DI SUSUN OLEH:
1. Ishafani (22021003)
2. Syifa Intan Nadila (22021007)
3. Zuriyah Mustaqimah (22021008)
2021
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena dengam rahmat,karunia,serta taufik
dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah mengenai Sistem Manajemen Keselamatan
Kerja Dalam Labolatorium Kimia. Ini sesuai dengan berbagai sumber informasi dan literatul yang
sudah dikembangkan. Dan juga kami berterimakasih kepada Ibu Ladyka Viola Aulia,M.KM.
selaku Dosen mata kuliah K3 Dan Patient Safety yang telah memberikan tugas ini.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai Sistem Manajemen Keselamatan Kerja Dalam Laboratorium Kimia.
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan
jauh dari apa yang diharapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik,saran dan usulan demi
perbaikan di masa yang akan datang,mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana
yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya
makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami maupun orang yang membacanya.
Sebelumnya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami
memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan masa depan.
Penyusun
i
Daftar Isi
A. Kesimpulan................................................................................................................ 16
B. Saran.......................................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................. 18
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk
upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran
lingkungan, sehingga dapat mengurangi atau bebas dari kecelakan kerja dan penyakit
akibat kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan efesiensi dan produktivitas kerja.
Kecelakaan kerja tidak tidak saja menimbulkan korban jiwa maupun kerugian materi bagi
pekerja tetapi juga dapat merusak lingkungan yang pada akhirnya akan berdampak pada
masyarakan luas.(Sucipto,2014)
Era globalisasi ini. Kesehatan dan Keselamatan Kerja menjadi sebuah kebutuhan
dalam setiap bagian kerja baik yang berada dilapangan ataupun didalam ruangan. Didalam
undang-undang nomor 3 tahun 1992 tentang kesehatan telah mengamanatkan antara lain
tentang jaminan sosial tenaga kerja yang telah mengatur bahwa pengusaha wajib
melaporkan kecelakan kerja yang menimpa tenaga kerja kepada kantor Dapartemen
Tenaga Kerja dan Badan Penyelenggara dalam waktu tidak lebih dari 2 kali 24 jam.
Setelah itu, tenaga kerja yang tertimpa kecelakaan tersebut mendapatkan surat keterangan
dokter yang menyatakan kondisi tenaga kerja tersebut sembih, cacat atau meninggal dunia.
(Kharismawan,2014).
Untuk pekerjaan yang beresiko tinggi diharuskan ada jamsostek bagi pekerja.
Untuk setiap tempat kerja harus mengembangkan Kesehatan dan Keselamatan Kerja,
1
contohnya seperti diLaboratorium Kimia karena disini tak akan lepas kemungkinan bahaya
dari berbagai jenis bahan kimia dan peralatan yang ada didalamnya. Oleh karena itu,
upaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja agar tidak terjadi kecelakaan atau gangguan
kesehatan terhadap para pekerja dan bukan hanya pekerja yang beresiko keluarga,
Potensi bahaya diLaboratorium sangatlah tinggi, oleh karena itu kita harus tau
cara kerja,prinsip kerja serta pengantar Kecelakan Kerja dan Keselamatan Kerja yang
terjadi di Laboratorium. Untuk cara kerja dan prinsip kerja dilaboratorium ini merupakan
langkah- langkah sebelum dan sesudah para pekerja melakukan pekerjaannya agar tidak
yang dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain. Oleh karena itu, kita sudah
mengetahui bagaimana agar diri kita bisa terhindar dari kecelakaan dilaboratorium jika
suatu saat terjadi kecelakkan dilaboratorium. Dan dalam keamanan kerja hal pertama yang
harus dipatuhi adalah kedisiplinan terhadap tata tertib serta aturan-aturan yang ada
B. Rumusan Masalah
1. Tujuan umum
2. Tujuan Khusus
kimia. Agar terciptanya cara kerja, lingkungan kerja sehat, aman, nyaman, dan dalam
PEMBAHASAN
Sebagai seorang pekerja, sebelum melakukan pekerjaannya kita terlebih dahulu harus
laboratorium, agar kita dapat melaksanakan praktikum dengan aman dan lancar.
Keselamatan Kerja adalah suatu kegiatan keselamatan yang berkaitan dengan penggunaan
serta cara-cara melakukan praktek. Keselamatan kerja ini menyangkut segenap proses
praktikum di Laboratorium. Sedangkan Kecelakaan Kerja adalah suatu kejadian yang tak
terduga dan tidak diharapkan yang terjadi pada saat berlangsungnya pekerjaan. Oleh
karena itu, peristiwa ini tidak terdapat unsur kesengajaan, lebih-lebih dalam bentuk
perencanaannya. Oleh sebab itu, pekerja sangatlah penting menerapkan Keselamatan dan
masyarakat atau pekerja yang berkaitan dengan semua pekerjaan yang berhubungan
dengan faktor potensial yang mempengaruhi kesehatan pekerja .bahaya pekerjaan seperti
halnya masalah kesehatan lingkungan lain, yang bersifat akut atau kronis dan efeknya
mungkin segera terjadi atau perlu waktu yang lama. Efek terhadap kesehatan dapat secara
langsung maupun tidak langsung. Kesehatan pekerja sangatlah perlu diperhatikan, oleh
karena itu, selain dapat menimbulkan gannguan tingkat produktifitas, kesehatan
masyarakat tersebut dapat timbul akibat pekerjaannya. Seperti sasaran Kesehatan Kerja
yang bekerja di Laboratorium. Oleh karena itu, dilaboratorium sangat perlu adanya
untuk menerapkan keselamatan kerja ini harus ada dukungan dari diri sendiri, para pekerja
laboratorium serta juga menciptakan tenaga kerja yang baik. Keselamatan dan Kesehatan
kerja ini harus ditanamkan pada diri masing-masing individu karyawaan dengan cara
penyuluhan dan pembinaan yang baik agar mereka menyadari arti pentingnya keselamatan
kerja bagi dirinya maupun untuk laboratorium dan para pekerja lainnya. Dan juga dapat
mengurangi resiko bahaya kecelakaan kerja lainnya dan juga meningkatkan tingkat
kesehatan pekerja. Oleh karena itu, penerapan dan penyuluhan tentang keselamatan Kerja
ini sangat lah penting supaya mengantisipasi terjadinya kecelakaan kerja yang tak terduga.
(Syartini,2010)
Kecelakaan Kerja dapat terjadi kapan saja dan dimana saja yang dapat menimpa setiap
pekerja. Kecelakaan kerja mengakibatkan kerugian baik bagi pekerja dan pihak yang
mencegah terjadinya kecelakaan kerja tersebut. Melalui identifikasi bahaya kerja maka
akan meminimalkan bahkan mencegah bahaya melalui pengendalian bahaya kerja yang
dilakukan sesuai hasil analisa identifikasi bahaya kerja. Agar tindak lanjut penangan dari
hasil identifikasi lebih maksimal maka perlu dilakukan juga suatu penilaian risiko.
Penilaian resiko adalah metode sistematis dalam melihat aktivitas kerja, memikirkan apa
yang dapat menjadi buruk, dan memutuskan kendali yang cocok untuk mencegah
terjadinya kerugian, kerusakan, atau cidera di tempat kerja. Penilaian ini harus juga
Terjadinya Kecelakaan kerja dapat disebabkan oleh banyak hal, tetapi dari analisis
kegiatan.
laboratorium.
5. Kurang atau tidaknya mengikuti petunjuk atau aturan yang harus ditaati
Risiko bahaya, sekecil apapun kadarnya, dapat muncul di saat kapan pun, di
manapun, dan dapat menimpa siapapun yang sedang melakukan pekerjaan. Bahaya kerja
di laboratorium dapat berupa bahaya fisik, seperti infeksi, terluka, cidera atau bahkan
cacat, serta bahaya kesehatan mental seperti stres, syok, ketakutan, yang bila intensitasnya
1. Perangkat atau alat-alat laboratorium, seperti pecahan kaca, pisau bedah, korak
2. Bahan-bahan fisik, kimia dan biologis, seperti suhu(panas atau dingin), basa,
alkohol, klorofom, jamur, bakteri, serbuksari atau racun dan masih banyak lagi.
3. Proses kerja laboratorium, seperti kesalahan prosedur, penggunaan alat yang tidak
2. Kecelakaan kerja, jika yang menjadi korban adalah petugas laboratorium itu
sendiri.
pertolongan tindakan pertama pada kecelakaan yang berguna untuk membantu dalam
pertolongan yang lebih lanjut diberikan ke dokter .Beberapa hal penting yang harus
3. Hentikan pendarahan.
4. Perhatikan tanda-tanda shock.
Kecelakaan Kerja dilaboratorium sangatlah sering terjadi, untuk itu kita perlu
mengetahui pengetahuan tentang laboratorium. karena, masih banyak yang kurang paham
dengan penggunaan bahan-bahan kimia. Oleh karena itu, perlunya kita harus
laboratorium. untuk itu, kita perlu meningkatkan pengetahuan atau memahami simbol-
ini beberapa simbol-simbol bahaya bahan kimia yang ada dilaboratorium, yaitu:
Simbol Arti Contoh Keterangan
Simbol
Mudah Minyak tanah, Sifat bahan ekstrem mudah menyala,
Terbakar alkohol, kerosin artinya zat cair yang mempunyai
suhu 0° c kurang dari dan titik didh
kurang atau sama dengan 35° c.
sangat sudah menyala artinya bahan
yang dapat terbakar pada keaadaan
normal . cairan dengan suhu nyala
dibawah 21° c termasuk dengan
golongan ini. Mudah terbakar artinya
bahan pada yang mudah terbakar
pada suhu kurang dari atau sama
dengan 350° c dan zat cair dengan
suhu nyala sama atau lebih dari 21°
c.
aspek (keadaan dan tindakan) yang berpotensi celaka, dilakukan juga penilaian resiko
untuk mengetahui tingkat risiko di Laboratorium. Penilaian risiko dilakukan dengan tujuan
agar memperoleh nilai tingkat risiko dari masing-masing potensi bahaya diatas.
Berdasarkan hasil perkalian anatar paparan, peluang dan konsekunsi maka diketahui
mungkin dapat terjadi dan hal-hal yang perlu dilakukan jika terjadi suatu kecelakaan.
kecelakaan didalam laboaratorium dapat dianalisis potensi bahayanya dengan Metode Job
Safety Analysis (JSA) sebagai upaya penerapan kesehatan dan keselamatan kerja di dalam
laboratorium.(Fathimahhayati, 2015)
laboratorium. Ruangan perlu ditata dengan rapi, berikan tempat untuk jalan
2. Setiap orang harus cukup akrab dengan lokasi dan perlengkapan darurat seperti
4. Sebelum mulai bekerja kenalilah dulu kemungkinan bahaya yang akan terjadi
tertentu.
7. Gunakan tempat sampah yang sesuai untuk sisa pelarut, pecahan gelas, kertas
dan lain-lain.
8. Semua percikan dan kebocoran harus segera dibersihkan.(Fathimahhayati,
2015)
Melaui kerja dengan berbagai bahan kimia korosif dan bahan dengan zat warna,
maka pengetahuan mengenai metode perlindungan pribadi dalam hal ini sangatlah
penting. Sedangkan tujuan utama adalah untuk mencegah kecelakaan, penting untuk
luka jika terjadi kecelakaan. Kajian penerapan K3 dalam proses mengajar dilaboratorium
harus dilakukan dengan baik. Dimana fungsi dari keselamatan kerja yaitu antisipasi,
harus nyaman dipakai dan mudah untuk dilepaskan bila terjadi kecelakaan atau
2. Pelindung lengan, tangan, dan jari. Sarung tangan yang mudah dikenakan
dan dilepas merupakan prasyarat perlindungan tangan dan jari dari panas, bahan
kimia, dan bahaya lain. Sarung tangan karet diperlukan untuk menangani bahan-
bahan korosif seperti asam dan alkali. Sarung tangan kulit digunakan untuk
melindungi tangan dan jari dari benda-benda tajam seperti pada saat bekerja di
tangan karet perlu disimpan dengan baik dan perlu ditaburi talk agar tidak
dipakai dan cukup ringan. Kacamata pelindung perlu dipakai bila bekerja dengan
asam, bromin, amonia atau bila bekerja dibengkel seperti memotong logam
4. Respirator dan lemari uap. Respirator sebaagai pelindung terhadapap gas, uap dan
debu yang dapat mengganggu saluran pernafasan. Bila bekerja dengan gas-gas
beracun walaupun dengan jumlah sedikit, seperti khlorin, bromine dan nitrogen
dioksida maka perlu dilakukan dilemari uap dan pelu ventilasi yang baik untuk
gas dalam keadaan terbuka. Kran pengeluaran gas di dalam lemari uap harus
5. Sepatu pengaman. Sepatu khusus dengan bagian atas yang kuat dan solnya yang
menggunakan sandal untuk menghindari luka dari pecahan kaca dan tertimpanya
6. Layar pelindung. Digunakan jika kita ragu akan terjadinya ledakan dari bahan
labratorium terhadap perilaku keselamatan dan kesehatan kerja (0,001 < 0,05). Ada juga
pengaruh sikap petugas laboratorium terhadap perilaku keselamatan dan keshatan kerja
(0,017 < 0,05). Ada pengaruh ketersediaan alat pelindung diri terhadap perilaku
kesehatan dan keselamatan kerja (0,000 < 0,05). Ada pengaruh pengetahuan, sikap dan
ketersediaan
alat pelindung diri secara bersama-sama terhadap perlaku kesehatan dan keselamatan
kerja dengan nilai koefisien determinasi sebesar 58,4% sedangkan sebanyak 41,6%
dipengaruhi oleh variabel lain diluar jenis penelitian ini. (Wijayanti, 2014)
sebelum aktivitas kerja (pre-activity), saat kegiatan (in doing process) sampai dengan
penangan resiko (risk taking action). Ruang lingkup ini menjadi tanggung jawab guru,
koordinator laboratorium dan laboran secara bersama. Meski tidak sedikit atau sederhana
dan berpotensi menambah beban pekerjaan, namun tanggung jawab moral bagi
terciptanya situasi atau lingkungan yang nyaman dan memberi jaminan keselamatan
bagi praktikan adalah tujuan utama. Dalam Laboratorium juga terdapat limbah yang
harus ditanggualangi, ini merupakan salah satu cara supaya dalam pengantar kecelakaan
Adapun langkah nyata yang dapat dilakukan untuk mengurangi limbah di laboratorium:
digunakan, setelah melalui prosedur daur ulang yang sesuai. Sebagai contoh:
(hal ini paling sesuai untuk pelarut yang telah digunakan) Pelarut organik seperti
yang bereaksi secara tepat sehingga tidak menimbulkan residu berupa sisa bahan
kimia. Selain menghemat bahan yang ada, hal ini juga akan mengurangi limbah
yang dihasilkan.
3. Pembuangan langsung dari laboratorium. Metode pembuangan langsung ini
dapat diterapkan untuk bahan-bahan kimia yang dapat larut dalam air. Bahan-
bahan kimia yang dapat larut dalam air dibuang langsung melalui bak
asam atau basa harus dilakukan penetralan, selanjutnya baru bisa dibuang.
Untuk bahan kimia sisa yang mengandung logam-logam berat dan beracun
untuk bahan-bahan organik yang kadar racunnya rendah dan tidak terlalu
berbahaya. Bahan-bahan organik tersebut dibakar ditempat yang aman dan jauh
badan air. Metoda ini dapat diterapkan untuk zat-zat padat yang reaktif dan
beracun.(Salim, 2012).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya
untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan,
sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja. Dengan
pengantar keselamatan kerja dilaboratorium maka dapat meminimalisir dan dapat dihindari
kecelakaan yang akan terjadi didalam laboratorium. Sehingga dengan K3 ini maka suasana
laboratorium dapat menjadi lebih aman. Apabila terjadi kecelakaan kerja didalam
laboratorium maka kita sudah bisa menangani dan mengantipasi kecelakaan tersebut.
Karena kecelakaan kerja dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya stres,
kecapekan, kelelahan dan lain-lain yang tanpa sengaja dapat menimbulkan kecelakaan
kerja.
adalah faktor mekanis dan lingkungan (unsafe condition), sedangkan golongan kedua
adalah faktor manusia (unsafe action). Sedangkan bahaya pekerjaan (akibat kerja), seperti
halnya masalah kesehatan lingkungan lain, bersifat akut atau kronis (sementara atau
berkelanjutan) dan efeknya mungkin segera terjadi atau perlu waktu lama. Efek terhadap
kesehatan dapat secara langsung maupun tidak langsung. Kesehatan masyarakat kerja perlu
kerja khususnya adalah para pekerja dan peralatan kerja di lingkungan laboratorium
B. Saran
agar terhindar dari bahaya-bahaya yang dapat ditimbulkan dilaboratorium. Selain itu untuk
perlengkapan keselamat kerja sebaiknya disediakan dengan lengkap. Dan apabila terjadi
Kementerian Kesehatan RI Badan PPSDM Kesehatan Pusat Pendidik Tenaga Kerja. Jakarta.
Kharismawan I Gusti, 2014. Penerapan Jaminan Kecelakaan Kerja di Perusahaan PT. Narmada
Awet Muda Di Tinjau dari Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 Tentang Jamsostek. Fakultas
Subiantoro Agung. 2011. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Di Laboratorium Sains. Fakultas
Salikkuna Nur, dkk. 2011. Penerapan Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja Di
Rumah Sakit Bersalin Pertiwi Makassar. Fakultas MIPA. Universitas Tadulako. Makassar. Vol. 5
yartini, Titi. 2010. Penerapan SMK3 dan Upaya Pencegahan Kecelakaan di PT. Indofood CBP
Indrayani, dkk. 2014. Kajian Penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dalam Proses
Belajar Mengajar Bengkel dan Laboratorium Politeknik Negeri Sriwijaya. Staf Pengajar Jurusan
Teknik Sipil Politeknik Negeri Sriwijaya. Palembang. Vol. 10 No. 1 Pilar. ISSN: 1907-6975.
Salim Abdul. 2012. Program Kerja Laboratorium IPA SMA Muhammadiyah 4 Bengkulu. Majelis
Subiantoro Agung. 2011. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Di Laboratorium Sains. Fakultas
dengan Safety Behavior di PT DOK dan Perkapalan Surabaya Unit Hull Construction. Univ
Airlangga. Surabaya.
Widyasari Jhohana. 2010. Hubungan Antara Kelelahan Kerja dengan Stres Kerja Pada Perawat Di
Rumah Sakit Islam Yarsis Surakarta. Universitas Sebelas Maret Surakarta. Surakarta.
Wijayanti Nur. 2014. Pengaruh Pengetahuan, Sikap dan Ketersedian Alat Pelindung Diri Terhadap
Perilaku Keselamatan dan Kesehatan Kerja Petugas Laboratorium. Universitas Sebelas Maret
Surakarta. Surakarta.
Winarni Airo, dkk. 2014. Cara Kerja Dilaboratorium. Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu
Wulandari Nindi. 2011. Hubungan Perilaku dan Penerapan Manajemen Keselamatan Kesehatan
Kerja dengan Terjadinya Kecelakaan Kerja Di Laboratorium Patologi Klinik RSD dr. Soebandi
Zulyanti Noer. 2013. Komitmen Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Sebagai
Upaya Perlindungan Terhadap Tenaga Kerja. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas