Anda di halaman 1dari 2

1.

Selain mengendalikan perbedaan kelamin eksternal, hormone seks pada masa awal
perkembangan juga melekat pada reseptor di bagian-bagian tertentu pada hipotalamus,
amigdala, dan area-area otak lain (Shah dkk, 2004). Oleh sebab itu hormone-hormon
tersebut akan memicu diferensiasi seks dalam hal anatomi dan fisiologi. Sebagai contoh,
sebuah bagian di hipotalamus anterior yang dikenal dengan nama nucleus dimorfik seksual,
berukuran berukuran lebih besar pada jantan dari pada betina dan berperan dalam
pengendalian perilaku seksual jantan. Bagian-bagian hipotalamus betina dapat menghasilkan
pola pelepasan hormone bersiklus, seperti pada siklus menstruasi betina. Hipotalamus
jantan tidak dapat melakukan hal tersebut, begitu pula dengan hipotalamus betina yang
telah terpapar testosterone tambahan pada masa perkembangan.
2. Hormone pada masa awal perkembangan juga dapat memperngaruhi korteks serebrum,
mengendalikan laju apoptosis relative di berbagai area otak. Sebagai contoh, beberapa area
otak secara proporsional berukuran lebih besar pada pria dan terdapat area otak lain yang
secara proporsional berukuran lebih besar pada wanita (J. M. Goldstein, dkk, 2001;
Nopoulos, Flaum, O’Leary & Anderson, 2000). Pria cenderung memiliki jumlah sebstansi
putih yang lebih banyak dari pada wanita (Allen, Damasio, Grabowski, Bruss & Zhang, 2003).
Secara rata-rata wanita memiliki kepadatan neuron yang lebih tinggi pada lobus temporal
yang berperan penting dalam bahasa (Witelson, Glezer & Kigar, 1995). Area yang terkait
bahasa lebih besar di belahan otak kiri dari pada di belahan otak kanan untuk kedua jenis
kelamin, tetapi nilai perbedaan tersebut lebih besar pada wanita dari pada pria (Good dkk,
2001). Perbedaan berbagai area otak tersebut tidak terkait erat datu sama lain. Tiap area
otak mengalami pendewasaan pada waktu dan laju yang berbeda, sehingga kita mungkin
mendapat suatu tipikal otak wanita dan tipikal otak pria (Woodson & Gorski, 2000)
3. Kadar testosterone atau estradional mengeluarkan pengaruh yang mengaktivasi sehingga
mengibah perilaku sevara sementara, bukan saja pada masa awal periode sensitive, tetapi
juga pada tiap saat dalam hidup. Perilaku juga dapat mempengaruhi sekresi hormone.
Sebagai contoh, ketika merpati saling bercumbu, tiap tahap perilaku mereka memicu
perubahan hormone yang mengubah kesiapan merpati tersebut untuk rangkaian perilaku
berikutnya (C. Erickson & Lehrman, 1964; Martinez, Vargas & Erickson, 1973).
4. Manusia
Walaupun ketergantungan manusia terhadap kadar hormone seksual lebih kecil disbanding
spesies-spesies lain, perubahan hormone dapat meningkatkan ataupun menurunkan
kegairahan seksual. Hormone seksual tersebut juga mempengaruhi beberapa system otak
yang fungsinya tidak langsung berkaitan dengan seks.
Pria
5. Pada pria, kenikmatan seksual tertinggi terjadi ketika kadar testosterone berada pada level
tertinggi, yaitu sekitar umur 15-25 tahun. Hormone oksitosin juga berperan dalam
kenikmatan seksual. Tubuh melepaskan oksitosin dalam jumlah yang besar selama orgasme
berlangsung. Konsentrasinya di dalam darah dapat mencapai tiga kali di atas kadar normal
dalam darah. Beberapa studi mendukung adanya hubungan antara oksitosin dan kenikmatan
seksual (M. R. Murohy, Checkley, Seckl & Lightman, 1990).
Wanita
Kelenjar hipotalamus dan pituitary wanita berinteraksi dengan ovarium untuk mrnghasilkan
siklus menstruasi, sebuah periode ketika kadar hormone dan kesuburan mengalami
perubahan yang berlangsung sekitar 28 hari. Setelah akhir periode menstruasi, pituitary
anterior melepaskan follicle stimulating hormone (FSH) yang akan memicu pertumbuhan
folikel dalam ovarium. Folikelakan (merawat) memberi nutrisi kepada ovum dan
menghasilkan beberapa tipe estrogen, termasuk estradiol. Pada pertengahan siklus
menstruasi, folikel membentuk reseptor FSH terus-menerus.
Oleh karena itu, walaupun terjadi penurunan konsentrasi FSH di dalam darah, pengaruh FSH
pada folikel justru meningkat. Sebagai akibatnya, folikel memproduksi estradiol dalam
jumlah yang semakin banyak. Meningkatnya pelepasan estradiol akan menyebabkan
meningkatnya pelepasan FSH dan juga pelepasan luteinzing hormone (LH). Gabungan dari
pengaruh FSH menyebabkan folikel melepaskan ovum

Anda mungkin juga menyukai