diterapkan pada mahasiswa adalah konsep movasi, konsep pembelajaran dan penguatan,
konsep komitmen organisasi, konsep dinamika kelompok, serta konsep manajemen stress.
Konsep-konsep inilah yang akan mendukung dan diterapkan mahasiswa dalam pendekatan
perilaku organisasi di perguruan tinggi.
Konsep motivasi adalah suatu dorongan untuk berbuat sesuatu dalam memenuhi
kebutuhan. Keinginan pencapaian dalam memenuhi kebutuhan itulah yang akan menentukan
perilaku individu dikarenakan terdapatnya motif. Motif inilah yang menjadi kebutuhan,
dorongan, atau impuls yang akan menentukan perilaku seseorang. Dapat diambil contoh saat
menempuh masa pendidikan mahasiswa pastinya memiliki motivasi karena adanya motif.
Motif yang dimaksud adalah kebutuhan akan gelar sarjana dan nilai yang baik pada masa
perkuliahan, dorongan dari orang tua, adanya pujian dari lingkungan serta lain sebagainya
untuk mencukupi hakiki dan ekstrinsik.
Konsep pembelajaran dan penguatan yaitu belajar merupakan penguatan ikatan,
asosiasi, sifat, pengetahuan dan kecenderungan perilaku yang dapat dirasakan dan bermanfaat
dari pengalaman. Terdapat ikhtisar 3 jenis pembelajaran, yaitu pembelajaran klasik,
pembelajaran operan dan pembelajaran sosial. Contoh penerapan pembelajaran klasik
misalnya dalam lingkungan perguruan tinggi jenis model ini diterapkan saat dosen
menerapkan suatu kebijakan tentang keterlambatan, lalu tiba-tiba ada mahasiswa yang diusir
dan tidak boleh mengikuti perkuliahan karena terlambat, melihat hal itu mahasiswa lain pun
timbul reaksi emosional untuk meningkatkan perhatian dengan cara datang tepat waktu terus
dan tidak terlambat agar hal tersebut tidak terjadi pada dirinya. Lalu contoh penerapan
pembelajaran operan misalnya pada saat dosen memberikan tugas kepada mahasiswa, jika
mahasiswa tersebut mau mengerjakan tugasnya dengan benar dan baik maka akan mendapat
reward seperti nilai yang baik, namun jika mahasiswa tersebut malah tidak mau mengerjakan
tugas yang diberikan maka mahasiswa tersebut akan diberikan punishment oleh dosennya
seperti diberikan nilai yang buruk atau tidak lulus pada mata kuliahnya. Kemudian contoh
penerapan pembelajaran sosial misalnya di lingkungan pendidikan perguruan tinggi jenis
model pembelajaran ini diterapkan oleh dosen dengan meunjukkan tingkah laku yang boleh
ditelanadani kepada mahasiswa serta menasihati mahasiswa jika terjadi penyimpangan norma
dan moral dengan benar baik, karena pada jenis pembelajaran ini mahasiswa belajar dengan
melihat perilaku yang diterapkan oleh dosen, jika dalam penerapan dosen selalu bertingkah
baik dan teladan maka mahasiswa-mahasiswanya pasti juga akan mengikuti perilaku tersebut
karena dinilai benar. Dalam pembelajaran pasti juga terdapat penguatan kontijensi, penguatan
kontijensi merupakan hubungan antara perilaku, urutan-urutan stimulus, tanggapan, dan
konsekuensi dari sebelum dan sesudah peristiwa lingkungan yang dapat mempengaruhi
perilaku tersebut. Komponen-komponen dasar yang terjadi seperti adanya stimulus yang
mendahului perilaku, adanya perilaku yang diperlihatkan sebagai respon terhadap suatu
rangsangan, dan adanya konsekuensi positif atau negatif dari perilaku yang ditimbulkan
tersebut.