Anda di halaman 1dari 3

Masa Pandemi COVID-19 memberikan dampak yang besar terhadap sektor

perekonomian Indonesia. Adanya Pandemi COVID-19 mau tak mau mengubah pola
interaksi suatu usaha dengan pelanggan. Berbagai usaha makro hingga mikro
(UMKM) pun turut merasakan ‘kemacetan’ bisnis. Masyarakat yang lebih banyak
tinggal di rumah membuat banyak bisnis merasakan penurunan penjualan, bahkan
kehilangan pelanggan. Agar perusahaan dapat bertahan, berbagai pelaku usaha dapat
melakukan adaptasi dan mode survival. Dalam upaya mempertahankan serta
mengembangkan usaha pada saat pandemi seperti ini, strategi yang paling efektif
ialah dengan memiliki pandangan fleksibilitas . Adanya perubahan lingkungan
membuat fleksibilitas menjadi satu dari berbagai prioritas persaingan yang ada dalam
perusahaan. Fleksibilitas biasanya menyangkut kemampuan menanggapi atau
menyesuaikan dengan situasi yang baru. Aaker dan Mascarenhas (1984)
mendefinisikan fleksibilitas sebagai kemampuan organisasi untuk beradaptasi dengan
perubahan lingkungan yang substansial dan tidak pasti yang membutuhkan
kemampuan untuk bereaksi secara cepat dan berdampak pada kinerja. Fleksibilitas
juga merupakan kemampuan organisasi menanggapi permintaan yang berbeda dari
lingkungan yang bersaing (Sanchez, 1995). Fleksibilitas juga merupakan kemampuan
organisasi untuk mengubah kebijakan, praktik atau prosedur secara mudah dan cepat
untuk menyesuaikan perubahan lingkungan permintaan (Rowe & Wright, 1997).
Konsep fleksiblitas ini cocok diterapkan dari adanya perubahan lingkungan dan
kekacauan yang disebabkan dari Pandemi Covid 19, sehingga perusahaan mampu
menanggapi atau menyesuaikan operasional usahanya dengan situasi yang baru.
Konsep fleksibilitas ini dapat dilakukan oleh perusahaan untuk beradaptasi dan
berinovasi dengan menyesuaikan kebutuhan baru pelanggan dan menciptakan
hubungan yang baru dengan pelanggan. Strategi yang dapat diterapkan dari konsep
fleksibilitas antara lain :
1. Melakukan inovasi produk dengan menyesuaikan kebutuhan pelanggan
Menciptakan inovasi produk berdasarkan kebutuhan adalah salah satu strategi
bisnis untuk bertahan di tengah pandemi. Contohnya kelangkaan masker
medis pada saat pandemic terjadi, membuat para pengusaha melakukan
inovasi dan mengambil peluang dengan memproduksi masker kain. Restoran
yang sepi karena adanya pembatasan interaksi pun beralih memasuki
penjualan online dengang menyediakan catering, hingga frozen food yang
dapat disimpan sebagai stok bagi para pelanggannya. Intinya, fleksibilitas
produk adalah segalanya. Dengan memahami kebutuhan pasar yang sedang
meningkat, dan berinovasi, akan lebih mudah mempertahankan kelangsungan
bisnis di tengah pandemi ini.
2. Menciptakan dan meningkatkan kualitas produk untuk mendapat kepercayaan
pelanggan
Kualitas produk perlu diperhatikan mulai dari penggunaan bahan baku, proses
produksi, pengecekkan produk, hingga packaging tetap steril dan aman
sebelum dikirimkan ke konsumen. Perusahaan dapat melakukan komitmen
sanitasi. Misalnya, para pramusaji restoran selalu mengenakan masker dan
sarung tangan untuk memastikan makanan dan minuman yang dibuat steril,
menyediakan hand sanitizer bagi jasa delivery yang mengambil barang
pesanan, dan sebagainya. Hal Ini dilakukan agar produk tetap diterima baik
oleh konsumen.
3. Mengubah metode pengenalan atau penjualan produk dengan beralih kepada
metode Online shop
Di situasi seperti ini dimana masyarakat meminimalisir interaksi langsung,
perilaku berbelanja masyarakat pun ikut berubah. Banyak kegiatan maupun
transaksi yang beralih ke online. Salah satu cara untuk menghadapi disrupsi
ini adalah sigap beradaptasi dengan keadaan, seperti mengalihkan strategi
penjualan ke online dengan memanfatkan media sosial dan e-commerce.
Pemanfaatan e-commerce ini dapat menekan biaya operasional perusahaan
karena pendaftaran diri ke e-commerce tidak memerlukan biaya. Pengelolaan
ketersediaan produk pun mudah karena sistem automasi yang ditawarkan.
Metode pembayaran pada e-commerce juga lebih terpercaya dan
memudahkan konsumen karena menggunakan metode third party. Dengan
sistem pembayaran yang terintegrasi dapat memudahkan pelanggan untuk
bertransaksi. Selain itu, perusahaan juga dapat memanfaatkan berbagai fitur
dan promo yang ditawarkan oleh e-commerce kepada calon konsumen.
4. Maksimalkan layanan pengiriman di hari yang sama (same day delivery)
Kondisi pandemi yang berdampak pada beralihnya bisnis melalui jalur online,
membutuhkan partner yang bisa memastikan produk diterima konsumen
dengan cepat dan aman. Karenanya, layanan logistik same day
delivery menjadi populer untuk memenuhi kebutuhan pelanggan sehari-hari.
Selain pengiriman yang hanya membutuhkan waktu 3-6 jam, anda juga tidak
perlu khawatir bila melakukan pengiriman produk yang berisiko basi maupun
barang pecah belah.
5. Melakukan promosi penjualan yang tepat
Adanya pandemic Covid 19 yang mempengaruhi kondisi ekonomi semua
sektor, membuat konsumen memperhitungkan semua biaya yang
dikeluarkannya. Dengan adanya promosi yang tepat, akan memberikan nilai
lebih kepada perusahaan untuk pelanggan membeli produknya. Promosi yang
dapat dilakukan perusahaan sebagai contohnya adalah pemotongan harga atau
pemberian bonus pada setiap minimum jumlah pembelian tertentu.
6. Melakukan strategi pemasaran yang kreatif
Adanya pembatasan interaksi diluar rumah membuat konsumen lebih banyak
menghabiskan waktunya dirumah yang terfokus terhadap digitalisasi dalam
setiap kegiatannya. Dengan hal tersebut, perusahaan dapat melakukan strategi
pemasaran yang kreatif untuk mempromosikan produk mereka melalu media
yang ada seperti membuat video yang mengharukan atau lucu, aneka ilustrasi
atau meme, hingga surat elektronik yang bersifat personal atau unik.
Selain konsep fleksibilitas yang dapat diterapkan, perusahaan juga dapat menerapkan
strategi kepemimpinan biaya (cost leadership strategy) dimana strategi ini
mempunyai sasaran untuk mengurangi biaya, dilakukan dengan input yang berbiaya
rendah dan sistem operasi yang lebih efisien. Hal yang dapat dilakukan untuk
menekan biaya operasional perusahaan yaitu dengan memangkas biaya produksi, atau
mengurangi biaya tenaga kerja, ataupun menurunkan jumlah produk atau
menurunkan harga produk yang beredar demi menjaga keberlangsungan perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai