Anda di halaman 1dari 6

Nama : dinda febrianty

Npm : 201915500100
Kelas : R4B, Pendidikan sejarah
Mata kuliah : bubliografi sejarah
Dosen : Ahmad Kosasi M. Pd
Hari/tanggal : sabtu, 19 juni 2021

Sejarah modern awal asia tenggara : BAB II/Anthony reid/ Pengantar: R.Z.
Leirissa
Cetakan pertama Januari 2004
Cetakan kedua Februari 2019
Penerbit LP3ES, anggota IkapI
Jl. Pangkal Jati No.71, Cinere, Depok
Telp. 021 2765 4119 Fax: 021 2912 5449
E-mail : lp3es@lp3es.or.id
© Hak terjemahan bahasa Indonesia pada penerbit
Diterbitkan atas kerja sama dengan Toyota Foundation
Diterjemahkan olegh Sori Siregar, Hasif Amini, dan Dahris Seriawan
Disunting oleh Dwi Arya Wisesa
Disain sampul: Yahya S, bersumber dari desain Travin Jitidejarak dalam edisi asli
buku ini.

Islam di Asia Tenggara mengkaji kepada kita bukti-bukti dari dalam maupun
dari luar Mengenai sejarahnya, seperti tradisi keagamaan lainnya. Hampir seluruh
kronik Asia Tenggara menggambarkan peristiwa peristiwa gaib yang menyertakan
peralihan sebuah negara menjadi Islam, namun perbedaan di antara jenis campur tangan
inilah tentu perlu pula diperhatikan. Kronik kronik ini tidak ragu menggambarkan
kekuasaan para penguasa dan asal-usul negara dengan mengungkapkan konsep
kekuatan magis yang berasal dari masa pra-islam, namun tampak jelas deskripsi Proses
Islamisasi dijaga agar tetap berada di dalam batas-batas yang dapat diterima oleh
kalangan muslim di sebagian besar dunia. Motif perpindahan agama paling jelas
ditunjukkan dalam hikayat Banjar adalah bahwa pemimpin jipang di Jawa Timur
"Terkesima melihat pancaran Raja bungsu yaitu Raden Rahman ketik dari cerita cerita
babad yang berasal dari, menurut Ricklefs 72.
"tradisi setengah Islam" Jawa muncul kisah lebih terang-terangan bersifat heterodoks
dalam jenis kekuatan yang khususnya dikaitkan dengan tokoh-tokoh mistik besar seperti
Sunan Kalijaga dan Syeh Siti Siti Jenar.
Pihak-pihak yang berpolemik mengajukan satu dari dua sudut pandang berikut
ini sebagai penjelasan yang memadai tentang Islamisasi Asia Tenggara, sedemikian
rupa sehingga timbul perdebatan yang agak keliru. Van leur dan schireke, di satu sisi,
menekan perubahan pola perdagangan dan dominasi orang muslim dalam perdagangan
Samudra Hindia dari abad ke-12 sampai abad ke-16 dan menegaskan bahwa faktor-
faktor politik lebih krusial dibanding faktor Niaga.
Namun, setiap orang Asia Tenggara yang memeluk agama Islam juga mesti
menjalani proses peralihan batiniah sendiri, rekonsiliasi antar asumsi-asumsi mengenai
tata dunia yang dianut sejak lama dengan segi-segi pokok yang ditawarkan oleh dokter
yang baru. Meski demikian dengan memadukan bukti sejarah pada periode yang
dimaksud dengan wawasan pengetahuan para antropolog tentang sifat pengalaman dan
perpindahan agama orang Asia Tenggara, perdebatan ini bisa dilanjutkan pada sejumlah
bidang yang penting.
pada abad ke-16 dan 17 dari sumber-sumber Spanyol dan Portugis tentang
keyakinan agama orang Luzon, visaya, dan Sulawesi Selatan ( Bugis dan Makassar)
sebelum masing-masing pindah ke agama Kristen dan Islam. Hindu Bali tampaknya
hanya melakukan sedikit perubahan terhadap cara cara memperlakukan orang yang
sudah wafat, dengan sesajian dan upacara kematian yang Bahkan hingga kini masih
menduduki tempat penting seperti dalam tradisi tradisi kecil " animisme ".
Dibandingkan dengan pola umum ini Oma lingkup pengaruh kaum Brahmana kepada
sebagian besar istana kerajaan jauh lebih terbatas kecuali barangkali di beberapa pulau
Jawa.
Islam memperlihatkan kepada orang Asia Tenggara bahwa agama ini
mempunyai cara tersendiri yang menjamin arwah orang meninggal berada dalam
keadaan tenang, termasuk memohon dengan khusyuk bantuan arwah itu bagi
kesejahteraan mereka yang masih hidup Namun kita akan keliru jika menganggap
sufisme ini semata-mata jalan untuk mencapai penyatuan langsung atau ecstatic dengan
Allah sebagaimana diajarkan dalam teks-teks Islam Melayu dan Jawa awal. Kekuatan
spiritual orang-orang suci yang telah meninggal digunakan untuk menolong mereka
yang masih hidup, sebagai melalui rantai silsilah dalam genealogi spiritual yang
menghubungkan setiap ulama Susi sampai akhir Berujung pada pendiri tarekat.
Unsur-unsur sufisme seperti itu dapat ditemukan di seluruh dunia muslim tetapi
terutama tampak jelas di India dan Asia Tenggara tempat agama yang sering menyebar
ini cenderung mengambil bentuk"waliyulloh Islam " sebuah kitab penuntun moral
kalangan muslim Ortodoks Jawa pada abad ke-16 memperingatkan para pembaca untuk
waspada terhadap qadiriyah, tarekat paling populer saat itu, dan menyerukan, "adalah
sesungguhnya musyrik untuk mengatakan bahwa para imam besar lebih tinggi daripada
nabi atau menempatkan para wali di atas para nabi dan bahkan di atas junjungan kita
nabi Muhammad SAW"
Untaian untaian kosakata doa berubah ke dalam bentuk yang Islami jauh lebih
cepat daripada tujuan yang dicapai oleh pemakainya namun ada beberapa Apa istilah
asli yang tetap bertahan. Kata ngaji yang bisa digunakan untuk membaca Alquran, baik
untuk kepentingan arwah orang yang telah meninggal atau kepentingan lainnya adalah
sebuah kata Austronesia yang barangkali berasal dari akar kata yang sama dengan
istilahnya dengan ngaji yang masih digunakan sampai sekarang oleh para animisme di
Flores untuk menggambarkan doa-doa ritual yang ditunjukkan kepada arwah nenek
moyang.
Kerumitan upacara pra-islam untuk memperingati orang yang sudah mati dalam
perjalanan menuju alam Bangka berangsur-angsur digantikan dengan praktik Islam dan
proses ini mudah dilihat di daerah yang relatif baru islamisasinya seperti Sulawesi
Selatan. Sampai sekarang pun masih banyak orang Bugis yang menyisihkan sebagian
harta kekayaan mereka dengan sebutan ampikale, semula dimaksudkan untuk menutupi
biaya yang sangat besar pada pesta perjamuan 40 hari setelah kematian. Simpanan itu
itu sekarang diberikan sebagai imbalan bagi anggota keluarga yang paling banyak
menanggung beban perawatan mendiang di usia tuanya.
Dalam dunia Arab, bulan yang dianggap paling tepat untuk menghormati orang
mati adalah bulan pada ke-7, meski kebiasaan ini tidak berlaku di dunia islam Asia
Tenggara. Namun hal lain yang tidak kalah penting adalah hubungan yang dikenal
umum antara penghormatan kepada leluhur dengan upacara keagamaan yang berkaitan
dengan bulan puasa dan perayaan yang akhirnya, idul fitri titik oleh karena itu, pilihan
bulan ke-8 untuk menghormati leluhur barangkali berasal dari fase peralihan
sebelumnya di mana perayaan Idul Fitri dan ritual berpuasa serta berbuka puasa
menggantikan berbagai perayaan yang secara tradisional menyertai ritual kematian dan
doa-doa.
Urbanisasi dan Perubahan Sosial
Pengetahuan kita tentang periode awal ini masih sangat terbatas rumah namun
tidak dapat diragukan lagi bahwa skala perdagangan Asia Tenggara mulai melesat
sangat pesat pada Penghujung abad ke-14 dan terus berlanjut hingga abad ke-17.
Sebagian lagi disebabkan oleh peningkatan besar-besaran kegiatan dagang orang Cina
di Asia Tenggara yang berkaitan dengan dinasti Ming awal titik hasil perdagangan ini
kota-kota berkembang dengan kecepatan sangat mencekam titik Pedagang pedagang
India membawa metode tidak kalah maju dibandingkan dengan metode dunia lainnya.
Tekanan urbanisasi dan perubahan sosial yang pesat dapat dipandang dari
perspektif penduduk desa yang memasuki pusat-pusat perdagangan yang sedang
bertumbuh pesat dari sudut pandang masyarakat secara keseluruhan yang terbuka
menghadapi perubahan sosial yang cepat ketika peran mereka dalam perdagangan dunia
yang meningkat. Orang Makassar keterbukaan terhadap perubahan dan gagasan baru
karena Sangat besar laju urbanisasi mereka.
Islamisasi Makassar berjalan sangat luar biasa bukan lantaran cepat perubahan
sosial yang menyertai melainkan lebih karena orang-orang Makasar menghadapi pilihan
riil antara Kristen dan Islam. Orang-orang Makassar mendapat keuntungan baik dari
perdagangan Portugis maupun Melayu dan memiliki jumlah pengetahuan mengenai
doktrin kedua agama itu. Keputusan yang diambil secara sadar untuk memilih salah satu
diantara kedua agama yang sama-sama penting itu tidak ada pada Kebanyakan orang
Asia Tenggara. Belum lama ini seorang antropolog menggambarkan eksperimentasi
religius yang terus-menerus di kalangan Dayak ngaju di Borneo yang beralih dari
seorang saham Na atau sekumpulan roh ke sana atau kumpulan roh lain sejalan dengan
hasil-hasil yang dirasakan.
Di tempat-tempat yang tidak dapat dijangkau oleh pengaruh Brahmana awal
dengan penghormatan terhadap kerajaan didukung oleh ritual keagamaan, sedikit yang
dapat menghambat para pedagang yang membawa kekayaan dan kekuasaan baru ini
untuk melakukan asimilasi secara menetap ke dalam ajaran Islam. Beberapa cerita
tradisi Ternate yang tercatat kemudian tidak membuat perbedaan antara Kedatangan
para pedagang muslim dengan anne-marie Ma and Islam secara formal.
Negara-Negara Besar
Di tempat lain, di negara-negara kota besar, situasi negara berkembang menjadi
"raja adalah penyembah berhala sedangkan pedagang adalah orang more. " namun
istana-istana memiliki sejumlah tradisi kerajaan bersifat sakral yang tentu tidak sesuai
dengan Islam, dan khususnya mereka memandang rendah semua komunitas pedagang
sebagai orang-orang bersetatus relatif rendah.
Perkawinan campuran antara pedagang atau Syahbandar dengan lingkaran istana
kerapkali disebut-sebut dalam hubungan itu namun dalam arti tertentu hal ini
mengadakan sesuatu yang belum pasti terjadi. Penguasa Brahmana Budha mungkin saja
tidak keberatan mengambil gadis-gadis kalangan bawah sebagai sopir atau istri, tetapi
untuk menerima mereka sebagai pasangan pernikahan dengan berstatus sederajat
sebagaimana diajarkan oleh Islam tampaknya tidak mudah, sehingga justru
menghambat Islamisasi bukan mendorong proses ini.
Faktor penting disini adalah bahwa masing-masing negara yang sebenarnya
enggan menerima Islam akan berada dalam bahaya dikepung oleh negara saingan. Di
satu sisi negara-negara muslim yang menjadi pelopor itu telah membantu Islam dapat
dihormati dalam pedagang istana istana Brahmana yang lebih keras kepala, dalam
sejumlah kasus bahkan mampu menarik anggota-anggota saingan dinasti yang berkuasa
untuk beralih pihak mereka.
Hampir semua kronik pribumi sangat berhati-hati dalam menentukan
kesinambungan antara penguasa penguasa Islam baru dengan dinasti sebelumnya
terkadang melalui cara pembenaran yang mudah dimengerti titik informan informan QR
mengenai Jawa kemungkinan besar adalah orang Jawa dan pandangan mereka yang
merendahkan asal-usul keturunan penguasa penganut sisir sebagian mungkin
merupakan hasil dari persaingan dinasti dan politik. Aura magis kedaulatan yang
menyelimuti seorang penguasa yang mempengaruhi magnet berkuasa adalah senjata
utama dalam menghadapi pesaing yang hendak merebut Tahta kita harus memberikan
perhatian khusus Bagaimana Islam bisa menembus lingkar istana, setidaknya pada
kasus Jawa yang sulit ini.
Kekuatan Senjata
Kronik kronik sendiri biasanya tidak menolak untuk memenangkan kan
kemenangan kemenangan bersenjata Islam dalam perjuangan suci. Keunggulan jasmani
orang muslim, bahkan di Filipina, tidak mengganggu masuk mereka titik Islam akan
tersebar lebih lambat tanpa peperangan semacam itu titik bahkan mungkin tidak pernah
tersebar sama sekali di beberapa tempat seperti di Jawa Timur dan Jawa Barat.
Muslim memiliki keunggulan berbanding dengan hindu-budha yang menjadi
lawan. Tetapi pengetahuan tentang pembuatan senjata tersebar luas di kalangan unsur-
unsur pedagang Asia Tenggara setidaknya sejak abad ke-16 titik Spanyol menemukan
bengkel pembuatan senapan perunggu di dekat kediaman Raja Sulaiman ketika mereka
menjarah Manila pada 1570. Cetakan yang terbesar dipakai untuk membuat meriam
sepanjang 17 kaki mirip culvierin. Orang Melayu sering disebut sebagai yang paling
menonjol dalam pasukan bersenjata Makassar, orang-orang Jawa dan Gujarat di
Malaka, orang Cina di Jawa dan seluruh pendatang Asia di Banjarmasin. Orang Eropa
yang datang belakangan pun diharapkan memainkan peran serupa seperti mereka.
Unsur keunggulan lainnya adalah keimanan kepercayaan muslim itu sendiri
faktor terakhir ini tidak bisa dianggap remeh jika kita mengingat konsep isi kekuasaan
di kalangan penduduk Asia Tenggara yang berwatak sangat religius Oleh karena itu
sama pihak pertama yang sedikit menelan korban tampaknya yang akan menentukan
hasil akhir dari sebuah pertempuran.
Contoh Daratan Asia Tenggara
Orang-orang sampah berorientasi Niaga yang berlayar meninggalkan tanah air
dan menetap di sekitar ibukota Kamboja dekat pnonpenh Sekarang semua adalah
muslim Mama atau setidak-tidaknya memeluk Islam menjelang tahun 1600 Ketika
Belanda mendesak keluar perdagangan muslim dari pusat-pusat perdagangan di
nusantara jumlah pengungsi politik ekonomi yang masuk ke ayutthaya dan Kamboja
cenderung bertamba. Faktor-faktor yang melatarbelakangi my Herbe dan ini akan
memperjelas proses terjadinya Islamisasi di wilayah Asia Tenggara di luar pelabuhan
itu.
Unsur kekuatan muslim muncul dari krisis ini disertai sejumlah klaim sebagai
pembawa sejati kemerdekaan Kamboja dan dengan demikian mereka dapat bercokol
hampir Sepanjang Abad ke-17. Seteru utama mereka sekarang di Kamboja maupun di
seluruh Asia Tenggara adalah VOC Belanda. Belanda memaksa dia untuk
menandatangani sebuah perjanjian yang amat menguapkan pada 1653, dan oposisi
internal orang Buddha pun mulai meningkat.
Bila alasan utama raja-raja siang seperti yang lain cenderung bersandar pada
pedagang pedagang muslim yang menawarkan bantuan ekonomi maupun militer
melawan Belanda titik sumber utama Persia mengenai kejadian-kejadian isian
bersikeras bahwa orang Persia memiliki peran besar dalam menaiki narai ke tampuk
kekuasaan dan membimbing Raja ini. Pada 1688 duta besar dari golconda dan Aceh
datang secara berturut-turut ke ibu kota siam dan berharap Raja narai Saudi memeluk
agama Islam.
Kumpulan kita perlu membedakan antara kemajuan bertahap yang dibuat oleh
Islam pada masyarakat dengan kemenangan yang berhasil diperoleh oleh istana
kerajaan-kerajaan yang terpengaruh budaya India. Faktor utama pada arah masyarakat
adalah perubahan sosial Asia Tenggara yang pesat dan kemampuan praktik sufi yang
telah tersaring lewat India pada abad ke-13 hingga abad ke-16 melayani dunia roh yang
akrab bagi orang-orang Asia Tenggara. Runtuhnya istana-istana yang terpengaruhi q&a
Hindia ke tangan Islam memerlukan beberapa faktor penjelas tambahan termasuk
jaringan perniagaan dan hubungan upeti yang dimanfaatkan oleh Majapahit dan
perimbangan kekuatan yang berlaku di nusantara khususnya.

Anda mungkin juga menyukai