Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


1.2 RUMUSAN MASALAH
1.3 TUJUAN
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 SEDIAAN

Secara umum masalah teoretis sediaan berkaitan dengan pengukuran kos barang terjual dalam
rangka penandingan dengan pendapatan dan masalah penilaian. Proses pengukuran dan penilian
pada umumnya dilakukan pada akhir perioda. Dengan demikian masalah pengukuran dan
penilaian sediaan pada akhir perioda dapat dinyatakan sebagai berikut:

1. Penentuan besarnya kos barang terjual untuk ditandingkan dengan penjualan sehingga
dapat ditentukan besarnya laba perusahaan. Penentuan ini melibatkan berbagai metoda
asosiasi sebagai dasar pemecahan kos produksi menjadi kos yang melekat pada sediaan
dan yang melekat pada barang terjual.
2. Penentuan nilai sediaan sebagai unsur asset lancer perusahaan. Penentuan nilai sediaan
sangat penting untuk menilai likuditas opersai perusahaan.

Masalah kedua telah diuraikan cukup mendalam dalam pembahasan asset di bab 6. Pembahasan
di sini fokuskan pasa masalah pertama. Walaupun masalah sediaan mencakupi sediaan bahan
baku dan barang dalam proses, pembahasan akan ditujukan pasa sediaan barang dagangan atau
barang jadi. Untuk mencapai tujuan yang pertama, biasanya harus ditentukan secara fisis
kuantitas barang yang belum terjual dan yang sudah terjual. Penetunan kuantias fisis sediaan
merupakan langkah awal pengukuran dan penilaian. Karena aliran kos tidak selalu mengikuti
secara persis aliran fisis barang, diperlukan metoda asosiasi yang paling menggambarkan
kegiatan opersasi sesungguhnya sehingga penandingan yang tetap antara biaya (kos barang
terjual) dan pendapatan dapat dicapai.

2.1.1 Metoda Asosiasi

Metoda asosiasi menjadi basis untuk menentukan unit fisik terjual dan kos yang melekat
dengan jumlah rupiah penjualan. Dengan demikian metoda asosiasi dapat pula diartikan sebagai
asumsi aliran kos dalam mengikuti aliran fisis barang. Asumsi ini diperlukan karena pada
umumnya barang atau produk tidak tersedia sekaligus untuk satu perioda. Barang biasanya
disediakan secara bertahap melalui beberapa kali pembalian atau melalui beberapa angkatan
produksi. Dalam banyak hal, setiap kali pembalian atau angkatan produksi melibatkan kos per
unit yang berbeda. Metoda asosiasi atau asumsi aliran kos yang telah dkenal adalah.

1. Identifikasi khusus ( specidic identification)


2. Masuk pertama keluar pertama/MPKP (first-in, first out/FIFO)
3. Rata rata berbobot (weighted average)
4. Sediaan normal/ minimal (normal stock)
5. Masuk terakhir keluar pertama/MTKP (last in, first out/LIFO)

Dasar pemilihan metoda sangat tergantung pada tujuan atau kondisi yang dihadapi perusahaan.
Tujuan utama pemilihan metoda biasanya adalah mengasosiasi biaya dan pendapatan untuk
menentukan laba yang tetap. Tujuan lain adalah menentukan nilai sediaan untuk dicantumkan
dalam neraca. Mengungkapkan pengaruh perubahan harga sering dijadikan tujuan tambahan
untuk menyusun laporan keuangan pelengkap (supplementary reports). Beberapa pertimbangan
yang dapat dijadikan dasar pemilihan metoda dapat disebutkan sebagai berikut;

1. Bila mungkinkan, kos harus diidentifikasi dengan unit fisis barang yang diukur. Artinya,
unit barang sedapat-dapatnya dilekati dengan kos yang benar-benar merupakan kos unit
barang bersangkutan.
2. Operasi perusahaan harus dipandang sebagai serangkai kegiaan yang berututan dan
kontinus bukannya serangkaian projek-projek yang terpisah-pisah. Ini bearti dalam satu
perioda, aliran fisis yang sesungguhnya tidak harus menjadi pertimbangan utama dalam
proses penandingan.
3. Kalua tujuan ditekankan pada penilaian sediaan dengan harga paling akhir, asosiasi kos
akan ditujukan pada sediaan barang dengan menggunakan kos yang paling akhir dan kos
barang terjual merupakan angka residual.
4. Kalau keuntungan dan rugi akibat fluktuasi harga (holding gains and losses) akan
diidentifikasi dan dilaoorkan secara terpisah dengan kos harga terjual, kos historis jelas
tidak akan dapat digunakan untuk mencapat tujuan tersebut. Asosiasi atas dasar kos tetap
harus dilakukan tetapi kemudian dilakukan penilaian atas sediaan akhir untuk
menentukan adanya untung atau rugi flutuasi harga.
2.1.2 identifikasi khusus
kalau tujuan asusiasi adalah penandingan yang tetap antara oerndapatan tetentu dan
kos tertentu, metoda ini adalah yang paling ideal. Bila system akuntansi
menmungkinkan, metoda ini sangat dianjurkan penerapannya. Untuk jenis barang
mahal dan perputarannya rendah, metoda ini sangat cocol sekali untuk tujuan
pengendalian di samping tujuan penandingan yang tepat. Namun demikian, metoda
ini mengandung beberapa kelemahan antar lain:
a. jarang sekali pendapatan khusus ditandingkan dengan kos khusus karena pendapatan
perusahaan merupakan hasil dari seluruh upaya perusahaan sebagai kesatuan. Oleh
karena itu, identifikasi khusus tidak memberi nilai tambahan informasi.
b. Untuk jenis barang yang homogeny dan hargannya relative murah, metoda ini menjadi
terlalu mahal dan tidak sepadan dengan nilai tambahan informasi yang diperoleh.
c. Kalau fluktuasi harga sangat mencolok, metoda ini dapat digunakan sebagai alat
manipulasi laba atau earnings management. Bila perusahaan dapat memilih barang yang
kosnya rendah. Sebialiknya, bila berusahaan menginginkan laba yang rendah, perusahaan
dapat memilih barang yang kosnya tinggi.
2.1.3 Masuk Pertama Keluar Pertama (MPKP)

Metoda ini berasumsi bahawah factor kos mengalir melalui perusahaan secara berurutan
seperti anteran; tidak asing mendahului. Dalam banyak kasus, aliran fisis factor jasa yang

Anda mungkin juga menyukai