Anda di halaman 1dari 9

BAB XI PEMBUKUAN DAN PENCATATAN

BAB XI
PEMBUKUAN DAN PENCATATAN

Tujuan Instruksional Umum

Mahasiswa dapat memahami dan mengetahui Pembukuan, Pencatatan

Tujuan Instruksional Khusus

1. Mahasiswa dapat mengetahui tentang Pembukuan dan Pencatatan


2. Mahasiswa dapat mengetahui tentang Pembukuan dalam Bahasa Asing

Deskripsi

Dalam pertemuan ini akan dibahas materi Pembukuan, dan Pencatatan,

1 Bahan Ajar Pengantar Pajak dan KUP | Retno Paryati


BAB XI PEMBUKUAN DAN PENCATATAN

Tujuan 1
PEMBUKUAN DAN PENCATATAN

Pendahuluan
Proses pembukuan dan pencatatan merupakan agenda utama dalam akuntansi komersial.
Dari sisi pajak, pembukuan dan pencatatan ini juga menjadi elemen yang sangat krusial.
Sebab, apa yang dibukukan atau dicatat akan menjadi dasar bagi wajib pajak untuk
menghitung besarnya pajak yang terutang.
Selain itu, adanya pembukuan atau pencatatan akan mempermudah wajib pajak
dalam melakukan pengisian surat pemberitahuan (SPT), penghitungan penghasilan kena
pajak, penghitungan pajak, serta untuk mengetahui posisi keuangan dan hasil kegiatan
usaha atau pekerjaan bebas.

Pengertian Pembukuan
Dalam pasal 1 angka 26 Udang-Undang Nomor 28 Tahun 2007, pembukuan adalah
suatu proses pencatatn yang dilakukan secara teratur untuk mengumpulkan data dan
informasi keuangan yang meliputi harta, kewajiban, modal, penghasilan, dan biaya serta
jumlah harga perolehan dan penyerahan barang atau jasa yang ditutup dengan
menyusun laporan keuangan berupa neraca dan laporan laba rugi pada setiap tahun
pajak berakhir.

Pengertian Pencatatan
Pencatatan adalah pengumpulan data secara teratur tentang peredaran bruto dan atau
penghasilan bruto sebagai dasar untuk menghitung jumlah pajak yang terutang termasuk
penghasilan yang bukan objek pajak dan atau yang dikenakan pajak yang bersifat final.
Hal ini sesuai dengan Pasal 28 ayat (9) UU KUP.

Kewajiban Pembukuan
Pada prinsipnya wajib pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atapekerjaan
bebas dan wajib pajak badan di Indonesia wajib menyelenggarakan pembukuan.

2 Bahan Ajar Pengantar Pajak dan KUP | Retno Paryati


BAB XI PEMBUKUAN DAN PENCATATAN

Kewajiban pembukuan ini diatur dalam Pasal 28 ayat (1) Undang-Undang Ketentuan
Umum dan Tata Cara Perpajakan (UU KUP).
Namun, kewajiban pembukuan itu dikecualikan bagi wajib pajak orang pribadi
yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas yang sesuai ketentuan perundang-
undangan perpajakan diperbolehkan menghitung penghasilan neto dengan
menggunakan norma penghitungan penghasilan neto (NPPN). Hal ini sesuai dengan
Pasal 28 ayat (2) UU KUP.
Wajib pajak yang dimaksud antara lain wajib pajak orang pribadi yang
menjalankan usaha atau melakukan pekerjaan bebas dengan jumlah bruto dalam setahun
kurang dari Rp 4,8 miliar. Sebagai penggantinya, wajib pajak dengan kriteria di atas
tetap wajib melakukan pencatatan. Kewajiban pencatatan ini juga berlaku bagi wajib
pajak yang tidak melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas.
Pengecualian tersebut dilakukan berdasarkan prinsip kesederhanaan, terutama
bagi pengusaha skala kecil dan menengah. Sebab, dari sebagian dari mereka umumnya
tidak mengetahui adanya kewajiban menyelenggarakan pembukuan, tidak memahami
bagaimana menyelenggarakan pembukuan, atau tidak mempunyai karyawan yang
berkompetensi dalam membuat pembukuan.Untuk itu, mereka hanya diwajibkan untuk
melakukan pencatatan yang lebih sederhana dibanding pembukuan.

Ketentuan Pembukuan dan Pencatatan


UU KUP mengatur syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh wajib pajak dalam
menyelenggarakan pembukuan atau pencatatan. Wajib pajak yang melakukan
pembukuan harus memenuhi ketentuan berikut:
1. diselenggarakan dengan memperhatikan itikad baik dan mencerminkan keadaan
atau kegiatan usaha yang sebenarnya;
2. diselenggarakan di Indonesia dengan menggunakan huruf Latin, angka Arab, satuan
mata uang Rupiah dan disusun dalam bahasa Indonesia atau dalam bahasa asing
yang diizinkan oleh Menteri Keuangan;
3. diselenggarakan dengan prinsip taat asas dan dengan stelsel akrual atau stelsel kas;
4. Pembukuan dengan menggunakan bahasa asing dan mata uang selain Rupiah dapat
diselenggarakan oleh wajib pajak setelah mendapat izin Menteri Keuangan; dan

3 Bahan Ajar Pengantar Pajak dan KUP | Retno Paryati


BAB XI PEMBUKUAN DAN PENCATATAN

5. Pembukuan sekurang-kurangnya terdiri atas catatan mengenai harta, kewajiban,


modal, penghasilan dan biaya, serta penjualan dan pembelian sehingga dapat
dihitung besarnya pajak yang terutang.

Kewajiban Pencatatatan
1. Dikecualikan dari kewajiban meneyelenggarakan pembukuan sebagaimana
penjelasan di atas tetapi wajib melakukan pencatatan adalah:
a. WP-OP yang tidak melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas
b. WP-OP yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas menurut
penghasilan neto dengan menggunakan perundang-undangan perpajakan
diperbolehkan menghitung penghasilan neto dengan menggunakan norma
penghitungan penghasilan neto, yaitu:
1) Peredaran brutonya dalam satu tahun kurang dari Rp 4.800.000.000
2) Pemberitahuan kepada Dirjen Pajak dilakukan dalam jangka waktu 3 buan
pertama dari tahun pajak yang bersangkutan. Jika tidak, WP_OP tersebut
dianggap menyelenggarakan pembukuan
2. Pencatatan tersebut harus diselenggarakan dengan memperhatika itikad baik dan
mencerminkan keadaan atau kegiatan usaha yang sebenarnya dan diselenggarakan
di Indonesia dengan menggunakan huruf latin, angka Arab, satuan mata uang
Rupiah, dan disusun dalam bahasa Indonesia atau dalam bahasa asing yang
diizinkan oleh Meneteri Keuangan.
Adapun bagi wajib pajak yang melakukan pencatatan, harus memenuhi syarat-syarat
berikut, yaitu:
1. pencatatan harus menggambarkan antara lain:
 peredaran atau penerimaan bruto dan/atau jumlah penghasilan bruto yang
diterima dan/atau diperoleh;
 penghasilan yang bukan objek pajak dan/atau penghasilan yang pengenaan
pajaknya bersifat final;
2. bagi wajib pajak yang mempunyai lebih dari satu jenis usaha dan/atau tempat
usaha, pencatatan harus menggambarkan secara jelas untuk masing-masing jenis
usaha dan/atau tempat usaha yang bersangkutan; dan

4 Bahan Ajar Pengantar Pajak dan KUP | Retno Paryati


BAB XI PEMBUKUAN DAN PENCATATAN

3. selain kewajiban untuk menyelenggarakan pencatatan, wajib pajak orang pribadi


harus menyelenggarakan pencatatan atas harta dan kewajiban.

Tujuan 2
Pembukuan Dalam Bahasa Asing dan Mata Uang Selain Rupiah

Tata cara penyelenggaran pembukuan dengan menggunakan bahasa asing dan satuan
mata uang selain rupiah serta kewajiban penyampaian SPT Tahunan PPh Badan diatur
di dalam Per Menkeu No. 196/PMK.03/2007. Secara ringkas prosedur untuk
memperoleh izin tersebut diuraikan berikut ini.
1. Pembukuan dalam Bahasa Asing dan Mata Uang selain Rupiah dapat
diselenggarakan oleh Wajib Pajak dengan persetujuan Menteri Keuangan berikut
ini:
a. Wajib Pajak dalam rangka Penanaman Modal Asing yang beroperasi
berdasarkan ketentuan peraturang perundang-undangan Penanaman Modal
Asing;
b. Wajib Pajak dalam rangka Kontrak Karya yang beroperasi berdasarkan kontrak
dengan Pemerintah Republik Indoensia sebagaimana dimaksud dalam ketentuan
peraturan perusing-undangan pertambangan selain pertambangan minyak dan
gas bumi;
c. Wajib Pajak KOntraktor Kontrak Kerja sama beroperasi berdasarkan ketentuan
peratuan Perundang-undangan pertambangak minyak gas dan bumi;
d. BUT sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (5) Undang-Undang PPh atau
sebagaimana diatur dalam Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda (P3B)
terkait;
e. WP yang mendaftarkan emisi sahamnya baik sabagian maupun seluruhnya di
bursa efek luar negeri.
f. Kontrak Investasi Kolektif (KIK) yang menerbitkan reksadana dalam
denominasi satuan mata uang Dollar Amerika Serikat dan telah memeperoleh
Surat Pemberitahuan Efektif Pernyataan Pendaftaran dari Bdan Pengawas Pasar

5 Bahan Ajar Pengantar Pajak dan KUP | Retno Paryati


BAB XI PEMBUKUAN DAN PENCATATAN

Modal-Lembaga Keuangan sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-


undangan pasar modal; atau
g. WP yang berafiliasi langsung dengan perusahaan di luar negeri, yaitu
perusahaan anak (subsidiary company) yang dimiliki dan/atau dikuasasi oleh
perusahaan induk (parent company) di luar negeri yang mempunyai hubungan
istimewa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (4) huruf a dan b Undang-
Undang PPh.
2. Syarat-syarat yang harus dipenuhi adalah
1. Bahasa asing dan mata uang selain Rupiah yang boleh dipergunakan adalah
bahasa Inggeris dan mata uang Dollar Amerika Serikat.
2. Mendapat izin dari Menteri Keuangan, kecuali bagi WP dalam rangka Kontrak
karya atau WP dalam rangka Kontraktor Kerja Sama.
3. Permohonan izin kepada Kepala Kantor Wilayah, paling lambat 3 (tiga0 bulan.
1) Sebelum tahun yang diselenggarakan dengan menggunakan bahasa Inggris
dan satuan mata uang Dollar Amerika Serikat dimulai; atau
2) Sejak tanggal pendirian bagi WP baru untuk Bagian Tahumn Pajak atai
Tahun Pajak pertama.
3. Kepala Kanwil Kepala Kanwil atas nama Menteri Keuangan memberikan
keputusan atas permohonan tersebut paling lama 1 bulan sejak permohonan dari
wajib pajak diterima secara lengkap. Apabila jangka waktu tersebut telah lewat dan
Kepala Kanwil Ditjen Pajak belum memberikan keputusan maka permohonan
wajib pajak tersebut dianggap diterima dan Kepala Kanwil atas nama Menteri
Keuangan menerbitkan keputusan pemberian izin untuk menyelenggarakan
pembukuan dengan menggunakan bahasa Inggris dan satuan mata uang dolar AS.
4. Wajib pajak dalam rangka kontrak karya atau kontraktor kontrak kerja sama yang
sejak pendiriannya maupun yang akan menyelenggarakan pembukuan dengan
menggunakan bahasa Inggris dan satuan mata uang dolar AS, wajib menyampaikan
pemberitahuan secara tertulis ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) tempat wajib pajak
terdaftar paling lambat 3 bulan:
a. sejak tanggal pendirian bagi wajib pajak yang sudah menyelenggarakan
pendirian sejak pendiriannya) atau 3 bulan

6 Bahan Ajar Pengantar Pajak dan KUP | Retno Paryati


BAB XI PEMBUKUAN DAN PENCATATAN

b. sebelum tahun buku yang diselenggarakan dengan menggunakan bahasa Inggris


dan satuan mata uang dolar AS tersebut dimulai. Adapun wajib pajak yang telah
memperoleh izin untuk menyelenggarakan pembukuan dengan menggunakan
bahasa Inggris dan satuan mata uang dolar AS, namun merencanakan untuk
tidak memanfaatkan izin tersebut wajib menyampaikan pemberitahuan
pembatalan secara tertulis ke KPP dalam hal tahun pajak sebagaimana
tercantum dalam surat izin belum dimulai dan pemberitahuan tersebut harus
sudah diterima oleh KPP sebelum Tahun Pajak tersebut dimulai.
5. Penyelenggaraan pembukuan dengan menggunakan satuan mata uang Dollar AS
untuk pertama kali dilakukan dengan bentuk bertitik toal dari Neraca akhir tahun
buku sebelumnya(dalam satuan mata uang Rpiah) yang dikonversikam ke satuan
mata uang Dollar Amerika Serikat.
6. Wajib Pajak, yang diisinkan untuk menyelenggarakan pembukuan denga
menggunakan bahasa Inggris dan satuan mata uang Dollar AS, wajib:
a. Menyampaika SPT Tahunan PPg Badan beserta lampirannya dalam bahasa
Indonesia, kecuali lampiran berupa laporan keuangan, dan
b. Menggunkan satuan mata uang Dollar AS.
7. WP telah memperoleh izin untuk menyelenggarakan pembukuan dengan
menggunakan bahasa Inggris dan satuan mata uang dolar AS, namun merencanakan
untuk tidak memanfaatkan izin yang dimilikinya, WP wajib:
a. menyampaikan pemberitahuan tertulis atau
b. mengajukan permohonan pembatalan secara tertulis
8. WP yang merencanakan untuk tidak memanfaatkan izin, wajib menyampaikan
pemeberitahuan pembatalan secara tertulis untuk menyelenggarakan pembukuan
dengan menggunakan bahasa Inggris dan satuan mata uang Dollar AS ke KPP
dalam hal tahun pajak sebagaimana tercantum dalam surat izin belum dimulai dan
pemberitahuan tersebut harus sudah diterima oleh KPP sebelum Tahun Pajak
tersebut dimulai.
9. WP merencanakan untuk tidak memanfaatkan izin, wajib mengajukan permohonan
pembatalan secara tertulis untuk menyelenggarakan pembukuan dengan
menggunakan bahasa Inggris dan satuan mata uang Dollar AS ke KPP paling lama

7 Bahan Ajar Pengantar Pajak dan KUP | Retno Paryati


BAB XI PEMBUKUAN DAN PENCATATAN

3 (tiga) bulan setelah tahun buku yang diselenggarakan dengan menggunakan


bahasa Inggris dan satuan mata uangdolar AS tersebut dimulai.
10. Bagi wajib pajak kontrak karya atau kontraktor kontrak kerja sama yang telah
memberitahukan ke KPP untuk menyelenggarakan pembukuan dengan
menggunakan bahasa Inggris dan satuan mata uang dolar AS, namun WP tersebut
berubah pikiran dan akan menyelenggarakan pembukuan dengan menggunakan
bahasa Indonesia dan satuan mata rupiah, wajib mengajukan permohonan kepada
Kepala Kanwil paling lama 3 bulan sebelum tahun buku yang diselenggarakan
dengan menggunakan bahasa Indonesia dan satuan mata uang rupiah tersebut
dimulai.
11. Kepala Kanwil atas nama Menteri Keuangan memberikan keputusan atas
permohonan pembatalan penyelenggaraan pembukuan dengan menggunakan
bahasa Inggris dan satuan mata uang dolar AS dalam jangka waktu paling lama 1
bulan sejak permohonan dari wajib pajak diterima secara lengkap.
12. Apabila jangka waktu tersebut telah lewat dan Kepala Kanwil belum memberikan
keputusan, maka permohonan dianggap diterima.
13. Wajib pajak yang mengajukan permohonan tersebut tidak diperbolehkan lagi
menyelenggarakan pembukuan dengan menggunakan bahasa Inggris dan satuan
mata uang dolar AS dalam jangka waktu 5 tahun sejak izin tersebut dicabut.
14. WP yang bermaksud menyelenggarakan pembukuan dengan menggunakan bahasa
Inggris dan satuan mata uang Dollar AS lagi, WP harus mengajukansurat
permohonan kepada Kepala Kanwil setelah jangka waktu 5 (lima) tahun terlampui.

8 Bahan Ajar Pengantar Pajak dan KUP | Retno Paryati


BAB XI PEMBUKUAN DAN PENCATATAN

SUMBER:
Modul Pelatihan Pajak Terapan Brevet Terpadu,
Ikatan Akuntan Indonesia dan Internatioanl Federation of Accounting, 2012
Undang-Undang KUP
https://news.ddtc.co.id/apa-itu-penyidikan-pajak
https://www.online-pajak.com/seputar-pajakpay/sanksi-tidak-melakukan-pembayaran-
pajak

9 Bahan Ajar Pengantar Pajak dan KUP | Retno Paryati

Anda mungkin juga menyukai