PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dan kurang gizi mikro Kurang gizi makro pada dasarnya merupakan gangguan
Riskesdas 2018 menunjukkan adanya perbaikan status gizi pada balita di Indonesia.
Proporsi status gizi sangat pendek dan pendek turun dari 37,2% (Riskesdas 2013) menjadi
30,8%. Demikian juga proporsi status gizi buruk dan gizi kurang turun dari 19,6% (Riskesdas
2013) menjadi 17,7%.Namun yang perlu menjadi perhatian adalah adanya tren peningkatan
proporsi obesitas pada orang dewasa sejak tahun 2007 sebagai berikut 10,5% (Riskesdas
2007), 14,8% (Riskesdas 2013) dan 21,8% (Riskesdas 2018). Riskesdas 2018 menunjukkan
adanya perbaikan status gizi pada balita di Indonesia. Proporsi status gizi sangat pendek dan
pendek turun dari 37,2% (Riskesdas 2013) menjadi 30,8%. Demikian juga proporsi status gizi
buruk dan gizi kurang turun dari 19,6% (Riskesdas 2013) menjadi 17,7%. status nutrisinya
Anak yang kurang gizi ada dua kategori yakni gizi buruk dan gizi kurang yang
angkanya di Indonesia pada tahun 2018 ada 3,9% dan 13,8%. Jadi yang kurang gizi masih
17,7% berdasarkan BB/U <-3SD s/d<-2SD (Riskesdas 2018). Pada tahun yang sama angka
stunting adalah 30,8% (yang sangat pendek 11,5% dan Pendek 19,3%) dan pada tahun 2013
berdasarkan TB/U dengan batasan sangat pendek <-3SD dan pendek TB/U ≥3SD s/d <-
2SD.yakni 37,2% (Sangat pendek 18% dan pendek 19,2%). Selanjutnya jika menyimak
indikator lainnya BB/TB maka di Indonesia pada tahun 2018 terdapat 10,2% status gizi kurus
dengan kategori sangat kurus 3,5% dan kurus 6,7%. Untuk anak yang gemuk malah menjadi
hal yang bukan prioritas untuk diintervensi sementara angkanya termasuk tinggi yakni pada
tahun 2013 ada 11,9% dan pada tahun 2018 sebesar 8,0% (Riskesdas 2018).
Berdsarkan data yang di peroleh dari puskesmas wolowa tahun 2021 yaitu jumlah
keseluruhan anak balita yang berada di wilayah puskesmas Wolowa terapat 600 balita
diantaranya di Desa Wolowa Baru berjumlah 120 balita , Desa Suka Maju 43 , Dea Matawia
115 balita , desa Bungi 78 balita , desa Wolowa 93 balita , desa Galanti 67 balita, desa
Wolowa baru - 7 10 22
Suka maju 6 11 8
Matawia - 11 24 15
Bungi 1 12 32 21
Wolowa - 7 25 17
Galanti - 5 11 11
Kaumbu - 6 12 9
( sumber : data puskesmas wolowa)
2
Perkembangan yang mengalami keterlambatan juga berakibat pada fungsi dan
struktural otak, perkembangan pada anak balita dipengaruhi oleh banyak faktor salah satunya
nutrisi yang di konsumsi setiap hari, yang tidak mengandung cukup gizi untuk tubuh anak
balita yang berdampak pada perkembangan anak balita (Gunawan, Fadlyana, & Rusmil,
2017).
Gizi buruk adalah sutau keadaan patologis yang terjadi akibat tidak terpenuhinya
kebutuhan tubuh akan berbagai zat gizi dalam jangka waktu yang relatif lama. Kejadian gizi
buruk seperti fenomena gunung es dimana kejadian gizi buruk dapat menyebabkan kematian.
Pengertian gizi buruk adalah status gizi yang didasarkan pada indeks Berat Badan Umur
Novitasari A,2008).
Dalam Pasal 141 – Pasal 143 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan (“UU 36/2009”), juga telah diatur pula mengenai upaya pemerintah dalam
menanggulangi kekurangan gizi, salah satunya, yaitu dengan upaya perbaikan gizi untuk
peningkatan mutu gizi perseorangan dan masyarakat melalui: perbaikan pola konsumsi
makanan yang sesuai dengan gizi seimbang; perbaikan perilaku sadar gizi, aktivitas fisik, dan
kesehatan, peningkatan akses dan mutu pelayanan gizi yang sesuai dengan kemajuan ilmu dan
teknologi; dan peningkatan sistem kewaspadaan pangan dan gizi. Pemerintah, pemerintah
mempunyai nilai gizi yang tinggi secara merata dan terjangkau. Pemerintah berkewajiban
menjaga agar bahan makanan yang dimaksud memenuhi standar mutu gizi yang ditetapkan
secara lintas sektor dan antar provinsi, antar kabupaten atau antar kota. (Riskesdas. 2013)
3
Tujuan utama pembangunan nasional adalah meningkatkan kualitas kesehatan.
Meningkatkan tingkat kesadaran masyarakat dengan masalah gizi pada balita terutama pada
maslah gizi buruk. Dengan kesadaran penduduk Indonesia akan terciptanya gizi yang optimal.
(Riskesdas, 2013 )
Faktor utama terjadinya gizi buruk di Sultra dipicu masalah ekonomi atau kemiskinan,
hal tersebut sangat berkorelasi mengingat makin tinggi angka kemiskinan yang tercermin dari
rendahnya tingkat pendapatan, makin tinggi pula potensi terjadinya balita gizi
buruk.Berdasarkan latar belakang di atas maka perlu adanya penelitian tentang faktor-faktor
yang berhubungan dengan angka kejadian gizi buruk pada balita.Banyak faktor yang
mempengaruhi terjadinya gizi buruk, diantaranya adalah status sosial ekonomi, ketidak tahuan
ibu tentang pemberian gizi yang baik untuk anak, dan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR).
Sosial adalah segala sesuatu yang mengenai masyarakat sedangkan ekonomi adalah segala
usaha manusia untuk memenuhi kebutuhan untuk mencapai kemakmuran hidup. (Dinkes
Sultra,2012)
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang
gambaran Pendapatan, Pendidikan , Pekerjaan, Pengetahuan Keluarga dan status gizi anak
B.Rumusan Masalah
Dan Status Gizi Balita Usia 0-5 Tahun di Desa Bungi Kecamatan Wolowa Kabupaten
Buton .
4
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan Dari Penelitian Ini Secara Umum Adalah Untuk Mengetahui Gambaran Keadaan
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi Tingkat Pendapatan Keluarga (ayah/ ibu ) Balita Usia 0-5 Tahun
b. Mengidentifikasi Tingkat Pekerjaaan Orang Tua Balita Usia 0-5 Tahun Di Desa
c. Mengidentifikasi Tingkat Pendidikan Ibu Balita Usia 0-5 Tahun Di Desa Bungi
d. Mengidentifikasi Tingkat Pengetahuan Ibu Balita Usia 0-5 Tahun Di Desa Bungi
e. Mengidentifikasi Status Gizi Pada Balita Usia 0-5 Tahun Di Desa Bungi Kecamatan
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Masyarakat
Gambaran Keadaan Sosial Ekonomi Dan Statas Gizi Balita Usi 0-5 Tahun di Desa
2. Bagi peneliti
5
Dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang status gizi pada Balita
3. Bagi Pemerintah
balita
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Konsep balita
Balita merupakan singkatan dari anak di bawah umur lima tahun, yang merupakan
usia bayi dan balita dibatasi sampai lima tahun kebawah. Balita meruapakan periode
pertumbuhan yang sangat pesat yang akan memepengahuri perkembangan anak. Periode ini
anak akan mengalami perkembangan yang di bahasa, sosial, emosional, kongnitif, dan
Awal masa kanak-kanak merupakan periode dimana anak akan mempelajari, prilaku
disekitar anak akan di jadikan anak sebagai dasar untuk anak masuk sekolah nantinya,
periode ini juga akan dimanfaatkan anak untuk mengeksplore lingkungan dengan cara
bertanya, periode ini juga digunakan anak untuk mencontoh tindakan serta cara berbicara
orang dewasa, selain itu periode ini juga dapat digunakan anak untuk memperlihatkan
Balita adalah anak usia kurang dari lima tahun sehingga bayi usia dibawah satu tahun
juga termasuk golongan ini. Balita usia 0-5 tahun dapat dibedakan menjadi dua yaitu anak
usia lebih dari satu tahun sampai tiga tahunyang dikenal dengan batita dan anak usia lebih dari
tiga tahun sampai lima tahun yang dikenal dengan usia prasekolah Anak usia 1-3 tahun
merupakan konsumen pasif, artinya anak menerima makanan dari apa yang disediakan ibunya
sehingga anak batita sebaiknya diperkenalkan dengan berbagai bahan makanan. (Proverawati
dan wati, 2011). Laju pertumbuhan masa balita lebih besar dari masa usia prasekolah
sehingga diperlukan jumlah makanan yang relatif besar. Pola makan yang diberikan
7
sebaiknya dalam porsi kecil dengan frekuensi sering karena perut balita masih lebih kecil
sehingga tidak mampu menerima jumlah makanan dalam sekali makan. Masa balita adalah
periode perkembangan fisik dan mental yang pesat.Kesehatan seorang balita sangat
dipengaruhi oleh gizi yang terserap didalam tubuh. Kurangnya gizi yang diserap oleh tubuh
mengakibatkan mudah terserang penyakit karena gizi memberi pengaruh yang besar terhadap
kekebalan tubuh.Gizi bukan hanya mempengaruhi kesehatan tubuh, tetapi juga mempengaruhi
kecerdasan. Apabila gizi yang diperlukan oleh otak tidak terpenuhi, otak akan mengalami
2. Status Gizi
Status gizi merupakan suatu kondisi tubuh yang berakibat pada makanan yang
dikonsumsi serta penggunaan zat gizi yang baik diperoleh dari makanan yang seimbang
baik, akan berdampak pada pertumbuhan fisik, perkembangan otak anak, serta kesehatan.
Status gizi yang tidak seimbang akan berdampak bahaya didalam tubuh yang dapat
Penilaian status gizi dapat dilakukan dengan indeks masa tubuh, melihat berat badan
menurut usia serta tinggi badan menurut usia, maka dapat ditentukan dengan rumus:
penilaian status gizi secara langsung dan penilaian status gizi secara tidak langsung :
Penilaian status gizi secara langsung dapat dibagi menjadi 4 penilaian yaitu
a. Antopometri
Secara umum antopometri artinya ukuran tubuh manusia. Ditinjau dari sudut
1) Tergolong gizi buruk jika hasil ukur lebih kecil dari -3 SD.
2) Tergolong gizi kurang jika hasil ukur -3 SD sampai dengan < -2 SD.
Berdasarkan pengukuran Berat Badan menurut Tinggi Badan ( BB/TB) atau Panjang
Badan (BB/PB) :
9
Balita dengan gizi buruk akan diperoleh hasil BB/TB sangat kurus, sedangkan balita
b. Klinis
Teknik penilaian status gizi juga dapat dilakukan secara klini. Pemeriksaan secra
klinis penting untuk menilai status gizi masyarakat. Metode ini didasarkan atas perubahan-
perubahan yang terjadi yang dihubungkan dengan ketidakcukupan zat gizi. Hal ini dapat
dilihat pada jaringan epitel (supervicial epithelial tissues) seperti kulit, mata, rambut dan
mukosa oral atau pada organ-organ yang dekat dengan permukaan tubuh seperti kelenjar
tiroid.
Penggunaan metode ini umumnya untuk survei klinis secara cepat (rapid clinical
surveys). survei ini dirancang untuk mendeteksi secara cepat tanda-tanda klinis umum dari
kekurangan salah satu atau lebih zat gizi. Di samping itu digunakan untuk mengetahui
tingkat status gizi seseorang dengan melakukan pemeriksaan fifik yaitu tanda (sign) dan
c. Biokimia
spesimen yang diuji secara laboratoris yang dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh,
Penggunaan metode ini digunakan untuk suata peringatan bahwa kemungkinan akan
terjadi keadaan malnutrisi yang lebih parah lagi. Banyak gejala klinis yang kurang spesifik,
maka penentuan kimia faali dapat lebih banyak menolong untuk menentukan kekurangan
d. Biofisik
10
Penentuan status gizi secara biofisik adalah metode penentuan status gizi dengan
melihat kemampuan fungsi (khususnya jaringan) dan melihat perubahan struktur dari
jaringan. Metode ini secara umum digunaakan dalam situasi tertentu seperti kejadian buta
senja epidemik (epidemic of night blindnes). Cara yang digunakan adalah tes adaptasi gelap.
Penilaian status gizi selain mengukur dengan metode BB/U, penilaian satus gizi tidak
kecukupan bahan makan, dan gizi pada rumah tangga kelompok dan
perorangan.
b. Statistik vital
c. Faktor ekologi
Faktor ini merupakan faktor yang sangat berkaitan dengan cuaca, kondisi
Rusilanti, 2014).
a. Infeksi
b. Penyakit infeksi sering terjadi pada anak karena kurangnya gizi yang dikonsusmsi anak
contohnya, infeksi saluran pernafasan atas dan bawah, infeksi kulit, serta diare pada anak.
Infeksi pada jika tidak segeara diatasi akan berdampak buruk pada anak seperti, ketidak
11
optimalan pertumbuhan dan menghambat pertumbuhan pada anak, infeksi juga
c. Pola pengasuhan
Pola pengasuhan merupakan kegiatan interaksi antar orang tua dan anak untuk
memberi pengarahan, bimbingan, serta pengawasan kepada objek dalam aktivitas sehari-
hari. Pengasuhan dilakukan setiap harinya, pola pengasuhan ini merupakan faktor yang
memepengaruhi nutrisi anak. Pola pengasuhan juga akan memberikan makanan yang
simbang dan perawatan, perlindungan dan kasih sayang dari keluarga, peran keluaraga
a.) Energi
Energi yang dibutuhkan anak umur 1 tahun hingga 3 tahun mememerlukan gizi
sebanyak 1000 kkal, sedangkan untuk anak umur 4 tahun hingga 5 tahun membutuhkan
energi antara 1550 kkal. Energi yang dibutuhkan setiap anak tentunya berberda dilihat
dari aktivitas fisik, metabolisme tubuh, akan tetapi penilaian gizi tentang asupan energi
dapat dilihat dari pertumbuhan setelah itu dibandingakan dengan grafik lemak tubuh.
b.) Protein
c.) Protein sangat dibutuhkan balita untuk pemeliharaan jaringan, pembentuk jaringan baru,
dan perubahan komposisi tubuh, untuk anak berusia 1 tahun hingga 3 tahun
membutuhkan protein sekitar 25 gram, sedangakan anak berusia 4 tahun hingga 5 tahun
memebutuhkan protein sebesar 39 gram. Protein pada makanan dapat dijumapai pada
makanan seperti kacang, tahu, tempe, telur, daging, susu, hati, dan keju.
d.) Mineral
12
Sumber mineral juga terdapat pada makanan sehari-hari seperti pada sayuran, wortel,
bayam, tomat, labu kuning, dan buah apel , jambu biji serta pisang.
e.) Kalsium
Kalsium sangat dibutuhkan untuk pemadatan tulang dan gigi, kebutuhan kalsium pada
anak sekitar 150 sampai 200 gram/hari. Kalsium dapat ditemui di susu, ikan teri, dan ikan
berduri lunak.
f.) Besi
Zat besi pada setiap usia anak berbeda, anak yang berusia 1 tahun hingga 3 tahun
membutuhkan zat besi sebanyak 8,0 mg, sedangkan untuk anak berusia 4 tahun hingga 5
tahun membutuhkan zat besi sebanyak 9,0 mg. Zat besi didapat di makan seperti ikan,
Seng sangat diperlukan oleh anak dimasa pertumbuhan dimana manfaat seng dapat
meningkatkan fungsi kongnitif, imun tubuh, terhindar dari radikal bebas. Kebutuhan seng
pada anak berbeda sesuia dengan usia, untuk usia 1 tahun hingga 3 tahun membutuhkan
sebanyak 0,46 mg/kgBB/hari, sedangkan untuk anak berusia 4 tahun hingga 5 tahun
membutuhkan seng sebanyak 0,38 mg/kgBB/hari, seng seng sering didapat dari daging,
h.) Yodium
pada naka berbeda sesuai usia anak, dimana anak yang berusia 1 tahun hingga 3 tahun
berasal dari air laut dan hasil laut seperti kerang, rumput laut. Bahaya dari kekurangan
13
yodium pada anak akan berdampak pada pertumbuhan anak akan terhambat, penurunan
i.) Vitamin
Vitamin pada anak balita sangat diperlukan untuk proses metabolisme, kebutuhan
vitamin anak balita ditentukan pada asupan energi, kabohidrat, lemak serta protein.
Suplemen gizi pada anak tidak boleh semabarangan harus melihat status gizi anak,
misalnya anak tidak mau makan buah maka anak harus diberi suplemen gizi seperti
vitamin untuk mendapatkan gizi yang baik seperti anak makan buah (Istiany& Rusilanti,
2014).
a. Permasalahan gizi
didalam tubuh ini dikarenakan anak terlalu berlebihan dalam mengonsumsi sesuatu atau
anak terlalu banyak mengeluarkan nutrisi dalam tubuh ini akan berakibat buruk terhadap
tubuh anak. Status gizi dapat diukur, untuk gizi kurang, gizi buruk dan gizi lebih dapat
menggunakan rumus BB/U, data permasalahan gizi di indonesia pada tahun 2018 untuk
yang gizi buruk 3,9%, gizi kurang 13,8%,sedangkan di jawa timur terdapat gizi buruk
b. Anemia
Kondisi dimana anak balita mengalami terlalu rendah mengonsumsi makanan yang
mengandung zat besi, sehingga untuk mengatasi masalasah ini maka diperlukan suplemen
gizi yang mengandung zat besi dan orang tua harus memberikan makanan yang banyak
14
c. Karies gigi
` Situasi gigi anak yang mengalami permasalhan karies gigi, dimana karies gigi muncul
di gigi anak balita karena anak sering mengkonsumsi makanan manis yang banyak
mengandung gula yang sifatnya lengket, sifat lengket pada gula nantinya akan menjadi
pluque di gigi yang menjadi sarang bakteri, lama kelamaan pluque itu akan membuat
d. Pica
Pica merupakan benda yang bukan makanan, dimana anak balita sering memasukan
kedalam mulutnya, ini tidak terlelu berbahaya bagi tubuh anak selama tidak menelan dan
mengandung racun, akan tetapi anak balita harus diawasi oleh orang tua (Istiany&
Rusilanti, 2014).
Istilah ekonomi berasal dari bahasa Yunani, oikonomia. Kata oikonomia berasal dari
dua kata yaitu oikos dan nomos. Oikos berarti rumah tangga, sedangkan nomos berarti
mengatur. Jadi ekonomi berarti mengatur rumah tangga. Kata status dalam kamus besar
bahasa Indonesia berarti keadaan atau kedudukan (orang atau badan) dalam hubungan dengan
seseorang secara umum dalam masyarakatnya yang berhubungan dengan orang-orang lain,
hubungan dengan orang lain dalam lingkungan pergaulannya, prestisenya dan hak-hak serta
kedudukan suatu individu dan keluarga berdasarkan unsur-unsur ekonomi. Mayer (Soekanto,
2007:207)
15
Menurut Nasution, kedudukan atau status menentukan posisi seseorang dalam struktur
sosial, yakni menentukan hubungan dengan orang lain. Status atau kedudukan individu,
apakah ia berasal dari golongan atas atau ia berasal dari golongan bawah dari status orang
lain, hal ini mempengaruhi peranannya. Peranan adalah konsekuensi atau akibat kedudukan
atau status sosial ekonomi seseorang. Tetapi cara seseorang membawakan peranannya
tergantung pada kepribadian dari setiap individu, karena individu satu dengan yang lain
Menurut proses perkembangannya, status sosial dapat dibedakan menjadi dua macam,
yaitu:
a) Ascribet status atau status yang diperoleh atas dasar keturunan. Kedudukan ini
diperoleh atas dasar turunan atau warisan dari orang tuanya, jadi sejak lahir seseorang
memiliki status berbeda dengan istri dan anaknya dalam keluarga, di masa dimana
wanita berkedudukan sama dengan laki-laki namun wanita tidak akan bisa menyamai
b) Achieved status atau status yang diperoleh atas dasar usaha yang dilakukan secara
asalkan bisa memenuhi syarat yang telah ditentukan dan berusaha serta bekerja keras
16
2. Variable Yang Mempengaruhi Status Sosial Ekonomi
dalam suatu lapisan sosial, kriteria tersebut diantaranya ukuran tingkat pendidikan, ukuran
pendapatan, ukuran kedudukan , ukuran ilmu pengetehuan, pekerjaan, dan umur. Namun
status sosial ekonomi masyarakat juga dapat dilihat dari beberapa faktor yang mempengaruhi,
a. Tingkat Pendidikan
seumur hidup manusia. Dengan pendidikan, diharapkan seseorang dapat membuka pikiran
untuk menerima hal-hal baru baik berupa teknologi, materi, sistem teknologi maupun
berupa ide-ide baru serta bagaimana cara berpikir secara alamiah untuk kelangsungan
hidup dan kesejahteraan dirinya, masyarakat dan tanah airnya. (Soekanto 2014)
disertai peraturan yang ketat, pendidikan ini didasarkan pada peraturan yang
tegas.
diformulasikan.
17
(3) Pendidikan non formal merupakan pendidikan yang dilakukan di luar sekolah,
Tingkat pendidikan orang tua bergerak dari tamat D3-sarjana, tamat SMA, Tamat
SMP dan Tamat SD. Seseorang yang telah mendapatkan pendidikan diharapkan dapat lebih
baik dalam kepribadian, kemampuan dan ketrampilannya agar bisa lebih baik dalam bergaul
(1) Pertama adalah ekonomi orang tua yang banyak membantu perkembangan dan
pendidikan anak.
(2) Kedua adalah kebutuhan keluarga, kebutuhan keluarga yang dimaksud adalah
kebutuhan dalam struktur keluarga yaitu adanya ayah, ibu dan anak.
(3) Ketiga adalah status anak, apakah anak tunggal, anak kedua, anak bungsu, anak tiri,
atau anak angkat.Jumlah tanggungan orang tua yaitu berapa banyak anggota keluarga
yang masih bersekolah dan membutuhkan biaya pendidikan, yaitu 1 orang, 2 orang, 3
b. Pendapatan
ekonomi adalah uang yang diterima oleh seseorang dalam bentuk gaji, upah sewa, bunga,
laba dan lain sebagainya.Biro pusat statistikmerinci pendapatan dalam kategori sebagai
berikut:
1) Pendapatan berupa uang adalah segala penghasilan berupa uang yang sifatnya regular
dan diterima biasanya sebagai balas atau kontra prestasi, sumbernya berasal dari:
18
a) Gaji dan upah yang diterima dari gaji pokok, kerja sampingan, kerja
b) Usaha sendiri yang meliputi hasil bersih dari usaha sendiri, komisi,
c) Hasil investasi yakni pendapatan yang diperoleh dari hak milik tanah.
golongan yaitu :
ii) Golongan pendapatan sangat tinggi adalah jika pendapatan rata-rata lebih dari
iv) Golongan pendapatan cukup adalah jika pendapatan rata-rata antara > Rp.
v) Golongan pendapatan rendah adalah jika pendapatan rata-rata < Rp. 1.500.000
Manusia adalah makhluk yang berkembang dan makhluk yang aktif. Manusia
disebut sebagai makhluk yang suka bekerja, manusia bekerja untuk memenuhi kebutuhan
pokoknya yang terdiri dari pakaian,sandang dl. Soeroto (1986:167) menjelaskan bahwa
dengan bekerja orang akan memperoleh pendapatan,dari pendapatan yang diterima orang
19
tersebut diberikan kepadanya dan keluarganya untuk mengkonsumsi barang dan jasa hasil
pembangunan dengan demikian menjadi lebih jelas, barang siapa yang mempunyai
produktif, maka ia telah nyata berpartisipasi secara nyata dan aktif dalam pembangunan.
Ditinjau dari segi sosial, tujuan bekerja tidakhanya berhubungan dengan aspek
bekerja juga berfungsi untuk mendapatkan status, untuk diterima menjadi bagian darisatu
unit status sosial ekonomi dan untuk memainkan suatu peranan dalam statusnya (Kartono,
1991:21)
4) Jasa
5) Petani
Jadi untuk menentukan status sosial ekonomi yang dilihat dari pekerjaan, maka jenis
1) Pekerjaan yang berstatus tinggi, yaitu tenaga ahli teknik dan ahli jenis, pemimpin
2) Pekerjaan yang berstatus sedang, yaitu pekerjaan di bidang penjualan dan jasa.
3) Pekerjaan yang berstatus rendah, yaitu petani dan operator alat angkut atau
20
Tingkat pekerjaan orang tua yang berstatus tinggi sampai rendah tampak pada jenis pekerjaan
b) Pekerjaan yang menunjukkan status sosial ekonomi sedang adalah pensiunan PNS
SMP /SMA, TNI, kepala sekolah, pensiunan PNS golongan IId-IIIb, PNS
bangunan, tani kecil, buruh tani, sopir angkutan, dan pekerjaan lain yang tidak
d. Pengetahuan ibu
Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap
objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan sebagainya). Dengan
dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap obyek (Notoatmodjo, 2010).
1) .Tahu ( know)
Tahu diartikan sebagai pengingat sesuatu materi yang telah dipelajari sebelumnya,
2) .Memahami (comprehension)
21
Memahami diartikan suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang obyek yang
3) Aplikasi (application)
4) Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu obyek
5) Sintesis (synthesis)
bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis
itu suatu kemampuan untuk menyusun informasi baru dari formulasi-formulasi lama.
6) Evaluasi (evaluation)
Evaluasi itu berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu
telah ada.
22
C. Kerangka Teori
23
D. Kerangka Konsep
Pendapatan
STATAUS GIZI
TB\UU,BB\TB)S
pekerjaan GIZI BALITA
Pengetahuan
Variabel Bebas
Variabel Terikat
Gambar . Kerangka Konseptual Keadaan Sosial Ekonomi Keluarga Dan Status Gizi
24
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Jenis peneitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April 2021 di Di Desa Bungi
3 Populasi Dan Sampel
a. Populasi
Populasi dalam penelitian adalah seluruh ibu yang memiliki balita berjumlah 78
b. Sampel
1) Jenis sampel
Sampel penelitian ini adalah semua ibu yang memiliki balita usia 0-5 tahun yang
2) Jumlah sampel
Jumlah sampel pada penilitian ini dapat ditentukan dengan menggunakan rumus
n= NZ2.p.Q
d2(N-1)+.Q
25
Ket:
n= besar ssampel
N= besar populasi
Q= 1-p(0,5)2 .
= 37,44
1,02
= 36 sampel
Jadi , besar sampel yang dibutuhkan pada penelitian ini adalah sebanyak 36 orang
Cara Penarikan sampel yang di ambil yaitu dengan cara acak atau biasa di sebut
dengan random sampling , balita usia 0-5 Tahun , yang berada di Desa Bungi
Balita yang terpilih sebagai sampel harus memenuhi kriteiria inklusi dan eksklusi
sebagai berikut :
1. Kriteria inklusi :
a) Ibu yang memiliki balita usia 0-5 Tahun yang tinggal di di Desa Bungi
26
b) Usia anak yaitu 0-5 tahun
2. Kriteria eksklusi :
4 .Variabel Penelitian
a. Jenis data
1) Data Primer
Data primer adalah data atau materi yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti pada saat
kuesioner. Jenis kuesioner yang akan digunakan adalah kuesioner tertutup yaitu kuesioner
yang jawabannya sudah disediakan sehingga responden tinggal memilih jawaban yang
27
c) Data tentang pekerjaan orang tua yang dikumpulkan melalui wawancara kepada
d) Data tentanng status gizi balita yang dikumpulkan melalui pengukuran dengan
2) Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang dikumpulkan oleh peneliti yang didapat dari orang
lain atau data yang diperoleh secara tidak langsung (Notoatmodjo, 2012). Data sekunder
yang akan dikumpulkan adalah data-data pendukung yang berkaitan dengan tujuan
penelitian. Pada penelitian ini, data sekundernya meliput data tentang gambaran umum
lokasi penelitian yang di peroleh dari kelurahan setempat , data ini diperoleh dengan
b. Cara Pengumpulan Data
2). kemudian menunggu balasan dari pihak puskesmas untuk kemudia melanjutkan
a. Pengolahan Data
1) Editing (memeriksa data)
Editing adalah kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isian kuesioner tersebut.
28
2) Coding (pemberian kode)
3) Entering
Proses memasukan data ke dalam computer untuk selanjutnya dilakukan analisis data
4) Cleaning (Pembersihan data)
Peneliti menghilangkan data-data yang tidak diperlukan dan mengecek kembali data-
data yang sudah di entering, apakah ada kesalahan atau tidak (Notoatmodjo, 2012).
b. Analisis Data
7. Definisi Operasional
a. Defnisi Oerasioanal
1) Pendidikan ibu adalah tingkat pendidikan tertinggi yangdimiliki oleh ibu dengan
criteria objektif :
(b) Rendah : jika iu tidak sekolah ,tidak tamatSD, dan tamat SMP ( Basrowi, S. J.
2013.)
criteria objektif :
29
a) Bekerja : bila seagai PNS,pegawai swasta, pedagang, wirausaha, nelayan, buruh,
da petani.
3) Pendapatan keluarga adalah tingkat pendapatan yang dimiliki setiap bulanya yaitu :
4) Status Gizi balita adalah Status gizi merupakan ukuran derajat pemenuhan gizi yang
dibutuhkan gizi pada balita usia 0-5 Tahun yang di peroleh dari pangan dan makanan
yang berdampak pada fisik diukur dengan antropometri . Berat Badan menurut Umur
a) Tergolong gizi buruk jika hasil ukur lebih kecil dari -3 SD.
b) Tergolong gizi kurang jika hasil ukur -3 SD sampai dengan < -2 SD.
Berdasarkan pengukuran Tinggi Badan (TB/U ) (24 bulan-60 bulan) atau Panjang badan
Berdasarkan pengukuran Berat Badan menurut Tinggi badan atau Panjang Badan
30
b) Kurus jika hasil ukur – 3 SD sampai dengan < -2 SD.
b. Kategori Objektif
Definisi
Variabel Alat ukur Hasil Ukur Skala
Operasional
31
DAFTAR PUSTAKA
Abdulsyani, 2017: 93). Ascribet statuss kedudukan sosial keluarga (Dewi Aminuddin
Muhammad, status gizi. http ://askepaminfima
Almatsier, S. Prinsip Dasar Ilmu gizi. Gramedia Pustaka Umum, Jakarta. Azru Azwar, 2012,
Pengantar Epidemiologi, PT. Binarupa aksara, Jakarta.
Arikunto, 2016). Definisi pada Data primer Buletin Penelitian Kesehatan, 46(3), 155–168.
https://doi.org/10.22435/bpk.v46i3.880
Basrowi, 2005:63. Achieved status kedudukan sosial keluarga Jurnal Endurance, 3(1), 146.
https://doi.org/10.22216/jen.v3i1.2074
Basrowi, S. J. 2013. “Analisis Kondisi Sosial Ekonomi Dan Tingkat Pendidikan Masyarakat
Desa Srigading, Kecamatan Labuhan Maringgai, Kabupaten Lampung
Timur.”JurnalEkonomi & Pendidikan.com/2011/05/ status-gizi, html di akses
maret 2013
Christoper dalam Sumardi (2004) pendapatan keluarga Jakarta : PT. BPK Gunung Mulya.
Dinkes Sultra,2018.data gizi balita diwilayah sultra Hasil Utama Riset Kesehatan Dasar.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 1–100.Https://doi .org/ Desember
2013
Gunarsa, S. D., & Gunarsa, Y. S. 2008. Psikologi Perkembangan Anak Dan Remaja.
Jakarta : PT. BPK Gunung Mulya.
Gunawan, Fadlya//na, & Rusmil, 2011). kekurangan asupan energi dan proteinSari
Pediatri, 13(2), 142. https://doi.org/10.14238/sp13.2.2011.142-6
Gunawan, G., Fadlyana, E., & Rusmil, K. (2017). Hubungan Status Gizi dan Perkembangan
Anak Usia 1 - 2 Tahun.
Istiany& Rusilanti,( 2014) penilaan ,pengukuran, angka kecukupan gizi,masalah dan definisi
status gizi balita Jakarta: Buku Kedokteran, EGC
kamus besar bahasa Indonesia, (1988). definisi status sosial ekonomi kelarga
Lilik, (2011). Pengaruh keadaan ekonomi keluarga pada penddikan anak Jakarta: Salemba
Medika
Marimbi, (2010). Tumbuh Kembang, Status gizi, Dan Imunisasi Dasar Pada Balita
Yogyakarta: Nuha M edika.
Proverawati dan Wati, (2011). Penggolongan balita berdasarkan usia Jakarta: Buku
Kedokteran, EGC
Ratifah, Supadi, & Mulida, S. (2015). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Status Gizi Balita.
Link.
Riskesdas 2018.. . Hasil Utama Riset Kesehatan Dasar. Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia, 1–100. https://doi.org/1 Desember 2018
Salimar, Hastuti, D., & Latifah, M. (2011). Hubungan Beban Kerja, Pengetahuan Ibu, dan
Pola Asuh Psikososial Dengan Perkembangan Kognitif Anak Usia2-5 Tahun Pada
Keluarga Miskin. Penelitian Gizi Dan Makanan,34(1), 39– 49.
Soekanto 2014.Variable status sosial ekonommi Sumber BPS Nagan Raya, tahun
http://ebookbrowse.com/contoh proposal-penelitian-gizi-2012-pdf-
d387660804
Toruntju, SA 2005. Faktor sosial ekonomi yang berhubungan dengan tingkat asupan zat
yodium pada ibu hamil didaerah endemik GAKY Kabupaten Gunung Kidul
Propinsi Derah Istiewah Jojakarta .Universitas Gadjah Madah.Tesis
34
Lampiran
35
Prosedur Pengukuran Status gizi Balita :
Cara melakukan pengukuran TB/PB, BB, dan IMT yaitu yang dilakukan sendiri oleh
ii) Dacin di periksa kembali pastikan sudah tergantug kuat ( dengan menarik kuat
iii) Sebelum timbangan digunakan ,bandul geser di letakan pada angka nol.
vii) Berat badan anak ditentukan dengan cara membaca angka diujung bandul geser.
viii) Hasil penimbangan di catat di atas secarik kertas beserta nama anak.
ix) Bandul geser dikembalikan ke angka nol, kemudian ujung batang dacin di
Penimbangan berat badan dengan mengunakan alat timbang elektonik dapat dilakukan
kosong dan sebelum makan (waktu yang dianjurkan adalah di pagi hari).
36
iv. Jika hasilnya sesuai maka alat timbang dapat digunakan
v. Setelah alat siap. Mintalah subjek untuk melepaskan alas kaki (sepatu dan kaos
kaki), asesoris yang digunakan (jam, cincin, gelang kalung, kacamata, dan lain-lain
yang memiliki berat maupun barang yang terbuat dari logam lainnya) dan pakaian
luar seperti jaket. Saat menimbang sebaikya subjek menggunakan pakaian seringan
vi. Setelah itu mintalah subjek untuk naik ke atas timbangan, kemudian berdiri tegak
a. Cara Pengukuran Tinggi Badan ( usia ≥2 tahun ) anak yang sudah bisa berdiri dengan
menggunakan Microtoice :
37
i. Mintalah ibu si anak untuk melepaskan sepatu si anak dan melepaskan hiasan
TB anak.
ii. Mintalah si ibu untuk membawa anak tersebut ke papan ukur . Mintalah si ibu
iii. Berlututlah anda dengan lutut sebelah kanan di sebelah kiri anak tersebut. Ini
iv. Tempatkan kedua kaki si anak secara merata dan bersamaan di tengah-tengah
dan menempel pada alat ukur/dinding. Tempatkan tangan kanan anda sedikit di
atas mata kaki si anak pada ujung tulang kering, tangan kiri anda pada lutut si
anak dan dorong ke arah papan ukur/dinding. Pastikan kaki si anak lurus
v. Mintalah si anak untuk memandang lurus ke arah depan atau kepada ibunya
yang berdiri di depan si anak. Pastikan garis padang si anak sejajar dengan
tanah . Dengan tangan kiri anda peganglah dagu si anak. Dengan perlahan-
lahan ketatkan tangan anda.. Jangan menutupi mulut atau telinga si anak.
Pastikan bahu si anak rata, dengan tangan di samping, dan kepala, tulang bahu
vii. Dengan tangan kanan anda, turunkan meteran alat pengukur hingga pas di atas
kepala si anak. Pastikan anda menekan rambut si anak. Jika posisi si anak
sudah betul, baca dan catatlah hasil pengukuran dengan desimal satu di
38
viii. Naikkan meteran dari atas kepala si anak dan lepaskan tangan kiri anda dari
dagu si anak.
b. Pengukuran Panjang Badan ( usia < 2 tahun ) anak yang belum bisa berdiri
i. Tempelkan alat pengukur pada permukaan keras yang rata, dianjurkan meja
panjang atau tempat tidur dengan satu bagian menempel di tembok. Tempelkan
bagian alat pengukur yang lebih panjang pada ujung yang menempel di tembok.
Tarik meteran pengukur hingga anda bisa melihat angka 0 pada garis merah dikaca
ii. Tempelkan ujung alat pengukur yang bukan menempel di tembok dengan
iii. Dengan bantuan ibu si anak, baringkan si anak di permukaan keras yang rata
dengan memegang punggung si anak dengan satu tangan dan bagian bawah badan
iv. Dengan perlahan-lahan turunkan si anak ke atas permukaan keras tersebut dengan
v. . Mintalah ibu si anak untuk berlutut di sebelah alat ukur menghadap alat ukur agar
vi. Pegang kepala si anak dari kedua arah telinganya. Dengan menggunakan tangan
secara nyaman dan lurus, tempelkan kepala si anak ke bagian atas papan ukur
39
vii. Garis pandang si anak harus tegak lurus dengan tanah. Kepala anda harus lurus
permukaan keras.
ix. Tempatkan tangan kiri anda di ujung tulang kering si anak (sedikit di atas sendi
kanan anda, geserkan alat pengukur ke arah kepala si anak. Pastikan anda
menekan rambut si anak. Jika posisi si anak sudah betul, baca dan catatlah hasil
pengukuran.
Untuk mengetahui IMT Balita yaitu dengan cara perihtungan menggunakan Rumus
berikut:
iv. Tekan tombol x2, maka akan muncu tinggi dalam kuadrat
40
BAB IV
A. Hasil penelitian
Dengan dibentuknya Desa Bungi , maka luas wilayah Desa Matawia berkurang
seluas wilayah Desa Bungi. Desa Bungi Kecamatan Wolowa mempunyai batas-
batas sebagai berikut :
41
4) Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Wolowa.
2. Karakteristik sampel
Gambaran karakteristik sampel pada peneltian ini dapat diliat paada tabel 1.1 distibusi
Tabel 1.1
Distribusi Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin Anak Balita Usia 0-5 Tahun Di Desa
Jenis kelamin %
n
Laki-laki 19 52,8
Perempuan 17 47,2
Total
100
36
Dari tabel 1.1 di atas dapat dilihat bahwa dari 36 sampel jumlah balita laki-laki lebih
banyak yaitu sebanyak 52,8 % (n=19) sedangkan balita perempuan berjumlah 47,2%
( n=17)
non pangan . Dapat dilihat pada tabel 1.2 distibusi frekuensi dibawah ini :
Tabel 1.1
42
Kategori (pendapatan) n %
Cukup (>60%) 34 94,4
Kurang (<60%) 2 5,6
Total 36 100%
Bedasarkan tabel 1.2 di atas d ketahui bahwa dari 36 responden yang memiliki anak
balita usia 0-5 tahun ,yaitu dengan kategori pendapatan cukup terdapat 94,4% (n=34)
dan kategori dengan pendapatan rendah sebanyak 5,6% (n=2) .hal ini menunjukan
Gambaran tingkat penddikan keluarga ( ibu) pada peneltian ini . Dapat dilihat pada
Tabel 1.3
Anak Balita Usia 0-5 Tahun Di Desa Bungi Kecamatan Wolowa Kabupaten
Buton
Pendidikan N %
Sarjana/S1 1 2,7
SMA 15 41,5
SMP 12 33,2
SD 8 22,6
TOTAL 36 100
Bedasarkan tabel 1.3 di atas d ketahui bahwa dari 36 responden yang memiliki anak
balita usia 0-5 tahun ,yaitu terdapat 2,7% (n=1) tingkat pendidikan SI, sedangkan
tingkat pendidikan SMA yaitu 41,5% (n=15) , untuk tingkat pendidkan SMP
(n=8). hal ini menunjukan sebagian besar responden memiliki tingkat pendidikan
5. Tingkat pekerjaan
43
44