Anda di halaman 1dari 9

Implementasi Faktor-Faktor Kinerja Auditor Pada Auditor Internal

Pemerintahan di Inspektorat Kota Banjarmasin

Marlina Tiurma, Dr. Syaiful Hifni, Drs, Ec, M.Si, Ak, CA

Jurusan Akuntansi, FakultaszEkonomizdanzBisnis Universitas Lambung


Mangkurat Banjarmasinz

Email: marlinatiurma1@gmail.com

ABSTRAKSI
Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui gambaran implementasi faktor-faktor
kinerja auditor pada auditor internal Inspektorat Kota Banjarmasin dan faktor
yang mempengaruhi kinerja auditor internal Inspektorat Kota Banjarmasin. Jenis
penelitian yang dilakukan adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan
instrumen wawancara. Penelitian ini juga menggunakan pendekatan berupa
fenomenologi Responden penelitian adalah 3 auditor internal di lingkungan
Inspektorat Kota Banjarmasin yang dapat digunakan dalam pengolahan data.
Kemudian, teknik analisa data melalui reduksi data, penyajian data dan penarikan
kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga subjek sudah memiliki
kinerja sesuai target kinerja organisasi sebagai seorang Auditor Internal
Inspektorat. Hal ini dapat tergambarkan dari pengalaman kerja, motivasi internal
dalam menjalankan tugas, dan komitmen terhadap organisasi secara professional
yang sudah kuat. Akan tetapi, yang membedakan ketiganya yaitu pada kepuasan
kerja.

Kata kunci : Implementasi; Audit internal; Kinerja Auditor

ABSTRACT
The purpose of this study is to know the description of the implementation of
auditor performance factors in the internal auditors of the Banjarmasin City
Inspectorate and the factors that affect the performance of the internal auditors of
the Banjarmasin City Inspectorate. The type of research conducted is qualitative
research using interview instruments. This study also uses an approach in the form
of phenomenology Research respondents are 3 internal auditors in the
Banjarmasin City Inspectorate that can be used in data processing. Then, data
analysis techniques through data reduction, data presentation and conclusion
drawing. The results showed that all three subjects already had performance in
accordance with the organization's performance targets as an Internal Auditor
inspectorate. This can be illustrated from work experience, internal motivation in
carrying out tasks, and commitment to the organization in a professional manner
that is already strong. However, what distinguishes the three is job satisfaction.

Key words: Implementation; Internal audit; Auditor Performance

PENDAHULUAN

Pemerintah daerah merupakan pihak eksekutif yang diberi kepercayaan


untuk mengelola keuangan daerah sehingga dalam pengelolaan keuangannya
harus transparan yaitu mudah dipahami oleh masyarakat, dapat diterima oleh
masyarakat sebagai pelaksana atau pengelola dan harus diaudit. Oleh karena itu
diperlukan suatu pengawasan yang dilakukan bersifat eksternal maupun internal.
Kegiatan pengawasan pada dasarnya membandingkan kondisi yang ada dengan
yang seharusnya terjadi, bila ditemukan adanya penyimpangan/hambatan segera
diambil tindakan koreksi.

Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 64 Tahun 2007 tentang


Pedoman Teknis Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat Provinsi dan
Kabupaten/Kota menyatakan bahwa Inspektorat Kabupaten/Kota mempunyai
tugas pengawasan terhadap pelaksanaan pemerintahan di daerah Kabupaten/Kota
maupun pelaksanaan urusan pemerintahan desa. Inspektorat mempunyai tugas
melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan keuangan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Dalam menjalankan fungsi pengawasan
tersebut, maka inspektorat perlu didukung oleh kinerja auditornya. Inspektorat
juga salah satu pelaksana tugas pengendalian internal pemerintah, dan sumber
informasi yang penting bagi auditor eksternal (BPK) serta peningkatan
transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan daerah, hal ini
dikarenakan hasil audit yang berkualitas merupakan sumber informasi penting
dalam memberikan keyakinan pada pihak pemerintah, DPRD dan BPK.

Berdasarkan fenomena tersebut menunjukkan bahwa pemerintah Kota


Banjarmasin telah melakukan pengelolaan keuangan sesuai dengan standar yang
diterapkan dan pengawasan yang dilakukan Inspektorat sudah efektif, meskipun
ada beberapa masalah yang perlu jadi perhatian, tetapi hal-hal tersebut tidak
mempengaruhi kewajaran penyajian laporan keuangan. Namun, Komisi
Pemberantasan Korupsi menyoroti kinerja inspektorat kabupaten/kota atau
provinsi karena maraknya terjadi kecurangan di lingkungan pemerintah daerah.
Penyebab hal tersebut karena pengawasan yang dilakukan hanya di lingkungan
kepala daerah, sehingga kemungkinan terjadinya kecurangan sangat berpotensi
dan perlu adanya bantuan masyarakat untuk mengawasi kinerja Inspektorat.

Berdasarkan fenomena ini maka penulis ingin mengetahui sampai mana


penerapan faktor-faktor kinerja auditor pada auditor internal Inspektorat Kota
Banjarmasin dan faktor yang sangat mempengaruhi kinerja auditor internal
Inspektorat Kota Banjarmasin. Oleh karena itu permasalahan penelitian ini adalah
(1) Bagaimana penerapan faktor-faktor kinerja auditor pada auditor Internal
Inspektorat Kota Banjarmasin ?, (2) Apa faktor yang sangat mempengaruhi
kinerja auditor internal Inspektorat Kota Banjarmasin ?

TINJAUAN PUSTAKA

Audit Internal

Menurut Sawyer (2014), audit internal adalah sebuah penilaian yang


sistematis dan objektif yang dilakukan auditor internal terhadap operasi dan
kontrol yang berbeda-beda dalam organisai untuk menentukan apakah :
A. Informasi keuangan dan operasi telah akurat dan dapat diandalkan.
B. Risiko yang dihadapi perusahaan telah diidentifikai dan diminimalisasi
C. Peraturan eksternal serta kebijakan dan prosedur internal yang bisa
diterima telah diikuti.
D. Kriteria operasi yang memuaskan telah dipenuhi.
E. Sumber daya telah digunakan secara efisien dan ekonomis.
F. Tujuan organisasi telah dicapai secara efektif dengan tujuan untuk
dikonsultasikan dengan manajemen dan membantu anggota organisasi
dalam menjalankan tanggung jawabnya secara efektif.

Kinerja Auditor

Kinerja auditor adalah akuntan publik yang melaksanakan penugasan


pemeriksaan (examination) secara obyektif atas laporan keuangan suatu
perusahaan atau organisasi lain dengan tujuan untuk menentukan apakah laporan
keuangan tersebut menyajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku umum, dalam semua hal yang material, posisi keuangan dan hasil usaha
perusahaan [ CITATION Mul10 \l 1057 ]. Kinerja auditor merupakan tindakan atau
pelaksanaan tugas pemeriksaan yang telah diselesaikan oleh auditor dalam kurun
waktu tertentu. Kinerja didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan
waktu yang diukur dengan mempertimbangkan kuantitas, kualitas dan ketepatan
waktu.

Kerangka Berpikir

Model penelitian ini disusun berdasarkan pada berbagai studi empiris yang
telah dilakukan di antaranya:

1. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Auditor Pada


Inspektorat Provinsi Dan Kabupaten Kota Gorontalo (Meity Katili,
Grace Nangoi, Hendrik Gamaliel, 2017)
2. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Inspektorat Kota
Tomohon (Cicilia Ilat, David P.E. Saerang, 2015)
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Auditor (Elizabeth Hanna,
Friska Firnanti, 2013)
4. Pengaruh Kompetensi, Motivasi, Kesesuaian Peran dan Komitmen
Organisasi Terhadap Kinerja Auditor Internal Inspektorat Pemerintah
Kabupaten (Studi Pada Kantor Inspektorat Kabupaten Badung dan
Buleleng) (Edy Sujana, 2012)
5. Pengaruh Struktur Audit, Locus Of Control, dan Komitmen Organisasi
Terhadap Kinerja Auditor Pemerintah (Studi Empiris pada Auditor
Pemerintah di Inspektorat Kab.Agam, Kota Padang, dan Kota Padang
Panjang) (Samudra Perwira Budiman, 2016)

Berdasarkan berbagai studi empiris diatas maka model atau kerangka pikir
penelitian dalam hal ini disusun sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 1:

Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian


METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif


adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang
dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, dll, dengan cara
deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang
alamiah dan dengan menggunakan seperangkat prosedur untuk menjawab
pertanyaan, mengumpulkan fakta, menghasilkan suatu temuan yang tidak bisa
ditetapkan sebelumnya, dan menghasilkan suatu temuan yang dapat dipakai
melebihi batasan-batasan penelitian yang ada pada penelitian kuantitatif .
Penelitian ini menggunakan pendekatan berupa fenomenologi. Istilah
fenomenologi sering digunakan sebagai anggapan umum untuk menunjukkan
pada pengalaman subyektif dari berbagai jenis dan tipe subyek yang ditemui.
Pengambilan sampel dalam penelitian kualitatif biasanya menggunakan purposive
sampling dengan berbagai pendekatan yang paling representatif untuk penelitian
kualitatif. Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah yang
memenuhi kriteria : (1) auditor yang bekerja di Inspektorat Banjarmasin, (2) masa
kerja minimal 4 tahun.

Teknik Analisa Data

Analisis kualitatif tidak berprosess dalam suatu pertunjukkan linier dan


lebih sulit dan kompleks dibandingkan analisa kuantitatif sebab tidak diformulasi
dan distandarisasi. Analisis data kualitatif sangat berkaitan dengan reduksi data
dan interpretasi data. Reduksi data merupakan kegiatan memilah-milah data yang
tidak berurutan menjadi potongan- potongan yang lebih teratur dengan
mengoding, menyusunnya menjadi kategori dan merangkumnya menjadi pola dan
susunan yang sederhana. Interpretasi merupakan kegiatan mendapatkan makna
dan pemahaman terhadap data dari partisipan dengan memunculkan konsep dan
teori (atau teori berdasarkan generalisasi) yang menjelaskan temuan, kemudian
mengkomunikasikan makna dalam temuan pada orang lain melalui laporan
tertulis.

HASIL DAN ANALISIS

Responden penelitian ini adalah para auditor yang bekerja di Inspektorat


Kota Banjarmasin. Inspektorat Kota Banjarmasin dibentuk berdasarkan peraturan
daerah pada Peraturan Walikota Banjarmasin Nomor 44 Tahun 2000 tentang
Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja Inspektorat
Kota Banjarmasin. Berdasarkan Peraturan Walikota Banjarmasin No. 44 Tahun
2020 tentang Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Inspektorat Kota Banjarmasin
mempunyai tugas pokok, yaitu melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap
penyelenggaraan urusan pemerintahan, kemasyarakatan, pembangunan, aparatur
dan keuangan daerah.

Hasil analisis

Ketiga subjek mempertahankan kualitas hasil kerja dengan baik, selain


karena pengaruh tuntutan kualitas audit dari Inspektorat. Penelitian ini
mendukung hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan Ilat dan Saerang (2015),
tentang analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja Inspektorat Kota
Tomohon yang menggunakan Aspek kinerja Inspektorat sebagai Aspek dependen
dan varibel kompetensi yang merupakan bagian dari kecakapan profesional
sebagai Aspek independen, menyatakan bahwa kompetensi tidak berpengaruh
signifikan terhadap kinerja auditor.

Hasil dari ketiga subjek ditemukan bahwa faktor internal menjadi faktor
yang berperan terhadap kinerja. pada subjek 2 dan 3, sudah dapat
mengimplementasikan kinerja dengan baik karena faktor internal dan eksternal.
akan tetapi berbeda dengan subjek 1, kinerja masih perlu di optimalkan karena
fakor internal kepuasan.
Menurut Robbins & Judge (2008) bahwa pekerja yang senang biasanya
merupakan pekerja yang produktif, walaupun sulit untuk mengatakan
bagaimana kualitasnya berjalan. Bagaimanapun, beberapa peneliti pernah
mempercayai bahwa relasi antara kepuasan kerja dan kinerja merupakan mitos.
Tetapi banyak penelitian yang menunjukkan bahwa korelasinya cukup kuat. Mulai
dari level individu sampai kepada organisasi, juga ditemukan dukungan
terhadap relasi kepuasan-kinerja. Ketika kepuasan dan data produktivitas
dikumpulkan dari sebuah organisasi, kita akan menemukan bahwa organisasi
dengan lebih banyak karyawan yang terpuaskan cenderung lebih efektif
daripada organisasi dengan sedikit karyawan yang terpuaskan.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan yang diuraikan sebelumnya maka


kesimpulan penelitian ini adalah ketiga subjek sudah memiliki kinerja sesuai
target kinerja organisasi sebagai seorang auditor internal . Hal ini dapat
tergambarkan dari pengalaman kerja, motivasi internal dalam menjalankan tugas,
dan komitmen terhadap organisasi secara professional yang sudah kuat. Akan
tetapi, yang membedakan ketiganya yaitu pada kepuasan kerja yang dinilai salah
satu subjek kurang memuaskan karena prosedur audit yang harus sesuai standar.

Saran

a. Subjek penelitian

Untuk mempertahankan kinerja agar tetap baik, maka subjek disarankan agar
terus mengeksplorasi faktor internal dalam dirinya yang dapat mempengaruhi
kinerja, seperti motivasi, kemampuan, minat dalam pekerjaan sebagai audit
internal di Inspektorat. Berupaya mengupdate keahlian dengan mengikuti
pelatihan, mengetahui hasil evaluasi kinerja, meminta feedback atasan.

b. Pihak Inspektorat
Sebaiknya pihak inspektorat memperhatikan faktor internal yang dapat
mempengaruhi kinerja auditor internal sehingga dapat mempengaruhi kepuasan
kerja, motivasi mereka. inspektorat juga dapat memberikan fasilitas kepada
auditor untuk meningkatkan kemampuan personal mereka melalui program
pelatihan.

c. Peneliti Selanjutnya

Diharapkan peneliti selanjutnya dapat meneliti dengan metode kuantitatif


sehingga faktor-faktor dapat diuji secara empiris.

Anda mungkin juga menyukai