Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

HUKUM-HUKUM TERMODINAMIKA II DAN III

Disusun Oleh :

Nur mauliya (190720017)

Dosen pengampu : ZULFAHMI, S. Pd., M. Pd.

Mata Kuliah : Gas dan Termodinamika

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
REULEUT
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
menganugerahkan banyak nikmat sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan
baik. Penyelesaian makalah ini merupakan proses yang panjang dan melibatkan
berbagai pihak, dosen pengajar yang telah memberikan berbagai hal kepada kami
dalam penulisan makalah ini.

Makalah ini berisi tentang “Hukum-Hukum Termodinamika II dan III’’


untuk memenuhi mata kuliah Gas dan Termodinamika. Dalam penyusunan makalah
ini, kami menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kategori sempurna,
Sehingga kami selaku penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca sekalian. Akhir kata Semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat untuk kita semua

Reulet, 24 Juni 2021

NUR MAULIYA

DAFTAR ISI

I
KATA PENGANTAR ......................................................................................... i

DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang............................................................................................. 1


1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................ 1
1.3 Tujuan Penulisan ......................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................... 3

2.1 Hukum Termodinamika II .................................................................................. 3


1. Formulasi Kelvin-Planck .............................................................................. 6
2. Formulasi Clausius ........................................................................................ 6
2.2 Hukum Ketiga Termodinamika .................................................................. 12

BAB III PENUTUP .......................................................................................... 14

3.1 Kesimpulan ............................................................................................ 14


3.2 Saran ...................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 16

II
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Termodinamika adalah ilmu tentang energi, yang secara spesifik
membahas tentang hubungan antara energi panas dengan kerja. Energi dapat
berubah dari satu bentuk ke bentuk lain, baik secara alami maupun hasil
rekayasa teknologi. Hukum kedua termodinamika terkait dengan entropi.
Hukum ini menyatakan bahwa total entropi dari suatu sistem termodinamika
terisolasi cenderung untuk meningkat seiring dengan meningkatnya waktu,
mendekati nilai maksimumnya. Hukum keseimbangan / kenaikan entropi:
Panas tidak bisa mengalir dari material yang dingin ke yang lebih panas
secara spontan. Entropi adalah tingkat keacakan energi. Jika satu ujung
material panas, dan ujung satunya dingin, dikatakan tidak acak, karena ada
konsentrasi energi. Dikatakan entropinya rendah. Setelah rata menjadi hangat,
dikatakan entropinya naik.Proses termodinamik yang berlanggsung secara
alami seluruhnya disebut proses ireversibel (irreversibelprocess). Proses
tersebut berlanggsung secara spontan pada satu arah tetapi tidak pada arah
sebaliknya. Contohnya kalor berpindah dari benda yang bersuhu tinggi ke
benda yang bersuhu rendah.Proses reversibel adalah proses termodinamik yang
dapat berlangsung secara bolak-balik. Sebuah sistem yang mengalami
idealisasi proses reversibel selalu mendekati keadaan kesetimbangan
termodinamika antara sistem itu sendiri dan lingkungannya. Proses reversibel
merupakan proses seperti kesetimbangan (quasiequilibriumprocess).
1.2 Rumusan Masalah
Maka dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana bentuk-bentuk energi, sistem dan proses termodinamika ?
2. Apa pengertian dan aplikasi hukum termodinamika II dan III?
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini, antara lain:

1
1. Memberikan pengetahuan kepada pembaca mengenai bentuk-bentuk
energi, sistem dan proses termodinamika.
2. Memberikan tambahan pengetahuan kepada pembaca tentang Hukum
kedua dan ketiga termodinamika

BAB III
PEMBAHASAN

2.1 Hukum Termodinamika II

Hukum kedua termodinamika mengatakan bahwa aliran kalor memiliki


arah. Dengan kata lain, tidak semua proses di alam adalah reversibel (arahnya
dapat dibalik) Hukum kedua termodinamika menyatakan bahwa kalor mengalir
secara spontan dari benda bersuhu tinggi ke benda bersuhu rendah dan tidak
pernah mengalir secara spontan dalam arah kebalikannya. Misalnya, jika
sebuah kubus kecil dicelupkan ke dalam secangkir air kopi panas, kalor akan

2
mengalir dari air kopi panas ke kubus es sampai suhu keduanya sama (Marthen
Kanginan, 2007: 246-250).
Hukum pertama termodinamika tidak dapat menjelaskan apakah proses
tersebut mungkin terjadi ataukah tidak mungkin terjadi. Oleh karena itu,
muncullah hukum kedua termodinamika yang disusun tidak lepas dari usaha
untuk mencari sifat atau besaran sistem yang merupakan fungsi keadaan.
Sehingga hukum termodinamika kedua dapat dirumuskan sebagai berikut: -
Proses suatu sistem terisolasi yang disertai dengan penurunan entropi tidak
mungkin terjadi. Dalam setiap proses yang terjadi pada sistem terisolasi, maka
entropi sistem tersebut selalu naik atau tetap tidak berubah." Hukum kedua
termodinamika juga memberikan batasan dasar pada efisiensi sebuah mesin
atau pembangkit daya. Hukum ini juga memberikan batasan energi masukan
minimum yang dibutuhkan untuk menjalankan sebuah sistem pendingin. Selain
itu, hukum kedua termodinamika juga dapat dinyatakan dalam konsep entropi
yaitu sebuah ukuran kuantitatif derajat ketidakaturan atau keacakan sebuah
sistem.
Dari hasil percobaan para ahli menyimpulkan bahwa mustahil untuk
membuat sebuah mesin kalor yang mengubah panas seluruhnya menjadi kerja,
yaitu mesin dengan efisiensi termal 100%. Kemustahilan ini adalah dasar dari
satu pernyataan hukum kedua termodinamika sebagai berikut: "Adalah
mustahil bagi sistem manapun untuk mengalami sebuah proses di mana sistem
menyerap panas dari reservoir pada suhu tunggal dan mengubah panas
seluruhnya menjadi kerja mekanik, dengan sistem berakhir pada keadaan yang
sama seperti keadaan awalnya". Pernyataan ini dikenal dengan sebutan
pernyataan "mesin" dari hukum kedua termodinamika.
Dasar dari hukum kedua termodinamika terletak pada perbedaaan
antara sifat alami energi dalam dan energi mekanik makroskopik. Dalam benda
yang bergerak, molekul memiliki gerakan acak, tetapi diatas semua itu terdapat
gerakan terkoordinasi dari setiap molekul pada arah yang sesuai dengan

3
kecepatan benda tersebut. Energi kinetik dan energi potensial yang berkaitan
dengan gerakan acak menghasilkan energi dalam.
Jika hukum kedua tidak berlaku, seseorang dapat menggerakkan
mobil atau pembangkit daya dengan mendinginkan udara sekitarnya. Kedua
kemustahilan ini tidak melanggar hukum pertama termodinamika. Oleh karena
itu, hukum kedua termodinamika bukanlah penyimpulan dari hukum pertama,
tetapi berdiri sendiri sebagai hukum alam yang terpisah. Hukum pertama
mengabaikan kemungkinan penciptaan atau pemusnahanopp energi.
Sedangkan hukum kedua termodinamika membatasi ketersediaan energi dan
cara penggunaan serta pengubahannya. Panas mengalir secara spontan dari
benda panas ke benda yang lebih dingin, tidak pernah sebaliknya. Sebuah
pendingin mengambil panas dari benda dingin ke benda yang lebih panas, tetapi
operasinya membutuhkan masukan energi mekanik atau kerja. Hal umum
mengenai pengamatan ini dinyatakan sebagai berikut: "Adalah mustahil bagi
proses mana pun untuk bekerja sendiri dan menghasilkan perpindahan panas
dari benda dingin ke benda yang lebih panas. "Pernyataan ini dikenal dengan
sebutan pernyataan "pendingin" dari hukum kedua termodinamika.
Pernyataan "pendingin" ini mungkin tidak tampak berkaitan sangat
dekat dengan pernyataan "mesin". Tetapi pada kenyataannya, kedua pernyataan
ini seutuhnya setara. Sebagai contoh, jika seseorang dapat membuat pendingin
tanpa kerja, yang melanggar pernyataan "pendingin“ dari hukum kedua,
seseorang dapat mengabungkannya dengan sebuah mesin kalor, memompa
kalor yang terbuang oleh mesin kembali ke reservoir panas untuk dipakai
kembali. Meski gabungan ini akan melanggar pernyataan "mesin" dari hukum
kedua, karena selisih efeknya akan menarik selisih panas sejumlah dari
reservoir panas dan mengubah seutuhnya menjadi kerja W.
Perubahan kerja menjadi panas, seperti pada gesekan atau aliran fluida
kental (viskos) dan aliran panas dari panas ke dingin melewati sejumlah gradien
suhu, adalah suatu proses treversibel. Pernyataan "mesin" dan "pendingin" dari
hukum kedua menyatakan bahwa proses ini hanya dapat dibalik sebagian saja.

4
Misalnya, gas selalu mengalami kebocoran secara spontan melalui suatu celah
dari daerah bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah. Gas-gas dan cairan-
cairan yang dapat bercampur bila dibiarkan akan selalu tercampur dengan
sendirinya dan bukannya terpisah.Hukum kedua termodinamika adalah sebuah
pernyataan dari aspek sifat searah dari proses-proses tersebut dan banyak proses
ireversibel lainnya. Perubahan energi adalah aspek utama dari seluruh
kehidupan tanaman dan hewan serta teknologi manusia, maka hukum kedua
termodinamika adalah dasar terpenting dari dunia tempat makhluk hidup
tumbuh dan berkembang. Dua formulasi dari hukum kedua termodinamika
yang berguna untuk memahami konversi energi panas ke energi mekanik, yaitu
formulasi yang dikemukakan oleh Kelvin-Planck dan Rudolf Clausius. Adapun
hukum kedua termodinamika dapat dinyatakan sebagai berikut :
1. Formulasi Kelvin-Planck
"Tidak mungkin untuk membuat sebuah mesin kalor yang bekerja
dalam suatu siklus yang semata-mata mengubah energi panas yang
diperoleh dari suatu sumber pada suhu tertentu seluruhnya menjadi usaha
mekanik "Dengan kata lain, formulasi kelvin-planck menyatakan bahwa
tidak ada cara untuk mengambil energi panas dari lautan dan menggunakan
energi ini untuk menjalankan generator listrik tanpa efek lebih lanjut,
misalnya pemanasan atmosfer.Oleh karena itu, pada setiap alat atau mesin
memiliki nilai efisiensi tertentu. Efisiensi menyatakan nilai perbandingan
dari usaha mekanik yang diperoleh dengan energi panas yang diserap dari
sumber suhu tinggi.
2. Formulasi Clausius
"Tidak mungkin untuk membuat sebuah mesin kalor yang bekerja
dalam suatu siklus yang semata-mata memindahkan energi panas dari suatu
benda dingin ke benda panas" Dengan kata lain, seseorang tidak dapat
mengambil energi dari sumber dingin (suhu rendah) dan memindahkan
seluruhnya ke sumber panas (suhu tinggi) tanpa memberikan energi pada
pompa untuk melakukan usaha. (Marthen Kanginan, 2007: 249-250)

5
Berbeda dari hukum pertama, hukum kedua ini mempunyai berbagai
perumusan. Kelvin mengetengahkan suatu permasalahan dan Planck
mengetengahkan perumusan lain. Karena pada hakekatnya perumusan kedua
orang ini mengenai hal yang sama maka perumusan itu digabung dan disebut
perumusan Kelvin-Planck bagi hukum kedua termodinamika. Perumusan ini
diungkapkan demikian : “Tidak mungkin membuat pesawat yang kerjanya
semata-mata menyerap kalor dari sebuah reservoir dan mengubahnya menjadi
usaha". Oleh Clausius, hukum kedua termodinamikadirumuskan dengan
ungkapan: "Tidak mungkin membuat pesawat yang kerjanya hanya menyerap
kalor dari reservoir bertemperatur rendah dan memindahkan kalor ini ke
reservoir yang bertemperatur tinggi, tanpa disertai perubahan lain".
Hukum kedua termodinamika berkaitan dengan apakah proses-proses
yang dianggap taat azas dengan hukum pertama, terjadi atau tidak terjadi di
alam. Hukum kedua termodinamika seperti yang diungkapkan oleh Clausius
mengatakan, "Untuk suatu mesin siklis maka tidak mungkin untuk
menghasilkan efek lain, selain dari menyampaikan kalor secara kontinu dari
sebuah benda ke benda lain pada temperatur yang lebih tinggi".
Bila ditinjau siklus Carnot, yakni siklus hipotesis yang terdiri dari
empat proses terbalikkan: pemuaian isotermal dengan penambahan kalor,
pemuaian adiabatik, pemampatan isotermal dengan pelepasan kalor dan
pemampatan adiabatik; jika integral sebuah kuantitas mengitari setiap lintasan
tertutup adalah nol, maka kuantitas tersebut yaknivariabel keadaan, mempunyai
sebuah nilai yang hanya merupakan ciri dari keadaan sistem tersebut, tak peduli
bagaimana keadaan tersebut dicapai. Variabel keadaan dalam hal ini adalah
entropi. Perubahan entropi hanya gayut keadaan awal dan keadaan akhir dan
tak gayut proses yang menghubungkan keadaan awal dan keadaan akhir sistem
tersebut. Hukum kedua termodinamika dalam konsep entropi mengatakan,
"Sebuah proses alami yang bermula di dalam satu keadaan kesetimbangan dan
berakhir di dalam satu keadaan kesetimbangan lain akan bergerak di dalam arah
yang menyebabkan entropi dari sistem dan lingkungannya semakin besar".

6
Jika entropi diasosiasikan dengan kekacauan maka pernyataan hukum
kedua termodinamika di dalam proses-proses alami cenderung bertambah
ekivalen dengan menyatakan, kekacauan dari sistem dan lingkungan cenderung
semakin besar. Di dalam ekspansi bebas, molekul-molekul gas yang menempati
keseluruhan ruang kotak adalah lebih kacau dibandingkan bila molekul-
molekul gas tersebutmenempati setengah ruang kotak. Jika dua benda yang
memiliki temperatur berbeda T₁ dan T₂ berinteraksi, sehingga mencapai
temperatur yang serba sama T, maka dapat dikatakan bahwa sistem tersebut
menjadi lebih kacau, dalam arti, pernyataan "semua molekul dalam sistem
tersebut bersesuaian dengan temperatur T adalah lebih lemah bila dibandingkan
dengan pernyataan semua molekul di dalam benda A bersesuaian dengan
temperatur T, dan benda B bersesuaian dengan temperatur T₂". Di dalam
mekanika statistik, hubungan antara entropi dan parameter kekacauan adalah:
S = k log w.............................(2.6)
dimana k adalah konstanta Boltzmann, S adalah entropi sistem, w adalah
parameter kekacauan, yakni kemungkinan beradanya sistem tersebut relatif
terhadap semua keadaan yang mungkin ditempati.
Jika ditinjau perubahan entropi suatu gas ideal di dalam ekspansi
isotermal, dimana banyaknya molekul dan temperatur tak berubah sedangkan
volumenya semakin besar, maka kemungkinan sebuah molekul dapat
ditemukan dalam suatu daerah bervolume V adalah sebanding dengan V; yakni
semakin besar V maka semakin besar pula peluang untuk menemukan molekul
tersebut di dalam V. Kemungkinan untuk menemukan sebuah molekul tunggal
di dalam V adalah:
Wt = c V....................................(2.7)
dimana c adalah konstanta. Kemungkinan menemukan N molekul secara
serempak di dalam volume V adalah hasil kali lipat N dari w. Yakni,
kemungkinan dari sebuah keadaan yang terdiri dari N molekul berada di dalam
volume Vadalah:
W = WrN =( cV)N........................(2.8)

7
Jika persamaan (2.8) disubstitusikan ke (2.6), maka perbedaan entropi
gas ideal dalam proses ekspansi isotermal dimana temperatur dan banyaknya
molekul tak berubah, adalah bernilai positip. Ini berarti entropi gas ideal dalam
proses ekspansi isotermal tersebut bertambah besar.Definisi statistik mengenai
entropi, yakni persamaan (2.6), menghubungkan gambaran termodinamika dan
gambaran mekanika statistik yang memungkinkan untuk meletakkan hukum
kedua termodinamika pada landasan statistik. Arah dimana proses alami akan
terjadi menuju entropi yang lebih tinggi ditentukan oleh hukum kemungkinan,
yakni menuju sebuah keadaan yang lebih mungkin. Dalam hal ini, keadaan
kesetimbangan adalah keadaan dimana entropi maksimum secara
termodinamika dan keadaan yang paling mungkin secara statistik. Akan tetapi
fluktuasi, misalgerak Brown, dapat terjadi di sekitar distribusi kesetimbangan.
Dari sudut pandang ini, tidaklah mutlak bahwa entropi akan semakin
besar di dalam tiap-tiap proses spontan. Entropi kadang-kadang dapat
berkurang. Jika cukup lama ditunggu, keadaan yang paling tidak mungkin
sekali pun dapat terjadi: air di dalam kolam tiba-tiba membeku pada suatu hari
musim panas yang panas atau suatu vakum setempat terjadi secara tiba-tiba
dalam suatu ruangan. Reservoir Energi Panas (Thermal Energy Reservoir).
Thermal Energy Reservoir atau lebih umum disebut dengan reservoir
energi panas adalah suatu benda atau zat yang mempunyai kapasitas energi
panas yang besar. Artinya reservoir dapat menyerap atau menyuplai sejumlah
energi panas yang tidak terbatas tanpa mengalami perubahan temperatur.
Contoh dari benda atau zay besar yang disebut reservoir adalah samudera,
danau, dan sungai untuk benda besar yang berwujud air dan atmosfer untuk
benda berwujud besar di udara. Sistem dua fasa juga dapat dimodelkan sebagau
suatu reservoir, karena sistem dua fasa dapat menyerap dan melepaskan panas
tanpa mengalami perubahan temperatur. Dalam prakteknya, ukuran sebuah
reservoir menjadi relatif. Misalnya sebuah ruangan dapat disebut sebagai
sebuah reservoir dalam suatu analisa panas yang dilepaskan oleh sebuah

8
televisi. Reservoir yang menyuplai energi disebut dengan saurce dan reservoir
yang menyerap energi disebut dengan sink.
Mesin Kalor (Heat Engines)
Mesin kalor adalah sebutan untuk alat yang berfungsi mengubah energi panas
menjadi energi mekanik. Sebuah mesin kalor dapat di karakteristikkan sebagai
berikut:
1. Mesin kalor menerima panas dari source bertemperatur tinggi (energi
matahari, bahan bakar, reaktor nuklir, dll)
2. Mesin kalor mengkonvensi sebagian panas menjadi kerja (umumnya dalam
bentuk poros yang berputar)
3. Mesin kalor membuang sisa panas ke sink bertemperatur rendah.
4. Mesin kalor beroperasi dalam sebuah siklus.
Sebuah alat produksi kerja yang paling tepat mewakili definisi dari
mesin kalor adalah pembangkit listrik tenaga air, yang merupakan mesin
pembakaran luar dimana fluida kerja mengalami siklus termodinamika yang
lengkap.
Efisiensi termal (thermal efficiencies)
Efisiensi termal sebenarnya digunakan untuk mengukur unjuk kerja
dari suatu mesin kalor, yaitu berapa bagian dari input panas yang diubah
menjadi output kerja bersih.
Unjuk kerja = Output yang diinginkan.................................(2.9)
Input yang diperlukan
Untuk mesin kalor, output yang diinginkan adalah output kerja bersih.
Dan input yang diperlukan adalah jumlah panas yang disuplai ke fluida kerja.
Kemudian efisiensi termal dari sebuah mesin kalor dapat diekspresikan sebagai:
Efisiensi termal = Output kerja bersih.....................(2.10)
Input yang diinginkan
Atau na = -1- Qout.................................(2.11)
Atau Qin Dimana W bersih out = Qour-Qin.................. (2.12)

9
Melihat karaktristik dari sebuah mesin kalor, maka tidak ada sebuah
mesin kalor yang dapat mengubah semua panas yang diterima kemudian
mengubahnya semua menjadi kerja. Pernyataan tersebut dimuat sebuah
pernyataan oleh Kelvin Plank yang berbunyi: "Adalah tidak mungkin untuk
sebuah alat atau mesin yang beroperasi dalam sebuah siklus yang menerima
panas dari sebuah reservoir tunggal dan memproduksi sejumlah kerja bersih."
Pernyataan diatas hanya diperuntukkan pada mesin kalor, dapat
diartikan sebagai tidak ada sebuah mestn/alat yang bekerja dalam sebuah siklus
menerima panas dari reservoir bertemperatur tinggi dan mengubah panas
tersebut seluruhnya menjadi kerja bersih. Atau dengan kata lain tidak ada
sebuah mesin kalor yang mempunyai efisiensi 100%.

2.2 Hukum Ketiga Termodinamika

Efek magnetokalorik di pakai untuk menurunkan temperatur senyawa


paramagnetic hingga sekitar 0.001 K. Secara prinsip, temperatur yang lebih
rendah lagi dapat dicapai dengan menerapkan efek magnetokalorik berulang-
ulang. Jadi setelah penaikan medan magnetik semula secara isoterm, penurunan
medan magnetik secara adiabat dapat dipakai untuk menyiapkan sejumlah besar
bahan pada temperatur T", yang dapat dipakai sebagai tandon kalor untuk
menaikan tandon kalor secara isoterm ynag berikutnya dari sejumlah bahan
yang lebih sedikit dari bahan semula. Penurunan medan magnetik secara
adiabat yang kedua dapat menghasilkan temperatur yang lebih rendah lagi, T,
dan seterusnya. Maka akan timbul pertanyaan apakah efek magnetokalorik
dapat dipakai untuk mendinginkan zat hingga mencapai nol mutlak.
Pecobaan menunjukan bahwa sifat dasar semua proses pendinginan
adalah bahwa semakin rendah temperatur yang dicapai, semakin sulit
menurunkannya.hal yang sama berlaku juga untuk efek magnetokalorik.dengan
persyaratan demikian, penurunan medan secara adiabat yang tak trhingga
banyaknya diperlukan untuk mencapai temperatur nol mutlak. Perampatan dari
pengalaman dapat dinyatakan sebagai berikut : Temperatur nol mutlak tidak

10
dapat dicapai dengan sederetan prosesyang banyaknya terhingga.Ini dikenal
sebagi ketercapaian temperatur nol mutlak atau ketaktercapaian hukum ketiga
termodinamika. Pernyataan lain dari hukum ketiga termodinamika adalahhasil
percobaan yang menuju ke perhitungan bahwa bagaimana AST berlaku ketika
T mendekati nol. AST ialah perubahan entropi sistem terkondensasi ketika
berlangsung proses isoterm terbuktikan. Percobaansangat memperkuat bahwa
ketika T menurun, AST berkurang jika sistem itu zat cair atau zat padat. Jadi
prinsip berikut dapat di terima: Perubahan entropi yang berkaitan dengan
proses-terbalikan-isotermis-suatu sistem-terkondensasi mendekati nol ketika
temperaturnya mendekati nol. Pernyataan tersebut merupakan hukum ketiga
termodinamika menurut Nernst-Simon. Nernst menyatakan bahwa perubahan
entropi yang menyertai tiap proses reversibel, isotermik dari suatu sistem
terkondensasi mendekati nol. Perubahan yang dinyatakan di atas dapat berupa
reaksi kimia, perubahan status fisik, atau secara umum tiap perubahan yang
dalam prinsip dapat dilakukan secara reversibel. Hukum ketiga termodinamika
terkait dengan temperatur nol absolut. Hukum ini menyatakan bahwa pada saat
suatu sistem mencapai temperatur nol absolut, semua proses akan berhenti dan
entropi sistem akan mendekati nilai minimum. Hukum ini juga menyatakan
bahwa entropi benda berstruktur kristal sempurna pada temperatur nol absolut
bernilai nol.
Hukum ketiga termodinamika menyatakan bahwa perubahan entropi
yang berkaitan dengan perubahan kimia atau perubahan fisika bahan murni
pada T = 0 K bernilai nol. Secara intuitif hukum ketiga dapat dipahami dari
fakta bahwa pergerakan ionik atau molekular maupun atomik yang menentukan
derajat ketidakteraturan dan dengan demikian juga besarnya entropi, sama
sekali berhenti pada 0 K. Dengan mengingat hal ini, tidak akan ada perubahan
derajat ketidakteraturan dalam perubahan fisika atau kimia dan oleh karena itu
tidak akan ada perubahan entropi.

11
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari beberapa penjelasan yang telah dibahas dalam BAB II, dapat ditarik
kesimpulan bahwa Hukum termodinamika kedua adalah hukum fisika yang
menyatakan bahwa adalah tidak mungkin untuk membuat sebuah mesin kalor yang
bekerja dalam suatu siklus yang semata-mata mengubah energi panas yang diperoleh
dari suatu reservoir pada suhu tertentu seluruhnya menjadi usaha mekanik.[1] Hukum
kedua termodinamika mengatakan bahwa aliran kalor memiliki arah; dengan kata lain,
tidak semua proses di alam semesta adalah reversible (dapat dibalikkan arahnya).
Sebagai contoh jika seekor beruang kutub tertidur di atas salju, maka salju di bawah
tubuh nya akan mencair karena kalor dari tubuh beruang tersebut. Akan tetapi beruang
tersebut tidak dapat mengambil kalor dari salju tersebut untuk menghangatkan
tubuhnya. Dengan demikian, aliran energi kalor memiliki arah, yaitu dari panas ke
dingin. Satu aplikasi penting dari hukum kedua adalah studi tentang mesin kalor.
Hukum ketiga termodinamika menyatakan bahwa perubahan entropi yang berkaitan
dengan perubahan kimia atau perubahan fisika bahan murni pada T = 0 K bernilai nol.
Secara intuitif hukum ketiga dapat dipahami dari fakta bahwa pergerakan ionik atau
molekular maupun atomik yang menentukan derajat ketidakteraturan dan dengan
demikian juga besarnya entropi, sama sekali berhenti pada 0 K. Dengan mengingat hal
ini, tidak akan ada perubahan derajat ketidakteraturan dalam perubahan fisika atau
kimia dan oleh karena itu tidak akan ada perubahan entropi.

3.2 Saran

12
Bagi para pembaca makalah ini, sebaiknya tidak merasa puas, karena masih
banyak ilmu-ilmu yang didapat dari berbagai sumber.

Sebaiknya mencari sumber lain untuk lebih memperdalam materi mengenai


Kimia Unsur

13
DAFTAR PUSTAKA

Ade 2009. Hukum Ketiga Termodinamika. http://


adeputriprasetya.blogspot.com/2009/ 11 / hukum-3-termodinamika.html

Anonim. 2007. Termodinamika. http://id.wikipedia.org/wiki/Termodinamika

Anonim. 2007. Termodinamika1. http://termodinamika1.wordpress.com/2007/12/08/

materiperkuliahan/Anonim.2009. Hukum Pertama Termodinamika.


http://www.cuacajateng.com/hukumpertama thermodinamika.html

Anonim. 2009. Termodinamika. www.bebas.vlsm.org/v12/sponsor/.../0285 Fis-


15b.html

Anonim.2011. Hukum Termodinamika. kk.mercubuana.ac.id/files/13015


3860358017731.doc

14

Anda mungkin juga menyukai