Dicuci bersih
Sterilisasi dengan
autoclave
Saring 4 tahap
Masukkan pada
centrifuge (kecepatan
500 rpm selama 15
menit)
Kornet
Corned iBeef iatau iKornet, merupakan isalah isatu ijenis iproduk iolahan idaging isapi
iyang ibanyak idigunakan idalam iresep imasakan iIndonesia. iKornet idaging isapi idiolah
idengan icara idiawetkan idalam iair igaram i(brine), iyaitu iair iyang idicampur idengan
ilarutan igaram ijenuh. iKemudian idimasak idengan icara isimmering, iyaitu idirebus idengan
iapi ikecil iuntuk imenghindari ihancurnya itekstur idaging isapi.Biasanya idigunakan
ipotongan idaging iyang imengandung iserat imemanjang, iseperti ibrisket. iNama i"corned
ibeef" iberasal idari igaram ikasar iyang idigunakan. iCorn iartinya ibutiran, iyaitu ibutiran
igaram. i
Tujuan ipembuatan idaging ikornet iadalah iuntuk imemperoleh iproduk idaging iyang
iberwarna imerah, imeningkatkan idaya iawet idan idaya iterima iproduk, iserta imenambah
ikeragaman iproduk iolahan idaging.Dengan idiproses imenjadi ikornet, imasalah
ipenyimpanan idaging isapi isegar idapat idiatasi. iKornet ikalengan idapat idisimpan ipada
isuhu ikamar idengan imasa isimpan isekitar idua itahun.Daging ikornet idapat idihidangkan
isebagai icampuran iperkedel, itelur idadar, imi irebus, ipengisi iroti, iserta imakanan ilainnya
i(Nugroho, i2008).
a. Alat idan iBahan iPembuatan iKornet
- Alat i
Peralatan iyang idiperlukan iadalah i(1) ichopper iuntuk imenggiling idaging, isehingga
idihasilkan idaging icincang, i(2) imixer iuntuk imencampur iadonan, isehingga imenjadi
ihomogen, i(3) ialat ipengukus iuntuk imemasak iadonan idaging, i(4) iexhauster iuntuk
imenyedot idan imenghampakan iudara idi idalam ikaleng, i(5) imesin ipenutup ikaleng iuntuk
imenutup ikaleng isecara ihermetis i(kedap iudara), i(6) iretort iuntuk imemanaskan ikaleng
idan iisinya, isehingga itercipta ikondisi iyang isteril i(Nugroho. i2008).
- Bahan i
Bahan idasar ipembuatan ikornet iadalah idaging isapi iyang idigiling. Namun saat ini
kornet tidak hanya dibuat dari daging sapi, tapi juga dari daging ayam. Daging tersebut kaya
akan protein, dapat mengikat air dan membentuk emulsi yang baik (Cahyono dkk, 2019).
Bahan itambahan iyang idiperlukan iadalah igaram idapur, initrit, ialkali ifosfat, ibahan
ipengisi i(tepung itapioka,terigu iatau isusu iskim), iair, ilemak, igula, idan ibumbu. I
Fungsi igaram ipada iproses ipembuatan idaging ikornet iyaitu ibahan ipenolong idalam
iproses ipembentukan iemulsi idaging ikornet. iGaram imampu imemperbaiki isifat-sifat
ifungsional iproduk idaging idengan icara imengekstrak iprotein imiofibriler idari iserabut
idaging iselama iproses ipenggilingan idan ipelunakan idaging. iGaram iberinteraksi idengan
iprotein idaging iselama ipemanasan, isehingga iprotein imembentuk imassa iyang ikuat, idapat
imenahan iair, idan imembentuk itekstur iyang ibaik. iSelain iitu, igaram imemberi icita irasa
iasin ipada iproduk, ijuga ibersifat ibakteriostatik idan ibakteriosidal, isehingga imampu
imenghambat ipertumbuhan ibakteri idan imikroba ipembusuk ilainnya.
Fungsi initrit iadalah imenstabilkan iwarna imerah idaging, imembentuk iflavor iyang
ikhas, imenghambat ipertumbuhan ibakteri ipembusuk idan iberacun, iserta imemperlambat
iterjadinya iketengikan.Jumlah initrit iyang idiizinkan itersisa ipada iproduk iakhir iadalah i50
ippm i(mg/kg). iKemampuan initrit idalam imempertahankan iwarna imerah idaging iadalah
idengan icara ibereaksi idengan ipigmen imioglobin i(pemberi iwarna imerah idaging)
imembentuk initrosomioglobin iberwarna imerah icerah iyang ibersifat istabil
i(Nugroho,2008).
Penambahan isenyawa ialkali ifosfat ipada idaging iakan imeningkatkan idaya iikat iair
idan iprotein idaging idan imengurangi ipengerutan ikornet iyang idihasilkan. iAlkali ifosfat
iakan imeningkatkan i pH idan imenyebabkan iterbukanya iikatan-ikatan iantar gugus iprotein
idaging iyang iakan imemudahkan ipengikatan iair. iBersama-sama idengan iasam iaskorbat,
isenyawa ifosfat idapat imenghambat iproses iketengikan ioksidatif, idan ibisa imemperbaiki
itekstur. iFosfat idapat imeningkatkan ikeempukan idan ijuiciness idaging ikornet,
imeningkatkan idaya iterima iwarna, ikeseragaman idan istabilitas iproduk, iserta imelindungi
idari ikemungkinan ipencokelatan iselama ipenyimpanan i(Nugroho,2008).
Penambahan ilemak ipada ipembuatan idaging ikornet iberfungsi iuntuk imembentuk
iproduk iyang ikompak idan iempuk, iserta imemperbaiki irasa idan iaroma. iBertambahnya
ikadar iair idan ilemak idi idalam ikornet iakan imenambah ijuiciness idan
ikeempukannya(Nugroho. i2008).
Chopping
Mixing Corned
Daging sapi suhu Filling Exhausting Seaming Sterilisasi Cooling Labelling
(nitrit) beef
rendah
Tahu merupakan makanan Indonesia yang berbahan dasar kedelai. Kandungan asam
amino tahu merupakan yang paling lengkap dari semua produk olahan kedelai. Secara umum,
tahu mengandung air 86%, protein 8-12%, lemak 4-6%, dan karbohidrat 1-6%, berbagai
mineral seperti kalsium, zat besi, fosfat, kalium, natrium, serta vitamin seperti kolin, vitamin
B, dan vitamin E. Kandungan asam lemak jenuhnya rendah dan bebas kolesterol (Santoso
2015). Berdasarkan data BPS tahun 2016-2019, konsumsi tahu nasional mengalami
peningkatan dari tahun ke tahun. Konsumsi tahu pada tahun 2016 dan 2017 yaitu sebesar 7,87
kg per kapita dan 7,88 kg per kapita dan pada tahun 2019 mencapai 8,03 kg/kapita. Konsumsi
tahu yang terus meningkat serta jumlah penduduk yang terus meningkat berdampak pada
permintaan tahu yang tinggi, sehingga usaha pengolahan tahu dapat dijadikan sebagai peluang
bisnis.
Proses produksi tahu dimulai dari pemilihan bahan baku kedelai yang akan digunakan
untuk menjaga kualitas tahu. Ciri-ciri kedelai dengan kualitas baik adalah biji kedelai sudah
tua, kulit biji tidak keriput, biji kedelai tidak retak, dan bebas dari sisa – sisa tanaman, batu
kerikil, tanah, dan biji–bijian lain. Proses selanjutnya yaitu proses perendaman selama ± 3
sampai 12 jam. Hal ini bertujuan untuk mempermudah dalam melepaskan kulit kedelai dan
membuat kedelai menjadi lunak. Setelah direndam, dilakukan proses pencucian dengan air
mengalir dan pengupasan kulit kedelai. Proses ini bertujuan untuk menghilangkan kotoran
yang menempel dan masih tercampur dengan kedelai. Tahapan selanjutnya yaitu proses
penggilingan dengan mesin agar didapatkan hasil gilingan yang halus. Pada saat proses
penggilingan, ditambahkan air agar dapat menghasilkan bubur kedelai. Bubur kedelai
kemudian di tampung didalam ember. Bubur kedelai dipindahkan kedalam tungku masak
kemudian ditambahkan air dan ditunggu hingga mendidih. Setelah mendidih, bubur kedelai
didiamkan selama ± 5 menit untuk menurunkan suhunya. Proses ini bertujuan untuk mematikan
zat antinutrisi yaitu tripsin inhibitor yang terdapat dalam kedelai, mempermudah proses
ekstraksi atau penggumpalan protein, dan menambahkan umur simpan tahu.
Setelah didiamkan, bubur kedelai kemudian disaring menggunakan kain blanco atau
kain mori kasar sambil dibilas dengan air agar bubur kedelai dapat terekstraksi. Dari proses
penyaringan ini menghasilkan limbah yang berupa ampas tahu. Ampas tahu memiliki sifat yang
cepat busuk bila tidak cepat diolah sehingga perlu ditempatkan jauh dari hasil ekstraksi agar
tidak terkontaminasi. Kemudian filtrat hasil dari penyaringan yang masih dalam keadaan
hangat diberikan asam atau catu secara perlahan sambil diaduk. Pemberian asam dapat
dihentikan ketika telah terjadi penggumpalan. Untuk mengumpulkan tahu digunakan batu tahu
(sioko) atau CaSO4 yaitu batu gips yang sudah dibakar dan ditumbuk halus menjadi tepung,
asam suka 90%, biang atau kecutan, dan sari jeruk. Sisa cairan berupa biang atau kecutan yang
telah terpisah dari gumpalan tahu didiamkan selama satu malam. Pengrajin biasanya
menggunakan kembali kecutan ini untuk proses penggumpalan. Tahap selanjutnya yaitu
pencetakan dan pengepresan. Gumpalan tahu yang telah terbentuk dituangkan kedalam cetakan
yang dialasi kain sampai menutupi seluruh permukaan. Setelah cukup dingin, kemudian tahu
dipotong sesuai dengan ukuran yang dipasarkan (Jaya et al., 2018). Berikut merupakan
diagram pembuatan tahu:
KEDELAI
PENGUPASAN
Kulit kedelai
KULIT
AIR PENGGILINGAN
FILTRAT
Limbah cair
Asam Asetat (whey) PENGGUMPALAN (BOD,
Asam)
PEMOTONGAN
TAHU
Daftar Pustaka
Badan Pusat Statistik. (2019). Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Tahun 2016-2019.
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Jakarta.
Cahyono, H. B., Yuliastuti, R., & Amanati, L. (2019). PENGARUH PENGGORENGAN
TERHADAP KANDUNGAN NITRIT DALAM KORNET. Jurnal Teknologi Proses
dan Inovasi Industri, 3(2), 57-62.
Jaya, et al. (2018). Perencanaan Produksi Bersih Industri Pengolahan Tahu Di UD. Sumber
Urip Pelaihari. Jurnal Agroindustri: 8(2).
Nugroho, iCatur iPriyo. i2008. iAgribisnis iTernak iRuminansia. iDirektorat
iPembinaanSekolah Menengah iKejuruan. iDirektorat iJenderal iManajemen
iPendidikanDasar idan Menengah. Departemen iPendidikan iNasional, iJakarta.,
iBogor.
Prasetyo, M. N., Sari, N., & Budiyati, C. S. (2012). Pembuatan Kecap Dari Ikan Gabus Secara
Hidrolisis Enzimatis Mengunakan Sari Nanas. Jurnal Teknologi Kimia dan
Industri, 1(1), 270-276.
Santoso. (2015). Teknologi Pengolahan Kedelai (Teori Dan Praktek). Fakultas Pertanian
Universitas Widyagama. Malang.
Vaughn. 1982. Lactic Acid Fermentation of Cabbage, Cucumber, Olives and Other Product. In
Prescott and Dunns Industrial Microbiology. Fourth editions. AVI Publishing Co. Texas.
Wagiyono.2003.Menguji Kesukaan secara Organoleptik.Departemen Pendidikan Nasional,
Jakarta. Palupi,W.D.E.Tinjauan Literatur Pengolahan Daging. Jakarta: Pusat
Dokumentasi dan Informasi Ilmiah-LIPI, 1986. 54 hal.
Widyastuti, P., Riyadi, P. H., & Ibrahim, R. (2014). Mutu kecap ikan yang terbuat dari isi perut
ikan manyung (Arius thalassinus) dengan konsentrasi garam yang berbeda. Jurnal
Saintek Perikanan, 9(2), 18-23.