Anda di halaman 1dari 4

MODEL PEMBELAJARAN

Pengertian Model Pembelajaran


Model pembelajaran adalah kerangka kerja yang memberikan gambaran sistematis untuk melaksanakan
pembelajaran agar membantu belajar siswa dalam tujuan tertentu yang ingin dicapai.
model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur pembelajaran dengan sistematis
untuk mengelola pengalaman belajar siswa agar tujuan belajar tertentu yang diinginkan bisa tercapai.
Ciri-ciri tersebut antara lain:
1. Model pembelajaran merupakan rasional teoretik logis yang disusun oleh para pencipta atau
pengembangnya.
2. Berupa landasan pemikiran mengenai apa dan bagaimana peserta didik akan belajar (memiliki tujuan
belajar dan pembelajaran yang ingin dicapai).
3. Tingkah laku pembelajaran yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan dengan berhasil;
dan lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai.
ciri-ciri model pembelajaran adalah sebagai berikut.
1. Berdasarkan teori pendidikan dan teori belajar tertentu.
2. Mempunyai misi atau tujuan pendidikan tertentu.
3. Dapat dijadikan pedoman untuk perbaikan kegiatan pembelajaran di kelas.
4. Memiliki perangkat bagian model.
5. Memiliki dampak sebagai akibat penerapan model pembelajaran baik langsung maupun tidak langsung.
Fungsi Model Pembelajaran
Fungsi model pembelajaran adalah pedoman dalam perancangan hingga pelaksanaan pembelajaran.
pemilihan model sangat dipengaruhi
1. sifat dari materi yang akan dibelajarkan,
2. tujuan (kompetensi) yang akan dicapai dalam pembelajaran tersebut, serta
3. tingkat kemampuan peserta didik.
4. Ihwal sifat dan materi yang dibelajarkan tersebut,

Jenis Model Pembelajaran ada 4 jenis :


 Information Processing Model (Model Pemrosesan Informasi)
Model ini menekankan pada pengolahan informasi dalam otak sebagai aktivitas mental siswa. Model ini akan
mengoptimalkan daya nalar dan daya pikir siswa melalui pemberian masalah yang disajikan oleh guru.
Ada tujuh model yang termasuk dalam rumpun ini, yakni sebagai berkut.
1. Inductive thinking model (model berpikir induktif).
2. Inquiry training model (model pelatihan inkuiri/penyingkapan/penyelidikan)
3. Scientific inquiry (penyelidikan ilmiah).
4. Concept attainment (pencapaian konsep).
5. Cognitive growth (pertumbuhan kognitif)
6. Advance organizer model (model pengatur/penyelenggaraan tingkat lanjut)
7. Memory (daya ingat)
 Personal Model (Model Pribadi)
Sesuai dengan namanya, model mengajar dalam rumpun ini berorientasi kepada perkembangan diri individu.
Implikasi model ini dalam pembelajaran adalah guru harus menyediakan pembelajaran sesuai dengan minat,
pengalaman, dan perkembangan mental siswa.
Model-model mengajar dalam rumpun ini sesuai dengan paradigma student centered atau pembelajaran yang
berpusat pada siswa/peserta didik.
 Social Interaction Model (Model Interaksi Sosial)
Rumpun model mengajar social interaction model menitikberatkan pada proses interaksi antar individu yang
terjadi dalam kelompok. Model-model mengajar disetting dalam pembelajaran berkelompok. Model ini
mengutamakan pengembangan kecakapan individu dalam berhubungan dengan orang lain.
 Behavioral Model (Model Perilaku)
Rumpun model ini sesuai dengan teori belajar behavioristik. Pembelajaran harus memberikan perubahan pada
perilaku si pembelajar ke arah yang sejalan dengan tujuan pembelajaran.
Kemudian, perubahan yang terjadi harus dapat diamati. Sehingga, guru dapat menguraikan langkah-langkah
pembelajaran yang konkret dan dapat diamati dalam upaya evaluasi perkembangan peserta didiknya.
Model Pembelajaran Inquiry
Model inquiry (inkuiri) menggunakan rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan proses berpikir
secara kritis serta analitis kepada peserta didik agar mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu
masalah yang dipertanyakan secara mandiri melalui penyelidikan ilmiah.

Model Pembelajaran Kontekstual


Merupakan model dengan konsep belajar yang membuat guru untuk mengaitkan antara materi yang diajarkan
dengan situasi dunia nyata. Prinsip pembelajaran kontekstual adalah aktivitas peserta didik, peserta didik
melakukan dan mengalami, tidak hanya monoton dan mencatat.
Ada tujuh komponen utama dari pembelajaran kontekstual yang membuatnya khas jika dibandingkan dengan
model yang lain, yakni sebagai berikut.
1. Kontruktivisme, mendorong peserta didik agar bisa mengkonstruksi pengetahuannya melalui
pengamatan dan pengalaman.
2. Inquiry, didasarkan pada penyingkapan, penyelidikan atau pencarian dan penelusuran;
3. Bertanya, sebagai refleksi dari keingintahuan setiap individu.
4. Learning community, dilakukan dengan membuat kelompok belajar.
5. Modeling, dengan memperagakan sesuatu sebagai contoh yang dapat ditiru oleh peserta didik.
6. Refleksi, proses pengkajian pengalaman yang telah dipelajari.
7. Penilaian nyata, proses yang dilakukan guru untuk mengumpulkan informasi tentang perkembangan
belajar peserta didik.

Model Pembelajaran Ekspositori


Ekspositori adalah pembelajaran yang menekankan pada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang
guru kepada kelompok peserta didik supaya peserta didik dapat menguasai materi secara optimal.
Dalam model pengajaran ekspositori seorang pendidik harus memberikan penjelasan atau menerangkan kepada
peserta didik dengan cara berceramah. Sehingga menyebabkan arah pembelajarannya monoton karena sangat
ditentukan oleh kepiawaian ceramah guru.

Model Pembelajaran Berbasis Masalah


adalah Problem based learning yang dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas pembelajaran yang
menekankan para proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah. Pemecahan masalah menjadi
langkah utama dalam model ini.
model pembelajaran dengan pendekatan problem based learning, peserta didik diharapkan untuk terlibat dalam
proses penelitian yang mengharuskannya untuk mengidentifikasi permasalahan, mengumpulkan data, dan
menggunakan data tersebut untuk pemecahan masalah.
Masalah adalah hal paling nyata yang akan menjadi hambatan utama dalam kehidupan manusia. Lalu
“masalah” sendiri itu apa? Masalah adalah kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Menghadapi masalah
akan mengajarkan bagaimana cara terbaik dalam menjalani hidup.

Model Pembelajaran Kooperatif


Pembelajaran kooperatif adalah kerangka konseptual rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh peserta
didik dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.
Kelompok-kelompok tersebut bekerja sama untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Artinya, kelompok belajar yang disusun haruslah beragam dan tidak pandang bulu. Sehingga sistem
pengacakan dalam menentukan kelompok mungkin dibutuhkan. Intinya, jangan biarkan siswa membentuk
kelompoknya sendiri agar konsepsi heterogen dapat menerap.

Model Pembelajaran Project Based Learning


Model pembelajaran project based learning atau pembelajaran berbasis proyek adalah model pembelajaran
yang menggunakan proyek atau kegiatan nyata sebagai inti pembelajaran. Dalam pembelajaran project based
learning peserta didik akan melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintetis, dan pengolahan informasi
lainnya untuk menghasilkan berbagai bentuk belajar yang beragam.
Project based learning adalah salah satu model pembelajaran yang paling kuat, karena akan meningkatkan
kompetensi siswa secara holistik, baik dari sikap, pengetahuan, maupun keterampilan, melalui pendekatan
kontekstual yang dekat dengan pekerjaan nyata di lapangan.
model pembelajaran yang menggunakan proyek atau kegiatan sebagai sarana pembelajaran untuk mencapai
kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan.
Model Pembelajaran PAIKEM
Merupakan singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, dan Menyenangkan. Pembelajaran ini
dirancang agar membuat anak lebih aktif mengembangkan kreativitas sehingga pembelajaran bisa berlangsung
secara efektif, optimal, dan pada akhirnya terasa lebih menyenangkan.

Model Pembelajaran Kuantum (Quantum Learning)


Kerangka perencanaan dalam pembelajaran kuantum adalah TANDUR (Tumbuhkan, Alami, Namai,
Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan). Komponen utama pembelajaran kuantum dapat berupa:
1. peta konsep sebagai teknik belajar efektif;
2. teknik memori, adalah teknik memasukkan informasi ke dalam otak sesuai dengan cara kerja otak;
3. sistem pasak lokasi;
4. teknik akrostik, teknik menghafal dengan cara mengambil huruf depan dari materi yang ingin diingat
kemudian menggabungkannya.
Intinya metode pembelajaran ini menggunakan berbagai cara untuk membuat pembelajaran menerap dan
dipahami dengan mudah oleh peserta didik. Caranya bisa sangat interaktif dan melibatkan peserta didik dalam
kegiatan langsung untuk mendemonstrasikan materi diiringi perayaan seperti yel motivasi.

Model Pembelajaran Terpadu )*


Merupakan model yang dapat melibatkan beberapa mata pelajaran sekaligus agar memberikan pengalaman
belajar yang lebih bermakna pada peserta didik. Pembelajaran terpadu terbagi menjadi sepuluh jenis, yakni
sebagai berikut.
Model penggalan , Model keterhubungan , Model sarang, Model urutan , Model bagian, Model jaring laba-
laba, Model galur, Model keterpaduan, Model celupan, Model jaringan

Model Pembelajaran Kelas Rangkap


Pembelajaran kelas rangkap menekankan dua hal utama, yakni penggabungan kelas secara integrative dan
pembelajaran terpusat pada peserta didik, sehingga Guru tidak harus mengulang kembali untuk mengajar pada
dua kelas yang berbeda dengan program yang berbeda pula.
Efisiensi adalah kunci dari model pembelajaran ini. Merangkapkan beberapa rombongan belajar dapat
meningkan efisiensi pembelajaran.
Macam-macam model pembelajaran kelas rangkap atau biasa disingkat PKR meliputi:
1. Model PKR 221: dua kelas, dua mata pelajaran, datu ruangan;
2. Model PKR 222 : berarti memiliki dua kelas dan dua mata pelajaran, pada dua ruangan;
3. Model PKR 333 : tiga kelas, tiga mata pelajaran, tiga ruangan.

Model Pembelajaran Tugas Terstruktur


Pembelajaran ini menekankan pada penyusunan tugas terstruktur yang wajib diselesaikan oleh peserta didik
guna mendalami dan memperluas penguasaan materi yang sesuai dengan materi pembelajaran yang sudah
dikaji.
Bentuk tugas terstruktur meliputi laporan ilmiah, portofolio (produk ciptaan peserta didik), makalah individu,
makalah kelompok, dsb.

Model Pembelajaran Portofolio


Model pembelajaran portofolio menitikberatkan pada pengumpulan karya terpilih dari satu kelas secara
keseluruhan yang bekerja secara kooperatif membuat kebijakan untuk memecahkan masalah.
Prinsip dasar model pembelajaran portofolio, yaitu prinsip belajar peserta didik aktif dan kelompok belajar
kooperatif untuk menghasilkan produk portofolio secara bersama.

Model Pembelajaran Tematik


Merupakan pembelajaran dengan suatu kegiatan pembelajaran yang mengintegrasikan materi beberapa
pelajaran dalam satu tema/topik pembahasan sesuai dengan kebutuhan lingkungan peserta didik yang akan
menjadi lahan dunia nyata bagi dirinya.
Pembelajaran tematik mempunyai beberapa prinsip dasar, yaitu:
1. Bersifat kontekstual atau terintegrasi dengan lingkungan;
2. Bentuk belajar dirancang agar peserta didik menemukan tema;
3. Efisiensi (terdiri dari beberapa pelajaran sekaligus).
Model Pembelajaran Terpadu )*
1. Model Penggalan (Fragmented)
Model fragmented ditandai oleh ciri pemaduan yang hanya terbatas pada satu mata pelajaran saja. Misalnya,
dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, materi pembelajaran tentang menyimak, berbicara, membaca, dan
menulis dapat dipadukan dalam materi pembelajaran keterampilan berbahasa.
Dalam proses pembelajarannya, butir-butir materi tersebut dilaksanakan secara terpisah-pisah pada jam yang
berbeda-beda.
2. Model Keterhubungan (Connected)
Model connected dilandasi oleh anggapan bahwa butir-butir pembelajaran dapat dipayungkan pada
induk mata pelajaran tertentu. Butir-butir pembelajaran seperti:
 kosakata,
 struktur,
 membaca, dan
 mengarang
misalnya, pada mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Penguasaan butir-butir pembelajaran tersebut
merupakan keutuhan dalam membentuk kemampuan berbahasa dan bersastra. Hanya saja pembentukan
pemahaman, keterampilan, dan pengalaman secara utuh tersebut tidak berlangsung secara otomatis. Karena
itu, guru harus menata butir-butir pembelajaran dan proses pembelajarannya secara terpadu.
3. Model Sarang (Nested)
Model nested merupakan pemaduan berbagai bentuk penguasaan konsep keterampilan melalui sebuah
kegiatan pembelajaran. Misalnya, pada jam-jam tertentu seorang guru memfokuskan kegiatan pembelajaran
pada pemahaman tentang bentuk kata, makna kata, dan ungkapan dengan saran pembuahan keterampilan
dalam mengembangkan daya imajinasi, daya berpikir logis, menentukan ciri bentuk dan makna kata-kata
dalam puisi, membuat ungkapan dan menulis puisi.
4. Model Urutan/Rangkaian (Sequenced)
Model sequenced merupakan model pemaduan topik-topik antarmata pelajaran yang berbeda secara
paralel. Isi cerita dalam roman sejarah, misalnya; topik pembahasannya secara paralel atau dalam jam yang
sama dapat dipadukan dengan ikhwal sejarah perjuangan bangsa, karakteristik kehidupan sosial masyarakat
pada periode tertentu maupun topik yang menyangkut perubahan makna kata.
5. Model Bagian (Shared)
Model shared merupakan bentuk pemaduan pembelajaran akibat adanya overlapping konsep atau ide pada dua
mata pelajaran atau lebih. Butir-butir pembelajaran tentang kewarganegaraan dalam PPKn misalnya, dapat
bertumpang tindih dengan butir pembelajaran dalam Tata Negara, PSPB, dan sebagainya..
6. Model Jaring Laba-laba (Webbed)
Selanjutnya, model yang paling populer adalah model webbed. Model ini bertolak dari pendekatan tematis
sebagai pemadu bahan dan kegiatan pembelajaran.
Dalam hubungan ini tema dapat mengikat kegiatan pembelajaran baik dalam mata pelajaran tertentu maupun
lintas mata pelajaran.
7. Model Galur (Threaded)
Model threaded merupakan model pemaduan bentuk keterampilan, misalnya; melakukan prediksi dan
estimasi dalam matematika, ramalan terhadap kejadian-kejadian, antisipasi terhadap cerita dalam novel, dan
sebagainya.
8. Model Keterpaduan (Integrated)
Model integrated merupakan pemaduan sejumlah topik dari mata pelajaran yang berbeda, tetapi esensinya
sama dalam sebuah topik tertentu.
Topik evidensi yang semula terdapat dalam mata pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia, Pengetahuan Alam,
dan Pengetahuan Sosial, agar tidak membuat muatan kurikulum berlebihan, cukup diletakkan dalam mata
pelajaran tertentu, misalnya Pengetahuan Alam.
9. Model Celupan (Immersed)
Model immersed dirancang untuk membantu siswa dalam menyaring dan memadukan berbagai pengalaman
dan pengetahuan dihubungkan dengan medan pemakaiannya.
Dalam hal ini tukar pengalaman dan pemanfaatan pengalaman sangat diperlukan dalam kegiatan pembelajaran.
10. Model Jaringan (Networked)
merupakan model pemaduan pembelajaran yang mengandaikan kemungkinan pengubahan
konsepsi, bentuk pemecahan masalah, maupun tuntutan bentuk keterampilan baru setelah siswa
mengadakan studi lapangan dalam situasi, kondisi, maupun konteks yang berbeda-beda.

Anda mungkin juga menyukai