5
kantong-kantong masyarakat buta huruf yaitu sekolah dasar kelas 1, 2, 3 yang kembali buta aksara B. Tinjauan Teori Menurut Achmady (1994) wajib belajar
tingkat RT/RW, desa / kelurahan, permukiman disamping memang karena berbagai hal terpaksa 1. Konsep Keaksaraan ala Indonesia tidak identik dengan wajib
tertentu, tempat kerja/perusahaan. tidak sekolah. Pada masa proklamasi kemerdekaan Wajib belajar (compulsory education) belajar (compulsory education) seperti yang
• Mengoptimalkan pemanfaatan infrastruktur RI sekitar 90% penduduk Indonesia manyandang merupakan kewajiban bagi anak-anak yang dipersepsikan oleh negara-negara maju
pendidikan yang ada di masyarakat, seperti buta aksara. Pemerintah dengan berbagai upaya telah berusia 6 tahun untuk memasuki yang secara ekonomi telah lebih makmur.
Madrasah, SD/SLTP Pondok Pesantren dan terus melaksanakan pemberantasan buta aksara pendidikan dasar selama beberapa tahun sesuai Dalam pengertian negara maju compulsory
lain-lain. karena buta aksara erat kaitannya dengan dengan ketentuan negara yang bersangkutan education mempunyai ciri-ciri sebagai
• Memanfaatkan peran seluruh potensi SDM, kebodohan, kemiskinan, keterbelakangan dan (M. Dachnel Kamars, 1989: 29). berikut: (1) adanya unsur paksaan agar
seperti; guru, mahasiswa, pelajar, tokoh ketidak berdayaan. Hasilnya, sensus penduduk peserta didik bersekolah, (2) diatur dengan
Gerakan wajib belajar di Amerika Serikat
masyarakat, tokoh adat, tokoh agama, tokoh tahun 1971 penduduk buta aksara usia 10 undang-undang wajib belajar, (3) tolok ukur
telah dimulai sejak 1850. Pada 1910
pemuda, tokoh perempuan / ibu-ibu. tahun ke atas tinggal 39%, tahun 1980 tinggal keberhasilan wajib belajar adalah tidak adanya
disetujui satu undang-undang yang melarang
• Mengoptimalkan peran sekolah, perguruan 28%, tahun 1990 tinggal 21%, dan tahun 2000 orang terkena sanksi karena telah mendorong
anak-anak usia sekolah bekerja pada
tinggi, lembaga kursus, lembaga pelatihan tinggal 10%. Masih adanya penduduk buta anaknya bersekolah, dan (4) ada sanksi bagi
perusahaan atau pabrik-pabrik. Pemerintah
swasta, SKB, BPKB, PKBM, balai pendidikan aksara disinyalir memberikan kontribusi terhadap orang tua yang membiarkan anaknya tidak
(dalam hal ini pemerintah distrik dan
dan pelatihan, pondok pesantren, majelis kurang suksesnya Wajar 9 tahun, karena apabila bersekolah. Konsekuensi adanya unsur
pemerintah negara bagian) wajib menye-
ta’lim dan sebagainya. orang tua anak buta aksara, ada kecenderungan paksaan beserta sanksinya di negara-negara
diakan semua fasilitas belajar bagi anak-anak
• Menggerakkan peran organisasi sosial anaknya tidak sekolah dan kalaupun sekolah maju, pemerintah berkewajiban menyediakan
usia sekolah. Khusus bagi anak-anak yang
kemasyarakatan antara lain; PKK, Dharma sering terjadi mereka mengulang kelas dan bahkan segala fasilitas pendidikan dan karena itu
berasal dari keluarga miskin diberikan
Wanita, LSM, Karang Taruna, organisasi mitra putus sekolah. Disamping itu, buta aksara juga pendidikan berlangsung cuma-cuma sampai
makan pagi dan siang. Biaya sekolah dan
Dikmas (HIPKI, HISPPI, Asosiasi Profesi), memberikan kontribusi terhadap rendahnya HDI tingkat tertentu.
buku-buku pelajaran diberikan secara gratis.
muslimat NU, pemuda Muhammadiyah, remaja (Human Development Index=Indeks Pembangunan Di Indonesia, wajib belajar 6 tahun
Orang tua yang sengaja melalaikan tugasnya
masjid, pramuka, organisasi kemahasiswaan, Manusia) kita. dicanangkan oleh Presiden Republik
tidak menyekolahkan anaknya, maka orang
KADIN, APINDO dan sejenisnya. Indonesia pada tanggal 2 Mei 1984 bagi
Jika buta aksara masih tetap tinggi, maka HDI tua tersebut akan dihukum. Batas wajib
• Program pemberantasan buta aksara anak yang berusia 7-12 tahun. Walaupun
kita tetap rendah. Sebaliknya jika buta aksara belajar di Amerika rata-rata dari umur 6
dilaksanakan secara terintegrasi dengan dicanangkan Pada tanggal 2 Mei 1984 namun
rendah, HDI kita naik. Oleh karena itu sangat tahun sampai 17 tahun, bahkan terdapat
berbagai program penyuluhan, pembimbingan, berbagai upaya telah dilancarkan sejak
diperlukan intensifikasi program pemberantasan beberapa negara bagian yang membuat batas
pendampingan pada masyarakat yang tahun 1974 yang dikenal dengan Instruksi
buta aksara. Dalam pelaksanaan program wajib belajar sampai 18 tahun.
dilakukan berbagai sektor. Presiden tentang memperbanyak bangunan
pemberantasan buta aksara, kebijakan yang Di Belanda, wajib belajar berlangsung 11
• Program pembelajaran dirancang kontekstual dan pengangkatan guru-guru SD, ungkapan
ditetapkan adalah menyelenggarakan program tahun, yaitu sejak anak berumur empat
dengan pekerjaan, minat, mata pencaharian, yang terkenal pada waktu itu adalah ”SD
keaksaraan fungsional. Artinya, bahwa dalam tahun sampai umur 15 tahun yaitu untuk
potensi sumber daya alam pertanian, Inpres”. Sejak tahun 1972 pemerintah sangat
penyelenggaraan program belajar disesuaikan menyelesaikan SD selama 6 tahun dan SMP
peternakan, perikanan, kelautan, kehutanan, gencar membangun gedung.
dengan latar belakang kehidupan, minat dan tiga tahun. Setelah seseorang menyelesaikan
usaha produk kerajinan, pertukangan dan jasa.
kebutuhan hidup sehari-hari warga belajar program SD dan SMP, maka murid tersebut Pemahaman mengenai pengertian wajib
• kegiatan pembelajaran bisa dilakukan di
sehingga kelangsungan belajar dapat dijamin. diharuskan mengikuti pendidikan wajib hanya belajar di Indonesia belum seperti di
berbagai tempat di mana saja (sekolah,
Disamping itu, dalam penyelenggaraan program dua hari seminggu selama satu tahun dengan negara-negara yang telah maju. Wajib
madrasah, masjid, mushola, gereja, balai desa,
belajar dikaitkan langsung dengan pendidikan waktu penuh (fulltime). Kelas tambahan satu Belajar 9 tahun di Indonesia mengandung
balai warga, kantor, pabrik, rumah, di tempat
keterampilan sehingga adanya peningkatan tahun disebut kelas transisi, karena setelah arti sebagai Universal Basic Education
kerja, waktunya kapan saja disesuaikan dengan
kemampuan baca tulis disertai pula dengan mengikuti program tersebut anak dengan yaitu terbukanya kesempatan secara luas
kesempatan yang ada pada warga belajar.
peningkatan keterampilan yang dapat diusahakan persetujuan orang tua akan memilih jenis dan bagi semua peserta didik untuk memasuki
• Melatih dan Menyediakan tenaga pengajar/tutor,
untuk meningkatkan pendapatannya. jenjang sekolah yang disukainya. Pendidikan dasar. Jadi, sasaran utamanya
bahan belajar seperti buku-buku/modul-modul
dan suplemen yang terkait dengan keterampilan Sasaran yang ingin dicapai ialah bahwa sampai adalah menumbuhkan aspirasi pendidikan
Di Jepang, wajib belajar hanya ditetapkan
untuk dijadikan mata pencaharian yang dapat akhir tahun 2004 sekurang-kurangnya 50% dari orang tua dan peserta didik untuk memasuki
untuk SD selama 6 tahun dan ditambah
memberikan penghasilan. jumlah penduduk buta aksara usia 10-44 tahun pendidikan dasar. Jadi, sasaran utamanya
SMP tiga tahun. Wajib belajar dijadikan
yang ada sekarang (5,2 juta orang) telah terberantas. adalah menumbuhkan motivasi orang tua
Sebagai bahan belajar program pemberantasan 9 tahun, termasuk anak-anak cacat wajib
Penetapan prioritas penduduk buta aksara usia 10- dan peserta didik yang telah cukup umur
buta aksara telah disusun dan diterbitkan modul- belajar pada sekolah-sekolah khusus.
44 tahun adalah bahwa pada usia tersebut disinyalir untuk mengikuti pendidikan.
modul keaksaraan fungsional. Biaya pendidikan pada usia wajib belajar
masih dalam usia produktif, sedangkan untuk adalah gratis. Sekolah-sekolah swasta. Adapun ciri-ciri wajib belajar di Indonesia
Kegiatan pemberantasan buta aksara telah kelompok usia 45 tahun ke atas sudah masuk adalah (1) tidak bersifat paksaan melainkan
yang melaksanakan wajib belajar tidak
lama dilakukan, dan hingga kini penyandang kelompok usia tua yang tidak diprioritaskan dalam persuasif, (2) tidak ada sanksi hukum, dan
memungut biaya karena hal tersebut
buta aksara masih terus ada. Salah satu penyebab program pemberantasan buta aksara. yang lebih menonjol adalah aspek moral,
dicantumkan dalam undang-undang pen-
utamanya ialah masih terus terjadinya siswa putus (3) tidak diatur dengan undang-undang
didikan wajib belajar.