GAMBAR TEKNIK
TM 202101
Disusun Oleh :
Halaman
BAB.
I. STANDARISASI ................................................... 1
1.1. Alat-alat gambar ......................................... 1
1.2. Standar huruf/ Angka ................................ 6
1.3. Standar garis .............................................. 11
1.4. Standar skala ............................................. 13
V. UKURAN ............................................................. 31
5.1. Aturan-aturan dasar untuk memberi
Ukuran ....................................................... 31
5.2. Cara-cara memberi ukuran ......................... 34
5.3. Dasar-dasar umum untuk memberi
ukuran ....................................................... 41
PEMOTONGAN ................................................... 50
VI.
6.1. Pemotongan penuh .................................... 50
6.2. Pemotongan sebagian/ setempat ................ 51
6.3. Pemotongan setengah ................................. 52
6.4. Garis arsir .................................................. 52
Halaman
Halaman
C
C
20
1.1.3. Jangka.
Ada tiga macam jangka yang dipergunakan untuk
menggambar. Jangka besar untuk menggambar lingkaran dengan
diameter 100 sampai 200 mm, jangka menengah untuk lingkaran
dari 20 sampai 100 meter, dan jangka kecil untuk lingkaran 5
sampai 30 mm.
Jika diinginkan lingkaran dengan jari-jari yang lebih besar,
maka dipakai jangka batang. Selain yang diatas, ada juga jangka
pembagi yang berguna untuk memindahkan ukuran atau untuk
membagi suatu garis lurus dalam beberapa bagian yang sama.
a
c
b
a. Tebal garis.
b. Jarak antara garis (dianjurkan nilai minimum = 3 a)
c. Ruang antara garis.
5.1.4. Satuan-satuan.
Semua ukuran dalam gambar harus ditulis dalam satuan yang
sama, dalam sistem satuan SI satuan panjang adalah milimeter
(mm). Singkatan satuan panjang (mm) tersebut tidak perlu
dicantumkan dibelakang tiap ukuran.
Ukuran sudut biasanya dalam derajat, dan jika perlu juga
dalam menit dan detik. Ini dinyatakan oleh lambang (0), (‘), dan (“),
yang ditulis disebelah kanan atas dari angka yang bersangkutan.
5.2. Cara-cara memberi ukuran.
Sesuai dengan aturan-aturan dasar untuk memberi
ukuran, baik ukuran-ukuran panjang, profil atau sudut harus
diperinci oleh cara-cara khusus yang akan dibahas berikut ini :
5.2.1. Memberi ukuran dimensi linier.
Pada dasarnya ukuran-ukuran linier harus diperinci oleh garis
bantu, garis ukur dan angka ukur. Jika ruang antara garis bantu
terlalu sempit untuk menempatkan anak panah dapat diganti
dengan titik. Dalam hal ini dianjurkan untuk membuat gambar
detail yang diperbesar. Dengan demikian ukuran-ukurannya dapat
dibuat dengan jelas pada gambarnya.
5.2.2. Memberi ukuran bagian yang harus dikerjakan khusus.
Bagian-bagian seperti misalnya lubang yang dibor, lubang
yang direamer dan sebagainya, diberi ukuran dengan garis penunjuk
beserta ukuran dan catatannya. Caranya bisa diperhatikan pada
gambar berikut :
5.2.3. Angka-angka ukur.
Angka-angka atau huruf-huruf harus diletakkan kira-kira
ditengah-tengah dan sedikit diatas garis ukur. Angka ukur tidak
boleh dipotong atau dipisahkan oleh garis gambar lain. Jika
dianggap perlu angka ukur boleh ditempatkan dipinggir supaya jelas.
Jika angka ukur harus ditempatkan pada bagian yang diasrsir,
arsirnya harus dihilangkan untuk memberi tempat untuk angka.
Dalam keadaan tertentu angka ukur dapat ditempatkan agak
dekat pada salah satu anak panah, untuk mencegah bertumpuknya
angka-angka ukur, dan jika terdapat banyak ukuran, garis ukurnya
boleh ditarik hanya sebagian agar angka ukurnya tidak terlalu jauh
dari bagian yang diberi ukuran.
Pada bagian yang sempit, angka ukurnya dapat ditempatkan
diluar garis ukur. Untuk ini garis ukurnya diperpanjang, lebih
diutamakan perpanjangan kesebelah kanan dan angka ukuranya
diatas garis perpenjangan ini.
5.2.4. Memberi ukuran benda yang tirus.
Pada benda atau bagian benda yang miring sedikit, garis-garis
bantu vertikal maupun horisontal menjadi tidak jelas, dalam hal
demikian garis-garis bantu digambar miring dan sejajar.
Dan jika dua bagian yang miring berpotongan dan bagian yang
lancip ini kemudian dibulatkan, maka ukuran harus diberikan
seperti gambar diatas dengan bantuan perpanjangan garis bidang
yang miring tersebut.
b. Ukuran sejajar.
Pemberian ukuran secara sejajar mempergunakan ukuran secara
terpisah untuk tiap elemen terhadap suatu garis referensi atau
titik dasar. Pada cara pemberian ukuran demikian bidang
referensinya ditentukan dan toleransinya tidak mengumpul.
Walaupun demikian, cara ini memerlukan banyak waktu dan
tempat.
c. Ukuran berimpit.
Pada cara ini, titik pangkal yang menunjukkan garis atau bidang
refensi harus dilingkari. Angka ukurnya harus diletakkan dekat
anak panah searah dengan garis bantu bersangkutan.
d. Ukuran kombinasi.
Ukuran-ukuran kombinasi terjadi akibat penggunaan ukuran
berantai dan ukuran sejajar secara bersama-sama.
5.3.5. Pemberian ukuran dengan koordinat.
Untuk proses-proses pembuatan benda kerja tertentu kadang-
kadang lebih menguntungkan bila dipergunakan ukuran berimpit
dalam dua arah seperti gambar dibawah ini. Titik nol dari dasar
bersama dapat berupa tepi dari benda, titik pusat dari sebuah
lubang atau sembarang unsur yang menonjol.
Dalam hal-hal tertentu, penggunaan tabel yang menentukan
koordinat-koordinat sekelompok titik pusat dari beberapa lubang
akan lebih menguntungkan.
c. Ukuran sudut.
Garis ukur dari sebuah sudut berupa sebuah busur dengan titik
pusatnya pada titik sudutnya dan berujung pangkal pada kedua
buah kaki sudutnya atau pada perpanjangannya.
d. Memberi ukuran bagian yang sama.
Benda kerja yang mempunyai bagian-bagian yang sama,
misalnya flens dari sebuah sambungan-T, lemari katup, dsb.,
hanya diberi ukuran pada salah satu ukuran saja, dalam hal ini
bagian yang tidak diberi ukuran harus diterangkan dengan
pernyataan persamaannya.