Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH 

Peran dan fungsi perawat dalam k3 keperawatan

Nama : Suci Ramadhani


Nim : 202001005
Semester : 3 (tiga)
Prodi : s1 ilmu keperawatan

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN INSTITUT TEKNOLOGI


KESEHATAN DAN SAINS MUHAMMADIYAH SIDRAP
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas segala limpahan Rahmat-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah berjudul “peran dan fungsi perawat dalam k3 keperawatan ”
ini. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan petunjuk
maupun pedoman bagi pembaca.

Di dalam penulisan makalah ini, kami menyadari bahwa masih banyak


kekurangan,karena itu kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun. Dan
tidak lupa kami mohon maaf bila terjadi kesalahan yang disengaja maupun tidak
sengaja. Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi
makalah ini sehingga ke depannya dapat menjadi lebih baik.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................iii

Latar Belakang Masalah..........................................................................1

Tujuan......................................................................................................2

Manfaat....................................................................................................3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.............................................................4

Pengertian dan Tujuan K3.......................................................................5

Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja......................................6

Konsep Perawat Sebagai Tenaga Kerja...................................................7

Peran Perawat dalam Keselamatan dan Kesehatan Kerja........................8

BAB III PENUTUP..................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................iv

BAB 1

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Perawat adalah suatu profesi yang mulia, karena memerlukan kesabaran dan
ketenangan dalam melayani pasien yang sedang menderita sakit. Seorang perawat
harus dapat melayani pasien dengan sepenuh hati. Sebagai seorang perawat harus
dapat memahami masalah yang dihadapi oleh klien, selain itu seorang perawat dapat
berpenampilan menarik. Untuk itu seorang perawat memerlukan kemampuan untuk
memperhatikan orang lain, ketrampilan intelektual, teknikal dan interpersonal yang
tercermin dalam perilaku perawat.

Saat ini perawat memiliki peran yang lebih luas dengan penekanan pada
peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit, juga memandang klien secara
komprehensif. Perawat menjalankan fungsi dalam kaitannya dengan berbagai peran
pemberi perawatan, pembuat keputusan klinik dan etika, pelindung dan advokat bagi
klien, manajer kasus, rehabilitator, komunikator dan pendidik.

2. Tujuan
 Tujuan Umum

Untuk mengetahui tugas dan fungsi perawat dalam K3 (Kesehatan dan Keselamatan
Kerja) di tempat keja

 Tujuan Khusus

a.Untuk mengetahui pengertian K3

b.Untuk mengetahui manajemen keselamatan & kesehatan kerja

c.Untuk mengetahui konsep perawat sebagai tenaga kesehatan

d.Untuk mengetahui peran perawat dalam meningkatkan K3

3. Manfaat
 Bagi Institusi
Dapat menambah referensi tentang kesehatan keselamatan kerja (K3) yang
berhubungan dengan fungsi dan tugas perawat dalam K3.

 Bagi Masyarakat

Dapat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang telah disediakan.

 Bagi Mahasiswa

Dapat mengetahui dan mengaplikasikan tentang fungsi dan tugas perawat dalam
K3 yang sesuai standart kesehatan dengan baik dan benar.
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

1. Pengertian K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja)

Menurut WHO / ILO (1995) Kesehatan Kerja memiliki tujuan untuk peningkatan
dan pemeliharaan derajat kesehatan fisik, mental dan sosial yang setinggi-tingginya
bagi pekerja di semua jenis pekerjaan, pencegahan terhadap gangguan kesehatan
pekerja yang disebabkan oleh kondisi pekerjaan, perlindungan bagi pekerja dalam
pekerjaannya dari risiko akibat faktor yang merugikan kesehatan, dan penempatan
serta pemeliharaan pekerja dalam suatu lingkungan kerja yang disesuaikan dengan
kondisi fisiologi dan psikologisnya.

Kesehatan dan Keselamatan Kerja Rumah Sakit adalah Upaya untuk memberikan
jaminan keselamatan dan meningkatkan derajat kesehatan para pekerja/buruh dengan
cara pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja, pengendalian bahaya di
tempat kerja, promosi kesehatan, pengobatan dan rehabilitasi.

Manajemen K3 Rumah Sakit adalah Suatu proses kegiatan yang dimulai dengan
tahap perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian yang bertujuan
untuk membudayakan K3 di Rumah Sakit.

Tujuan diadakannya K3 Rumah Sakit adalah sebagai berikut:

Untuk menciptakan cara kerja, lingkungan kerja yang sehat, aman, nyaman dan
dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan karyawan Rumah Sakit.

Manfaat diberlakukannya K3 Rumah Sakit adalah sebagai berikut:

Bagi rumah sakit :


 Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan
 Mempertahankan kelangsungan operasional Rumah Sakit (pendapatan
meningkat)
 Meningkatkan citra Rumah Sakit secara keseluruhan

Bagi karyawan rumah sakit :

 Melindungi karyawan dari terjadinya Penyakit Akibat Kerja (PAK)


 Mencegah terjadinya terjadinya Kecelakaan Akibat Kerja (KAK)

Bagi pasien dan pengunjung:


 Mendapatkan Mutu layanan yang baik
 Kepuasan dan kenyamanan pasien dan pengunjung

2. Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja

Manajemen adalah pencapaian tujuan yang sudah ditentukan sebelumnya, dengan


mempergunakan bantuan orang lain. Hal tersebut diharapkan dapat mengurangi
dampak kelalaian atau kesalahan ( malprektek) serta mengurangi penyebaran
langsung dampak dari kesalahan kerja.

Untuk mencapai tujuan tersebut, dimembagi kegiatan atau fungsi manajemen


tesebut menjadi :

 Planning (perencanaan)
 Organizing (organisasi)
 Actuating (pelaksanaan)
 Controlling (pengawasan)

1. Planning (Perencanaan)
Fungsi perencanaan adalah suatu usaha menentukan kegiatan yang akan dilakukan
di masa mendatang guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam hal ini adalah
keselamatan dan kesehatan kerja di rumah sakit dan instansi kesehatan.perencanaan
ini dilakukan untuk memenuhi standarisasi kesehatan pacsa perawatan dan merawat
( hubungan timbal balik pasien – perawat / dokter, serta masyarakat umum lainnya ).
Dalam perencanaan tersebut, kegiatan yang ditentukan meliputi:

a. Hal apa yang dikerjakan


b. Bagaiman cara mengerjakannya
c. Mengapa mengerjakan
d. Siapa yang mengerjakan
e. Kapan harus dikerjakan
f. Dimana kegiatan itu harus dikerjakan
g. hubungan timbal balik ( sebab akibat).

2. Organizing (Organisasi)

Organisasi keselamatan dan kesehatan kerja rumah sakit / instansi kesehatan dapat
dibentuk dalam beberapa jenjang, mulai dari tingkat rumah sakit / instansi kesehatan
daerah (wilayah) sampai ke tingkat pusat atau nasional. Keterlibatan pemerintah
dalam organisasi ini baik secara langsung atau tidak langsung sangat diperlukan.
Pemerintah dapat menempatkan pejabat yang terkait dalam organisasi ini di tingkat
pusat (nasional) dan tingkat daerah (wilayah), di samping memberlakukan Undang-
Undang Keselamatan Kerja. Di tingkat daerah (wilayah) dan tingkat pusat (nasional)
perlu dibentuk Komisi Keamanan Kerja rumah sakit / instansi yang tugas dan
wewenangnya dapat berupa :

a. Menyusun garis besar pedoman keamanan kerja rumah sakit / instansi


kesehatan
b. Memberikan bimbingan, penyuluhan, pelatihan pelaksana- an keamanan kerja
rumah sakit / instansi kesehatan
c. Memantau pelaksanaan pedoman keamanan kerja rumah sakit / instansi
kesehatan
d. Memberikan rekomendasi untuk bahan pertimbangan penerbitan izin rumah
sakit / instansi kesehatan
e. mengatasi dan mencegah meluasnya bahaya yang timbul dari suatu rumah
sakit / instansi kesehatan.
f. Dan lain-lain.

3. Actuating (Pelaksanaan)

Fungsi pelaksanaan atau penggerakan adalah kegiatan mendorong semangat kerja,


mengerahkan aktivitas, mengkoordinasikan berbagai aktivitas yang akan menjadi
aktivitas yang kompak (sinkron), sehingga semua aktivitas sesuai dengan rencana
yang telah ditetapkan sebelumnya. Pelaksanaan program kesehatan dan keselamatan
kerja rumah sakit / instansi kesehatan sasarannya ialah tempat kerja yang aman dan
sehat. Untuk itu setiap individu yang bekerja maupun masyarakat dalam rumah sakit /
instansi kesehatan wajib mengetahui dan memahami semua hal yang diperkirakan
akan dapat menjadi sumber kecelakaan kerja dalam rumah sakit / instansi kesehatan,
serta memiliki kemampuan dan pengetahuan yang cukup untuk melaksanakan
pencegahan dan penanggulangan kecelakaan kerja tersebut. Kemudian mematuhi
berbagai peraturan atau ketentuan dalam menangani berbagai spesimen reagensia dan
alat-alat. Jika dalam pelaksanaan fungsi penggerakan ini timbul permasalahan,
keragu-raguan atau pertentangan, maka menjadi tugas semua untuk mengambil
keputusan penyelesaiannya.

4. Controlling (Pengawasan)
Fungsi pengawasan adalah aktivitas yang mengusahakan agar pekerjaan-pekerjaan
terlaksana sesuai dengan rencana yang ditetapkan atau hasil yang dikehendaki. Untuk
dapat menjalankan pengawasan, perlu diperhatikan 2 prinsip pokok, yaitu :

a. Adanya rencana
b. Adanya instruksi-instruksi dan pemberian wewenang kepada bawahan

Dalam fungsi pengawasan tidak kalah pentingnya adalah sosialisasi tentang perlunya
disiplin, mematuhi segala peraturan demi keselamatan kerja bersama di rumah sakit /
instansi kesehatan. Sosialisasi perlu dilakukan terus menerus, karena usaha
pencegahan bahaya yang bagaimanapun baiknya akan sia-sia bila peraturan
diabaikan. Dalam rumah sakit / instansi kesehatan perlu dibentuk pengawasan rumah
sakit / instansi kesehatan yang tugasnya antara lain :

a. Memantau dan mengarahkan secara berkala praktek- praktek rumah sakit /


instansi kesehatan yang baik, benar dan aman.
b. Memastikan semua petugas rumah sakit / instansi kesehatan memahami cara-
cara menghindari risiko bahaya dalam rumah sakit / instansi kesehatan.
c. Melakukan penyelidikan / pengusutan segala peristiwa berbahaya atau
kecelakaan.
d. mengembangkan sistem pencatatan dan pelaporan tentang keamanan kerja
rumah sakit / instansi kesehatan .
e. Melakukan tindakan darurat untuk mengatasi peristiwa berbahaya dan
mencegah meluasnya bahaya tersebut.

3. Konsep Perawat sebagai Tenaga Kesehatan

Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang
kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau ketermpilan melalui pendidikan di
bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk
melakukan upaya kesehatan, baik berupa pendidikan gelar-D3, S1, S2 dan S3-;
pendidikan non gelar; sampai dengan pelatihan khusus kejuruan khusus seperti Juru
Imunisasi, Malaria, dsb., dan keahlian. Hal inilah yang membedakan jenis tenaga ini
dengan tenaga lainnya. Hanya mereka yang mempunyai pendidikan atau keahlian
khusus-lah yang boleh melakukan pekerjaan tertentu yang berhubungan dengan jiwa
dan fisik manusia, serta lingkungannya.

Dalam hal ini,perawat memegang peranan yang cukup besar dalam upaya
pelaksanaan dan peningkatan K3. Sedangkan dalam pelaksanaannya, perawat tidak
dapat bekerja secara individual. Perawat perlu untuk berkolaborasi dengan pihak-
pihak lintas profesi maupun lintas sektor.

4. Peran perawat dalam meningkatkan K3 (Kesehatan dan Keselamatan


Kerja)

Pelayanan kesehatan kerja memerlukan pula ilmu terapan berbagai disiplin seperti
kesehatan masyarakat, toksikologi industri, psikologi kerja, gizi, ergonomic, hygiene
perusahaan dan peraturan mengenai ketenagakerjaan.

Perawat yang melayani pelayanan kesehatan kerja, memiliki kebebasan professional


dalam melaksanakan tugasnya, bebas memasuki tempat kerja untuk melakukan
pemeriksaan dan mendapatkan keterangan yang diperlukan.

Secara umum perawat perlu mengenal dan mengetahui proses produksi,


peralatan dan bahan yang digunakan dalam produksi, system dan cara kerja di
perusahaan, lingkungan kerja seta beberapa aspek lainnya.Tugas yang dilakukan oleh
seorang perawat dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan kerja antara lain berupa
tugas administrasi dan pelaporan, tugas pemeliharaan dan perawatan kesehatan serta
tugas penyuluhan/ pelatihan/ pendidikan kesehatan, keselamatan kerja yang diberikan
kepada seluruh tenaga kerja. Perawat memberikan keterangan tentang pelaksanaan
pelayanan kesehatan kerja kepada pegawai pengawas keselamatan dan kesehatan
kerja bila diperlukan.

Disamping itu perawat perlu mengetahui arah dan tujuan perusahaan secara
umum, merencanakan dan menerapkan program beserta evaluasinya, dan dapat
mengembangkan kemampuan menajerialnya, selaras dengan pengetahuan kedokteran
yang tlah dimilikinya.

Dengan demikian, perawat yang memimpin suatu unit pelayanan kesehatan


kerja harus mampu menjalin kerja sama dengan pihak pengurus perusahaan, tenaga
kerja, dinas atau instansi terkait dan tetap berpedoman pada etika profesinya.

Peranan perawat pada program Kesehatan dan Keselamatan Kerja bisa dikatakan
sangat bermakna,mengingat tugas fungsional perawat dalam K3 begitu luas. Bisa
dikatakan bahwa fokus utamaperawatan kesehatan kerja adalah kesehatan dan
keselamatan kerja bagi tenaga kerja denganpenekanan pada pencegahan terjadinya
penyakit dan cidera. Hal ini senada dengan tujuan K3.Hanya saja perawatan
kesehatan kerja di Indonesia belum seperti yang diharapkan. Hal ini terjadi/antara
lain karena perkembangan yang sangat pesat dari industri di Indonesia dan
perkembangan fasilitas pendidikan di bidang kesehatan dan keselamatan
kerja yang ada diIndonesia. Pengaruh lain adalah hambatan jenjang pendidikan
dasar perawat yang berbeda-beda.Peranan profesi dalam mengembangkan tingkat
profesi-onalisme belum terlihat bermakna. Untukmenjaga mutu profesionalisme,
sudah saatnya kita semua memikirkan upaya yang perlu dilakukan.Salah satunya
diharapkan organisasi profesi meningkatkan peranannya dalam membina
danmemantau anggotanya, serta menerus aktif dalam meningkatkan kemampuan
dan ketrampilananggotanya

Fungsi dan Tugas Perawat dalam Keselamatan dan Kesehatan Kerja ( Nasrul Effendi,
1998)

Fungsi Perawat

 Mengkaji masalah kesehatan


 Menyusun rencana asuhan keperawatan pekerja
 Melaksanakan pelayanan kesehatan dan keperawatan tehadap pekerja
 Melakukan penilaian terhadap asuhan keperawatan yang telah dilakukan

Tugas Perawat

 Mengawasi lingkungan pekerja


 Memelihara fasilitas kesehatan rumah sakit
 Membantu dokter dalam pemeriksaan kesehatan pekerja
 Membantu melakukan penilaian terhadap keadaan kesehatan pekerja
 Merencanakan dan melaksanakan kunjungan rumah dan perawat di rumah
kepada pekerja dan keluarga pekerja yang mempunyai masalah kesehatan
 Ikut berperan dalam penyelenggaraan pendidikan keselamatan dan kesehatan
kerja (k3) terhadap pekeja
 Ikut berperan dalam usaha keselamatan kerja
 Memberikan pendidikan kesehatan mengenai KB terhadap pekerja dan
keluarganya
 Membantu usaha penyelidikan kesehatan pekerja
 Mengoordinasi dan mengawasi pelaksaan keselamatan dan kesehatan kerja
(k3)

Menurut American Association of Occupational Health Nurses, ruang lingkup


pekerjaan perawat hiperkes adalah :

1. Health promotion / Protection


Meningkatkan derajat kesehatan, kesadaran dan pengetahuan tenaga kerja akan
paparan zat toksik di lingkungan kerja. Merubah faktor life style dan perilaku yang
berhubungan dengan resiko bahaya kesehatan.

2. Worker Health / Hazard Assessment and Surveillance

Mengidentifikasi masalah kesehatan tenaga kerja dan menilai jenis pekerjaannya

3. Workplace Surveillance and Hazard Detection

Mengidentifikasi potensi bahaya yang mengancam kesehatan dan keselamatan


tenaga kerja.

Bekerjasama dengan tenaga profesional lain dalam penilaian dan pengawasan


terhadap bahaya.

4. Primary Care

Merupakan pelayanan kesehatan langsung terhadap penyakit dan kecelakaan pada


tenaga kerja, termasuk diagnosis keperawatan, pengobatan, rujukan dan perawatan
emergensi.

5. Counseling

Membantu tenaga kerja dalam memahami permasalahan kesehatannya dan


membantu untuk mengatasi dan keluar dari situasi krisis.

6. Management and Administration

Acap kali sebagai manejer pelayanan kesehatan dengan tanggung-jawab pada


progran perencanaan dan pengembangan, program pembiayaan dan manajemen.

7. Research

Mengenali pelayanan yang berhubungan dengan masalah kesehatan, mengenali


faktor – faktor yang berperanan untuk mengadakan perbaikan.

8. Legal-Ethical Monitoring
Paramedis hiperkes harus sepenuhnya memahami ruang lingkup pelayanan
kesehatan pada tenaga kerja sesuai perundang-undangan, mampu menjaga
kerahasiaan dokumen kesehatan tenaga kerja.

9. Community Organization

Mengembangkan jaringan untuk meningkatkan pelayanan kepada tenaga kerja.


Perawat hiperkes yang bertanggung-jawab dalam memberikan perawatan tenaga kerja
haruslah mendapatkan petunjuk-petunjuk dari dokter perusahaan atau dokter yang
ditunjuk oleh perusahaan. Dasar-dasar pengetahuan prinsip perawatan dan prosedur
untuk merawat orang sakit dan korban kecelakaan adalah merupakan pegangan yang
utama dalam proses perawatan yang berdasarkan nursing assessment, nursing
diagnosis, nursing intervention dan nursing evaluation adalah mempertinggi efisiensi
pemeliharaan dan pemberian perawatan selanjutnya.

Perawat hiperkes mempunyai kesempatan yang besar untuk menerapkan praktek-


praktek standar perawatan secara leluasa. Seorang perawat hiperkes, melalui program
pemeliharaan dan peningkatan kesehatan hendaknya selalu membantu karyawan /
tenaga kerja untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal.

BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Perawat adalah suatu profesi yang mulia, karena memerlukan kesabaran dan
ketenangan dalam melayani pasien yang sedang menderita sakit. Seorang perawat
harus dapat melayani pasien dengan sepenuh hati. Sebagai seorang perawat harus
dapat memahami masalah yang dihadapi oleh klien, selain itu seorang perawat dapat
berpenampilan menarik. Untuk itu seorang perawat memerlukan kemampuan untuk
memperhatikan orang lain, ketrampilan intelektual, teknikal dan interpersonal yang
tercermin dalam perilaku perawat.

Kesehatan kerja adalah spesialisasi dalam ilmu kesehatan/ kedokteran beserta


prakteknya yang bertujuan, agar pekerja/ masyarakat pekerja beserta memperoleh
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, baik fisik, atau mental, maupun sosial,
dengan usaha-usaha preventif dan kuratif, terhadap penyakit-penyakit/ gangguan-
gangguan kesehatan yang diakibatkan faktor-faktor pekerjaan dan lingkungan kerja,
serta terhadap penyakit-penyakit umum.

3.2 Saran

Perawat mengetahui fungsi dan peran seorang perawat dan disarankan berkerja
dengan memperhatikan fungsi dan perannya tersebut.

Kesehatan dan keselamatan kerja sangat penting dalam pembangunan karena sakit
dan kecelakaan kerja akan menimbulkan kerugian ekonomi (lost benefit) suatu
perusahaan atau negara olehnya itu kesehatan dan keselamatan kerja harus dikelola
secara maksimal bukan saja oleh tenaga kesehatan tetapi seluruh masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

Allen, carol Vestal, 1998, Memahami Proses keperawatan dengan pendekatan


latihan , alih bahasa Cristantie Effendy, Jakarta : EGC

Depkes RI, 1991, pedoman uraian tugas tenaga keperawatan dirumah sakit,
Jakarta.:Depkes RI

Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung : Rosdakarya, 1996)

Simamora, Roymond H., Setiawan. 2017. Pengembangan Kompetensi Perawat


Pelaksana Ruang Rawat Inap dalam Manajemen Pelayanan Pasien Melalui Pelatihan
Penerimaan Pasien Berbasis Caring. Jurnal Riset Keperawatan Indonesia

Simamora, Roymond H., dan Butar-butar, J. 2016. Hubungan Mutu Pelayanan


Keperawatan dengan Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Inap di RSUD PANDAN
KABUPATEN TAPANULI TENGAH. Jurnal Ners Indonesia.

Simamora, Roymond H. 2015. Hubungan Persepsi Mahasiswa terhadap Pembelajaran


Klinik Pendidikan Ners dengan Pengetahuan danPelaksanaan Pendokumentasiaan
Asuhan Keperawatan. Jurnal Riset Keperawatan Indonesia.

Simamora, Roymond H. 2009. Buku Ajar Pendidikan dalam Keperawatan . Jakarta:


EGC

Simamora, Roymond H. 2007. A Strengthening Role of Role of Health Cadres in


BTA-Possitive Tubercolosis (TB) Case Invention through Education with Module
Development and Video Approaches in Medan Padang bulan Community Health
Center, North Sumatera Indonesia. International Journal of Applied Engineering
Research (IJAER), Vol.12, No. 20,hlm. 10026 -10035

Simamora, R.H. 2012. Buku Ajar Manajemen Keperawatan. Jakarta: EGC

Simamora, R.H. 2005. Hubungan Persepsi Perawat Pelaksan Terhadap Penerapan


Fungsi Pengorganisasian yang dilakukan oleh Kepala Ruangan dengan Kinerja di
Ruang Rawat Inap.

Simamora, R.H. Buku Ajar Pendidikan dalam Keperawatan. Jakarta: EGC


Simamora, Roymond. H. dkk. 2016. Pelatihan Strategi Optimalisasi Pelaksanaan
Supervisi Pelayanan Keperawatan dalam rangka Peningkatan Kualitas Pelayanan
Keperawatan di Rumah Sakit Umum

Simamora, Roymond. H. dkk. 2017. Penguatan Kinerja Perawat dalam Pemberian


Asuhan Keperawatan Melalui Pelatihan Ronde Keperawatan di Rumah Sakit Royal
Prima Medan. Jurnal Pengabdian Masyarakat (JPKM)

Simamora, Roymond. H. 2016. Effect of Educayional Approaches and Video Module


on the role of health workers in TB case finding.

Simamora, Roymond. H. dan Ahmad Fathii. 2017. Penguatan Pengetahuan Perawat


dalam Pelaksanaan Keselamatan Pasien Melalui Pelatihan Nursing Hand Over
Berbasis Komunikasi SBAR. Fakultas Keperawatan UNPAD

Simamora, Roymond. H., dan Ahmad Fathii. 2017. The Quality of Nursing Hand
Over and Effective

Communication Implementation of SBAR in the Utilization of Patient Safety at


Private Hospital Medan. Assosiasi Pendidikan Ners Indonesia

Anda mungkin juga menyukai