Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PRODUKSI DAN PERTUMBUHAN

Disusun untuk memenuhi tugas

Mata Kuliah :Teori Ekonomi Makro

Dosen Pengampu : Umar Yeni Suyanto M.Pd.MM.

NAMA KELOMPOK 5 :

1. Anis nata Lina (2001021169)


2. Elsa Fajar O (2001021179)
3. Helvi firdaus Alfafa(2001021182)
4. Khomsah Salsabila (2001021186)
5. Nurul Istiqomah (2001021194)
6. Risa Nur Badriyah (2001021226)
7. Titin fauziyah (2001021212)

PRODI AKUNTANSI

INSTITUT TEKNOLOGI DAN BISNIS AHMAD DAHLAN LAMONGAN

TAHUN AJARAN 2021/2022

1
DAFTAR ISI

1. Judul…………………………………………………………………….1
2. Daftar Isi……………...……………………………….………...……...2
3. Kata Pengantar………..…………..………………………………...…..3
4. BAB 1 Pendahuluan
a. Latar Belakang…….………..…………………………………......4
b. Rumusan Masalah….………..…………………………...………..4
c. Tujuan Penulisan…….………..…………………………...………4
5. BAB 2 Pembahasan
a. Konsep Pertumbuhan Ekonomi……………………………………5
b. Perbedaan Pertumbuhan Ekonomi dan Pembangunan Ekonomi….6
c. Teori Pertumbuhan Ekonomi………………………………………7
d. Faktor Pertumbuhan Ekonomi……………………………………..8
e. Perhitungan Pertumbuhan Ekonomi……………………………….9
f. Pertumbuhan Ekonomi di Berbagai Negara…………………….…10
g. Pertumbuhan dan Kebijakan Ekonomi..……….……………..……14
6. Bab 3 Penutup……………………………..………………………...…16
7. Daftar Pustaka……………………..…………………………………...17

2
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang


telah melimpahkan Rahmat serta hidayah Nya, sebagaimana kami dapat
menyelesaikan makalah ini untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah
Pengantar Ekonomi Makro.

Kami menyadari akan banyak pihak yang membantu pembuatan makalah ini,
dengan saran dan kritik sehingga makalah ini bisa terselesaikan.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna
dikarenakan terbatas pengalaman dan pengetahuannya yang kami miliki. Oleh
karena itu, kami mengharapkan banyak saran terhadap at makalah ini bahkan
kritik guna membangun diri dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga
makalah ini bisa berguna untuk perkembangan dunia pendidikan.

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ilmu ekonomi merupakan studi tentang umat manusia dalam
kehidupan sehari – hari (Alfred Marshall), definisi ini sangatlah umum
karena tidak menyinggung elemen apa dari umat manusia yang penting
untuk dikaji dalam memberikan definisi ilmu ekonomi. Ilmu ekonomi
adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia di dalam memenuhi
kebutuhannya yang relatif tidak terbatas dengan menggunakan sumber
daya yang terbatas dan masing-masing sumber daya mempunyai alternatif
penggunaan (opportunity cost). Ilmu ekonomi makro (makro ekonomi)
adalah cabang dari ilmu ekonomi yang mempelajari tentang ilmu ekonomi
secara keseluruhan Ekonomi makro meneliti perubahan ekonomi yang
mempengaruhi banyak masyarkat, perusahaan, dan pasar.

B. Rumusan Masalah
1. Pengertian pertumbuhan ekonomi
2. Perbedaan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi
3. Teori tentang pertumbuhan ekonomi
4. Faktor-faktor yang menentukan pertumbuhan ekonomi
5. Perhitungan pertumbuhan ekonomi
6. Pertumbuhan Ekonomi di berbagai Negara
7. Pertumbuhan dan kebijakan ekonomi
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui definisi pertumbuhan ekonomi
2. Dapat membedakan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan
ekonomi
3. Mengetahui teori-teori tentang pertumbuhan ekonomi.
4. Mengetahui faktor-faktor yang menentukan pertumbuhan ekonomi.
5. Dapat menghitung pertumbuhan ekonomi
6. Mengetahui pertumbuhan ekonomi di berbagai negara
7. Mengetahui pertumbuhan dan kebijakan ekonomi

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi (Economic Growth) adalah perkembangan


kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang
diproduksikan dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat
meningkat. Masalah pertumbuhan ekonomi dapat dipandang sebagai masalah
makro ekonomi dalam jangka panjang. Perkembangan kemampuan memproduksi
barang dan jasa sebagai akibat pertambahan faktor-faktor produksi pada
umumnya tidak selalu diikuti oleh pertambahan produksi barang dan jasa yang
sama besarnya.
Pertambahan potensi memproduksi sering kali lebih besar dari
pertambahan produksi yang sebenarnya. Dengan demikian perkembangan
ekonomi adalah lebih lambat dari potensinya. ( Sadono Sukirno;10).
Prof. Simon Kuznets mendefinisikan pertumbuhan ekonomi itu adalah
kenaikan jangka panjang dalam kemampuan suatu negara untuk menyediakan
semakin banyak barang barang ekonomi kepada penduduknya. Kemampuan ini
tumbuh sesuai dengan kemajuan teknologi, penyesuaian kelembagaan, dan
ideologi yang diperlukannya. Definisi ini memiliki empat komponen :
1. Pertumbuhan ekonomi suatu bangsa terlihat dari meningkatnya secara
terus-menerus persediaan barang.
2. Teknologi maju merupakan faktor dalam pertumbuhan ekonomi yang
menentukan derajat kemampuan dalam penyediaan aneka macam
barang kepada penduduk; dan kepada penduduk
3. Penggunaan teknologi secara luas dan efisien memerlukan penyesuaan
di bidang kelembagaan dan ideologi sehingga inovasi yang dihasilkan
oleh ilmu pengetahuan dapat dimanfaatkan secara tepat dimanfaatkan.
4. Teori pertumbuhan ekonomi sebagai penjelasan mengenai faktor
mengenai faktor – faktor apa yang menentukan kenaikan ouput per
kapita dalam jangka panjang, dan mengenai bagaimana faktor

5
mengenai bagaimana faktor – faktor tersebut berinteraksi faktor satu
sama lain sehingga terjadi proses pertumbuhan.
Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan ekonomi
adalah proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara secara
berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode
tertentu.

B. Perbedaan Pertumbuhan Ekonomi dan Pembangunan Ekonomi


Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan kapasitas
produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan
pendapatan nasional. Sedangkan pembangunan ekonomi adalah suatu proses
kenaikkan pendapatan total dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan
adanya pertambahan penduduk dan disertai dengan perubahan fundamental
dalam struktur ekonomi suatu negara dan pemerataan pendapatan bagi penduduk
suatu negara. Pembangunan ekonomi tidak dapat lepas dari pertumbuhan
ekonomi, pembangunan ekonomi mendorong pertumbuhan ekonomi, dan
sebaliknya pertumbuhan ekonomi memperlancar proses pembangunan ekonomi.
Perbedaan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi yaitu :
 Pertumbuhan ekonomi :
1. Merupakan proses naiknya produk per kapita dalam jangka Panjang
2. Tidak memperhatikan pemerataan pendapatan
3. Tidak memperhatikan pertambahan penduduk
4. Belum tentu dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat
5. Pertumbuhan ekonomi belum tentu disertai dengan pembangunan
ekonomi
 Pembangunan ekonomi:
1. Merupakan proses perubahan yang terus menerus menuju perbaikan
termasuk usaha meningkatkan produk per kapita
2. Memperhatikan pemerataan pendapatan termasuk pemerataan
pembangunan dan hasil-hasilnya
3. Memperhatikan pertambahan penduduk
4. Memperhatikan pertambahan penduduk

6
5. Pembangunan ekonomi selalu dibarengi dengan pertumbuhan ekonomi
 Pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi memiliki persamaan
yaitu :
a. Kedua-duanya merupakan kecenderungan di bidang ekonomi
b. Pokok permasalahan akhir adalah besarnya pendapatan per kapita
c. Kedua-duanya menjadi tanggung jawab pemerintah dan memerlukan
dukungan rakyat
d. Kedua-duanya berdampak pada kesejahteraan rakyat

C. Teori-Teori Pertumbuhan Ekonomi


1. Teori Pertumbuhan Klasik
Menurut pandangan ahli-ahli ekonomi Klasik ada empat faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, yaitu jumlah penduduk, jumlah stock
barang-barang modal, luas tanah, dan kekayaan alam, serta tingkat teknologi yang
digunakan. Walaupun menyadari bahwa pertumbuhan ekonomi tergantung
kepada banyak faktor, ahli-ahli ekonomi Klasik terutama menitikberatkan
perhatiannya kepada pengaruh pertambahan penduduk kepada pertumbuhan
ekonomi. Dalam teori pertumbuhan mereka, dikemukanan suatu teori yang
menjelaskan perkaitan antara pendapatan per kapita penduduk dan jumlah
penduduk. Teori tersebut dinamakan teori penduduk optimum. Apabila terdapat
kekurangan penduduk, produksi marjinal adalah lebih tinggi daripada pendapatan
per kapita. Maka pertambahan penduduk akan menaikkan pendapatan per kapita.
Akan tetapi jika penduduk semakin banyak maka akan berlaku hukum hasil lebih
yang semakin berkurang,yaitu produksi marjinal akan mulai mengalami
penurunan.
2. Teori Schumpeter
Teori Schumpeter menekankan tentang pentingnya peranan pengusaha di
dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi. Dalam teori ini ditunjukkan bahwa
para pengusaha merupakan golongan yang akan terus menerus membuat
pembaharuan atau inovasi dalam kegiatan ekonomi. Inovasi tersebut meliputi :
memperkenalkan barang baru, mempertinggi efisien cara memproduksi dalam
menghasilkan sesuatu barang, memperluas pasar suatu barang ke pasaran yang

7
baru, mengembangkan sumber bahan mentah yang baru dan mengadakan
perubahan dalam organisasi dengan tujuan mempertinggi efisiensi kegiatan
perusahaan. Berbagai kegiatan inovasi ini akan memerlukan investasi baru
3. Teori Harrod-Domar
Teori Harrod-Donar dalam analisisnya bertujuan menerangkan syarat yang
harus dipenuhi supaya suatu perekonomian dapat mencapai pertumbuhan yang
teguh atau steady growth dalam jangka panjang. Teori ini beranggapan bahwa
modal harus dipakai secara efektif, karena pertumbuhan ekonomi sangat
dipengaruhi oleh peranan pembentukan modal tersebut.
4. Teori Pertumbuhan Neo Klasik
Abramovits dan Solow dalan teori pertumbuhan Neo Klasik mengemukakan
bahwa faktor terpenting dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi bukanlah
pertambahan modal dan pertambahan tenaga kerja. Faktor yang paling penting
adalah kemajuan teknologi dan pertambahan kemahiran dan kepakaran tenaga
kerja. ( Sadono Sukirno ; 433 )

D. Faktor-Faktor Pertumbuhan Ekonomi

Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi adalah:


1. Faktor Sumber Daya Manusia
Sama halnya dengan proses pembangunan, pertumbuhan ekonomi juga
dipengaruhi oleh SDM. Sumber daya manusia merupakan faktor terpenting dalam
proses pembangunan, cepat lambatnya proses pembangunan tergantung kepada
sejauhmana sumber daya manusianya selaku subjek pembangunan memiliki
kompetensi yang memadai untuk melaksanakan proses pembangunan.
2. Faktor Sumber Daya Alam
Sebagian besar negara berkembang bertumpu kepada sumber daya alam
dalam melaksanakan proses pembangunannya. Namun demikian, sumber daya
alam saja tidak menjamin keberhasilan proses pembanguan ekonomi, apabila
tidak didukung oleh kemampaun sumber daya manusianya dalam mengelola
sumber daya alam yang tersedia. Sumber daya alam yang dimaksud dinataranya
kesuburan tanah, kekayaan mineral, tambang, kekayaan hasil hutan dan kekayaan
laut.

8
3. Faktor Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat
mendorong adanya percepatan proses pembangunan, pergantian pola kerja
yang semula menggunakan tangan manusia digantikan oleh mesin-mesin
canggih berdampak kepada aspek efisiensi, kualitas dan kuantitas serangkaian
aktivitas pembangunan ekonomi yang dilakukan dan pada akhirnya berakibat
pada percepatan laju pertumbuhan perekonomian.
4. Faktor Budaya
Faktor budaya memberikan dampak tersendiri terhadap pembangunan
ekonomi yang dilakukan, faktor ini dapat berfungsi sebagai pembangkit atau
pendorong proses pembangunan tetapi dapat juga menjadi penghambat
pembangunan. Budaya yang dapat mendorong pembangunan diantaranya
sikap kerja keras dan kerja cerdas, jujur, ulet dan sebagainya. Adapun budaya
yang dapat menghambat proses pembangunan diantaranya sikap anarkis,
egois, boros, KKN, dan sebagainya.
5. Sumber Daya Modal
Sumber daya modal dibutuhkan manusia untuk mengolah SDA dan
meningkatkan kualitas IPTEK. Sumber daya modal berupa barang-barang
modal sangat penting bagi perkembangan dan kelancaran pembangunan
ekonomi karena barang-barang modal juga dapat meningkatkan produktivitas.

E. Perhitungan Pertumbuhan Ekonomi

Secara sederhana, pertyumbuhan ekonomi dapat dihitung dengan cara


membandingkan pertungan nasional pada periode tertentu dengan periode
sebelumnya. Misalnya dengan membandingkan gross nasional produk (GNP)
tahun tertentu dengan tahun sebelumnya, sehingga dapat diketahui berapa
pertumbuhannya.
Perhitungan pertumbuhan ekonomi dapat dihitung dengan nilai produk
domestik bruto (PDB), yaitu PDB berdasarkan harga konstan, karena pengaruh
perubahan harga atau inflasi dihilangkan. Perhitungan pertumbuhan ekonomi

9
tidak dapat dilakukan setiap saat, hal ini disebabkan karena untuk mengumpulkan
data PDB cukup sulit dan membutuhkan waktu sehingga perhitungan
pertumbuhanekonomi dilakukan dalam kurun waktu triwulan atau tahunan.
Berikut Rumus perhitungan pertumbuhan ekonomi :

R(t-1, t) = (PDBt – PDBt-1)/PDBt-1 x 100%

Keterangan:

R = tingkat pertumbuhan ekonomi dalam satuan persentase (%)


PDBt = Produk Domestik Bruto (pendapatan nasional riil) pada tahun t
PDBt-1 = Produk Domestik Bruto (pendapatan nasional riil) pada tahun
sebelumnya

F. Pertumbuhan Ekonomi di Berbagai Negara


1. Amerika serikat

Ekspansi ekonomi AS terhenti oleh pandemi COVID-19. AS menjadi


negara dengan jumlah kasus infeksi tertinggi di dunia dengan lebih dari 1,7 juta
jiwa terinfeksi, setara dengan seperti kasus infeksi COVID-19 dunia.
Ketidakpastian dampak COVID-19 terhadap ekonomi AS turut menyebabkan
keketatan pasar keuangan global dan menurunkan harga aset. Pelemahan
ekonomi AS dipengaruhi oleh menurunnya konsumsi, produksi, dan pelemahan
harga minyak. As menahan konsumen belanja kecuali untuk produk esensial
(produkkesehatan dan makanan).
Adapun permasalahan - permasalahan yang ada di Amerika serikatantara lain
proses produksi menurun akibat pelemahan permintaan, serta terganggunya
supply chain, sector jasa terpukul akibat penurunan turis domestik dan
mancanegara, yang berdampak pada industry penerbangan, hotel, restoran, dan
industry pendukung lainnya, penurunan harga minyak akibat berkurangnya
permintaan, dan melemahkan kinerja sector pertambangan. Perlambatan aktivitas
ekonomi AS memicu kenaikan tingkat pengangguran mencapai level terburuk
sejak krisis keuangan global. Ekonomi AS menurun signifikan akibat kebijakan
stay at home order yang diberlakukan secara luas. Prospek pertumbuhan

10
ekonomi AS kedepanakan dipengaruhi oleh sejumlah factor risiko. Beberapa
kebijakan epsiderisks pertumbuhan ekonomi AS antara lain teratasinya pandemi
COVID-19 sehingga aktivitas ekonomi dapat kembali normal, kebijakan
akomodatif pemerintah, serta tekanan inflasi yang rendah dapat mendukung daya
beli. Namun terdapat faktor down siderisks yang perlu dicermati antara lain
potensi second wave infection, tingginya angka pengangguran, pelemahan harga
minyak, eskalasi risikopolitk internal menjelang Pemilu, dan meningkatnya
ketegangandengan Tiongkok (trade wardan COVID-19). Memperhatikan
peranan ekonomi AS pada ekonomi dunia yang signifikan, kemampuan dan
strategi AS dalammengatasi downside risks menjadikunciperbaikanekonomi
dunia kedepan.

2. Kawasan Euro

Pandemi COVID-19 mengakibatkanpertumbuhanekonomi Kawasan Euro


terkontraksi signifikan pada TW1-20. Kebijakan pembatasan perjalanan dan
aktivitas publik menyebabkan konsumsi, investasi, dan perdagangan mengalami
tekanan. Tingkat pengangguran meningkat seiring investasi yang kian
memburuk. Pelemahan ekonomi yang dalam direspons dengan kebijakan
moneter dan fiskal yang makin akomodatif. ECB mempertahankan suku bunga
di level rendah, menjaga kecukupan likuiditas moneter, dan mendukung
pemulihan negara di kawasan yang terdampak COVID-19 melalui quantitative
easing policy. Perekonomian Kawasan Euro mengalami kontraksi tajam pada
TW1-20 akibat pandemi COVID-19. Di Kawasan Euro, jumlah kasus infeksi
COVID-19 mencapai lebih dari satu juta jiwa dengan korban lebih dari 100.000.
Kasus tertinggi terjadi di Spanyol (lebih dari 280.000 terkonfirmasi positif),
diikuti Italia, Prancis dan Jerman. Tingginya kasus menyebabkan negara di
Kawasan Euro menerapkan coordinated restriction of non-essential travel secara
luas pada bulan Maret dan disertai kebijakan work from home, penutupan
sekolah dan pembatasan non-essential business. Kebijakan tersebut
mengakibatkan ekonomi di kawasan Euro yang sudah melemah menjadi semakin
tertekan. Pelemahan ekonomi terjadi secara merata di seluruh negara Kawasan
Euro termasuk empat negara utama (Jerman, Italia, Prancis, dan Spanyol).
Kebijakan restriksi yang ketat untuk membatasi penyebaran wabah bisa

11
mengakibatkan konsumsi semakin melemah, pemburukan produksi industri dan
sentiment bisnis. Tingkat inflasi Kawasan Euro turun tajam seiring penurunan
harga minyak dunia dan kebijakan restriksi yang melemahkan demand. Untuk
menangani semua permasalahan itu, ECB meluncurkan serangkaian kebijakan
sepertihalnya, melakukan relaksasi atas pembatasan aktivitasu ntuk perbaikan
ekonomis secara gradual.

3. Inggris

Pandemi COVID-19 menurunkan perekonomian global di Inggris.


Prospek ekonomi diprediksi menurun tajam akibat pandemi COVID-19 dan
penerapan containment measures. Bank of England (BoE ) pada Monetary
Policy Report Mei 2020 memprediksi ekonomi Inggris 2020 terkontraksi tajam
jauh lebih rendah dari capaian 2019. Kinerja ekonomi Inggris dapat mengalami
tekanan dari sejumlah risiko. Tekanan dapat berasal dari ketidakpastian prospek
ekonomi global, second wave infection, kenaikan tingkat pengangguran, dan
potensi no-trade-deal dengan Uni Eropa. Sementara itu, juga terdapat faktor yang
dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yaitu stimulus moneter dan fiskal,
relaksasi lockdown dan kembali berjalannya aktivitas ekonomi, serta reopening
economy negara mitra yang dapat mendukung aktivitas perdagangan. Ekonomi
Inggris kedepan dipengaruhi sejumlah risiko. Faktor yang dapat menyebabkan
pelemahan ekonomi Inggris antara lain ketidakpastian proses pemulihan
ekonomi global dan domestik pasca COVID-19, risiko second wave infection,
peningkatan pengangguran, dan potensi no-trade-deal antara Inggris dan UE
pada akhir 2020. Hingga saat ini, tradetalks antara Inggris dan Uni Eropa masih
terus berlangsung dan belum menghasilkan kesepakatan. Sementara itu, faktor
upsid bagi perekonomian Inggris antara lain stimulus moneter dan fiskal,
relaksasi lockdown dan kembali berjalannya aktivitas ekonomi, reopening
economy negara mitra sehingga mendukung aktivitas perdagangan, serta
pelemahan harga minyak.

4. Jepang

Perekonomian Jepang kembali mengalami kontraksi pertumbuhan pada


kuartal pertama 2020. Pengeluaran pemerintah menjadi satu-satunya faktor yang

12
menahan perlambatan ekonomil ebih dalam. Beberapa permasalahan ekonomi
yang ada di negara Jepang yakni, Kasus penyebaran COVID-19 di Jepang
menekan kinerja ekonomi Jepang pada awal 2020, Keketatan pasar tenaga kerja
dan ketidakpastian pertumbuhan upah berkontribusi pada pelemahan konsumsi,
Inflasi terus melemah yang akibat dari penurunan permintaan dan harga minyak.
Pemerintah merilis sejumlah kebijakan akomodatif untuk mempertahankan
keberlangsungan ekonomi dan menahan pemburukan lebih dalam. Bank of Japan
merespons dampak negatif COVID-19 dengan melakukan pelonggaran moneter
sepert imenambah nilai pembelian aset dan memperluas skema pembelian
obligasi korporasi, BOJ dan Pemerintah Jepang mengambil kebijakan
akomodatif dalam mengatasi pelemahan ekonomi akibat COVID-19. Pemerintah
juga telah mengeluarkan paket kebijakan ekonomi darurat untuk membantu
sektor kesehatan, perusahaan, UMKM, dan rumah tangga.

5. Tiongkok

Penerapan lockdown dan social distancing untukme mengatasi


penyebaran wabah COVID-19 menyebabkan lajuel ekonomi Tiongkok turun
signifikan. Upaya memutus rantai penyebaran COVID-19 (lockdown) juga
menyebabkan kinerja seluruh sektor dan pos pengeluaran turun tajam, kinerjakl
konsumsi menurun tajam akibat kebijakan lockdown yang menghambat
penjualan, meningkatkan pengangguran, dan menurunkan daya beli. Sisi
produksi dan investasi juga merupakan permasalahan dalam perekonomian
karena dengan menurun tajam selama lockdown, menyebabkan sentimen bisnis
memburuk dan keuntungan perusahaantergerus.Risiko yang pertama adalah laju
pemulihan ekonomi pasca wabah yang lebih lambat (terutamasisi demand) dan
dampak pelemahan permintaan eksternal akibat penyebaran wabah global.
Terdapat risiko perlambatan ekonomi lebih lanjut pada akhir 2020.

6. India

Perlambatan perekonomian India terjad karena faktor utama yang


dipengaruhi oleh penyebaran kasus COVID-19 yang menyebabkan Pemerintah
India menerapkan kebijakan Nationwide Lockdown, sehingga aktivitas ekonomi
turun signifikan. Penerapan kebijakan lockdown di India dan sejumlah negara

13
mitra menekan konsumsi masyarakat, aktivitas produksi, dan perdagangan
internasional. Guna memitigasi dampak COVID-19 terhadap pertumbuhan
ekonomi India, bank sentral dan otoritas India meluncurkan sejumlah stimulus
kebijakan. Reserve Bank of India (RBI) kembali menurunkan suku bunga setelah
secara agresif menurunkan suku bunga sebanyak 135 bps pada 2019. RBI juga
meluncurkan beberapa stimulus lain yang ditujukan untuk meningkatkan
likuiditas perekonomian. Sejalan dengan itu, pemerintah meluncurkan stimulus
fiskal untuk menjaga daya beli masyarakat berpendapatan rendah, dan
meningkatkan kapasitas fasilitas kesehatan dalam menghadapi COVID-19. Laju
pertumbuhan ekonomi di India terkoreksi tajam, terdampak oleh kebijakan
lockdown untuk membatasi penyebaran COVID-19. Kebijakan lockdown
memberikan tambahantekanan terhadap konsumsi masyarakat yang telah
melemah akibat krisis likuiditas dan trade tensions, Aktivitas produksi juga
melambat signifikan seiring melemahnya konsumsi dan permintaan eksternal
akibat peningkatan kasus COVID-19 secara global. Pertumbuhan industri baja,
semen, dan gas. Kinerja perdagangan internasional semakin melemah.
Sementara itu, pemerintah juga meningkatkan stimulus fiskal untuk merespons
risiko krisis karena COVID-19. Kinerja ekonomi India kedepan akan
dipengaruhi sejumlah faktor risiko yang terkait erat dengan perkembangan kasus
COVID-19. Ekonomi India juga menghadapi faktor risiko yang dapat
menghambat pemulihan. Beberapa faktor yang perlu
dicermati antara lain jumlah kasus COVID-19 yang masih tinggi dan potensi.
Itulah negara - negara yang perekonomian masih mengalami permasalahan
sampai bisa berkembang menjadi perekonomian yang lebih baik lagi. Dari
kesimpulan faktor permasalahan dan proses perkembangan yang ada di negara -
negara tersebut yaitu karena faktor utama timbulnya permasalahan adalah
dengan adanya penyebaran kasus COVID- 19 sehingga membuat perekonomian
di negara - negara tersebut menurun drastis. Faktor untuk proses perkembangan
yang dilakukan negara - negara tersebut denganme laju berbagai kebijakan untuk
memperbaiki perekonomian yang ada pada negara tersebut.

G. Pertumbuhan dan Kebijakan Ekonomi

14
Kebijakan adalah rangkaian konsep dan asas yang menjadi pedoman dan
dasar rencana dalam melakukan suatu pekerjaan, kpemimpinan, dan cara
bertindak. Istilah ini dapat diterapkan dalam pemerintahan, organinsasi dan
kelompok sektor swasta, secara individu. Kebijakan merupakan konsepyang
dikemukakan seseorang untuk memechkan masalah pada pemerintahan,
pekerjaan, dan sebuah lingkungan tertentu yang menciptakan sebuah tindakan
yang menjadi acuan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Perekonomian secara global dan nasional pada saat ini diikuti dengan
percepatan pertumbuhan prokdutivitas serta peningkatan ketidakpastian. Kondisi
tersebut menegaskan pentingnya posisi pemerintah dalam menciptakan kebijakan
publik yang mampu menjaga inklusifitas dan keberlanjutan perkonomian disuatu
negara. Akan tetapi kenyataan yang terjadi ialah indonesia masih memiliki
permasalahan dalam perekonomiannya, yaitu permasalahan inklusivitas.
Pengaruh kebijakan publik sosial ekonomi terhadap pertumbuhan inklusif di
indonesia. Kebijakan publik dan kebijakan output lainnya memiliki pengaruh
positif terhadap PDRB perkapita, PDRB perkapita memiliki pengaruh negatif
terhadap ketimpangan, kemiskinan serta memiliki pengaruh positif pada
peningkatan tenaga kerja.

Adapun sektor industri pengolahan memiliki yang strategis dalam


mewujudkan pertumbuhan ekonomi di indonesia karena keunggulannya dalam
hal menghubungkan banyak sektor input dan outputnya.

Untuk mendukung pemerataan dan pertumbuhan ekonomi berbasis


industri, sejumlah kawasan industri dibangun dan dikembangkan dibeberapa
daerah berpotensial. Kawasan industri dapat meningkatkan konektivitas kegiatan
industri dan tenaga kerja, yang pada akhirnya berpotensi besardalam
pertumbuhan ekonomi daerah dan nasional.

Beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi adalah


investasi, tenaga kerja, dan pengeluaran pemerintah. Investasi adalah suatu
bentuk penanaman dari suatu perusahaan untuk memperoleh keuntungan dimasa
yang akan datang. Tenaga kerja ialah orang yang bekerja untuk mendapatkan
penghasilan dari suatu perusahaan, dan pemgeluaran pemerintah adalah bagian

15
dari kebijakan fiskal (sadono sukirno, 2000), yaitu suatu tindakan pemerintah
untuk mengatur jalannya perekonomian dengan cara menentukan besarnya
penerimaan dan pengeluaran pemerintah setiap tahunnya yang tercatat pada
dokumen APBN untuk nasional dan APBD untuk daerah.

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari kesimpulan faktor permasalahan dan proses perkembangan yang


ada di negara - negara tersebut yaitu karena faktor utama timbulnya
permasalahan adalah dengan adanya penyebaran kasus COVID- 19 sehingga
membuat perekonomian di negara - negara tersebut menurun drastis. Faktor
untuk proses perkembangan yang dilakukan negara - negara tersebut denganme
laju berbagai kebijakan untuk memperbaiki perekonomian yang ada pada negara
tersebut.

Ada bebrapa faktor dalam prokdutivitas dalam sebuah produksi yakni


Modal fisik, Modal manusia, Sumber daya alam, Penugasan ilmu pengetahuan
dan teknologi. Banyak kebijakan yang dilakukan pemerintah indonesia untuk
mewujudkan pertumbuhan ekonomi, misal pengolahan sektor industri yang bisa
untuk penghubungn antara sektor input dan outpunya.

16
DAFTAR PUSTAKA

https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://www.bi.go.id/id/publikasi/laporan/Docu
ments/5.Bab-2-Perkembanga

https://www.google.com/imgres?imgurl=https%3A%2F
%2Findonesiadevelopmentforum.com%2Fuploads%2Foriginal
%2F2019%2F01%2Fmedia-1548693729.jpg&imgrefurl=https%3A%2F
%2Findonesiadevelopmentforum.com%2F2019%2Fcall-for-submissions
%2Ftheme%2F8-meningkatkan-kualitas-modal-
manusia&tbnid=IOwJPd0c3FIpnM&vet=1&docid=MIKKCEcwLsLSeM&w=3
00&h=300&hl=in-ID&source=sh%2Fx%2Fim

https://repository.ipb.ac.id

https://journals.unihaz.ac.id

17

Anda mungkin juga menyukai