Makalah - PKN - Kelompok 4
Makalah - PKN - Kelompok 4
Disusun Oleh :
PRODI MATEMATIKA
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penyusun ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan tugas Makalah
kelompok 4 yang berjudul “Negara dan Konstitusi”. Adapun tugas ini dibuat untuk
memenuhi tugas Makalah Kelompok untuk mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan . Penyusun juga berterima kasih kepada Ibu Dra. Nurliani
Manurung, M.Pd. yang sudah memberikan bimbingan dan saran dalam terwujudnya
makalah ini.
Makalah ini telah kami susun sebaik mungkin dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak maupun sumber sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu kami mengucapkan banyak terimakasih kepada dosen yang telah
memberikan materi, serta kami juga berterimakasih kepada orang tua dan semua
pihak yang telah mendukung dalam pengerjaan makalah ini sehingga tugas ini dapat
terselesaikan tepat waktu.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan pada makalah ini.
Oleh karena itu, kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca guna
kesempurnaan tugas ini. Akhir kata kami ucapkan terima kasih dan semoga makalah
ini dapat memberikan manfaat serta menambah pengetahuan bagi pembaca maupun
penulis.
Penulis
Kelompok 4
i
Daftar Isi
KATA PENGANTAR............................................................................................i
Daftar Isi.......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................1
1.3 Tujuan.....................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................2
2.1 Konsep Negara........................................................................................2
2.2 Unsur-Unsur Negara...............................................................................3
2.3 Teori Terbentuknya Negara....................................................................5
2.4 Sifat Negara.............................................................................................7
2.5 Tujuan dan Fungsi Negara......................................................................7
2.6 Pengertian Konstitusi............................................................................11
2.7 Kedudukan Konstitusi...........................................................................13
2.8 Tujuan dan Fungsi Konstitusi...............................................................14
2.9 Sejarah Konstitusi di Indones...............................................................15
2.10 Amandemen atau Perubahan UUD NRI 1945.......................................17
BAB III PENUTUP.............................................................................................21
3.1 Kesimpulan............................................................................................21
DAFTAR PUSAKA.............................................................................................22
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Menurut Logeman (Sapriya et al, 2013 27-28), negara adalah suatu
organisasi kekuasaan yang dapat mengatur masyarakat denagn alat-
alat perlengkapannya sekalipun dengan paksaan.
Menuru Miriam Budiarjo, negara adalah suatu daerah teritorial yang
rakyatnya diperintah (govermed) oleh sejumlah pejabat dan berhasil
menuntut dari warga negaranya ketaatan pada peraturan perundang-
undangannya melalui penguasaan (kontrol) monopolitis dari
kekuasaan yang sah.
3
melaksanakan aspirasi-aspirasi rakyat yang biasanya dituangkan dalam
aturan-aturan yang mengikat baik bagi rakyat maupun bagi pemerintah
itu sendiri.
b. Unsur deklaratif adalah unsur yang sifatnya menyatakan, bukan
mutlak harus dipenuhi.
Pertama, tujuan negara merupakan unsur deklaratif pertama yang
menentukan arah penyelengaraan negara.
Kedua, undang – undang dasar atau konstitusi negara merupakan
perangkat peraturan yang menentukan kekuasaan dan tanggung jawab
dari berbagai alat kenegaraan.
Ketiga, pengakuan dari negara lain dimaksudkan perbuatan bebas oleh
satu negara atau lebih negara untuk mengakui keberadaan suatu
wilayah yang dihuni oleh masyarakat yang secara politis terorganisasi.
4
2.3 Teori Terbentuknya Negara
Asal mula terbentuknya sebuah negara dapat digunakan melalui pendekatan
teoritis, yaitu suatu pendekatan yang didasarkan kerangka pemikiran logis yang
hipotesanya belum dibuktikan secara kenyataan.
5
tertindas.
6
Negara memiliki sifat-sifat khusus sebagai manifestasi dari kedaulatannya
yang dimilikinya dan yang hanya terdapat pada negara saja, tidak terdapat pada
asosiasi atau organisasi lainnya.
7
1) Roger H. Soltau, menyatakan bahwa tujuan negara adalah memumgkinkan
rakyatnya berkembang serta menyelenggarakan daya ciptanya sebebas
mungkin (Miriam Budiardjo, 2001: 45).
2) Lord Shang, mengemukakan bahwa di dalam setiap negara terdapat subjek
yang selalu berhadapan dan bertentangan, yaitu pemerintah dan rakyat. Yang
satu kuat dan lainnya lemah. Pihak pemerintah harus lebih kuat daripada
rakyat. Pemerintah harus selalu berusaha lebih kuat daripada rakyat agar tidak
terjadi kekacauan dan anarki (Solly Lubis, 1990: 44).
Tujuan negara bermacam-macam, tergantung dari teori tujuan negara
in sendiri. Naning (1983:28) menjclaskan ada beberapa teori tujuan negara,
antara lsin:
Tabel Teori Tujuan Negara
8
4 Kesusilaan Plato Negara bertujuan untuk memajukan
kesusilaan manusia, baik sebagai
perorangan maupun makhluk sosial.
5 Kebahagiaan Hartnann, Harold Tujuan negara agar tetap memiliki
Joseph Laski, dan wilayahnya yang akan dimanfaatkan
John Suart Mill. sebesar-besarnya untuk kepentingan
masyarakat sehingga mereka dapat
hidup tentram dan bahagia.
6 Keadilan Thomas Aquinas Bahwa kekuasaan dan hukum negara
dan Aristoteles. itu anya berlaku selama ia
mewujudkan eadilan untuk kebaikan
bersama masyarakat, seperti yang
dikehendaki oleh Tuhan. Negara
menjamin kebaikan hidup warga
negaranya, karena kebaikan hidup itu
idealisme dan sekaligus tujuan
negara yang hanya dapat dicapai
dengan keadilan
7 Kesejahteraan Adam Smith Negara bertujuan untuk mewujudkan
kesejahteraan umum.
9
pelaksanaan dari cita-cita negara dalam kenyataannya. Fungsi yang
secaraumum pasti dimiliki olch setiap negara dewasa ini sebagaimana
dikemukakan
1. Melaksanakan penertiban untuk mencapai tujuan bersama dan mencegah
bentrokan-bentrokan yang terjadi dalam masyarakat, maka negara harus
melaksanakan penertiban oleh Miriam Budiardjo (2001: 46) adalah:
2. Mengusahakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya.
3. Pertahanan. Hal ini diperlukan untuk menjaga kemungkinan serangan dari
luar. Untuk itu negara dilengkapi dengan alat-alat pertahanan.
4. Menegakkan keadilan. Hal ini dilaksanakan melalui badan-badan peradilan
Namun mengenai fungsi negara ini pun ada beberapa ahli yang telah
mengemukakan pendapatnya, antara lain (F. Isiwara, 1990 172-182):
1. Jacobses das Lipmass mengenukakan bahwa fungsi negara dibedakan
dalam a Fungsi esensial, yaitu fungsi yang diperlukan dersi kelanjutan
negara dan meliputi pemeliharaan angkatan perang untuk pertahanan
terhadap serangan dari luar ataupun untuk menindak pergolakan dajam
neperi, pemeliharaan angkatan kepolisian untuk menanggulangi kejahatan,
pemeliharaan pengadilan, untuk mengadili pelanggar hukum, mengadakan
hubungan luar negeri, mengadakan pemungutan pajak, dan sebagainya b.
Fungsi jasa ialah seluruh aktivitas yang mungkin tidak akan ada apabila
tidak diselenggarakan olch negara, misalnya pemeliharaan fakir miskin,
pembangunan jalan-jalan, jembatan, dan sebagainya b. Fungsi permiagaan
ialah fungsi yang dapat diselenggarakan oleh individu dengan motif untuk
memperoleh laba apabila fungsi ini tidak dilaksanakan sendiri oleh negara
Contohnya janinan sosial, pencegahar pengangguran, perlindungan
deposito di bank, dan sebagainya.
2. Lloyd Vernon Ballard mengemukakan bahwa fungsi negara ialah
menciptakan syarat-syarat dan perhubungan-perhubungan yang
memuaskan dan konstrukif bagi semua warga negara. Oleh karenanya
secara sosiologis, fungsi negara itu ada empat golongan besar, yaitu:
10
a. Fungsi social conseration dari nilai-nilai sosial yang sangat penting bagi
suatu tertib politik dan sosial, seperti misalnya mempergiat tata tertib
interm dengan jalan menyelesaikan pertkaian-pertikaian antar warga
negara dan melindungi jiwa dan harta benda warga negara, menjalin
hubungan dengan negara lain, pertahanan terhadap serangan dari luar,
penyelenggaraan ke:dilan sosial, dan lain-lain.
b. Fungsi social control, yaitu mendanaikan, menyesuaikan dan
mengkoordinir sikap-sikap kelompok yang berselisih atau bersaing.
c. Fungsi social amelioration yang berhubungan dengan kelompok.
kelomipok yang dirugikan, misalnya usaha-usaha meniadakan
kemiskinan, pemeliharaan orang-orang cacat.
d. Fungsi social improvement, yaitu perluasan bidang hidup dari segenap
kelompok, seperti pengajaran dan pendidikan umum, mengembangkan
kesenian, mengadakan penyelidikan-penyelidikan ilmiah, dan research.
Menurut Ballard perubahan-perubahan sosial juga mempengaruhi
pergeseran fungsi-fungsi negara tersebut.
2.6 Pengertian Konstitusi
Konstitusi merupakan hukum dasar suatu negara. Setiap negara pasti
memiliki konstitusi. Karena tanpa adanya konstitusi negara tidak mungkin
terbentuk. Sebagai hukum dasar negara, kostitusi berisi aturan dan ketentuar
tentang hal-hal yang mendasar dalan kehidupan suatu negara. Jadi segala
praktik-praktik dalam penyelenggaraan negara harus didasarkan pada
konstitusi dan tidak boleh bertentangan dengan konstitusi tersebut.
Konstitusi bisa dipersamakan dengan hukum dasar atau undang-
undang dasar. Undang-Undang Dasar ialah hukum dasar yang tertulis. Dalam
bahasa Belanda istilah konstitusi di kenal dengan istilah "ground wet" yang di
terjemahkan sebagai undang-undang dasar. Dalam bahasa Indonesia, "wet" di
terjemahkan sebagai undang-undang, dan "ground" yang berarti tanah. Di
negara-negara yang menggunakan bahasa Inggris digunakan istilah
constitution yang diartikan kedalam bahasa Indonesia menjadi konstitusi.
Pengertian konstitusi dalam praktik mempunyai pengertian lebih luas dari
undang-undang dasar.
Istilah konstitusi (constitution) dengan Undang-Undang Dasar
Gronwer), menurut Van Apeldoorn memang berbeda. Constitution
11
(konstitusi) membuat yang tertulis maupun yang tiuak tertulis, sedangkan
grorwer ( Undang-Undang Dasar) merupakan bagian yang tertulis dari suatu
konstitusi. Sedangkan kalau menurut Sri Soenantri konstitusi dengan Undang-
Undasg Dasar memiliki arti yang sama. Hal ini sesuai dengan praktik
ketatanegaraan di sebagian besar negara-negara dunia, termasuk juga
Indonesia (Tukiran Taniredja et al, 2017:50).
Pendapat ini sejalan dengan K.C. Wheare yang secara gais besar
membagi konstitusi menjadi dua bagian, yaitu konstitusi yang semata-mata
berbicara sebagai naskah hukum suatu ketentuan yang mengatur "the rule of
the constitution", dan konstitusi yang bukan saja mengatur ketentuanketentuan
hukum, tetapi juga mencantumkan ideologi, aspirasi, dan cita-cita politik, the
statement of idea, pengakuan kepercayaan, suatu beloofsbelijdenis dari bangsa
yang menciptakannya (Pasha, 2002:69).
Menurut Jinly Asshiddiqie (2005) menjelaskam balswa ke dalamt
kossep konstiusi itu tercakup juga pengertian peraturan tertulis, kebiasaan dan
konvensi-konvensi kenegaraan (ketatanegaraan) yang menentukan susunan
dan kedudukan organ-organ negara itu dan mengatur hubungan orgal-organ
nepara tersebut dengan warga negara. Hermann Heller mengemukakan tiga
pengertian konstitusi, yaitu:
1. Die poltische verossung ais gesellschafilich wirklichkelt. Konstitusi dilihat
dalam arti politis dan sosiologis sebagai cermin kehidupan sosial politik. yang
nyata dalan masyarakat
2. Die verselbsandigte rechtsverfassung. Konstitusi dilihat dalam arti yuridis
sebagai suatu kesatuan kaidah hukum yang hidup dalam masyarakat.
3. Die guschresben verfassung. Konstitusi yang tertulis dalam suatu naskalh
undang-undang dasar seuagai hukum yang tertinggi yang berlaku dalam suatu
negara (Kusnardi & Ibrahim, 1988:65)
Lebih lanjut menurut Winamo (2008) konstitusi dapat diartikan dalan
arti luas dan sempit, sebagai berikut:
1) Konstitusi dalamı arti luas meliputi hukum dasar tertulis dan tidak tertulis.
2) Konstitusi dalam arti sempit adalah hukum dasar tertulis yaitu
undangundang dasar.Dalam pengertian imi undang-undang dasar merupakan
konstitusi atau hukum dasar yang tertulis.
Dari berbagai pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan pengertian
konstitusi yaitu seperangkat aturan atau hukum yang berisi ketentuan tentang
bagaimana pemerintah dijalankan. Oleh karena itu aturan atau hukum yang
terdapat dalam konstilusi mengatur hal-hal yang sangat mendasar dari suatu
negara, maka konstitusi dapat dikatakan sebagai aturan atau hukum dasar
yang dijadikan pedoman dalan penyelenggaran suatu negara.
12
2.7 Kedudukan Konstitusi
Konstitusi menempati kedudukan yang sangat penting dalam
kehidupan ketatanegaraan suatu negara karena konstitusi menjadi barometer
kehidupan bernegara dan berbangsa yang sarat dengan bukti sejarah
perjuangan para pendahulu. Meskipun konstitusi yang ada di dunia ini
berbeda-beda baik dalam hal tujuan, bentuk dan isinya, tetapi umumnya
mereka menpunyai kedudukan formal yang sama, yaitu sebagai:
1. Konstitusi sebagai hukumn dasar, karena ia berisi aturan dan ketentuan
tentang hal-bal yang mendasar dalam kehidupan suatu negara
2. Konstitusi sebagai hukum tertinggi, artinya bahwa aturan-aturan yang
terdapat dalam konstitusi, secara hierarki mempunyai kedudukan lebih tinggi
terhadap aturan-aturan lainnya, sehingga aturan-aturan yang lain barus sesuai
dengan undang-undang dasar.
Si Sumantmi (Tikok, 1988: 115) menyatakan bahwasanya tidak ada
satu negara pun di dunia sekarang ini yang tidak mempunyai konstitusi atau
undang-undang dasar. Konstitusi menurut sejarahnya dimaksudkan untuk
menentukan batas wewenang penguasa, menjamin hak rakyat, dan mengatur
jalannya pemerintahan.
Pada umurmnya uadang-undang dasar atau konstitusi menurut Sri
Sumantri (Tikok, 1988: 141) berisi tiga hal pokok yaitu (I) adanya jaminan
terhadap bak-bak asasi manusia dan warga negara, (2) ditetapkannya susunan
ketatanegaraan yang bersifat fundamental; dan (3) adanya pembagian dan
pembatasan tugas negara yang bersifat fundamental.
Astim Riyanto (Nurwardani, 2016: 95) menjelaskan Seorang ahli
konstitusi berkebangsaan Jepang Naoki Kobayashi mengemukakan bahwa
undang-undang dasar membatasi dan mengendalikan kekuasaan politik untuk
nenjamin hak-hak rakyat. Melalui fungsi ini undang-undang dasar dapat
memberi sumbangan kepada perkembangan dan pembinaan tatanan politik
yang denokratis.
Setiap kekuasaan pasti memiliki kecenderungan untuk berkenbang
menjadi sewenang-wenang, seperti dikemukakan olch Lord Acton: "Power
tends to corrupt, and absolute power corrupis absolutely”. Inilah alasan
mengapa diperlukan konstitusi dalam kehidupan berbangsa dan bemegara
Indonesia, yakni untuk membatasi kekuasaan pemerintah agar tidak
memerintah dengan sewenang-wenang.
13
Pada hakikatnya sebuah konstitusi harus memuat secara ketat
materimatei yang secara substansial harus ada pada sebuah konstitusi.
Menurut Konstitusi Miriam Budiardjo. (Nuruddin Hady, 2010) menjelaskan
setiap undang-undang dasar memuat ketentuan-ketentuan mengenai hal-hal
sebagai berikut:
1. Onganisasi negara, misalnya pembagian kekuasaan antara badan legislatif
eksekutif, dan yudikatif, pembagian kekuasaan antara pemerintah federal dan
pemenintab negara bagian, prosedur menyelesaikan masalah pelanggaran
yunstiksi olch salah satu badan pemerintah dan sebagainya.
2. Hak-hak asasi manusia
3. Prosedur mengubah Undang-Undang Dasar.
4. Ada kalanya memuat larangan untuk mengubah sifat tertentu dari Undang
Undang Dasar.
Berkaitan dengan tujuan dari konstitusi, Muarice Hauriou menyatakan
bahwa tujuan konstitusi adalah untuk menjaga keseimbangan antara ketertiban
(onder), kekuasaan (gezag), dan kebebasan (vrijheid) (Asshiddigie, 2005)
Menurut Jimly Asshiddiqie (Winamo, 2008) konstitusi memiliki
beberapa fungsi sebagai berikut
1. Fungsi penentu atau pembatas kekuasaan negara
2. Fungsi pengatur hubungan kekuasaan antar organ negara.
3. Fungsi pengatur hubungan kekuasaan antara organ dengan warga negara.
4. Fungsi pembari atau sumber legitimasi terhadap kekuasaan negara ataupun
kegiatan penyelenggaraan kekuasaan negara.
5. Fungsi penyalur atau pengalih kewenangan dari sumber kekuasaan yang
asli (yang dalam sistem demokrasi adalah rakyat) kepada organ negara
6. Fungsi simbolik yaitu sebagai sarana pemersatu (symbol of unity)
7. Fungsi simbolik sebagai ujukan identitas dan keagungan kebangsaan
(identiry of nation)
8. Fungsi simbolik sebagai pusat upacara (center of ceremony).
9. Fungsi sebagai sarana pengendalian masyarakat (social contro), baik dalam
arti sempit yaitu bidang politik dan dalam arti luas mencakup bidang sosial
ekonomi.
10. Fungsi sebagai saraua perekayasaan dan pentbaruan ntasyarakat (social
engineering atau soctal reform) baik dalam arti seauyit saspon daiam arti luas.
14
ketika pemerintah militer Jepang berjanji akan memberikan kenerdekaan
kepada rakyat Indonesia melalui Perdana Menteri Koiso yang diucapkan pada
tanggal 7 September 1944, maka dibentuklah badan yang bermama Dokuritsu
Zyunbi Choasakai atau Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (BPUPKD) pada tanggal 29 April 1945 yang diketuai
oleh Dr. Radinan Wedyodiningrst dan Ketua Muda R.P. Soeroso, yang
tugasnya menyusun dasar Indonesia merdeka.
Para anggota BPUPKI yang dilantik pada tanggal 28 Mei 1945
bersidang dalam dua tahap. Pertama, dari tanggal 29 Mei-1 Juni 1945 untuk
menetapkan dasar negara dan berhasil merumuskan Pancasila yang didasarkan
pada pidato anggota Ir. Sockarno pada tanggal 1 Juni 1945. Kedua, dari
tanggal 10-17 Juli 1945 yang berhasil membuat undang-undang dasar. Pada
tanggal 22 Juni 1945 diadakan pertemusan antara gabungan pabam
kebangsaan dan golongan agama yang nempersoalkan bubungan antara agama
dengan negara. Dalam rapat tersebut dibentuk panitia sembilan, panitia
sembilan berthasil membuat rancangan preambule (pembukaan) bukum dasar,
yang oleh Mr. Moh. Yamin disebut dengan istilah Piagam Jakarta (Jakra
Charer).
Pada tanggal 14 Juli 1945 pada sidang kedua BPUPKI, setelah melalui
perdebatan dan perubahas, teks permyataan Indonesia merdeka dan teks
pembukaan UUD 1945 diterima oleh sidang. Teks pemyataan Indonesia
merdeka dan teks pembukaan UUD 1945 adalah hasil kerja panitia perancang
undang-undang dasar yang diketuai oleh Prof. Soepomo. Setelah selesti
melaksanakan tugasnya, BPUPKI melaporkan hasilnya kepada pemerintah
militer Jepang disertai usulan dibentuknya suatu badan baru yakni Dokurisu
Zsunbi Inkai atau Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI), yang
bertugas mengatur pemindahan kekuasaan (transfer of authority) dari
pernerintah Jepang kepada pemerintah Indonesia. Atas usulan tersebut maka
dibontuklah PPKI dengan jumlah anggota 21 orang yang diketual oleh Ir.
Soekarno dan Wakil Ketuanya Drs. Moh. Hatta. Anggota PPKI kemudian
15
ditambah 6 orang. tetapi lebih kecil daripada jumlah anggota BPUPKI, yaitu
69 orang. Menurut rencana, Jepang akan memberikan kemerdekaan kepada
Rakyat Indonesia pada tanggal 24 Agustus 1945. Namun terdapat rakhmat
Tuhan yang tersenbunyi (blessing in disguise) karena, sepuluh hari sebelum
tibanya hari H tersebut, Jepang menyatakan kapitulasi (menyerah kalah dalam
perang) kepada sekutu tanpa syarat (undconditional surrender) .
Pada hari Kanis pagi, tanggal 16 Agustus 1945, Soekarno-Hatta
dibawa oleh para pemuda ke Rengasdengklok Karawang Jawa Barat, nanun
pada malam harinya dibawa kembali ke Jakarta lalu mengadakan rapat di
rumah Laksamana Maeda di Jalan Imam Bonjol No. 1 Jakarta Pada malam
itulah dicapai kata sepakat bahwa Proklamasi Kemerdekaan akan diumumkan
di Jalan Pegangsian Timur 56, yaitu rumah kediaman Bung Karno, pada hari
Jumat 17 Agustus 1945 (9 Ramadhan 1364), pukul 10.00 WIB.
Pada langgal 17 Agustus 1945 petang hari datanglah utusan dari
Irdonesia bagian timur yang menghadap Drs. Moh. Hatta dan menyztakan
bahwa rakyat di daerah itu sangat berkeberatan pada bagian kalimat dalam
rancangan Pembukaan UUD 1945 yang berbunyi: "Ketuhanan, dengan
kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya". Dalam
menghadapi masalah tersebut dengan disertai semangat persatuan, keesokan
harinya menjelang sidang PPKI tanggal 18 Agustus 1945, dapat diselesaikan
oleh Drs, Moh. Hatta bersama 4 anggota PPKI, yaitu K.H. Wachid Hasyim,
Ki Bagus Hadikusumo, Mr. Kasman Singodimedjo, dan Teuku M. Hasan.
Dengan demikian tujuh kata dalam pembukaan UUD 1945 tersebut
dihilangkan. Untuk lebih jelasnya dapat diuraikan bahwa badan yang
merancang UUD 1945 termasuk di dalamnya rancangan dasar negara
Pancasila adalah BPUPKI yang dibentuk pada tanggal 29 April 1945. Setelah
selesaj melaksanakan tugasnya yaitu merancang UUD 1945 berikut rancangan
dasar negara, dan rancangan pernyafaan Indonesia merdeka, maka
dibentuklah PPKI pada tanggal 7 Agustus 1945. Jadi konstitusi Negara
Indonesia adalah Undang-Undang Dasar 1945 yang untuk pertama kali
16
disahkan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKD) pada tanggal
18 Agustus 1945 Menurut Winarno (2008) menjelaskan dalam sejarahnya,
sejak proklamasi 17 Agustus 1945 hingga sekarang, di Indonesia telah berlaku
tiga macam undang-undang dasar dalam empat periode, yaitu:
17
perubahan dengan konstitusi aslinya masih terkait. Nilai-nilai lama dalam
konstitusi asli masih tetap ada kaitannya dengan masalah mengapa perlunya
dilakukan amandemen UUD 1945 adalah karena kehidupan manusia yang
senantiasa berubah, baik perubahan internal masyarakat, seperti pemikiran,
kebutuhan hidup, kemampuan diri maupun kehidupan eksternal masyarakat,
seperti lingkungan hidup yang berubah dan hubungan dengan msyarakat lain.
Oleh karena itu, konstitusi sebagai landasan kehidupan bernegara larus
senantiasa menyesuaikan dengan perkembangan dan tuntutan yang terjadi di
masyarakat.
Dikdik B. Arif (2014: 112:114) menjelaskan, dasar pemikiran
dilakukannya perubahan UUD 1945 antara lain karena: pertama, UUD 1945
membentuk struktur kenegaraan yang bertumpu pada kekuasaan tertinggi di
tangan MPR yang sepenuhnya melaksanakas kedaulatan rakyat. Hal itu
berakibat tidak terjadinya saling mengawasi dan saling mengimbangi (check
and balances) pada lembaga-lembaga kenegaraan. Penyerahan kekuasaan
tertinggi kepada MPR merupakan kunci yang menyebabkan kekuasaan
pemerintahan negara seakan-akan tidak memiliki hubungan dengan rakyat.
18
pasal 7 UUD 1945 (sebelum diubah) yang berbunyi "Presiden dan Wakl
Presiden memegang jabatannya selama masa lima tahun dan sesudahnya dapat
dipilih kembali". Rumusan pasal tersebut dapat ditafsirkan lebih dari satu.
Tafsir pertama bahwa Presiden dan Wakil Presiden dapat dipilih berkalikali.
Tofsi yang kedua bahwa Presiden das Wakil Presides itu hasya bolch
memegang jabatan maksimal dua kali dan sesudah itu tidak boleh dipilih
kembali.
Keempat, UUD 1945 terlalu banyak memberikan kewenangan kepada
kekuasaan Presiden untuk mengatur bal-hal penting dengan undang-undang
UUD 1945 menetapkan bahwa Presiden juga memegang kekuasaan legislatif
schingga Presiden dapat merumuskan hal-hal penting sesuai dengan
kehendaknya dalan undang-undang.
Kelima, rumusan UUD 1945 tentang senangat pesyelenggara negara
belun cukup didukung ketentuan konstitusi yang memuat aturan dasar tentang
kehidupan yang demokratis, supremasi hukum, pemberdayaan rakyat,
penghormatan hak asasi manusia, dan otonomi daerah.
Tentu tidak dapat dipangkiri bahwa perubahan UUD 1945 ini
membawa kemajuan. Hal ini tampak jclas bahwa kehidupan demokrasi
tumbuh semakin baik. UUD 1945 hasil amandemen sudah memunculkan
ketentuan tentang cheks and balances secara lebih proporsional di dalam
sistem ketatanegaraan Indonesia. Sebelum UUD 1945 diamandemen, banyak
produk peraturan perundang-undangan yang bertentangan dengan peraturan
perundang undangan yang lebih tinggi, seperti banyaknya undang-undang
yang bertentangan dengan UUD 1945, tetapi tidak ada lembaga pengujian
yang dapat dioperasionalkan. Sekarang dapat kita lihat kermajuan yang terjadi
dengan hadirnya Mahkamah Konstitusi (MK) yang berperan dalan pengujian
undang-undang, sebagai implementasi checks and balances yang bagus bagi
sistem ketatanegaraan. Sekarang legislatif tidak bisa lagi membuat
undangundang dengan sembarangan atau melalui transaksi politik tertentu,
19
sebab produk legislasi sekarang sudah dapat diawasi dan dimbangi olch
lembaga yudisial, yaitu Mahkamah Konstitusi (Moh. Mahfud MD, 2010).
Dengan amandemen UUD 1945, lembaga MPR mengalami
transfomasi kedudukam dari lembaga tertinggi negara menjadi lembaga tinggi
negara. Kekuasaas MPR pun menjadi berkurang. MPR tidak lagi berwenang
untuk memilih pasangan Presiden dan Wakil Presiden, tetapi rakyatlah yang
sekarang berdaulat untuk memilih pasangan Presiden dan Wakil Presiden.
Dengan kata lain, kedaulatar tertinggi berada di tangan rakyat. Yang sebelum
diamandemen kekuasaan tertinggi berada di tangan MPR. Pennbagian
kekuasaan juga diatur dengan jelas antara eksekutif, legislatif, dan yudikatif.
20
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
2. Konstitusi diartikan sebagai peraturan yang mengatur suatu negara, baik yang
tertulis maupun tidak tertulis. Konstitusi memuat aturan-aturan pokok (fundamental)
yang menopang berdirinya suatu negara.
3. Antara negara dan konstitusi mempunyai hubungan yang sangat erat. Karena
melaksanakan konstitusi pada dasarnya juga melaksanakan dasar negara.
21
DAFTAR PUSAKA
Sinaga,Osberth dan Apiek Gandamana.(2019).PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN UNTUK
PERGURUAN TINGGI.Medan:Harapan Cerdas.
22