SMA N 1 BUKITTINGGI
T.P 2021/2021
CABANG OLAH RAGA ANGKAT BESI
Windy Cantika Aisah merupakan putri dari atlet angkat besi Indonesia era
1980-an, Siti Aisyah. Sang ibu pernah meraih medali perunggu di Kejuaraan Dunia
Angkat Besar tahun 1998. Mewarisi bakat sang ibu, Windy yang merupakan
kelahiran 11 Juni 2002 itu mulai berlatih angkat besi sejak kelas 2 SD.
Duduk di kelas 5 SD, Windy bergabung dengan klub angkat besi binaan eks
lifter nasional Maman Suryaman. Seiring dengan berjalannya waktu, Windy mulai
mengikuti berbagai kejuaraan, baik di level nasional maupun internasional.
Prestasi demi prestasi pun diraih oleh gadis kelahiran Bandung itu.
Di level nasional, Windy pernah meraih tiga emas di Kejurnas PPLP 2018,
tiga emas di Kejurnas Senior/Yunior Angkat Besi 2018, satu emas di POPNAS
2017. Di Kejuaraan Nasional Angkat Besi 2019 yang berlangsung pada bulan
Agustus lalu, Windy sukses mencatatkan dirinya sebagai juara nasional.
Sedangkan di level internasional, Windy mengawali kiprahnya di Piala EGAT,
Thailand, pada 2018. Ketika itu ia berada di peringkat empat.
Di Kejuaraan Dunia Angkat Besi Yunior 2019 yang digelar di Fiji, Windy
berahsil mengantongi medali perak. Suksesnya berlanjut di ajang SEA Games
2019, Manila, Filipina, di mana ia berhasil menggondol medali emas. Kini, gadis
berusia 19 tahun itu kembali menorehkan prestasi. Medali perunggu Olimpiade
Tokyo berhasil diraihnya. Melihat prestasinya di usia yang masih belia, rasanya
tidak berlebihan jika Windy digadang-gadang sebagai suksesor Sri Wahyuni
Agustiani.
Windy yang turun di kelas 49kg itu meraih medali perunggu setelah
mencatatkan total angkatan 194kg, dengan snatch 84kg dan clean and jerk 110kg,
demikian catatan resmi Olimpiade. Sementara medali emas direbut oleh lifter
China Hou Zhihui yang membukukan total angkatan 210kg (snatch 94kg dan clean
and jerk 116kg).
Dalam debutnya di ajang Olimpiade, Windy Cantika harus gagal terlebih
dahulu saat melakukan angkatan snatch 84kg di percobaan pertama. Dia baru
mampu mengangkat barbel seberat 84kg itu di kesempatan kedua. Sayangnya,
Windy kembali gagal ketika mencoba menambah beban angkatannya menjadi 87kg
pada percobaan ketiga. Beruntung kegagalan tersebut langsung ditebus saat ia
melakukan angkatan clean and jerk.
Windy tak menemukan hambatan yang berarti saat melakukan angkatan
clean and jerk dalam tiga kesempatan. Atlet berusia 19 tahun itu dengan mudah
mengangkat angkatan dimulai dengan 103kg, 108kg, hingga 110kg, dan
memastikan medali perunggu untuk Indonesia. (Antara)