Anda di halaman 1dari 1

A.

Setting Fisik
Film tersebut menceritakan pemeran Akeelah yakni seorang perempuan jenius yang sangat
disukai oleh guru-guru di sekolahnya namun, ia sering dipandang sebelah mata dan diolok ‘anak
yang aneh’ oleh teman-temannya. Akeelah memiliki rambut hitam, panjang, dan keriting. Ia
merupakan perempuan dengan ras kulit hitam yang ditunjuk oleh gurunya untuk mewakili
sekolahnya dalam perlombaan mengeja kata tingkat internasional. Dia memiliki satu teman
perempuan ia selalu mendukung dan menemani Akeelah di kondisi apapun meskipun ia tahu
kalau Akeelah selalu dibully oleh teman-teman lainnya. Akeelah juga memiliki ayah yang
menjadi penyemangatnya ketika ia merasa di kondisi down meskipun ayahnya tersebut telah
meninggal. Ia memiliki pelatih untuk perlombaan tersebut yakni seorang ketua Departemen
Bahasa Inggris di UCLA yang mendukung Akeelah dalam perlombaan mengeja kata
internasional tersebut. Akeelah juga memiliki keluarga dari kakaknya yang begitu hangat dan
sangat mendukung prestasinya di sekolah. Akeelah memiliki seorang ibu namun ia jarang
menemuinya karena suatu pekerjaannya di rumah sakit. Selain itu, pada saat perlombaan
Akeelah memiliki kepala sekolah yang juga selalu mendukung prestasinya di sekolah bahkan di
perlombaan pengejaan kata tersebut. Pada saat hari perlombaan ia menemukan teman baru laki-
laki yang sangat sportif dan selalu menyemangati Akeelah saat menghadapi perlombaan mengeja
kata.
B. Setting Psikis
Dalam film tersebut pemeran Akeelah memiliki pribadi yang mudah tertekan ketika ia
dibully oleh teman-temannya. Ia perempuan 11 tahun yang mudah menyerah saat merasa down
dan hilang semangat. Bahkan, Akeelah sempat tak mau lagi mengikuti perlombaan tersebut
karena Ia sempat ditertawakan temannya ketika ada satu ejaan kata yang tidak bisa Ia jawab.
Namun, Ia memiliki kakak Dav dan seorang almarhum ayahnya yang selalu bisa membuatnya
bangkit dalam keterpurukan dan saat kondisi tertekan. Mereka lah yang selalu membuat Akeelah
tersenyum kembali. Saat tertekan ia selalu mengingat almarhum ayahnya yang membuatnya
bangkit lagi ketika ia merasa sedih setelah dibully oleh teman-temannya di sekolah. Meskipun
Akeelah selalu dibully dan selalu merasa hampir menyerah dengan perlombaan eja kata tersebut
Ia tetap memiliki keluarga dan teman yang selalu mendukungnya kapan saja. Meskipun
seringkali ketika perlombaan Akeelah merasa demam panggung, Ia selalu bisa melawannya dan
berhasil dalam menghadapi lombanya.

Anda mungkin juga menyukai