Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PENINGKATAN KOMUNIKASI YANG EFEKTIF

Kelompok II

Sopia Dania :2026010043


Ervina Dwi Ayu Lestari :2026010070
Nasyita Amalia :2026010061
Dwi Putri Kurniawati :2026010065
Ratna Dwi Puspita :2026010066
Yuli Anggita :2026010083

Dosen Pengampu :
Ns. Fatimah Nuraini Sasmita. M.Kep

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)


TRI MANDIRI SAKTI BENGKULU
KEPERAWATAN 3B
TAHUN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan nikmat, taufik serta hidayah-Nya yang sangat besar sehingga saya pada akhirnya
bisa selesai Makalah PENINGKATAN KOMUNIKASI YANG EFEKTIF tepat pada
waktunya. Rasa terima kasih juga kami ucapkan kepada Dosen Pembimbing yang selalu
memberikan dukungan serta bimbingannya sehingga Makalah ini dapat disusun dengan
baik.Semoga Makalah Peningkatan Komunikasi Yang Efektif yang telah kami susun ini turut
memperkaya ilmu serta bisa menambah pengetahuan dan pengalaman para pembaca.

Adapun Makalah Peningkatan Komunikasi Yang Efektif ini telah kami usahakan semaksimal
mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak,sehingga dapat memperlancar pembuatan
makalah ini. Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari itu bahwa ada kekurangan baik
dari segi penyusun bahasanya maupun segilainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada dan
tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran dan
kritik kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki Makalah Peningkatan Komunikasi Yang
Efektif ini.

Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah ini kita dapat mengambil hikmah
dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inpirasi terhadap pembaca. Semoga dari makalah
ini pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang kami membangun.

Bengkulu, 10 November 2021

PENYUSUN
DAFTAR ISI

Cover..........................................................................................................................i

Kata Pengantar..........................................................................................................ii

Daftar Isi ....................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................

1.1 Latar Belakang......................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah.................................................................................2
1.3 Tujuan...................................................................................................3

BAB II TINJAUAN TEORI......................................................................................

2.1 Pengertian Komunikasi............................................................................3

2.2 Pengertian Komunikasi Efektif................................................................4

2.3 Prinsip Komunikasi Efektif......................................................................5

2.4 Langkah-Langkah Dalam Membangun Komunikasi Efektif...................7

2.5 Komunikasi Efektif Dalam Patient Safety...............................................7

2.6 Sasaran Ii : Peningkatan Komunikasi Yang Efektif.................................10

2.7 Komunikasi SBAR...................................................................................11

BAB III PENUTUP....................................................................................................

3.1 Kesimpulan .............................................................................................18

3.2 Saran ........................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................19


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia tidak bisa hidup sendirian. Ia secara tidak kodrati harus hidup  bersama manusia lain,
baik demi kelangsungan hidupnya, keamanan hidupnya, maupun demi keturunannya. Jelasnya,
manusia harus hidup  bermasyarakat. Sebagai makhluk sosial yang hidup ditengah-tengah
masyarakat, manusia senantiasa ingin berhubungan dengan manusia lainnya dalam bentuk
interaksi. Hubungan itu dibangun melalui komunikasi. Komunikasi digunakan sebagai jembatan
yang menghubungkan manusia yang satu dengan yang lainnya. Komunikasi menjadi sarana guna
terciptanya ide bersama, memperkuat perasaan kebersamaan melalui tukar  menukar pesan
(informasi,menggambarkan emosi dan kebutuhan mulai dari yang paling sederhana sampai yang
kompleks. Keberhasilan suatu organisasi sangat didukung dari tingkat kinerja tenaga kesehatan
yang sangat dipengaruhi oleh proses komunikasi yang terjadi antar tenaga kesehatan dan
pimpinan di rumah sakit.

Suatu organisasi akan berjalan dengan sukses apabila organisasi dapat menyediakan dan
memberikan segala kebutuhan informasi yang dibutuhkan  para karya"annya, informasi
merupakan sumber kehidupan organisasi.dalam konteks komunikasi organisasi, terdapat
komunikasi eksternal dan komunikasi internal. Komunikasi eksternal lebih terfokus pada
komunikasi yang dilakukan organisasi dengan publik eksternal seperti customer , distributor,
investor dan lain-lain, sedangkan komunikasi yang terjadi dalam lingkup organisasi dan
mencakup para anggota organisasi disebut komunikasi internal. Komunikasi internal atau
komunikasi dengan tenaga kesehatan sangat  penting artinya dalam meningkatkan kinerja tenaga
kesehatan. Melalui komunikasi internal dapat tercipta iklim dan suasana kerja yang nyaman,
menyenangkan dan demokratis. Kesadaran setiap pihak akan pentingnya komunikasi internal
dapat menumbuhkan rasa saling memperhatikan, saling memahami dan saling pengertian antara
pihak pimpinan dan para tenaga kesehatan.

Pada sebuah organisasi khususnya rumah sakit, proses komunikasi adalah proses yang pasti dan
selalu terjadi. Komunikasi adalah sarana untuk  mengadakan koordinasi antara berbagai sub
bagian dalam organisasi. Organisasi yang berfungsi baik, ditandai oleh adanya kerjasama secara
sinergis dan harmonis dari berbagai komponen. Suatu organisasi dikonstruksi dan dipelihara
dengan komunikasi.artinya ketika proses komunikasi antar komponen dapat diselenggarakan
secara harmonis, maka organisasi tersebut semakin kokoh dan kinerja organisasi akan
meningkat.
Kinerja seorang tenaga kesehatan sangat dipengaruhi oleh  bagaimana komunikasi internal yang
terjadi dalam organisasi, komunikasi dalam organisasi merupakan salah satu unsur yang sangat
penting untuk  tercapainya tujuan administrasi atau manajemen.

Komunikasi yang lancar dapat menciptakan hubungan kerja yang serasi dan selaras antar
pimpinan dan bawahannya serta sesama bawahan. Jika hubungan kerja yang demikian dapat
tercipta maka dapat mendorong kinerja dari setiap orang yang bekerja dalam organisasi tersebut
sehingga apa yang menjadi tujuan dari organisasi tersebut dapat tercapai.

Menurut Kohler dalam Muhammad (2004) ada dua model komunikasi dalam rangka
meningkatkan kinerja dan mencapai tujuan organisasi. Komunikasi koordinatif, yaitu proses
komunikasi yang berfungsi untuk menyatukan bagian- bagian perkantoran. Komunikasi
interaktif yaitu  proses pertukaran informasi yang berjalan secara berkesinambungan,  pertukaran
pendapat dan sikap yang dipakai sebagai dasar penyesuaian di antara sub-sub bagian dalam
perkantoran, maupun antara perkantoran dengan mitra kerja.frekuensi dan intensitas komunikasi
yang dilakukan  juga turut mempengaruhi hasil dari suatu proses komunikasi tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka rumusan masalah yang
dapat dirumuskan antara lain
1. Apakah yang dimaksud dengan komunikasi?
2. Apakah yang dimaksud dengan komunikasi efektif?
3.Apa sajakah prinsip dari komunikasi yang efektif?
4. Bagaimanakah langkah-langkah dalam membangun komunikasi efektif?
5. Bagaimanakah komunikasi efektif dalam Patient Safety?
6. Bagaimanakah komunikasi antar petugas kesehatan yang dibahas di dalam sasaran II :
peningkatan komunikasi yang efektif?
7. Bagaimanakah mekanisme dari komunikasi SBAR?

1.3 Tujuan

Tujuan yang diharapkan penulis setelah pembaca membaca makalah ini adalah :
1. Pembaca dapat mengetahui definisi dari komunikasi
2.Pembaca dapat mengetahui definisi dari komunikasi efektif
3.Pembaca dapat mengetahui prinsip dari komunikasi yang efektif
4. Pembaca dapat mengetahui langkah-langkah dalam membangun komunikasi yang efektif
5.Pembaca dapat mengetahui bagaimana komunikasi efektif dalam Patient Safety
6. Pembaca dapat mengetahui bagaimanakah komunikasi antar petugas kesehatan yang dibahas
di dalam sasaran II : peningkatan komunikasi yang efektif
7. Pembaca dapat mengetahui apa itu komunikasi SBAR dan  bagaimana mekanismenya
BAB II
TINJAUAN TIORI

2.1 Pengertian Komunikasi

Kata komunikasi berasal dari bahasa latin coomunicare yang berarti  berpartisipasi atau
memberitahukan.
Secara terminologis, komunikasi berarti proses penyampaian secara suatul pernyataan seseorang
kepada orang lain. Dari pengertian itu jelas bahwa komunikasi melibatkan sejumlah orang,
dimana seseorang menyatakan sesuatu kepada orang lain. Jadi, yang terlibat dalam komunikasi
itu adalah manusia, karena itu, komunikasi yang dimaksudkan disini adalah komunikasi manusia
atau sering kali disebut komunikasi sosial atau social communications.Komunikasi manusia
sebagai singkatan dari komunikasi antarmanusia, dinamakan komunikasi sosial karena hanya
pada manusia- manusia yang bermasyarakat terjadi komunikasi.

Secara paradigmatis, komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada
orang lain untuk memberi tahu atau mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik secara lisan
maupun tidak langsung melalui media (Effendy. 2004:4).

Komunikasi adalah suatu yang dapat dijangkau sebagai hubungan atau saling berhubungan,
saling pengertian, setagai pesan. Komunikasi adalah proses penyampaian gagasan, harapan, dan
pesan yang disampaikan melalui lambang tertentu, mengandung arti, yang dilakukan oleh
penyampai xesan dtujukan kepada penerima pesan (Edwar Depari, AW Widaja, 2000).
Komunikasi adalah proses yang mana symbd verbal dan non verbal dikirimkan, diterima dan
diberi arti (William J Seiller, 1988).

2.2. Pengertian Komunikasi Efekif

Komunikasi efektif merupakan Komunikasi yang mampu menghasilkan perubahan sikap


(attitude change) pada orang yang terlibat dalam komunikasi.Kita harus sadar akan pentingnya
komunikasi khususnya komunikasi efektif, agar segala sesuatu yang kita tampilkan dan lakukan
adalah komunikasi, maka penampilan dan segala sesuatu yang kita lakukan merupakan pesan.
Berkomunikasi efektif berarti bahwa komunikator dan komunikan sama-sama memiliki
pengertian yang sama tentang suatu pesan.Oleh karena itu dalam bahasa asing orang
menyebutnya "the communication is in tune" yaitu kedua pihak yang berkomunikasi sama-sama
mengerti apa pesan yang disampaikan.

Mc Cosky dan Knap (dalam Effendy, 2003:64) dalam bukunya yang berjudul "An Art to An
Interpersonal Communicaion" mengatakan bahwa komunikasi yang efektif dapat dicapai dengan
ketepatan (accuracy) yang paling tinggi derajatnya atara komunikator dan komunikan dalam
setiap situasi.

Tidaklah mudah untuk melakukan komunikasi secara efektif.Ada banyak hambatan yang bisa
merusak komunikasi.Bahkan beberapa ahli komunikasi menyatakan bahwa tidak mungkin
seseorang melakukan komunikasi yang sebenar-benarnya efektif. Komunikasi efektif merupakan
salah satu keahlian terpenting, bahkan boleh jadi merupakan hal yang paling penting untuk
mencapai keberhasilan.Dengan demikian segala bidang komunikasi, baik itu hubungan
masyarakat (Public Relations),periklanan, siaran, junalistik dan lainnya dituntut untuk
menciptakan komunikasi yang efektif agar tercapai tujuan yang diharapkan.

Syarat - syarat komunikasi efektif


Syarat-syarat untuk berkomunikasi secara efektif adalah antara lain :
1. menciptakan suasana yang efektif.
2. Menggunakan bahasa yang mudah ditangkap dan dimengeri.
3. Pesan yang disampaikan dapat menggugah perhatian atau minat di pihak komunikan.
4. Pesan dapat menggugah kepentingan dipihak komunikan yang dapat menguntungkannya.
5. Pesan dapat menumbuhkan sesuatu penghargaan atau reward di pihak komunikan.

2.3 Prinsip Komunikasi Efektif


Agar komunikasi menghasilkan komunikasi yang efektif, seseorang harus memahami prinsip-
prinsip efektif dalam berkomunikasi. Ada lima prinsip komunikasi yang efektif yang harus
dipahami. Lima prinsip tersebut disingkat dengan REACH, yaitu Respect, Empathy, Audible,
Care, dan Humble.
Lima prinsip komunikasi yang efektif adalah sebagai berikut:
1.Respect
Respect adalah sikap menghargai setiap individu yang menjadi sasaran pesan yang akan kita
sampaikan.Menghargai ini sangat penting tidak mungkin seseorang mendengar saja atau
dianggap tidak ada dalam suatu proses komunikasi.Ketika keberadaannya tidak dianggap, orang
akan berpikir bahwa dia tidak masuk dalam kelompok tersebut. Perasaan ini akan membuat
orang menjauh.
2. Empathy
Komunikasi yang efektif akan dengan mudah tercipta jika komunikator memiliki sikap empathy.
Empathy artinya kemampuan seorang komunikator dalam memahami dan menempatkan dirinya
pada situasi atau kondisi yang dihadapi orang lain.
3. Audible
Audible adalah pesan yang kita sampaikan dapat diterima oleh penerima pesan melalui media
atau delivery channel. Seorang komunikator harus berbicara dengan suara jelas, tidak boleh
gagap, bindeng, terlalu pelan atau terlalu keras. Ritme dan intonasi suara harus diatur sesuai
kebutuhan.
4. Care
Care berarti komunikator yang memberikan perhatian kepada lawan komunikasinya.
Komunikasi yang efektif akan terjalin jika audience lawan komunikasi personal pribadi merasa
diperhatikan.

5. Humble
Humble adalah sikap rendah hati untuk membangun rasa saling menghargai.
2.4 Langkah-langkah dalam Membangun Komunikasi Efektif Adapun langkah-langkah untuk
membangun komunikasi yang efektif adalah sebagai berikut:
1. Memahami Maksud dan Tujuan Berkomunikasi
2. Mengenali Komunikan
3. Menyampaikan Pesan dengan Jelas
4. Menggunakan Alat Bantu yang Baik
5. Memusatkan Perhatian
6. Menghindari Gangguan Komunikasi
7. Membuat Suasana yang Menyenangkan 8. Menggunakan Bahasa Tubuh (body language) yang
Benar

2.5 Komunikasi Efektif dalam Patient Safety


Standar akreditasi RS 2012 SKP.2/ JCI IPSG.2 mensyaratkan agar rumah sakit menyusun
cara komunikasi yang efektif, tepat waktu, akurat, lengkap, jelas, dan dapat dipahami penerima.
Hal itu untuk mengurangi kesalahan dan menghasilkan perbaikan keselamatan pasien. Bentuk
komunikasi yang rawan kesalahan diantaranya adalah instruksi untuk penatalaksanaan pasien
yang diberikan secara lisan atau melalui telepon. Bentuk lainnya benupa pelaporan hasil tes
abnormal, misalnya petugas laboratorium menelepon ke ruang perawatan untuk melaporkan hasil
tes pasien. Rumah sakit perlu menyusun kebijakan dan atau prosedur untuk mengatur pemberian
perintah / pesan secara lisan dan lewat telepon. Kebijakan dan atau prosedur itu harus memuat :
1. Perintah lengkap, lisan dan lewat telepon, atau hasil tes dicatat si penerima.
2. Perintah lengkap, lisan dan lewat telepon, atau hasil tes dibaca-ulang si penerima.
3. Perintah dan hasil tes dikonfirmasikan oleh individu si pemberi perintah atau hasil tes.
4. Pelaksanaan yang konsisten dari verifikasi tepat-tidaknya komunikasi lisan dan lewat telepon.
5. Alternatif yang diperbolehkan bila proses membaca-ulang tidak selalu dimungkinkan,
misalnya di ruang operasi dan dalam situasi darurat di bagian gawat darurat atau unit perawatan
intensif. komunikasi adalah penyebab pertama masalah keselamatan pasien (patient safety).
Komunikasi merupakan proses yang sangat khusus dan berarti dalam hubungan antar manusia.
Komunikasi yang efektif yang tepat waktu, akurat, lengkap, jelas, dan dipahami oleh penerima
mengurangi kesalahan dan meningkatkan keselamatan pasien. Faktor yang dapat mendukung
komunikasi efektif:
a. Dalam profesi keperawatan komunikasi menjadi lebih bermakna karena merupakan metoda
utama dalam mengimplementasikan proses keperawatan.
b. Komunikator merupakan peran sentral dari semua peran perawat yang ada
c. Kualitas komunikasi adalah faktor kritis dalam memenuhi kebutuhan klien.
Faktor yang tidak mendukung komunikasi efektif yaitu :
a. Tanpa komunikasi yang jelas, dapat memberikan pelayanan keperawatan yang tidak efektif.
b. Tidak dapat membuat keputusan dengan klien/keluarga.
c. Tidak dapat melindungi klien dari ancaman kesejahteraan.
d. Tidak dapat mengkoordinasi dan mengatur perawatan klien serta memberikan pendidikan
kesehatan.

Adapun aspek yang harus dibangun dalam komunikasi efektif adalah :


a. Kejelasan
Dalam komunikasi harus menggunakan bahasa secara jelas, sehingga mudah diterima dan
dipahami oleh komunikan.
b. Ketepatan
Ketepatan atau akurasi ini menyangkut penggunaan bahasa yang benar dan kebenaran informasi
yang disampaikan.
c. Konteks
Maksudnya bahwa bahasa dan informasi yang disampaikan harus sesuai dengan keadaan dan
lingkungan dimana komunikasi itu terjadi.
d. Alur
Bahasa dan informasi yang akan disajikan harus disusun dengan alur atau sistematika yang jelas,
sehingga pihak yang menerima informasi cepat tanggap
e. Budaya
Aspek ini tidak saja menyangkut bahasa atau informasi, tetapi juga berkaitan dengan tata karma
dan etika. Artinya dalam berkomunikasi harus menyesuaikan dengan budaya orang yang diajak
berkomunikasi, baik dalam penggunaan bahasa verbal maupun nonverbal, agar tidak
menimbulkan kesalahan persepsi.

2.6 Sasaran II : Peningkatan Komunikasi yang Efektif


Sasaran keselamatan pasien merupakan syarat untuk diterapkan di semua rumah sakit yang
diakreditasi oleh Komisi Akreditas Rumah Sakit. Penyusun sasaran ini mengacu kepada Nine
Live-Saving Patient Safety Solutions dari WHO Patient Safety (2007) yang digunakan juga oleh
Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit PERSI (KKPRS PERSI), dan dari Joint Commission
International (JCI). Maksud dari sasaran keselamatan pasien adalah mendorong perbaikan
spesifik dalam keselamatan pasien. Sasaran menyoroti bagian-bagian yang bermasalah dalam
pelayanan kesehatan dan menjelaskan bukti serta solsi dari consensus berbasis bukti dan keahlian
atas permasalahan ini. Diakui bahwa desain system yang baik secara intrinsic adalah untuk
memberikan pelayanan kesehatan yang aman dan bermutu tinggi, sedapat mungkin sasaran
secara umum difokuskan pada solusi-solusi yang menyeluruh.

Standar SKP.2
Rumah sakit menyusun pendekatan agar komunikasi diantara para petugas pemberi perawatan
semakin efektif.
Maksud dan Tujuan SKP.2
Komunikasi yang efektif, tepat waktu, akurat, lengkap, jelas dan dapat dipahami penerima,
mengurangi kesalahan dan menghasilkan perbaikan dan keselamatan pasien. Komunikasi dapat
secara elektronik, lisan, atau tertulis. Komunikasi yang paling rentan salah adalah jika perintah
perwatan pasien diberikan secara lisan dan melalui telepon, jika hal ini diperbolehkan hukum dan
peraturan setempat. Komunikasi lain yang rawan salah adalah ketika melaporkan hasil tes pentig
seperti misalnya ketika laboraturium klinik menelepon unit perawatan pasien untuk melaporkan
hasil tes CITO Rumah sakit secara kolaboratif mengembangkan kebijakan dan prosedur untuk
pemberian perintah baik secara lisan maupun via telepon termasuk pencatatan (pada buku atau di
enter ke computer) perintah secara lengkap atau hasil tes oleh si penerima informasi tersebut,
penerima kemudian membaca kembali perintah atau hasil tes tersebut dan megkonfirmasikan
apakah yang telah ditulis dan dibaca ulang itu sudah tepat. Kebijakan dan prosedur
mengidentifikasi alternative yang diperbolehkan bila proses membaca ulang tidak selalu
dimugkinkan, misalnya diruang operasi dan dalam situasi darurat dibagian gawat darurat atau
unit perawatan intensif.

Elemen Penilaian SKP.2


1)Perintah lengkap, lisan dan via telepon, atau hasil tes dicatat si penerima.
2)Perintah lengkap, lisan dan via telepon, atau hasil tes dibaca ulang di penerima.
3)Perintah dan hasil tes dikonfirmasikan oleh individu si pemberi perintah atau hasil tes.
4)Kebijakan dan prosedur disusun agar verifikasi tepat-tidaknya komunikasi lisan dan via
telepon dijalankan secara konsisten.

2.7 Komunikasi SBAR


Kerangka komunikasi efektif yang digunakan di rumah sakit adalah komunikasi SBAR
(Situation, Background, Assessment, Recommendation), metode komunikasi ini digunakan pada
saat perawat melakukan handover ke pasien. Komunikasi SBAR adalah kerangaka teknik
komunikasi yang disediakan untuk petugas kesehatan dalam menyampaikan kondisi pasien.
SBAR adalah metode terstruktur untuk mengkomunikasikan informasi penting yang
membutuhkan perhatian segera dan tindakan berkontribusi terhadap eskalasi yang efektif dan
meningkatkan keselamatan pasien. SBAR juga dapat digunakan secara efektif untuk
meningkatkan serah terima antara shift dan antara staf di daerah klinis yang sama atau berbeda.
Melibatkan semua anggota tim kesehatan untuk memberikan masukan kedalam situasi pasien
termasuk memberikan rekomendasi. SBAR memberikan kesempatan untuk diskusi antara
anggota tim kesehatan atau tim kesehatan lainnya. Adapun keuntungan dari penggunaan metode
SBAR adalah :
a.Kekuatan perawat berkomunikasi secara efektif
b.Dokter percaya pada analisa perawat karena menunjukkan perawat paham akan kondisi pasien
c.Memperbaiki komunikasi sama dengan memperbaiki keamanan pasien

Metode SBAR sama dengan SOAP yaitu Situation, Background, Assessement, Recommendation
dapat diterapkan oleh semua tenaga kesehatan, diharapkan semua tenaga kesehatan maka
dokumentasi tidak terpecah sendiri-sendiri. Diharapkan dokummentasi catatan perkembangan
pasien terintegrasi dengan baik. Sehingga tenaga kesehatan lain dapat mengetahui perkembangan
pasien.
1)Situation : Bagaimana situasi yang akan dibicarakan/dilaporkan?
a)Mengidentifikasi nama diri petugas dan pasien
b)Diagnosa medis
c)Apa yang terjadi dengan pasien
2)Backgron : Apa latar belakang informasi klinis yang berhubungan dengan situasi?
a)Obat saat ini adalah alergi
b. tanda- tanda vital terbaru;
c. hasil laboraturium : tanggal dan waktu tes di lakukan dan hasil tes sebelum untuk
perbandingan
d. riwayat medis
e.temuan klinis terbaru
3. assessment: berbagai hasil penelituan kelinis perawat.
a. apa temuan kelinis
b. apa temuan kelinis?
c. apakah masalah ini parah atau mengancam kehidupan
4. recommendation: apa perawat inginkan terjadi dan kapan?
a. apa tindakan rekomendasi yang di perlukan untuk memperaiki masalah?
b. apa solusi yang bisa perawat tawarkan kepada dokter?
c. apa yang perawat butuhkan dari dokter untuk memperbaiki kondisi pasien ?
d. kapan waktu yang perawat harapkan tindakan ini terjadi?

Sebelum serah terima pasien, perawat harus melakuka:


1. Perawat mendapatkan kajian kondisi pasien terkini

2. Perawat mengumpulkan data-data yang di perlukan yang berhybungan dengan kondisi


pasien yang akan di lakukan.
3. Perawat memastikan diaknosis medis pasien dan prioritas masalah keperawat yang harus
dilakukan .
4. Perawat harus membaca dan memahami catatan dam perkembangan teknik dan hasil
mengkaji perawat shift sebelimnya.
5. Perawat menyiapkan medikal record pasien termasuk rencana perawat harian

Adapun contoh komonikasi efektif SBAR antar shif dinas atau serah terima:
Situation
tn.a umur 25 tahun masuk kemaren sore dari IGD pukul 18:00 wib dengan diaknosa medis
cephalgia. DPJP dr.syahrul,sp.s
masalah keperawatan yang muncul pada saat pengkajian awal adalah nyeri di kepala dan
pinggang.
Cackground
Saat ini psien masih sakit kepala dengan sekala nyeri 6, masih mual pada saat bergerak
TD:110/70 mmhg,HR:87x/menit, RR: 23x/menit,T:36,7oC
Muntah tadi malam 3 kali , pasien masih mengeluh nyeri pinggang dengan sekala nyeri 5. Pasien
direncanakan CT scan dari IGD namun belum di lakukan.
Pasienya sakit kepala sejak 2 bulan yang lalu. Pasien mual pada saat bangun dari posisi tidur.
Muntah terjadi 2 kali Dari IGD therapy yang sudah di berikan
-IVF RL 20 gtt/ menit
-injeksi renitiding 1 ampul/ 12 jam
- injeksi kalmetason 1 ampul/ 8 jam
-injeksi ceftriaxone 1gram/12 jam

Pasien sudah diperiksa laboraturium di IGD tanggal 18 november 2014: hasil pemeriksaan
laboratorium tanggal 18 november 2014

Hb 15,7 gr/dl
Ht 45 %
Leukosit 6,3 103/mm3
Eritrosit 5,4 106/mm3
Trombosit 289 103U/L
Gula darah sewaktu 120 mg/dL
Ureum 21 mg/dL
Creatinin 1 mg/dL

ASSESMENT :
Untuk saat ini nyeri belum teratasi

REKOMENDASI
-Kaji nyeri kembali
-Tanyakan pada dokter untuk planning foto lumbal dan pertimbangan konsul ke rehabilitasi
medik.
-Intervensi lainnya dilanjutkan
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Komunikasi efektif merupakan Komunikasi yang inampu menghasilkan perubahan sikap


(attitude change) padada orang yang terlibat dalam komunikasi. Agar komunikasi menghasilkan
komunikasi yang efektif, seseorang harus memahami prinsip-prinsip dalam berkomunikasi. Ada
lima prinsip komunikasi yang efektif yang harus dipahami. Lima prinsip tersebut disingkat
dengan REACH, yaitu Respect, Empathy, Audible. Care, dan Humble.

Sasaran Keselamatan Pasien merupakan syarat untuk diterapkan di seniua rumah sakit
yang diakreditasi oleh Komisi Akreditasi Rumah Sakit. Penyusunan sasaran ini mengacu kepada
Nine Life-Saving Patient Safety Solutions dari WHO Patient Safety (2007) yang digunakan juga
oleh Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit PERSI (KKPRS PER>I), dan dari Joint Commission
International (JCI). Komunikasi yang paling rentan salah adalah jika perintah perawatan pasien
diberikan secara lisan dan melalui telepon, jika hal ini diperbolehkan hukum dan peraturan
setempat.

Kerangka komunikasi efektif yang digunakan di rumah sakit adalah komunikasi SBAR
(Situation. Background, Assessment, Recommendation). metode komunikasi ini digunakan pada
saai perawat melakukan handover ke pasien. Komunikasi SBAR adalah kerangka teknik
komunikasi yang disediakan untuk petugas kesehatan dalam menyampaikan kondisi pasien.

3.2 Saran

Penulis menyarankan agar komunikasi yang terjadi antara petugas pelayanan kesehatan
di rumah sakit dapat lebih di tingkatkan lagi sehingga nantinya dapat memberikan pelayanan
yang prima kepada pasien.
DAFTAR PUSTAKA

http://202.70.136.86/bprs/uploads/pdffiles/21%20PMK%20No.

%201691%20ttg%20Keselamatan%20Pasien%20Rumah %20Sakit.pdfPERATURAN MENTERI


KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1691/MENKES/PER/ VIII/ 2011 TENTANG
KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT. Diakses pada tanggal 15 Februari 2016

http://www.pdpersi.co.id/kegiatan/materi_humas/materil.pdf

http://repository.usuac idibitstream/123456789/52681/4/Chapter %2011.ndf diaksez pada


tangga 15 Februari 2016
Pertanyaan:
1. Della Saputri
Dampak Komunikasi Efektif teknik penggunan SBAR?
2. Mutiara
Faktor yang mempengaruhi dan komunikasi efektif?
3. Dwi Afrianti
Aspek yang lurus diperaktik perawat dalam komunikasi dengan pasien?

Jawaban:

Anda mungkin juga menyukai