Anda di halaman 1dari 3

NAMA :IKSAL SAPUTRA PRATAMA

NIM;21810240

(JAWABAN)

1. Pemerintah Indonesia pada Desember 1951 memiliki kebijakan untuk menasionalkan De


Javasche Bank, ditandai dengan UU Nomor 24 Tahun 1951 Tentang Nasionalisasi De
Javasche Bank NV. Tidak cukup sampai di situ, pada tanggal 1 Juli 1953, pemerintah
mendirikan Bank Indonesia dan menunjuknya sebagai banksentral Indonesia.
2. Bank Indonesia sebagai bank sentral memiliki satu tujuan tunggal, yaitu mencapai dan
memelihara kestabilan dari nilai rupiah. Kestabilan dari nilai rupiah memiliki dua aspek:
Kestabilan nilai mata uang terhadap barang dan jasa. Kestabilan terhadap mata uang negara
lain.
3. Kebijakan moneter merupakan proses mengatur persediaan uang sebuah negara untuk
mencapai tujuan tertentu misalnya menahan inflasi, mencapai pekerja penuh atau lebih
sejahtera. Kebijakan moneter dapat melibatkan pengaturan standar bunga pinjaman,
“margin requirement“, kapitalisasi untuk bank atau bahkan bertindak sebagai peminjam
usaha terakhir atau melalui persetujuan melalui negosiasi dengan pemerintah lain.
a. Kebijakan Moneter Ekspansif
Kebijakan Moneter Ekspansif sering disebut kebijakan uang Longgar (easy money policy) ialah
kebijakan yang mengatur jumlah uang yang dipasok dalam perekonomian. Caranya dengan
menurunkan suku bunga, membeli sekuritas pemerintah oleh bank sentral, dan menurunkan
persyaratan cadangan untuk bank. Kebijakan ekspansif juga akan menurunkan tingkat
pengangguran dan merangsang aktivitas bisnis atau kegiatan belanja konsumen.
b. Kebijakan Moneter Kontraktif
Kebijakan Moneter Kontraktif adalah suatu kebijakan dalam rangka mengurangi jumlah uang
yang beredar. Kebijakan ini dilakukan pada saat perekonomian mengalami inflasi. Disebut juga
dengan kebijakan uang ketat (tight money policy). Kebijakan moneter kontraktif (monetary
contractive policy) yang disebut kebijakan uang ketat (tight money policy) ialah kebijakan
mengurangi jumlah uang yang beredar.
4. a Independensi Bank Indonesia sendiri diartikan sebagai bebas dari campur tangan
Pemerintah dan/atau pihak-pihak lainnya, kecuali untuk hal-hal yang secara tegas diatur
dalam undang-undang ini (pasal 4 (2).
5. Instrmmen lansungy adalah kebijakan moneter yang dapat secara lansung mempengaruhi
sasaran opeasional yang diinginkan oleh bank sentral Sedangkkn tidak lnsung kebijakan
mneter yang dapatt secara tidak lansuung mempengaruhi sasaran opeasional yang
dindingkan oleh bank sntral
6. Pada mulanya, Erwin menjelaskan alat pembayaran yang dikenal adalah sistem barter antar
barang yang diperjualbelikan. Sistem ini lazim digunakan di era pra modern. Hal ini oleh
beberapa ahli sejarah dikategorikan sebagai pertemuan uang. “Pertemuan itu (barter-red)
mungkin setara dengan penemuan api. Karena dia memiliki sumbangan yang sangat besar
bagi peradaban,” ujarnya dalam Seminar Hukum Dan Teknologi Finansial, Universitas
Indonesia, Senin, (23/4). Dalam perkembangannya, mulai dikenal satuan tertentu yang
memiliki nilai pembayaran yang lebih dikenal dengan uang. Hingga saat ini uang masih
menjadi salah satu alat pembayaran utama yang berlaku di masyarakat. (Baca Juga: Tinjauan
Terhadap Larangan Penggunaan Virtual Currency Bitcoin dalam Sistem Pembayaran di
Indonesia (AILRC)). Selanjutnya, Erwin menuturkan alat pembayaran terus berkembang dari
alat pembayaran tunai (cash based) ke alat pembayaran non tunai (non cash) seperti alat
pembayaran berbasis kertas (paper based), misalnya, cek, bilyet giro, nota debit atau kredit.
Penyelenggara jasa sistem pembayaran ini adalah Bank Penerbit dan Bank Penerima. “Kita
sudah bergerak di sini kita masih paper based,” ujarnya.
7. Menggunakan transaksi non-tunai dapat lebih menjamin keamanan dan bisa meminimalisir
bahkan terhindar dari aksi kejahatan. Hal ini disebabkan transaksi non-tunai yang Anda
gunakan menggunakan sistem password dan nomor pin yang bisa diatur sendiri.

8. Nilai tukar mengambang (floating exchange rate) mengacu pada sistem nilai tukar
di mana penawaran-permintaan di pasar valuta asing (valas) menentukan harga mata
uang suatu negara. Pemerintah tidak melakukan intervensi sama sekali di pasar untuk
mempengaruhi nilai tukar mata uang domestik. Nilai tukar tetap (fixed exchange
rate) adalah sistem moneter di mana nilai tukar mata uang domestik dipatok tetap
dengan mata uang negara lain atau harga emas dan tidak berubah. Misal kurs rupiah
terhadap dollar AS adalah Rp2.000 per USD. Nilainya akan tetap Rp2.000 per USD
dari waktu ke waktu, tidak terpengaruh oleh kondisi permintaan dan penawaran di
pasar kurs. Mempertahankan nilai tukar tetap memerlukan campur tangan
pemerintah.

Anda mungkin juga menyukai