Anda di halaman 1dari 8

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberi rahmat, taufik serta hidayahnya kepada kami sehingga penulisan makalah “Arus
Bolak Balik” ini dapat berlangsung dengan lancar. Pembuatan makalah ini ditujukan untuk
memenuhi tugas mata kuliah Fisika Lanjut.
Dalam hal ini kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Syarif Barnas.,
M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah fisika lanjut dan semua pihak yang membantu
kami dalam penyusunan makalah Arus Bolak Balik ini.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan
makalah ini, oleh karena itu demi kesempurnaannya kritik dan saran yang bersifat
membangun sangat kami harapkan demi perbaikan untuk masa mendatang.

PEMBAHASAN
ARUS DAN TEGANGAN BOLAK-BALIK

A. Pengertian Arus dan Tegangan Bolak-Balik

Dalam zaman moderen sekarang ini kebutuhan akn energi listrik merupakan
kebutuhan yang sangat pokok. Pada saat ini hampir semua perkantoran dan industri
menggunakan energi listrik yang jumlahnya semakain lama semakin besar. Pemerintahpun
berusaha untuk memenuhi kebutuhan energi listrik dengan membangun pembangkit tenaga
listrik. Saat tenah telah banyak dibangun proyek-proyek untuk untuk pembangkit Tenaga
Listrik Negara dengan berbagai sumber tenaga yang digunakan untuk menjalankannya,
misalnya PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap), PLTD (Pembangkit Listrik Tenaga DIsel),
PLTG (Pembangkit Listrik Tenaga Gas/Panas Bumi), PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga
Air), dan sebagainaya.
Pada umumnya tenaga listrik yang dihasilkan oleh berbagai sumber pembangkit
renaga listrik tersebut adalah berupa arus bolak-balik dan tegangan bolak-balik yang
dihasilkan oleh generator yang digerakkan dengan energi yang berasal dari sumber daya
alam.
Arus dan tegangan bolak-balik yaitu arus dan tegangan listrik yang arahnya selalu
berubah-ubah secara kontinu/periodik, seperti telah dijelaskan pasa bab sebelumnya dalam
hukum Faraday bahwa adanya perubahan fliks magnetik yang dilingkupi oleh kumparan akan
menyebkan timbulnya GGL induksi pada ujung-ujung kumparan dan jika antara ujung-ujung
kuparan tersebut dihubungkan dengan kawat penghantar akan mengalir arus listrik melalui
penghantar tersebu. Berdasarkian prinsip hukum Faraday inlah dibuat sebuah generator atau
dinamo, generator dan dinamo adalah suatu alat yang digunakan untuk mengubah energi
mekanik (energi gerak) menjadi energi listrik
Tegangan listrik dan arus listrik yang dihasilkan generator berbentuk tegangan dan
arus listrik sinus soidal, yang berarti berasarnya nilai tegangan dan kuat arus listriknya
sebagai fungsi sinus yang sering dinyatakan dalam diagram fasor (fase vaktor). Diagram
adalah untuk menyatakan suatu besaran ysng nilainya berubah secara kontinu, fasor
dinyatakan dengan suatu vektor yang nilainya tetap berputar berlawanan dengan putaran
jarum jam. Apabila generator tersebut dihubungkan dengan suatu penghantar R dan
menghasilkan tegangan maksimum sebesar Vmax, maka tegangan dan arus listrik yang
melewati penghantar tersebut dinyatakan:
V=Vmax sin t
I=Imax sin t

Gambar 1 (a) arus listrikmelalui penghantar , (b) Grafik arus dan tegangan sebagai fungsi
waktu

1. Pengertian Sudut Fase dan Beda Fase dalam Arus Bolak Balik

V = Vmax sin ωt dan I = Imax sin (tω + 90°)

Arus dan tegan bolak-balik (AC) dapat dilukiskan sebagai gelombang sinussoidal, jika
besarnya arus dan tegangan dinyatakan dalam persamaan:

V = Vmax sin ωt

I = Imax sin (tω + 90°)

Dimana ωt atau (tω + 90°) disebut sudut fase yang sering ditulis dengan lambang disebut
sudut fase yang sering ditulis dengan lambang θ. Sedangkan besarnya selisih sudut fase anda
kedua gelombang tersebut disebut beda fase. Berdasarkan persamaan tegangan dan kuat arus
listrik tersebut dapat dikatakan bahwa antara tegangan dan kuat arus listrik terdapat beda fase
sebesar 90° dan dikatakan arus mendahului tegangan dengan beda fase sebesar 90° apabila
dilukiskan dalam diagram fasor dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2. Grafik arus dan tegangan sebagai fungsu waktu 90°

2. Nilai Efektif Arus dan Tegangan Listrik Bolak-Balik


Nilai tegangan dan arus bolak balik selalu berubah secara periodik sehungga menyebabkan ,
kesulitan dalam mengadakan pengukurannya secara langsung. Oleh karena itu, untuk
mengukur besarnya tegangan dan kuat arus listrik bolak-balik (AC=alternating Current)
digunakan nilai efektif, yang dimaksud dengan nilai efektif arus dan tegangan bolak-balik
yaitu nilai arus dan tegangan bolak-balik yang setara dengan arus searah dalam waktu yang
sama akan menghasilkan kalor yang sama. Semua alat-alat ukur arus bolak-balik
menunjukkan nilai efektifnya. Hubungan antara nilai efektif dan nilai maksimum dapat
dinyatakan dalam persamaan:

V max
V= = 0,707 Vmax
√2

Dan

I max
I= = 0,707 Imax
√2

3. Nilai Rata-Rata Arus Listrik Bolak Balik

Nilai rata-rata arus bolak-balik yaitu nilai arus bolak-balik yang setara dengan arus
searah untuk memindahkan sejumlah muatan listrik yang sama dalam waktu yang sama.
Hubungan antara nilai arus dan tegangan listrik bolak-balik dengan nilai arus dan tegangan
maksimumnya dinyakan dalam persamaan:

2 I max
I r=
π

Dimana:
Ir = kuat arus rata-rata
Imax = kuat arus maksimum

4. Alat Ukur Arus dan Tegangan Bolak-Balik

Alat ukur arus dan tegangan bolak-balik (AC) yang paling sederhana dapat menggunakan
multimeter yang di seting sebagai ampere meter AC untuk mengukur arus AC dan dis eting
volt meter AC untuk mengukur tegangan AC. Pada dasarnya alat ukur lisrik arus bolak-balik
tidak menunjukkan nilai yang sesungguhnya, melainkan nilai efektifnya. Misalkan pada alat
ukur amperemeter AC dan voltmeter AC, dari hasil pembacaan pada skala alat tersebut bukan
merupakan nilai yang sesungguhnya, akan tetapi merupakan nilai efektifnya. Sedangkan
untuk melihat nilai yang sesungguhnya, misalkan nilai maksimumnya atau untuk mengetahui
tegangan puncak ke puncak yang sering disebut Vp-p dapat digunakan alat ukur yang disebut
dengan CRO yaitu singkatan dari Cathoda Rays Osciloskop.

a) Alat Ukur Arus dan Tegangan Bolak-Balik (AC) dengan CRO


Pada layar CRO dapat terlihat bentuk grafik dari arus atau tegangan bolak-balik terhadap
waktu. Pada prinsipnya pada sebuah CRO terdapat tombol pengatur vertikal (penguat
tegangan) yang sering disebut Volt/Dive dan tombol pengatur horisontal yang sering disebut
sweeptime yang menyatakan lamanya waktu sapuan ke arah horisontal. Misalkan tombol
Volt/Dive menunjuk pada angka 1 Volt yang artinya tinggi 1 kotak dalam layar CRO tersebut
menyatakan besarnya tegangan 1 Volt sedangkan jika tombol sweeptime menunjuk pada
angka 20 ms yang berarti untuk menempuh satu kotak horisontal pada layar oskiloskop
membutuhkan waktu 20 mili sekon. Misalkan sebuah tegangan sinusoidal arus bolak-balik
pada layar oskiloskop terlihat bahwa 1 gelombang menempati 4 kotak ke arah horisontal dan
6 kotak ke arah vertikal.

Gambar 3. Tampilan pada layar osiloskop


Apabila tombol pengatur vertikal menunjuk pada angka 2 Volt dan pengatur horisontal
menunjuk angka 5 ms. Dapat diperoleh hasil pembacaan sebagai berikut.
Vmax = 3 x 2 Volt = 6 Volt
VP-P = 6 x 2 Volt = 12 Volt
Periode = T = 4 x 5 ms = 20 ms = 2.10-2 s
Frekuensi :
f =¿

b) Alat Ukur Arus dan Tegangan Bolak-Balik (AC) dengan Multimeter


Sedangkan hasil pembacaan pada alat ukur arus atau tegangan bolak-balik (multimeter) dapat
dinyatakan :
rms

di mana :
HP = hasil pembacaan alat ukur
BU = Batas ukur yang digunakan
Dari skala yang terbaca alat ukur pada gambar diatas, kita dapat mencari nilai HP sebagai
berikut :
HP = (5/5)  × 10 Volt = 10 Volt

Gambar 4. Pengukur arus dan tegangan dengan multimeter


B. Rangkaian Arus Bolak-Balik

Rangkaian arus bolak-balik memiliki perbedaan-perbedaan jika dibandingkan dengan


rangkaian arus searah. Perbedaan tersebut bukan hanya pada komponen besaran-besarannya
yang ditinjau secara vektor, tetapi juga pada adanya perbedaan fase antara arus dan
tegangannya. Berikut ini adalah rangkaian arus bolak-balik.

1. Resistor Pada Rangkaian Arus Bolak-Balik


Rangkaian resistif adalah rangkaian yang hanya mengandung hambatan (R) saja. Perhatikan
gambar berikut.

Pada rangkaian ini V dan i memiliki fase yang sama, artinya i dan V mencapai harga
0 dan maksimum bersama-sama.
Diagram fasor pada rangkaian resistif ditunjukkan pada gambar diatas.
Besarnya kuat arus yang melalui hambatan dapat dinyatakan dari hukum Ohm yaitu :
Rms

2. Induktor Pada Rangkaian Arus Bolak-Balik

Rangkaian induktif adalah rangkaian yang hanya terdiri atas induktor (kumparan) dengan
mengabaikan hambatan pada kawat kumparan. Bagan rangkaian induktif ditunjukkan pada
gambar berikut.

Besarnya tegangan pada ujung-ujung induktor sama dengan tegangan sumber, sehingga
berlaku :
Rms

Apabila kita lihat antara persamaan IL (kuat arus dalam induktor) dengan V (tegangan


sumber) terlihat bahwa arus listrik dengan tegangan listrik terjadi selisih sudut fase sebesar
90° atau di mana kuat arus ketinggalan terhadap tegangan dengan selisih sudut fase 90°.
Perbedaan fase antara kuat arus dan tegangan pada induktor dapat digambarkan dengan
diagram fasor sebagai berikut :
Perbedaan fase antara kuat arus dan tegangan pada induktor dapat digambarkan dengan
diagram fasor sebagai berikut :

Apabila kita perhatikan persamaan identik dengan pada hukum ohm di


mana ωL merupakan suatu hambatan yang disebut dengan reaktansi induktif yang diberi
lambang XL yang besarnya dinyatakan
XL  = ωL = 2πƒL
di mana :
XL  = reaktansi induktif (Ohm = Ω)
L = induktansi diri induktor (Henry = H)
ω = frekuensi anguler/sudut (rad/s)
f = frekuensi linier (Hertz = Hz)

Dalam rangkaian induktor jika I menyatakan kuat arus yang mengalir pada induktor, XL
menyatakan reaktansi induktif, Vmax menyatakan tegangan maksimum, dan Vef menyatakan
tegangan efektif tegangan sumber AC berlaku hubungan:
Rms

3.
https://nisrinafp98.blogspot.com/2017/05/arus-bolak-balik.html

Anda mungkin juga menyukai