Kata kunci: kecelakaan kerja, budaya keselamatan dan kesehatan kerja, kinerja
proyek konstruksi.
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar belakang
itu bukan hanya gedung bertingkat atau apartemen mewah. Melainkan proyek yang
bergerak di bidang transportasi masal seperti monorel dan jalan tol, atau transportasi
kerja sebaiknya dimulai dari tahap yang paling dasar, yaitu pembentukan budaya
keselamatan dan kesehatan kerja. Dan program keselamatan dan kesehatan kerja
dapat berfungsi dan efektif, apabila program tersebut dapat terkomunikasikan kepada
2. Rumusan masalah
3. Tujuan
4. Batasan Masalah
Tenaga kerja dalam penilitian ini adalah tenaga kerja yang bekerja di proyek
kontruksi .
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
Industri konstruksi adalah industri yang mencakup semua pihak yang terkait
dengan proses konstruksi termasuk tenaga profesi, pelaksana konstruksi dan juga
(Hillebrandt, 1985).
Jasa konstruksi tidak akan terlepas dari definisi tentang bentuk dan jenis
pekerjaan yang terkait dengan jasa konstruksi tersebut. Dalam undang-undang jasa
resiko cukup besar, sehingga dapat dikatakan bahwa industri konstruksi terbilang
Kecelakaan Kerja
(empat) faktor yaitu People, Equipment, Material, Environment (PEME) yang saling
berinteraksi ketika terjadi kontak antara manusia dengan alat, material, dan
lingkungan dimana dia berada. Kecelakaan dapat terjadi karena kondisi alat atau
material yang kurang baik atau berbahaya. Kecelakaan juga dapat dipicu oleh kondisi
lingkungan kerja yang tidak aman seperti ventilasi, penerangan, kebisingan, atau
terjadinya kecelakaan kerja dalam proyek konstruksi, salah satunya adalah karakter
dari proyek itu sendiri. Proyek konstruksi memiliki konotasi yang kurang baik jika
ditinjau dari aspek kebersihan dan kerapiannya, karena padat alat, pekerja dan
material. faktor lain penyebab timbulnya kecelakaan kerja adalah faktor pekerja
kerja; pemilihan metoda kerja yang kurang tepat; perubahan tempat kerja dengan
karakter yang berbeda, sehingga selalu harus menyesuaikan diri; perselisihan antara
oleh beberapa ahli seperti Dahlback, Denning dan Kerr untuk menjelaskan dan
menjadi dua bagian, yaitu (1) teori yang menggunakan pendekatan perorangan
menyatakan bahwa suatu kecelakaan disebabkan oleh faktor kondisi psikologis yang
timbul dari dalam diri pekerja atau dapat disebut sebagai ‘pembawaan’ pekerja,
misalnya seperti sifat ceroboh, mudah gugup, dan sikap yang ‘sok jagoan’ (macho
behavior).
seperti:
kecelakaan yang terjadi merupakan akibat dari perilaku kerja yang berkualitas rendah
yang muncul dalam suatu iklim psikologis yang tidak dihargai. Hinze (1997),
menyebutkan inti dari teori ini adalah manajemen harus memberikan kebebasan
kepada pekerja dalam usahanya mencapai tujuan dari pekerjaan, dengan tidak
dibebani oleh target-target yang memberatkan. Hasilnya adalah bahwa pekerja akan
Theory, yang menyatakan bahwa pekerja akan merasa aman jika berada pada
lingkungan kerja yang positif. Teori ini merupakan kebalikan dari teori-teori yang
aman.
Pada dasarnya teori ini menyatakan bahwa kecelakaan disebabkan oleh situasi.
Apabila tidak terdapat bahaya di tempat kerja, maka pekerja tidak akan mengalami
bahaya di tempat kerjanya, maka pekerja akan kesulitan dan bahkan dapat membuat
seorang pekerja mengalami frustasi. Jika seorang pekerja mengalami tekanan mental
yang cukup kritis ketika melakukan suatu pekerjaan, maka kecelakaan hanya tinggal
4. Mental Stresses
terjadinya kecelakaan adalah tekanan atau stress yang dialami pekerja. Tekanan
mental (stress) dapat juga disebabkan oleh berbagai kejadian yang positif maupun
negatif. Kejadian positif dapat berupa kesuksesan, prestasi dan peningkatan kualitas
hidup, sedangkan kejadian negatif dapat berupa perceraian, kematian dan masalah
rumah tangga.
Teori ini mengungkapkan bahwa sebuah kecelakaan terjadi sebagai hasil dari
lain, dimana setiap kejadian mengikuti kejadian lain yang terjadi sebelumnya. Pada
akhirnya akan menghasilkan sebuah kecelakaan, sebaliknya jika salah satu kejadian
tersebut tidak muncul, maka kecelakaan tidak akan terjadi (Ridley, 1986).
Teori ini berbeda dengan The Chain-of Events Theory, dimana kecelakaan
terjadi disebabkan oleh beberapa faktor dalam suatu urutan peristiwa. Teori ini
menyebabkan suatu kecelakaan. Tiap faktor penyebab kecelakaan ini dapat mewakili
suatu tindakan yang tidak aman ataupun suatu kondisi/lingkungan kerja yang tidak
aman.
Faktor Penyebab Kecelakaan
beberapa ahli, secara umum dapat disimpulkan bahwa sebuah kecelakaan disebabkan
oleh 3 (tiga) faktor utama yaitu adalah (1) Tindakan yang tidak aman; (2) Kondisi
lingkungan pekerjaan yang tidak aman (Ramli, 2010); dan (3) Kombinasi dari kedua
Anton (1989), mendefinisikan tindakan yang tidak aman atau unsafe act
kemungkinan terjadinya kecelakaan. Tindakan tidak aman ini dianggap sebagai salah
satu hasil dari kesalahan yang dilakukan baik oleh pekerja yang terlibat secara
Menurut Anton (1989), suatu kondisi lingkungan kerja yang tidak aman adalah
suatu kondisi fisik dari lingkungan pekerjaan dimana dapat meningkatkan peluang
atas kondisi lingkungan pekerjaan yang tidak aman. Hal ini disebabkan karena
tersebut.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Keselamatan dapat diartikan sebagai kondisi bebas dari bahaya; terhindar dari
bencana; aman sentosa; sejahtera; tidak kurang suatu apapun; sehat; tidak mendapat
gangguan dan kerusakan; beruntung; tercapai maksudnya; tidak gagal (Kamus Besar
Bahasa Indonesia).
perhatian yang sama dengan kualitas, jadwal dan biaya. Keterlibatan secara aktif dari
manajemen perusahaan sangat penting artinya bagi terciptanya perbuatan dan kondisi
lingkungan yang aman. Program keselamatan kerja (safety work program) perlu
yang membahas keselamatan kerja individu, pekerjaan dan hal-hal yang diutamakan
mengolah sumber daya proyek menjadi suatu hasil kegiatan berupa bangunan.
Karakteristik proyek konstruksi dapat dipandang dalam 3 (tiga) dimensi, yaitu unik,
yaitu sesuai dengan spesifikasi yang diterapkan (mutu), sesuai dengan time schedule
(jadwal) dan sesuai dengan anggaran yang dialokasikan (biaya). Ketiga diselesaikan
METODE PENELITIAN
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Melalui penelitian manusia
dapat menggunakan hasilnya. Secara umum data yang diperoleh dari penelitian dapat
tingkat penelitiannya, maka jenis Penelitian yang dilakukan adalah termasuk jenis
pengaruh variabel X terhadap Y melalui pengujian hipotesis dan secara umum data
yang disajikan adalah dalam bentuk angka-angka yang akan dihitung melalui uji
statistik. Dengan penelitian ini maka akan dapat dibangun suatu teori yang dapat
Kerangka Penelitian
Diduga ada pengaruh yang signifikan antara variabel Komitmen Top Management
b. Hipotesa 2
Diduga ada pengaruh yang signifikan antara variabel Peraturan dan Prosedur K3 (X2)
c. Hipotesa 3
Diduga ada pengaruh yang signifikan antara variabel Komunikasi Pekerja (X3)
d. Hipotesa 4
Diduga ada pengaruh yang signifikan antara variabel Kompetensi Pekerja (X4)
e. Hipotesa 5
Diduga ada pengaruh yang signifikan antara variabel Lingkungan Kerja (X5) terhadap
f. Hipotesa 6
Diduga ada pengaruh yang signifikan antara variabel Keterlibatan Pekerja (X6)
masukan yang diberikan. Hal tersebut memungkinkan adanya feedback (umpan balik) yang
dapat digunakan sebagai langkah evaluasi dan modifikasi terutama pada proses identifikasi
variabel sebelumnya sampai diperoleh suatu hipotesis yang akan dianalisa untuk menjawab
LATAR BELAKANG
Feed
RUMUSAN MASALAH
back
IDENTIFIKASI VARIABEL
MODEL HIPOTESIS
Pengaruh Budaya K3 terhadap Kinerja Proyek Konstruksi pada Proyek Pembangunan Dermaga Multipurpose Teluk Lam
PENYUSUNAN KUESIONER
YA
PERLU REVISI
PERBAIKAN? KUESIONER
TIDAK
PENGUMPULAN DATA
(PENYEBARAN KUESIONER)
ANALISIS DATA
Uji Validitas
r hitung ≥ r tabel
Uji Reliabilitas
α > 0,6
TIDAK
A
B
Secara Simultan
Fhitung > Ftabel
(F-value) < 0,05
Secara Parsial
thitung > ttabel
(t-value) < 0,05
SELESAI
DAFTAR PUSTAKA
Kesehatan Kerja.
Ramli. S. 2009. Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja OHSAS 18001, Dian
Rakyat-Jakarta.
Erlangga, Jakarta